Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FISIKA “EKSPERIMEN MICHELSON-

MORLEY”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Kelompok 2 :
- Fasya Ayudhea (7)
- Ferdinand Hutagaol (8)
- Gita Agustine Simanungkalit (9)
- Hafliza Amira (10)
- Harashta Mufazzal F (11)
- Helena Familia B (12)

Kelas : XII MIPA 1


Mata Pelajaran : Fisika
Guru Pembimbing : Pak Hasnul Naibaho S.Pd.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah tepat waktu.
Adapun judul dari makalah ini adalah “Eksperimen Michelson-Morley”.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kelompok dari Bapak
Hasnul Naibaho dan diharapkan dapat menambah wawasan kita semua.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami juga
menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada
bagian isi.
Oleh karena itu, kami menerima segala bentuk kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini, kami memohon maaf. Demikian yang dapat kami sampaikan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tebingtinggi, 14 Januari 2023

Kelompok 2
Percobaan Michelson dan Morley

Semua gelombang mekanik memerlukan medium untuk merambat. Oleh karena itu, saat
Maxwell menemukan gelombang elektromagnetik, para ilmuwan terdahulu beranggapan bahwa
gelombang tersebut juga memerlukan medium untuk merambat.
Para ilmuwan kemudian mengusulkan “eter” sebagai medium perambatannya dengan sifat-
sifat sebagai berikut:
1. Ada di mana-mana, bahkan di ruang hampa.
2. Tidak bermassa.
3. Tidak memberikan efek apa pun pada pergerakan planet.
Untuk membuktikan keberadaan eter, Michelson dan Morley melakukan percobaan
dengan menggunakan alat interferometer berikut.
Cahaya dari sumber mengenai cermin transparan. Cermin transparan akan memantulkan
sebagian cahaya datang ke cermin yang dapat bergerak (B). Sementara itu, Sebagian cahaya yang
lain akan diteruskan ke cermin tetap (A). Dari cermin B, cahaya diteruskan ke pengamat dan dari
cermin A, cahaya dipantulkan ke pengamat.

Ketika semua cermin digerakkan ke kanan dengan kelajuan yang sama yaitu v, ternyata
terdapat perbedaan waktu antara cahaya yang datang dari cermin A dan cermin B. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan perhitungan berikut:
Waktu tempuh untuk lintasan horizontal (A):
Anggap eter bergerak dari kiri ke kanan dengan kelajuan v. Ini berarti, kecepatan cahaya
dari cermin transparan ke cermin tetap adalah c + v, dengan c adalah kelajuan cahaya. Sementara
itu, kecepatan cahaya dari cermin tetap ke cermin transparan adalah c - v. Jika LA adalah jarak
lintasan dari cermin transparan ke cermin tetap, waktu yang ditempuh cahaya dari cermin
transparan ke cermin tetap dan kembali lagi ke cermin transparan adalah sebagai berikut.
Waktu tempuh untuk lintasan vertikal (B):
Berdasarkan gambar, dapat dilihat bahwa panjang lintasan yang ditempuh cahaya dari
cermin transparan ke cermin yang dapat bergerak sama dengan panjang lintasan cahaya. Ini
berarti:

Perbedaan waktu tempuh untuk lintasan horizontal dan vertikal adalah sebagai berikut:

Gunakan ekspansi pangkat dengan deret binomial untuk menyederhanakannya.

Ini berarti:
Dengan demikian, perbedaan waktunya menjadi seperti berikut.

Perbedaan waktu ini menyebabkan adanya beda fase antara cahaya A dan cahaya B
ketika sampai di pengamat. Beda fase tersebut mengakibatkan terbentuknya pola-pola
interferensi. Jika interferometer diputar 90o atau cerminnya bertukar posisi, selisih waktu kedua
lintasan adalah sebagai berikut.

Oleh karena ∆t ≠ ∆t’, maka terjadi perubahan pola interferensi. Perbedaan waktu sebelum
dan setelah interferometer diputar adalah sebagai berikut.

Jika perbedaan waktu ini dikali laju cahaya, diperoleh perbedaan lintasan sebagai berikut.

Ketika panjang gelombang yang digunakan dalam percobaan diubah, seharusnya terjadi
pergeseran pita interferensi. Akan tetapi, setelah setahun melakukan penelitian, Michelson dan
Morley tidak menemukan adanya pergeseran pita interferensi. Oleh karena itu, disimpulkan
bahwa eter tidak ada.
Jika panjang lintasan vertikal dan horizontal dibuat sama, perubahan pita interferensi
terhadap panjang gelombang cahaya yang dilewatkan seharusnya adalah sebagai berikut.

Keterangan:
∆λ = pergeseran pita interferensi;
L = panjang lintasan (m);
λ = panjang gelombang (m);
v = kelajuan eter atau benda (m/s); dan
c = kelajuan cahaya (m/s).
Contoh Soal
Suatu percobaan Michelson dan Morley dilakukan dengan memperkirakan v adalah kelajuan
orbit Bumi mengelilingi Matahari sebesar 3 × 104 m/s. Jika sinar hijau (λ = 5,5 × 10-7 m)
dilewatkan pada jarak L yang ekuivalen dengan 11 m, seharusnya terjadi pergeseran pita
interferensi sebesar .…
Pembahasan:
Diketahui: v = 3 × 104 m/s λ = 5,5 × 10−7 m L = 11 m c = 3 × 108 m/s
Ditanya: ∆λ = ...?
Dijawab: Pergeseran pita interferensi yang seharusnya terjadi dirumuskan sebagai berikut.

Jadi, pergeseran pita interferensi yang seharusnya terjadi adalah 0,4 bagian.

Anda mungkin juga menyukai