Anda di halaman 1dari 11

TOKOH :

1. Adinda Melanie : Bilqis (Teman Kelas Yogi)

2. Agustino : Ahmad (HRD yang menolak)

3. Davina Ratu : Aisyah (Mamah Yogi)

4. Intan Kurniasih : Kirana (HRD yang menerima)

5. Egi Aditya : Fadil (Orang Pemalas)

6. Muhammad Ari : Billy (Pembongkar Rahasia)

7. Muhammad Ekky : Yogi (Orang pemalas)

8. Rizky Ramdani : Gilang (Kakak kelas fadil)

9. Syalwa Nurvira : Iis (Ibu kantin)

10. Tiara Sinta : Citra (Teman kelas Yogi)

11. Zaki Alfath : Danang (Guru)

12. Zanella Varoriz : Nayla (Anak pintar)

NASKAH DRAMA :

(Pada malam hari yogi sedang bermain game)

Yogi: “Woi, Sebelah kanan, awas itu ada musuh! Hati² musuhnya sembunyi dibalik semak-semak,
jangan rush mereka, tunggu aba aba dari gua!!! 1...2...3...!!”

(Pagi hari yogi masih tertidur dengan lelap)

Mamah Yogi: “Haduh Yogi – yogi kamu ini sudah pagi masih tidur aja bukannya dimatiin alarmnya!!”

(Mamah yogi menghampiri Yogi)

Mamah Yogi: “Yogi bangun, kamu sekolah tidak sudah jam berapa ini?”

(Yogi mengucek matanya)

Yogi: “sudah jam berapa memang mah?”

Mamah yogi: “tuh coba lihat jam berapa sekarang”

(Yogi melihat jam)

Yogi: “HAHH...???!!!!
( Cut scene)

Mamah Yogi: “kenapa kamu Yogi?”

Yogi: “aku sekolah hari ini mah”

Mamah: “ Yaampun yogi sudah jam berapa ini, terlambat dong kamu?”

Yogi: “Iya, makanya aku buru-buru berangkat ke sekolah mah”

Mamah Yogi: “loh kamu nggak makan dulu?”

Yogi: “gak ada waktu lagi mah”

(Mamah Yogi menyiapkan bekal untuk Yogi)

Mamah Yogi: “nih Mama siapin bekal buat di sekolah di bawa ya”

Yogi: “oke mah, makasih, assalamualaikum”

Mamah Yogi: “waalaikumsalam, dasar anak muda”

(Saat sudah sampai disekolah, yogi berlari kedalam kelas)

Fadil: “Dari mana aja lu baru datang gi?”

Yogi: “Gua kesiangan Dil gara-gara kemarin main game sampai larut malam”

Fadil: “Yaelah wajar kali itu mah kan udah jadi rutinitas kita setiap hari HAHAHA”

Yogi: “HAHAHA iya Dil”

Fadil: “Btw lu mau ke mana?”

Yogi: “Gua mau ke kelas nih Dil mau naruh tas”

Fadil: “mending ikut gua ke kantin, laper kan lu?”

Yogi: “iya sih, tapi gua bawa bekal dil...”

Fadil: “Ck ayo udah ikut aja, makanan kantin lebih enak”

(mereka berdua berjalan menuju ke kantin)

Fadil: “Eh lu tau nggak sih? Ada anak baru di kelas kita, rumornya sih dia pintar di sekolahnya yang
lama”

Yogi: “Hah siapa? Beneran ada anak baru?”


Fadil: “Lu sih terlambat jadi ketinggalan info kan, nanti deh lihat sendiri di kelas”

(Fadil cek sekitar kantin)

Fadil: “Eh BTW lu mau makan apa gi?, gua bayarin deh karena udah mau nemenin gua”

(Yogi berfikir)

Yogi: “Gado-gado boleh deh”

(Fadil memesan makanan)

Fadil: “ Bu gado-gadonya dua ya”

Ibu kantin: “ Oh iya pedes nggak dek?”

Fadil: “ Pedes bu”

Yogi: “ Dil masih pagi udah makan pedes aja sih”

Fadil: “ Oh iya, yaudah deh bu nggak pedes ya dua-duanya”

Ibu kantin: “Oke deh”

Yogi: “ Eh rencananya lu habis lulus mau ke mana Dil?”

