Anda di halaman 1dari 30

FILSAFAT HIDUP ETIKA STOISISME TOKOH ANDY DUFRESNE DALAM

FILM THE SHAWSHANK REDEMPTION

Mini skripsi diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 di Fakultas Filsafat

Universitas Gadjah Mada

Oleh:

Windy Fransiska Arianti

19/438800/FI/04596

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS FILSAFAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2021
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : FILSAFAT HIDUP ETIKA STOISISME


TOKOH ANDY DUFRESNE DALAM
FILM THE SHAWSHANK REDEMPTION
PENYUSUN : WINDY FRANSISKA ARIANTI
NIM : 19/438800/FI/04596

Yogyakarta, Desember 2021


Disetujui oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Nama Dosen Nama Dosen


NIP. NIP.

Diketahui oleh : Diketahui oleh :

Dekan Fakultas Filsafat Kepala Program Studi Filsafat


Universitas Gadjah Mada Fakultas Filsafat Universitas
Gadjah Mada
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Windy Fransiska Arianti

NIM : 19/438800/FI/04596

Judul : Filsafat Hidup Etika Stoisisme Tokoh Andy Dufresne dalam Film The Shawshank

Redemption

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis adalah benar-benar hasil

karya sendiri guna diajukan untuk memperoleh gelar sarjana, yaitu Sarjana Filsafat. Adapun

bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini hasil dari mengutip karya orang lain yang

telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.

Yogyakarta, Desember 2021

Windy Fransiska Arianti


PRAKATA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

kelancaran, kemudahan dan kesabaran sehingga skripsi yang berjudul Filsafat Hidup Etika

Stoisisme Tokoh Andy Dufresne dalam Film The Shawshank Redemption dapat terselesaikan

tepat waktu. Penelitian ini didasari oleh keinginan untuk menggali kajian-kajian filosofis

khususnya dalam bidang etika pada aliran keutamaan hidup yang pembahasan mengenai topik

ini cukup penting menyangkut kehidupan manusia sendiri. Filsafat Stoisisme adalah Stoisisme

didasarkan pada ide bahwa tujuan hidup adalah hidup selaras dengan alam. Alam itu sendiri

didefinisikan sebagai keseluruhan kosmos, termasuk rekan-rekan kita sesama manusia.

Epictetus, yang mazhab Stoisismenya berkembang pada abad kedua Masehi, memberitahu

kita cara mewujudkan ide ini. Dia berkata, “ada hal-hal yang berada dalam kendali kita dan ada

hal-hal yang tidak berada dalam kendali kita.” Maka, jika sesuatu tidak berada dalam kendali

kita, tidak layak mengerahkan energi untuk itu.

Peneliti berupaya mengangkat nilai-nilai moral yang terkandung dalam Filsafat

Stoisisme yang ditelaah melalui tokoh film The Shawshank Redemption pada satu tokoh

utamanya, yaitu Andy Dufresne. Penelitian ini dapat terlaksana berkat bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak baik secara personal, maupun materil dan moril, maka dalam kesempatan

ini peneliti menghaturkan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Rr. Siti Murtiningsih selaku dekan Fakultas Filsafat yang memberikan tauladan dan

motivasi dalam kepemimpinannya.

2. Para Dosen dan staf pengajar S-1 Fakultas Ilmu Filsafat yang telah mendidik dan

membimbing peneliti dalam menimba ilmu di Universitas Gadjah Mada.

3. (Dospem) yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan kepada

peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.


4. Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia yang telah

memberikan beasiswa Bidikmisi kepada peneliti selama empat tahun masa belajar di

perkuliahan.

5. …….. yang telah membantu peneliti dalam menemukan literatur-literatur yang dibutuhkan.

6. Kedua orang tua tersayang dan tercinta, Ayahanda Guminto dan Ibunda Arin Yulianti yang

telah membimbing, membesarkan dan tidak lupa senantiasa mengiringi setiap langkah peneliti

dengan doa agar selalu diberikan keselamatan dan kesuksesan oleh Allah SWT.

7. Teman-teman yang setia mengiringi perjalanan, ….. yang selalu memberikan doa serta

dengan penuh kesetiaan dan kesabaran menemani masa- masa sulit selama penulisan skripsi

ini.

8. Teman seperjuangan di Fakultas Filsafat dari awal semester hingga akhir ….. Terimakasih

karena kalian mengajarkan menjadi manusia yang sedikit tidak sepaneng dengan menikmati

indahnya alam Yogyakarta.

9. Rekan-rekan mahasiswa program studi Ilmu Filsafat Fakultas Filsafat Universitas Gadjah

Mada angkatan 2019 sebagai mitra dialog yang selalu memberi masukan dan ide-ide cemerlang

dalam rangka memperluas wawasan.

Peneliti menyadari sepenuhnya skripsi ini jauh dari kesempurnaan, karena itu peneliti

sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan yang lebih

baik. Kendatipun masih jauh dari apa yang diharapkan, peneliti berharap semoga tulisan ini

dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan para peminat pemikiran kefilsafatan khususnya,

terutama dibidang moral dan etika. Peneliti juga berharap agar karya ini dapat memperkaya

referensi pemikiran kefilsafatan di Nusantara.

Yogyakarta, Desember 2021

Peneliti
FILSAFAT HIDUP ETIKA STOISISME TOKOH ANDY DUFRESNE DALAM FILM
THE SHAWSHANK REDEMPTION

Windy Fransiska Arianti

INTISARI

Selama hidup manusia seringkali dihadapkan pada suatu persoalan dan situasi dimana
kita mau tidak mau, siap tidak siap pasti dipaksa menghadapi persoalan tersebut. Hal ini jika
tidak diimbangi etika tentu akan menyebabkan sebuah persoalan baru yang lebih kompleks.
Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk menggali gagasan-gagasan khusunya mengenai
ajaran moral. Etika keutamaan hidup menjadi sudut pandang untuk menganalisis dan
memahami aspek Filsafat Stoisisme yang terkandung dalam tokoh film The Shawshank
Redemption. Tujuan penelitian ini adalah: (1).Mendeskripsikan apa itu Filsafat Hidup
Stoisisme; (2). Menganalisis Filsafat Hidup Stoisisme salah satu tokoh film The Shawshank
Redemption; (3). Memberikan pemahaman mengenai relevansi dan kebermanfaatan Filsafat
Hidup Stoisisme yang terlihat dari tokoh tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat
kualitatif. Penelitian dilakukan dengan cara telaah kepustakaan yang diambil dengan teknik
historis faktual dari tokoh, buku, ataupun naskah.

