net/publication/348165475
CITATIONS READS
0 33
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Sabil Mokodenseho on 08 August 2022.
dari Asuransi Jiwa Bersama (AJB) dikenal dengan istilah “terbuka” terhadap
Bumiputra, The Most Inspiring Person. “fundamentalis” dan “tradisionalis” (yang
Ketika terjadi kerusuhan di Ambon, menolak pembaruan dalam pengertian
Muhammad Jusuf Kalla tampil sebagai gereja Katolik) (Notermans, Samson, &
juru damai melalui pertemuan Malino I Jansen, 2011; Momen, 1992).
dan II, begitu juga ketika kerusuhan di Moderasi juga dikenal dalam tradisi
Poso, Sulawesi Tengah (saat itu ia masih Hindu. berkaitan dengan moderasi
menjabat sebagai Menko Kesra RI dalam beragama, ajaran agama Hindu yang
Kabinet Gotong Royong). Ketika terpenting adalah susila, yaitu bagaimana
menjabat sebagai wakil presiden RI, ia menjaga hubungan yang harmonis antara
datang membawa kedamaian di Aceh sesama manusia (Susanti, 2020).
dengan mempertemukan pihak Republik Sementara dalam agama Buddha, esensi
Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka ajaran moderasi beragama dapat dilihat
(GAM) di Helsinki, Finlandia (Smith, dari Pencerahan Sang Buddha yang
2018: xi; Schulze, 2007; Liddle, 2005). berasal dari Sidharta Gautama ((Juwono,
Ketika menjabat sebagai wakil presiden, 2016). Pada saat Pangeran Sidharta
Muhammad Jusuf Kalla memang meninggalkan kehidupan duniawi, ia telah
memiliki sejarah yang panjang dalam mengikrarkan Empat Prasetya yang
dunia usaha dan politik, serta didukung berdasarkan Cinta Kasih dan Kasih
dengan pengalaman organisasi yang Sayang yang tidak terbatas, yaitu
begitu banyak. Ia memang sosok yang berusaha menolong semua makhluk;
aktif sejak duduk di bangku sekolah, tidak menolak semua keinginan nafsu
heran sosok Muhammad Jusuf Kalla keduniawian; mempelajari, menghayati,
begitu kontroversial sebab ia hidup di dan mengamalkan Dharma; berusaha
dalam ranah organisasi dan politik yang mencapai Pencerahan Sempurna
membuatnya harus tegas dan bisa (Sastrahidayat, 2012: 5).
mengambil keputusan secara cepat. Moderasi beragama juga mengakar
dalam tradisi agama Khonghucu. Umat
Moderasi Beragama dalam Keragaman Khonghucu yang junzi (beriman dan luhur
Indonesia budi) memandang kehidupan ini dalam
Semua agama yang diakui di Indonesia kaca mata Yin Yang, karena Yin Yang
pada dasarnya mengenal ajaran moderasi adalah filosofi, pemikiran dan spiritualitas
beragama. Dalam Islam terdapat konsep seorang umat Khonghucu yang ingin
washatiyah, yang memiliki padanan hidup dalam Dao. Yin Yang adalah Sikap
makna dengan kata tawassuth (tengah- Tengah, bukan sikap ekstrem (Nyitray,
tengah), i’tidal (adil), dan tawazun 2010).
(berimbang), (Arafah, 2020). Dengan demikian, pada dasarnya
Sementara dalam tradisi Kristen, semua agama, khususnya yang ada di
moderasi beragama menjadi cara pandang Indonesia memeliki pandangan yang sama
untuk menengahi ekstremitas tafsir ajaran terkait moderasi beragama, yakni proses
Kristen yang dipahami sebagian umatnya. memahami sekaligus mengamalkan ajaran
Salah satu kiat untuk memperkuat agama secara adil dan seimbang, agar
moderasi beragama adalah melakukan terhindar dari perilaku yang menyimpang
interaksi semaksimal mungkin antara atau yang tidak diajarkan didalam agama
agama yang satu dengan agama yang lain, (Kareem & Youssef, 2020; Halik, 2020).
