Anda di halaman 1dari 10

PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 5 No 2 Tahun 2017 p- ISSN: 2337-652x | e-ISSN:

2598-3253

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOTAK DAN KARTU


MISTERIUS (KOKAMI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN
KETUNTASAN BELAJAR PESERTA DIDIK PADA POKOK BAHASAN
BOLA VOLLY DI KELAS XII MIPA 1 SMA NEGERI 2 PEKANBARU

Maslikan
maslikan.1965@gmail.com
Guru Olahraga SMA Negeri 2 Pekanbaru

Abstrak
Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok dimana berhasil atau
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana proses belajar yang
dialami peserta didik. Untuk itu diperlukan kreatifitas seorang guru untuk mengembangkan
proses pembelajaran yaitu dengan metode dan media yang tepat dalam proses belajar
mengajar di kelas. Inovasi media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk menarik
perhatian dan meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah,
salah satunya pada mata pelajaran olahraga. Mata pelajaran olahraga merupakan mata
pelajaran wajib untuk kelas MIPA dan IPS di SMA, yang berkembang berdasarkan pada
pengamatan terhadap fenomena alam. Ilmu olahraga sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari karena merupakan untuk membuat manusia terhindar dari yang namanya
penyakit. Bola volly adalah salah satu pokok bahasan pada mata pelajaran olahraga yang
dipelajari di kelas XII SMA yang menerapkan Kurikulum 13. Bola volly merupakan pokok
bahasan yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas XII pada semester ganjil yang bersifat
hafalan dan berisi materi yang abstrak sehingga membutuhkan pemahaman konsep lebih.
Guru dalam proses pembelajaran dapat menggunakan media pembelajaran untuk menarik
perhatian peserta didik terhadap materi yang diajarkan sehingga tercipta suasana
menyenangkan. Penggunaan media pembelajaran kotak dan kartu misterius (KOKAMI)
dalam proses pembelajaran memungkinkan seorang guru dapat menarik minat dan
perhatian peserta didik untuk ikut aktif terlibat dalam proses pembelajaran, dimana dengan
menggunakan media pembelajaran ini mampu merangsang peserta didik untuk berpikir
inovatif, kreatif, dan kritis. Media pembelajaran kotak dan kartu misterius (KOKAMI)
terdiri dari suatu kotak dan kartu misterius, dikatakan misterius karena kartu dimasukkan
ke dalam amplop yang kemudian amplop diletakkan didalam suatu kotak sehingga isi dari
kartu tersebut tidak diketahui. Isi dari kartu dapat berupa materi, pertanyaan, gambar,
perintah maupun suatu petunjuk, bonus serta sanksi. Penggunaan media pembelajaran
kotak dan kartu misterius (KOKAMI) dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik
kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 2 Pekanbaru dengan persentase rata-rata siklus I sebesar
72,53% dan siklus II sebesar 88,82% dan ketuntasan belajar peserta didik dengan
persentase siklus I sebesar 89,47% dan siklus II sebesar 100%.

Kata Kunci : Media Pembelajaran, Kotak dan Kartu Misterius.

178
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 5 No 2 Tahun 2017 p- ISSN: 2337-652x | e-ISSN:
2598-3253

USE OF MYSTERIOUS LEARNING MEDIA BOX AND CARDS (KOKAMI)


TO INCREASE ACTIVITIES AND COMPLETE LEARNING LEARNERS ON
VOLLY BALL SUBJECT IN CLASS XII MIPA 1 SMA NEGERI 2
PEKANBARU

Maslikan
Maslikan.1965@gmail.com
Mathematics’s Teacher in SMA Negeri 2 Pekanbaru

Abstract
Learning process is the most important activity where the success or failure of the
achievement of educational goals depends on how the learning process experienced by
learners. For that needed the creativity of a teacher to develop the process of learning that
is with appropriate methods and media in the process of teaching and learning in the
classroom. Innovation of learning media is one way to attract attention and increase the
motivation of learners in the learning process in school, one of them on the sports subjects.
Sports subjects are mandatory subjects for MIPA and IPS classes in high school, which
develop based on observations of natural phenomena. Sports science is very important in
everyday life because it is to make people avoid the name of the disease. Volleyball is one
of the subjects in sports subjects studied in grade XII SMA apply Curriculum 13. Volly ball
is a subject that must be mastered by students of class XII in the odd semester that is
memorizing and contains abstract material that requires understanding the concept more.
Teachers in the learning process can use instructional media to attract the attention of
learners to the material being taught so as to create a pleasant atmosphere. The use of
instructional media of the mysterious box and card (KOKAMI) in the learning process
allows a teacher to attract the interest and attention of learners to participate actively
involved in the learning process, which by using this learning media can stimulate learners
to think innovative, creative, and critical. The mysterious box and mystery learning media
(KOKAMI) consists of a mysterious box and card, said to be mysterious because the cards
are inserted into envelopes that are then placed inside a box so that the contents of the
card are unknown. The contents of the card can be material, questions, pictures, orders or
a hint, bonus and sanctions. The use of instructional media box and mysterious card
(KOKAMI) can increase the learning activity of class XII students MIPA 1 SMA Negeri 2
Pekanbaru with the average percentage of cycle I of 72.53% and the second cycle of
88.82% and learners learn mastery with the percentage of cycle I is 89.47% and cycle II is
100%.