Hasil penelitian: (1). Memberikan penjelasan mengenai apa itu Filsafat Hidup
Stoisisme. (2). Memberikan pemahaman hasil analisis Filsafat Hidup Stoisisme salah satu
tokoh film The Shawshank Redemption. (3). Memberikan pemahaman mengenai relevansi dan
kebermanfaatan Filsafat Hidup Stoisisme yang terlihat dari tokoh tersebut ke dalam kehidupan
sehari-hari.

Kata Kunci: Filsafat Hidup, Stoisisme, Andy Dufresne, Etika Keutamaan, The Shawshank
Redemption.
ANDY DUFRESNE'S PHILOSOPHY ETHICAL LIFE OF MOVIES THE
SHAWSHANK REDEMPTION

Windy Fransiska Arianti

ABSTRACT

During human life, we are often faced with problems and situations where we like it or
not, ready or not, we are definitely forced to face these problems. If this is not balanced with
ethics, it will certainly lead to a new, more complex problem. This is the reason for researchers
to explore ideas, especially regarding moral teachings. The ethics of the virtue of life becomes
a point of view to analyze and understand the aspects of Stoicism philosophy contained in the
character of the film The Shawshank Redemption. The Purpose of this research is: (1). Describe
what is Stoicism's Philosophy of Life; (2). Analyzing the Philosophy of Life Stoicism one of
the characters in The Shawshank Redemption; (3). Provide an understanding of the relevance
and usefulness of the Stoicism Philosophy of Life that can be seen from the character in
everyday life.

Collecting data in this study using research methods that are qualitative. The research
was conducted by means of a literature review taken with factual historical techniques from
characters, books, or manuscripts.

The output of the research is: (1). Give an explanation of what is Stoicism's Philosophy
of Life. (2). Provide an understanding of the results of the analysis of the Philosophy of Life of
Stoicism, one of the characters in the film The Shawshank Redemption. (3). Provide an
understanding of the relevance and usefulness of the Stoicism Philosophy of Life that can be
seen from the character in everyday life.

Keywords: Philosophy of Life, Stoicism, Andy Dufresne, Ethics of Virtue, The Shawshank
Redemption.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1. Permasalahan

Ajaran utama aliran stoisisme adalah kepercayaan bahwa tidak ada sesuatu yang

disebut kebetulan, dan bahwa jalannya alam sudah ditetapkan secara ketat oleh hukum-hukum

alam. Keutamaan dalam manusia individual terdapat dalam kehendak, maka segalanya baik

atau buruk tergantung pada diri sendiri (Russel 2002:346-347). Stoisisme adalah bagaimana

cara kita ‘bertahan’ dan mengatasi masalah atau penderitaan yang sedang kita alami (Janaro

dan Althusler, 2003:493). Perilaku atas kepercayaan tersebut dapat terlihat dari salah satu tokoh

yakni Andy Dufresne dalam film karya Frank Darabont yang berjudul The Shawshank

Redemption. The Shawshank Redemption adalah adalah film yang menceritakan tentang

kehidupan seorang akuntan yang tidak bersalah, Andy Dufrense selama di penjara Shawshank

karena dituduh telah membunuh istri serta pacar gelapnya. Digambarkan dalam rentang waktu

30 tahun dari cerita awal mula Andy Dufresne masuk ke kehidupan penjara Shawshank,

perjuangannya menjaga harapan hidupnya di tengah kerasnya kehidupan yang dia alami,

hingga proses dirinya melarikan diri. Di dalam proses puluhan tahun tersebut mengkonstruksi

perwatakan Andy Dufresne yang tenang, terpelajar, berani, punya pendirian teguh, tidak

menyukai kekerasan, dan selalu berpengharapan. Konstruksi yang dibangun atas Dufresne

membedakannya dengan sangat jauh dari para tahanan Shawshank lainnya dan kehadiran

Dufresne di Shawshank secara perlahan tetapi pasti digambarkan membawa perubahan

terhadap penjara Shawshank yang sebelumnya digambarkan kelam, menakutkan, dan tak ada

harapan di dalamnya menjadi lebih “hidup”.


Dari sana terlihat bahwa Andy Dufresne memiliki filosofi hidupnya, yang dapat dikaji

melalui filsafat hidup salah satu aliran etika, yaitu stoisisme. Di mana melalui filosofi hidup

ini, ia dapat memiliki jiwa yang baik dalam menghadapi garis kehidupannya selama di penjara

Shawshank. Kajian mengenai kehidupan merupakan sesuatu yang penting dan selalu menarik

untuk dibahas secara lebih mendalam. Sebab kehidupan sendiri merupakan bagian dari

keberadaan manusia. Berbagai macam pertanyaan seringkali muncul mengenai persoalan

bagaimana manusia menjalani kehidupan di dalam kesehariannya. Pada dasarnya berbagai

pilihan yang dapat dilakukan manusia dalam menghadapi berbagai macam persoalan-

persoalannya seringkali menimbulkan dilema, apakah hal itu tepat atau sebaliknya, serta apa

yang sebenarnya dapat dilakukan manusia dengan keterbatasan yang dimilikinya. Socrates

mengatakan bahwa, “hidup yang tak dipikirkan adalah hidup yang tak pantas dijalani”.

