Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/348165475

Moderasi Beragama Perspektif Muhammad Jusuf Kalla

Preprint · January 2021


DOI: 10.31219/osf.io/ad296

CITATIONS READS

0 33

3 authors, including:

Ismail Suardi Wekke Sabil Mokodenseho


Institut Agama Islam Negeri Sorong Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta
611 PUBLICATIONS   1,013 CITATIONS    36 PUBLICATIONS   37 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Southeast Asia View project

Mistar: Jurnal Pendidikan View project

All content following this page was uploaded by Sabil Mokodenseho on 08 August 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Journal Mistar xx (xx): xx-xx (20xx)
DOI: xxxxxxxxxxxxxxxxxx

Moderasi Beragama Perspektif Muhammad Jusuf Kalla

Ardillah Abu1*, Ismail Suardi Wekke2, Sabil Mokodenseho3


1
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Email; ardillah_abu@iainpalu.ac.id
2
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong, Email; iswekke@gmail.com
3
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Email: sabil.mokodenseho@gmail.com

______________ Abstract: Moderasi beragama sangat penting dalam rangka


Article History: membangun hubungan yang harmonis di tengah masyarakat yang
Received: xxxx xx, 20xx agamanya beragam, termasuk Indonesia. Menggaungkan moderasi
Revised: xxxx xx, 20xx
Accepted: xxxx xx, 20xx
beragama adalah tugas seluruh masyarakat beragama termasuk para
Published: xxxx xx, 20xx tokoh bangsa yang menjadi panutan. Untuk itu, penelitian ini
berusaha mengahadirkan pandangan Muhammad Jusuf Kalla terkait
moderasi beragama. Melalui metode kepustakaan, penelitian ini
_________ menemukan konflik bernuansa agama terjadi, selain karena
Keywords: perbedaan ideologi, juga disebabkan oleh ketidakadilan ekonomi,
Muhammad Jusuf Kalla, Moderasi sosial, hukum dan politik. Untuk mengantisipasi konflik yang
Beragama, Persaudaraan, Keadilan bernuasa agama tersebut, Muhammad Jusuf Kalla sangat
menekankan pentingnya moderasi beragama untuk dijalankan.
Sebagai tokoh yang intens menyuarakan moderasi beragama,
________________________
*Correspondence Address: Muhammad Jusuf Kalla mengatakan moderasi beragama harus
xxxxxxxxxx@xxxxx.xxx dimulai dengan rasa persaudaraan, baik persaudaraan antara umat
beragama, persaudaraan dalam berbangsa dan bernegara, serta
persaudaraan antar sesama manusia.

PENDAHULUAN berdampingan dengan damai sebagai satu


Anugerah terbesar yang dimiliki bangsa kesatuan yang dibingkai dalam pandangan
Indonesia antara lain adalah keragaman hidup kebhinekaan sesuai dengan
agama, ras, etnis, suku, bahasa dan semangat Pancasila dan UUD 1945
stratafikasi sosial (Birnie-Smith, 2020; (Iwamony, 2020; Setiadi, 2020; Wekke,
Meyer & Waskitho, 2020; Wekke & Mokodenseho, & Firdaus, 2017).
Mokodenseho, 2017). Keberagaman Berbagai tantangan umat Islam di
tersebut seharusnya adalah dapat menjadi Indonesa dari pandangan yang anti
sumber kekuatan, namun dapat juga keberagaman yaitu adanya sebagian dari
menjadi ancaman, tantangan dan kelompok Islam berpandangan ekstrem
benturan, serta sumber konflik yang erat dan ketat menafsirkan teks-teks
kaitannya dengan sikap atau cara pandang keagamaan dan memaksakan pandangan
seseorang yang “anti keberagaman” tersebut dikalangan umat Muslim (Sirozi,
(Damanik, 2020; Mokodenseho & 2020; Komariah, 2020; Muthuswamy,
Wekke, 2017). Cara pandang ekstrimisme 2020; Ramzy, 2020). Gerakan kelompok
terkait ajaran agama yang dianut menjadi ekstrem semakin massif dan telah
tantangan bangsa Indonesia yang menggunakan media sosial sebagai basis
mayoritas Islam (Hadi, 2020), namun di gerakannya (Gaudette, Scrivens, &
sisi lain terdapat berbagai agama dan etnis Venkatesh, 2020; Susanto, Loisa, &
yang sejak dahulu hidup saling Junaidi, 2020; Winter, Neumann,