Fadil: “ napa tiba tiba nanya begitu?, masih pagi nih topiknya jangan yang pedes2”

Yogi: “Enggak, nanya aja kalo ga di jawab juga gapapa”

Fadil: “Gua sih niatnya mau di teknik mesin Universitas Indonesia, kalau lu di mana?”

Yogi: “Aduh gimana ya, gue sih pengen ke Universitas Padjadjaran”

Fadil: “Emang lu bakatnya di mana?”

Yogi : “Gua bisa gambar sih sebenarnya, cuman gua nggak pede aja HAHAHA yang penting bisa jadi
orang aja lah”

Fadil: “Emang sekarang lu apaan hewan?”

Yogi: “Ah bisa aja sih lu dil HAHAHA”

Ibu kantin: “Nih dek makanannya kalau mau nambah sambal bilang aja ya!”

Fadil: “Eh tapi kayaknya anak baru itu sedikit cuek deh, kelihatannya kurang bersosialisasi gitu”

Yogi: “dih nggak asik banget”

Fadil: “Ya gitu deh”


(Suasana didalam kelas yang ramai, hingga guru pun datang, Yogi melirik ke arah Nayla, Nayla
menengoknya dan Yogi memalingkan wajahnya)

(Guru matematika sedang menjelaskan)

Guru: “Yogi, coba kamu jawab berapa peluang munculnya angka 6 dari 2 buah dadu yang dilempar
secara bersamaan?”

Yogi: “Hah maaf Pak saya kurang paham hehe”

Guru: “Haduh Yogi – Yogi kamu ini guru sedang menjelaskan bukannya memperhatikan malah
melamun saja, Coba ada yang bisa bantu menjawab?”

Nayla: “Saya Pak”

Guru: “Oke Nayla silahkan jelaskan di depan!”

(Nayla menjelaskan di depan dan Nayla pun selesai menjelaskan)

Guru: “Oke nayla jawaban kamu benar, silakan balik ke tempat kamu!”

Nayla: “Baik Pak”

(Di sisi lain)

Citra: “Eh kalian ngerasa nggak sih kalau anak baru itu sombong banget?”

Bilqis: “Gua juga ngerasa sih soalnya dia kayak sok pintar gitu suka cari muka ke guru!”

(Yogi menguping pembicaraan Citra dan Bilqis)

(Bel berbunyi)

Fadil: “Eh coba yuk kita ngobrol sama anak baru!”

Yogi: “Ck, ya udah deh ayo”

(Yogi dan Fadil menghampiri Nayla)

Fadil: “Eh anak baru btw lu dari sekolah mana?”

Nayla: “Harus banget dijawab?”

(Hening)

Yogi: “Yaelah nanya doang kali”

Fadil: “Nggak asik banget lu, yaudah yuk gi kita ke kantin aja”

(Nayla menatap kepergian Yogi dan Fadil)

(Billy hanya menatap kejadian itu)


(Yogi dan Fadil berjalan keluar sambil berbincang)

Fadil: “Si Nayla orangnya nggak asik sombong banget, gua punya ide gimana kalau kita kerjain aja?”

Yogi: “Boleh juga tuh, tapi kita kerjainnya kayak gimana?”

Fadil: “Ah gampang itu mah, lihat aja nanti”

(Yogi dan Fadil berjalan keluar kamera)

(Billy masuk kamera dan berjalan keluar kamera)

(Citra dan Bilqis keluar kelas)

(Nayla keluar dari kelas dan berjalan ke toilet, Yogi dan Fadil masuk kelas)

(Fadil mengambil dompet Citra di dalam tas, lalu memasukkan dompet itu ke dalam tas Nayla.
Sedangkan Yogi mengawas sekitar kelas)

(Citra memasuki kelas mencari dompet yang ketinggalan di dalam tas)

Citra: “Eh dompet gua kok gak ada, ke mana ya?”

(Nayla melihat ke Citra)

(Bel berbunyi dan guru masuk kelas)

Guru: “Semua berdiri silakan taruh tas kalian diatas meja masing-masing”

(Guru mengecek tas muridnya satu-satu, Hingga akhirnya guru mengecek tas Nayla)

Guru: “Nayla ini dompet kamu dua-duanya?”

