NASKAH DRAMA :
Yogi: “Woi, Sebelah kanan, awas itu ada musuh! Hati² musuhnya sembunyi dibalik semak-semak,
jangan rush mereka, tunggu aba aba dari gua!!! 1...2...3...!!”
Mamah Yogi: “Haduh Yogi – yogi kamu ini sudah pagi masih tidur aja bukannya dimatiin alarmnya!!”
Mamah Yogi: “Yogi bangun, kamu sekolah tidak sudah jam berapa ini?”
Yogi: “HAHH...???!!!!
( Cut scene)
Mamah: “ Yaampun yogi sudah jam berapa ini, terlambat dong kamu?”
Mamah Yogi: “nih Mama siapin bekal buat di sekolah di bawa ya”
Yogi: “Gua kesiangan Dil gara-gara kemarin main game sampai larut malam”
Fadil: “Yaelah wajar kali itu mah kan udah jadi rutinitas kita setiap hari HAHAHA”
Fadil: “Ck ayo udah ikut aja, makanan kantin lebih enak”
Fadil: “Eh lu tau nggak sih? Ada anak baru di kelas kita, rumornya sih dia pintar di sekolahnya yang
lama”
Fadil: “Eh BTW lu mau makan apa gi?, gua bayarin deh karena udah mau nemenin gua”
(Yogi berfikir)
Fadil: “ napa tiba tiba nanya begitu?, masih pagi nih topiknya jangan yang pedes2”
Fadil: “Gua sih niatnya mau di teknik mesin Universitas Indonesia, kalau lu di mana?”
Yogi : “Gua bisa gambar sih sebenarnya, cuman gua nggak pede aja HAHAHA yang penting bisa jadi
orang aja lah”
Ibu kantin: “Nih dek makanannya kalau mau nambah sambal bilang aja ya!”
Fadil: “Eh tapi kayaknya anak baru itu sedikit cuek deh, kelihatannya kurang bersosialisasi gitu”
Guru: “Yogi, coba kamu jawab berapa peluang munculnya angka 6 dari 2 buah dadu yang dilempar
secara bersamaan?”
Guru: “Haduh Yogi – Yogi kamu ini guru sedang menjelaskan bukannya memperhatikan malah
melamun saja, Coba ada yang bisa bantu menjawab?”
Guru: “Oke nayla jawaban kamu benar, silakan balik ke tempat kamu!”
Citra: “Eh kalian ngerasa nggak sih kalau anak baru itu sombong banget?”
Bilqis: “Gua juga ngerasa sih soalnya dia kayak sok pintar gitu suka cari muka ke guru!”
(Bel berbunyi)
(Hening)
Fadil: “Nggak asik banget lu, yaudah yuk gi kita ke kantin aja”
Fadil: “Si Nayla orangnya nggak asik sombong banget, gua punya ide gimana kalau kita kerjain aja?”
(Nayla keluar dari kelas dan berjalan ke toilet, Yogi dan Fadil masuk kelas)
(Fadil mengambil dompet Citra di dalam tas, lalu memasukkan dompet itu ke dalam tas Nayla.
Sedangkan Yogi mengawas sekitar kelas)
Guru: “Semua berdiri silakan taruh tas kalian diatas meja masing-masing”
(Guru mengecek tas muridnya satu-satu, Hingga akhirnya guru mengecek tas Nayla)
(Nayla bingung)
Citra: “Eh itu kan dompet saya pak, Kok ada di tas Nayla?”
Guru: “Nggak mungkin masa tiba-tiba dompet ini bisa jalan sendiri ke tas kamu?”
(Fadil tersenyum dan Yogi melirik dan merasa tidak enak dengan Nayla)
(Nayla bersama Pak Guru berjalan ke ruang guru dan mendapatkan tatapan sinis dari teman-teman
sekelasnya)
(Disisi Lain)
Bilqis: “Ish nggak nyangka ya baru juga masuk udah kena skandal aja dia!”
Citra: “Iya tuh malu-maluin aja, pantes aja dia pindah sekolah, pasti karena d.o”
(Di ruang guru)
Guru: “Nayla bapak mohon kamu jawab dengan jujur! Apakah benar kamu yang menyembunyikan
dompet Citra?”
Guru: “Bapak tidak tahu pelakunya siapa, tapi sesuai bukti yang bapak lihat dengan berat hati bapak
akan mengskors kamu selama 2 minggu!, sampai jumpa 2 minggu ke depan”
(Nayla menunduk)
Citra: “Eh lu udah belajar belum? Nomor 3 apa si susah banget, ajarin dong!”
Yogi: “Aduh gue lupa sekarang kan ulangan mana belum belajar lagi selamem!”
(Guru datang)
Guru: “ Selamat pagi anak-anak, hari ini kita ulangan akhir semester, bapak harap kalian
mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan jangan ada yang mencontek. Karena ini nilai terakhir
kalian di sekolah!”
(Ulangan berlangsung)
(Guru memperhatikan murid-muridnya yang sedang mengerjakan ulangan, matanya tak sengaja
mengarah kepada Fadil yang bergelagat mencurigakan)
(Fadil kaget)
Guru: “ Kalian jangan ada yang berani-berani mencontek ya! Kerjakan semampu kalian!”