© 2020 HMI Komisariat Tarbiyah dan Keguruan Cabang Gowa Raya


Title | Author

Meleagrou-Hitchens, Ranstorp, Vidino, & kebencian terhadap kelompok lain yang


Fürst, 2020). Kecenderungan lain yang berbeda dengan pemahamnnya.
juga ekstrem dengan bersikap longgar Kajian tentang tokoh Muhammad
dalam beragama dan tunduk pada perilaku Jusuf Kalla telah dilakukan oleh beberapa
serta pemikiran negatif yang berasal dari peneliti sebelumnya dari berbagai
budaya dan peradaban lain (Yustisia, perspektif yang berbeda-beda. Liddle
Putra, Kavanagh, Whitehouse, & (2005) misalnya, mecoba memfokuskan
Rufaedah, 2020; Lahmar, 2020; Sayers, perhatiannya pada tahun pertama
2020). kepemimpinan Muhammad Jusuf Kalla
Kesadaran dan pemahaman tentang sebagai wakil presiden Republik
keragaman budaya yang multikultural, Indonesia yang saat itu berpasangan
khususnya keragaman beragama semakin dengan Susilo Bambang Yudhoyono
dibutuhkan masyarakat sebagai sebagai presidennya. Penelitian Liddle
kontektualisasi dari pemahaman moderasi cukup menarik dalam rangka memotret
beragama menjadi jawaban alternatif dari kepemimpinan politik Muhammad Jusuf
berbagai pandangan dengan kelompok Kalla, namun kurang dalam melihat
berbasis radikal, ekstrimis dan puritan bagaimana konsep moderasi beragama
yang melakukan segala halnya dengan yang ditawarkan sang tokoh. Meskipun
tindakan kekerasan atas nama kebenaran Liddle hanya memfokuskan penelitiannya
agama sehingga dapat menimbulkan pada kepemimpinan politik Muhammad
konflik dan pertumpahan darah atas nama Jusuf Kalla, namun pandangannya terkait
agama seperti terjadi di berbagai negara moderasi beragama menurut penulis
Islam termasuk Indonesia. penting dihadirkan dalam kerangka
Kondisi bangsa sebagaimana di berbangsa dan bernegara, mengingat
atas, melatarbelakangi Muhammad Jusuf selain beragam suku, bahasa dan adat
Kalla untuk melakukan berbagai istiadat, Indonesia juga menganut
penyadaran terkait arti penting beberapa agama yang itu sangat
pemahaman moderasi untuk digaungkan memungkinkan terjadinya konflik, baik
dan diaplikasikan dalam tindakan. itu konflik diinternal agama yang satu
Dengan melalui gagasan serta pandangan maupun antara satu agama dengan agama
moderasi beragama Muhammad Jusuf yang lain. Liddle menyimpulkan bahwa
Kalla yang tertuang berbagai pidato, hasil kemajuan paling terlihat dalam organisasi
wanwancara dengan media, serta basis kekuatan politik pemerintah saat itu
pengalamannya dalam mendamaikan adalah tanggapan kebijakan terhadap
berbagai peristiwa konflik atas nama tsunami, pembentukan perjanjian damai
agama yang terjadi di Indonesia, seperti Aceh, dan tindakan terhadap pejabat yang
konflik poso, dan ambon. korup. Sementara pembuatan kebijakan
Pandangan Muhammad Jusuf Kalla ekonomi, terutama yang berkaitan dengan
sebagai tokoh bangsa sangat relevan subsidi bahan bakar, kurang berhasil
terkait moderasi beragama dengan tujuan dibandingkan dengan Orde Baru yang
memberikan pandangan kepada umat mempertahankan tingkat pertumbuhan
bahwa moderasi pada dasarnya adalah yang kuat selama hampir tiga dekade.
bagaimana menerapkan prinsip-prinsip Sementara Sari (2018) lewat
yang seimbang, toleransi dan saling risetnya mencoba melihat bagaimana
menghargai satu sama lain. Hal ini berita mingguan Majalah Gatra
bertujuan mengimbangi arus deras membingkai berita terkait tiga tahun
sejumlah pandangan tokoh agama yang pemerintahan Jusuf Kalla yang
ekstrim dan radikal sehingga berefek pada berpasangan dengan Joko Widodo sebagai
presidennya, dalam sudut pandang politik

xx | Journal MISTAR xx (xx): xx-xx (20xx)


Title | Author

dan penegakan hukum untuk mengetahui pengembangan terkait topik moderasi


keberpihakan Majalah Gatra dalam beragama sebagai solusi dari konflik yang
memberitakannya. Penelitian Sari bernuansa agama di Indonesia.
menggunakan teknik analisis framing
model Robert Entman dengan empat METODE PENELITIAN
perangkat unit analisis, define problem, Penelitian ini termasuk kedalam jenis
diagnose cause, make moral judgement, penelitian kepustakaan, dimana peneliti
treatment recommendation. Sementara berhadapan langsung dengan teks atau
berita yang menjadi objek penelitian Sari naskah. Peneliti kemudian melakukan
adalah laporan utama edisi khusus tiga pencarian data dari berbagai sumber
tahun pemerintahan Jusuf Kalla dan Joko primer maupun sekunder, yang relevan
Widodo terkait bidang politik dan dengan tema penelitian. Data yang
penegakan hukum yang terbit pada berhasil dikumpulkan dianalisis dan
tanggal 19-25 Oktober 2017, yang dideskripsikan secara kualitatif, kemudian
berjumlah empat berita. Temuan Sari disimpulkan.
(2018) menunjukkan bahwa Majalah
Gatra dalam membingkai berita HASIL DAN PEMBAHASAN
cenderung subjektif dan memihak kepada Biografi Muhammad Jusuf Kalla
pemerintah. Hal ini tampak pada narasi Muhammad Jusuf Kalla atau yang akrab
pemberitaan, visual image, dan penyajian disapa dengan sebutan JK, lahir di
hasil evaluasi lembaga survey, serta Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi
pemilihan narasumber yang kurang Selatan pada 15 Mei 1942 sebagai anak
berimbang antara plus-minus evaluasi ke-2 dari 17 bersaudara. Muhammad
kinerja pemerintah terkait isu kebebasan Jusuf Kalla terlahir dari pasangan H.
berpendapat, SARA, dan konsensus Kalla dan Athirah, pengusaha keturunan
nasional. Bugis yang memiliki bendera usaha
Temuan Sari di atas, dapat dijadikan bernama Kalla Groups. Bisnis keluarga
data membantu penelitian ini dalam Kalla tersebut meliputi beberapa
rangka melihat sosok Muhammad Jusuf kelompok perusahaan di berbagai bidang
Kalla, baik ia sebagai seorang tokoh industri.
politik maupun sebagai seorang individu Muhammad Jusuf Kalla mengawali
yang memberikan teladan kepada karir politiknya pada tahun 1960-an,
masyarakat beragama, khususnya ketika ia menjabat sebagai ketua Pelajar
Indonesia dalam kaitannya dengan Islam Indonesia (PII) Cabang Sulawesi
moderasi beragama. Selatan periode 1960-1964. Karirnya
Kita mengetahui bersama bahwa berlanjut ketika terpilih menjadi ketua
Muhammad Jusuf Kalla adalah salah satu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
tokoh Indonesia yang intens menyuarakan Cabang Makassar di tahun 1965-1966.
pandangannya terkait moderasi beragama Kemudian pada tahun 1967-1969, ia
dan bagaimana seharusnya menjadi terpilih sebagai Ketua Dewan
mengimplementasikan sikap moderasi Mahasiswa Universitas Hasanudin, dan
beragama tersebut dalam mencegah berlanjut hingga menjadi Ketua Dewan
konflik bernuansa agama di Indonesia. Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa
Untuk memecahkan persoalan tersebut Indonesia (KAMI) pada tahun 1967-1969.
maka tulisan ini bermaksud ingin melihat Di tahun 1965, setelah pembentukan
dan menghadirkan beberapa pandangan Sekretariat Bersama Golongan Karya
Muhammad Jusuf Kalla terkait moderasi (Sekber Golkar), Muhammad Jusuf Kalla
beragama, khususnya di Indonesia dengan terpilih menjadi Ketua Pemuda Sekber
harapan bisa menjadi referensi dalam Golkar Sulawesi Selatan dan Tenggara

