SKRIPSI
Oleh:
Bella Annisa
11160150000041
SKRIPSI
Oleh:
Bella Annisa
11160150000041
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat
beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya,para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga ahir
zaman. Amiin
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana pada Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Judul yang penulis ajukan adalah “Pengaruh Peningkatan Kawasan Permukiman
Terhadap Perubahan Suhu Di Kabupaten Bekasi Pada Tahun 2009-2019”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis dengan senang hati menyampaikan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, MA selaku Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, S.Pd, M.Si selaku Sekertaris Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
5. Dr. Sodikin, S.Pd, M.Si dan Ibu Anissa Windarti, M.Sc, selaku dosen
pembimbing skripsi yang senantiasa selalu memberikan arahan, dukungan,
serta bimbingan dengan penuh kesabaran. Semoga selalu dimuliakan oleh
Allah SWT.
6. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis,
semoga bapak dan Ibu dosen selalu diberi kesehatan dan dalam
lindunganNya. Sehingga ilmu yang diberikan bermanfaat.
iii
7. Kepada orang tua yang sangat saya cintai ayah dan mamah yaitu
Muhammad Noor dan Wiyanti terimakasih atas jasa-jasanya, kesabaran,
do’a dan tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta yang tulus
dan ikhlas kepada penulis semenjak kecil.
8. Adik-adik saya Fivi Febrianti dan Mutia Raihanah Qutratu’ain, beserta
keluarga besar Amidi dan Sugito Family yang selalu memberikan do’a
dan dukungan untuk saya dalam menyusun skripsi ini.
9. Saudara Rian Ilham Rasyid, S.H yang selalu memberikan do’a dan
dukungannya selama penyusunan skripsi.
10. Teman-teman perjuangan selama kuliah dan selama penyusunan skripsi
yakni Feni Nabila Ihsana A., Asnah Robiah, Qori Aini, Rizkia Nur
Hidayah, Putri Ika May D., Nurinsani, Agustri Arifatul A., Syifa Fauziah,
dan Sandi.
11. Keluarga besar kelas geografi dan angkatan 2016 Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
12. Sahabat-sahabat terbaik saya yaitu Robiatul Adawiyah, S.Pd, dan Emy
Khumaeroh yang telah memberikan do’a serta dukungannya.
13. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Bella Annisa
iv
DAFTAR ISI
UJIAN REFERENSI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
E. Tujuan................................................................................................ 6
1. Permukiman ................................................................................. 9
2. Suhu ............................................................................................. 13
v
3. Sistem Informasi Geografi ........................................................... 14
B. Metode Penelitian............................................................................ 27
1. Populasi ....................................................................................... 29
2. Sampel ......................................................................................... 29
2. Kondisi Fisik................................................................................ 41
vi
B. Hasil Penelitian ............................................................................... 46
A. Kesimpulan ..................................................................................... 70
B. Implikasi .......................................................................................... 71
C. Saran ................................................................................................ 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR GRAFIK
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
Rusman. S, “Studi Kawasan Permukiman Berbasis GIS Kecamatan Pangkajene
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan”, Skripsi, UIN Alauddin Makassar, 2018, hal. 10
3
4
Bitta Pigawati dan Iwan Rudiarto, “Penggunaan Citra Satelit Untuk Kajian
Perkembangan Kawasan Permukiman Di Kota Semarang”, Jurnal, Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro Semarang, (Forum Geografi: 2011), hal. 141
5
Ibid, hal. 141-142
6
Rusman. S, Op.cit, hal. 2
4
Terjemanahnya:
“Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat
tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari
kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu
berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu
domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan
(yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu)”.7
Menurut Ahmad Mushtafa Al-Maroghi dalam tafsir Al-Maroghi,
menafsirkan ayat-ayat ini bahwa Allah telah menyebutkan nikmat-nikmat
yang Dia limpahkan kepada para hamba-Nya. Dimulai dengan nikmat yang
dikhususkan bagi orang-orang yang bermukim, dengan Firman-Nya :
“menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal” kemudian
nikmat yang dikhususkan bagi para musafir yang mampu mendirikan kemah,
dengan Firman-Nya: “menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah)
dari kulit binatang ternak”.8
Peningkatan jumlah penduduk dan perubahan kawasan permukiman di
daerah Kabupaten Bekasi mempengaruhi keadaan suhu permukaan di daerah.
