Anda di halaman 1dari 3

Lembar Tugas Mandiri

Kajian Film
Semester 1/2022/FKUI 2022
Zalfa Zahira
2206028964 – DK 18

Kajian Film: Aruna dan Lidahnya


Film Aruna dan Lidahnya dirilis pada tahun 2018 yang disutradai oleh Edwin.
Karakter utama dalam film ini diperankan oleh Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra,
Oka Antara, dan Hannah Al Rasyid. Film ini menceritakan tentang Aruna, seorang ahli
epidemiologi yang ditugaskan untuk melakukan investigasi terhadap kasus flu burung di
beberapa daerah di Indonesia. Awalnya Aruna sudah merasa curiga dengan kasus
tersebut namun dirinya tetap melaksanakan tugasnya. Sambil melakukan investigasi,
Aruna mengajak teman-temannya, Bono yang seorang koki dan Nadezhda seorang
penulis buku kuliner untuk ikut bersamanya dan melakukan wisata kuliner. Daerah yang
mereka kunjungi adalah Surabaya, Pamekasan, Pontianak, dan Singkawang. Di Surabaya,
mereka bertemu dengan rekan kerja Aruna, Farish, yang sebelumnya pernah memiliki
kisah asmara dengan Aruna. Selama melakukan penyelidikan, Aruna dan Farish terus
menemukan kejanggalan yang mencurigakan. Akhirnya Aruna tahu bahwa penyelidikan
kasus tersebut hanya akal-akalan dari para petinggi untuk melakukan korupsi. Selain
konflik mengenai penyelidikan, terdapat juga konflik lainnya dari masing-masing karakter.
Ketika ditugaskan untuk menonton film Aruna dan Lidahnya, saya merasa sangat
senang dan tertarik karena sudah sejak lama saya ingin menonton film ini namun belum
sempat. Saat menonton film ini, saya menyukai cara pengemasan cerita di mana para
tokoh menggunakan Bahasa Indonesia yang cukup baku dan beberapa adegan di mana
Aruna berbicara kepada kamera, seolah-olah bermonolog seperti di dalam novel. Tidak
heran, karena film ini juga terdapat versi bukunya. Saya menjadi merasa sudah
terwakilkan merasakan sensasi membaca bukunya hanya dengan menonton filmnya.
Selain cara pengemasan dari dialog tokoh, saya juga suka karena banyak makanan-
makanan yang direkam dengan sangat menarik sehingga ketika menonton saya ikut
merasa tertarik untuk makan.
Membicarakan tentang perasaan saya terhadap cerita yang dibawakan, saya
merasa banyak sekali hal yang bisa saya pelajari dari perjalanan yang dilakukan oleh
Aruna dan teman-temannya. Ceritanya yang sederhana dan sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari membuat saya bisa langsung menghubungkan nilai-nilai yang
terdapat dalam film dengan kehidupan saya sendiri.
Nilai pertama yang saya bisa pelajari adalah kejujuran. Aruna sangat
mengutamakan kejujuran, terbukti ketika dirinya langsung berusaha meyakinkan
rekannya, Farish, ketika dirinya mengetahui korupsi di balik penyelidikan yang mereka
lakukan. Padahal, dirinya bisa saja mengikuti alur sandiwara tersebut agar bisa
mempertahankan pekerjaannya, tapi Aruna tidak mau terlibat dengan keburukan
tersebut. Nilai berikutnya adalah peka terhadap sekitar. Aruna adalah orang yang suka
memperhatikan sekitar dan peka dengan keadaan orang-orang di sekitarnya. Nilai
selanjutnya adalah empati. Ketika melakukan penyelidikan, Aruna harus menemui pasien-
pasien yang diduga terkena flu burung. Aruna mewawancari pasien-pasien dengan penuh
kesabaran dan empati. Aruna mau mendengarkan cerita dari para pasien walaupun cerita
tersebut tidak relevan dengan data yang dibutuhkan oleh Aruna. Ketika Farish merasa
Aruna hanya membuang waktu, Aruna justru merasa hal tersebut perlu karena bisa saja
pasien-pasien tersebut tidak memiliki orang lain untuk bercerita.
Kasus flu burung yang terdapat di dalam film juga menyadarkan saya bahwa di
dunia kesehatan, ada banyak celah untuk melakukan kecurangan ataupun hal-hal buruk
lain demi keuntungan seseorang ataupun kelompok tertentu. Untuk itu, sebagai calon
tenaga kesehatan, saya harus bisa berpegang teguh terhadap prinsip jujur dan ketulusan
menolong dan menghindarkan diri dari hal-hal buruk.
Rencana saya untuk aksi selanjutnya setelah menonton film Aruna dan Lidahnya
adalah saya akan meneladani sikap-sikap baik seperti berlaku jujur, menumbuhkan
empati, dan peka terhadap keadaan orang sekitar. Sebagai mahasiswa, saya bisa
menerapkan nilai tersebut dengan mengerjakan tugas dan ujian dengan jujur dan
membantu teman-teman sekitar yang membutuhkan bantuan. Sebagai seorang dokter,
saya bisa menjadi dokter yang terbuka dan jujur kepada pasien, berempati dalam
menghadapi pasien, dan peka dengan kondisi dari pasien.

Anda mungkin juga menyukai