Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN KAPABILITAS


PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan

Memenuhi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

HAKEM RAMADHANA

1701103010085

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2022
DAFTAR ISI

i
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1....................................................................................................................................

Latar Belakang

Perusahaan pada zaman digital ini banyak melakukan pengembangan

dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan untuk mempertahakan

kelangsungan hidup perusahaannya (going concern). Nilai tambah (value added)

dalam suatu perusahaan pun dibutuhkan untuk mengungguli perusahaan lainnya

dalam mencapai tujuan perusahaan. Adapun tujuan utama dari suatu perusahaan

yaitu untuk mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin. Manajemen perusahaan

mengambil peran sebagai alat dalam mancapai tujuan perusahaan, keberhasilan

perusahaan dalam mencapai tujuannya dipengaruhi oleh kemampuan manajemen

perusahaan yang bersangkutan. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan

diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak

internal maupun eksternal. Perusahaan harus menghasilkan output (baarang atau

jasa) yang berkualitas yang dapat diterima oleh pasar dan menciptakan kegiatan

operasional yang lebih terarah dan terkendali sesuai dengan visi dan misi

perusahaan. Hal tersebut dilakukan agar perusahaan dapat mencapai efektifitas

dan efisiensi yang maksima yang akan berdampak pada profitabilitas perusahaan.

Menurut Fahmi (2017:142) kinerja keuangan merupakan suatu analisis

yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.


Setiap perusahaan tentu saja selalu melaporkan kinerja keuangan perusahaan

dengan melakukan pelaporan keuangan. Di dalam pelaporan keuangan sendiri

terdapat laporan nerca dan laba rugi yang digunakan untuk menilai dan melihat

kinerja suatu perusahaan. Selain itu juga dalam pelaporan keunangan terdapat

informasi-informasi penting berkaitan dengan perusahaan. Penilaian kinerja

keuangan sendirri juga merupakan salah satu hal yang terpenting. Hal tersebut

dikarenakan dengan menilai kinerja keuangan, menghitung rasio dari laporan

keungan terutama dari bagian neraca dan laporan laba rugi, perusahaan dapt

melihat hasil evaluai, tentang kondisi perusahaan dari tahun ketahun. Selain itu

juga, penilaian atau evaluasi dilakukan untuk pengambilan dan pengembangan

perusahaan (Giri, 2017).

Kinerja perusahaan sangat berkaitan dengan kapabilitas perusahaan.

Kapabilitas organisasi adalah kemampuan organisasi untuk merencanakan,

membuat, dan mengimplementasikan program-program perubahan secara efisien

serta tidak terlepas dengan tipe-tipe perubahan (Kusumaputri, 2015). Dalam

memasuki Era Industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh penguasaan

teknologi karena teknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan melalui industri.

Menurut Suryana (2012), pemanfaatan teknologi informasi di dalam sebuah

organisasi atau perusahaan dapat membantu organisasi dalam mempersingkat

waktu pengolahan data dan proses pertukaran informasi dari satu bagian ke bagian

yang lain. Penerapan teknologi informasi dapat berupa penggunaan atau

pengimplementasian suatu perangkat lunak atau software. Penerapan atau

implementasi sistem adalah membangun sistem baru dan membuat sistem tersebut

3
dapat dijalankan dan digunakan dalam operasi sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan bisnis.

Dunia industri kini semakin terbantu dengan berkembangnya berbagai

software aplikasi salah satunya adalah yang saat ini diterapkan pada perusahaan-

perusahaan manufaktur yaitu aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) yang

merupakan state-of-heart teknoligi. Secara definisi ERP merupakan kumpulan

modul berganda yang lahir dari perkembangan perangkat lunak industri

manufaktur. Pada dasarnya ERP merupakan perkembangan dari system informasi

akuntansi dimana perkembangan ini dimulai dari perkembangan kebutuhan

informasi pada perusahaan manufaktur yang dimulai dari EOQ (economic order

quantity) yang mencoba mengatasi batas minimum stok persediaan pada

perusahaan untuk memudahkan waktu pemesanan bahan baku sehingga tidak

terjadi kekosongan pada Gudang (Handriani, 2011).

Penggunaan ERP pada perusahaan dianggap masih menjadi teknologi

terbaik saat ini karena ERP cukup untuk mengontrol keseluruhan organisasi dan

segala aktivitasnya sehingga kecanggihan ERP sebagai software aplikasi saat ini

masih belum tertandingi. Meskipun begitu, bukan hal yang tepat untuk

menyebutkan bahwa ini adalah akhir dari perkembangan di dunia IS/ES

(Information System/Enterprise System), karena pastinya akan selalu ada

pembaharuan atau penciptaan aplikasi lainya yang dapat memberikan manfaat

besar bagi industri/perusahaan. Perkembangan aplikasi software IS/ES lebih

mengkhususkan pelayanannya dalan kemudahan bisnis yang lebih bersifat

otomatis.

4
Setiap perusahaan memiliki keunikan dalam melakukan implementasi

ERP, namun saran terbaik yang bisa dilakukan adalah impelementasi secara

bertahap berdasarkan kebutuhan dasar dan kemampuan perusahaan (termasuk

budget dan kemampuan SDM), atau jika perusahaan benar-benar

mempertimbangkan merombak keseluruhan proses bisnis yang ada, maka disebut

dengan cara ‘big bang’ atau full modul diimplementasikan secara

berkesinambungan. Implementasi sistem ERP tergantung pada ukuran bisnis,

ruang lingkup dari perubahan dan peran serta pelanggan. Dalam hal ini,

perusahaan akan membutuhkan jasa konsultasi, kustomisasi dan jasa pendukung.

Migrasi data adalah salah satu aktivitas terpenting dalam menentukan kesuksesan

dari implementasi ERP (Purba, 2017).

ERP (Enterprise Resource Planning) yang diimplementasikan pada suatu

perusahaan bertujuan untuk menyatukan semua departemen/divisi dan seluruh

fungsi dalam perusaahaan sehingga perusahaan dapat dipantau melalui sistem

terkomputerisasi dan terlayani dengan biaya yang minimal dan proses yang

efisien. Disamping banyaknya manfaat yang diberikan dari aplikasi software ini,

penting untuk disadari bagi perusahaan bahwa dalam proses implementasi ERP

akan ada efek positif maupun negatif untuk perusahaan, sehingga implementasi

perlu dirancang sebaik mungkin untuk mengurangi side effect yang juga akan

berpengaruh pada kapabilitas perusahaan sampai pada kinerja keuangan

perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

5
1. Apakah terjadi peningkatan kinerja keuangan dan kapabilitas perusahaan jika

dilihat dari Debt to Asset Ratio sebelum dan sesudah implementasi ERP.

2. Apakah terjadi peningkatan kinerja keuangan dan kapabilitas perusahaan jika

dilihat dari rasio Return on Assets sebelum dan sesudah implementasi ERP.

3. Apakah terjadi peningkatan kinerja keuangan dan kapabilitas perusahaan jika

dilihat dari rasio Net Profit Margin sebelum dan sesudah implementasi ERP.