Tahun ke tahun perubahan suhu semakin terlihat, dan dirasakan oleh
masyarakat Kabupaten Bekasi sendiri. Dilihat dari keadaan sekitar, bahwa dari
perubahan kawasan permukiman pun dampak nya mengurangi ruang terbuka
hijau dan membuat suhu mengalami perubahan.
Jumlah penduduk yang di dapat dari data Badan Pusat Statistik (BPS)
bahwa jumlah penduduk dari 2013-2017 meningkat 4%, persentase yang
tinggi dialami disetiap tahun nya di Kabupaten Bekasi.9 Hal ini diakibatkan
dari migrasi dari luar daerah kabupaten Bekasi dan mengakibatkan
berubahnya penggunaan lahan. Lahan yang dahulunya adalah lahan
persawahan, namun sekarang ini telah menjadi permukiman yang dibangun
oleh para pendatang yang tinggal di Kabupaten Bekasi. Dari bertambahnya
7
Referensi: https://tafsirweb.com/4428-quran-surat-an-nahl-ayat-80.html, diakses pada
22:26, 03 Maret 2020
8
Rusman. S, Op.cit, hal. 3
9
Referensi : https://bekasikab.bps.go.id/statictable/2019/02/01/24/-jumlah-penduduk-
menurut-kecamatan-di-kabupaten-bekasi-2013-2017.html, diakses pada 14.02, 14 April 2020
5
10
Referensi: https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=ekstrem-perubahan-iklim diakses pada
18.09, 01 April 2020
11
Referensi: http://www.ayobekasi.net/read/2019/10/23/3977/suhu-bekasi-capai-37-
derajat-begini-imbauan-bmkg, diakses pada 14.14, 14 April 2020
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Bekasi mengakibatkan
perubahan kawasan permukiman pada tahun 2009-2019.
2. Perubahan kawasan permukiman mengakibatkan perubahan suhu.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan maka masalah yang
dibatasi dalam penelitian ini adalah penelitian terbatas pada pengaruh
perubahan kawasan permukiman, dan sasaran penelitian terbatas pada
berubahnya suhu di Kabupaten Bekasi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan maka dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Bekasi pada tahun
2009-2019?
2. Apakah peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Bekasi
mempengaruhi perubahan kawasan pemukiman di Kabupaten Bekasi?
3. Bagaimana pengaruh perubahan kawasan pemukiman terhadap perubahan
suhu di Kabupaten Bekasi pada tahun 2009-2019?
E. Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah dikemukakan diatas. Maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Bekasi
pada tahun 2009-2019.
2. Untuk mengetahui peningkatan jumlah penduduk dapat mempengaruhi
perubahan kawasan permukiman di Kabupaten Bekasi.
3. Untuk mengetahui perubahan kawasan permukiman dapat mempengaruhi
perubahan suhu di Kabupaten Bekasi pada tahun 2009-2019
7
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni manfaat secara teoritis
dan manfaat secara praktis.
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan dan pemikiran baru untuk dunia pendidikan yang semakin
berkembang dan praktisi keilmuan khususnya mengenai perubahan
kawasan permukiman dan pengaruhnya terhadap perubahan suhu serta
dapat disempurnakan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
a. Pemerintah Kabupaten Bekasi
Manfaat penelitian ini bagi pemerintah Kabupaten Bekasi
diharapkan agar bisa menjadi acuan dalam pembangunan wilayah
Kabupaten Bekasi agar lebih mengutamakan pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi pedoman bagi pihak-pihak terkait agar mengambil keputusan
yang baik dan benar sebelum dilakukannya alih fungsi lahan.
b. Masyarakat Kabupaten Bekasi
Manfaat penelitian ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan dan pemahaman masyarakat agar mengetahui pengaruh
perubahan kawasan permukiman terhadap perubahan suhu yang
terjadi di Kabupaten Bekasi.
