Oleh:
Anisa Ayu Kharismasari
Syarthy E. Killian
Yudhianto
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan global telah melahirkan standar kompetisi baru. Pada kondisi ini
setiap perusahaan yang ingin tetap bertahan (survive) dan berkembang (growth)
harus dapat menciptakan dan mempertahankan competitive advantage yang
dimilikinya dengan terus-menerus meningkatkan daya saing. Persaingan bisnis yang
semakin tinggi menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja berbagai
elemen di dalam organisasi atau perusahaan. Salah satu cara untuk mewujudkan
kesuksesan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan sistem informasi,
peningkatan efisiensi dari sistem informasi untuk menghasilkan manajemen yang
lebih efisien dalam proses bisnis.
Tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang belum mengintegrasikan sistem
informasi, dimana dalam prosesnya hanya didukung oleh aktivitas individual pada
lokasi kerja masing-masing. Kondisi ini menyebabkan terjadinya kesalahpahaman
dalam komunikasi data antara lokasi kerja satu dengan lokasi kerja lainnya, sehingga
membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk koordinasi dalam penyediaan data
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang telah mengintegrasikan fungsifungsinya. Data yang diintegrasikan ini dapat membantu proses bisnis yang efesien
dan memudahkan pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan.
Salah satu konsep yang cukup terkenal yang merupakan sistem yang
mengintegrasikan proses setiap lini dalam manajemen perusahaan secara
transparansi dan memiliki akuntabilitas yang cukup tinggi yaitu konsep Entreprise
Resource Planning (ERP). Untuk memasuki pasar internasional, penggunaan sistem
ERP merupakan salah satu yang menjadi prasyarat dasar bagi setiap perusahaan.
Indonesia
merupakan
negara
yang
sedang
berkembang,
dimana
basis
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui karakteristik dari Enterprise Resource Planning (ERP).
2. Untuk mengetahui keuntungan dan tantangan dalam penerapan Enterprise Resource Planning (ERP).
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penentu keberhasilan penggunaan sistem Enterprise Resource Planning (ERP).
4. Untuk mengetahui implementasi sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dalam perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
dari
latar
belakang,
pengalaman
sebelumnya,
klien
akan
di perusahaan. Pada saat yang sama ia tidak dianjurkan untuk mencari vendor
yang terbaik di pasar seperti dikatakan sebelumnya untuk layanan yang
mungkin tidak tepat untuk perusahaan. Hal ini sangat penting untuk
menganalisis kredibilitas dari vendor sehubungan dengan bidang layanan
perusahaan di mana keinginan untuk melaksanakan ERP. Evaluasi seperti itu
akan menambah nilai dan makna dari segi membuat keputusan memilih ERP
vendor.
d. Fleksibilitas dari vendor
Hal ini sangat penting bagi perusahaan untuk memilih vendor yang akan
mendengar dan melaksanakan saran mereka. Perusahaan harus memperhatikan
ERP dari vendor dalam hal teknis dan keahlian. Mereka harus bekerja dalam
koordinasi dan konsep solusi. Hal itu akan membantu mereka untuk mencapai
keuntungan bersama.
e. Competetive edge
Perusahaan harus mencari tambahan fitur satu vendor bila dibandingkan
dengan yang lain. Ini tidak hanya akan membantu dalam memutuskan orang
yang tepat, tetapi juga mengakibatkan persaingan di antara penjual dan hasil
perbaikan dari segi kualitas produk dan layanan.
Single entry, maksudnya dalam ERP, kita hanya cukup satu kali
memasukkan data untuk mendapatkan beberapa laporan.
Pencarian data dapat lebih mudah dan cepat, karena semuanya telah
didokumentasi dan dikordinasi dengan baik oleh pusat data yang telah
terbentuk dalam sistem ERP.
e. Selain faktor efisiensi waktu, biaya, dan tenaga, penerapan ERP juga dapat
dijadikan sebagai sarana belajar bagi para karyawan untuk meninggalkan
budaya kerja lama. Budaya kerja lama yang dimaksud salah satunya adalah
kebiasaan karyawan melempar tanggung jawab bila terjadi suatu kesalahan
dalam proses kerja. Padahal yang seharusnya dilakukan adalah mencari solusi
untuk memperbaiki kesalahan yang terlanjur terjadi. Kontribusi ERP dalam hal
ini adalah membantu pelaksanaan dan pendokumentasian komunikasi internal
antar karyawan. Dengan adanya pendokumentasian ini, kita dapat memantau
dan mengendalikan kinerja setiap proses. Untuk selanjutnya tinggal dipikirkan
tindakan perbaikan dan pencegahan yang seharusnya dilakukan.
f. Kelancaran proses kerja sebagai hasil dari penerapan ERP dapat membantu
perusahaan memenuhi keinginan pelanggan sehingga perusahaan dapat
mencapai kepuasan pelanggan.
g. Kelincahan perusahaan: sistem ERP meruntuhkan dinding departmen dan
fungsi berbagai proses bisnis, sistem informasi dan sumber daya informasi.