Journal MISTAR xx (xx): xx-xx (20xx) | xx


Title | Author

(1965-1968). Di saat yang sama, ketika ia periode 2009-2014. Pada September


sedang menyelesaikan tugas akhir, 2011, Muhammad Jusuf Kalla
Muhammad Jusuf Kalla terpilih menjadi mendapatkan gelar kehormatan sebagai
anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan “Doctor Honoris Causa” yang keempat
(periode 1965-1968). Karirnya semakin dari Universitas Hasanuddin Makassar
melambung naik ketika terpilih menjadi dalam bidang ekonomi dan politik. Ia juga
Anggota Majelis Permusyawaratan berpesan bahwa tidak perlu memberikan
Rakyat (MPR) RI pada tahun 1982-1987 jualan politik seperti janji-janji politik,
mewakili Golkar, dan tahun 1997-1999 yang harus dilakukan adalah berpikir
mewakili daerah. bagaimana caranya agar rakyat bisa hidup
Sebelum terpilih menjadi Ketua sejahtera dan menerima keadilan. Karena
Umum partai Golkar di tahun 2004, menurutnya, seorang pemimpin yang
Muhammad Jusuf Kalla juga sempat hanya membina kemakmuran tanpa
menjadi Menteri Perindustrian dan melihat pemerataan merupakan masalah
Perdagangan RI di masa pemerintahan besar. Jika susah, maka harus susah
Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), bersama, dan jika maju dan sejahtera, juga
tetapi karirnya di sini hanya bertahan harus bersama-sama.
selama 6 bulan masa jabatan. Ketika masa Setelah berakhirnya masa jabatan
kepemimpinan Presiden Megawati sebagai wakil presiden pada tahun 2009,
Soekarno Putri, Muhammad Jusuf Kalla Muhammad Jusuf Kalla kemudian
kembali diangkat sebagai Menteri menjabat sebagai Ketua Palang Merah
Koordinator Kesejahteraan Rakyat Indonesia (PMI) periode 2009-2014
Republik Indonesia (Menko Kesra), tetapi (Alexandra, 2017). Untuk yang kedua
kemudian ia memutuskan untuk kalinya, mencalonkan diri sebagai calon
mengundurkan diri karena berniat maju wakil presiden Republik Indonesia
mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden mendampingi Joko Widodo sebagai calon
RI mendampingi calon Presiden Susilo presiden. Tepat pada 20 Oktober 2014,
Bambang Yudhoyono (Aspinall, 2005: mereka berdua dilantik sebagai presiden
19). Kemenangan telak pada pemilihan dan wakil presiden Republik Indonesia
umum tahun 2004, mengantarkan untuk periode 2014-2019 (Todo &
Muhammad Jusuf Kalla menuju istana Budiarta, 2018).
negara untuk disahkan sebagai wakil Ada beberapa penghargaan yang
presiden periode 2004-2009 mendampingi berhasil diraih oleh Muhammad Jusuf
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Kalla, di antaranya: Doktor Honoris
(Aspinall, 2005). Mereka berdua adalah Causa dari Universitas Hasanuddin,
pasangan presiden dan wakil presiden dari Makassar, Doktor HC bidang perdamaian
hasil pemilihan umum pertama yang dari Universitas Syah Kuala Aceh pada 12
dipilih secara langsung oleh rakyat September 2011, Doktor HC bidang
Indonesia. pemikiran ekonomi dan bisnis dari
Pada tahun 2009, Muhammad Jusuf Universitas Brawijaya Malang pada 8
Kalla maju sebagai kandidat calon Oktober 2011, Doktor HC bidang
presiden Republik Indonesia yang kepemimpinan dari Universitas Indonesia
diusung oleh Partai Golkar dengan di pada 9 Februari 2013, Penghargaan
damping oleh Wiranto sebagai Budaya Akademik Islami (BudAI) dari
wakilnya dari Partai Hanura. Namun Universitas Islam Sultan Agung
pasangan ini kalah oleh pasangan Susilo Semarang, Penghargaan sebagai Tokoh
Bambang Yudhoyono (petahana) dan H. Perdamaian dalam Forum Pemuda Dunia
Boediono yang kemudian keduanya untuk perdamaian di Maluku, Ambon
menjadi presiden dan wakil presiden 2011, Penghargaan Dwidjosowojo Award

xx | Journal MISTAR xx (xx): xx-xx (20xx)