(Nayla bingung)

Citra: “Eh itu kan dompet saya pak, Kok ada di tas Nayla?”

Guru: “Kenapa dompetnya bisa ada di kamu Nayla?”

Nayla: “Saya nggak tahu Pak”

Guru: “Nggak mungkin masa tiba-tiba dompet ini bisa jalan sendiri ke tas kamu?”

(Fadil tersenyum dan Yogi melirik dan merasa tidak enak dengan Nayla)

Guru: “Nayla kamu ikut bapak ke ruang guru sekarang!”

(Nayla bersama Pak Guru berjalan ke ruang guru dan mendapatkan tatapan sinis dari teman-teman
sekelasnya)

(Disisi Lain)

Bilqis: “Ish nggak nyangka ya baru juga masuk udah kena skandal aja dia!”

Citra: “Iya tuh malu-maluin aja, pantes aja dia pindah sekolah, pasti karena d.o”
(Di ruang guru)

Guru: “Nayla bapak mohon kamu jawab dengan jujur! Apakah benar kamu yang menyembunyikan
dompet Citra?”

Nayla: “Saya nggak tahu Pak bukan saya pelakunya”

Guru: “Bapak tidak tahu pelakunya siapa, tapi sesuai bukti yang bapak lihat dengan berat hati bapak
akan mengskors kamu selama 2 minggu!, sampai jumpa 2 minggu ke depan”

(Nayla menunduk)

Citra: “Eh lu udah belajar belum? Nomor 3 apa si susah banget, ajarin dong!”

Bilqis: “Yaelah gampang itu mah sini gua ajarin”

(Fadil tersenyum karena sudah mempunyai kertas contekan)

(Billy dari jauh menoleh dan mengamati ke arah Fadil)

(Shoot Buku Ulangan Akhir Semester)

Yogi: “Aduh gue lupa sekarang kan ulangan mana belum belajar lagi selamem!”

(Yogi melihat ke arah Fadil)

(Guru datang)

Guru: “ Selamat pagi anak-anak, hari ini kita ulangan akhir semester, bapak harap kalian
mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan jangan ada yang mencontek. Karena ini nilai terakhir
kalian di sekolah!”

Murid: “Baik Pak”

(Ulangan berlangsung)

(Fadil membuka contekan)

(Guru memperhatikan murid-muridnya yang sedang mengerjakan ulangan, matanya tak sengaja
mengarah kepada Fadil yang bergelagat mencurigakan)

Guru: “Fadil kamu ngapain?”

(Fadil kaget)

Fadil: “Ngga Pak saya, ngga ngapa-ngapain”

(Guru pun menghampiri Fadil)

(Fadil menyembunyikan penghapus)


Guru: “Itu apa yang kamu pegang Fadil?”

(Fadil segera menyembunyikan kertas yang ada di penghapus tersebut)

Fadil: “Oh ini penghapus Pak”

(Penghapus dicek oleh pak guru)

Guru: “ Kalian jangan ada yang berani-berani mencontek ya! Kerjakan semampu kalian!”

(Yogi Billy dan teman-teman sekelas melihat ke arah Fadil)

(Fadil pun menghela nafas lega)

(Ujian berlanjut Dan Selesai)

Guru: “ Setelah kalian mengikuti ujian akhir semester, bapak ingin mengumumkan bahwa ada
beberapa siswa yang mendapatkan nilai tertinggi di kelas ini, bapak akan mengumumkan dari nilai
yang tertinggi dahulu, yang pertama jatuh kepada Nayla (tepuk tangan), yang kedua jatuh kepada
Fadil, yang ketiga jatuh kepada Citra, yang keempat jatuh pada Bilqis, dan yang kelima jatuh kepada
Yogi... Baik karena jam pelajaran sudah selesai bapak izin keluar kelas. Sampai jumpa di pertemuan
berikutnya, Sukses dan tetap semangat ya anak-anak”

(Yogi melihat Fadil dan menghampirinya)

Yogi: “Keren juga lu, kok nggak bagi-bagi sih?”

Fadil: “Maaf bro soal nilai nggak ada persahabatan”

(Fadil keluar kelas dan Yogi menatap Fadil yang berjalan keluar kelas)

(Hari kelulusan sekolah pun tiba)

Anonim: “selamat ya Yogi atas kelulusannya semoga sukses terus!”