c. Pembelajaran
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang baik dalam bidang pendidikan salah satunya menjadi referensi
pendukung dalam proses pembelajaran Geografi Kelas X dan XII
SMA/MA materi Sistem Informasi Geografis Pada Bab Sistem
Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh.
d. Peneliti Selanjutnya
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pembanding untuk penelitian sejenis yang sudah atau yang akan
dilakukan agar dikembangkan menjadi semakin berkualitas dan
8
A. Deskripsi Teori
1 Permukiman
a. Pengertian Permukiman
Menurut Hadi Sabari Yunus (1987), permukiman dapat diartikan
sebagai bentukan baik buatan manusia ataupun alami dengan segala
kelengkapannya yang digunakan manusia sebagai individu maupun
kelompok untuk bertempat tinggal baik sementara maupun menentap
dalam rangka menyelenggarakan kehidupannya.1
Permukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup.
Permukiman terletak di luar kawasan lindung. Permukiman merupakan
bagian dari kawasan budi-daya. Sebagai bagian dari kawasan
budidaya, permukiman merupakan tempat tinggal sekaligus sebagai
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan para
penghuninya. Permukiman merupakan kawasan yang didominasi oleh
lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal.2
Kawasan permukiman adalah bagian dari kawasan budidaya yang
ditetapkan dalam rencana tata ruang dengan fungsi utama untuk
permukiman (SNI 03-1733-2004: Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan Di Perkotaan). Kawasan permukiman adalah bagian dari
lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.3
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri
atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana,
1
I Gede Astra Wesnawa, “Geografi Permukiman”, (Yogyakarta, 2015), Graha Ilmu, cet. 1,
hal. 3
2
Agus S. Sadana, “Perencanaan Kawasan Permukiman”, (Yogyakarta, 2014), Graha Ilmu,
cet. 1, hal. 17
3
Ibid, hal. 21
9
10
4
Loc.cit
5
Ibid, hal. 32
11
c. Klasifikasi Permukiman
1) Berdasarkan scope bahasan (skala), dibedakan menjadi
permukiman skala mikro, meso dan makro. Skala mikro dalam
wujud rumah secara individu yang ada dalam suatu lingkungan
rumah yang meliputi elemen bangunan rumah, fasilitas rumah,
kesehatan, lingkungan dan keindahan arsitektural. Skala meso
ada dalam kelompok (rumah dalam satu ruang) yang berada
dalam lingkungan perumahan, yang elemennya meliputi
perumahan, peluang kerja, lingkungan, sirkulasi, dan fasilitas
menunjang. Skala makro, kelompok perumahan yang ada
dalam suatu ruang/wilayah, elemennya meliputi elemen fisik,
elemen sosial budaya, ekonomi, politik dan teknologi.6
2) Berdasarkan tingkat kekotaan (Urbanisasi) dibedakan atas
permukiman desa, dekot, dan kota. Secara hirarkhis dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a) Tempat kediaman, biasanya berupa bangunan rumah
pertanian pada tempat pertanian, yang berdiri terpisah dari
rumah pertanian lain di laur daerah perkotaan.
b) Dusun kecil (Hamlet), dusun kecil terdiri dari kelompok
bangunan rumah tempat tinggal sebanyak 5 hingga 10
buah.
c) Kampung atau desa kecil (small village), permukiman pada
tingkat kampung seperti ini menunjukkan adanya pusat
pelayanan.
d) Desa (large village), permukiman terbentuk desa
menunjukkan adanya variasi fungsi social dan ekonomi
yang cukup besar.
e) Kota kecil (town), permukiman disebut kota kecil bila
disamping terdapat pabrik, juga terdapat persaingan yang
6
I Gede Astra Wesnawa, “Geografi Permukiman”, (Yogyakarta, 2015), Graha Ilmu, cet. 1,
hal. 33
12
11
Gunardi Djoko Winarno, dkk. “Klimatologi Pertanian”. (Bandarlampung, 2019), Pusaka
Media, hal. 95
15
12
Eko Budiyanto, “Sistem Informasi Geografis Menggunakan ARC VIEW GIS”,
(Yogyakarta, 2002), Andi Offest, hal. 3, e-book
13
Op.cit
14
Ahmat Adil, “Sistem Informasi Geografis”, (Yogyakarta, 2017), ANDI, hal. 4, e-book
16
15
Ibid, hal. 11
17
4 Penginderaan Jauh
a. Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu atau seni untuk memperoleh
informasi tentang objek, atau gejala, dengan jalan menganalisis
data yang diperoleh dengan menggunakan alat, tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah, atau gejala yang akan dikaji.
