Anda di halaman 1dari 17

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI

DALAM MENDUKUNG SISTEM INFORMASI


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sistem Informasi Dan Pengendalian Internal
Dosen Pengampuh: Dr. Zaki Baridwan, Ak., CA.

Oleh:
Anisa Ayu Kharismasari
Syarthy E. Killian
Yudhianto

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
OKTOBER 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan global telah melahirkan standar kompetisi baru. Pada kondisi ini
setiap perusahaan yang ingin tetap bertahan (survive) dan berkembang (growth)
harus dapat menciptakan dan mempertahankan competitive advantage yang
dimilikinya dengan terus-menerus meningkatkan daya saing. Persaingan bisnis yang
semakin tinggi menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja berbagai
elemen di dalam organisasi atau perusahaan. Salah satu cara untuk mewujudkan
kesuksesan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan sistem informasi,
peningkatan efisiensi dari sistem informasi untuk menghasilkan manajemen yang
lebih efisien dalam proses bisnis.
Tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang belum mengintegrasikan sistem
informasi, dimana dalam prosesnya hanya didukung oleh aktivitas individual pada
lokasi kerja masing-masing. Kondisi ini menyebabkan terjadinya kesalahpahaman
dalam komunikasi data antara lokasi kerja satu dengan lokasi kerja lainnya, sehingga
membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk koordinasi dalam penyediaan data
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang telah mengintegrasikan fungsifungsinya. Data yang diintegrasikan ini dapat membantu proses bisnis yang efesien
dan memudahkan pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan.
Salah satu konsep yang cukup terkenal yang merupakan sistem yang
mengintegrasikan proses setiap lini dalam manajemen perusahaan secara
transparansi dan memiliki akuntabilitas yang cukup tinggi yaitu konsep Entreprise
Resource Planning (ERP). Untuk memasuki pasar internasional, penggunaan sistem
ERP merupakan salah satu yang menjadi prasyarat dasar bagi setiap perusahaan.
Indonesia

merupakan

negara

yang

sedang

berkembang,

dimana

basis

perekonomiannya bertumpu di bidang bisnis, maka efisiensi menjadi salah satu


faktor yang cukup penting dalam setiap perusahaan. Dengan bantuan ERP,
perusahaan di Indonesia dapat terintegrasi pada setiap proses dalam perusahaan
tersebut ke dalam suatu sistem yang terkomputerisasi. Manfaat lain dari ERP ini
adalah integrasi bisnis secara keseluruhan, fleksibilitas dalam organisasi untuk

bertransformasi dan meningkatkan turn over, menciptakan analisa dan peningkatan


kapabilitas yang lebih baik, serta penggunaan teknologi terbaru.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi karakteristik dari Enterprise Resource Planning (ERP)?
2. Apa keuntungan dan tantangan dalam penerapan Enterprise Resource Planning
(ERP)?
3. Apa faktor-faktor penentu keberhasilan penggunaan sistem Enterprise Resource
Planning (ERP)?
4. Bagaimana implementasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dalam perusahaan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui karakteristik dari Enterprise Resource Planning (ERP).
2. Untuk mengetahui keuntungan dan tantangan dalam penerapan Enterprise Resource Planning (ERP).
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penentu keberhasilan penggunaan sistem Enterprise Resource Planning (ERP).
4. Untuk mengetahui implementasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dalam perusahaan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Karakteristik Enterprise Resource Planning (ERP)