4. Apakah terjadi peningkatan kinerja keuangan dan kapabilitas perusahaan jika

dilihat dari rasio Return on Investmen sebelum dan sesudah implementasi

ERP.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan urutan rumusan masalah, maka dapat diketahui tujuan dari

penelitian adalah untuk menguji:

1. Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap kinerja keuangan dan kapabilitas

perusahaan sebelum dan sesudah implementasi ERP.

2. Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap kinerja keuangan dan kapabilitas

perusahaan sebelum dan sesudah implementasi ERP.

3. Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap kinerja keuangan dan kapabilitas

perusahaan sebelum dan sesudah implementasi ERP.

4. Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap kinerja keuangan dan kapabilitas

perusahaan sebelum dan sesudah implementasi ERP.

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian

1.4.1. Kegunaan Praktis

6
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan landasan dan masukan

kepada praktisi dalam menerapkan sistem Eenterprise Resource System. Selain

itu, penelitian juga diharapkan memberi pengaruh positif kepada perusahaan

untuk mempertimbangkan untuk melakukan investasi implementasi ERP.

1.4.2. Kegunaan Akademisi

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan pemahaman intelektual

dan referensi untuk mendukung pengetahuan terkait dengan implementasi

Enterprise Resource Planning, kinerja keuangan, kapabilitas perusahaan, dan rasio

– rasio keuangan.

7
4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja perusahaan merupakan hasil dari aktivitas perusahaan dengan

mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.

Kinerja keuangan merupakan sesuatu yang kompleks yang berhubungan dengan

efektivitas penggunaan modal serta efisiensi dalam aktivitas operasional

perusahaan. Kinerja merupakan suatu pencapaian atau prestasi yang menunjukkan

kemampuan yang menjadi ukuran dalam menentukan keberhasilan dari suatu

perusahaan (Fairuzaini et al., 2019).

Dalam pengambilan keputusan, biasanya perusahaan akan melihat pada

kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan yang optimal tidak hanya dapat

memberikan kelangsungan hidup perusahaan, tetapi memberikan keuntungan dan

perkembangan pada perusahaan (Sampe, 2010). Kinerja keuangan mencerminkan

suatu kondisi keuangan perusahaan, dimana akan dianalisis sehingga dapat terlihat

baik atau buruknya perusahaan. Dengan kata lain kinerja keuangan ini yang

mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu perusahaan (Rektiani et al.,

2017).

Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data

keuangan perusahaan. Laporan keuangan (financial statement) merupakan hasil

akhir dari suatu proses akuntansi, sebagai ikhtisar dan transaksitransaksi keuangan

selama periode berjalan. Laporan keuangan ini bertujuan untuk memberikan

4
5

informasi untuk keuangan kepada para pemakai yang digunakan sebagai referensi

dalam proses pengambilan keputusan (Pirmatua Sirait, 2014). Laporan keuangan

dibuat sebaik mungkin guna membantu berbagai pihak dalam mengambil

keputusan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Segala aktivitas bisnis harus

dianalisis secara mendalam baik oleh manajemen maupun oleh pihak-pihak yang

berkepentingan dengan perusahaan bersangkutan.

Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan membandingkan rasio

keuangan di perusahaan. Rasio keuangan cenderung mudah dihitung dan jauh

lebih memberikan manfaat karena hasil pembagian dari elemen yang ada dalam

laporan keuangan adalah angka relatif. Angka relatif tersebut dianggap lebih baik

daripada nilai absolut yang ada pada laporan keuangan karena lebih

mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya pada perusahaan. Rasio

keuangan memiliki berbagai jenis tergantung pada tujuan penggunaannya. Jenis-

jenis rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja sebuah perusahaan

tergantung pada para analis yang menilai (Sukamulja, 2019).

Irham Fahmi (2014) mengatakan bahwa rasio keuangan dan kinerja

perusahaan mempunyai hubungan yang erat. Rasio keuangan ada banyak

jumlahnya dan setiap rasio itu mempunyai kegunaan masing-masing. Jika rasio

tersebut tidak mempresentasikan tujuan dari analisis yang ia lakukan maka rasio

tersebut tidak akan dipergunakan, karena dalam konsep keuangan di kenal dengan

namanya fleksibelitas, artinya rumus atau berbagai bentuk formula yang

dipergunakan haruslah di sesuaikan dengan kasus yang diteliti.

5
6

2.1.2. Analisis Rasio dalam Laporan Keuangan

Analisis Rasio Keuangan merupakan salah satu alat yang paling populer

dan banyak digunakan. Meskipun perhitungan rasio hanyalah merupakan operasi

aritmatika sederhana, namun hasilnya memerlukan interpretasi yang tidak mudah.

(Hery, 2018). analisis rasio keuangan adalah analisis yang menggambarkan suatu

hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang

lain, dan menggunakan alat analisa berupa rasio yang dapat menjelaskan atau

memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan

posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut

diabandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar

(Munawir, 2010).

Fahmi (2014:109) menyatakan bahwa dengan menggunakan rasio

keuangan sebagai alat analisis dapat diperoleh manfaat yaitu:

1. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat untuk

menilai kinerja dan prestasi perusahaan.

2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai

rujukan untuk membuat perencanaan.

3. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi

kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.

4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan

untuk memperikaran potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan

adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok

pinjaman.

6
7

5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak

stakeholder organisasi.

Menurut Kasmir (2010), terdapat enam rasio keuangan yang digunakan

dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan, yaitu:

1. Rasio Likuiditas, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.

2. Rasio Solvabilitas atau leverage ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.

3. Rasio Profitabilitas, merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

4. Rasio Aktivitas, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas

perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.

5. Rasio Pertumbuhan, merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan

perekonomian dan sektor usahanya.

6. Rasio Penilaian, merupakan rasio yang memberikan ukuran kemampuan

manajemen menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi.

2.1.3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang merefleksikan kinerja manajemen

guna menjaga efektivitas kegiatan operasi perusahaan. Rasio ini menilai

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit dan menilai tingkat

pengembalian dalam investasi yang telah dilakukan. Perusahaan yang memiliki

tingkat profitabilitas yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik

7
8

karena dapat mengoptimalkan penggunaan aset yang dimiliki untuk menghasilkan

laba bersih sekaligus dapat melakukan tingkat pengembalian atas investasi

(Sukamulja, 2019).

Profitabilitas dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai

keberhasilan suatu perusahaan dalam menggunakan modal kerja secara efektif dan

efisien untuk menghasilkan tingkat laba tertentu yang diharapkan. Bagi

perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas sangat penting daripada laba,

karena laba yang besar dapat memastikan bahwa perusahaan tersebut telah bekerja

dengan efisien. Dengan demikian yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah

tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, namun yang lebih penting

adalah bagaimana meningkatkan profitabilitas (Sanjaya, 2018).

Mengukur profitabilitas menurut Harmono (2011) dapat menggunakan

Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM), Return On Assets (ROA),

Return On Equity (ROE) yang mana penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Net Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk menghitung sejauh

mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat

penjualan tertentu.

b. Return On Assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu.

c. Return On Equity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan modal saham

tertentu.