(Lillesand dan Kiefer, 1990). Selain itu, penginderaan jauh
merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan
menganalisis informasi tentang bumi. Informasi itu terbentuk
radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari
permukaan bumi (Lindgren, 1985).16
b. Komponen Dasar Penginderaan Jauh
Empat komponen dasar dari sistem penginderaan jauh
adalah target, sumber energi, alur transmisi, dan sensor.17
Komponen dalam sistem ini bekerja bersama untuk mengukur dan
mencatat informasi mengenai target tanpa menyentuh objek
tersebut. Sumber energi yang menyinari atau memancarkan energi
elektromagnetik pada target mutlak diperlukan. Energi berinteraksi
dengan target dan sekaligus sebagai media untuk meneruskan
informasi dari target kepada sensor. Sensor adalah sebuat alat yang
mengumpulkan dan mencatat radiasi elektromagnetik. Setelah
dicatat, data akan dikirimkan ke stasiun penerima dan diproses
menjadi format yang siap pakai, diantaranya berupa citra. Citra ini
kemudia diinterpretasi untuk menyarikan informasi mengenai
target. Proses interpretasi biasanya berupa gabungan antara visual
dan automatic dengan bantuan komputer dan perangkat lunak
pengolah citra.18
c. Dasar Interpretasi Citra Penginderaan Jauh
16
Ibid, hal. 144
17
Ibid, hal. 145
18
Op.cit
18
19
Muhlis, dkk.,”Aplikasi Data Penginderaan Jauh Untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan”, (Pasuruan, 2020), cet. 1, hal. 15
20
Ibid, 18
19
Ukuran ialah atribut objek yang antara lain berupa jarak, luas,
tinggi, lereng dan volume. Ukuran objek pada citra maupun
foto udara merupakan fungsi skala sehingga dalam
memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus
selalu memperhatikan skala citranya.
d. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra atau
pengulangan rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk
dibedakan secara individual. Tekstur sering dinyatakan dari
kasar sampai halus. Tekstur merupakan hasil gabungan dari
bentuk, ukuran, pola, bayangan serta rona.
e. Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai
bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek
alamiah lainnya. Bayangan
Bayangan sering merupakan kunci pengenalan yang penting
bagi beberapa objek yang justru lebih tampak dari
bayangannya.21
f. Situs
Situs atau lokasi suatu objek dalam hubungannya denngan
objek lain dapat membantu dalam menginterpretasi foto udara
ataupun citra.
g. Asosiasi
Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang
satu dengan yang lain, dengan kata lain asosiasi ini hampir
sama dengan situs.22
e. Manfaat Citra Penginderaan Jauh
1. Sebagai alat penerima
21
Ibid, hal. 19
22
Ibid, hal. 20
20
23
Ibdi, hal. 2
24
Ibid, hal. 3
25
Ibid, hal. 8
21
26
Op.cit
27
Referensi : https://www.mdpi.com/2072-4292/11/5/591/htm, diakses pada 10.20, 12
April 2020
22
28
Mamad Sugandi, Angga Febry Fatman, dkk., “Analisis Multitemporal Pengaruh
Perubahan Kawasan Terbangun Terhadap Perubahan Suhu Permukaan Di Kota Bandar
Lampung”, Jurnal, Universitas Lampung, 2019.
29
Rusman. S., “Studi kawasan permukiman berbasis GIS Kecamatan Pangkajene
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan”, (Skripsi, Prodi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota,
Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar, 2018).