Keywords: Learning Media, Mysterious Boxes and Cards.

PENDAHULUAN yang paling pokok dimana berhasil atau


Perkembangan ilmu pengetahuan tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
dan teknologi menuntut peningkatan bergantung pada bagaimana proses
kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan belajar yang dialami peserta didik.
kualitas pendidikan perlu diadakan Berkembangnya kemajuan ilmu dalam
perbaikan dalam proses pembelajaran. pendidikan kini mengharuskan peran
Proses pembelajaran merupakan kegiatan guru lebih sebagai fasilitator yang kreatif

179
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 5 No 2 Tahun 2017 p- ISSN: 2337-652x | e-ISSN:
2598-3253

dalam menciptakan suasana belajar yang membutuhkan pemahaman konsep lebih.


efektif. Materi yang bersifat hafalan dan abstrak
Nasution (2000) berpendapat pada umumnya membuat peserta didik
bahwa guru bertanggung jawab untuk bosan dan kurang antusias dalam
menyediakan lingkungan yang paling mengikuti proses pembelajaran. Materi
serasi agar terjadi proses belajar yang yang sifatnya konsep biasanya mudah
efektif. Oleh karena itu guru harus pandai hilang dari ingatan peserta didik jika
mengelola kelas agar peserta didik dapat tidak disertai dengan pemahaman yang
berperan aktif dalam pembelajaran. akhirnya dapat berpengaruh terhadap
Karena apabila peserta didik tidak keberhasilan dalam belajar.
berperan aktif dalam pembelajaran, akan Berdasarkan hasil pengamatan
berdampak terhadap ketuntasan belajar dikelas XII MIPA 1 didapatkan bahwa
yang tidak tercapai. Untuk itu diperlukan nilai ujian pada materi bola vollly sangat
kreatifitas seorang guru untuk rendah dikarenakan peserta didik kurang
mengembangkan proses pembelajaran tahu istilah yang terdapat didalam setiap
yaitu dengan metode dan media yang permainan bola volly. Setiap proses
tepat dalam proses belajar mengajar di pembelajaran peneliti merasa selalu ada
kelas. sesuatu yang kurang, seperti rendahnya
Inovasi media pembelajaran aktivitas, dan ketuntasan belajar olahraga
merupakan salah satu cara untuk menarik peserta didik di kelas XII MIPA 1.
perhatian dan meningkatkan motivasi Rendahnya aktivitas belajar peserta didik
peserta didik dalam proses pembelajaran didukung hasil observasi terhadap proses
di sekolah, salah satunya pada mata pembelajaran olahraga di kelas XII MIPA
pelajaran olahraga. Mata pelajaran 1 pada materi bola volly, menunjukkan
olahraga merupakan mata pelajaran wajib aktivitas belajar selama proses
untuk kelas MIPA dan IPS di SMA, yang pembelajaran masih rendah. Rendahnya
berkembang berdasarkan pada aktivitas belajar peserta didik menjadi
pengamatan terhadap fenomena alam. salah satu penyebab hasil belajar peserta
Ilmu olahraga sangat penting dalam didik kurang memuaskan. Hal ini terlihat
kehidupan sehari-hari karena merupakan pada hasil ujian akhir semester ganjil
untuk membuat manusia terhindar dari tahun ajaran 2016/2017 di kelas XII
yang namanya penyakit. Disisi lain ilmu MIPA 1 yaitu hanya 22 (57,89%) peserta
olahraga bukanlah suatu mata pelajaran didik yang mencapai nilai Kriteria
yang mudah dipahami oleh peserta didik Ketuntasan Minimal (KKM) dengan rata-
karena konsepnya yang abstrak sehingga rata 77,38. Peserta didik dikatakan tuntas
dalam proses pembelajaran penyajian belajar olahraga apabila hasil belajar
materi perlu dibuat menarik dan telah mencapai KKM (Depdiknas, 2006).
menyenangkan agar peserta didik mampu Nilai KKM yang ditetapkan di SMA
memahami konsep tersebut secara Negeri 2 Pekanbaru untuk mata pelajaran
mandiri dan menghubungkannya ke olahraga adalah 78.
dalam kehidupan praktek di lapangan. Rendahnya hasil belajar pada
Bola volly adalah salah satu pokok semester ganjil tahun ajaran 2016/2017
bahasan pada mata pelajaran olahraga disebabkan oleh rendahnya aktivitas
yang dipelajari di kelas XII SMA yang belajar peserta didik, sehingga perlu
menerapkan Kurikulum 13. Bola volly diadakan tindakan perbaikan pada proses
merupakan pokok bahasan yang harus pembelajaran olahraga di kelas XII MIPA
dikuasai oleh peserta didik kelas XII pada 1. Berdasarkan permasalahan yang
semester ganjil yang bersifat hafalan dan terjadi, peneliti menarik kesimpulan
berisi materi yang abstrak sehingga bahwa agar terciptanya suasana

