Anda di halaman 1dari 9

Vol. 9 No.

2 September 2019
p-ISSN : 1979-634X e-ISSN : 2686-0252 http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/Kalangwan

UNSUR INTRINSIK DAN PERMASALAHAN SOSIAL DALAM


CERPEN ULIAN LACUR KARYA NENGAH RUSMADI

Oleh :
I Wayan Nuryana
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
E-mail: wayannuryana31@gmail.com

Diterima 20 Juli 2019, direvisi 19 Agustus 2019, diterbitkan 2 September 2019

Abstract

Short story is one of literature in the form of prose. Short story is a work that is built
through various intrinsic elements and extrinsic elements. Element element of the short story
will build a short story in totality and is artistic. Short stories have intrinsic and extrinsic
elements, intrinsic element is the element of the story builder that comes from within the short
story itself. If likened to a building, then the intrinsic element is the components of the building.
The intrinsic elements are themes, plot, figure, background, point of view and mandate. In
addition to intrinsic elements also analyze the social value in this story which contains social
problems such as poverty, faded empathy and so forth. As for the benefits of peeling a short
story is very diverse, from the first did not know to know, who did not understand to understand,
analyze / peel thoroughly a short story is very useful for writers and readers. Writers and
readers will very easily understand the contents contained in a short story, especially for
people who like to short stories.

Keywords: The Ulian Lacur Short Story, Intrinsic Element, Social Issues.

I. PENDAHULUAN Karya sastra tercipta dalam kurun waktu


Pada zaman modern sekarang ini tertentu dapat terjadi penggerak tentang
kedudukan sastra semakin meningkat dan keadaan dan situasi yang terjadi pada masa
semakin penting. Sastra tidak hanya penciptaan karya sastra itu, baik sosial
memberikan kenikmatan dan kepuasan batin, budaya, agama, politik, ekonomi, dan
tetapi juga sebagai sarana penyampaian pesan pendidikan, selain itu karya sastra dapat
moral kepada masyarakat atas realitas sosial. digunakan sebagai dokumen sosial budaya