antara aliran yang satu dengan aliran yang Dalam konteks masyarakat Indonesia
lain dalam internal umat beragama yang budayanya cukup beragam, sikap
(Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI, keberagamaan yang ekslusif, yang hanya
2019). Sementara dalam gereja Katolik, mengakui keselamatan dan kebenaran
secara sepihak, tentu dapat menimbulkan Jihadi, & Gunardi, 2019). Moderasi
gesekan antar agama. Umumnya, merupakan budaya Nusantara yang
sejumlah konflik keagamaan yang terjadi berjalan seiring, dan tidak saling
dipicu oleh adanya sikap keberagamaan menegasikan antara agama dan kearifan
yang ekslusif (Komariah, (2020), serta lokal, tidak saling mempertentangkan,
kontestasi antar kelompok agama dalam melainkan berusaha mencari penyelesaian
merebut dukungan umat yang tidak dengan toleran (Arifinsyah, Andy, &
dilandasi sikap toleran dan bijaksana. Damanik, 2020; Ma’arif, 2019).
Konflik keagamaan terjadi hanya Kemudian, dalam beragama, memahami
karena masing-masing menggunakan teks agama dewasa ini terjadi
kekuatannya untuk menang sehingga kecenderungan terpolarisasinya pemeluk
memicu konflik. Salah satu konflik yang agama dalam dua kutub ekstrem, yang
ada tidak dapat dilepaskan dari sejarah satu terlalu mendewakan teks (Ingram,
masa lalu, dimana konflik Whiteside, & Winter, 2020) tanpa
ketidakharmonisan masyarakat berasal. mempertimbangkan kemampuan akal,
Misalnya, dari kelompok komunisme atau dengan kata lain, kitab suci dipahami
(ekstrim kiri) dan Islamisme (ekstrim lalu diamalkan tanpa memahami
kanan) (Mahoney, 2020). Namun dewasa konteksnya. Beberapa kalangan menyebut
ini, ancaman ketidakharmonisan kutub ini sebagai golongan konservatif
masyarakat dan ancaman negara kadang (Sebastian, Hasyim, & Arifianto, 2020).;
berasal dari globalisasi dan Islamisme. Ravenscroft, 2019). Sebaliknya, yang
van Bruinessen (2002) mencontohkan kerap disebut kelompok liberal, terlalu
Darul Islam, yang menginspirasi mendewakan akal sehingga mengabaikan
persemaian ideologi Islamisberhaluan teks itu sendiri (Evans, 2019). Dalam
menentang negara. Sementara di tengah konteks tersebut, penulis ingin
kesenjangan ekonomi dan instabilitas mengatakan bahwa terlalu liberal dalam
politik negara, Islamisme muncul menjadi memahami nilai-nilai ajaran agama juga
ideologi alternatif sebagai jalan keluar sama ekstremnya.
atas berbagai persoalan (O’Neill, 2002). Pada intinya, moderasi harus
Hadiz, 2010). Rabasa (2003) dan Barber dipahami dan dikelola sebagai sebuah
(2001) menilai globalisasi berimplikasi komitmen bersama untuk menjaga
pada penyebaran Islamisme karena bukan keseimbangan, di mana setiap warga
saja mengancam nilai-nilai tradisional masyarakat, apapun suku, budaya, etnis,
masyarakat tetapi juga memperkecil jarak agama, dan pilihan politiknya mau saling
spasial maupun temporal antar negara. mendengarkan satu sama lain serta belajar
Hal tersebut juga diperparah dengan melatih kemampuan mengelola dan
kebijakan politik luar negeri negara- mengatasi perbedaan di antara sesama.
negara Barat, terutama Amerika Serikat, Jelas bahwa moderasi beragama erat
yang dinilai merugikan umat Muslim kaitanya dengan menjaga kebersamaan
(Bergen, 2001). dan memiliki sikap tenggang rasa sebagai
Dalam konteks fundamentalisme warisan leluhur yang mengajarkan saling
agama, maka untuk menghindari memahami satu sama lain yang berbeda
ketidakharmonisan perlu ditumbuhkan (Kawangung, 2019).