1. Definisi Enterprise Resource Planning (ERP)
ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sebuah konsep untuk
merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan meliputi dana, manusia,
mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas yang berpengaruh luas mulai
dari manajemen paling atas hingga operasional di sebuah perusahaan agar dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi seluruh pihak
yang berkepentingan (stakeholder) atas perusahaan tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulan bahwa ERP merupakan suatu
solusi untuk mendukung berbagai fungsi bisnis seperti manufaktur, manajemen
rantai suplai, finansial, proyek, sumber daya manusia dan manajemen hubungan
pelanggan dengan menyimpan data.
ERP adalah sistem yang didasarkan pada basis data umum dan modular
software desain. Pada umumnya database dari setiap departemen berfungsi untuk
menyimpan dan mengambil informasi secara real-time. Informasi harus dapat
diandalkan, diakses, dan mudah dipakai bersama-sama. Dalam modular software
desain harus berarti bisnis dapat memilih modul yang mereka butuhkan, dan
campuran sesuai dengan modul dari vendor yang berbeda, dan menambahkan
modul baru sendiri untuk meningkatkan kinerja bisnis. Idealnya, data untuk
berbagai fungsi bisnis yang terpadu. Dalam prakteknya sistem ERP yang terdiri
satu set discrete aplikasi, masing-masing mempertahankan ciri-ciri menyimpan
data dalam satu database fisik.

2. Karakteristik Enterprise Resource Planning (ERP)


Menurut Daniel E. OLeary sistem ERP memiliki karakteristik sebagai
berikut (WHI-2006):
Sistem ERP adalah suatu paket perangkat lunak yang didesain untuk
lingkungan pelanggan pengguna server, apakah itu secara tradisional atau
berbasis jaringan.
Sistem ERP memadukan sebagian besar dari proses bisnis.

Sistem ERP memproses sebagian besar dari transaksi perusahaan.


Sistem ERP menggunakan database perusahaan yang secara tipikal
menyimpan setiap data sekali saja.
Sistem ERP memungkinkan mengakses data secara waktu nyata (real time).
Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses transaksi
dan kegiatan perencanaan.
Sistem ERP menunjang sistem multi mata uang dan bahasa, yang sangat
diperlukan oleh perusahaan multinasional.
Sistem ERP memungkinkan penyesuaian untuk kebutuhan khusus
perusahaan tanpa melakukan pemrograman kembali. Berikut adalah alur proses
dan komunikasi ERP:

3. Vendor Sistem ERP


Dalam ERP terdapat beberapa pilihan vendor yang semuanya mempunyai
berbagai macam aplikasi program dimana di beberapa tempat dapat dilakukan
secara bersamaan. Dengan demikian, sektor publik organisasi biasanya memiliki
sejumlah pilihan perangkat lunak yang tidak hanya memenuhi kebutuhan mereka
tetapi hosting program aplikasi yang mereka inginkan. Terdapat tiga aspek
aplikasi untuk biaya hosting yaitu biaya perangkat lunak, biaya pemrosesan dan
biaya pelaksanaan, harga software dapat dapat dibebankan per user atau per bulan. Pemrosesan layanan dapat juga dengan harga atau berdasarkan proses
transaksi. Pelaksanaan pelayanan yang sering dilakukan adalah dibayar dimuka
tetapi ada juga yang dapat di amortisasi.
Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
vendor ERP :
a. Demonstrasi praktis
Dalam proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan peninjauan ke
lokasi dari vendor untuk menetapkan standar, norma dan fitur serupa yang
dibutuhkan oleh perusahaan.
b. Berdasarkan studi
Perusahaan biasanya membuat kajian untuk menentukan pilihan dari vendor
ERP. Studi ini merupakan faktor utama memutuskan namun tetap fakta bahwa
hasil kajian ini akan berlaku hanya jika dilakukan dengan benar. Perusahaan
harus membuat penggunaan hasil dalam memilih ERP vendor. Popularitas
ERP vendor perangkat lunak tidak selalu berbicara untuk layanan dalam
kaitannya dengan kebutuhan dan bisnis perusahaan. Atas penyedia layanan
ERP vendor dalam daftar tidak perlu selalu menjadi orang yang tepat untuk
perusahaan Anda.
c. Kredibilitas vendor
Perusahaan harus memiliki gagasan yang adil dari vendor di pasar. Di masa
yang akan datang berguna untuk mengetahui pemilihan vendor tertentu. Jika
terlihat