Title | Author

dari Asuransi Jiwa Bersama (AJB) dikenal dengan istilah “terbuka” terhadap
Bumiputra, The Most Inspiring Person. “fundamentalis” dan “tradisionalis” (yang
Ketika terjadi kerusuhan di Ambon, menolak pembaruan dalam pengertian
Muhammad Jusuf Kalla tampil sebagai gereja Katolik) (Notermans, Samson, &
juru damai melalui pertemuan Malino I Jansen, 2011; Momen, 1992).
dan II, begitu juga ketika kerusuhan di Moderasi juga dikenal dalam tradisi
Poso, Sulawesi Tengah (saat itu ia masih Hindu. berkaitan dengan moderasi
menjabat sebagai Menko Kesra RI dalam beragama, ajaran agama Hindu yang
Kabinet Gotong Royong). Ketika terpenting adalah susila, yaitu bagaimana
menjabat sebagai wakil presiden RI, ia menjaga hubungan yang harmonis antara
datang membawa kedamaian di Aceh sesama manusia (Susanti, 2020).
dengan mempertemukan pihak Republik Sementara dalam agama Buddha, esensi
Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka ajaran moderasi beragama dapat dilihat
(GAM) di Helsinki, Finlandia (Smith, dari Pencerahan Sang Buddha yang
2018: xi; Schulze, 2007; Liddle, 2005). berasal dari Sidharta Gautama ((Juwono,
Ketika menjabat sebagai wakil presiden, 2016). Pada saat Pangeran Sidharta
Muhammad Jusuf Kalla memang meninggalkan kehidupan duniawi, ia telah
memiliki sejarah yang panjang dalam mengikrarkan Empat Prasetya yang
dunia usaha dan politik, serta didukung berdasarkan Cinta Kasih dan Kasih
dengan pengalaman organisasi yang Sayang yang tidak terbatas, yaitu
begitu banyak. Ia memang sosok yang berusaha menolong semua makhluk;
aktif sejak duduk di bangku sekolah, tidak menolak semua keinginan nafsu
heran sosok Muhammad Jusuf Kalla keduniawian; mempelajari, menghayati,
begitu kontroversial sebab ia hidup di dan mengamalkan Dharma; berusaha
dalam ranah organisasi dan politik yang mencapai Pencerahan Sempurna
membuatnya harus tegas dan bisa (Sastrahidayat, 2012: 5).
mengambil keputusan secara cepat. Moderasi beragama juga mengakar
dalam tradisi agama Khonghucu. Umat
Moderasi Beragama dalam Keragaman Khonghucu yang junzi (beriman dan luhur
Indonesia budi) memandang kehidupan ini dalam
Semua agama yang diakui di Indonesia kaca mata Yin Yang, karena Yin Yang
pada dasarnya mengenal ajaran moderasi adalah filosofi, pemikiran dan spiritualitas
beragama. Dalam Islam terdapat konsep seorang umat Khonghucu yang ingin
washatiyah, yang memiliki padanan hidup dalam Dao. Yin Yang adalah Sikap
makna dengan kata tawassuth (tengah- Tengah, bukan sikap ekstrem (Nyitray,
tengah), i’tidal (adil), dan tawazun 2010).
(berimbang), (Arafah, 2020). Dengan demikian, pada dasarnya
Sementara dalam tradisi Kristen, semua agama, khususnya yang ada di
moderasi beragama menjadi cara pandang Indonesia memeliki pandangan yang sama
untuk menengahi ekstremitas tafsir ajaran terkait moderasi beragama, yakni proses
Kristen yang dipahami sebagian umatnya. memahami sekaligus mengamalkan ajaran
Salah satu kiat untuk memperkuat agama secara adil dan seimbang, agar
moderasi beragama adalah melakukan terhindar dari perilaku yang menyimpang
interaksi semaksimal mungkin antara atau yang tidak diajarkan didalam agama
agama yang satu dengan agama yang lain, (Kareem & Youssef, 2020; Halik, 2020).
antara aliran yang satu dengan aliran yang Dalam konteks masyarakat Indonesia
lain dalam internal umat beragama yang budayanya cukup beragam, sikap
(Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI, keberagamaan yang ekslusif, yang hanya
2019). Sementara dalam gereja Katolik, mengakui keselamatan dan kebenaran

