SKRIPSI
OLEH:
ANDINI KUSUMAWARDANI DILA PUTRI
NIM. 135110300111036
SKRIPSI
OLEH
ANDINI KUSUMAWARDANI DILA PUTRI
NIM 135110300111036
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia serta izin-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Gambaran Eksistensi Tokoh
Sandra dalam Film Deux Jours Une Nuit Karya Jean-Pierre Dardenne dan Luc
Sarjana Sastra pada Program Studi S-1 Bahasa dan Sastra Prancis, Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Brawijaya. Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak
mendapat bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis.
v
4. Kashya, Ira, Yoan, Bella, dan Hizkia, yang selalu ada, menghibur dan
6. Kak Agung Widodo dan Kak Putri Rizky, selaku kakak tingkat yang
Risa Kecil, Budi, Puty, Riyan, Rendy, Doni, Farras, Wawan, Yoga,
Vice, Anna, Aida, dan semuanya yang tanpa sengaja sering direpotkan
oleh penulis.
Penulis
vi
ii
iii
iv
ABSTRAK
Putri, Andini K. Dila. 2017. Gambaran Eksistensi Tokoh Sandra Dalam Film
Deux Jours Une Nuit Karya Jean-Pierre Dardenne dan Luc Dardenne Kajian
Psikologi Eksistensial. Program Studi Bahasa dan Sastra Prancis, Jurusan Bahasa
dan Sastra, Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Brawijaya.
Selain media hiburan dan sebuah wadah luapan ekspresi, film juga merupakan
sarana pemaparan atas realitas sosial yang terjadi dikehidupan nyata. Secara visual
film dapat menampilkan keadaan yang sangat mirip dengan yang sesungguhnya
sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Masalah yang sering ditampilkan di
dalamnya bersumber dari hilangnya nilai-nilai masyarakat yang membuat nilai
dominan semakin kompetitif. Hal tersebut menimbulkan perasaan isolasi dan alienasi
pada diri seseorang yang juga sebagai dampak dari penyakit manusia modern. Film
Deux Jours Une Nuit ini salah satu film Prancis yang menceritakan tentang
perjuangan seorang wanita yang terjangkit penyakit manusia modern dan kehilangan
eksistensinya (nonbeing) namun pada akhirnya, ia melakukan usaha untuk
mengambangkan kesadaran dirinya dan meraih kembali eksistensinya (Being-in-the-
Wolrd).
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran eksistensi tokoh
Sandra serta usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai kesadaran diri dengan
menggunakan teori psikologi eksistensialisme yang dikemukakan Rollo May. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu dengan menggambarkan kejadian yang
ada di lapangan secara aktual dan apa adanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Sandra dalam film Deux Jours
Une Nuit mengalami permasalahan eksistensi di kehidupan yang terpapar dalam
unsur nonbeing, dimana Sandra terjangkit penyakit manusia modern yaitu
kekosongan, kesepian, dan kecemasan namun pada akhir cerita, ia berhasil bangkit
dan keluar dari kondisi tersebut setelah ia melewati pengalaman eksistensi dalam
hidupnya dan juga melakukan usaha guna mengembangkan serta meningkatkan
kesadaran diri untuk meraih kembali eksistensinya (Being-in-the-World).
Untuk peneliti selanjutnya yang menggunakan film ini sebagai objek material,
peneliti dapat mengukur kepribadian Sandra menggunakan Teori Faktor Eysenck dan
mencari karekteristik dari tokoh Sandra.
vii
EXTRAIT
Putri, Andini K. Dila. 2017. L’image de l'existence du pesonnage de Sandra dans
le film Deux Jours Une Nuit par Jean-Pierre Dardenne et Luc Dardenne.
L’etude: psychologie existentielle. Programme d’Étude de Langue et de Littérature
Françaises. Université Brawijaya
Supervireurs : Intan Dewi Savitri, M.Hum.