dari

latar

belakang,

pengalaman

sebelumnya,

klien

akan

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah vendor tertentu yang cocok


dan tepat untuk menawarkan layanan kepada mereka.. Kredibilitas akan
berpengaruh pada keberhasilan penggunaan sistem ERP yang akan diterapkan

di perusahaan. Pada saat yang sama ia tidak dianjurkan untuk mencari vendor
yang terbaik di pasar seperti dikatakan sebelumnya untuk layanan yang
mungkin tidak tepat untuk perusahaan. Hal ini sangat penting untuk
menganalisis kredibilitas dari vendor sehubungan dengan bidang layanan
perusahaan di mana keinginan untuk melaksanakan ERP. Evaluasi seperti itu
akan menambah nilai dan makna dari segi membuat keputusan memilih ERP
vendor.
d. Fleksibilitas dari vendor
Hal ini sangat penting bagi perusahaan untuk memilih vendor yang akan
mendengar dan melaksanakan saran mereka. Perusahaan harus memperhatikan
ERP dari vendor dalam hal teknis dan keahlian. Mereka harus bekerja dalam
koordinasi dan konsep solusi. Hal itu akan membantu mereka untuk mencapai
keuntungan bersama.
e. Competetive edge
Perusahaan harus mencari tambahan fitur satu vendor bila dibandingkan
dengan yang lain. Ini tidak hanya akan membantu dalam memutuskan orang
yang tepat, tetapi juga mengakibatkan persaingan di antara penjual dan hasil
perbaikan dari segi kualitas produk dan layanan.

B. Keuntungan dan Tantangan dalam Penerapan Sistem ERP


1. Keuntungan penerapan sistem ERP
a. Kualitas dan efisiensi: ERP menciptakan kerangka kerja utk mengintegrasikan
dan meningkatkan proses bisnis internal perusahaan yg menghasilkan
peningkatan signifikan dalam kualitas serta efisiensi layanan pelanggan,
produksi dan distribusi.
b. Penurunan biaya: menurunkan biaya pemrosesan transaksi dan hardware,
software serta karyawan pendukung TI.
c. Pendukung keputusan: ERP menyediakan informasi mengenai kinerja bisnis
lintas fungsi yang sangat penting secara cepat untuk para manajer agar dapat
meningkatkat kemampuan mereka dalam mengambil keputusan secara tepat
waktu di lintas bisnis keseluruhan perusahaan.
d. Efisiensi biaya, waktu dan tenaga dalam penerapan Teknologi Informasi
melalui pelaksanaan sistem manajemen ERP juga dapat dibuktikan melalui :

Single entry, maksudnya dalam ERP, kita hanya cukup satu kali
memasukkan data untuk mendapatkan beberapa laporan.

Melalui ERP status barang/order dapat dipantau setiap saat.

Database marketing dapat dilihat dan diperbarui setiap saat.

Dengan menggunakan teknologi komputer, tidak lagi memerlukan banyak


paperwork, cukup menyimpan soft-copy dan data atau laporan dapat diprint
/ cetak kapan saja diperlukan.

Pencarian data dapat lebih mudah dan cepat, karena semuanya telah
didokumentasi dan dikordinasi dengan baik oleh pusat data yang telah
terbentuk dalam sistem ERP.

Mengurangi lead time, maksudnya penyebaran informasi dilakukan secara


serempak dan bersamaan ke tiap departemen, sehingga proses di tiap
departemen terkait dapat dilaksanakan segera dan secepatnya tanpa harus
saling menunggu sampainya informasi.

e. Selain faktor efisiensi waktu, biaya, dan tenaga, penerapan ERP juga dapat
dijadikan sebagai sarana belajar bagi para karyawan untuk meninggalkan
budaya kerja lama. Budaya kerja lama yang dimaksud salah satunya adalah
kebiasaan karyawan melempar tanggung jawab bila terjadi suatu kesalahan
dalam proses kerja. Padahal yang seharusnya dilakukan adalah mencari solusi
untuk memperbaiki kesalahan yang terlanjur terjadi. Kontribusi ERP dalam hal
ini adalah membantu pelaksanaan dan pendokumentasian komunikasi internal
antar karyawan. Dengan adanya pendokumentasian ini, kita dapat memantau
dan mengendalikan kinerja setiap proses. Untuk selanjutnya tinggal dipikirkan
tindakan perbaikan dan pencegahan yang seharusnya dilakukan.
f. Kelancaran proses kerja sebagai hasil dari penerapan ERP dapat membantu
perusahaan memenuhi keinginan pelanggan sehingga perusahaan dapat
mencapai kepuasan pelanggan.
g. Kelincahan perusahaan: sistem ERP meruntuhkan dinding departmen dan
fungsi berbagai proses bisnis, sistem informasi dan sumber daya informasi.
(menghasilkan struktur organisasi, tanggung jawab manejerial dan peran kerja
yang lebih fleksibel).

h. Integrasi

data: untuk

mengintegrasikan

data

keuangan

sehingga

top

management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan


lebih baik
i. Standarisasi

proses

operasi:

menstandarkan

proses

operasi

melalui

implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas,


penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk.
j. Standarisasi data dan informasi: menstandarkan data dan informasi melalui
keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri
dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda.

2. Tantangan dan kelemahan dalam penerapan Sistem ERP


Tidak semua pengembangan ERP memperoleh hasil yang baik, tidak jarang
implemetasinya gagal karena beberapa faktor seperti kurangnya perancangan dan
sistem yang tidak mengakomodasi budaya (culture) perusahaan tersebut. Faktor
utama kegagalan tersebut antara lain:
a. Perancangan dan manajemen yang buruk.
b. Adanya perubahan tujuan bisnis selama pengembangan sistem
c. Kurangnya pemahaman akan bisnis dan culture perusahaan.
Sedangkan kelemahan dalam penerapan system ERP antara lain:
a. Terbatasnya kostumisasi dalam perangkat lunak ERP.
b. Harga sistem yang sangat mahal.
c. Perekayasaan kembali proses bisnis untuk menyesuaikan dengan standar industri yang telah dideskripsikan oleh sistem ERP dan dapat menyebabkan
hilangnya keuntungan kompetitif.
d. ERP sering terlihat terlalu sulit untuk beradaptasi dengan alur kerja proses
bisnis tertentu dalam beberapa organisasi
e. Sistem dapat terlalu kompleks jika dibandingkan dengan kebutuhan dari
pelanggan
f. Data dalam sistem ERP berada dalam satu tempat, contohnya: data pelanggan
dan data keuangan. Sehingga hal ini dapat berisiko kehilangan informasi sensitif, jika terdapat pembobolan sistem keamanan.

C. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Penerapan Sistem ERP


Faktor-faktor keberhasilan dalam inplementasi sistem ERP merupakan suatu
kombinasi dari berbagai faktor bukan merupakan suatu unsur tunggal. Faktor-faktor
penentu ini sangat bervariasi dari waktu ke waktu dan harus sesuai dengan kondisi
fisik perusahaan.
faktor-faktor keberhasilan adalah apa yang harus dilakukan oleh suatu sistem
untuk memenuhi apa yang telah dirancang, yaitu:
Dukungan top management
Proyek menejemen yang efektif
Business process reengineering atau rekayasa ulang proses bisnis, adalah
pemikiran kembali dan pendesainan ulang proses bisnis untuk meningkatkan
kinerja perusahaan dalam hal biaya, kualitas, kecepatan, dan layanan (Hammer
and Champy, 2001).
Pemilihan perangkat lunak dan perangkat keras
Pendidikan dan pelatihan
Dukungan vendor
D. Implementasi Sistem ERP dalam Perusahaan
1. Metode Pengembangan Sistem ERP
Cara yang paling mudah adalah dengan mengadopsi sebuah produk secara
lengkap. Cara ini juga biasanya paling diinginkan oleh vendor. Cara ini memiliki
beberapa kelebihan, khususnya dari segi waktu dan biaya. Lawan dari pendekatan
ini adalah membangun seluruhnya ERP dengan menggunakan sumber daya
perusahaan. Cara lain adalah pendekatan hybrid , dengan melakukan kostumisasi
beberapa produk software vendor.
2. Kerangka Kerja Pemilihan Solusi
Dari alternatif solusi diatas, salah satu masalah terbesar adalah integrasi,
terutama jika harus memilih solusi berupa penggabungan beberapa modul ERP
dari beberapavendor. Metode pemilihan paket ERP dapat digambarkan dalam
sebuah kerangkan kerja yang membagi dasar pemilihan dalam beberapa criteria,
yaitu kesesuaian fungsional, fleksibelitas, dan kostumisasi.

Dalam proses penerapan sistem ERP pada perusahaan dibutuhkan rencana


pelaksanaan agar ERP perusahaan dapat bekerja secara optimal. Setidaknya ada
lima langkah penting dalam implementasi ERP pada perusahaan, antara lain:
a. Rencana Strategis
Pada tahap ini, perusahaan harus membuat atau menetapkan sebuah tim untuk
melaksanakan proyek, melakukan analisa bisnis saat ini dan mengumpulkan
informasi, menetapkan tujuan, serta mengembangkan rencana proyek
(pelaksanaan). Tim proyek terdiri dari tenaga penjualan dan pembelian,
akuntan perusahaan, manajemen operasional dan layanan pelanggan. Dalam
pengumpulan informasi diperlukan salinan seperti faktur penjualan dan
pembelian, kwitansi pengeluaran, biaya lain-lain dan sebagainya untuk
kemudian dianalisis yang akan dimasukan ke dalam database pusat.
Mengembangkan rencana proyek termasuk proses pelatihan pada setiap aspek
sistem kerja ERP bagi anggota tim.
b. Prosedur Pengkajian
Pada tahap ini, tim proyek harus mengkaji kemampuan perangkat lunak,
menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, mengingat banyaknya perangkat
lunak ERP yang beredar di pasaran. Kemudian mengembangkan prosedur
standar operasi (SOP) pada setiap aspek bisnis.
c. Pengumpulan Data
Pada langkah ini, semua data harus dikonversi ke dalam sistem ERP dan
disimpan dalam database, lalu mengumpulkan data baru dan mengidentifikasi
sumber dokumen data. Selain itu, seluruh informasi berkaitan dengan
perusahaan harus diperbaiki atau melakukan pembersihan data yang sudah
tidak diperlukan lagi, untuk memastikan data dan informasi yang terkumpul
akurat.
d. Tahap Pengujian
Pada tahap ini, tim proyek harus melakukan pengujian database sistem ERP
perusahaan untuk memastikan bahwa semua informasi akurat dan sistem
bekerja dengan baik. Jalankan sistem dalam proses kerja nyata untuk menguji
kerja sistem dan keakuratan data. Pastikan bahwa tim proyek terlatih untuk
mengatasi masalah sebagai langkah antisipasi, seperti misalnya bagaimana
menangani kebocoran data, server mati, dan sebagainya. Kemudian masuk

tahap verifikasi pengujian. Pastikan bahwa tes yang dilakukan memenuhi


standar proseur operasi yang ditetapkan
e. Evaluasi
Mengembangkan rencana evaluasi terstruktur yang berkaitan dengan tujuan
dan sasaran awal proyek yang sudah ditetapkan dalam tahap perencanaan.
Selain itu, audit pasca implementasi ERP pasa perusahaan harus dilakukan
setelah sistem berjalan dalam waktu kurang lebih satu minggu pertama untuk
proses rekonsiliasi tujuan dan tiga sampai enam bulan berikutnya untuk
menguji apakah keuntungan bisnis dari penerapan ERP pada perusahaan.