Journal MISTAR xx (xx): xx-xx (20xx) | xx


Title | Author

secara sepihak, tentu dapat menimbulkan Jihadi, & Gunardi, 2019). Moderasi
gesekan antar agama. Umumnya, merupakan budaya Nusantara yang
sejumlah konflik keagamaan yang terjadi berjalan seiring, dan tidak saling
dipicu oleh adanya sikap keberagamaan menegasikan antara agama dan kearifan
yang ekslusif (Komariah, (2020), serta lokal, tidak saling mempertentangkan,
kontestasi antar kelompok agama dalam melainkan berusaha mencari penyelesaian
merebut dukungan umat yang tidak dengan toleran (Arifinsyah, Andy, &
dilandasi sikap toleran dan bijaksana. Damanik, 2020; Ma’arif, 2019).
Konflik keagamaan terjadi hanya Kemudian, dalam beragama, memahami
karena masing-masing menggunakan teks agama dewasa ini terjadi
kekuatannya untuk menang sehingga kecenderungan terpolarisasinya pemeluk
memicu konflik. Salah satu konflik yang agama dalam dua kutub ekstrem, yang
ada tidak dapat dilepaskan dari sejarah satu terlalu mendewakan teks (Ingram,
masa lalu, dimana konflik Whiteside, & Winter, 2020) tanpa
ketidakharmonisan masyarakat berasal. mempertimbangkan kemampuan akal,
Misalnya, dari kelompok komunisme atau dengan kata lain, kitab suci dipahami
(ekstrim kiri) dan Islamisme (ekstrim lalu diamalkan tanpa memahami
kanan) (Mahoney, 2020). Namun dewasa konteksnya. Beberapa kalangan menyebut
ini, ancaman ketidakharmonisan kutub ini sebagai golongan konservatif
masyarakat dan ancaman negara kadang (Sebastian, Hasyim, & Arifianto, 2020).;
berasal dari globalisasi dan Islamisme. Ravenscroft, 2019). Sebaliknya, yang
van Bruinessen (2002) mencontohkan kerap disebut kelompok liberal, terlalu
Darul Islam, yang menginspirasi mendewakan akal sehingga mengabaikan
persemaian ideologi Islamisberhaluan teks itu sendiri (Evans, 2019). Dalam
menentang negara. Sementara di tengah konteks tersebut, penulis ingin
kesenjangan ekonomi dan instabilitas mengatakan bahwa terlalu liberal dalam
politik negara, Islamisme muncul menjadi memahami nilai-nilai ajaran agama juga
ideologi alternatif sebagai jalan keluar sama ekstremnya.
atas berbagai persoalan (O’Neill, 2002). Pada intinya, moderasi harus
Hadiz, 2010). Rabasa (2003) dan Barber dipahami dan dikelola sebagai sebuah
(2001) menilai globalisasi berimplikasi komitmen bersama untuk menjaga
pada penyebaran Islamisme karena bukan keseimbangan, di mana setiap warga
saja mengancam nilai-nilai tradisional masyarakat, apapun suku, budaya, etnis,
masyarakat tetapi juga memperkecil jarak agama, dan pilihan politiknya mau saling
spasial maupun temporal antar negara. mendengarkan satu sama lain serta belajar
Hal tersebut juga diperparah dengan melatih kemampuan mengelola dan
kebijakan politik luar negeri negara- mengatasi perbedaan di antara sesama.
negara Barat, terutama Amerika Serikat, Jelas bahwa moderasi beragama erat
yang dinilai merugikan umat Muslim kaitanya dengan menjaga kebersamaan
(Bergen, 2001). dan memiliki sikap tenggang rasa sebagai
Dalam konteks fundamentalisme warisan leluhur yang mengajarkan saling
agama, maka untuk menghindari memahami satu sama lain yang berbeda
ketidakharmonisan perlu ditumbuhkan (Kawangung, 2019).
cara beragama yang moderat dan inklusif Ajakan dan seruan untuk selalu
atau sikap beragama yang terbuka, yang menggaungkan moderasi, mengambil
disebut sikap moderasi beragama. Dengan jalan tengah, melalui perkataan dan
demikian moderasi beragama merupakan tindakan menjadi tugas kita bersama,
sebuah jalan tengah di tengah termasuk tokoh agama dan pemerintah,
keberagaman agama di Indonesia (Sahid, sehingga tidak sampai menimbulkan

xx | Journal MISTAR xx (xx): xx-xx (20xx)


Title | Author

peristiwa hingga memakan korban, serta Indonesia, meskipun tidak separah


dibutuhkan berbagai macam upaya serta dibandingkan negara lain, juga menjadi
referensi pencegahan untuk penyelesaian perhatian dari Muhammad Jusuf Kalla. Ia
konflik. Resolusi konflik sesuatu yang mengatkan Indonesia memiliki banyak
penting, karena konflik adalah ancaman pengalaman konflik dalam perjalanan
serius bagi rusaknya suatu negara, kemerdekaannya. Bahkan, konflik
sebagaimana yang terjadi di Timur terakhir beberapa tahun yang lalu di Aceh
Tengah. telah menyebabkan 10 ribu orang
meninggal dunia. Dari 15 konflik, 10 di
Pandangan Muhammad Jusuf Kalla antaranya karena ketidakadilan ekonomi,
terkait Moderasi Beragama sosial, dan politik. Sisanya karena
Moderasi beragama adalah bagaimana persoalan ideologi dan separatisme.
menjalin hubungan yang seimbang antar Untuk menghindari segala macam
pemeluk agama sehingga terjadi rasa konflik yang terjadi, dan meminimalisir
toleransi dan saling menghargai, yang perbedaan di antara masyarakat,
mampu menghadapi perbedaan. Moderasi khususnya Indonesia yang berbeda suku,
pada kenyataannya adalah bagaimana agama, dan adat istiadat. Maka sangat
melakukan prinsip-prinsip yang seimbang penting untuk menjaga hubungan di
dan saling menghargai satu sama lain. dalam bermasyarakat, berbangsa dan
Jusuf Kalla mengatakan dalam bernegara serta beragama. Menjaga
banyak pertemuan bahwa pemikiran hubungan yang baik dalam beragama
moderasi (wasathiyah) berpangkal pada adalah tugas kita semua, yang salah
sejarah Islam Indonesia yang datang satunya lewat moderasi beragama.
dengan damai. Islam Indonesia adalah Jusuf Kalla mengatakan moderasi
Islam jalan tengan dan moderat, yang beragama harus dimulai dengan rasa
memiliki ciri-ciri pergaulan hidup yang persaudaraan sebagai umat beragama,
baik, berbeda dengan Islam di Timur yang dalam Islam dikenal dengan
Tengah, hampir semua negeri seperti ukhuwah islamiyahpersaudaraan yang
Irak, Yaman, dan Suriah terjadi berlaku antar sesama umat Islam atau
pertikaian dan konflik. Islam di persaudaraan yang diikat oleh akidah atau
Indonesia dan Islam di Timur Tengah keimanan tanpa membedakan golongan
pada dasarnya sama, tetapi gaya hidup (Alama, 2020). Sesama akidah adalah
dan pergaulan masyarakat Muslim saudara, harus kita jalin dan jaga tali
Indonesia lebih kepada suatu cara yang persaudaraan dengan sebaik-baiknya.
dapat hidup bersama, berdampingan Sesama umat Islam pada dasarnya
antara sesama agama (Islam) maupun adalah saudara, dan wajib menjalin terus
dengan agama lain. persaudaraan di antara sesamanya. Jusuf
Muhammad Jusuf Kalla dalam buku Kalla mengajak sesama umat Islam
karangan Sirajuddin dan Dahlan (2018:x) dengan mengatakan marilah yang saudara
mengatakan bahwa konflik yang membuat kita jadikan saudara dan janganlah
Timur Tengah dan beberapa negara saudara kita anggap sebagai musuh
mundur puluhan tahun, bahkan karena masalah kecil dan tidak berarti.
melahirkan kelompok destruktif seperti Sebab, jika kita lakukan hal tersebut,
Islamic State in Iraq and Syria (ISIS), hanya akan membuat permusuhan yang
yang telah memporakporandakan dapat mengancam ukhuwah islamiyah
stabilitas politik dan keamanan kawasan yang melumpuhkan kerukunan dan
biasanya bersumber dari konflik keutuhan bangsa”.
ketidakadilan, lalu menjadi radikal Setelah terbentuk rasa persaudaraan
dengan masuknya isu agama. di antara sesama umat beragama,