8
9

d. Gross Profit Margin adalah rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan

melahirkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi

lainnya.

Pengukuran profitabilitas dalam penelitian ini hanya dibatasi dengan

penggunaan Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), dan Return On

Equity (ROE) untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan Enterprise Resource

Planning (ERP) terhadap kinerja keuangan dan kapabilitas pada perusahaan

manufaktur.

2.1.4. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya berapa besar

beban hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.

Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka

pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi)

(Kasmir, 2016). Sedangkan menurut Riyanto (2015), menyatakan bahwa definisi

solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala

kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat

likuidasian. Dengan demikian, maka pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai

kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik

jangka pendek maupun jangka panjang).

Adapun rasio-rasio yang dihitung untuk memperoleh rasio solvabilitas

suatu perusahaan adalah sebagai berikut (Shintia, 2017):

9
10

1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio), yaitu rasio utang yang digunakan untuk

mengukur perbandingan anatar total utang dengan total aktiva. Dengan kata

lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar

utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

2. Debt to Equity Ratio, yaitu rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan

ekuitas. Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara seluruh utang,

termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk

mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik

perusahaan.

Perolehan rasio solvabilitas dalam penelitian ini hanya dibatasi pada

perhitungan Debt to Asset Ratio guna mengetahui pengaruh penerapan Enterprise

Resource Planning (ERP) terhadap kinerja keuangan dan kapabilitas pada

perusahaan manufaktur.

2.1.5. Kapabilitas Perusahaan

Karakter bisnis yang terdapat pada era ini sendiri memang mengharuskan

SDM mempunyai kapabilitas agar mampu menyesuaikan dirinya dengan situasi

dan kondisi yang ada. Dalam era informasi, pertukaran informasi dalam organisasi

mengalami perbedaan yang melibatkan serangkaian proses dan memiliki

diferensiasi serta pertukaran informasi dalam konteks global (Santoso, et al.,

2021). Di samping itu, adanya tingkat persaingan usaha yang semakin kompetitif,

kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan perusahaan itu sendiri

menuntut setiap perusahaan untuk siap dan mengadopsi penggunaan teknologi

tersebut (Sani, et al., 2020).

10
11

Kapabilitas perusahaan merupakan kemampuan yang dimiliki perusahaan

(organisasi) dalam rangka menyelenggarakan kegiatan usaha yang dijalankan.

Dalam perusahaan berbentuk korporasi kapabilitas itu adalah kemampuan dari

setiap unit usaha yang dimiliki untuk menjalankan strategi usaha mereka secara

keseluruhan. Setiap perusahaan membutuhkan kapabilitas dalam rangka

menjalankan kegiatan usahanya agar dapat mampu bersaing dan hidup

berkelanjutan di pasar. Perusahaan-perusahaan tidaklah segitu mudah membangun

kapabilitasnya apalagi bila pengembangan perusahaan tersebut berlangsung degan

cara cara yang tradisional (Hayati, 2020).

Kapabilitas dapat didefisinikan yang merujuk pada kemampuan

mengeksploitasi secara baik sumber daya yang dimiliki dalam diri maupun di

dalam organisasi, serta potensi diri untuk menjalankan aktivitas tertentu ataupun

serangkaian aktivitas (Aisyah & Purwanda, 2019). Menurut Carmeli dan Tishler

(2004), kapabilitas merupakan proses dasar yang harus ada dalam setiap

organisasi. Kapabiltas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk

mengeksploitasi sumber daya terdiridari proses bisnis dan rutinitas yang

mengelola interaksi antara sumber daya untuk mengubah input menjadi output

(Hermina, 2018).

Setiap perusahaan seharusnya memiliki kapabilitas perusahaan yang

berbeda untuk dapat bertahan dalam kompetisi sehingga menjadikan perusahaan

itu lebih unggul dibandingkan dengan pesaing. Bila hal ini ada dalam setiap

perusahaan, maka akhirnya perusahaan akan memperoleh kinerja yang tinggi

pula. Bentuk strategi yang digunakan adalah kapabilitas utama dengan empat

11
12

dimensi penting yaitu innovativeness, organizational learning, market orientation,

dan entrepreneurship (Henri,2006).

Menurut Kurniawati (2015) pengukuran kapabilitas perusahaan dilihat dari

tiga fungsi perusahaan yaitu, kapabilitas operasi dengan indikator Operating Proft

Margin (OPM) dan Operating Income Return on Investment (OIROI), kapabilitas

pemasaran dengan indikator Sales Growth (SG) dan kapabilitas keuangan dengan

indikator Current Cash Debt Coverage (CCDC).

a. Operating Profit Margin (OPM) atau Marjin Laba Operasi OPM merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba operasional

atas penjualan bersih. OPM diukur dengan membagi laba operasional dengan

penjualan bersih (Hery, 2016).

b. Operating Income Return on Investment (OIROI) OIROI menunjukkan

kefektifan manajemen dalam mengasilkan laba operasional atas aset-aset

perusahaan. OIROI dihitung dengan membagi laba operasional dengan total

aset (Petty, 2012).

c. Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth/ SG) Menurut Budiart (2017), cara

terbaik menilai keberhasilan pemasaran adalah dengan mengukur

pertumbuhan pendapatan dari penjualan. Menurut Kurniawati (2015) SG

diukur dengan mengurangi pendapatan periode sekarang dengan pendapatan

periode sebelumnya, kemudian dibagi dengan pendapatan periode

sebelumnya.

d. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Kewajiban Lancar (Current Cash Debt

Coverage/ CCDC) Menurut Hery (2016) rasio ini menunjukkan kemampuan

12
13

arus kas operasi perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya. CCDC

diukur dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban lancar.

2.1.6. Enterprise Resource Planning (ERP)

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat membuka peluang

bagi perusahaan untuk mengadopsi teknologi informasi terkini dalam rangka

mewujudkan keunggulan bersaingnya. Teknologi Enterprise Resources Planning

(ERP) merupakan salah satu solusi yang cukup dikenal di Indonesia. Sebanyak

54,2% perusahaan di Indonesia telah menerapkan aplikasi e-business, termasuk

ERP. Sistem ERP merupakan sebuah paket berisi perangkat lunak modul yang

dikembangkan dari sistem perencanaan sumber daya manufaktur tradisional.

Sistem ini memiliki tujuan untuk mengintegrasikan proses bisnis kunci dari

sebuah perusahaan seperti pemesanan, manufacturing, utang dagang, dan sumber

daya manusia (Adade et al., 2018).

Sistem informasi perusahaan yang baik seharusnya menciptakan integrasi

data dan praktik terbaik dilingkungan perusahaan yang telah menerapkan ERP,

agar mendapatkan output berupa data, dokumen, laporan maupun informasi yang

baik dan membantu proses bisnis perusahaan. Secara tidak langsung penerapan

sistem ERP membantu perusahaan memberikan output dokumen elektronik yang

baik dilingkungan internal perusahaan. Salah satu penerapan praktik terbaik

dilingkungan perusahaan adalah menerapkan sistem manajemen kearsipan

elektronik, karena dalam sistem ERP didalamnya juga terdapat aktivitas

pengelolaan dokumen (Rohani, 2018).