Yogi: “Eh iya terima kasih lu juga semoga sukses terus ya!”

(Fadil melihat Yogi dan temannya yang sedang berbincang, kemudian Fadil menghampirinya)

Mamah Yogi: “Yogi Mama duluan ya?”

Yogi: “Iya mah”

Fadil: “Widih lulus juga lu, Rencana mau ke mana habis ini?”

Yogi: “Hehe gua juga bingung dil nilai segini mau ke mana ya? Kayaknya buat kerja juga nggak cukup”

(Yogi menunduk dan merasa sedih)

Fadil: “Lah lu nggak ada rencana buat kuliah emang?”

Yogi: “Nggak deh kayaknya, cape juga belajar mulu, eh btw lu mau ke mana dil?”

Fadil: “Gua sih mau ke Universitas Indonesia, Kan waktu itu gua udah pernah bilang”
Yogi: “Widih gaya banget lu mau ke Universitas Indonesia emang bakalan diterima?”

Fadil: “Ya coba-coba aja, kita kan nggak tahu ke depannya bakal gimana, ya kan?”

Yogi: “HAHAHA, iya juga sih sukses terus ya!”

Fadil: “Lu juga ya sukses terus!”

(Fadil pergi dan Billy pun datang menghampiri Yogi)

Billy: “Selamat ya gi atas kelulusannya!”

Yogi: “Selamat juga ya bil”

Billy: “eh gua mau ngomong sesuatu sama lu gi, tapi nggak di sini tempatnya”

(Di lain tempat)

Billy: “Sebenarnya waktu itu gua ngeliat pake mata kepala gua sendiri si Fadil beli bocoran soal
ulangan dari kakak kelas sebelumnya, tapi cuma mereka yang transaksi di depan gua dan ga ada
orang lain yang tau, itu sebabnya si Fadil bisa dapat nilai bagus terus menerus ”

(Flashback On)

Gilang: “Udah limit segitu harganya lu mau atau enggak sama sekali!”

Fadil: “Turunin lagi lah”

Gilang: “Lu mau bayar berapa?”

Fadil: “250 dong harga temen”

Gilang: “300!”

Fadil : “Deal!”

(Mereka berdua tersenyum dan Gilang menyerahkan kertas bocoran soal tersebut)

(Flashback Off)

Billy: “ Begitu gi ceritanya”

Yogi: “ Dih curang banget dia pantesan nilainya tinggi nggak terima gua!”

Billy: “ Sebenarnya juga mau gua laporin ke guru tapi nggak punya bukti yang kuat”

Yogi: “ Tapi ya udahlah ikhlasin aja udah lulus juga kita”

Billy: “Iya gi yang sabar ya”


(Di rumah Yogi)

Yogi: “Assalamualaikum”

Mama Yogi: “Waalaikumsalam, kamu baru sampai rumah?”

Yogi: “Iya mah habis ketemu teman – teman tadi”

Mamah Yogi: “Mama udah siapin makanan tuh di meja makan buat kamu, kamu pasti lapar kan ayo
kita makan”

(Obrolan di meja makan)

Mamah Yogi: “Kamu jadi ikut tes di Universitas Padjadjaran?”

Yogi: “Jadi mah, tapi Yogi ragu karena nilai Yogi kecil”

Mamah Yogi: “Coba ikut dulu aja, apa salahnya berusaha, toh bila kamu gagal masih banyak jalan
menuju roma”

Yogi: “Iya mah yogi pasti akan berusaha”

(Yogi mengikuti tes untuk masuk universitas yang diinginkan)

(Yogi melihat pengumuman gagal untuk masuk Universitas yang diinginkannya)

(Yogi sedih dan tidak bisa tidur)

(Yogi melamar pekerjaan kemudian ditolak)

Ahmad: “Kami menghargai usaha dan waktu anda untuk mengikuti tes seleksi di perusahaan kami,
namun maaf kami belum bisa menerima anda di perusahaan kami karena belum memenuhi nilai
kriteria yang kami butuhkan”

(Yogi sedih dan nunduk)

(Yogi memasuki sebuah cafe dan memesan minuman kemudian duduk disalah satu kursi yang ada
disana, dan tidak sengaja bertemu dengan Nayla)

Nayla: “Loh Yogi ya?”

