SUBSTITUSI NUKLEOFILIK
Reaksi Umum :
R
Alkil
halida
YGugus
pengganti
Produk
Mekanisme
SN1
SN2
XGugus pergi
(leaving
group)
Reaksi
umum :
L.G. buruk
Kurang reaktif
R X + Y
stronger
Basa
base
kuat
Contoh :
R Y + X
weaker
Basa
base
lemah
Br + NaF
Basa
SB
F + NaBr
WBBasa
lemah
kuat
+ NaI
Br
WB
K>1
acetone
+ NaBr (s)
I
SB
10
Kinetika Reaksi
Kajian kinetika reaksi disebut kinetika
Kecepatan berkurang dengan menurunnya
konsentrasi tetapi konstanta kecepatan tidak
Satuan kecepatan: [konsentrasi]/waktu sebagai
L/s
Hukum kecepatan adalah mekanisme reaksi
Orde raksi adalah jumlah eksponen konsentrasi
dalam hukum kecepatan misalnya orde kedua
11
12
k2 meningkat
k1 ~ 0
k2 ~ 0
V = k2[RX][Y]
(bimolekular)
V = k1[RX]
(unimolekular)
SN2
SN1
13
14
Reaksi SN2
Reaksi yang melibatkan inversi pada pusat
reaksi
Mengikuti kinetika reaksi orde kedua
Tatanama Ingold menerangkan tahapan reaksi:
S=substitusi
N (subscript) = nukleofilik
2 = kedua nukleofil (alkil halida dan OH) dan
substrat saling mempengaruhi (bimolekular)
15
Proses SN2
Reaksi melibatkan keadaan transisi dimana
kedua reaktan berada bersama-sama
16
17
18
19
20
21
22
23
Gugus pergi
Gugus pergi yang baik mengurangi halangan
reaksi
Anion stabil adalah basa lemah yang biasanya
gugus pergi yang sangat baik dan dapat
mendelokalisasi muatan
24
25
26
Pelarut
Pelarut protik adalah senyawa yang memiliki sifat
asam yang mengandung proton, -OH atau NH,
membentuk ikatan hidrogen dengan muatan negatif
nukleofil. Misalnya alkohol
Energi dibutuhkan untuk memecah interaksi antara
reaktan dan pelarut
Pelarut polar aprotik (pelarut yang tidak
mengandung gugus N-H, O-H, S-H) membentuk
interaksi lebih lemah dengan substrat dan
mengizinkan reaksi lebih cepat
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Realitas SN1
Karbokation biasa bereaksi pada sisi yang
berlawanan dengan sisi gugus pergi
Reaksi yang terjadi disarankan dengan
karbokation yang berjarak dengan gugus pergi
selama terjadi adisi nukleofilik
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
SN1 vs SN2
Efek pelarut
CH3
CH3 H
CH3 C N
N(CH3)2
SN1 vs SN2
A. Efek pelarut
SN1 vs SN2
A. Efek pelarut
destabilisasi Nu,
meningkatkan nukleofilisitas
dalam DMSO
dalam H2O
RX + OH
ROH + X
SN1 vs SN2
B. Kesimpulan
V SN1 meningkat (stabilitas karbokation)
RX =
CH3X
3
V SN2 meningkat (efek sterik)
bereaksi
terutama melalui
SN2
(k1 ~ 0, k2 besar)
dapat
bereaksi
dgn kedua
mekanisme
bereaksi
terutama
melalui SN1
(k2 ~ 0, k1
besar)
50