Mots-clés : Film, Psychologie, Psychologie existentielle, Être (Being-in-the
World), Non- être (nonbeing)
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK........................................................................................................vii
EXTRAIT .........................................................................................................viii
ix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................7
1. Being-in-the-World ...............................................................9
2. Nonbeing ..............................................................................11
a. Kekosongan ..........................................................................27
b. Kesepian ...............................................................................29
c. Kecemasan ............................................................................31
x
4.2. Penemuan Kembali Kesadaran Diri..................................................40
LAMPIRAN .....................................................................................................51
xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 4.7 Perkelahian yang terjadi diantara Sandra dan rekan kerjanya .....37
GAMBAR 4.12 Sandra mengatakan pada Dumont bahwa ia tidak mau bekerja .44
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
Di zaman globalisasi ini film sering dijadikan media hiburan serta wadah
luapan ekspresi. Tidak hanya memberikan kenikmatan dan kepuasan batin, sebuah
film juga merupakan sarana penyampaian pesan moral kepada masyarakat atas
realitas sosial. Menurut Effendi (1986, hal. 238) film diartikan sebagai hasil budaya
Maka dari itu, film merupakan salah satu bentuk seni yang representatif
karena film dapat memvisualisasikan kehidupan yang sangat mirip dengan yang
dalam masyarakat. Melalui film, masyarakat dapat melihat secara nyata apa yang
manusia, maupun antar-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang yang tidak
dalam masyarakat. Nilai dominan di dalam masyarakat semakin kompetitif. Hal ini
individu yang juga sering disebut penyakit manusia modern. Menurut Riesman
(dikutip dari Koeswara, 1987, hal. 17) masyarakat modern adalah “manusia yang
sepi di dalam keramaian dan kebisingan massa, yang menandai adanya kekosongan
1
2
yang kian memuncak sejalan dengan pengalaman keterasingan yang semakin intens
yang semakin sering terjadi di zaman modern ini, film dapat berperan sebagai alat
penting untuk menggerakkan pikiran para pemirsanya pada kenyataan yang ada.
Penyakit manusia modern seperti di atas juga terlihat pada tokoh Sandra
dalam film Deux Jours Une Nuit karya Jean-Pierre Dardenne dan Luc Dardenne
tahun 2014. Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang istri sekaligus ibu
yang menjadi karyawan di sebuah perusahaan sederhana. Sandra yang baru saja
kembali bekerja setelah pulih dari depresi ini dikejutkan dengan berita bahwa
karyawan, menawarkan bonus berupa uang kepada semua karyawan jika mereka
setuju Sandra dikeluarkan dari tempat kerjanya. Kondisi ini membuat Sandra
terpuruk dan tidak mengetahui apa yang harus ia lakukan hingga akhirnya salah
Sandra mengalami kesulitan secara psikologis, seperti rasa cemas dan tidak
Gambaran perjuangan tokoh Sandra dalam film Deux Jours Une Nuit yang
rekan-rekan kerjanya yang dijalani selama dua hari satu malam tersebut
dialami berikut reaksi yang diberikannya seperti tergambarkan di dalam film ini,
May.
Penulis beranggapan pemaparan eksistensi tokoh Sandra dalam film Deux Jours
Une Nuit penting dilakukan karena fenomena sejenis sering ditemukan dalam
realitas sehari-hari pada kehidupan nyata. Penulis memberi judul penelitian ini
dengan “Gambaran Eksistensi Tokoh Sandra dalam Film Deux Jours Une Nuit
psikologis tokoh Sandra yang mengalami krisis eksistensi dalam kehidupannya dan
gambaran eksistensi tokoh Sandra dalam film Deux Jours Une Nuit dideskripsikan?
4
1.3 Tujuan
Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan menjadi acuan dan referensi dalam penelitian selanjutnya
Manfaat Praktis
kesadaran diri.
Penelitian ini dibatasi pada gambaran eksistensi tokoh utama yang meliputi
konsep nonbeing yang dan pencapaian keasadaran diri yang dikemukakan oleh
Rollo May yang tergambar pada tokoh Sandra dalam film Deux Jours Une Nuit
yang meliputi.
5
1. Film adalah karya cipta seni budaya yang merupakan media komunikasi
direkam pada pita selluloid, pita video, piringan video,dan atau bahan
kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya atau tanpa suara yang
mekanik, elektronik dan atau lainnya (UU No.8 Perfilman th.1992, Bab
I, Pasal 1).
2. Psikologi adalah ‘sebuah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku dan
subjek yang sadar, aktif, dan berproses.” (Sartre, dikutip dari Koeswara,
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis menjelaskan teori yang digunakan dalam melakukan
Dalam mengkaji tokoh Sandra dalam film Deux Jours Une Nuit, penulis
menggunakan teori psikologi eksistensial yang dikemukakan oleh Rollo May yang
Nonbeing. Selain itu juga penulis akan menjabarkan konsep Rollo May yang
Rollo May, penulis dapatkan dari buku Feist & Feist dengan judul Teori
dan kecemasan yang juga dikemukakan oleh Rollo May, penulis peroleh dari buku
konsep kesadaran diri Rollo May yang juga terdapat pada buku Koeswara yang
sama, serta beberapa teori pendukung untuk memahami lebih dalam lagi tulisan ini
7
8
langsung tingkah laku manusia yang dengan spontan muncul dan menjadi sebuah
sungguh dan manusiawi karena ciri utama eksistensialisme yaitu kesatuan antara
subjek dan objek atau manusia dan dunia yang menjalin relasi dialektis.