Journal MISTAR xx (xx): xx-xx (20xx) | xx


Title | Author

kemudian ukhuwah wathaniyah diartikan sebagai usaha menghindar dari


persaudaraan sebagai bangsa yang diikat kondisi jahiliyah, tetapi hal itu bertujuan
oleh jiwa nasionalisme/kebangsaan tanpa untuk mengusahakan dan berbuat yang
membedakan agama, suku, ras, warna lebih baik. Dalam konteks tersebut, Yusuf
kulit, adat istiadat, dan budaya (Nur, Kalla dalam Abdullah dan Bella
2020). Semuanya itu adalah saudara yang (2016:271) mengatakan “kita juga kadang
perlu untuk dijalin, karena kita sama-sama seperti itu, bagaimana meninggalkan
satu bangsa yaitu Indonesia. sesuatu yang kurang baik menuju sesuatu
Terakhir adalah ukhuwah yang lebih baik, serta meninggalkan hal-
insaniahpersaudaraan di antara sesama hal yang tidak disenangi menjadi hal-hal
manusia secara universal tanpa membeda- yang bermanfaat kepada semuanya”.
bedakan suku, agama, ras, adat istiadat, Sementara dalam tataran empiris-
dan lain sebagainya (Mukhibat, 2020). aplikatif, Muhammad Jusuf Kalla (2017)
Hubungan persaudaraan yang diikat oleh mengatakan pembangunan kehidupan
jiwa kemanusiaan dimaksudkan agar tiap- berbangsa dan bernegara harus
tiap manusia dapat memanusiakan memerhatikan semua hal yang menjadi
manusia dan memosisikan diri atau tantangan dan peluang demi kemajuan
melihat orang lain dengan penuh rasa bangsa dan negara, serta mampu
kasih sayang. Ukhuwah insaniyah harus memosisikan diri secara baik dalam
dilandasi oleh ajaran bahwa semua persaingan global yang sangat kompetitif.
manusia adalah makhluk ciptaan Allah, Jusuf Kalla juga sangat menekankan
sekalipun Allah memberikan petunjuk perlunya menempu jalan tengah dalam
kebenaran melalui ajaran Islam, tetapi menyelesaikan masalah bangsa dan
Allah juga memberikan kebebasan kepada membangun bangsa.
setiap manusia untuk memilih jalan hidup
berdasarkan atas pertimbangan rasionya. KESIMPULAN
Untuk itu, jika ukhuwah insaniyah tidak Penelitian ini menyimpulkan bahwa
dilandasi dengan ajaran agama (keimanan konflik bernuansa agama terjadi, selain
dan ketakwaan), maka yang akan muncul karena perbedaan ideologi, juga
adalah jiwa kebinatangan yang penuh disebabkan oleh ketidakadilan ekonomi,
keserakahan, bahkan memunculkan sosial, hukum dan politik. Untuk
konflik di antara sesama manusia. mengantisipasi konflik yang bernuasa
Sebagai seorang Muslim, harus agama tersebut, Muhammad Jusuf Kalla
berupaya semaksimal mungkin untuk sangat menekankan pentingnya moderasi
mengaktualisasikan ketiga macam beragama untuk dijalankan. Menurutnya,
ukhuwah tersebut dalam kehidupan moderasi beragama harus dimulai dengan
sehari-hari, apabila ketiganya terjadi rasa persaudaraan, baik persaudaraan
secara bersamaan, maka yang harus antara umat beragama, persaudaraan
diprioritaskan adalah ukhuwah Islamiyah, dalam berbangsa dan bernegara, serta
karena ukhuwah ini menyangkut persaudaraan antar sesama manusia secara
kehidupan dunia dan akirat. universal tanpa membeda-bedakan suku,
Memilih dan mengambil jalan agama, ras, adat istiadat, dan lain
moderasi pada dasarnya merupakan usaha sebagainya.
menggali semangat Islam. Inilah yang
dimaksudkan Muhammad Jusuf Kalla, REFERENSI
yakni berusaha menggali semangat Abdullah, H. & Bella, B. (eds). (2016) 74
keislaman, tidak hanya makna lahiriahnya Kumpulan Pidato Pilihan
semata sebagaimana hijrah yang Muhammad Jusuf Kalla 2014-2015:
dilakukan Rasulullah SAW., janganlah Satu Digit. Jakarta: Buku Republika.