159 Vol. 9 No. 2 September 2019


yang menangkap realita dari masa tertentu, Rusmadi sangat menarik untuk dianalisis.
akan tetapi bukan menjadi keharusan bahwa Hasil penulisan ini diharapkan dapat
karya sastra yang tercipta merupakan memberikan sumbangan perkembangan ilmu
pencerminan situasi kondisi pada saat karya sastra, khususnya terkait dengan masalah
sastra ditulis. sosial dalam masyarakat yang dimuat dalam
karya sastra cerpen.
Sastra adalah hasil karya kreatif yang
diciptakan oleh manusia, sebagai subjek II. PEMBAHASAN
penelitian, karya sastra seharusnya tidak Cerita pendek (cerpen) telah banyak
dipilah-pilah atau diseleksi yang bersifat dibuat dan dikemukakan oleh pakar sastra,
teknis, karena setiap karya sastra memiliki dan sastrawan. Jelas tidak mudah membuat
kelebihan sekaligus kekurangan masing- definisi mengenai cerpen. Meski demikian,
masing. Karya-karya sastra terus berikut akan dipaparkan Cerita yang
bermunculan sampai saat ini baik dari karya panjangnya sepuluh atau dua puluh halaman
sastrawan lama maupun sastrawan baru. Ada masih bias disebut cerita pendek tetapi ada
tiga bentuk karya sastra yaitu puisi, prosa dan juga cerita pendek yang panjangnya hanya
drama. Cerpen merupakan salah satu karya satu halaman. Pengertian yang sama
sastra berbentuk prosa. Cerpen atau dapat dikemukakan oleh Sumardjo dan Saini di
disebut juga dengan cerita pendek merupakan dalam buku mereka Apresiasi Kesusastraan.
suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerpen Mereka berpengertian bahwa cerita pendek
cenderung singkat, padat, dan langsung pada (atau disingkat cerpen) adalah cerita yang
tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain pendek. Tetapi dengan hanya melihat fisiknya
yang lebih panjang, seperti novella dan novel. yang pendek orang belum dapat menetapkan
Cerpen merupakan salah satu jenis karya sebuah cerita yang pendek adalah sebuah
sastra yang memaparkan kisah atau cerita cerpen. Adapun cerpen yang akan membahas
mengenai manusia beserta seluk beluknya unsur intrinsik dan permasalahan sosialnya
lewat tulisan pendek dan singkat. Selain itu, dalam tulisan ini adalah berjudul Ulian Lacur
cerpen atau cerita pendek hanya memberikan karya Nengah Rusmadi.
sebuah kesan tunggal yang demikian serta
memusatkan diri pada salah satu tokoh dan 1.2 Unsur Intrinsik Cerpen
hanya satu situasi saja. Semua yang terdapat Unsur-unsur pembangun cerpen yang
dalam cerpen perlu kita gali baik makna kemudian secara bersama membentuk sebuah
maupun pesan yang terdapat di dalamnya. totalitas disamping unsur formal bahasa,
masih banyak lagi macamnya. Namun secara
Manfaat dari mengupas sebuah cerpen garis besar berbagai macam unsur tersebut
sangatlah beragam, dari yang tadinya tidak secara tradisional dapat dikelompokkan
tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak menjadi dua bagian, yaitu unsur intrinsik dan
mengerti menjadi mengerti, menganalisis/ unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-
mengupas tuntas sebuah cerpen sangat unsur yang membangun karya sastra itu
bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Penulis sendiri (Nurgiyantoro, 1994:23). Adapun
dan pembaca akan sangat mudah memahami unsur-unsur intrinsic dari cerpen tersebut
isi yang terdapat dalam sebuah cerpen sebagai berikut :
khususnya bagi orang yang suka akan cerpen.
Dalam ilmu pendidikan khususnya yang a. Sinopsis Cerita
mendalami dibidang sastra akan sangat Ulian Lacur
mudah mempelajari dan memahami teori Malam gelap ini sebagai saksi, entah
yang digunakan dalam menganalisis sebuah kenapa hidupku begitu miskin, sangat jelek
cerpen. Salah satunya yaitu teori sastra nasib yang yang kujalani sebagai manusia.
strukturalisme.Bila dilihat dari segi unsur Saat hari Sabtu Kliwon Wuku
intrinsik serta masalah sosial yang terkandung Kuningan, saat aku dan Istriku Wayan sedang
di dalam cerpen Ulian Lacur karya Nengah berada di dapur, lalu terdengar teriakan yang