Rollo May (1969, dikutip dari Koeswara, 1987, hal.5) menegaskan bahwa
psikoterapi. May merupakan salah seorang juru bicara psikologi eksistensial yang
dapatkan dari para teolog Amerika dan tokoh-tokoh eksistensialisme Eropa. May
psikoterapi eksistensial.
9
digunakan untuk menjelaskan gejala dasar dari eksistensi atau keberadaan seorang
manusia. Seseorang yang ada di dunia dan mampu menyadari dirinya sebagai
menurut Sartre (Koeswara, 1987, hal. 9) adalah manusia yang melakukan negasi
1. Being-in-the-world
Menurut Heidegger (Misiak & Sexton, 1988, hal. 101), keberadaan manusia
juga hadir sebagai subjek. Oleh karena itu, konsep ini sangat fundamental dalam
Umwelt adalah dunia objek dan benda, serta akan tetap ada walaupun
manusia tidak memiliki kesadaran. Umwelt adalah dunia alam dan hukum
alam, termasuk dorongan biologis, seperti rasa lapar dan dorongan untuk
tidur, serta fenomena alam seperti kelahiran dan kematian. Kita tidak dapat
lari dari Umwelt, kita harus belajar untuk hidup dalam dunia yang ada di
sekitar kita dan menyesuaikan diri dengan perubahan di dalam dunia ini.
Manusia hidup di dalam dunia yang penuh dengan manusia, yaitu Mitwelt.
Mitwelt dapat dilihat dengan membedakan antara seks dan cinta. Apabila
hidup dalam Eigenwelt, berarti untuk sadar atas dirinya sendiri sebagai
11
manusia dan memahami siapa diri kita saat berhubungan dengan dunia
kebendaan dan dunia manusia. Apakah arti matahari terbenam ini untuk
saya? Bagaimana orang lain ini adalah bagian dari hidup saya? Bagaimana
Orang yang sehat hidup dalam Umwelt, Mitwelt, dan Eigenwelt secara
bersamaan. Mereka beradaptasi dengan dunia alam, berhubungan dengan orang lain
sebagai manusia, dan mempunyai kesadaran yang antusias atas apa arti dari semua
pengalaman ini untuk mereka (May, dikutip dari Feist & Feist, 1958a, hal. 49).
2. Nonbeing
May mengatakan bahwa untuk memahami arti untuk ada, seseorang harus
memahami fakta bahwa ia mungkin tidak ada, sampai ia menjalani setiap momen
di pinggiran tajam atas kemungkinan kehancuran dan tidak dapat pernah pergi dari
kenyataan bahwa kematian akan tiba pada suatu momen yang tidak diketahui di
masa depan (Feist & Feist, 2013, hal. 51). Ketakutan akan ketiadaan (nonbeing) ini
dapat berbentuk isolasi dan alienasi yang biasanya menjangkit manusia modern
interpersonal yang berarti, dan keterasingan diri yang autentik (Feist & Feist, 2013,
hal. 49). Menurut Riesman (dikutip dari Koeswara, 1987, hal. 17) masyarakat
Modern adalah “manusia yang sepi di dalam keramaian dan kebisingan massa, yang
otomatisasi kerja”.
isolasi adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan
kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi
tidak mampu untuk membuat kontak (1998, hal. 381). Sementara itu isolasi sosial
menurut Townsend (1998, hal. 252) adalah kondisi kesepian yang diekpresikan
oleh individu dan dirasakan sebagai hal yang ditimbulkan sebagai suatu keadaan
negatif yang mengancam. Dengan karakteristik yaitu tinggal sendiri dalam ruangan,
dengan pikirannya sendiri, pengulangan tindakan yang tidak bermakna dan juga
oleh orang lain serta mengalami perasaan yang berbeda dengan orang lain, seperti
merasa tidak aman ditengah orang banyak. Dijelaskan pula oleh May bahwa ketika
manusia sering tidak mampu dalam menghadapi takdir mereka, mereka tidak berani
mereka sesungguhnya telah kehilangan dirinya dan teralienasi (dikutip dari Feist &
Koeswara, 1987, hal. 29) menyoroti beberapa masalah utama yang dialami
1. Kekosongan adalah kondisi individu yang tidak mengetahui lagi apa yang
diinginkannya dan tidak lagi memiliki kekuasaan terhadap apa yang terjadi
(May, dikutip dari Koeswara, 1953, hal. 29). Mereka bisa merespon namun
tidak dapat memilih sendiri respon apa yang baik bagi masalah-masalah
yang dihadapinya.