180
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 5 No 2 Tahun 2017 p- ISSN: 2337-652x | e-ISSN:
2598-3253

pembelajaran menyenangkan dan METODE PENELITIAN


menarik yang dapat meningkatkan minat, Penelitian ini merupakan penelitian
aktivitas dan ketuntasan belajar peserta tindakan (action research), karena
didik di kelas XII MIPA 1 maka guru penelitian ini dilakukan untuk
perlu mengoptimalkan media memecahkan masalah pelajaran di kelas.
pembelajaran. Penelitian ini juga termasuk penelitian
Tindakan perbaikan yang sesuai deskriptif, sebab menggambarkan
dengan masalah yang terjadi di kelas XII bagaimana suatu tekhnik pembelajaran
MIPA 1 yaitu menggunakan media dalam diterapkan dan bagaimana hasil yang
bentuk permainan. Permainan akan diinginkan dapai dicapai. Menurut Oja
memiliki tujuan utama untuk dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti,
menciptakan kesenangan dan ketertarikan 1997) mengelompokkan penelitian
akan proses pembelajaran. Permainan- menjadi empat kelompok yaitu (a) guru
permainan menghasilkan kompetisi dan sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan
tantangan-tantangan, mengurangi sifat kolaboratif, (c) simultan terintegratif, (d)
kelas yang monoton dan membosankan. adminitratif social eksperimental.
Permainan juga meciptakan kesenangan, Tempat penelitian adalah tempat
peningkatan-peningkatan daya tarik kelas yang digunakan dalam melakukan
secara penuh dan membantu penelitian untuk memperoleh data yang
menimbulkan minat pada pelajaran diinginkan. Penelitian ini bertempat di
(Suyatno, 2009). SMA Negeri 2 Pekanbaru. Waktu
Guru dalam proses pembelajaran penelitian adalah waktu berlangsungnya
dapat menggunakan media pembelajaran penelitian atau saat penelitian ini
untuk menarik perhatian peserta didik berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan
terhadap materi yang diajarkan sehingga pada awal bulan agustus 2017 sampai
tercipta suasana menyenangkan. dengan September 2017. Subyek
Penggunaan media pembelajaran kotak penelitian adalah peserta didik kelas XII
dan kartu misterius (KOKAMI) dalam MIPA 1 tahun 2017 pada pokok bahasan
proses pembelajaran memungkinkan bola volly.
seorang guru dapat menarik minat dan Untuk mengetahui kefektivan suatu
perhatian peserta didik untuk ikut aktif metode dalam kegiatan pembelajaran
terlibat dalam proses pembelajaran, perlu diadakan analisa data. Pada
dimana dengan menggunakan media penelitian ini menggunakan tekhnik
pembelajaran ini mampu merangsang analisa deskriptif kuantitatif, yaitu suatu
peserta didik untuk berpikir inovatif, metode penelitian yang bersifat
kreatif, dan kritis. menggambarkan kenyataan atau fakta
Media pembelajaran kotak dan sesuai dengan data yang diperoleh
kartu misterius (KOKAMI) terdiri dari dengan tujuan untuk mengetahui hasil
suatu kotak dan kartu misterius, belajar yang dicapai peserta didik juga
dikatakan misterius karena kartu untuk memperoleh respon peserta didik
dimasukkan ke dalam amplop yang terhdap kegiatan pembelajaran serta
kemudian amplop diletakkan didalam aktivitas peserta didik selama proses
suatu kotak sehingga isi dari kartu pembelajaran. Untuk menganalisis
tersebut tidak diketahui. Isi dari kartu tingkat keberhasilan atau presentase
dapat berupa materi, pertanyaan, gambar, keberhasilan peserta didik setelah proses
perintah maupun suatu petunjuk, bonus belajar mengajar setiap putarannya
serta sanksi (Neneng Paisah, dkk. 2013). dilakukan dengan cara memberikan
evaluasi berupa soal tes tertulis pada
akhir putaran.

