Anda di halaman 1dari 1

Assalamu’alaikum Wr.

Wb

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja & puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rizki berupa kesehatan dimana kita dapat berkumpul disini dalam rangka. Ucapan terima
kasih juga tak luput saya sampaikan kepada …………… yang telah memberikan kesempatan kepada saya
untuk menyampaikan sedikit pidato singkat tentang “Lalu Lintas.

Budaya dan kepribadian bangsa, bisa dilihat dari lalu-lintasnya. Tingkat disiplin masyarakat yang
rendah bisa diketahui dari perilaku di jalan raya. Dengan pelanggaran yang sangat tinggi, apakah kita
masih bisa disebut berbudaya?” .

saat ini pengguna jalan sudah masuk dalam kategori ironis. Banyak orang dengan gampang dan
tidak punya rasa malu melanggar peraturan. Lebih menyedihkan lagi, menerobos lampu merah yang
berbahaya bagi keselamatan pribadi dan orang lain, tidak memakai helm atau menelepon sambil
mengemudi.

”Kadang-kadang (Polisi) seperti hantu di jalanan. Ditakuti dan tertib kalau ada polisi. Kalau tidak
ada, pelanggaran kembali terjadi. Paling ironis, bangga kalau ditilang atau melanggar saat ada polisi. Hal-
hal seperti ini menjadi tanggung jawab bersama untuk dibenahi,” ujarnya.

Khusus membahas kemacetan Jakarta, salah satu penyebabnya adalah kurangnya kesadaran
berlalu-lintas, selain itu pembangunan jalan yang tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan.

”Kalau ingin kencang bukan di Jakarta. Di sini sudah tidak bisa kencang. Lebih baik meggunakan
kendaraan ber-cc kecil yang efisien dan hemat bahan bakar. Sistem dan pola pikir masyarakat harus
diubah,” agar kita dapat disiplin dan tertib dalam berlalu lintas. Sekian dari saya, apabila ada tutur kata
yang kurang berkenan mohon maaf sebesar-besarnya.

Anda mungkin juga menyukai