Manusia menjalani kehidupan bermakna dan berkualitas tinggi dengan menggunakan pikiran

yang dimiliki. Manusia memiliki kendali atas apa yang akan ia lakukan. Manusia memiliki

imajinasi dan mampu merespons dunia serta mengaitkan setiap kejadian yang kemudian

mengatasinya dengan menggunakan akalnya, mampu menghadapi dunia dan menjelaskannya

untuk memudahkan kehidupan. Hal ini berkaitan dengan posisi filsafat dalam kehidupan

sehari-hari.

Manusia dilatakan eksis karena ia mempunyai pegangan hidup, tujuan hidup, prinsip

hidup maupun filosofi hidup agar seseorang dapat hidup dengan baik dan benar. Tentunya hal

ini cukup berbeda di antara satu dengan lainnya dalam menyikapinya. Makna hidup menurut

Victor E Frank dalam bukunya yang berjudul Naisaban adalah “arti dari hidup” bagi manusia.

Arti hidup yang dimaksud yaitu arti hidup yang bukan hanya untuk dipertanykan, tetapi perlu

direspon karena kita semua sebagai manusia bertanggung jawab untuk suatu hidup. Manusia

banyak memiliki pertanyaan mengenai kehidupan, sebab manusia masuk serta terlibat dalam

permasalahan yang terjadi didalamnya. Filsafat berperan dalam pemikiran mengenai hal
tersebut seakan-akan mempersatukan dimensi manusia sebagai subjek dengan permasalahan

yang ada sebagai objek. Bagi sebagian orang, filosofi hidup dapat dijadikan sebagai pedoman

dalam menjalani hidup, agar seseorang dapat hidup dengan baik dan benar dari memahami

dasar, tujuan, serta bagaimana filosofi hidupnua. Inilah pentingnya mengetahui kebenaran di

balik filsafat hidup. Mencari kebenaran hidup dan hidup dalam kebijakan dan kebenaran.

Sehingga manusia mampu melakukan apa saja demi tercapai tujuannya demgan terikat dengan

filosofinya. Pada dasarnya, dalam hidup manusia seringkali timbul beberapa hambatan yang

berasal dari pengaruh lingkungan luar atau eksternal, yang mana sesuatu tersebut tidak dapat

kita kendalikan terjadinya. Namun, semua itu harus dikendalikan dengan baik.

2. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat merumuskan

berbagai permasalahan seperti berikut:

1. Apa pengertian dan manfaat dari Filsafat Hidup Stoisisme?

2. Apa Filsafat Hidup yang terkandung dalam tokoh Andy Dufresne dalam film

The Shawshank Redemption?

3. Bagaimana relevansi Filsafat Hidup Stoisisme tokoh Andy Dufresne dalam

film The Shawshank Redemption dalam penerapan berkehidupan sehari-hari?

3. Keaslian Penelitian

Berdasarkan telaah pustaka yang telah dilakukan oleh peneliti, beberapa kajian dari tesis,

skripsi, maupun jurnal telah ditemukan beberapa penelitian yang memiliki kemiripan tema

yang berkaitan dengan penelitian yang hendak dibahas, yaitu:


a. Andhika Maesa (2011), merupakan mahasiswa Universitas Negeri Padang yang

mengangkay sebuah judul Pseudo-rehabilitation in Frank Darabont’s Movie The Shawshank

Redemption. Skripsi ini merupakan analisa dari naskah film The Shawshank Redemption (1994)

yang ditulis oleh Frank Darabont. Permasalahan yang dibahas dalam analisa ini adalah sejauh

mana penjara memberikan rehabilitasi (rehabilitation) semu (pseudo) terhadap para tahanan

dan sejauh mana karakter dan setting mengungkapkan rehabilitasi semu (pseudo-rehabilitation)

tersebut. Analisa ini dilakukan dengan mengaplikasikan konsep rehabilitation yang

dikemukakan oleh Rowena Macdonald, konsep aggression and guilt oleh Sigmund Freud, dan

psychology of crime torture oleh Jean-Paul Sartre. Hasil penganalisaan memperlihatkan bahwa

penjara tidak membuat tahanan menjadi lebih baik, namun sebaliknya. Analisa ini juga

menunjukkan bahwa penjara tidak berhasil membuat para tahanan siap secara mental untuk

bergabung kembali di lingkungan masyarakat. Hal ini diperlihatkan oleh tiga orang karakter

dalam film, yakni Andy Dufresne, Brooks Hatlen dan Ellis Boyd “Red” Redding. Ketiga

karakter diatas menjadi objek dari rehabilitasi semu yang dilakukan oleh penjara.

b. Gina Rizki (2012), mahasiswa S1 Universitas Bina Nusantara Fakultas Ilmu Sastra

dalam skripsi yang berjudul The Development of Andy Dufresne’s Character in the Movie The

Shawshank Redemption by Frank Darabot membahas mengenai, analisis masalah-masalah

yang terjadi didalam film “The Shawshank Redemption”, yang di sutradarai oleh Frank

Darabont ini menggambarkan tentang hidup yang harus dijalani oleh karakter utama di dalam

penjara dimana ia harus bertahan dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar yang harus

di penuhi oleh semua manusia. Pada tahap ini, penulis ingin menganalisa tentang kebutuhan

dasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia berdasarkan teori-teori yang berkaitan. Disini,

penulis juga membahas tokoh utama yang telah memenuhi kebutuhan dasarnya. Penulis

menggunakan teori hirarki kebutuhan oleh Abraham Maslow. Teori-teori tersebut adalah
kebutuhan jasmani (fisiologis), kebutuhan keamanan, kebutuhan untuk dicinta dan dicintai,

kebutuhan pengakuan, dan kebutuhan pengaktualisasian diri.

c. Noerliz Isnaini (2016), tesis dari mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya ini berjudul Defense Mechanism of Andy Dufresne in Stephen King’s Rita Hayworth

and The Shawshank Redemption yang berusaha menjelaskan tentang analisis novel yang ditulis

oleh Stephen King berjudul Rita Hayworth dan The Shawshank Redemption. Tesis ini berfokus

pada satu karakter utama, Andy Dufresne, mekanisme pertahanan dan bagaimana ia

menunjukkan hal itu. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif karena penelitian ini

adalah untuk menjelaskan mekanisme pertahanan dari karakter utama Andy Dufresne. Data

tersebut diambil dari novel itu sendiri. Peneliti menggunakan teori Sigmund Freud tentang

mekanisme pertahanan sebagai teori utama dan menggunakan kritik baru sebagai teori

sekunder untuk melakukan penelitian ini. Ada sembilan jenis mekanisme pertahanan; mereka

rasionalisasi, intelektualisasi, perpindahan, proyeksi, pembentukan reaksi, penolakan,

sublimasi, represi, dan regresi. Data itu sendiri dianalisis dengan membaca, memahami dan

mengidentifikasi novel. Dengan penelitian ini, penulis menemukan bahwa Andy Dufresne

menggunakan rasionalisasi, intelektualisasi, proyeksi, pembentukan reaksi, regresi dan represi.