181
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 5 No 2 Tahun 2017 p- ISSN: 2337-652x | e-ISSN:
2598-3253

Analisis ini dihitung dengan Penelitian dilaksanakan secara


menggunakan statistik sederhana yaiu: kolaboratif, dimana pelaksanaan tindakan
1. Untuk menilai ulangan atau tes dilakukan oleh guru dan observer.
formatif Menurut Dadang Yudhistira (2013)
Peneliti melakukan penjumlahan bahwa didalam penelitian tindakan kelas
nilai yang diperoleh peserta didik yang diperlukan hadirnya suatu kerja sama
selanjutnya dibagi dengan jumlah peserta dengan pihak-pihak lain, seperti atasan,
didik yang ada di kelas tersebut sehingga sejawat, mahapeserta didik dan
diperoleh rata – rata tes formatif dapat sebagainya. Peneliti dan satu rekan
dirumuskan. observer melakukan observasi mulai dari
awal hingga akhir pembelajaran.
Observasi dilakukan terhadap aktivitas
Dengan : = nilai rata – rata peserta didik dan guru selama proses
: = jumlah semua nilai pembelajaran dengan menggunakan
peserta didik lembar observasi yang telah dibuat
: = jumlah peserta didik dengan cara memberikan skor pada
masing-masing indikator.
2. Untuk ketuntasan belajar Penelitian dilaksanakan dengan
Ada dua kategori ketuntasan belajar menggunakan media pembelajaran kotak
yaitu secara perorangan dan secara dan kartu misterius (KOKAMI).
klasikal. Berdasarkan petunjuk Penggunaan media kotak dan kartu
pelaksanaan belajar mengajar, seorang misterius (KOKAMI) bisa meningkatkan
peserta didik telah tuntas belajar bila minat belajar peserta didik (Neneng
telah mencapai skor 82% atau nilai 82. Paisah, 2013), dengan menggunakan
Dan kelas tersebut tuntas belajar bila di media pembelajaran kotak dan kartu
kelas tersebut terdapat 82% yang telah misterius (KOKAMI) akan lebih menarik
mencapai daya serap lebih dari atau sama perhatian peserta didik sehingga dapat
dengan 82%. Untuk menghitung menimbulkan motivasi belajar peserta
presentase ketuntasan belajar digunakan didik dan membuat peserta didik aktif
rumus sebagai berikut : dalam pembelajaran. Aktivitas peserta
P= didik mengalami peningkatan dalam
proses pembelajaran berdampak pada
x 100% ketuntasan belajar peserta didik, dimana
peserta didik yang aktif akan turut terlibat
langsung dalam pembelajaran seperti
HASIL PENELITIAN mengerjakan tugas, bertanya, mencari
Penelitian tindakan dilaksanakan informasi dan melatih diri dalam
dikelas XII MIPA 1 SMA Negeri 2 mengerjakan soal (Sardiman, A.M,
Pekanbaru pada semester ganjil tahun 2012). Sosialisasi proses pembelajaran
ajaran 2017/2018. Jumlah peserta didik dengan menggunakan kotak dan kartu
dikelas XII MIPA 1 SMA Negeri 2 misterius (KOKAMI) di kelas XII MIPA
Pekanbaru adalah 41 orang yang terdiri 1 dilakukan pada tanggal 15 Agustus
dari 23 peserta didik laki-laki dan 18 2017, dengan tujuan untuk menjelaskan
peserta didik perempuan. Penelitian ini aturan permainan kotak dan kartu
bertujuan untuk meningkatkan aktivitas misterius (KOKAMI) agar peserta didik
dan ketuntasan belajar peserta didik tidak kebingungan saat pelaksanaan
dengan menggunakan media pembelajaran. Sekaligus pembagian
pembelajaran kotak dan kartu misterius kelompok belajar yang terdiri dari 6-8
(KOKAMI). peserta didik dengan sifat kelompok yang