160 Vol. 9 No. 2 September 2019


memanggil Putu..Putu, Wayan..Wayan..  Insiden II : insiden yang kedua
Ternyata yang memanggil adalah ibunku, lalu yaitu ayahnya diajak ke bidan, dan
memberitahukan bahwa Ayahku sedang diketahui bahwa sakitnya adalah
mengalami sakit perut. Aku lalu mencari usus buntu dan harus dirujuk ke
Ayahku dan mengajaknya ke bidan untuk rumah sakit.
berobat.
Setelah sampai di Bidan lalu Bu Yani  Insiden III : insiden yang ketiga
memeriksa ayah, ternyata ayah terkena adalah Putu meminjam mobil
penyakit usus buntu dan harus segera namun tidak diberi dengan ihklas
mendapat penanganan. Bu Yani mengatakan oleh Pak Gede.
bahwa harus segera dibawa ke rumah sakit
dan dia akan menemani kesana. Aku pun
 Insiden IV : insiden selanjutnya
kebingungan mencari mobil, lalu
yaitu ayah diajak ke rumah sakit
memutuskan meminta bantuan Pak Gede ,
dan diketahui bahwa ayahnya
meskipun Pak Gede meminjamkan dengan
harus segera dioperasi.
tidak ikhlas.
Sesampainya di rumah sakit lalu ayah
diperiksa oleh dokter. Setelah mendapatkan  Insiden V : insiden selnjutnya
hasil, diberitahukan bahwa ayahku adalah Putu kebingungan mencari
mengalami sakit usus buntu yang sudah parah biaya lalu memutuskan untuk
dan harus segera dioperasi dengan biaya meminjam ke LPD dengan
empat juta. Aku pun sangat terkejut dan jaminnan tanah.
kebingungan mencari uang sebanyak itu.
Keesokan harinya aku pulang dan  Insiden VI : insiden yang terakhir
meminjam uang di LPD dengan tanah sebagai adalah saat Putu sudah
jaminannya. Lalu kembali ke rumah sakit, mendapatkan uang lalu dia pergi
namun sebelum ke administrasi aku terlebih ke rumah sakit namun ayahnya
dahulu melihat ayah ke kamar. Sesampainya sudah meninggal.
disana aku sudah melihat ibu melamun dan
melihat ayah sudah kaku ditutup kain dan
sudah tidak bernafas. c. Alur/Plot
Alur menurut Welleck and Warren
b. Insiden (1989: 284) ,“..secara tradisional alur adalah
Insiden Menurut Sukada (2007: 22- struktur naratif sebuah drama, dongeng, atau
23) “insiden adalah suatu kejadian atau novel, unsur naratif alur terbentuk dari
peristiwa yang terdapat dalam cerita, besar adanya unsur-unsur yang lebih kecil yaitu
kecilnya peristiwa semua itu merupakan episode-episode yang disebut dengan
kerangka yang membangun struktur sebuah insiden”.Alur ialah rangkaian cerita yang
cerita. Insiden-insiden data diuji apakah ada dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa
atau tidak hubungannya yang satu dan sehingga menjalin sebuah cerita yang
lainnya. Adapun insiden dari cerpen Ulian dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu
Lacur karya I Nengah Rusmadi adalah cerita. Ada beberapa tahapan-tahapan
sebagai berikut : peristiwa dalam suatu cerita. Tahapan-
 Insiden I : insiden yang pertama tahapan peristiwa tersebut antara lain:
yaitu ibu dari Putu datang pengenalan, pemunculan konflik, klimaks,
mengabarkan bahwa ayahnya penyelesaian. Alur dalam cerpen Ulian Lacur
sedang dalam keadaan sakit perut ini merupakan alur maju , karena kisah dalam
yang sangat keras. cerpen ini dimulai dengan proses pengenalan,
konflik, klimaks dan penyelesaian.
 Tahap Pengenalan