xx | Journal MISTAR xx (xx): xx-xx (20xx)


Title | Author

Alama, M. (2020). A Collaborative Evans, M. (2019). Secular liberals,


Action in the Implementation of religious nationalists, and ultra-
Moderate Islamic Education to orthodox parties. Coalition
Counter Radicalism. International Government as a Reflection of a
Journal of Innovation, Creativity, Nation’s Politics and Society: A
and Change, 11(7), 497-516. Comparative Study of Parliamentary
Alexandra, L. A. (2017). Offering support Parties and Cabinets in 12
and sharing experiences: Indonesia’s Countries.
approach to peacebuilding. In Rising Gaudette, T., Scrivens, R., & Venkatesh,
powers and peacebuilding, (39-68). V. (2020). The Role of the Internet
Palgrave Macmillan, Cham. in Facilitating Violent Extremism:
Arafah, S. (2020). Moderasi Beragama: Insights from Former Right-Wing
Pengarusutamaan Kearifan Lokal Extremists. Terrorism and Political
Dalam Meneguhkan Kepelbagaian Violence, 1-18.
(Sebuah Praktik Pada Masyarakat Hadi, A. T. (2020). Multicultural
Plural). MIMIKRI, 6(1), 58-73. Education: An Effort To Prevent
Arifinsyah, A., Andy, S., & Damanik, A. Religious Radicalism In
(2020). The Urgency of Religious Indonesia. PalArch's Journal of
Moderation in Preventing Archaeology of
Radicalism in Indonesia. ESENSIA: Egypt/Egyptology, 17(7), 3589-3604.
Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 21(1), Hadiz, V. R. (2010). Political Islam in
91-108. post-authoritarian Indonesia. Centre
Aspinall, E. (2005). Politics: Indonesia's for Research on Inequalitey, Human
year of elections and the end of the Security and Ethnicity (CRISE),
political transition. The politics and University of Oxford, Working
economics of Indonesia’s natural Paperno, 74.
resources, 13-52. Halik, A. (2020). Moderation and
Aspinall, E. (2005). Elections and the Mainstream of Pesantren or
Normalization of Politics in Madrasah Education. KURIOSITAS:
Indonesia. South East Asia Media Komunikasi Sosial dan
Research, 13(2), 117-156. Keagamaan, 13(1), 14-37.
Barber, B. R. (2001). Jihad vs. McWorld. Ingram, H. J., Whiteside, C., & Winter, C.
Terrorism’s Challenge to (2020). The ISIS Reader: Milestone
Democracy. New York: Ballentine Texts of the Islamic State Movement.
Books. Oxford University Press, USA.
Bergen, P. L. (2001). Holy War, Inc. Iwamony, R. (2020). Coping with
Inside the Secret World of Osama religious-based segregation and
Bin Laden. New York: The Free discrimination: Efforts in an
Press. Indonesian context. HTS Teologiese
Damanik, E. L. (2020). Ethnicity Studies/Theological Studies, 76(4), 8.
Situation and Intolerant Attitudes in Juwono, F. A. (2016). Makna Pencerahan
Multicultural Societies in the Medan dalam Zen
City. Jurnal Humaniora, 32(1), 39- Buddhisme. Dharmasmrti: Jurnal
50. Ilmu Agama dan
Direktorat Jenderal Bimas Kristen Kebudayaan, 14(27), 1-10.
Kementerian Agama RI. (2019). Kalla, M. J. (2017). Menjaga Stabilitas
Mozaik Moderasi Beragama dalam Sektor Jasa Keuangan dan
Perspektif Kristen. Jakarta: Gunung Membangun Optimisme Untuk
Mulia. Meningkatkan Kesejahteraan

Journal MISTAR xx (xx): xx-xx (20xx) | xx


Title | Author

Masyarakat. Sambutan Wakil review, 2(1).