2. Kesepian adalah masalah lain yang dialami secara luas oleh individu-
sebagai akibat langsung dari kekosongan, keterasingan dari sesama dan dari
menderita ketakutan atas kesendirian (dikutip dari Koeswara, 1987, hal. 30).
emosi ketika dianggap buruk), hilangnya rasa berharga, rasa bermatabat dan
pada pilihan yang hasilnya tidak menentu. Kecemasan ini juga dapat
Rasa bersalah mulai muncul ketika pikiran kita menyangkal potensi yang
ada pada diri kita. Rasa bersalah yang muncul pada individu merupakan
dan Boss (dalam Koeswara, 1987, hal. 21) tidak semua individu mau dan
dunia sosial. Hal ini dapat berujung pada kondisi depresi dan kecemasan
kita sadar akan kebebasan yang kita miliki dan kecemasan merupakan suatu
kondisi dalam hidup. Sedangkan menurut May (1981, dikutip dari Feist &
15
Feist, 2013, hal. 53) kecemasan neurotik didefinisikan sebagai reaksi yang
lain dari konflik intrapsikis, yang dikelola oleh berbagai macam bentuk
3. Kesadaran Diri
dari Koeswara, 1987, hal. 31) melihat kesadaran diri sebagai kapasitas yang
dirinya dari dunia (orang lain), serta kapasitas yang memungkinkan manusia
mampu menempatkan diri di dalam waktu (masa kini, masa lampau, dan masa
dalam dunia batin. Lebih lanjut May menyatakan bahwa kemampuan menempatkan
diri dalam dunia batin ini merupakan dasar bagi kemapuan-kemampuan yang
Menurut May (dikutip dari Koeswara, 1987, hal. 32 s.d 33) kesadaran tidak
tercipta secara otomatis melainkan karena adanya usaha dari individu dan
Tahap pertama adalah tahap kepolosan, suatu tahapan pada seorang bayi
yang belum memiliki kesadarin diri. Tahap kedua yaitu tahap pemberontakan dalam
usaha membangun inner streigth, yang dijalani individu pada usia dua atau tiga
tahun dan pada masa remaja. Tahap ketiga, disebut May adalah tahap kesadaran diri
yang wajar dimana pada tahap ini individu sanggup mengakui kesalahan-kesalahan
putusan secara bertanggung jawab, dan tahap terakhir yaitu tahap kesadaran diri
kreatif. Tahap keempat ini merupakan tahap yang sulit dicapai. Mereka yang
mampu mencapai tahap ini dapat melihat kebenaran secara objektif tanpa
Adapun tingkatan kesadaran diri seseorang dapat ditentukan dari usaha dan
(dikutip dari Koeswara, 1987, hal. 33), usaha yang digunakan untuk mempertinggi
kesadaran diri harus dimulai dari awal, yakni menjalani diri sebagai ‘Saya’ yang
memperlakukan tubuhnya sebagai objek mekanis yang terpisah dari tubuh mereka.
17
sendiri, individu harus kembali kepada sifat yang aktif dan spontan atau jujur dalam
bahwa keinginan-keinginannya berasal dari diri mereka sendiri, dan sadar atas apa
yang diinginkannya sehingga jelas siapa yang berkeinginan dan apa yang
diinginkan.
tetapi juga menemukan kembali sumber pemecahan bagi masalah yang sedang
dihadapi.
kesadaran diri adalah menjadi pribadi (becoming person). Seseorang yang menjadi
dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu penelitian yang menggunakan
film Deux Jours Une Nuit karya Jean-Pierre dan Luc Dardenne sebagai objek
18
material dan penelitian yang menggunakan teori yang sama dengan penulis yaitu
dalam Film Deux Jours Une Nuit karya Jean-Perre dan Luc Dardenne oleh Putri
Rezeki mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Prancis, Universitas Brawijaya tahun
2016 yang juga menggunakan film Deux Jours Une Nuit sebagai objek material.
Penelitian tersebut mengkaji tentang tingkat depresi tokoh utama dalam film
tokoh Sandra. Hasil dari penelitian tersebut adalah tokoh utama Sandra melalui
skor 31 yang pula menunjukkan bahwa tokoh Sandra mengalami tingkat depresi
yang berat.
Ke dua, penulis menemukan penelitian yang menggunakan objek formal yang sama
dengan yang penulis lakukan, yaitu penelitian berjudul Eksistensi Orang Tua
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya 2013. Penelitian ini
menggunakan teori yang sama dengan yang penulis gunakan dan dengan
sumber data primer dan sekunder dengan cara salah satunya melakukan wawancara.