161 Vol. 9 No. 2 September 2019


Pada awal kisah ini pengarang mulai angkih-angkih ulian malaib
melukiskan suatu keadaan. Kisah ini berawal wawu.)”…. ( paragraph 2 dalam
dari tokoh utama mengenalkan keadaannya cerpen Ulian Lacur)
dengan menggambarkan keadaannya yang
memperihatinkan dimana dia mengalami  Tahap Klimaks
keadaan miskin (tiwas). Disana juga Tahap klimaks dari alur cerpen ini
diceritakan istrinya hanya memasak ikan teri adalah ketika itu setelah ayahnya didiagnosa
(be gerang) karena tidak bias membeli lauk terkena penyakit usus buntu, Bu Yani
lainnya. Hal ini dapat kita lihat dari kutipan merujuk agar ayahnya dibawa ke rumah sakit
cerita sebagai berikut : karena sakit ayahnya harus segera ditangani.
Disana Putu meminta bantuan ke Pak Gede
“Peteng dedet puniki pinaka agar mau mengantar ayahnya ke rumah sakit.
saksi sebet kenehé tan kadi-kadi. Sesampainya di rumah sakit dan diketahui
Ulian nasibé jelék tampi tiang dadi ayahnya harus segera dioperasi. Namun
manusa ané tumbuh di guminé tiwas karena tidak mempunyai uang ayahnya belum
nékték. Yén umpamiang rasané uyah bias dioperasi. Bagian ini dapat dilihat pada
lengis nu makékéh mancan ngidang pertengahan cerita sebagai berikut :
ngurabang anggo darang nasi. Sané
mangkin Hyang Widi né micain pica …..“Puniki Pak, bapaké kena
sané ten ngidang rasané tiang pinyungkan usus buntu sané ampun
manampi. Yén dadi seselang, pang parah, arus dioperasi secepatné niki.
sesai makita mamisuh, maseselan. Mangkin unduk biaya sané arus
Tuah ja mula niki sampun jalan idupé sediang Bapak petang juta, nika
sané dados peduman.”…… ( sampun polih potongan sawiréh
paragraph 1 dalam cerpen Ulian Bapak nganggo kartu miskin.” Punika
Lacur) raos dokteré nyelasang. “Pak…, Pak
ten dados prasi dumun, nanging
 Tahap Pemunculan Konflik biayané tiang mutang? Tulungin ja
Tahap pemunculan konflik dalam tiang Pak, bapan tiangé ampun ten
cerpen Ulian Lacur ini dimulai ketika ibu ngidang naanang.” Tiang ngenduk
(meme) tokoh utama tergesa-gesa ngidih tulung. “Kanggéang dumun
memanggil-manggil tokoh utama yang Pak, taler ampura banget yén ten
terkejut dan terheran karena ibunya datang wénten jinah ten dados.” Saut dokteré
mendadak malam-malam. Disana ibunya laut magedi….( paragraph 3 dalam
menyampaikan kepada Putu (tokoh utama) cerpen Ulian Lacur)
bahwa ayahnya sedang mengalami sakit perut
dan meminta Putu untuk melihat ayahnya. Disini diceritakan tokoh utama mengalami
Setelah bertemu dengan ayahnya Putu lalu kebingungan dan tekanan batin yang sangat
mengajak ayahnya ke bidan di dekat tinggi karena bingung mencari uang untuk
rumahnya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan membayar penanganan operasi ayahnya.
dibawah ini : Sampai akhirnya ia meminjam uang di LPD
dengan tanah sebagai jaminannya.
….“Putu… Putu… Wayan… Yan…,”
kénten anaké nika kauk-kauk di ..“Semengan pesan tiang ampun
subané neked di aep umahé. “Yéh numpang bis mulih ka désa.
Mémé, kénkén sampun peteng kauk- Sadurungé mulih tiang mabesen kén
kauk?” tiang matakon éran nepukin mémé mangda becik-becik nongosin
abahné mémé buka kéto. “Yan Bapan bapa dini.
cainé nyakitang basang uling tunian
kanti malisah.” Saut ragané kanti