13
14

Enterprise Resources Planning (ERP) memiliki beberapa jenis yang salah

satunya adalah jenis system yang dibuat sendiri oleh perusahaan. Salah satu

manfaat yang diperoleh perusahaan dengan membuat aplikasi ERP adalah agar

dapat menyesuaikan dengan kebutihan perusahaan dan dengan mudah dapat

digunakan perusahaan. Selain itu, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sendiri

juga cukup murah sehingga system ini mulai diterapkan pada beberapa

perusahaan terutama perusahaan manufaktur.

Dengan diterapkannya enterprise resource planning pada suatu

perusahaan, dapat mengurangi masalah keagenan antara pemilik (principal)

dengan manajemen (agent), dimana enterprise resource planning dapat

menghasilkankan data dan informasi yang dapat digunakan oleh semua pihak

yang terkait dengan perusahaan sehingga dapat menurunkan biaya keagenan dan

meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, adanya enterprise resource

planning akan meminimalkan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan,

seperti biaya pengawasan dan pemeliharaan yang akan meningkatkan efisiensi

perusahaan sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih baik (Izzati et al., 2018).

Penerapan enterprise resource planning merupakan salah satu cara yang banyak

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di dunia termasuk di Indonesia untuk

mengintegrasikan sistem informasi yang ada dalam perusahaan sehingga akan

meningkatkan kinerja perusahaan (Meijer et al., 2017).

Pada perusahaan yang menerapkan enterprise resource planning akan

terjadi peningkatan akurasi informasi antar departemen di dalam perusahaan,

respon terhadap pelanggan yang lebih cepat, serta membantu perusahaan dalam

14
15

pengambilan keputusan dan penggunaan sumber daya yang baik (Rini et al.,

2017).

Sistem enterprise resource planning relatif lebih mudah diterapkan pada

perusahaan dengan tingkat diversifikasi rendah karena biaya pelatihan dan

pemeliharaan lebih rendah dan berbagai modul fungsional lebih mudah untuk

diintegrasikan.Penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel

kontrol. Ukuran perusahaan merupakan indikator untuk mengklasifikasikan besar

kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan yang besar pada umumnya memiliki

aktivitas yang lebih kompleks dengan jumlah lini bisnis yang banyak, sehingga

mendorong perusahaan tersebut untuk menerapkan sistem enterprise resource

planning yang dapat mendukung dan membantu proses bisnis secara menyeluruh

dalam perusahaan sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih baik (Rahayu,

2022).

Lu et al. (2016) menjelaskan bahwa perusahaan dengan tingkat

diversifikasi tinggi yang memiliki lini bisnis yang banyak akan memiliki proses

bisnis yang lebih kompleks sehingga rekayasa ulang proses bisnis menjadi lebih

sulit. Karena kompleksitas proses bisnis, perusahaan dengan tingkat diversifikasi

tinggi harus melalui proses yang lebih kompleks. Hal ini dapat menyebabkan

kegagalan dalam penerapan enterprise resource planning serta memperpanjang

waktu untuk dapat merasakan manfaat dari sistem enterprise resource planning.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nawaz (2020), organisasi

mendapatkan banyak manfaat dari implementasi ERP yang dilakukannya. Namun,

banyaknya manfaat tersebut juga sebanding dengan banyaknya tantangan yang

15
16

harus dihadapi oleh organisasi dalam mengimplementasikan ERP yaitu antara lain

organisasi memiliki keterbatasan kemampuan dalam pengembangan dan teknis

implementasi ERP, terjadi perubahan struktur organisasi pada organisasi setelah

ERP diimplementasikan, selain terjadi perubahan struktur organisasi juga

berdampak pada perubahan tanggung jawab pada karyawan atau staf yang

menjalankan organisasi. Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Zhang et

al., (2019), terdapat beberapa pengaruh dari tidak berpengaruhnya penerapan dari

ERP pada kinerja organisasi yaitu terdapat pengaruh dari sektor industri yang

bergerak secara khusus pada penerapan ERP, hal tersebut berdampak pada tidak

adanya peningkatan secara signifikat mengenai efisiensi dari kinerja organisasi.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah pengumpulan penelitian-penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti untuk melakukan perbandingan sebagai

bentuk upaya memperluas pengetahuan serta mendalami teori yang akan

digunakan dalam penelitian. Dari penelitian-penelitian yang telah dicantumkan

baik yang belum dipublikasikan maupun yang sudah dipublikasikan akan ditulis

dalam bentuk ringkasan untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam

melakukan penelitian. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang berhubungan

dengan tema yang diangkat dalam penelitian ini.

1. Ali Serhan (2019) melakukan penelitian untuk mengetahui dampak enterprise

resource planning (ERP) terhadap kinerja keuangan perusahaan. Mengambil

sampel pada perusahaan-perusahaan di Lebanon, penelitian ini menggambarkan

kesenjangan dalam tren teknologi baru ini. Namun demikian, dari beberapa peserta

16
17

yang perusahaannya menerapkan sistem tersebut, uji regresi yang digunakan untuk

menilai korelasi antara variabel penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan

antara implementasi ERPS dan kinerja perusahaan. Hal ini menegaskan hipotesis

penelitian bahwa ERP berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Oleh karena itu, penggunaan ERPS dapat dikaitkan secara positif dengan kinerja

organisasi secara keseluruhan.

2. Defriko Gusma Putra (2021) melakukan penelitian yang bertujuan untuk

menguji pengaruh penerapan sistem Enterprise Resource Planning (ERP)

terhadap kinerja perusahaan dengan kapabilitas organisasi sebagai variabel

mediasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem ERP

berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan dan kapabilitas

organisasi. Kapabilitas organisasi juga berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja perusahaan. Selain itu, ditemukan bahwa kemampuan organisasi

memediasi hubungan antara implementasi sistem ERP dan kinerja perusahaan.

Menerapkan sistem ERP perusahaan dapat menyelesaikan masalah perusahaan

dengan: menyediakan informasi yang akurat, tepat waktu dan integrasi antar

departemen dipengambilan keputusan perusahaan. Dengan demikian,

kemampuan organisasi dalam memanfaatkan sumber dayanya berdampak

pada peningkatan kemampuan operasional dan keuangan, sehingga

meningkatkanprofitabilitas perusahaan dan membuat kinerja perusahaan

menjadi lebih baik.

3. Windia Fita Rini (2017) melakukan penelitian untuk membuktikan secara

empiris dampak dari implementasi Enterprise Resource Planning atas

hubungan kinerja perusahaan (profitabilitas) terhadap nilai perusahaan.

17
18

Sample yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia yang sudah menerapkan ERP. Hasil dari penelitian membuktikan

bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan dan peluang investasi sebagai

variabel kontrol, dan interaksi antara ERP dengan profitabilitas berpengaruh

secara signifikan terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan nilai pasar

saham. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perusahaan yang menerapkan

ERP memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum

menerapkan ERP.