Presiden RI (M. Jusuf Kalla) Pada Muhammad Sirozi, Y. (2020). Preventing
Saat Menghadiri Pertemuan Religious Radicalism on College
Tahunan Pelaku Industri Jasa Student in the Islamic State Higher
Keuangan Tahun 2017 di Jakarta. Education (PTKIN) Case Study of
Kareem, A. P. D. A. S., & Youssef, O. T. Islamic State University (UIN) in
(2020). Moderate religious discourse Indonesia. PalArch's Journal of
and its impact on countering ArchaeologyEgypt/Egyptology, 17(6)
extremism. Journal Of Historical & , 7062-7084.
Cultural Studies an academic Mukhibat, M. (2020). Virtual Pesantren
magazin, 12(2/44). Management in Indonesia: In
Kawangung, Y. (2019). Religious Knowing Locality, Nationality, and
moderation discourse in plurality of Globality. Dinamika Ilmu: Jurnal of
social harmony in Education, 20(1), 123-132.
Indonesia. International journal of Muthuswamy, M. S. (2020). Explaining
social sciences and humanities, 3(1), Religion-Invoking Terrorism: The
160-170. Importance of a Well-Specified
Komariah, S. (2020). Radicalization: The Theory in Designing and Interpreting
Misconception of Religious Practices Surveys. Available at SSRN
in Diversity. The Journal of Society 3661012.
and Media, 4(1), 49-65. Notermans, C., Samson, J., & Jansen, W.
Lahmar, F. (2020). Islamic Education: An (2011). " The Gender Agenda": New
Islamic “Wisdom-Based Cultural Strategies in Catholic
Environment” in a Western Fundamentalist Framing of Non-
Context. Religions, 11(8), 409. Heterosexuality in Europe. Journal
Liddle, R. W. (2005). Year one of the of Religion in Europe, 4(2), 273-299.
Yudhoyono–Kalla Nur, M. J. (2020, May). Da’wah in Form
duumvirate. Bulletin of Indonesian of Ukhuwah Islamiyah. In 1st
Economic Studies, 41(3), 325-340. Borobudur International Symposium
Ma’arif, S. (2019). Reinventing on Humanities, Economics and
pesantren’s moderation culture to Social Sciences 2019. Atlantis Press,
build a democratic society in the 941-946.
post-reform Republic of Nyitray, V. L. (2010). Confusion, elision,
Indonesia. Pertanika Journal of and erasure: feminism, religion, and
Social Sciences and Chinese Confucian
Humanities, 27(3), 1739-1751. traditions. Journal of Feminist
Mahoney, D. J. (2020). Reflections on the Studies in Religion, 26(1), 143-160.
counter-revolution in France: Part II: O’Neill, W. (2002). Conference Report,
Confronting communism, Islam and in Responding to Terrorism: What
Western self- Role for the United Nations?,
hatred. Quadrant, 64(7/8), 77. International Peace Academy, New
Mokodenseho, S., & Wekke, I. S. (2017). York, 25–26.
Toleransi Beragama dan Rabasa, A (2003). Political Islam in
Pembelajaran Agama Southeast Asia: Moderates, Radicals
Islam. Prosiding, 1(1), 67-75. and Terrorists. Oxford: OUP.
Momen, M. (1992). Fundamentalism and Ramzy, M. I. (2020). Universal Aspects
Liberalism: towards an of Islamic Religious Ethics and
Understanding of the Muslim Extremism. Journal of
Dichotomy. Baha’I studies Dharma, 45(3), 437-452.

xx | Journal MISTAR xx (xx): xx-xx (20xx)


Title | Author

Ravenscroft, I. (2019). Terrorism, religion Susanto, E. H., Loisa, R., & Junaidi, A.
and self-control: An unexpected (2020). Cyber media news coverage
connection between conservative on diversity issues in
religious commitment and terrorist Indonesia. Journal of Human
efficacy. Terrorism and Political Behavior in the Social
Violence, 1-16. Environment, 30(4), 510-524.
Sahid, M. M., Jihadi, A. N., & Gunardi, S. Todo, M. F. L., & Budiarta, I. W. (2018).
(2019). Moderate Islam As A Critical Discourse Analysis on
Solution To Pluralism In The Islamic Kompas Daily Newspaper Report on
World: The Experience Of Profiteering Through the Names of
Indonesia. Al-Shajarah: Journal of President Jokowi and Vice President
the International Institute of Islamic Jusuf Kalla. RETORIKA: Jurnal
Thought and Civilization (ISTAC), 1- Ilmu Bahasa, 4(1), 26-37.
24. van Bruinessen, M. (2002). Genealogies
Sari, D. P. (2018). Analisis Framing of Islamic Radicalism in post-
Pemberitaan Tiga Tahun Suharto Indonesia. South East Asia
Pemerintahan Joko Widodo dan Research, 10(2), 117–154.
Jusuf Kalla di Majalah Gatra. Jurnal Wekke, I. S., Mokodenseho, S., &
Interaksi: Jurnal Ilmu Firdaus, F. (2017). Religious
Komunikasi, 2(2), 202-215. education and tolerance: learning
Sastrahidayat, I. R. (2012). Sang profesor process in high school of minority
mencari Tuhan. Malang: Universitas muslim Indonesia.
Brawijaya Press. Wekke, I. S., & Mokodenseho, S. (2017,
Sayers, S. (2020). Marx and September). Religious teaching and
Progress. International Critical learning in minority Muslim of
Thought, 10(1), 18-33. Manado Indonesia. In 2nd
Schulze, K. E. (2007). Mission not so International Conference on
impossible: the Aceh monitoring Education, Science, and Technology
mission and lessons learned for the (ICEST 2017). Atlantis Press.
eu. Friedrich Ebert Stiftung. Winter, C., Neumann, P., Meleagrou-
Sebastian, L. C., Hasyim, S., & Arifianto, Hitchens, A., Ranstorp, M., Vidino,
A. R. (2020). Conservative Islam and L., & Fürst, J. (2020). Online
the dilemma of Indonesian Extremism: Research Trends in
democracy. Rising Islamic Internet Activism, Radicalization,
Conservatism in Indonesia: Islamic and Counter-Strategies. International
Groups and Identity Politics, 210. Journal of Conflict and Violence
Sirajuddin, S., & Dahlan, M. (2018). (IJCV), 14(2), 1-20.
Muhammad Yusuf Kalla: Yustisia, W., Putra, I. E., Kavanagh, C.,
Membangun Visi Perdamaian Whitehouse, H., & Rufaedah, A.
Agama dan Kemakmuran Bangsa (2020). The role of religious
Indonesia. Yogyakarta: Pustaka fundamentalism and tightness-
Pelajar. looseness in promoting collective
Smith, C. (2018). Resilience and the narcissism and extreme group
localisation of trauma in Aceh, behavior. Psychology of Religion
Indonesia. Singapore: NUS Press. and Spirituality, 12(2), 231.
Susanti, K. D. (2020). Ajaran Susila
Hindu dalam Membangun Karakter
dan Moralitas. Haridracarya. 1(1),
92-100.

Journal MISTAR xx (xx): xx-xx (20xx) | xx

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai