NIM/Kelas : 20010000107/B
Mata Kuliah : Filsafat Hukum & Etika Profesi
Kronologi Penutupan barang bukti CCTV yang dilakukan oleh Ferdy Sambo
1. Pada tanggal 11 Juli 2022, pukul 10.00 WIB DVR CCTV yang menjadi kunci
terungkapnya rekayasa tembak-menembak sudah berada di Polres Jaksel. Chuck, yang
menyerahkan CCTV itu, lantas dipanggil Ferdy Sambo. Namun sebenarnya saat itu Ferdy
Sambo tidak tahu DVR CCTV sudah berada di penyidik Polres Jaksel. Di sinilah Ferdy
Sambo memarahi Chuck. Ferdy Sambo lantas meminta Chuck mengambil lagi DVR
CCTV itu dan menyalin serta melihat isinya. "Ferdy Sambo melanjutkan kata-katanya
dengan nada marah, 'Lakukan, jangan banyak tanya. Kalau ada apa-apa, saya tanggung
jawab,' dan dijawab oleh Chuck, 'Siap, Jenderal!',". Chuck lantas mengambil DVR CCTV
itu ke Polres Jaksel;
2. Pada tanggal 12 Juli 2022, pukul 17.00 WIB, Ferdy Sambo menelepon Chuck untuk
menemuinya di rumah dinas Duren Tiga. Pada pukul 20.30 WIB, Chuck menelepon
Baiquni untuk bertemu di rumah dinas Duren Tiga. Chuck meminta Baiquni menyalin
dan melihat isi dari DVR CCTV itu. Baiquni sempat ragu, tetapi Chuck meyakinkannya.
Chuck berkata “kemarin saya sudah dimarahi. Saya takut dimarahi lagi”. Selanjutnya,
Chuck menyerahkan kunci mobilnya kepada Baiquni untuk mengambil DVR CCTV yang
disimpan di mobilnya. DVR CCTV itu kemudian mencari data rekaman tanggal 8 Juli
2022 dari pukul 16.00 WIB sampai 18.00 WIB yang terdapat dalam DVR CCTV itu. Data
itu dipindahkannya ke flash disk warna merah hitam.
3. Pada hari Rabu, 13 Juli 2022, Baiquni menemui Chuck di Kompleks Polri Duren Tiga
selepas kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara atau olah TKP. Chuck
bersama Baiquni dan Arif serta Ridwan Rhekynellson Soplanit melihat rekaman CCTV
itu. Chuck melaporkan dahulu kepada Arif Rachman Arifin pada saat itu juga berada di
TKP dengan mengatakan ‘Bang, kemarin bapak perintahkan untuk meng-copy dan
melihat isinya. Abang mau lihat nggak?’. Disinilah kemudian Chuck menyadari Yosua
tampak di rekaman CCTV pada 17.07 WIB sampai 17.11 WIB. Arif lalu menelpon dan
menceritakan apa yang dilihatnya ke Hendra Kurniawan. Setelahnya Hendra mengajak
Arif untuk menemui Ferdy Sambo. Pukul 20.00 WIB, Arif diajak Hendra menemui Ferdy
Sambo mencceritakan tentang Yosua yang tampak di rekaman CCTV. Ferdy Sambo lantas
mengancam para anak buahnya itu untuk tidak membocorkan hal ini. Ferdy Sambo
berkata, ‘Kenapa kamu tidak berani natap mata saya. Kamu kan sudah tahu apa yang
terjadi dengan mbakmu’. Hendra Kurniawan berkata ‘Sudah, Rif, kita percaya saja”.
Ferdy Sambo pun meminta para anak buahnya memusnahkan rekaman CCTV itu. Pada
pukul 20.30 WIB, Arif menemui Chuck dan Baiquni di pantry depan ruangan Ferdy
Sambo. Arif menyampaikan perintah Sambo untuk menghapus semua file terkait Yosua
itu. Baiquni sembat meminta izin menyimpan file pribadinya dulu sebelum menghapus
semua data Yosua.
4. Pada tanggal 14 Juli 2022, pukul 21.00 WIB, Baiquni menemui Arif dan menyampaikan
file di laptopnya sudah bersih. Laptop itu kemudia diletakkan di mobil Arif. Pada pukul
23.00 WIB, Hendra Kurniawan menelfon Arif menanyakan soal perintah Ferdy Sambo
sudah dilaksanakan atau belum. Arif menjawab perintah Sambo sudah dilaksanakan.
5. Pada tanggal 15 Juli 2022, Arif mematahkan laptop yang disebut Baiquni sudah bersih
dari data rekaman Yosua.
6. Pada tanggal 8 Agustus 2022, Arif menyerahkan laptop yang sudah dipatahkan itu ke
penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum dengan sukarela.
B. Analisis
Berdasarkan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Ferdy Sambo kepada Yosua
Hutabarat, Ferdy Sambo divonis pasal 340 KUHP jo pasal 55 KUHP ayat (1).
Pasal 340 KUHP “Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih
dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan
rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama
waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.” Bahwa berdasarkan pasal 340
KUHP, Ferdy Sambo telah memenuhi unsur subyektif dan objektif.
- Barang siapa ; Tindakan pembunuhan dilakukan oleh Ferdy Sambo selaku
terdakwa atau pelaku
- Dengan sengaja ; Pembunuhan kepada korban Yosua Hutabarat dilakukan oleh
Ferdy Sambo secara sadar melakukan karena amarah yang disimpan
- Dengan rencana terlebih dahulu ; Pembunuhan kepada Yosua Hutabarat
dilakukan dengan berencana dengan melibatkan anggota kepolisian yang lain.
- Merampas nyawa orang lain ; Tindakan Ferdy Sambo memanggil Richard Eliezer
untuk mewujudkan kehendaknya yaitu membunuh Yosua Hutabarat dengan cara
menembak menggunakan senjata api milik Richard Eliezer. Yosua Hutabarat
meninggal dengan ditemukan 7 luka tembak masuk dan 6 luka tembak keluar.