4. Cornelia Endra Kristianti (2017) melakukan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui apakah terjadi peningkatan kinerja keuangan yang diukur dari

rasio-rasio keuangan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia sesudah

menerapkan sistem ERP. Sampel yang digunakan adalah 34 perusahaan yang

terdaftar di bursa efek yang telah mengimplementasikan sistem ERP dalam

rentang tahun 2002-2013. Data dianalisis dengan membandingkan berbagai

rasio diatas 3 tahun sebelum dan sesudah implementasi sistem ERP. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produktivitas serta

perbaikan manajemen piutang dan persediaan setelah perusahaan

mengimplementasikan ERP. Penelitian ini sayangnya tidak berhasil

membuktikan adanya peningkatan profitabilitas setelah perusahaan

mengimplementasikan ERP.

5. Ali Mohammad Ghanbari (2017) melakukan penelitian untuk mengetahui

dampak penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap efektivitas

proses keuangan di PE-TROPARS Ltd sebagai studi kasus di industri

18
19

perminyakan. Empat hipotesis yang terkait dengan proses keuangan

dikembangkan dan data dikumpulkan dari 101 karyawan yang terkait dengan

proses keuangan di PETROPARS Ltd. Ada 10 pertanyaan penelitian yang

terkait dengan tiga indikator model Ahituv dan Neumann. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa implementasi ERP/SAP memiliki dampak positif dan

signifikan terhadap efektivitas proses keuangan dibandingkan dengan sistem

tradisional yang sebelumnya digunakan (sebelum sistem ERP/SAP) di

PETROPARS Ltd. hasil implementasi ERP di industri perminyakan Iran.

Sebuah fenomena yang belum pernah tersentuh sebelumnya.

6. Almatius Setya Marsudi (2021) melakukan penelitian yang bertujuan untuk

mendapatkan pemahaman tentang peran kapabilitas teknologi terhadap

pengaruh implementasi ERP kinerja operasional. Penelitian ini menggunakan

data sekunder dari perusahaan-perusahaan yang sudah menerapkan ERP di

Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang

menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara implementasi ERP terhadap

kinerja operasional terbukti. Oleh karena itu, semakin baik implementasi ERP

di perusahaan, semakin baik kinerja operasionalnya. Namun, hasil penelitian

mengungkapkan bahwa tidak ada efek moderasi pada pengaruh implementasi

ERP terhadap kinerja operasional. Perencanaan dalam implementasi ERP

yang tidak matang dalam praktiknya dapat menyebabkan kegagalan

implementasi ERP, karena kompleksitas sistem ERP.

Sebagai referensi dalam pelaksanaan penelitian, berdasarkan penelitian

terdahulu di atas, terdapat perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan.

19
20

Adapun ringkasan mengenai hasil penelitian sebelumnya dirangkum pada Tabel

2.2.

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti (tahun Tujuan Penelitian Metode dan Hasil Penelitian


penelitian) Variabel Penelitian
1. Ali Serhan (2019) untuk mengetahui Analisis Deskriptif, penelitian ini menggambarkan
dampak enterprise Purposive sampling kesenjangan dalam tren
resource planning teknologi baru ini. Namun
(ERP) terhadap Variabel Independen demikian, dari beberapa peserta
kinerja keuangan - Enterprise yang perusahaannya menerapkan
perusahaan. Resource sistem tersebut, uji regresi yang
Planning (ERP) digunakan untuk menilai
korelasi antara variabel
Variabel Dependen penelitian menunjukkan
- Kinerja Keuangan hubungan yang signifikan antara
Perusahaan implementasi ERPS dan kinerja
perusahaan. Hal ini menegaskan
hipotesis penelitian bahwa ERP
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
Oleh karena itu, penggunaan
ERPS dapat dikaitkan secara
positif dengan kinerja organisasi
secara keseluruhan.
2. Defriko Gusma Putra untuk menguji Pendekatan Hasil penelitian menunjukkan
(2021) pengaruh Kuantitatif, Analisis bahwa penerapan sistem ERP
penerapan sistem SEM-PLS berpengaruh positif signifikan
Enterprise terhadap kinerja perusahaan dan
Resource Planning Variabel Independen kapabilitas organisasi.
(ERP) terhadap - Enterprise Kapabilitas organisasi juga
kinerja perusahaan Resource berpengaruh positif signifikan
dengan kapabilitas Planning (ERP) terhadap kinerja perusahaan.
organisasi sebagai Selain itu, ditemukan bahwa
variabel mediasi. Variabel Dependen kemampuan organisasi
- Kinerja memediasi hubungan antara
Perusahaan implementasi sistem ERP dan
kinerja perusahaan. Menerapkan
Variabel Intervening sistem ERP perusahaan dapat
- Kapabilitas menyelesaikan masalah
Perusahaan perusahaan dengan:
menyediakan informasi yang
akurat, tepat waktu dan integrasi
antar departemen dipengambilan
keputusan perusahaan. Dengan
demikian, kemampuan
organisasi dalam memanfaatkan
sumber dayanya berdampak
pada peningkatan kemampuan

20
21

operasional dan keuangan,


sehingga
meningkatkanprofitabilitas
perusahaan dan membuat kinerja
perusahaan menjadi lebih baik.
3. Windia Fita Rini untuk Analisis Deskriptif, Hasil dari penelitian
(2017) membuktikan Purpose Sampling membuktikan bahwa
secara empiris profitabilitas, ukuran perusahaan
dampak dari Variabel Independen dan peluang investasi sebagai
implementasi - Profitabilitas, variabel kontrol, dan interaksi
Enterprise - Ukuran antara ERP dengan profitabilitas
Resource Planning perusahaan berpengaruh secara signifikan
atas hubungan - Peluang investasi terhadap nilai perusahaan
kinerja perusahaan - Dummy ERP dengan menggunakan nilai pasar
(profitabilitas) saham. Kesimpulan dari
terhadap nilai Variabel Dependen penelitian ini adalah perusahaan
perusahaan. - harga pasar yang menerapkan ERP memiliki
ekuitas kinerja yang lebih baik
dibandingkan dengan sebelum
menerapkan ERP.
4. Cornelia Endra untuk mengetahui Analisis Deskriptif, Hasil penelitian menunjukkan
Kristianti (2017) apakah terjadi Purpose Sampling, bahwa terjadi peningkatan
peningkatan kinerja Kolmogorov- produktivitas serta perbaikan
keuangan yang Smirnov test manajemen piutang dan
diukur dari rasio- persediaan setelah perusahaan
rasio keuangan Variabel Independen mengimplementasikan ERP.
pada perusahaan- - Labor Penelitian ini sayangnya tidak
perusahaan di Productivity (LP) berhasil membuktikan adanya
Indonesia sesudah - Return on assets peningkatan profitabilitas setelah
menerapkan sistem (ROA) perusahaan
ERP. - Net profit margin mengimplementasikan ERP.
(NPM)
- Inventory turnover
(IT)
- Account
receivable
turnover (ART)

Variabel Dependen
- Kinerja Keuangan
Perusahaan

5. Ali Mohammad untuk mengetahui Analisis Deskriptif, Hasil penelitian menunjukkan


Ghanbari (2017) dampak penerapan Pendekatan Ahituv bahwa implementasi ERP/SAP
Enterprise dan Neumann memiliki dampak positif dan
Resource Planning signifikan terhadap efektivitas
(ERP) terhadap Variabel Independen proses keuangan dibandingkan
efektivitas proses - Enterprise dengan sistem tradisional yang
keuangan di PE- Resource sebelumnya digunakan (sebelum
TROPARS Ltd Planning (ERP) sistem ERP/SAP) di
sebagai studi kasus PETROPARS Ltd. hasil
di industri Variabel Dependen implementasi ERP di industri
perminyakan. - Efektivitas proses perminyakan Iran.

