Anda di halaman 1dari 3

Jalan Medang Kamulan 48 Telp.

0354 – 682563 Kediri


E-mail : smakpetrakdr@gmail.com http://www.smakpetrakediri.sch.id

NSS : 103205630204 NPSN: 20534409 STATUS TERAKREDITASI”A”


LEMBAR JAWABAN SOAL USP SEJARAH PEMINATAN KELAS XII
TAHUN AJARAN 2021/2022

1. Periodesasi dan kronologi dalam sejarah


a. Periodisasi

Mengetahui pembabakan waktu sejarah akan sangat bermanfaat bukan saja bagi penulis
sejarah akan tetapi juga bagi para pembaca/penggemar cerita sejarah apalagi bagi para siswa
yang belajar ilmu sejarah. Cerita sejarah yang ditulis para sejarawan dengan menempatkan
skenario peristiwa sejarah dalam setting babakan waktu, akan sangat memudahkan serta
menarik para pembaca atau siswa untuk mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis.
- Melakukan penyederhanaan
- Klasifikasi dalam ilmu alam meletakkan dasar pembagian jenis
- Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
- Memudahkan pengertian
- Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
b. Kronologis
Ilmu sejarah meneliti dan mengkaji peristiwa kehidupan manusia masa lampau; jadi
menyangkut konsep waktu. Adapun konsep waktu dalam sejarah berdimensi tiga, yakni masa
lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang (the past, the present, and the future). Itulah
pemenggalan waktu atas dasar kesadaran manusia. Jika batas-batas waktu dalam tiga dimensi
dahulu, sekarang dan yang akan datang dihilangkan, maka sang waktu benar-benar tidak
berpangkal dan tidak berujung. Begitulah penentuan waktu, sangat penting sekali sebagai
batas tinjauan kerangka gerak sejarah. Dalam ilmu sejarah, dimensi waktu merupakan unsur
penting. Waktu perlu dibuat batasan awal dan akhir yang disebut kurun waktu atau babakan
waktu (periode/periodisasi) secara berurutan (succession), yaitu prinsip kronologi dalam
sejarah. (lengkap 8 poin)

2. Sejarah bersifat sinkronik dan Sejarah bersifat diakronik


a. Secara Sinkronik
sejarah dengan secara sinkronis ini merupakan cara berpikir meluas itu di dalam
ruang tetapi terbatas di dalam waktu. Pendekatan sinkronik ini biasa digunakan di dalam
ilmu-ilmu sosial. Sinkronik ini lebih menekankan pada struktur, artinya adalah meluas dalam
ruang. Pendekatan sinkronis ini menganalisa sesuatu hal tersebut pada saat tertentu, titik tetap
pada waktunya. Hal tersebut arti tidak berusaha untuk membuat sebuah kesimpulan mengenai
suatu perkembangan dari peristiwa yang berkontribusi di kondisi saat ini, namun hanya
menganalisis pada suatu kondisi seperti itu. Istilah dari memanjang dalam waktu itu
melingkupi juga gejala sejarah yang terdapat didalam waktu yang panjang itu.
Ciri-ciri bersifat Sinkronik :
- Mempelajari peristiwa atau kejadian yang terjadi saat masa tertentu.
- Di dalam mempelajari peristiwa atau kejadian selalu memfokuskan terhadap adabta
pola-pola, gejala-gejala serta juga karakter.
- Tidak memiliki konsep perbandingan.
- Mempunyai jangkauan yang lebih sempit.
- Mempelajari dengan secara mendalam.
- Kajiannya juga yang sistematis.
- Sifatnya adalah horizontal.
b. Secara Diakronik
Berpikir diakronik ini merupakan cara berpikir kronologis (urutan) di dalam
menganalisis sesuatu. Kronologis ini adalah sebuah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan
itu dengan sesuai dengan waktu kejadiannya. Kronologi di dalam peristiwa atau kejadian
sejarah dapat membantu didalam merekonstruksi kembali suatu peristiwa atau kejadian itu
dengan berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu juga dapat membantu untuk dapat
membandingkan kejadian sejarah itu di dalam waktu yang sama pada tempat berbeda yang
terkait mengenai peristiwanya. Sejarah ini adalah ilmu diakronis, yang artinya ialah lebih
mementingkan proses, sejarah tersebut akan membicarakan suatu kejadian atau peristiwa
tertentu yang terjadi di suatu tempat tertentu itu sesuai dengan urutan waktu kejadiannya.
Melalui pendekatan diakronis tersebut, sejarah berupaya untuk menganalisis
evolusi/perubahan sesuatu hal itu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan untuk seseorang
dapat menilai bahwa perubahan tersebut terjadi sepanjang masa. Sejarawan ini akan
menggunakan sebuah pendekatan ini untuk dapat atau bisamenganalisis mengenai dampak
dari perubahan variabel pada sesuatu kejadian, sehingga akan memungkinkan sejarawan
untuk dapat mendalilkan mengapa keadaan tertentu itu lahir dari keadaan sebelumnya atau
juga mengapa keadaan tertentu itu berkembang atau juga berkelanjutan.
Ciri-ciri bersifat Diakronik:
- Memanjang, berdimensi waktu
- Terus bergerak, hubungan kuasalitas
- Sifatnya itu naratif, berproses serta bertransformasi
- Sifatnya itu dinamis
- Lebih menekankan pada proses durasi
- Digunakan di dalam ilmu sejarah
(lengkap 8 poin)