Andy Dufresne melakukan mekanisme pertahanan untuk melepaskan kecemasan dan frustrasi.

Akhirnya, apakah Andy mampu melepaskan kecemasan dan frustrasinya atau tidak.

Dari beberapa penelitian yang telah ditemukan terkait Filsafat Hidup Stoisisme

maupun film The Shawshank Redemption sejauh ini belum ada yang membahas mengenai

tokoh Andy Dufresne dalam film tersebut. Perwatakan ini merupakan sikap hidup sehari-hari

yang dapat dikaji lebih dalam yang beruhungan dengan sikap menerima dari apa yang sudah

ditakdirkan kepada manusia. Kebanyakan penelitian yang telah dilakukan membahas tentang

film The Shawshank Redemption, maupun tokoh Andy Dufresne dalam film tersebut. Maka,

penelitian yang membahas Filsafat Hidup Stoisisme Tokoh Andy Dufresne dalam Film The
Shawshank Redemption merupakan penelitian baru dan belum dikaji sebelumnya. Sehingga

dapat diajukan penulis sebagai syarat tugas akhir berupa skripsi.

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perkembangan keilmuan di

bidang filsafat, masyarakat, dan sekaligus sebagai stimulan bagi penelitian berikutnya.

i. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat sebagai upaya membuka wawasan tentang filsafat hidup dan etika

stoisisme. Pembahasan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk permasalahan-

permasalahan manusia dalam menghadapi realitas yang terjadi di Indonesia dewasa ini.

ii. Bagi Perkembangan Ilmu Filsafat

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dan bahan diskusi khususnya untuk

permasalahan-permasalahan filsafat hidup atau etika untuk mencapai ketenangan hidup

stoisisme di masa mendatang sehingga dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat untuk

perkembangan ilmu filsafat.

iii. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai

konsep Filsafat Hidup yang terlihat dari salah satu tokoh film The Shawshank Redemption.

Agar masyarakat luas mengetahui dan memahami tentang Filsafat Hidup, bahwa hal tersebut

dapat dijelaskan secara keilmuan yaitu dengan etika stoisisme. Sekaligus untuk memberikan

wawasan kepada masyarakat bahwa manusia dapat memilih bagaimana ia dapat bersikap dalam

menjalani kehidupan yang dihadapinya.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab persoalan yang terdapat di dalam rumusan masalah:
1. Mendeskripsikan apa itu Filsafat Hidup Stoisisme

2. Menganalisis Filsafat Hidup Stoisisme salah satu tokoh film The Shawshank Redemption

3. Memberikan pemahaman mengenai relevansi dan kebermanfaatan Filsafat Hidup Stoisisme

yang terlihat dari tokoh tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari

C. Tinjauan Pustaka

Sebuah Aliran filsafat yang awal mula berkembang pada abad ketiga sebelum Masehi oleh

Zeno dari Citium (336-264 SM).10 Dalam filsafat Stoisisme, salah satu jalan asketis

diperkenalkan dengan sebuah konsep Apatheia. Sebuah sikap yang pada awalnya

dikembangkan untuk mengatasi depresi akibat kekacauan yang terjadi setelah keruntuhan Kota

Yunani dan Dinasti Alexander. (Lorens Bagus, Kamus Filsafat, hlm. 90).

Dalam buku Filosofi Teras, ada pernyataan terkenal dari Epictetus, yakni “Ada hal-hal yang

berada di bawah kendali tergantung pada kita, dan hal-hal yang tidak di bawah kendali atau

tidak tergantung pada kita”.

Karakter adalah sketsa deskriptif singkat dari seorang tokoh yang melambangkan beberapa

kualitas tertentu (Holman 74).

Karena kecemasan itu menyakitkan, seseorang berusaha menguranginya secepat mungkin.

Biasanya yang mencoba untuk mengatasinya dengan kecemasan dengan menghindari bahaya.

Pertahanan digunakan terutama dalam pikiran sadar dan tidak sadar, di mana individu mencoba

untuk mengatasi keinginannya sendiri yang tidak dapat diterima (Mischel 347).

D. Landasan Teori

Marcus Aurelius, yang, sebagai kaisar Imperium Romawi dari tahun 161-180 M, adalah orang

paling berkuasa di dunia, menjelaskan dalam salah satu bagian “Meditasi”, kumpulan

tulisannya, bahwa dia sedang berjuang untuk bangkit dari tempat tidur. Dia pun berkata kepada
dirinya sendiri, “Aku bangun untuk melakukan pekerjaan seorang manusia. Lalu, mengapa aku

begitu jengkel ketika aku keluar untuk melakukan hal yang ditakdirkan untukku dan

merupakan alasan aku ada di dunia ini? Atau aku memang diciptakan untuk ini, berbaring di

tempat tidur dan menghangatkan diri di balik selimut?” Dia juga tahu bahwa nasihat ini bisa

ampuh bisa juga tidak suatu hari nanti. Karena itulah, walaupun dia memaksa dirinya menjalani

hidup, Markus menegaskan apa yang mungkin dia hadapi: “Katakan kepada dirimu sendiri di

awal hari, aku akan bertemu dengan orang-orang usil, tak tahu di untung, brutal, pengkhianat,

pendengki, dan tidak ramah.”

