Anda di halaman 1dari 2

Jumat, 15 oktober 2021 kombes Syarif Hidayat Daulay melaksanakan tugas di kota Palopo dan

memerintahkan salah satu ajudannya Bripda Dedi Kurniawan untuk mengawal istrinya Putri Wirasanti
Syahnara Munthe berbelanja bulanan. Di dalam perjalanan berbelanja, Dedi Kurniawan ingin
menyampaikan hal terkait kombes Syarif Hidayat Daulay, namun diurungkan sehingga Putri Wirasanti
Syahnara Munthe bertanya-tanya. Sampai di rumah pukul 12.59 WITA Dedi Kurniawan membantu Putri
Wirasanti Syahrana Munthe memasukkan barang belanjaan ke dalam rumah dan sebagian barang
belanjaan untuk kebutuhan kamar mandi pribadinya ke kamar miliknya dan Kombes Syarif Hidayat
Daulay. Dengan rasa penasaran Putri Wirasanti Syahrana Munthe meminta Dedi Kurniawan untuk
menceritakan hal terkait Kombes Syarif Hidayat Daulay. Pukul 13.12 WITA di dalam kamar pribadi
Kombes Syarif Hidayat Daulay dan Putri Wirasanti Syahrana Munthe , Dedi Kurniawan menyampaikan
terkait Kombes Syarif Hidayat Daulay yang merupakan seorang pengedar narkoba dengan bukti rekayasa
yang dibuatnya yang membuat Putri Wirasanti Syahrana Munthe shock dan munculah niatan buruk Dedi
Kurniawan dengan mengancam akan memberitahukan kepada publik dan mengambil kesempatan untuk
berhubungan intim dengannya. Putri wirasanti syahrana Munthe menolak dan mengancam pula akan
memberitahukan kepada Kombes Syarif Hidayat Daulay selaku suaminya, lalu terjadi lah pertengkaran
antara Putri Wirasanti Syahrana Munthe dan Dedi Kurniawan. Dimana Putri Wirasanti Syahrana Munthe
melemparkan kotak tisu berbahan besi ke arah Dedi Kurniawan yang berakibat pelipis mata Dedi
Kurniawan berdarah. Dalam keadaan sempoyongan akibat lemparan tersebut Dedi Kurniawan
memperkosa putri secara paksa. Dedi Kurniawan pun keluar dari kamar pribadi milik Kombes Syarif
Hidayat Daulay dan Putri Wirasanti Syahrana Munthe pada pukul 13.42 WITA.

Pukul 13.44 WITA Ahmad Revaldi Azhari selaku ART dirumah tersebut berpapasan dengan Dedi
Kurniawan di lorong lantai satu dan menyadari pelipis mata Dedi Kurniawan berdarah. Lalu Ahmad
Revaldi pun naik kelantai dua bergegas memeriksa, dengan pintu yang sedikit terbuka terlihat Putri
Wirasanti Syahrana Munthe yang sedang nangis tersedu-sedu. Ahmad Refaldi pun langsung turun dan
menceritakan kepada Elfani Br Ketaren sesama ART di rumah tersebut pada pukul 13.49. WITA agar
Elfani yang dapat menenangkan Putri Wirasanti Syahrana Munthe sehingga Elfani Br Ketaren naik ke
lantai 2 untuk menenangkan Putri Wirasanti Syahrana Munthe. Setelah mengetahui kejadian dari Putri
wirasanti Syanara Munthe bahwasannya telah dilecehkan oleh salah satu ajudan suaminya yaitu Dedi
Kurniawan, pada pukul 14.22 WITA Elfani Br Ketaren dan Ahmad Revaldi Azhari sepakat untuk
memberitahu hal itu dan bergegas menguhubungi Kombes Syarif Hidayat Daulay yang berada di Kota
Palopo bersama ajudannya Briptu Ibrahim Husein melalui panggilan telepon yang dilakukan oleh Ahmad
Revaldi pada pukul 14.37 WITA. Setelah mendengar kabar tersebut Kombes Syarif Hidayat Daulay yang
dikawal oleh Briptu Ibrahim Husein bergegas pulang ke Makassar dan langsung menuju rumah tanpa
konfirmasi apapun. Didalam perjalanan pulang antara Ibrahim Husein dan Kombes Syarif Hidayat Daulay
terjadi perencanaan pembunuhan yang diarahkan oleh Kombes Syarif Hidayat Daulay namun belum
secara eksplisit. Akhirnya tibalah mereka di Kota Makassar pada pukul 23.37 WITA malam hari di
tanggal yang sama.