Dalam penerapan sistem ERP ada beberapa pendekatan yang bisa


digunakan, diantaranya:
a. The Big Bang
Yaitu strategi penerapan seluruh modul dalam paket ERP secara simultan di seluruh
fungsi perusahaan. Kelebihannya adalah hanya memerlukan sedikit interface antara
sistem lama dan sistem baru, sangat efisien dari segi waktu dan hasilnya optimal.
Kekurangannya adalah implementasi yang kompleks sehingga resiko kegagalan
tinggi.
b. Step-by-step (Phased Approach)
Melakukan implementasi sedikit demi sedikit. Tahap selanjutnya berkonsentrasi
mengimplementasikan modul yang terkait. Keseluruhan proses bisnis harus terlebih
dahulu disiapkan. Kelebihannya adalah kompleksitas dapat dikurangi, memungkinkan
terjadinya perbaikan proyek yang akan dating akibat konsultasi internal, ongkos tidak
terlalu membebani. Kekurangan adalah waktu implementasi keseluruhan lebih
panjang. Manfaat dari ERP hanya dapat dirasakan sedikit demi sedikit akibatnya hasil
tidak optimal.
c. Small Bang (Pilot Approach)
Pembuatan model implementasi pada salah satu site atau fungsi perusahaan sebagai
pilot project dan diteruskan ke fungsi atau site yang terkait. Kelebihannya adalah
biaya relatif rendah, kompleksitas berkurang. Kekurangannya adalah membutuhkan
banyak kustomisasi akibat adanya operasi spesifik antar site.

3. Perencanaan dan Keputusan Implementasi ERP


Sistem ERP biasanya merupakan hal yang sangat kritis bagi efisiensi
organisasi. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan proyek yang cermat.
Berbagai isu pada manajemen proyek yang harus diperhatikan misalnya:
a. Estimasi waktu, penentuan skala prioritas, fleksibilitas jadwal, dan sebagainya
harus ditentukan dengan cermat;
b. Jenis sistem ERP yang akan di adopsi;
c. Penentuan orang-orang yang terlibat dalam steering committee karena tim
ini akan menentukan keberhasilan implementasi ERP.
Langkah-langkah Implementasi ERP
Secara garis besar, terdapat tiga pendekatan umum yaitu :
a. Penggunaan satu paket software utuh ( vendor tunggal )
b. Kombinasi dari beberapa paket software
c. Kostumisasi atau membuat sendiri paket software ERP
Jika perusahaan sudah berniat ingin mengimplementasikan sistem ERP,
maka ada beberapa langkah umum yang dapat dilakukan, yang secara garis besar
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tahapan implementasi sistem informasi
lainnya. Tahapan tersebut adalah:
a. Membangun organisasi tim proyek
b. Menentukan pendekatan implementasi
c. Membangun rencana implementasi
d. Menentukan criteria keberhasilan dan metode pengukurannya.
Siklus hidup implementasi ERP meliputi:
a. Fase 1: Perencanaan
Langkah awal implementasi adalah membentuk komite pengarah. Tujuan
utama komite ini adalah mengindentifikasi tujuan utama dan ruangan lingkup
proyek ERP, menentukan manajer proyek dan anggota tim lainnya untuk
membangun system.