Hasil dari penelitian tersebut adalah setiap subjek memiliki struktur eksistensi
manusia, dimana struktur utamanya adalah berada di dalam dunia sebagai bukti
eksistensi mereka berdasarkan teori Rollo May. Contohnya subjek yang ditinggal
mati suami mengalami krisis dalam faktor ekonomi, namun tantangan untuk bekerja
19
tunggal yang memiliki eksistensi. Begitupun ibu tunggal karena perceraian, mereka
tidak memungkiri bahwa masalah ekonomi juga mereka rasakan saat mereka
METODE PENELITIAN
Pada bab metode penelitian ini, penulis akan menjelaskan tentang jenis
penelitian yang dipakai, sumber data, pengumpulan data dan analisis data yang akan
digunakan dalam penelitian ini untuk melihat eksistensi tokoh Sandra dalam film
eksistensi tokoh utama dalam film Deux Jours Une Nuit adalah metode kualitatif.
Menurut Moleong (2007, hal. 6), penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
dengan menganalisis objek sesuai dengan yang ada pada penelitian dan dituliskan
Lebih khusus lagi, jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yang
20
21
kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi (Koentjaraningrat, 1993,
hal. 89).
Terdapat dua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sumber data utama dan sumber data pendukung. Sumber data utama pada penelitian
ini adalah film yang berjudul Deux Jours Une Nuit karya Jean Derdenne yang
Sumber data pendukung dalam penelitian ini adalah buku-buku, jurnal, dan
laman internet yang berkaitan dengan teori eksistensi milik Rollo May. Penulis
akan menggunakan beberapa adegan dan dialog tokoh utama yang memperlihatkan
ekspresi dan perilaku tokoh. Potongan gambar dan kutipan dialog tersebut nantinya
Une Nuit. Setelah itu penulis mencatat beberapa percakapan yang menunjukan
Pengumpulan data yang penulis lakukan selanjutnya adalah studi pustaka, yaitu
dengan mencari dan membaca buku-buku atau teks ilmiah yang terkait dengan topik
22
penelitian. Menurut Nazir (1988, hal. 111) studi kepustakaan adalah “teknik
dengan masalah yang dipecahkan”. Pada penelitian ini penulis menggunakan studi
kepustakaan berupa referensi ilmiah dari buku-buku dan artikel yang berkaitan
Setelah itu, penulis akan mengkaitkan hasil data yang diteliti dengan teori
tindakan di dalam film Deux Jours Une Nuit yang memperlihatkan eksistensi tokoh
penulis akan menyajikan hasil penelitian secara deskriptif dan menarik kesimpulan
dari data-data tersebut untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini.
BAB IV
masalah sesuai dengan landasan teori yang digunakan. Seperti yang penulis
jelaskan pada landasan teori, tokoh utama dalam film ini, Sandra, mengalami
sub bab, yaitu konsep dasar eksistensialisme Rollo May yang mencakup konsep
nonbeing, serta usaha yang dilakukan tokoh Sandra dalam menemukan dan
Berdasarkan kehidupan yang digambarkan di dalam dilm Deux Jours Une Nuit,
eksistensialisme Rollo May. Dalam penelitian ini, sejalan dengan konsep May,
penulis akan lebih mendalami lagi beberapa masalah utama yang dialami manusia
modern yaitu, kekosongan, kesepian, dan kecemasan yang juga dialami oleh tokoh
Sandra.
23
24
4.1.1 Nonbeing
Film Deux Jours Une Nuit ini menceritakan tentang seorang wanita
untuk anak-anaknya, tiba-tiba ia mendapatkan telpon dari salah satu rekan kerjanya
yang bernama Julliet. Julliet memberitahukan kabar buruk tersebut. Dari sinilah
membuat Sandra tidak bisa bekerja lagi. Berita tersebut membuat kondisi Sandra
kacau balau, ia menolak untuk menuruti saran dari Julliet untuk menemui Dumont.
Sandra yang saat itu masih tersambung dengan Julliet tak kuasa membendung
tangisnya, lalu ia mematikan telponnya dan berbegas pergi ke kamar mandi untuk
gangguan depresi. Setelah itu Sandra memilih mengisolasi dirinya dikamar yang
ditimbulkan oleh orang lain serta mengalami perasaan yang berbeda dengan orang
lain, seperti merasa tidak aman ditengah orang banyak (1998, hal. 252). Kondisi
tersebut juga dirasakan oleh Sandra ketika ia tidak mau menemui Dumont dan
masalahnya yang mana dijelaskan oleh May bahwa banyak manusia sering tidak
mampu dalam menghadapi takdir mereka, ketika mereka tidak berani mengahadapi
sesungguhnya telah kehilangan dirinya dan teralienasi (dikutip dari Feist & Feist,
adalah kondisi dimana individu tidak eksis (tidak berada) di dalam dunianya. Hal
tersebut ditandai dengan tidak adanya relasi dengan lingkungan sekitar (Umwelt),
hubungan dengan orang lain (Mitwelt), dan hubungan kita dengan diri kita sendiri
(Eigenwelt).