Yogi: “Eh iya, Nayla ya?, apa kabar?”

Nayla : “Baik kok, saya boleh duduk?”

Yogi: “Oh iya iya silakan duduk”

Nayla: “Terima kasih, Oh iya kamu apa kabar gi?”


Yogi: “Baik nay”

Nayla: “Kamu abis dari mana gi? Kelihatannya cape banget?”

Yogi: “Iya nay cape banget, sebenarnya gua lagi bingung nih nyari kerjaan nggak dapat-dapat karena
gua Cuma punya ijazah SMA, dan nggak punya pengalaman apa-apa juga”

Nayla: “Emang kamu mau kerja jadi apa?”

Yogi: “Apa ajalah yang penting gua bisa kerja nay”

Nayla: “Sebenarnya saya sedang membutuhkan karyawan disebuah perusahaan sebagai perancang
bangunan untuk project yang ingin dibuat, Saya dengar kamu kompeten dalam menggambar,
apakah kamu tertarik dengan posisi ini?”

Yogi: “Hah beneran?!, tapi nilai gua kecil nay Emang bisa?”

Nayla: “Bisa kok selagi kamu bisa menggambar tidak masalah”

Yogi: “Beneran?, tapi gue takut ngecewain perusahaan itu”

Nayla: “Sebelumnya saya boleh minta gambar yang sudah pernah kamu buat? Supaya saya bisa
melihat hasil gambaran kamu apakah sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan tersebut atau
tidak”

Yogi: “Oh kebetulan gua kemarin bikin portofolio gambar buat ngelamar kerja gitu di perusahaan,
tapi ditolak sih, nah kebetulan gua bawa nih kertasnya”

(Yogi menunjukkan portofolio tersebut dan Nayla melihatnya)

Nayla: “Menurut saya bagus kok hasil gambaran kamu. Coba besok kamu datang saja ke
perusahaannya kemungkinan besar kamu bakal di approved di sana, nih kartu nama saya, kalau ada
apa-apa kamu bisa hubungi di nomor yang ada di kartu saya”

(Yogi menerima kartunya dan Yogi pun kaget setelah melihat kartu tersebut)

Yogi: “Hah lu direktur di perusahaan ini nay?”

Nayla: “iya hehehe, maka dari itu saya membutuhkan karyawan yang bisa merancang bangunan
untuk perusahaan saya”

(Yogi terdiam & menunduk)

Nayla: “Yogi, Kamu baik baik saja kan?”

(Yogi kembali menaikkan kepalanya)


Yogi: “Nayla sebelumnya saya mau minta maaf ya”

Nayla: “Hah minta maaf kenapa gi?”

Yogi: “Sebenarnya...”

(Flashback On)

(Flashback Off)

Nayla: “Sudah lupakan saja perihal itu, lagi pula sudah terjadi 7 tahun yang lalu”

Nayla: “Saya juga sudah berdamai dengan kejadian tersebut”

(HP Nayla berdering & Yogi kembali menunduk)

Nayla: “iya 3x, saya akan segera ke sana sekarang!”

(Nayla menutup teleponnya)

Nayla: “Yogi saya kebetulan ada urusan mendadak saya izin pamit duluan ya”

Yogi: “Oh iya nay sebelumnya terimakasih banyak dan saya minta maaf ya”

Nayla: “Iya sama-sama, sudah saya maafkan”

(Nayla bangun dan pergi sembari Yogi menunduk dan melihat kartu nama)

(Shoot kartu nama)

(Saat di perusahaan Nayla)

Kirana: “Setelah kami pertimbangkan, Anda diterima di perusahaan kami dengan posisi arsitektur,
selamat ya”

Yogi: “Baik terima kasih bu telah mempercayai saya dalam posisi aktif arsitektur di perusahaan ini”

Kirana: “Iya sama-sama, kamu sudah bisa kerja mulai minggu depan”

Yogi: “Baik bu”

(Yogi berjalan di depan gedung perusahaan sambil melihat-lihat sekeliling)

(QUOTES)

Anda mungkin juga menyukai