21
22

keuangan
6. Almatius Setya untuk mendapatkan Analisis Deskriptif, Hasil penelitian menunjukkan
Marsudi (2021) pemahaman Ppurposive ampling bahwa hipotesis pertama yang
tentang peran menyatakan bahwa terdapat
kapabilitas pengaruh antara implementasi
teknologi terhadap ERP terhadap kinerja
pengaruh Variabel Independen operasional terbukti. Oleh
implementasi ERP - Enterprise karena itu, semakin baik
kinerja operasional Resource implementasi ERP di
Planning (ERP) perusahaan, semakin baik
kinerja operasionalnya. Namun,
hasil penelitian mengungkapkan
Variabel Dependen
bahwa tidak ada efek moderasi
- Kinerja
pada pengaruh implementasi
Perusahaan
ERP terhadap kinerja
operasional. Perencanaan dalam
Variabel Moderasi implementasi ERP yang tidak
- Kapabilitas matang dalam praktiknya dapat
Teknologi menyebabkan kegagalan
Informasi implementasi ERP, karena
kompleksitas sistem ERP.
Sumber: Data diolah (2022)

2.3. Kerangka Pemikiran

2.3.1. Pengaruh Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan

Menurut Amirullah (2015) kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu

gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-

alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan

keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode

tertentu. Maka, kinerja keuangan dapat diartikan sebagai pencapaian perusahaan

dalam bidang keuangan. Peningkatan kinerja keuangan dapat dilihat dari laporan

keuangan yang telah dianalisis, kemudian dibandingkan antara sebelum dan

sesudah implementasi ERP, sehingga kita dapat melihat kondisi perusahaan.

Sementara itu, menurut Rini & Febriani (2017) dalam penelitiannya

menyebutkan perusahaan yang mengimplementasikan ERP berpengaruh terhadap

profitabilitas perusahaan. Penerapan ERP dinilai dapat memberikan kuantitas

22
23

pekerjaan yang lebih banyak dalam satu periode, membantu proses pengawasan

pekerjaan yang lebih cepat, serta mampu meningkatkan tanggung jawab terkait

standar pekerjaan sehingga memberikan dampak positif bagi kinerja pengguna

yang berujung pada kinerja perusahaan. Begitu juga dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hapsari (2019).

Putri (2016) meneliti mengenai analisis perbandingan kinerja keungan

sebelum dan setelah implementasi sistem Enterprise Resource Planning pada

perusahaan yang terdaftar di BEI. Peneliti menggunakan beberapa rasio seperti

ROA, dan ROI Metode yang digunakan adalah uji wilcoxon. Hasil penelitian ini

adalah tidak terdapat peningkatan pada ROA dan ROI sebelum implementasi

dengan sesudah implementasi.

Penelitian Hitt et al. (2002) menunjukkan dampak implementasi ERP

terhadap kinerja perusahaan dilihat dari ukuran produktifitas berupa rasio-rasio

dalam laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang

melakukan implementasi ERP cenderung menghasilkan kinerja yang lebih tinggi

pada berbagai metriks keuangan. Meskipun ada perlambatan pada kinerja dan

produktifitas perusahaan sesaat setelah implementasi, pasar keuangan secara

konsisten menghargai perusahaan yang mengadopsi ERP dengan penilaian pasar

yang lebih tinggi.

Hamidi (2014) dalam penelitiannya tentang dampak sistem ERP pada

proses akuntansi di Gilan Power Distribution Company memberikan bukti bahwa

pemanfaatan ERP sangat meningkatkan proses keuangan dibandingkan dengan

sistem tradisional. Implementasi sistem ERP meningkatkan ketepatan pencatatan

23
24

data di semua proses dan mengurangi waktu untuk menjalankan semua proses.

Selain itu, ini meningkatkan keandalan pemrosesan dan pelaporan data.

2.3.2. Pengaruh Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap Kinerja

Kapabilitas Perusahaan

Kapabilitas perusahaan memungkinkan perusahaan untuk

mempertahankancompetitive advantage sebagai hal yang dianggap penting untuk

memenangkan persaingan. Untuk mendapatkan competitive advantage yang

berkelanjutan dan dapat mempertahankan kelangsungan hidup jangka panjang,

perusahaan perlu mengembangkan sumber daya dan capability yang dimiliki.

Sumber daya suatu perusahan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu yang berwujud

(tangible) dan tak berwujud (intangible) yang dapat digunakan oleh perusahaan

untuk menerapkan strategi bisnis. Setelah sebuah perusahaan memiliki

capabilityuntuk mengintegrasikan dan memanfaatkan sumber daya organisasi

maka perusahaan dapat memuaskan pelanggan dan meningkatkan nilai pemegang

saham (Chen, 2012).

Peningkatan kapabilitas organisasi dapat dilakukan di bidang teknologi

informasi dengan menerapkan Enterprise Resource Planning (ERP). Menurut

Aremu, Shahzad, dan Hassan (2019), ERP adalah sistem terintegrasi berbasis

komputer yang dirancang untuk memproses transaksi perusahaan dan

memfasilitasi perencanaan terintegrasi, aktivitas produksi real-time, dan respons

konsumen yang cepat. Sistem ERP dapat menyediakan perencanaan sumber daya

material dan merupakan sistem informasi yang mengintegrasikan dan

mengotomatisasi semua departemen dalam suatu perusahaan, seperti keuangan,

24
25

sumber daya manusia, logistik, dll, serta membantu manajemen total sumber daya

perusahaan yang memiliki fungsi terintegrasi. dalam satu sistem.

Sistem ERP adalah salah satu sistem informasi yang dapat

mengintegrasikan setiap bagian dalam sebuah perusahaan sehingga dapat

meningkatkan kapabilitas perusahaan. Setelah perusahaan menggunakan sistem

yang baru, tentunya akan terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah

implementasi sistem tersebut (Rektiani, 2017). Dalam penelitian Kurniawati

(2015) dikatakan bahwa pengimplementasian ERP pada perusahaan berdampak

positif, namun lemah. Dikatakan pula bahwa perusahaan dapat meningkatkan

kapabilitas perusahaan dengan fokus memperhatikan kapabilitas operasi melalui

ERP.