Filsuf stoik Epictetus memberikan jawaban–jawaban yang bisa membantu kita mengantisipasi

berbagai kemungkinan dan mempersiapkan kita menghadapi apa yang akan datang.

Dia mengatakan dalam “Enchiridion”: “Ketika engkau hendak melakukan suatu perbuatan,

ingatkan dirimu perbuatan macam apa itu. Jika engkau hendak pergi ke pemandian, ingat-ingat

dalam benakmu apa yang mungkin terjadi di pemandian—ada orang yang bersimbur-simburan,

orang yang dorong-dorongan, orang yang menghina, orang yang mencuri. Dan engkau akan

melakukan perbuatan dengan lebih aman jika sejak awal engkau mengatakan, ‘Aku ingin

mandi dan menjaga pilihan-pilihanku sesuai dengan alam’; begitu pula untuk setiap perbuatan

yang lain.”

Filosofi Teras oleh Manampiring (2018), pengertian filsafat stoisisme yaitu suatu aliran filsafat

yang telah ada bahkan lebih dari 2000 tahun lalu di Romawi Kuno. Aliran filsafat ini digagas

oleh Zeno yang kemudian dikembangkan oleh para filsuf lainnya seperti Marcus Aurelius,

Seneca, dan Epitectus.

Manampiring (2018) berpendapat bahwa ada empat kebajikan utama dalam ruang lingkup

stoisisme, yakni kebijaksanaan, keadilan, keberanian dan menahan diri. Jika kita mampu

memperjuangkan empat kebajikan tersebut, maka kita dapat terhindar dari emosi-emosi negatif

yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.


E. Metode Penelitian

i. Model Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian historis-teoretik tentang tokoh-tokoh. Dengan kata lain

penelitian ini akan memahami suatu kesatuan dalam generalitas pemikiran tokoh untuk

mendapatkan satu pemahaman dalam satu bidang (Bakker & Zubair, 2013: 60-62). Dalam

konteks penelitian ini, sebagai penelitian filsafat yang bersifat deskriptif kualitatif dengan

model penelitian tentang masalah aktual diperkuat dengan studi pustaka dengan sumber data

berasal dari literatur berupa buku, jurnal ilmiah, dan artikel ilmiah. Metode penelitian deskriptif

adalah pencarian fakta dengan intrepretasi yang tepat dan sistematis. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk dapat mengidentifikasikan konsepsi filosofis yang terdapat dalam studi relevansi

filsafat hidup stoisisme dalam berkehidupan sehari-hari, mengevaluasi, serta memberikan

pemikiran baru dalam diskursus tersebut.

ii. Bahan Penelitian

Objek material dari penelitian ini adalah tokoh Andy Dufresne dalam film The Shawshank

Redemption, sedangkan objek formal adalah filsafat hidup stoisisme dan materi dari penelitian

ini sebagian besar bersumber dari buku, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, serta berita daring. Bahan

yang menjadi rujukan bagi penulis terdiri dari dua sumber, yaitu pustaka utama berupa buku,

hasil penelitian, jurnal atau artikel, yang memiliki hubungan langsung dengan kajian produksi

pengetahuan dalam konteks filsafat hidup stoisisme, dan pustaka pendukung yang akan

menggunakan data pelengkap dan tambahan, seperti buku, surat kabar, pidato ataupun artikel-

artikel yang berhubungan dengan tema penelitian, baik itu objek material maupun objek formal.

iii. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi kepustakaan

dan penelusuran data daring. Sugiyono (2012: 291) menjelaskan studi kepustakaan

berhubungan dengan kajian teoretis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya, dan

norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Sedangkan Bungin (2007: 125)

menjelaskan teknik penelusuran data daring adalah penelusuran data melalui media daring

yang berupa data maupun informasi teori, secepat dan semudah mungkin serta dapat

dipertanggungjawabkan secara akademik.

iv. Langkah Penelitian

a. Inventarisasi : mungumpulkan data berupa kepustakaan yang berkaitan dengan objek

penelitian seperti diuraikan sebelumnya.

b. Klasifikasi : memilah data menjadi dua jenis: utama dan pendukung.

c. Analisis-Sintesis: menganalisis objek penelitian yang dihasilkan dari data utama dan/atau

pendukung. Data yang sekiranya tidak sesuai akan dieliminasi, sedangkan yang memperkuat

gagasan akan dirangkai dan sintesiskan.

d. Penyusunan hasil: setelah data utama dan pendukung melalui proses sintesis, maka akan

dilakukan penulisan sistematis atas hasil yang sudah diperoleh.

v. Teknik Analisis

a. Deskripsi: peneliti akan memaparkan pemahaman tentang produksi pengetahuan dalam

konteks filsafat hidup dan stoisisme yang relevan.

b. Interpretasi: peneliti berusaha memahami konsepsi produksi pengetahuan dalam konteks

filsafat hidup stoisisme.

c. Koherensi Internal: peneliti akan memperlihatkan koherensi dan keselarasan internal

mengenai filsafat hidup dan stoisisme tehadap berkehidupan sehari-hari.


d. Heuristik: peneliti akan menunjukkan aspek-aspek berkehidupan tokoh Andy Dufresne

sebagai cara hidup menurut stoisisme.

vi. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini disusun dalam lima bab dengan rincian antara lain:

1. BAB I berupa pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian,

sistematika kepenlulisan, dan hasil yang diharapkan.

2. BAB II berisi uraian mengenai objek material, yaitu tokoh Andy Dufresne dengan dikaji

menggunakan fisafat hidup stoisisme.

3. BAB III berupa uraian mengenai objek formal, yaitu memaparkan ruang lingkup mengenai

filsafat hidup stoisisme terkait sikap menjalan kehidupan.

4. BAB IV berisi refleksi kritis terkait hal-hal yang ditemukan di dalam tokoh Andy Dufresne

dalam film The Shawshank Redemption.

5. BAB V merupakan penutup, rangkaian penulisan penelitian yang berisikan kesimpulan dan

saran.