23
30
Ayu Hapsari Aditiyant, dkk., “Analisis Pengaruh Perubahan NDVI dan Tutupan Lahan
Terhadap Suhu Permukaan Di Kota Semarang”, (Jurnal Geodesi Undip, Volume 2, Nomor 3,
Agustus 2013), hal. 10-19.
31
Mutiah Nurul Handayani, dkk., ”Analisis Hubungan Antara Perubahan Suhu Dengan
Indeks Kawasan Terbangun Menggunakan Citra Landsat (Studi Kasus : Kota Surakarta)”, Jurnal
Geodesi Undip, Volume 6, Nomor 4, Oktober, 2017.
32
Hanum Fadhil Baihaqi, dkk., “Analisis Perkembangan Kawasan Industri Kendal
Terhadap Perubahan Suhu Permukaan (Studi Kasus: Kawasan Industri Kendal, Kabupaten
Kendal)”, Jurnal Geodesi Undip, Volume 9, Nomor 1, Januari 2020.
24
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan
hubungan antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar
tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang disusun dan hasil-hasil
penelitian terdahulu yang berkaitan. Kerangka berpikir ditunjukan pada
Gambar 2.1.
Pada bagan kerangka berfikir dijelaskan bahwa peneliti
menggunakan dua jenis data, yaitu data peta RBI 2009, 2019 dan data
citra landsat 7 2009, citra landsat 8 2019. Lalu kedua data dilakukan
koreksi geometrik, radiometrik dan interpretasi, untuk mendapat hasil
peta permukiman dan peta suhu yang masing-masing akan di analisis,
untuk mendapatkan hasil perubahan dari peta permukiman dan peta
suhu. Kemudian peneliti melakukan analisis regresi linier sederhana
untuk mendapatkan validasi dan hasil analisis.
koreksi Geometrik,
Radiometrik, dan
Interpretasi
Analisis
Peta Perubahan
Permukiman & Perubahan
Suhu Tahun 2009 & 2019
Analisis Regresi
Linier Sederhana
Validasi
Hasil
Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Dalam penelitian kuantitatif terhadap dua jenis
hipotesis yang digunakan dalam penelitian yaitu :
a. Ha : Hipotesis kerja atau alternative yang menyatakan adanya
hubungan variabel (X) dan (Y).
“Terdapat pengaruh peningkatan kawasan permukiman
terhadap perubahan suhu di Kabupten Bekasi pada Tahun
2009-2019.
b. Ho : Hipotesis nol atau statistic yang menyatakan tidak adanya
hubungan variabel (X) dan (Y).
“Tidak terdapat pengaruh peningkatan kawasan permukiman
terhadap perubahan suhu di Kabupten Bekasi pada Tahun
2009-2019”
BAB III
METODE PENELITIAN
1
Pemerintah Kabupaten Bekasi, Profile Kabupaten Bekasi, (http://www.bekasikab.go.id/)
diakses pada 2 Febuari 2020.
26
27
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan dalam waktu
7 bulan. Adapun rincian waktu penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
3.1
Table 3.1 Waktu Penelitian
No Waktu
Jenis Kegiatan
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
1. Pengajuan proposal
2. Seminar proposal
3. Penyusunan BAB I-
III
4. Mengolah data citra
5. Melakukan ground
check lapangan
6. Penyusunan BAB IV
Pengambilan
7. kesimpulan dan
penyusunan BAB V
8. Penulisan abstrak
dan penutup
B. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.2 Dalam penelitian
ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan bantuan
teknik Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan Jauh. Metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.3
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan
pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan
2
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung, 2016),
Anngota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), cet. 23, hal. 2
3
Ibid, hal. 8
28
6
Ibid, hal. 80
7
Ibid, hal. 81
8
Ikbal Maulana, “Analisis Faktor Perubahan Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bekasi Pada
Tahun 2015 Dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh”, Skripsi, hal. 37
9
Sugiyono, Op.cit, hal. 83
30
13
Ibid, hal. 224
14
Ibid, hal. 225
15
Ibid, hal. 145
16
Rusman. S, “Studi Kawasan Permukiman Berbasis GIS Kecamatan Pangkajene
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan”, skripsi, Alauddin Makassar, hal. 61
32
17
Sugiyono, Op.cit, hal. 225
33
18
Sodikin, Sistem Informasi Geografis & Penginderaan Jauh, hal. 83
19
Sri Hartati Soenarmo, Penginderaan Jauh dan Pengenalan Sistem Informasi Geografis
untuk Bidang Ilmu Kebumian, hal. 120
20
Sodikin, op.cit., hal. 54
34
21
Wahyunto, Sri Retno Murdiyati dan Sofyan Ritung, “Aplikasi Teknologi Penginderaan
Jauh dan Uji Validasinya untuk Deteksi Penyebaran Lahan Sawah dan Penggunaan/Penutupan
Lahan”, Jurnal Informatika Pertanian, Vol. 13, 2014, h. 749
22
Sodikin, op.cit,. h. 116
35
23
Drs. H, Moh. Pabundu Tika, M.M, “Metode Penelitian Geografi”, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2005), hal 22
36
24
Ibid, hal 22
25
Syamsul Hadi, “Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Akuntansi dan Keuangan”,
(Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta, 2006), hal 75.