(menghasilkan struktur organisasi, tanggung jawab manejerial dan peran kerja
yang lebih fleksibel).
h. Integrasi
data: untuk
mengintegrasikan
data
keuangan
sehingga
top
proses
operasi:
menstandarkan
proses
operasi
melalui
b. Fase 2: Analisis
Pada fase ini komite pengarah telah sepakat untuk menjalankan proyek
implementasi ERP dan mungkin juga sudah menentukan pendekatan yang
akan dilakukan. Meskipun mungkin belum menentukan vendor tertentu, tetapi
tim proyek mulai membentuk kelompok kerja pada berbagai fungsi di
organisasi untuk mengumpulkan informasi dan mendefinisikan kebutuhan.
Pada tahap akhir fase analisis, idealnya dihasilkan sebuah prototype sistem
ERP di berbagai area untuk mensimulisasikan dan menunjukkan integrasi antar
modul kepada user dan indentifikasi kebutuhan tambahan lainnya. Pada tahap
ini, evaluasi ulang atas alternative yang pernah diajukan sebelumnya (
misalnya, pendekatan ERP yang lain atau vendor lainnya) dikaji ulang.
Fase analisis ini biasanya lebih singkat waktunya jika menggunakan
pendekatan satu kesatuan paket dan lebih memakan waktu jika perusahaan
memilih menggunakan pendekatan kostumisasi. Akan tetapi, pada umumnya,
fase analisis proyek ERP biasanya lebih lama dibandingkan waktu yang
diperlukan untuk analisis proyek aplikasi yang hanya mendukung satu fungsi
atau departemen.
c. Fase 3: Desain
Fase desain dimulai setelah perusahaan memutuskan vendor mana yang
dipilih. Tingkat desain tergantung pada pendekatan ERP. Jika diputuskan
memilih satu paket , maka antarmuka sebagian besar sudah ditentukan dan
kostumisasi biasanya dilakukan pada bagian-bagian minor saya.
Pada fase ini, para pengguna akhir ( end user ) harus mendapatkan pelatihan
intensif atas paket-paket ERP, agar merekan siap menggunakan system yang
baru. Pelatihan juga membantu dalam menyempurnakan indentifikasi
kebutuhan selama proses pembuatan prototype dan memudahkan transisi ke
fase desain.
d. Fase 4: Implementasi
Setelah perusahaan menentukan paket software yang akan digunakan dan di
kostumisasi, fase berikutnya adalah melakukan konstruksi. Untuk pendekatan
kesatuan paket, program sudah dirancang dna diterapkan per modul, misalnya
fungsi-fungsi seperti pembelian, inventory, pembayaran, dan sebagainya.
Setelah modul selesai dikonfigurasi dan diintegrasikan dengan komponen dan
program lainnya, fase selanjutnya sama seperti fase proyek software
pada umunya. Selama fase ini, semua rencana rekayasa ulang proses bisnis
diterapkan. Karena semua hardware, software, data dan jaringan sudah
diterapkan, maka hanya dua hal yang perlu dikaji, yaitu orang dan prosedur.
e. Fase 5: Dukungan Teknis
Tujuan dari fase ini adalah untuk menjamin keberhasilan system jangkan
pendek dan jangka panjang. Dukunga n teknis terhadap para pengguna sangat
penting. Elemen penting lainnya adalah pemeliharaan system ERP.
Pemelihaaraan korektif meliputi koreksi kesalahan yang ditemukan oleh user.
Pemelihaaran adaktif diperlukan jika terjadi, misalnya, upgrade versi paket
atau modul, atau terjadi kostumisasi berupa penambahan atau perubahan
modul yang sudah ada, untuk memenuhi kebutuhan yang terindentifikasi
kemudian.
Pemeliharaan perfektif diperlukan, misalnya untuk menjaga kinerja system
agar tetap optimal.
Dari fase- fase pengembangan tadi, maka dapat dibuat sebuah daftar
checklist atas target-target pekerjaan yang harus diselesaikan dalam implementasi
sistem ERP.
BAB III
KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan yang telah disampaikan, penulis menyimpulkan dua hal
pokok yaitu:
1. ERP merupakan suatu solusi untuk mendukung berbagai fungsi bisnis
seperti manufaktur, manajemen rantai suplai, finansial, proyek, sumber daya
manusia dan manajemen hubungan pelanggan dengan menyimpan data.
2. Keberhasilan dalam implementasi sistem ERP merupakan suatu kombinasi dari
berbagai faktor bukan merupakan suatu unsur tunggal.
DAFTAR RUJUKAN
http://farida-enterpriseresourcesplanning.blogspot.com/2009/03/vendor-erp.html
http://kripikmendoan.wordpress.com/2008/01/22/hello-world//
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/929/1/10107392.pdf
http://cpratanto.blogspot.com/2012/03/erp-enterprise-resource-planning-dan.html
http://iepoel.staff.umm.ac.id/skripsi/sistem-informasi/pengauditan-sistem-erp/