F. Sistematika Hasil Penelitian

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari persoalan

yang telah disampaikan dalam rumusah masalah, yaitu:

1. Memberikan penjelasan mengenai apa itu Filsafat Hidup Stoisisme

2. Memberikan pemahaman hasil analisis Filsafat Hidup Stoisisme salah satu tokoh film The

Shawshank Redemption

3. Memberikan pemahaman mengenai relevansi dan kebermanfaatan Filsafat Hidup Stoisisme

yang terlihat dari tokoh tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari


BAB II

A. Sejarah Perkembangan Etika Stoisisme

Stoisisme didasarkan pada ide bahwa tujuan hidup adalah hidup selaras dengan alam.

Alam itu sendiri didefinisikan sebagai keseluruhan kosmos, termasuk rekan-rekan kita sesama

manusia. Epictetus, yang mazhab Stoisismenya berkembang pada abad kedua Masehi dan

memberitahu manusia cara mewujudkan ide ini. Dia berkata, “ada hal-hal yang berada dalam

kendali kita dan ada hal-hal yang tidak berada dalam kendali kita.” Maka, jika sesuatu tidak

berada dalam kendali kita, tidak layak mengerahkan energi untuk itu. Kendati demikian, ada

masanya, bahkan bagi para pemikir itu, saat-saat mereka menemui kesulitan untuk

menjalankan tugas-tugas mereka. Marcus Aurelius, yang, sebagai kaisar Imperium Romawi

dari tahun 161-180 M, adalah orang paling berkuasa di dunia, menjelaskan dalam salah satu

bagian “Meditasi”, kumpulan tulisannya, bahwa dia sedang berjuang untuk bangkit dari tempat

tidur. Dia pun berkata pada dirinya sendiri, “Aku bangun untuk melakukan pekerjaan seorang

manusia. Lalu, mengapa aku begitu jengkel ketika aku keluar untuk melakukan hal yang

ditakdirkan untukku dan merupakan alasan aku ada di dunia ini? Atau aku memang diciptakan

untuk ini, berbaring di tempat tidur dan menghangatkan diri di balik selimut?” Dia juga tahu

bahwa nasihat ini bisa ampuh bisa juga tidak suatu hari nanti.

Karena itulah, walaupun dia memaksa dirinya menjalani hidup, Markus menegaskan

apa yang mungkin ia hadapi, “Katakan kepada dirimu sendiri di awal hari, aku akan bertemu

dengan orang-orang usil, tak tahu di untung, brutal, pengkhianat, pendengki, dan tidak ramah.”

Walaupun ucapan ini mungkin tampak tidak terlalu berguna, sejauh ia memusatkan perhatian

pada semua kemungkinan negatif dan kesukaran-kesukaran tersebut, ada sebuah poin stoik

sangat penting di sini. Mengapa mengingatkan diri tentang kesukaran bisa bermanfaat?
B. Konsep Filsafat Hidup Etika Stoisisme

Filsuf stoik Epictetus memberikan jawaban–jawaban yang bisa membantu kita

mengantisipasi berbagai kemungkinan dan mempersiapkan kita menghadapi apa yang akan

datang. Contoh Epictetus tentang pemandian Romawi bisa diadaptasi dalam konteks

kontemporer dengan mempertimbangkan segala macam hal yang mungkin terjadi di tempat

kerja, ketika menglaju, atau di rumah. Epictetus memberitahu kita agar siap menghadapi

berbagai situasi dengan sikap realistis terhadap hal-hal sebagaimana adanya. Marcus Aurelius

memberikan cara yang lebih spesifik mengenai bagaimana cara merespons.“Aku, dengan

demikian, tidak bisa dicelakai oleh orang-orang ini, juga tidak bisa marah dengan orang yang

sama denganku, aku juga tidak bisa membencinya, karena kita ada untuk bekerja sama, seperti

kaki, tangan, kelopak mata, atau dua baris gigi di rahang atas dan rahang bawah kita.

Merugikan satu sama lain dengan demikian bertentangan dengan alam; dan marah dengan

orang lain serta berpaling darinya jelas merugikan dirinya.”

Dalam semua itu, apa yang diingatkan para filsuf itu kepada kita adalah hidup selaras

dengan alam berarti menyadari bahwa orang paling sulit yang kita temui bisa jadi sama seperti

kita atau seseorang mungkin sedang berjuang melawan kesedihan dan kenestapaannya sendiri.

Dengan menyadari ini, akan lebih mudah untuk memaafkan mereka yang tidak sejalan dengan

kita. Namun lebih dari itu, barangkali, ini memudahkan kita untuk lebih pemaaf terhadap diri

sendiri. Ini membantu kita memahami soal penderitaan dan tentang makna menjadi manusia.

Kesal tentang sesuatu bukanlah hasil dari sesuatu yang tampaknya mengesalkan itu; tapi,

penilaian tentang sesuatu itulah yang membuat orang tertekan. Penilaian kita, bukan hal-hal

atau peristiwa eksternal, adalah sumber penderitaan manusia.


C. Pokok-Pokok Penting dalam Etika Stoisisme

Solusi bagi semua ini, menurut Epictetus, adalah pergeseran dalam sikap terhadap hal-

hal yang akan terjadi. Ketika suatu hari kita, dengan pengetahuan penuh tentang apa yang

mungkin terjadi hari itu dapat menyadari bahwa kita tetap harus terus maju dan menghadapi

yang akan terjadi, maka kita bisa terus melangkah dalam hidup. Ini berarti melepaskan konsepsi

tentang bagaimana segala sesuatu mestinya berjalan, dan menerima segala sesuatu itu apa

adanya, termasuk yang paling menjengkelkan dan menyesakkan. Jika sudah begitu, “kerja

seorang manusia” mungkin tak tampak begitu menciutkan nyali. Ide ini diperkuat dengan

penjelasan Epictetus mengenai sumber penderitaan manusia, “Yang membuat susah perasaan

seseorang bukanlah sesuatu itu sendiri melainkan penilaian mereka tentang hal tersebut.”
BAB III

A. Analisis Unsur-Unsur Stoisisme dalam Tokoh Andy Dufresne

1. Penabahan Diri

Hanya badan dan raganya yang terpenjara, tidak dengan jiwa dan pikirannya. Satu-

satunya narapidana yang selalu memiliki harapan dan tidak akan hilang karena sebuah penjara

di Shawshank. Begitulah kiranya penggambaran Andy Dufresne ketika berada di Shawshank

State Penitentiary.