Kemampuan organisasi (variabel intervening) dinilai dengan

menggunakan Operating Profit Margin (OPM) dan Cash Debt Coverage (CDC)

(Suhendra et al., 2019). OPM menunjukkan seberapa besar keuntungan yang

dihasilkan perusahaan setelah membayar biaya produksi, seperti upah, bahan

baku, dan sebagainya, sedangkan CDC digunakan untuk melihat hubungan antara

arus kas operasi perusahaan dengan total kewajiban dan menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk membayar hutang. dari operasinya. Penelitian

Suhendra et al. (2019), menunjukkan bahwa penerapan sistem ERP menjadikan

sistem informasi terintegrasi sehingga memungkinkan perusahaan menjadi lebih

efisien. Oleh karena itu, akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk

memaksimalkan pemanfaatan sumber daya perusahaan, yang dapat meningkatkan

kinerja perusahaan.

25
26

Penelitian yang dilakukan oleh Kuo (2014) menyatakan bahwa setelah

implementasi ERP, perusahaan mendapatkan dampak positif tak berwujud

(intangible) pada reputasi, kualitas keputusan, produktifitas, dan kualitas produk.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Kurniawati et al. (2015) menyatakan

bahwa implementasi ERP tidak secara langsung meningkatkan kinerja keuangan,

namun dapat meningkatkan kapabilitas perusahaan yang selanjutnya akan

mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran,

maka dibuat model kerangka pemikiran seperti yang dapat dilihat pada gambar

Kinerja Keuangan
Perusahaan
Enterprise Resource
Planning (ERP)

Kapabilitas
Perusahaan

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran, maka diangkat hipotesi dalam penelitian

ini yaitu sebagai berikut:

H1: Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan perusahaan.

H2: Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) berpengaruh signifikan

terhadap kapabilitas perusahaan.

26
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan sebuah program lengkap dari suatu

penelitian guna mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian, program

tersebut mencakup penyusunan hipotesis, prosedur penelitian dan analisis data

(Maryam, 2019). Bagi peneliti, desain penelitian bermanfaat untuk memeriksa

kebenaran hipotesis dan juga untuk memahami lebih jauh mengenai topik

penelitian serta segala kebutuhan mengenai pelaksanaan penelitian. Metode

penelitian terdiri dari enam aspek dasar berupa tujuan penelitian, jenis penelitian,

situasi studi, tingkat intervensi penelitian, horizon waktu, dan unit analisis

(Sekaran, 2017).

3.1.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penerapan Enterprise

Resource Planning (ERP) terhadap kinerja keuangan dan kapabilitas perusahaan

manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dalam hal ini dilakukan

pengujian pada variabel independen dan variabel dependen.

3.1.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017) metode kuantitatif adalah metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

5
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang ditetapkan.

3.1.3. Situasi Studi

Situasi studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah situati studi tidak

diatur (non-contrived), yang mana penelitian dilakukan dengan pengumpulan data

berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang diperoleh di Bursa Efek

Indonesia.

3.1.4. Tingkat Intervensi Peneliti

Tingkat intervensi dalam penelitian ini adalah intervensi minimal. Sekaran

dan Bougie (2013) menjelaskan bahwa dalam tingkat intervensi minimal, peneliti

hanya mengumpulkan data dan tidak melakukan tindakan untuk mempengaruhi

hasil penelitian. Dalam hal ini, peneliti hanya melakukan analisis mengenai

pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen tanpa mempengaruhi

variabel-variabel yang diuji.

3.1.5. Horizon Waktu

Penelitian ini menggunakan horizon waktu yaitu cross sectional dan time

series. Studi cross sectional digunakan karena penelitian ini mengambil data

laporan keuangan dari beberapa perusahaan manufaktur yang berbeda pada waktu

tertentu, sementara time series diigunakan karena pengambilan data dilakukan

pada retenten periode yaitu pada rentang waktu 2010-2020. Studi cross sectional

yaitu studi untuk mengetahui hubungan komparatif beberapa subjek yang diteliti

dalam kurun waktu tertentu dan studi time series yang lebih ditekankan pada data

penelitian berupa rentetan waktu (Indriantoro, 2013).

6
3.1.6. Unit Analisis

Unit analisis suatu penelitian dapat berupa individu, kelompok, organisasi,

benda, wilayah dan waktu tertentu sesuai dengan fokus permasalah yang

diangkat. Unit analisis itu sendiri merujuk pada tingkat kesatuan data yang

dikumpulkan selama tahap analisis data selanjutnya (Sekaran, 2011). Unit analisis

diperlukan dalam penelitian untuk menjaga validitas dan reabilitas penelitian agar

peneliti dapat membedakan subjek penelitian, objek penelitian, dan sumber data.

Penelitian ini menggunakan unit analisis pada tingkat organisasi yaitu berupa

perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).

Sementara menurut Handayani (2020) populasi merupakan populasi adalah

totalitas dari setiap elemen yang akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa

individu dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti. 

Penelitian ini menggunakan populasi berupa perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2020 yang diperoleh dari

www.idx.co.id dengan jumlah populasi yang diambil adalah sebanyak 13

perusahaan yang mana tidak semua populasi akan menjadi objek penelitian,

sehingga akan dilakukan pengambilan sampel lebih lanjut.

7
3.2.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini belum diketahui, sehingga peneliti

menentukan jumlah sampel yang akan diteliti (Sugiyono, 2017). Sampel

merupakan sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut

prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel digunakan jika

populasi yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh

populasi. Kendala tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan biaya, tenaga

dan waktu yang di miliki peneliti. Sampel yang akan digunakan dari populasi

haruslah benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini ditetapkan secara purposif

dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Sampel merupakan perusahaan selain bank yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dan telah mengimplementasikan sistem ERP (Enterprise

Resource Planning) dalam rentang tahun 2011-2020. Bank tidak

dimasukkan dalam kriteria karena mempunyai rasio yang berbeda

dibanding perusahaan di sektor lain. Tahun 2011-2020 digunakan karena

ketersediaan data.

2. Terdapat data tahun perusahaan sampel mulai mengimplementasikan

sistem ERP.

3. Perusahaan sampel mempunyai data laporan keuangan satu hingga tiga

tahun sebelum menerapkan ERP dan data laporan keuangan satu hingga

tiga tahun setelah implementasi sistem ERP.

8
TABEL SAMPEL PENELITIAN DAN DAFTAR PERUSAHAAN

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua macam sumber data. Data pertama adalah

perusahaan publik yang telah menerapkan ERP (Enterprise Resource Planning)

dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Informasi tersebut diperoleh dari laporan

keuangan perusahaan terkait implementasi sistem peusahaan tersebut. Data kedua

adalah data laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di bursa efek yang

termasuk ke dalam sampel. Laporan keuangan diperoleh dari website perusahaan

terkait dan dari website Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling.

TABEL?

3.4. Operasional Variabel

Terdapat dua variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel

independent dan variabel dependen. Variabel independen penelitian ini berupa

ERP (Enterprise Resource Planning) sementara variabel dependen nya adalah

kinerja keuangan perusahaan dan kapabilitas perusahaan.