162 Vol. 9 No. 2 September 2019


Neked di désa, tiang ka LPD nyelang manusa ané tumbuh di guminé tiwas
jinah nganggo wala surat tanah. nékték. Yén umpamiang rasané uyah
Tiang polih jinah limang juta.”… ( lengis nu makékéh mancan ngidang
paragraph 4 dalam cerpen Ulian ngurabang anggo darang nasi….
Lacur)
Dalam kutipan cerpen tersebut
 Tahap Penyelesaian menggambarkan kemiskinan dari kehidupan
Pada bagian penyelesaian ini tokoh utama dan keluarganya yang dimana
menceritakan akhir yang sedih yaitu dimana mereka hanya makan seadanya.
ayah dari Putu meninggal karena terlambat
mendapat penanganan medis. Tokoh utama e. Tokoh dan Penokohan
dan ibunya sangat sedih akan hal itu. Dapat Tokoh adalah pelaku yang mengemban
dilihat pada bagian akhir cerita: peristiwa dalam cerita fiksi sehingga
peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita
….“Mulih uli LPD, tiang malih ka (Aminuddin dalam Nurgiyantoro, 1994:79).
rumah sakit makta jinah ka pegawai Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro
administrasi. Nanging sadurungé 1994:165) penokohan adalah gambaran yang
mrika tiang nengokin bapa ka kamar. jelas tentang seseorang yang ditampilkan
Ring kamar dapetang tiang mémé dalam sebuah cerita. Pengertian ini mengacu
suba bengong. Angkian tiangé sarasa pada bagaimana cara pengarang memberikan
nyat nyingakin bapan tiang suba perwatakan pada tokoh-tokoh ceritanya.
makudung kekeh sing maangkian.” Adapun tokoh utama yang terdapat di
“Bapa…!!!”… ( paragraph 6 dalam cerpen ini adalah : Putu Sida. Tokoh
cerpen Ulian Lacur) tambahan yaitu Wayan (istri Putu), Wayan
Srija (ayah), Ibu, Pak Gede, Bu Yani, Dokter.
Berdasarkan paparan alur tersebut, tampak Dalam cerpen ini Putu Sida merupakan tokoh
alur cerita menggunakan alur maju. utama yang menceritakan tentang kisahnya.
Adapun penokohan dari masing-masing
d.Tema tokoh sebagai berikut :
Dick Hartoko dan B.Rahmanto (1986:
67) mengatakan tema merupakan struktur  Putu Sida
karya sastra yang mempunyai peran penting Tokoh utama dalam cerita ini
dalam suatu cerita. Biasanya pengarang memiliki sifat yang bertanggung
merumuskan tema sebelum menulis cerita jawab, penyayang, dan berbakti
karya sastra karena gagasan yang sudah kepada orang tua. Meskipun disini
dibuat pengarang akan dikembalikan dan tokoh utama memiliki keadaan yang
cerita yang dibuat tidak keluar dari tema. kurang mampu, tokoh utama tetap
memiliki saya saying dan bertanggung
Tema yang diangkat dari cerpen ini jawab atas orang tuanya, sampai dia
adalah kemiskinan. Dilihat dari tema yang rela meminjam uang dengan jaminan
diangkat, isi cerita ini menggambarkan tokoh tanahnya. Hal ini dapat dilihat pada
utama yang berada pada situasi melarat dan bagian :
diakhiri dengan kesedihan. Dapat dilihat pada “Semengan pesan tiang
paragraf pertama dalam cerpen tersebut yang ampun numpang bis mulih ka
menceritakan keadaan tokoh utama, sebagai désa. Sadurungé mulih tiang
berikut : mabesen kén mémé mangda
becik-becik nongosin bapa
…“ Peteng dedet puniki pinaka dini.
saksi sebet kenehé tan kadi-kadi. Neked di désa, tiang ka LPD
Ulian nasibé jelék tampi tiang dadi nyelang jinah nganggo wala