Guru: “ Setelah kalian mengikuti ujian akhir semester, bapak ingin mengumumkan bahwa ada
beberapa siswa yang mendapatkan nilai tertinggi di kelas ini, bapak akan mengumumkan dari nilai
yang tertinggi dahulu, yang pertama jatuh kepada Nayla (tepuk tangan), yang kedua jatuh kepada
Fadil, yang ketiga jatuh kepada Citra, yang keempat jatuh pada Bilqis, dan yang kelima jatuh kepada
Yogi... Baik karena jam pelajaran sudah selesai bapak izin keluar kelas. Sampai jumpa di pertemuan
berikutnya, Sukses dan tetap semangat ya anak-anak”
(Fadil keluar kelas dan Yogi menatap Fadil yang berjalan keluar kelas)
Yogi: “Eh iya terima kasih lu juga semoga sukses terus ya!”
(Fadil melihat Yogi dan temannya yang sedang berbincang, kemudian Fadil menghampirinya)
Fadil: “Widih lulus juga lu, Rencana mau ke mana habis ini?”
Yogi: “Hehe gua juga bingung dil nilai segini mau ke mana ya? Kayaknya buat kerja juga nggak cukup”
Yogi: “Nggak deh kayaknya, cape juga belajar mulu, eh btw lu mau ke mana dil?”
Fadil: “Gua sih mau ke Universitas Indonesia, Kan waktu itu gua udah pernah bilang”
Yogi: “Widih gaya banget lu mau ke Universitas Indonesia emang bakalan diterima?”
Fadil: “Ya coba-coba aja, kita kan nggak tahu ke depannya bakal gimana, ya kan?”
Billy: “eh gua mau ngomong sesuatu sama lu gi, tapi nggak di sini tempatnya”
Billy: “Sebenarnya waktu itu gua ngeliat pake mata kepala gua sendiri si Fadil beli bocoran soal
ulangan dari kakak kelas sebelumnya, tapi cuma mereka yang transaksi di depan gua dan ga ada
orang lain yang tau, itu sebabnya si Fadil bisa dapat nilai bagus terus menerus ”
(Flashback On)
Gilang: “Udah limit segitu harganya lu mau atau enggak sama sekali!”
Gilang: “300!”
Fadil : “Deal!”
(Mereka berdua tersenyum dan Gilang menyerahkan kertas bocoran soal tersebut)
(Flashback Off)
Yogi: “ Dih curang banget dia pantesan nilainya tinggi nggak terima gua!”
Billy: “ Sebenarnya juga mau gua laporin ke guru tapi nggak punya bukti yang kuat”
Yogi: “Assalamualaikum”
Mamah Yogi: “Mama udah siapin makanan tuh di meja makan buat kamu, kamu pasti lapar kan ayo
kita makan”
Yogi: “Jadi mah, tapi Yogi ragu karena nilai Yogi kecil”
Mamah Yogi: “Coba ikut dulu aja, apa salahnya berusaha, toh bila kamu gagal masih banyak jalan
menuju roma”
Ahmad: “Kami menghargai usaha dan waktu anda untuk mengikuti tes seleksi di perusahaan kami,
namun maaf kami belum bisa menerima anda di perusahaan kami karena belum memenuhi nilai
kriteria yang kami butuhkan”
(Yogi memasuki sebuah cafe dan memesan minuman kemudian duduk disalah satu kursi yang ada
disana, dan tidak sengaja bertemu dengan Nayla)
Yogi: “Iya nay cape banget, sebenarnya gua lagi bingung nih nyari kerjaan nggak dapat-dapat karena
gua Cuma punya ijazah SMA, dan nggak punya pengalaman apa-apa juga”
Nayla: “Sebenarnya saya sedang membutuhkan karyawan disebuah perusahaan sebagai perancang
bangunan untuk project yang ingin dibuat, Saya dengar kamu kompeten dalam menggambar,
apakah kamu tertarik dengan posisi ini?”
Yogi: “Hah beneran?!, tapi nilai gua kecil nay Emang bisa?”
Nayla: “Sebelumnya saya boleh minta gambar yang sudah pernah kamu buat? Supaya saya bisa
melihat hasil gambaran kamu apakah sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan tersebut atau
tidak”
Yogi: “Oh kebetulan gua kemarin bikin portofolio gambar buat ngelamar kerja gitu di perusahaan,
tapi ditolak sih, nah kebetulan gua bawa nih kertasnya”
Nayla: “Menurut saya bagus kok hasil gambaran kamu. Coba besok kamu datang saja ke
perusahaannya kemungkinan besar kamu bakal di approved di sana, nih kartu nama saya, kalau ada
apa-apa kamu bisa hubungi di nomor yang ada di kartu saya”
(Yogi menerima kartunya dan Yogi pun kaget setelah melihat kartu tersebut)
Nayla: “iya hehehe, maka dari itu saya membutuhkan karyawan yang bisa merancang bangunan
untuk perusahaan saya”
Yogi: “Sebenarnya...”
(Flashback On)
(Flashback Off)
Nayla: “Sudah lupakan saja perihal itu, lagi pula sudah terjadi 7 tahun yang lalu”
Nayla: “Yogi saya kebetulan ada urusan mendadak saya izin pamit duluan ya”
Yogi: “Oh iya nay sebelumnya terimakasih banyak dan saya minta maaf ya”
(Nayla bangun dan pergi sembari Yogi menunduk dan melihat kartu nama)
Kirana: “Setelah kami pertimbangkan, Anda diterima di perusahaan kami dengan posisi arsitektur,
selamat ya”
Yogi: “Baik terima kasih bu telah mempercayai saya dalam posisi aktif arsitektur di perusahaan ini”
Kirana: “Iya sama-sama, kamu sudah bisa kerja mulai minggu depan”
(QUOTES)