3.4.1. Variabel Independen

1. Enterprise Resource Planning (ERP)

Sistem ERP adalah program perangkat lunak yang digunakan oleh

perusahaan untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan informasi di setiap

area proses bisnis, membantu organisasi semua proses bisnis di setiap departemen

9
(Aremu et al., 2019), dan digunakan sebagai alat pelaporan manajemen yang

efektif untuk mendukung pengambilan keputusan (Monk & Wagner, 2013).

ERP diukur berdasarkan sistem keuangan, logistik, manajemen persediaan,

manajemen produk dan manufaktur, serta manajemen sumber daya manusia” yang

telah dikembangkan oleh Kallunki dkk., (2011). Sistem ERP pada perusahaan

(variabel independen) diukur dengan variabel dummy (Suhendra et al., 2019)

karena penerapan sistem ERP yang terdapat dalam laporan keungan perusahaan

mencakup pengungkapan non-keuangan yang memberikan kabar baik bagi

investor dan akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.

3.4.2. Variabel Dependen

1. Kinerja Keuangan Perusahaan

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, dapat diketahui bahwa analisis

rasio keuangan biasa digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan.

Sistem pengukuran kinerja menggabungkan informasi keuangan dan non-

keuangan. Kinerja keuangan merupakan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba yang diukur dengan menggunakan ukuran keuangan, seperti

ROI (Amaliah, 2011). Subramanyam (2014) menyatakan bahwa analisis rasio

dapat mengungkapkan hubungan penting dan dasar perbandingan dalam

menemukan kondisi dan kecenderungan yang sulit dideteksi jika hanya

memeriksa salah satu dari komponen yang membentuk rasio tersebut.

Kieso et al. (2011) mengklasifikasikan rasio menjadi 4 tipe yaitu; (1)

Rasio likuiditas, yang mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk

membayar kewajiban yang jatuh tempo; (2) Rasio aktivitas yang mengukur

10
seberapa efektif perusahaan menggunakan asetnya; (3) Rasio profitabilitas yang

mengukur tingkat kesuksesan atau kegagalan dari sebuah perusahaan atau divisi

untuk suatu periode; (4) Coverage ratio yang mengukur tingkat perlindungan

untuk investor dan kreditur jangka panjang.

Pengukuran kinerja keuangan dalam penelitian ini menggunakan rasio

labor productivity (LP), Debt to Asset Ratio, Return on assets (ROA), Net profit

margin (NPM), dan Return on Investmen (ROI). Rasio labor productivity

menggambarkan tingkat produktifitas karyawan dengan menghitung berapa

pendapatan yang bisa dihasilkan oleh setiap karyawan. Return on assets (ROA)

mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan dalam menghasilkan

keuntungan dengan aset perusahaan yang tersedia (Gitman dan Zutter 2012).

ROA dan NPM menggambarkan profitabilitas perusahaan (Kieso et al. 2011).

Sementara Debt to Asset Ratio menunjukkan rasio solvabilitas. Berikut rumus dari

masing-masing rasio untuk mengukur kinerja perusahaan:

1. Labor Productivity (LP)

Revenue
LP =
Total Emloyee

2. Dept to Assets Ratio

Total Dept
DER =
Total Assets

3. Return on assets (ROA)

Net income available for common stockholder


ROA =
Total assets

11
4. Net profit margin (NPM)

¿
NPM = Net income available ¿ common stockholder Net assets

2. Kapabilitas Perusahaan

Kapabilitas perusahaan merupakan kemampuan yang dimiliki perusahaan

(organisasi) dalam rangka menyelenggarakan kegiatan usaha yang dijalankan.

Bagi perusahaan daerah yang sarat dengan inefisiensi, birokrasi dan lemahnya

sistem pengendalian manajemen tentu harus memperhatikan kapabilitas

perusahaan sebagai bagian untuk menjadikan perusahaan daerah memiliki

keunggulan bersaing (Hayati, 2020). Kapabalitas atau kemampuan sangat penting

dimiliki oleh organisasi, karena kemampuan diidentifikasi sebagai salah satu

sumber utama bagi pembangkitan dan pengembangan kompetitif, ketidakpastian

dan perubahan lingkungan menjadi alasan kapabilitas harus dimiliki oleh

organisasi untuk berubah dan mengembangkan prasyarat penting dengan cepat

untuk mempertahankan keunggulan kompetitif (Kusumasari,2014).

Menurut Kurniawati (2015) pengukuran kapabilitas perusahaan dilihat dari

tiga fungsi perusahaan yaitu, kapabilitas operasi dengan indikator Operating Proft

Margin (OPM) dan Operating Income Return on Investment (OIROI), kapabilitas

pemasaran dengan indikator Sales Growth (SG) dan kapabilitas keuangan dengan

indikator Current Cash Debt Coverage (CCDC).

a. Operating Profit Margin (OPM) atau Marjin Laba Operasi

OPM digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh

12
setiap rupiah penjualan (Goso, 2014). Dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

EBIT
OPM = × 100 %
Penjualan Bersih

b. Operating Income Return on Investment (OIROI)

OIROI menunjukkan kefektifan manajemen dalam mengasilkan laba

operasional atas aset-aset perusahaan (Petty, 2012). OIROI dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

LabaOperasional
OIROI =
Total Aset

c. Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth/ SG)

Menurut Budiarto (2017) cara terbaik menilai keberhasilan pemasaran

adalah dengan mengukur pertumbuhan pendapatan dari penjualan. Menurut

Agus S. (2002) sales growth adalah total penjualan perusahaan pada

aktivitasnya dalam mencari laba maksimal. Pengukuran SG adalah sebagai

berikut:

Penjualan saat ini−Penjualan sebelumnya


SG = ×100 %
Penjualan sebelumnya

d. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Kewajiban Lancar (Current Cash Debt

Coverage/ CCDC)

Menurut Hery (2016) rasio ini menunjukkan kemampuan arus kas

operasi perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Arus KasOperasi
CCDS =
Kewajiban Lancar

13
Ringkasan mengenai operasional variable dapat dilihat pada Tabel

Tabel
Definisi Operasional Variabel

Indikator Alat
Variabel Sumber
Pengukuran Pengukuran
Enterprise Age (Lama Skala Rasio (Kurniawati,
Resource Implementasi ERP) 2015)
Planning (ERP)
Kinerja labor productivity Skala Rasio (Kristianti,
Keuangan (LP), Debt to Asset 2017)
Ratio, Return on
assets (ROA), Net
profit margin (NPM),
dan Return on
Investmen (ROI).
Kapabilitas Operating Proft Skala Rasio (Kurniawati,
Perusahaan Margin (OPM) dan 2015)
Operating Income
Return on Investment
(OIROI), kapabilitas
pemasaran dengan
indikator Sales
Growth (SG) dan
kapabilitas keuangan
dengan indikator
Current Cash Debt
Coverage (CCDC).

3.5. Metode Analisis dan Rancangan Pengujian Hipotesis

3.5.1. Metode Analisis

14

Anda mungkin juga menyukai