Tahun 1947, seorang wakil presiden sebuah bank besar di Portland bernama Andy Dufresne

(Tim Robbins) dituduh membunuh istri dan kekasih istrinya. Walaupun Andy menyatakan

bahwa dirinya tidak melakukan pembunuhan itu, namun berdasarkan bukti-bukti yang ada,

Andy dihukum penjara dua kali seumur hidup di Shawshank

Sistem penjara di Shawshank memperlakukan narapidana baru dengan berbaris

telanjang seperti hari pertama seseorang lahir, kulit terbakar, dan setengah buta akibat

pembersihan kutu. Narapidana masuk ke dalam sel-sel jeruji maka dalam sekejap kehidupan

yang dulu, hilang ketika mengetahui hal tersebut nyata. Awal berada di Shawshank, Andy

berteman baik dengan seorang narapidana Irlandia bernama Ellis Boyd “Red” Redding

(Morgan Freeman). Seorang yang mahir menyelundupkan barang ke dalam penjara

Shawshank. Termasuk menyelundupkan sebuah palu dengan panjang sekitar 6 atau 7 inci dan

poster Rita Hayworth, Marilyn Monroe, dan Raquel Welch yang membantu melancarkan aksi

Dufresne di Shawshank. Selama hidup di penjara Shawshank, tokoh Andy tidak serta merta

larut dalam kehidupan para narapidana lainnya, melainkan malah ia memberikan perubahan di

sana.
2. Manusia Bersifat Otonom

Tokoh Andy Dufresne dalam film ini menyadarkan kita bahwa seseorang dalam

membagi kebaikan, kemampuan, cara berpikir, dan kecerdasan tidak memandang tempat di

mana ia berada. Terbukti dalam adegan film ini, ketika Dufresne membantu kekhawatiran

Hadley (Clancy Brown) tentang pajak warisannya. Juga bagaimana Andy membantu

narapidana tua bernama Brooks Hatlen (James Whitmore), yang mengelola perpustakaan

penjara menjadi perpustakaan penjara terbaik di New England usai di pegang Andy. Atau

bagaimana Andy mengajarkan baca tulis seorang narapidana muda rock n roll, Tommy

Williams (Gill Bellows) hingga lulus ujian General Educational Development (G.E.D.)

dan bagaimana Andy memanfaatkan eksploitasi yang dilakukan oleh Warden Norton (Bob

Gunton) yang menyuruhnya melakukan money laundry atas uang Norton dengan nama

samaran “Randall Stephens”.

Film yang diadaptasi dari novella karya Stephen King, Rita Hayworth and Shawshank

Redemption, memiliki kejanggalan dalam adegan ketika Andy dapat melubangi pipa saluran

kotoran yang terbuat dari besi saat hendak melarikan diri dari penjara Shawshank. Tentu saja

bila dinalar, hal tersebut sangat tidak mungkin terjadi, yang mana seseorang dapat melobangi

pipa terbuat dari besi hanya dengan beberapa kali pukulan sebongkah batu. Tetapi, film ini

berhasil mengecoh penonton dalam adegan keterpurukan Andy setelah keluar dari ruang isolasi

tanpa cahaya selama dua bulan. Penonton bisa terkecoh untuk berpikir bahwa Andy akan bunuh

diri seperti yang dilakukan Brooks Hatlen (James Whitemore), seorang narapidana tua dan juga

pustakawan di penjara tersebut.

Hal yang menakjubkan kembali Andy lakukan dalam adegan pemutaran piringan hitam

Duettino – Sull’aria dari opera “Le nozze di Figaro (The Marriage of Figaro)” karya Mozzart.

Andy memutarnya dengan menggunakan pengeras suara yang bisa didengar oleh seluruh

penghuni penjara, hingga membuat tembok penjara Shawshank pecah. Agaknya untuk
kenangan singkat narapidana di Shawshank merasakan kebebasan. Film garapan Frank

Darabont ini dapat menginspirasi penonton dan berpikir bagaimana seseorang yang dikurung

di dalam penjara dapat mengendalikan masa dengan kecerdasan dan kemahiran di bidangnya,

sehingga dapat mengubah anggapan seseorang mengenai penjara dengan gambaran

penderitaan, kekerasan, dan penindasan yang dapat dilakukan antar narapidana. Menjadi

sebuah anggapan bahwa di penjara sekalipun, seseorang dapat leluasa mengembangkan pikiran

dan harapannya di luar penjara dengan selalu berbuat baik, meskipun di tempat yang tidak baik

sekalipun. Andy Dufresne dalam dialognya, “Get busy living, or get busy dying.”

B. Mengontrol Pikiran dan Tindakan Sesuai Kenyataan

Di tempat yang tak pernah terbayangkan ini, Andy mulanya kesepian. Namun ia lalu

menyadari bahwa harapan selalu ada. Bersahabat dengan Red, narapidana seumur hidup lain,

harapan itu menjadi berkembang. Red menjadi teman Andy dalam suka dan duka. Belasan

waktu sempat dilalui Andy dan Red. Andy yang selalu berpikir positif tak membuang waktu

sia-sia. Dia menawarkan diri mengelola perpustakaan penjara secara suka rela. Titik terang

datang. Kemampuan mengatur finansial yang dimiliki membuat Andy mendapatkan teman dari

kalangan penjaga penjara, Hadley (Clancy Brown) lantaran membantu Hadley meminimalisasi

pembayaran pajak secara legal. Akhirnya semua pegawai bahkan pimpinan penjara Shawshank

meminta bantuan Andy untuk kasus yang sama. Bahkan Andy dipercaya Tidak lama kemudian

penjaga penjara lain baik dari ShawshankPrison maupun beberapa penjara terdekat meminta

advis keuangan dari Andy.