3. Perbedaan Food Gathering dan Food Producing dalam ekonomi sosial masyarakat
Praaksara !

(lengkap 8 poin)

4. Kontribusi Ki Hajar Dewantara dibidang Pendidikan hingga saat ini


Pendidikan merupakan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan setiap orang
untuk belajar menjadi berkarakter dan memiliki sosial yang tinggi. Hak warga negara untuk
mendapatkan pendidikan tidak hanya sebatas kewajiban untuk menghormati dan
melindungi, tetapi menjadi kewajiban untuk memenuhi hak warga negara tersebut, bahkan
Undang Undang Dasar (UUD) 1945 memandang perlunya menjadikan pendidikan dasar
sebagai kewajiban negara.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang sangat familiar ditelinga masyarakat Indonesia
adalah Tiga Semboyan yang selalu diterapkannya dalam pendidikan. Secara utuh, semboyan
itu dalam bahasa Jawa berbunyi: Ing Ngarsa Sung Tulada (Didepan, seorang pendidik
memberi teladan atau contoh tindakan yang baik), Ing Madya Mangun Karso (Ditengah atau
diantara murid , guru harus menciptakan prakarsa, semangat dan ide), dan Tut Wuri
Handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan).
Sampai saat ini slogan tersebut menjadi acuan bagi guru untuk mendidik murid dan menjadi
logo dari kementerian pendidikan.
Selain semboyan, beliau juga memiliki tiga metode yang digunakan dalam
pendidikan: pertama, metode ngerti, maksudnya adalah memberikan pengertian yang
sebanyak-banyaknya kepada pelajar, seperti mengajarkan tentang aturan yang berlaku di
dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Kedua, metode ngarasa maksudnya
adalah anak dididik untuk dapat memperhitungankan dan membedakan mana yang benar
dan yang salah. Ketiga, metode ngelakoni maksudnya adalah harus bertanggung jawab dan
memikirkan matang-matang sebelum melakukan sebuah tindakan. (lengkap 8 poin)

5. Menyebutkan satu tokoh / pahlawan Nasional yang Siswa kagumi dan menjadi insipirasi bagi
siswa, Jelaskan alasan mengapa siswa mengkagumi tokoh tersebut ! (Jawaban bebas dari
masing-masing siswa) (jawaban detail 8 poin)

TOTAL POIN = 40 POIN

Anda mungkin juga menyukai