b. Fase 2: Analisis
Pada fase ini komite pengarah telah sepakat untuk menjalankan proyek
implementasi ERP dan mungkin juga sudah menentukan pendekatan yang
akan dilakukan. Meskipun mungkin belum menentukan vendor tertentu, tetapi
tim proyek mulai membentuk kelompok kerja pada berbagai fungsi di
organisasi untuk mengumpulkan informasi dan mendefinisikan kebutuhan.
Pada tahap akhir fase analisis, idealnya dihasilkan sebuah prototype sistem
ERP di berbagai area untuk mensimulisasikan dan menunjukkan integrasi antar
modul kepada user dan indentifikasi kebutuhan tambahan lainnya. Pada tahap
ini, evaluasi ulang atas alternative yang pernah diajukan sebelumnya (
misalnya, pendekatan ERP yang lain atau vendor lainnya) dikaji ulang.
Fase analisis ini biasanya lebih singkat waktunya jika menggunakan
pendekatan satu kesatuan paket dan lebih memakan waktu jika perusahaan
memilih menggunakan pendekatan kostumisasi. Akan tetapi, pada umumnya,
fase analisis proyek ERP biasanya lebih lama dibandingkan waktu yang
diperlukan untuk analisis proyek aplikasi yang hanya mendukung satu fungsi
atau departemen.
c. Fase 3: Desain
Fase desain dimulai setelah perusahaan memutuskan vendor mana yang
dipilih. Tingkat desain tergantung pada pendekatan ERP. Jika diputuskan
memilih satu paket , maka antarmuka sebagian besar sudah ditentukan dan
kostumisasi biasanya dilakukan pada bagian-bagian minor saya.
Pada fase ini, para pengguna akhir ( end user ) harus mendapatkan pelatihan
intensif atas paket-paket ERP, agar merekan siap menggunakan system yang
baru. Pelatihan juga membantu dalam menyempurnakan indentifikasi
kebutuhan selama proses pembuatan prototype dan memudahkan transisi ke
fase desain.
d. Fase 4: Implementasi
Setelah perusahaan menentukan paket software yang akan digunakan dan di
kostumisasi, fase berikutnya adalah melakukan konstruksi. Untuk pendekatan

kesatuan paket, program sudah dirancang dna diterapkan per modul, misalnya
fungsi-fungsi seperti pembelian, inventory, pembayaran, dan sebagainya.
Setelah modul selesai dikonfigurasi dan diintegrasikan dengan komponen dan
program lainnya, fase selanjutnya sama seperti fase proyek software
pada umunya. Selama fase ini, semua rencana rekayasa ulang proses bisnis
diterapkan. Karena semua hardware, software, data dan jaringan sudah
diterapkan, maka hanya dua hal yang perlu dikaji, yaitu orang dan prosedur.
e. Fase 5: Dukungan Teknis
Tujuan dari fase ini adalah untuk menjamin keberhasilan system jangkan
pendek dan jangka panjang. Dukunga n teknis terhadap para pengguna sangat
penting. Elemen penting lainnya adalah pemeliharaan system ERP.
Pemelihaaraan korektif meliputi koreksi kesalahan yang ditemukan oleh user.
Pemelihaaran adaktif diperlukan jika terjadi, misalnya, upgrade versi paket
atau modul, atau terjadi kostumisasi berupa penambahan atau perubahan
modul yang sudah ada, untuk memenuhi kebutuhan yang terindentifikasi
kemudian.
Pemeliharaan perfektif diperlukan, misalnya untuk menjaga kinerja system
agar tetap optimal.
Dari fase- fase pengembangan tadi, maka dapat dibuat sebuah daftar
checklist atas target-target pekerjaan yang harus diselesaikan dalam implementasi
sistem ERP.

BAB III
KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan yang telah disampaikan, penulis menyimpulkan dua hal
pokok yaitu:
1. ERP merupakan suatu solusi untuk mendukung berbagai fungsi bisnis
seperti manufaktur, manajemen rantai suplai, finansial, proyek, sumber daya
manusia dan manajemen hubungan pelanggan dengan menyimpan data.
2. Keberhasilan dalam implementasi sistem ERP merupakan suatu kombinasi dari
berbagai faktor bukan merupakan suatu unsur tunggal.

DAFTAR RUJUKAN
http://farida-enterpriseresourcesplanning.blogspot.com/2009/03/vendor-erp.html
http://kripikmendoan.wordpress.com/2008/01/22/hello-world//
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/929/1/10107392.pdf
http://cpratanto.blogspot.com/2012/03/erp-enterprise-resource-planning-dan.html
http://iepoel.staff.umm.ac.id/skripsi/sistem-informasi/pengauditan-sistem-erp/

Anda mungkin juga menyukai