182
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 5 No 2 Tahun 2017 p- ISSN: 2337-652x | e-ISSN:
2598-3253

heterogen yaitu peserta didik pintar, soal latihan yang ada di LKPD dan
sedang, dan kurang. Sebelum keberhasilan peserta didik dalam
pembelajaran kimia dimulai peserta didik menyelesaikan kartu pesan. Namun,
harus duduk pada kelompoknya masing- walaupun telah mengalami peningkatan,
masing. masih terdapat beberapa indikator
Data penelitian diperoleh melalui aktivitas peserta didik yang belum
tes hasil belajar dimana pelaksanaan tes optimal, diantaranya adalah:
pada akhir pertemuan (evaluasi) dan a) Aktivitas mengajukan pertanyaan
akhir siklus (posttest). Tes akhir siklus b) Aktivitas menyampaikan
dilaksanakan dua kali, tes pertama pendapat/jawaban
dilaksanakan setelah pertemuan II yaitu c) Berdiskusi dalam kelompok
hari Selasa tanggal 22 Agustus 2017 dan Indikator yang belum optimal
tes kedua dilaksanakan setelah pertemuan tersebut membuat peneliti dan guru
IV yaitu pada hari Kamis tanggal 05 merancang perencanaan dan perbaikan
September 2017. Aktivitas belajar peserta untuk meningkatkan aktivitas peserta
didik yang diamati selama proses didik dalam pembelajaran pada siklus
pembelajaran kimia dengan berikutnya (siklus II). Hasil observasi
menggunakan media pembelajaran kotak aktivitas belajar peserta didik pada siklus
dan kartu misterius (KOKAMI) adalah II dapat dilihat pada Tabel 4.2. Kriteria
mengajukan pertanyaan, menyampaikan ketuntasan tindakan pada siklus II
pendapat/jawaban, mengerjakan soal ditingkatkan lagi sebesar 10-20% tiap
latihan di LKPD, berdiskusi dalam indikator dari siklus I. Berdasarkan
kelompok, antusias pada media Gambar 4.2 bahwa pada pertemuan III
pembelajaran kotak dan kartu misterius indikator aktivitas peserta didik yang
(KOKAMI). belum tercapai berdasarkan kriteria
Hasil observasi terhadap aktivitas keberhasilan dari siklus II adalah
belajar peserta didik dapat dilihat pada aktivitas mengajukan pertanyaan dengan
Tabel 4.1menunjukkan bahwa aktivitas persentase 77,63% dimana kriteria
belajar peserta didik mengalami keberhasilan tindakan adalah 80%, dan
peningkatan dari pertemuan I ke aktivitas menyampaikan
pertemuan II. Pertemuan I persentase pendapat/jawaban dengan persentase
rata-rata aktivitas belajar peserta didik 78,29% sedangkan kriteria keberhasilan
sebesar 67,1067% dengan kriteria baik tindakan sebesar 85%.
meningkat pada pertemuan II menjadi Pertemuan IV seluruh indikator
77,96% dengan kriteria baik. Gambaran aktivitas peserta didik mencapai kriteria
mengenai hasil belajar dapat dilihat lebih keberhasilan tindakan dengan persentase
rinci pada Gambar 4.1. Indikator yang aktivitas peserta didik yang tinggi dan
aktivitas yang belum tercapai tersebut memperoleh kategori sangat baik. Hal ini
adalah aktivitas mengajukan pertanyaan terlihat pada proses pembelajaran hampir
dengan persentase sebesar 53,95% seluruh peserta didik aktif dalam
sedangkan kriteria keberhasilan 60% dan mengajukan pertanyaan, menyampaikan
menyampaikan pendapat/jawaban dengan pendapat/jawaban, mengerjakan soal
persentase sebesar 57,24% sedangkan latihan di LKPD, berdiskusi dalam
kriteria keberhasilan 60%. kelompok dan interaksi antara guru
Pertemuan II pada siklus I seluruh dengan peserta didik dan peserta didik
indikator aktivitas peserta didik telah dengan peserta didik tercipta dengan
mencapai kriteria keberhasilan, bahkan baik, hal ini disebabkan oleh adanya
ada indikator yang melebihi keriteria media pembelajaran kotak dan kartu
keberhasilan yaitu aktivitas mengerjakan misterius (KOKAMI).