cara beragama yang moderat dan inklusif Ajakan dan seruan untuk selalu
atau sikap beragama yang terbuka, yang menggaungkan moderasi, mengambil
disebut sikap moderasi beragama. Dengan jalan tengah, melalui perkataan dan
demikian moderasi beragama merupakan tindakan menjadi tugas kita bersama,
sebuah jalan tengah di tengah termasuk tokoh agama dan pemerintah,
keberagaman agama di Indonesia (Sahid, sehingga tidak sampai menimbulkan
Ravenscroft, I. (2019). Terrorism, religion Susanto, E. H., Loisa, R., & Junaidi, A.
and self-control: An unexpected (2020). Cyber media news coverage
connection between conservative on diversity issues in
religious commitment and terrorist Indonesia. Journal of Human
efficacy. Terrorism and Political Behavior in the Social
Violence, 1-16. Environment, 30(4), 510-524.
Sahid, M. M., Jihadi, A. N., & Gunardi, S. Todo, M. F. L., & Budiarta, I. W. (2018).
(2019). Moderate Islam As A Critical Discourse Analysis on
Solution To Pluralism In The Islamic Kompas Daily Newspaper Report on
World: The Experience Of Profiteering Through the Names of
Indonesia. Al-Shajarah: Journal of President Jokowi and Vice President
the International Institute of Islamic Jusuf Kalla. RETORIKA: Jurnal
Thought and Civilization (ISTAC), 1- Ilmu Bahasa, 4(1), 26-37.
24. van Bruinessen, M. (2002). Genealogies
Sari, D. P. (2018). Analisis Framing of Islamic Radicalism in post-
Pemberitaan Tiga Tahun Suharto Indonesia. South East Asia
Pemerintahan Joko Widodo dan Research, 10(2), 117–154.
Jusuf Kalla di Majalah Gatra. Jurnal Wekke, I. S., Mokodenseho, S., &
Interaksi: Jurnal Ilmu Firdaus, F. (2017). Religious
Komunikasi, 2(2), 202-215. education and tolerance: learning
Sastrahidayat, I. R. (2012). Sang profesor process in high school of minority
mencari Tuhan. Malang: Universitas muslim Indonesia.
Brawijaya Press. Wekke, I. S., & Mokodenseho, S. (2017,
Sayers, S. (2020). Marx and September). Religious teaching and
Progress. International Critical learning in minority Muslim of
Thought, 10(1), 18-33. Manado Indonesia. In 2nd
Schulze, K. E. (2007). Mission not so International Conference on
impossible: the Aceh monitoring Education, Science, and Technology
mission and lessons learned for the (ICEST 2017). Atlantis Press.
eu. Friedrich Ebert Stiftung. Winter, C., Neumann, P., Meleagrou-
Sebastian, L. C., Hasyim, S., & Arifianto, Hitchens, A., Ranstorp, M., Vidino,
A. R. (2020). Conservative Islam and L., & Fürst, J. (2020). Online
the dilemma of Indonesian Extremism: Research Trends in
democracy. Rising Islamic Internet Activism, Radicalization,
Conservatism in Indonesia: Islamic and Counter-Strategies. International
Groups and Identity Politics, 210. Journal of Conflict and Violence
Sirajuddin, S., & Dahlan, M. (2018). (IJCV), 14(2), 1-20.
Muhammad Yusuf Kalla: Yustisia, W., Putra, I. E., Kavanagh, C.,
Membangun Visi Perdamaian Whitehouse, H., & Rufaedah, A.
Agama dan Kemakmuran Bangsa (2020). The role of religious
Indonesia. Yogyakarta: Pustaka fundamentalism and tightness-
Pelajar. looseness in promoting collective
Smith, C. (2018). Resilience and the narcissism and extreme group
localisation of trauma in Aceh, behavior. Psychology of Religion
Indonesia. Singapore: NUS Press. and Spirituality, 12(2), 231.
Susanti, K. D. (2020). Ajaran Susila
Hindu dalam Membangun Karakter
dan Moralitas. Haridracarya. 1(1),
92-100.