163 Vol. 9 No. 2 September 2019


surat tanah. Tiang polih jinah ayahnya Putu meskipun sudah malam
limang juta.” sekali dan juga bersedia ikut
mengantarkan ke rumah sakit. Dapat
 Pak Gede kita lihat pada bagian :
Tokoh Pak Gede dalam cerpen “Pak Putu, niki bapak kena
tersebut adalah seorang yang pelit dan pinyungkan usus buntu, arus
sombong, adapun sifatnya tidak aba ka rumah sakit. Mangkin!
sepantasnya seperti itu karena dia Mrika ngrereh montor dumun
tidak peduli dan tidak merasa simpati tiang prasida nyarengin. Yén
dengan keadaan ayah Putu. Pada saat ten kénten tiang jejeh nyanan
itu Putu ingin meminta bantuan bapa nyangetang laut tan
kepada Pak Gede namun justru Pak katulung.” Raos bidan seken
Gede terlebih dahulu menanyakan pesan.
Putu punya uang apa tidak dengan raut
muka yang tidak ramah. Hal itu dapat f. Latar/setting
dilihat pada kutipan : Menurut Suharianto (1982:22) latar
adalah tempat atau waktu terjadinya cerita.
“Lédangang Pak Gedé, tiang Suatu cerita hakikatnya tidak lain adalah
ba peteng mriki, tiang jagi lukisan peristiwa atau kejadian yang menimpa
ngidih tulungan mangkin atau dilakukan oleh satu atu beberapa orang
sareng Pak Gedé. Bapan tokoh pada suatu waktu di suatu tempat.
tiangé sakit sangét mangkin Karena manusia atau tokoh cerita tidak pernah
arus ka rumah sakit. Pak Gedé dapat lepas dari ruang dan waktu maka tidak
kayun nganter ka rumah mungkin ada cerita tanpa latar atau setting.
sakit?” kénten tiang ngesor Berdasarkan beberapa pendapat tersebut
ngidih tulungan. dapat dipahami bahwa latar adalah tempat,
waktu, dan suasana terjadinya peristiwa yang
“Ngelah pipis cai kar anggon dijadikan latar belakang penceritaan oleh
mayah?” saut ragané malih. pengarang yang keberadaannya harus integral
dengan unsur lainnya dalam membangun
“Pak, mangkin tiang déréng keutuhan makna cerita. Jadi, latar dalam cerita
ngelah jinah, nanging benjang pendek salah satu unsur yang perlu
tiang kar ngadep sampi. diperhatikan karena latar akan mendukung
Kanggoang benjang wawu kemenarikan sebuah cerita pendek.Adapun
bayah tiang.” Tiang masaut latar yang terdapat dalam novel ini yaitu
seken. dibagi menjadi empat yaitu latar tempat,
waktu, suasana dan sosial.
“Nah, ba ya kéto. Men jani
dija bapan cainé?” ragané 1. Latar tempat
matakon sambilanga Berikut merupakan latar tempat yang terdapat
nguasang jemak sereg dalam cerpen tersebut :
montoré.
 Di rumahnya Putu, ketika itu Putu dan
 Bu Yani istrinya Wayan sedang memasak dan tiba-
Adapun Bu Yani dalam cerpen ini tiba ibunya datang membawa kabar
adalah sebagi bidan yang dimana ayahnya.
beliau dimintai tolong memeriksa Usan sangkep, tiang marasa basangé
ayahnya. Bu Yani disini memiliki sifat seduk sajan, neked jumah tiang ka
yang baik hati, hal tersebut dapat paon. Di paon dapetang kurenané
dilihat dari dia bersedia memeriksa sedeng ngoréng gerang.

164 Vol. 9 No. 2 September 2019


 Latar tempat selanjutnya yaitu di rumah 3. Latar Suasana
orang tuanya, disana Putu melihat Adapun secara keseluruhan suasana
ayahnya sedang kesakitan. dalam cerpen ini adalah menyedihkan dan
Neked delod dapetang bapan tiang kepanikan, yaitu dimana pada saat itu ayah
sampun lemet tan sida naanang sakit. Putu mengalami sakit usus buntu dan harus
“Ngidang Bapa majalan?” tiang segera ditangani namun dokter tidak
matakon. mempunyai cukup uang untuk membayar,
 Di Puskemas, ketika itu ayahnya diperiksa Putu pun mengalami kepanikan. Dan pada
oleh Bu Yani. bagian akhir terjadi kesedihan karena ayahnya
Di subané di aep puskesmas tiang pada akhirnya meninggal karena terlambat
ngetok pintu. “Bu… Bu Yani,” tiang mendapat penanganan.
kauk-kauk sambilang ngetok jelané.
 Di rumah sakit, karena sakit dari ayahnya g. Sudut Pandang
harus segera ditangani merka dirujuk Titik pengisahan disebut juga sudut
untuk ke rumah sakit. pandang pencerita dapat diartikan sebagai
Montoré majalan becat, sawatara jam siapa pengarang dalam sebuah cerita.
solas neked di rumah sakit umum. Ibu Herman. J. Waluyo (2002: 184) menyatakan
bidan langsung tuun ngalih tongos bahwa point of view adalah sudut pandang
informasiné. Uli montoré cingak tiang dari mana pengarang bercerita, ataukah ia
sampun teka perawaté makta tandu sebagai orang yang terbatas. Point of view
sané maroda. juga berarti dengan cara bagaimanakah
pengarang berperan, apakah melibatkan
2. Latar Waktu langsung dalam cerita sebagai orang pertama,
Latar waktu dalam cerpen ini yaitu apakah sebagai pengobservasi yang terdiri di
Saniscara Kliwon Wuku Kuningan, saat luar tokoh-tokoh sebagai orang ketiga.
malam hari dan juga pagi hari. Adapun sudut pandang yang dipergunakan
 Latar waktu Saniscara Kliwon Wuku oleh pengarang terhadap cerpen tersebut
Kuningan yaitu pada bagian awal cerita. adalah sudut pandang orang pertama (tiang).
“Lacuré majumu ring petengé nika Hal ini dapat kita lihat pada keseluruhan cerita
Saniscara Kliwon Wuku Kuningan, mempergunakan kata “tiang” atau aku.
Dapat dilihat dalam kutipan berikut :
 Di malam hari ketika itu dimulai
ceritanya pada malam hari sampai “Pak, mangkin tiang déréng ngelah
dengan di rumah sakit. jinah, nanging benjang tiang kar
“..Yéh Mémé, kénkén sampun peteng ngadep sampi. Kanggoang benjang
kauk-kauk?” tiang matakon éran wawu bayah tiang.” Tiang masaut
nepukin abahné mémé buka kéto…” seken.