183
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 5 No 2 Tahun 2017 p- ISSN: 2337-652x | e-ISSN:
2598-3253

Penggunaan media kotak dan kartu maka proses pembelajaran tidak akan
misterius (KOKAMI) bisa meningkatkan berlangsung dengan baik. Aktivitas
minat belajar peserta didik (Neneng peserta didik masing-masing indikator
Paisah, 2013), dengan menggunakan yang diperoleh dari hasil observasi dapat
media pembelajaran kotak dan kartu dijelaskan sebagai berikut :
misterius (KOKAMI) akan lebih menarik 1. Peserta didik mengajukan pertanyaan
perhatian peserta didik sehingga dapat Bertanya adalah proses meminta
menimbulkan motivasi belajar peserta keterangan atau penjelasan untuk
didik dan membuat peserta didik lebih mendapatkan informasi yang belum
aktif dalam proses pembelajaran. diketahui dalam pembelajran yang
sedang berlangsung. Aktivitas peserta
Pembahasan didik bertanya pada siklus I adalah
Aktivitas belajar peserta didik 61.85% dengan kategori baik, dapat
meningkat dari siklus I ke siklus II, dilihat peserta didik belum terlalu aktif
peningkatan dapat dilihat dari hasil dalam mengajukan pertanyaan masih
observasi persentase rata-rata aktivitas rendah yaitu berkisar10-15 peserta
peserta didik untuk setiap siklusnya. didik dan didominasi oleh peserta
Persentase rata-rata aktivitas belajar didik yang pintar. Hal ini terjadi
peserta didik pada siklus I sebesar karena peserta didik belum memiliki
72,54% dengan kategori baik namun keberanian untuk mengajukan
belum optimal karena masih ada pertanyaan terhadap materi yang
beberapa indikator aktivitas peserta didik belum dipahaminya dan peserta didik
yang belum mencapai kriteria kurang percaya diri untuk bertanya
keberhasilan tindakan yang ditetapkan. kepada guru, selain itu guru kurang
Persentase rata – rata aktivitas peserta memotivasi peserta didik untuk
didik pada siklus II diperoleh sebesar bertanya. Aktivitas peserta didik
88,816% yang masuk kategori sangat bertanya pada siklus II adalah 84,87%
baik dan telah mencapai kriteria dengan kategori sangat baik. Peserta
keberhasilan tindakan. Indikator aktivitas didik yang mengajukan pertanyaan
peserta didik dengan kategori sangat baik meningkat dari siklus sebelumnya
yaitu peserta didik mengajukan yaitu berkisar 17-27 peserta didik.
pertanyaan, menyampaikan Peserta didik aktif dalam proses
jawaban/pendapat, mengerjakan soal-soal pembelajaran dikarenakan guru lebih
latihan yang ada dalam LKPD, berdiskusi meningkatkan interaksi dengan peserta
dalam kelompok, keberhasilan dalam didik dengan cara merangsang
menyelesaikan kartu pesan. Indikator pemikiran peserta didik terhadap
Antusias peserta didik pada media materi pembelajaran sehingga
pembelajaran kotak dan kartu misterius membangkitkan rasa ingin tahun
(KOKAMI) memperoleh kategori baik, peserta didik terhadap materi
hal ini terjadi karena skor maksimal pembelajaran.
hanya diperoleh oleh kelompok yang 2. Peserta didik menyampaikan
menang dalam permainan kotak dan kartu jawaban/pendapat
misterius (KOKAMI). Aktivitas belajar Guru menjelaskan materi
peserta didik berimplikasi terhadap pembelajaran, ada 1-3 kelompok yang
pemahaman peserta didik selama proses kurang berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Sesuai yang dijelaskan pembelajaran, beberapa dari anggota
Sadirman A.M (2012) bahwa aktivitas kelompok tersebut bercerita didalam
merupakan hal penting dalam kelompok yang membuat peserta didik
pembelajaran, tanpa adanya aktivitas kurang fokus sehingga materi yang

184
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 5 No 2 Tahun 2017 p- ISSN: 2337-652x | e-ISSN:
2598-3253

