Anda di halaman 1dari 2

TIRISMO

Berangkat ke tanah Pakpak, sebuah negeri di atas awan. Alkisah para penguasa tanah Batak
ingin menggulingkan kekuasaan sang Tuan Raja.

(perang)

Ferdi : /menusuk damar dan mengambil jantungnya.

/tertawa jahat

Darah penguasa tanah pakpak telah menetes. Tanah yang berguncang dan langit
yang bergemuruh menjadi saksi runtuhnya kekuasaan sang raja.

Hai para tuan, akan digelar perayaan agung, pertanda telah tunduknya negeri pakpak di
bawah kaki sang raja sidabutar. Jantung penguasa pakpak, kini saatnya untuk
dipersembahkan kembali ke alam. Bersama, dihadapan para penguasa tanah batak, saling
memadu cita merayakan kemenangan kotor yang telah mereka rampas.

(penari ngatur setting)

(para raja dan istrinya masuk)

(pesta)

Jiwa seorang anak yang tersayat melihat sang ayah ditikam sebagai persembahan, mulai
bertanya-tanya siapa kian yang begitu kejam melakukan hal sebegitu keji.

(Helena masuk)

(dialog Helena & ferdi)

Sakit. Sungguh dalam goresan yang terukir dalam jiwa mengingat ayah tercinta telah
merenggang nyawa. Terlebih jika tau sang paman-lah si malaikat pencabut nyawa. Seakan
diri ini tak sanggup lagi untuk sekedar menapak tanah.

(Helena nangis)

(dinda puisi)

(Helena nyanyi)

Mulai mempertanyakan akan keberadaan Tuhan? Benar nyatakah eksistensi-Mu itu Tuhan?
Oh lihatlah kawan, betapa menyedihkannya sang jiwa tanpa arah ini.

(Helena nyari Tuhan)

Tuhan : berdoalah wahai jiwa yang tersesat. Sesungguhnya jangan pernah engkau ragukan
keberadaanku. Memohon ampunanlah selagi jiwamu masih bisa terselamatkan.
Oh jiwa yang malang, air mukamu tak dapat membohongi betapa bergetarnya jiwa mu saat
ini.

(Helena mohon ampun ke Tuhan)

(suara gemuruh badai dll)

(yang pesta kenak azab)

Inilah awal berupa akhir dari kisah yang tak akan pernah berujung. Kekejaman manusia,
segala tipu daya, sering kali membuat Tuhan murka. Begitu banyak hal yang kau lakukan
menyayat hati-Nya. Lalu apa yang kau harap? Pernahkah Tuhan yang kau cari?

(Helena nyanyi lagi)

(closing)

Anda mungkin juga menyukai