 Latar pagi hari yaitu ketika Putu pulang h. Amanat


kerumah dan mencari pinjaman uang ke Sebuah karya sastra tentulah
LPD lalu kembali lagi ke rumah sakit. menyiratkan amanat bagi pembacanya.
“..Semengan pesan tiang ampun Definisi amanat menurut Panuti Sudjiman
numpang bis mulih ka désa. (1988: 57) adalah ajaran moral atau pesan
Sadurungé mulih tiang mabesen kén yang ingin disampaikan oleh pengarang.
mémé mangda becik-becik nongosin Amanat yang terkandung dalam cerpen ini
bapa dini. Neked di désa, tiang ka bersifat implisit atau tersirat. Kita harus
LPD nyelang jinah nganggo wala memahami maknanya dengan mencermati
surat tanah. Tiang polih jinah limang setiap perilaku dan sikap yang ditunjukan oleh
juta. Mulih uli LPD, masing-masing tokoh. Adapun makna yang
dapat diambil setelah peneliti mencermati

165 Vol. 9 No. 2 September 2019


sikap dan perilaku dalam cerpen tersebut yang terjadi dimana Putu sebagai tokoh utama
adalah hendaknya kita harus selalu menolong disini menyesal dengan dirinya karena dia
seseorang dengan iklas tanpa memandang miskin dan akibat keadaan tersebut ayahnya
imbalan yang kita dapatkan, kita tidak boleh tidak bias terselamatkan.
mencontoh Pak Gede dimana dia bersikap
pamrih, padahal keadaan dari ayah Putu b. Hilangnya rasa empati dan keikhlasan
sangatlah gawat. Selain itu ada hal yang perlu
dicermati juga yaitu Putu sebagai tokoh utama Empati adalah proses kejiwaan
disini menyesali kehidupannya yang miskin, seseorang individu larut dalam perasaan
hal tersebut memberikan kita pelajaran bahwa orang lain baik suka maupun duka, dan
sebaiknya kita semangat menempuh karir kita seolah-olah merasakan atupun mengalami apa
agar tidak bernasib sama seperti Putu yang yang dirasakan atu dialami oleh orang
kehilangan ayahnya karena masalah tersebut. Empati merupakan kelanjutan dari
ekonominya, meskipun disini tidak sikap simpati, yaitu perbuatan nyata untuk
diceritakan Putu atau tokoh utama menjadi mewujudkan rasa simpatinya itu. Dalam
miskin dikarenakan faktor apa. cerpen ini terjadi permasalahan sosial dimana
hilangnya rasa empati, contohnya tokoh Pak
2.2 Masalah Sosial dalam cerpen Ulian Gede menanyakan Putu punya uang atau tidak
Lacur saat dimintai bantuan. Hal tersebut
mencerminkan bahwa tidak adanya rasa
Permasalahan sosial merupakan empati kepada sesama dan juga tidak adanya
sebuah gejala atau fenomena yang muncul rasa keikhlasan tokoh Pak Gede membantu
dalam realitas kehidupan bermasyarakat. tokoh utama.
Dalam mengidentifikasi permasalahan sosial
yang ada di masyarakat berbeda-beda antara c. Permasalahan dalam pelayanan kesehatan
tokoh satu dengan lainnya. Masalah sosial
adalah perbedaan antara harapan dan Dokter dan profesional kesehatan dan
kenyataan atau sebagai kesenjangan antara petugas-petugas yang menyertai tugas-tugas
situasi yang ada dengan situasi yang dokter sering kali terperangkap dalam sistem
seharusnya. Dalam segi ekonomi ini biasanya yang membuat mereka tidak berdaya