diatas, pada menit ke 00:10:58 Sandra mengungkapkan bahwa dirinya lelah namun
27
dengan tubuhnya sendiri dan juga telah kehilangan kesadaran dirinya. Hal tersebut
juga dijelaskan Sastrowardoyo (1991, hal, 76) dalam bukunya, bahwa seseorang
yang yang tidak memiliki kesadaran diri maka ia juga tidak mengalami perasaannya
secara langsung, hanya idea-idea samar yang ia kemukakan sebagai apa yang
dirasakan.
a. Kekosongan
Kekosongan yang juga merupakan masalah utama yang sering terjadi pada
masyarakat ini juga dialami oleh Sandra di dalam film Deux Jours Une Nuit, ketika
Manu (suami Sandra) terlebih dahulu, hal ini menandakan bahwa ia pribadi yang
kosong atau mengalami kekosongan, yang mana dikatakan May (dikutip dari
Koeswara, 1987, hal. 29) bahwa kekosongan akan mengarahkan manusia dalam
lainnya yang seperti ini juga dialami Sandra ketika setiap kali Manu menyuruhnya
alienasi dan isolasi diri. Menurut Koeswara dalam bukunya, sikap pasivitas dan
28
apatis terhadap lingkungan sosial dan tak acuh pada dunia sekitar juga menandakan
bahwa ia mengalami kekosongan (1987, hal. 29). Hal tersebut juga dialami oleh
Kekosongan lain yang juga terpapar pada tokoh Sandra yang ditunjukkan
pada menit ke 00:18:10-00:18:42 (gambar 4.3), ketika Sandra sedang duduk tak
berdaya di dalam mobil saat dalam perjalanan menuju rumah rekan-rekan kerjanya.
memilihnya bekerja dan mengabaikan bonus yang ditawarkan oleh perusahaan. Hal
tersebut seperti yang diungkapan Sastrowardoyo (1991, hal. 57) bahwa kekosongan
tidak mampu melakukan sesuatu untuk mengubah hidup dan pandangan hidup
sekelilingnya. Sikap Sandra yang merasa tidak mampu tersebut menandakan bahwa
ia menyangkal potensinya yang mana dijelaskan oleh May (dikutip dari Feist &
Feist, 2013, hal. 65), saat manusia menyangkal takdirnya, mereka akan kehilangan
alasan untuk menjadi dan mereka tidak memiliki arah atau dengan kata lain menjadi
nonbeing.
29
b. Kesepian
bahwa perasaan kesepian dan kekosongan selalu beriringan dan merupakan dua sisi
dari pengalaman frustasi yang sama dan rasa kesepian sendiri juga bersumber dari
jiwa yang kosong (Koeswara, 1987, hal. 16). Kesepian ini dirasakan sebagai suatu
perasaan “berada diluar”, tidak diterima, terisolir dan dengan kata lain teralienasi
dibawah, Sandra mengatakan bahwa tidak ada yang mempedulikan dirinya, tidak
dianggap, dan merasa bahwa dirinya seperti tidak ada, tidak diakui keberadaannya
memiliki relasi yang baik dengan lingkungan keduanya yaitu lingkungan yang
Satrowardoyo (1991, hal. 18) di mana manusia yang dunia Mitweltnya tidak baik
dengan batas-batas ruang lingkupnya kabut yang tebal dan dinding yang basah
(Sastrowrdoyo, 1991, hal. 18). Kondisi ini juga dialami Sandra ketika ia sedang di
bersumber dari jiwa yang kosong dan dapat berwujud dalam berbagai bentuk
perasaan semisal rasa jenuh, takut, dan gelisah (Koeswara, 1987, hal. 16).
c. Kecemasan
Pada film Deux Jours Une Nuit Sandra selalu meminum obat penenang
sebagai usaha untuk menahan kesedihannya. Hal ini merupakan perilaku kompulsif
yang dilakukan Sandra, sejalan dengan pendapat Feist & Feist yang menyatakan
bahwa “Saat kita tidak dengan berani menghadapi nonbeing kita dengan
bentuk lain, seperti melakukan perilaku kompulsif.” (2011, hal. 51). Perilaku
hutang-hutangnya dan bertahan hidup. Seperti yang telah dijelaskan May bahwa
Di salah satu adegan saat Sandra bertemu dengan Willy, salah satu rekan
Rasa bersalah Sandra ini muncul dari dirinya yang tengah menderita kecemasan
yang telah dijelaskan dalam buku Feist & Feist, kecemasan telah menghambat
Selain kecemasan, menurut Feist & Feist (2011, hal. 55) yang menjadi
penyebab lain rasa bersalah karena ketidakmampuan seseorang melihat dunia orang
lain (Mitwelt). Sandra melihat dunia orang lain dari sudut pandangnya dan merasa
uang tersebut, oleh sebab itu ia berpikir bahwa ia tidak memiliki hubungan yang
baik dengan orang lain yang menimbulkan rasa bersalah pada dirinya. Berikut
adalah kondisi rasa bersalah Sandra terhadap Willy yang diperlihatkan pada menit
00:23:29.