dipelajari tidak dapat dipahami dengan sehingga peserta didik lebih


tuntas dan menyebabkan peserta didik bersungguh-sungguh dalam
tidak bisa menyampaikan mengerjakan LKPD.
pendapatnya. Aktivitas peserta didik 4. Aktivitas peserta didik berdiskusi
menyampaikan jawaban/pendapat dalam kelompok
pada siklus I adalah 61,19% dengan pada siklus I adalah sebesar 72,04%
kategori baik yaitu peserta didik yang dengan kategori baik, peserta didik
menjawab pertanyaan dengan tepat masih belum maksimal berdiskusi
tanpa alasan berkisar antara 12-16 didalam kelompok dapat dilihat
peserta didik dan peserta didik aktivitas berdiskusi hanya terjalin 1-3
menjawab pertanyaan dengan tepat peserta didik disetiap kelompoknya,
dan disertai alasan dikategorikan sedangkan anggota kelompok yang
sangat rendah yaitu 5-6 peserta didik. lain belum ikut berpartisipasi bahkan
Hai ini terjadi karena guru tidak tidak peduli. Aktivitas peserta didik
memberikan pertanyaan secara acak berdiskusi dalam kelompok pada
yang harus dijawab oleh peserta didik- siklus II adalah sebesar 89,15%
peserta didik yang tidak aktif. dengan kategori sangat baik, peserta
Aktivitas peserta didik menyampaikan didik lebih bersungguh-sungguh dalam
jawaban/pendapat pada siklus II berdiskusi karena guru telah menunjuk
adalah 86,19 dengan katergori sangat peserta didik yang tidak aktif dalam
baik, karena guru memberikan diskusi kelompok untuk menjawab
pertanyaan kepada peserta didik yang soal-soal di LKPD ketika presentasi
belum aktif dan memberikan kelompok.
pertanyaan yang lebih banyak dan 5. Peserta didik antusias pada media
tersebar secara merata. Selain itu, pembelajaran kotak dan kartu
peserta didik juga lebih giat mencari misterius (KOKAMI)
informasi mengenai materi Aktivitas peserta didik antusias pada
pembelajaran sehingga peserta didik media pembelajaran kotak dan kartu
memiliki bekal sebelum mengikuti misterius (KOKAMI) pada siklus I
proses pembelajaran adalah sebesar 72,69% dengan
3. Peserta didik mengerjakan soal-soal kategori baik, karena media
latihan yang ada dalam LKPD pembelajaran kotak dan kartu
Aktivitas peserta didik dalam misterius (KOKAMI) dapat menarik
mengerjakan soal-soal latihan yang minat peserta didik untuk belajar.
ada dalam LKPD pada siklus I adalah Terlihat pada saat permainan kotak
84,22% dengan kategori sangat baik, dan kartu misterius (KOKAMI)
pengerjaan LKPD masih didominasi antusias peserta didik untuk mencari
oleh peserta didik yang pintar disetiap jawaban pertanyaan lebih tinggi
kelompok sehingga peserta didik yang dibandingkan mereka menjawab soal-
kurang aktif dan kurang bertanggung soal yang ada didalam LKPD. Adanya
jawab dalam pengerjaan LKPD dan unsur kompetitif dan suasana
hanya menyalin jawaban dari teman pembelajaran yang menyenangkan
sekelompoknya. Aktivitas peserta pada kotak dan kartu misterius
didik dalam mengerjakan soal-soal (KOKAMI) membuat peserta didik
latihan yang ada dalam LKPD pada bersemangat untuk menjadi kelompok
siklus II adalah 92,44% dengan pemenang pada permainan. Aktivitas
kategori sangat baik, karena guru telah peserta didik antusias pada media
menegur peserta didik yang tidak pembelajaran kotak dan kartu
berpartisipasi dalam diskusi kelompok misterius (KOKAMI) pada siklus II

185
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 5 No 2 Tahun 2017 p- ISSN: 2337-652x | e-ISSN:
2598-3253