timbul masalah sosial seperti kemiskinan dan sebagaimana yang dialami oleh dokter dalam
pengangguran yang seharusnya menjadi cerpen Ulian lacur. Pihak rumah sakit, sering
tanggungjawab pemerintah. Hal seperti ini kali mengalami kasus-kasus yang mirip
bisa terjadi karena minimnya lapangan dengan ilustrasi kasus di atas, beberapa
pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah. diantaranya di-blow up di media, sehingga
Adapun permasalahan sosial yang terjadi membuat citra rumah sakit atau institusi
dalam cerpen Ulian Lacur sebagai berikut : pelayanan itu menjadi buruk dan tidak
mengenal unsur kemanusiaan sama sekali.
a. Kemiskinan Munculnya kasus-kasus yang mirip-mirip
dengan kasus di atas hanyalah akibat dari
Yang pertama yaitu kemiskinan, permasalahan pendanaan kesehatan di
diartikan sebagai suatu keadaan ketika Indonesia.
seseorang tidak sanggup memelihara dirinya
sendiri sesuai dengan taraf kehidupan dan III. PENUTUP
juga tidak mampu memanfaatkan mental 3.1 Kesimpulan
maupun fisiknya dalam mencari penghasilan Cerita pendek (cerpen) telah banyak
untuk penghidupan. Adapun dalam cerpen ini dibuat dan dikemukakan oleh pakar sastra,
adalah menceritakan seseorang yang begitu dan sastrawan. Jelas tidak mudah membuat
amat miskin, hal itu digambarkan pada awal definisi mengenai cerpen. Meski demikian,
cerita. Hal ini adalah salah satu permasalahan berikut akan dipaparkan Cerita yang

166 Vol. 9 No. 2 September 2019


panjangnya sepuluh atau dua puluh halaman Henry, Guntur Tarigan. 2003. Prinsip-Prinsip
masih biasa disebut cerita pendek tetapi ada Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
juga cerita pendek yang panjangnya hanya
satu halaman. Unsur-unsur intrinsik tersebut Ibrahim. 2015 Metodologi penelitian
adalah tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang Kualitatif. Bandung : Alfabeta, CV
dan amanat. Permasalahan sosial merupakan
sebuah gejala atau fenomena yang muncul Nurgiantoro, Burhan. 1994. Teori Pengkajian
dalam realitas kehidupan bermasyarakat. Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
Dalam mengidentifikasi permasalahan sosial University Press.
yang ada di masyarakat berbeda-beda antara
tokoh satu dengan lainnya. Masalah sosial Santana, Septiawan. 2007. Menulis Ilmiah :
adalah perbedaan antara harapan dan Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:
kenyataan atau sebagai kesenjangan antara Yayasan Obor Nusantara.
situasi yang ada dengan situasi yang
seharusnya. Adapun permasalahan dalam Susanto, Dwi. 2016. Pengantar Kajian
cerpen Ulian Lacur adalah kemiskinan, rasa Sastra. Yogyakarta: CAPS.
empati yang hilang, dan pelayanan kesehatan.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori
DAFTAR PUSTAKA Kesusastraan.
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi
Penelitian Sastra. Yogyakarta :
CAPS.

167 Vol. 9 No. 2 September 2019

Anda mungkin juga menyukai