33
Dalam kasus Sandra, rasa bersalah yang ada pada dirinya membuatnya
melakukan introspeksi terus menerus seperti yang terpapar pada gambar 4.11 dan
gambar 4.12 di mana ia memiliki pikiran bahwa ia adalah penyebab dari suatu
menemui rekan-rekan kerjanya, atau merasa seperti seorang pencuri yang akan
mengambil uang mereka. Sandra merasa bahwa itu adalah perbuatan keji yang ia
bukunya, akibat dari introspeksi yang dilakukan terus menerus, yang akan
(1991, hal.20). Berikut adalah kekesalan Sandra yang ia luapkan kepada Manu pada
menit 00:49:33-00:49:51.
satu rekan kerjanya yang sedang bersama anaknya yang juga merupakan rekan kerja
Sandra, saat itu terjadi perkelahian kecil di antara mereka bertiga, sang anak dari
rekan kerjanya tersebut tidak mau membantu Sandra bahkan berkata bahwa Sandra
telah seenaknya saja mengambil uang mereka (bonus) lalu ia sedikit memberontak,
memukul Sandra dan ayahnya, lalu pergi. Setelah kejadian itu, saat di rumahnya
ketika terjadi perkelahian diantara Sandra dan rekan kerjanya pada menit 00:47:17-
00:47:40.
36
Tidak hanya itu, Sandra juga berbicara pada suaminya pada menit 00:44:33
bahwa ia ingin berpisah (gambar 4.8). Sandra jelas mengatakan hal tersebut bukan
menyelimutinya karena tidak bisa melayani Manu beberapa bulan lalu. Rasa
mengaku bahwa dirinya tidak bisa berhenti menangis dan kesulitan berbicara.
memberikan motivasi dan meyakinkan Sandra bahwa yang ia alami juga terjadi
38
pada orang lain di luar sana, Sandra seperti tidak ingin mendengarkannya. Lalu ia
dengan kondisinya yang selalu menangis, keadaan dirinya yang lemah dan selalu
dari masalahnya, keluar dari keadaan jelek, bodoh, tidak bergairah, dan
eksistensinya terancam dapat terlihat dari perilakunya yang termasuk kedalam ciri-
Sebagaimana yang dikatakan oleh Rollo May bahwa nonbeing tercipta dari
mampu memenuhi unsur Being-in-world pada dirinya yang mana dijelaskan Feist
& Feist di dalam bukunya bahwa keterpisahan dengan alam, kurangnya hubungan
yang dikatakan oleh Rollo May, “kita takut terhadap nonbeing sehingga
mengerutkan keberadaan kita” (1991, dikutip dari Feist & Feist, 2013, hal. 51). May
dari orang lain (mitwelt), dan terutama dari dirinya sendiri (eigenwelt). Perasaan
membawa mereka kepada sikap apatis dan keadaan penurunan kesadaran (1967,
ini terlihat ketika Sandra mau mengunjungi rekan-rekan kerjanya, tanpa disadari
namun hal tersebut menunjukan adanya suatu bentuk usaha untuk meningkatkan
kembali kesadaran dirinya, sama halnya dengan ia hidup berjamak, yang mana
kesadaran diri. Menurutnya, tahapan satu, dua, dan tiga adalah tahapan yang sudah
lazim dilewati oleh manusia biasanya, namun ada tahapan terakhir yaitu tahapan
kesadaran diri kreatif yang menandakan bahwa seseorang sudah ‘menjadi’. Dan
‘berarti’ bagi seorang individu (dikutip dari Koeswara, 1987, hal. 33). Kondisi
seperti ini juga dialami oleh Sandra saat ia sedang berada di rumah sakit pada menit
obat depresi yang ia punya. Padahal di hari itu, Anne, salah satu rekan kerjanya
mengunjungi Sandra dan membawa kabar baik untuknya, kabar dari Anne tersebut
membuat Sandra sangat senang namun setelah itu ekspresi wajahnya berganti
42
menjadi muram. Ada rasa penyesalan yang timbul pada dirinya karena telah
memeluk Manu erat dan meminta maaf atas apa yang telah ia lakukan. Pengalaman
yang dialami Sandra tersebut telah membuatnya mencapai tahapan keempat yaitu
tahapan diri kreatif dan menandakan bahwa kesadaran yang ia punya mulai bangkit
Sandra juga dapat dikatakan telah berhasil mencapai tahapan ke empat ini
Jours Une Nuit, ketika ia menerima nasibnya bahwa hasil pemungutan suara adalah
namun Sandra tetap berlapang dada. Dan ketika manager perusahaan menawarkan
lagi kesempatan untuk bekerja, dengan cepat Sandra langsung menolaknya dan
pergi. Setelah itu, Sandra keluar dari kantornya dan menelepon Manu lalu
akan telah sampai di puncak gunung, dan melihat hidupnya dari perspektif yang
lebih luas dan menerawang arah hidupnya di depan sana (1987, hal. 32-33). Berikut
dari Dumont.