26
Fajaryani Atik, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integritas Laporan
Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008-2013),”Jurnal Nominal, Vol. 4 No. 1, Tahun 2015. hal. 74.
37
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan maka dapat
menjawab rumusan masalah yang dapat disimpulkan bahwa:
1. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bekasi pada tahun 2019
mengalami laju pertumbuhan penduduk yang tinggi yaitu mencapai
3,74%, laju pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan
Bojongmangu 14,61% dan laju pertumbuhan penduduk yang paling
rendah terdapat di Kecamatan Cikarang Selatan 1,22% sehingga
membuat jumlah penduduk meningkat di tahun 2019.
70
71
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diberikan implikasi
bahwa bertambah atau meningkatnya kawasan permukiman pada suatu daerah
dapat mempengaruhi berubahnya suhu pada daerah tersebut, karena pada
daerah yang mengalami peningkatan kawasan permukiman atau lahan
terbangun yang sangat tinggi membuat lahan terbuka hijau menurun dan
menyebabkan suhu pada daerah tersebut terus mengalami peningkatan disetiap
tahunnya.
C. Saran
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Buku
Sodikin. Sistem Informasi Geografis & Penginderaan Jauh. Jakarta: t.p. 2015.
Tika, Moh. Pabundu. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2005
Wiguna, Dede Prabowo. Sistem Geografi dan Penginderaan Jauh (Studi Kasus
Analisis Keruangan Menggunakan Arcgis dan Envi). Yogyakarta:
Deepublish. 2017
E-book
Muhlis, dkk. Aplikasi Data Penginderaan Jauh Untuk Pengelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan. Pasuruan: 2020.
Internet
Climate.org, (https://en.climate-data.org/asia/indonesia/west-java/bekasi-31803/)
72
73
Referensi : http://www.ayobekasi.net/read/2019/10/23/3977/suhu-bekasi-capai-
37- derajat-begini-imbauan-bmkg, diakses pada 14.14, 14 April 2020
Referensi : https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=ekstrem-perubahan-iklim
diakses pada 18.09, 01 April 2020
Yunanto Wiji Utomo, "Suhu Jakarta dan Bekasi Hampir 40 Derajat Celsius, Apa
Sebabnya?". Kompas.com, diakses pada 23:11
Jurnal
Aditiyant, Ayu Hapsari., dkk. Analisis Pengaruh Perubahan NDVI dan Tutupan
Lahan Terhadap Suhu Permukaan Di Kota Semarang. Jurnal Geodesi
Undip. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2013.
Naryanto, Heru Sri. Potensi Air Tanah Di Daerah Cikarang Dan Sekitarnya,
Kabupaten Bekasi Berdasarkan Analisis Pengukuran Geolistrik.
Pigawati, Bitta dan Iwan Rudiarto. Penggunaan Citra Satelit Untuk Kajian
Perkembangan Kawasan Permukiman Di Kota Semarang. Jurnal. Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Semarang: Forum Geografi.
2011.
Skripsi