Paginya pada tanggal 16 Oktober 2021 pada pukul 08.00 WITA, Ahmad Revaldi Azhari yang mengetahui
bahwa Syarif Hidayat Daulay telah tiba di rumah langsung bergegas menghampirinya dan
memberitahukan kronologi kejadian yang dialami oleh Putri Wirasanti Syahrana Munthe. Dengan
perasaan kalut Kombes Syarif Hidayat Daulay menyuruh Ahmad Revaldi Azhari untuk memanggil Ibrahim
Husein agar menjumpainya. Ibrahim Husein pun menjumpai Syarif Hidayat Daulay pada pukul 08.25
WITA. Syarif Hidayat Daulay menceritakan kembali apa yang sudah terjadi kepada Putri Wirasanti
Syahrana Munthe berdasarkan keterangan Ahmad Revaldi. Syarif Hidayat Daulay juga menyampaikan
maksud dan tujuan dari pembunuhan yang telah dibicarakan dalam perjalanan dari Palopo ke Makassar
kepada Ibrahim Husein. Awalnya Syarif Hidayat Daulay memerintahkan agar Ibrahim Husein yang
menjalankan pembunuhan kepada Dedi Kurniawan, namun Ibrahim Husein menolaknya dan
mengusulkan agar Abrar Makmur Nasution yang menjalankan itu, melihat pangkat Abrar Makmur
Nasution yang terbilang rendah. Atas usul Ibrahim Husein maka Syarif Hidayat Daulay menjumpai Abrar
Makmur Nasution untuk memerintahkannya agar membunuh Dedi Kurniawan karena telah melecehkan
istrinya. Syarif Hidayat Daulay mengancam Abrar Makmur Nasution untuk menerima perintah itu
dengan ancaman kepada keluarga Abrar Makmur Nasution. Setelah negosisasi dengan Abrar Makmur
Nasution pada pukul 11.10 WITA selesai, Syarif Hidayat Daulay naik ke kantornya di lantai 2 dan
bergegas mempersiapkan senjata pada pukul 09.30 WITA dan kembali turun pada pukul 10.30 WITA
sekaligus memanggil abrar untuk naik ke atas tepatnya kembali ke kantornya. Pada pukul 10.38 WITA
tepat di kantor lantai 2, Syarif Hidayat Daulay memberi senjata berupa pistol kepada Abrar Makmur
Nasution sebagai alat untuk membunuh Dedi Kurniawan. Syarif juga meyakinkan kembali agar Abrar
Makmur Nasution tidak ragu-ragu dan dapat melanjutkan rencana pembunuhan terhadap Dedi
Kurniawan. Abrar keluar dari setelah 30 menit kemudian pada pukul 11.10 WITA. Di lorong lantai satu
Abrar Makmur Nasution berpapasan dengan Ibrahim Husein, Ibrahim Husein yang melihat Abrar
Makmur Nasution memegang senjata langsung berinisiatif untuk menjumpai Syarif Hidayat Daulay yang
sedang berada di lantai 2 ruang kerja, lalu Ibrahim Husein meminta senjata kepada Syarif Hidayat Daulay
namun Syarif Hidayat Daulay menolaknya. Syarif Hidayat Daulay mengajak Ibrahim Husein ke garasi dan
menyuruh Ibrahim Husein untuk memanggil Abrar Makmur Nasution untuk datang ke garasi juga.
Setelah Abrar berjumpa dengan Syarif Hidayat Daulay, Syarif Hidayat Daulay pun langsung
memerintahkan Abrar Makmur Nasution untuk mengambil senjata yang telah diberinya dan memanggil
dedi untuk datang ke garasi. Sesampainya Dedi Kurniawan di garasi pada pukul 11.32 WITA tanpa
bertanya-tanya sontak Abrar Makmur Nasution langsung menembak dua kali tembakan di punggung
Dedi Kurniawan dan Syarif Hidayat Daulay pun Langsung menembak tiga kali tembakan sekali di bahu
sebelah kanan dan dua tembakan lagi pada dada kiri Dedi Kurniawan.

Anda mungkin juga menyukai