adalah sebesar 80,26% dengan posttest pada siklus I yang dilakukan


kategori sangat baik, Terlihat semua setelah pertemuan I dan pertemuan II
kelompok berhasil menyelesaikan diperoleh persentase ketuntasan belajar
kartu pesan yang dimainkan sebanyak klasikal sebesar 89,47% dan ketuntasan
sebanyak 2 kali putaran. belajar klasikal ini telah mencapai kriteria
Pembelajaran pada siklus II peserta keberhasilan yang telah diharapkan yaitu
didik lebih berkompetitif dalam 78. Namun terdapat 4 peserta didik yang
menyelesaikan kartu pesan agar belum mencapai ketuntasan belajar
menjadi kelompok pemenang, karena individu.
guru lebih mengontrol jalannya Hasil analisis terhadap jawaban
permainan kotak dan kartu misterius peserta didik yang tidak mencapai
(KOKAMI) agar suasana kelas tidak ketuntasan belajar individu diketahui
ribut karena persaingan dalam bahwa peserta didik kurang teliti dalam
kelompok untuk menjadi pemenang. menjawab soal pertanyaan posttest.
6. Keberhasilan peserta didik dalam Ketuntasan belajar klasikal pada siklus II
menyelesaikan kartu pesan adalah sebesar 100%, hal ini
Aktivitas keberhasilan peserta didik menunjukkan peserta didik mencapai
dalam menyelesaikan kartu pesan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan
pada siklus I adalah sebesar 83,22% kriteria keberhasilan tindakan yaitu 80%.
dengan kategori sangat baik, namun Hasil observasi dan refleksi yang telah
masih ada 1 kelompok yang tidak dilaksanakan dapat diketahui bahwa
dapat menyelesaikan kartu pesan proses pembelajaran telah terlaksana
dengan waktu yang telah ditentukan, dengan baik. Susana kelas dalam proses
karena anggota dalam kelompok pembelajaran telah kondusif dan
tersebut tidak semuanya ikut terlibat menyenangkan dengan adanya media
dalam menyelesaikan kartu pesan. pembelajaran kotak dan kartu misterius
Aktivitas keberhasilan peserta didik (KOKAMI) yang dapat meningkatkan
dalam menyelesaikan kartu pesan aktivitas peserta didik dalam mengikuti
pada siklus I adalah sebesar 100% proses pembelajaran. Aktivitas guru,
dengan kategori sangat baik, ini aktivitas peserta didik dalam belajar dan
membuktikan bahwa setiap anggota ketuntasan belajar peserta didik dengan
kelompok ikut terlibat mengerjakan penggunaan media pembelajaran kotak
kartu pesan dan seluruh kelompok kartu misterius (KOKAMI) telah
telah berhasil menyelesaikan kartu mencapai kriteria keberhasilan.
pesan dengan benar dan tepat waktu,
selain itu guru mendekati dan KESIMPULAN
membimbing kelompok yang gagal Berdasarkan kajian, hasil, dan
dalam menyelesaikan kartu pesan agar pembahasan penelitian dapat disimpulkan
semua peserta didik bekerja sama sebagai berikut:
dengan kelompoknya untuk ikut aktif 1. Penggunaan media pembelajaran
terlibat dalam menyelesaikan kartu kotak dan kartu misterius
pesan tersebut. (KOKAMI) dapat meningkatkan
Ketuntasan belajar peserta didik aktivitas belajar peserta didik kelas
merupakan pencapaian hasil belajar yang XII MIPA 1 SMA Negeri 2
ditetapkan dengan ukuran atau tingkat Pekanbaru dengan persentase rata-
pencapaian kompetensi yang memadai rata siklus I sebesar 72,53% dan
dan dapat dipertanggungjawabkan siklus II sebesar 88,82%
sebagai prasyarat penguasaan kompetensi 2. Penggunaan media pembelajaran
lebih lanjut (Irma pujiati, 2008). Hasil kotak dan kartu misterius

186
PeKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Vol 5 No 2 Tahun 2017 p- ISSN: 2337-652x | e-ISSN:
2598-3253

(KOKAMI) dapat meningkatkan Silberman, M.L., 2011, Active Learning


ketuntasan belajar peserta didik 101 Cara Belajar Siswa Aktif,
dengan persentase siklus I sebesar Nusa Media, Bandung.
89,47% dan siklus II sebesar 100%
Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhinya,
DAFTAR PUSTAKA Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., 2005, Dasar-dasar Evaluasi Subana, Rahadi, M., Sudrajat, 2005,
Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Statistik Pendidikan, Pustaka
Setya, Bandung.
Budiningsih, A.C., 2005, Belajar dan
Pembelajaran, Asdi Mahasatya, Sudjana, 2005, Metoda Statistika, Tarsito,
Jakarta. Bandung.
Depdiknas, 2006, Petunjuk Teknis
Pengembangan Silabus dan Sudjana, N., 2010, Dasar-Dasar Proses
Contoh/Model Silabus SMA/MA, Belajar Mengajar, Sinar Baru
BSNP, Jakarta. Algesindo, Bandung.
Dimyati dan Mujiono, 2002, Belajar dan
pembelajaran, Departemen Uno, H.B., 2008, Teori Motivasi dan
Pendidikan dan Kebudayaan, Pengukurannya, Raja Grafindo
Jakarta. Persada, Jakarta.

Djamarah, 2006, Strategi Belajar Trianto, 2011, Mendesain Model


Mengajar,Rineka Cipta, Jakarta. Pembelajaran Inovatif –
Firdaus, T., 2012, Pembelajaran Aktif, Progresif, Kencana Prenada
Elmatera, Yogyakarta. Media Group, Jakarta.
Hartono, 2011, PAIKEM, Zanafa,
Zaini, H., Munthe, B., dan Aryani, S.A.,
Pekanbaru.
2008, Strategi Pembelajaran
Ibrahim, M., 2000, Pembelajaran Aktif, Pustaka Insan Madani,
Kooperatif, University Press, Yogyakarta.
Universitas Negeri Surabaya.
Nasution,S., 2000, Belajar dan
Mengajar, Bumi aksara, Bandung.
Nazir, 2005, Metode Penelitian, Ghalia
Indonesia, Jakarta.

Sanjaya, W., 2008, Strategi


Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan,
Kencana, Jakarta.

Sardiman, 2011, Interaksi dan Motivasi


Belajar Mengajar, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

187

Anda mungkin juga menyukai