bebas yang berkeinginan secara aktif dan spontan. Dengan keaktifan dan
terkendali, tanpa kompromi, melainkan secara jujur (Koeswara, 1987, hal. 34).
Sebagai bagian akhir dari skripsi ini maka penulis akan memberikan
selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis eksistensi tokoh Sandra dalam film Deux Jours Une
Nuit dengan teori eksistensialisme, diperoleh kesimpulan bahwa pada film tersebut
nonbeing yang dikemukakan oleh Rollo May dan usaha-usaha yang dilakukan oleh
Di dalam film ini, eksistensi tokoh Sandra terganggu pada permasalahan antara
dan hubungannya dengan dirinya sendiri (eigenwelt). Hal ini tergambar pada saat ia
46
47
perasaan tidakbermakna yang membuatnya hidup secara defensif. Tokoh Sandra dalam
film ini juga terbilang memiliki sifat yang tertutup. Hubungannya dengan dunia sekitar
menyelesaikan permasalahan.
memperoleh kembali kesadaran diri yang secara tidak langsung juga menandakan
Sandra saat mengambil keputusan bagi penentuan masalah yang ia sedang alami,
membuktikan bahwa ia bukan lagi sebuah objek dan telah mempertinggi kesadaran
dirinya hingga tahap terakhir yaitu kesadaran diri kreatif di mana ia menjadi pribadi
yang lebih terbuka, mampu melihat segala sesuatu dari berbagai sudut dan siap
5.2 Saran
dalam film Deux Jours Une Nuit, penulis menyarankan untuk selanjutnya yang akan
menggunakan film ini sebagai objek material agar dapat mengkaji kepribadian Sandra.
48
Tokoh ini dapat diukur menggunakan Teori Faktor Eysenck karena teori tersebut
mengambil pendekatan analisis faktor untuk menerangkan sifat atau disposisi secara
Anna Budi Keliat, SKp. 2000. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Manarik
Diri. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Arnot, David, dkk. 2009. Pustaka kesehatan pupoler psikologi volume 2. Jakarta: PT.
Bhuana Ilmu Populer
Corey, Gerald. 1995. Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi.
Diterjemahkan oleh: Muryarto. Semarang: IKIP Semarang Press
Effendy, Onong Uchjana. 1986. Televisi Siaran, Teori dan Praktek. Bandung: Alumni
Feist, J., Feist, G.J. 2013. Teori Kepribadian: Edisi 7 – Buku 2. Diterjemahkan oleh:
Handrianto. Jakarta: Salemba Humanika
Friedman, H.S., Schustack, M.W. 2008. Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern.
Alih bahasa: Ikarini, Fransiska Dian dkk. Jakarta: Erlangga
Kamus Besar Bahasa Indoenesia. [Online]. Diakses pada tanggal 8 Juni 2017 dari
http://kbbi.web.id/eksistensi
Misiak, H., Sexton, V.S. 1988. Psikologi Fenomenologi, Eksistensial Manusia dan
Humanistik: Suatu Survey Historis. Diterjemahkan oleh: Koeswara, E.
Bandung: PT. Eresco
Sastrowardoyo, Ina. 1991. Teori Kepribadian Rollo May. Jakarta: Balai Pustaka.
49
50
Sugihastuti dan Itsna Hadi Saptiawan. 2007. Gender dan Inferioritas Perempuan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Townsend, Mary C.. 1998. Buku Saku Diagnose Keperawatan Pada Keperawatan
Psikiatri: Pedoman Untuk Pembuatan. Jakarta: EGC.
Wade, et al. 2008. Psikologi Jilid 1. Alih bahasa: Widyasinta, Benedictine dan Darma
Juwono. Jakarta: Erlangga.
Zainal, A. 2002. Analisis Eksistensial: Untuk Psikologi dan Psikiatri. Bandung: PT.
Refika Aditama
DAFTAR FILM
Dardenne, L., Dardenne, J. P. (Sutradara). 2014. Deux Jours Une Nuit. Prancis:
Diaphana Films