Sehingga Andy diberi ruang tersendiri untuk mengerjakan berkas keuangan para

penjaga, di balik kedok mengelola sebuah perpustakaan. Sipir Norton yang sadar akan potensi

Andy lalu memintanya melakukan pencucian uang untuk memperkaya diri. Tetapi Andy tetap

punya impian sendiri yang dirahasiakan dari siapapun, kecuali Red. Kisah yang penuh adegan
tak terduga ini berakhir dengan happy ending berkat kesabaran, ketelatenan dan sikap positif

Andy.

C. Tidak Terpenjara pada Pendapat Orang Lain

Sikap pantang menyerah dalam kondisi sangat terjepit, dipenjara seumur hidup,

permohonan ampunan selalu ditolak, Andy dan Red tak pernah menyerah. Dia terus memupuk

harapan. Harapan itu akhirnya menjadi kenyataan. "Hope is a dangerous thing. . Hope can drive

a man insane," kata Red. Orang yang memiliki harapan itu berbahaya, karena mendorong

seseorang untuk memiliki bertindak gila demi mewujudkannya. Namun Andy tidak

memasukkan perkataan dan pandangan sahabatnya sendiri yakni Red ke dalam pikirannya. Ia

tetap teguh pada apa yang ia yakini dan lakukan.


BAB IV

PEMBAHASAN

A. Mengontrol Emosi Negatif bagi Kedamaian Hidup

Seperti kehidupan penjara yang kita semua ketahui, tidak berjalan dengan mulus

dengan orang-orang yang memiliki emosi positif disekitarnya. Namun, tokoh Andy berhasil

untuk tidak terpengaruh pada emosi-emosi negative tersebut. Seperti contoh di saat ia beserta

teman-temannya ditugaskan untuk membangun Gedung baru di Shawshank, ia mendengarkan

percakapan para penjaga dan ia mengatakan sesuatu yang tujuannya membenarkan perilaku si

penjaga tersebut. Karena dianggap tidak sopan, Andy didorong hingga akan terjatuh namun ia

dapat mengendalikan emosinya dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya, lagi. Namun kali

ini si penjaga merasa bahwa itu benar dan berakhir baik bagi Andy dan teman-temannya.

B. Harapan dan Ketahanan Mental

Ketika tokoh Andy dihukum berbulan-bulan di tuang pengasingan yang menyiksa,

setelah ia keluar dengan “baik-baik saja”, para temannya pun kaget. Andy berkata yang intinya

bahwa ia bisa ditempatkan dimana saja asalkan pikiran penuh dengan hal baik. Dan benar, tidak

lama dari itu ia kembali dihukum namun kali ini lebih lama dari hukuman sebelumnya. Namun,

Red tidak demikian. Red berpikiran bahwa harapan yang dipegang Andy bukanlah suatu hal

baik. Andy diam saja Ketika mendengar hal itu, namun ia tetap berpengah teguh pada

keyakinannya, harapan.

C. Tetap Hidup dimanapun Manusia Berada

Tidak seperti kehidupan narapidana lain yang memang seperti narapidana yang hidup

di suatu penjara, Andy hidup sebagaimana ia. Tidak terpengaruh dunia luar kalua kata Red.

Hal ini dibuktikan dengan ia sampai bisa membangun ruang konsultasi sendiri, membangun
ruang perpustakaan sendiri di Shawshank, sampai membuat teman-temannya dipekerjakan

lebih bagus dari sebelumnya di Shawshank.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Film ini menggambarkan tentang hidup yang harus dijalani oleh karakter utama di

dalam penjara dimana ia harus bertahan dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar

yang harus di penuhi oleh semua manusia. Andy Dufresne adalah tokoh utama dalam film

ini. Andy adalah seorang wakil presiden sebuah bank di Portland yang dituduh bersalah

atas pembunuhan istri dan selingkuhan istrinya. Ia di jatuhi hukuman penjara seumur hidup

oleh pengadilan yang membuat hidupnya berubah drastis. Di penjara Andy berteman

dengan Red. Red merupakan narapidana yang dihukum penjara seumur hidup atas

pembunuhan istrinya dan selalu gagal mendapatkan pembebasan bersyaratnya. Red dikenal

sebagai orang yang bisa mendapatkan segalanya untuk para narapidana di penjara. Pada

tahun-tahun pertama di penjara Shawshank merupakan tahun-tahun tersulit baginya karena

Andy harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan orang-orang baru pula. Banyak

pelajaran sikap yang bisa diambil atau diteladani dari tokoh Andy ini dalam berkehidupan

sehari-hari.
Daftar Pustaka

Annas, Julia. Ethics in Stoic Philosophy. Leiden: Brill. 2007.

Anugrahbayu, Y. D. (dkk.). Stoikisme. Jakarta: Jurnal Filsafat Driyarkara, Th. XXXIV No. 1.

2013.

Edelstein, Ludwig. The Meaning of Stoicism. Cambridge: Harvard University

Press. 1966

Henry, 2019. Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa kini. Filosofi

Teras.

Agustina, Intan. Struggle for Survival of Andy Dufresne in Frank Darabont’s Shawshank

Redemption Movie 1994: An Individual Psychological Approach.

Ardhityawan, Djoko. 2007. Epikureanisme dan Stoisisme dalam The Age of Reason karya

Jean Paul Sartre.

Bagus, Lorens. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. 1996.

Janaro, Richard and Thelma Altshuler. 2003. The Art of Being Human. New York : Pearson

Longman

Russel, Bertrand. 2002, Sejarah Filsafat Barat (alih bahasa oleh Sigit Jatmiko, Agung

Prihantoro, Imam Muttaqien, Imam Baihaqi, Muhammad Shodiq). Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Long, A. A. Epictetus, A Stoic and Socratic Guide to Life. New York: Oxford University

Press. 2002.
Evaluasi Diri

Setelah mengikuti seluruh proses perkuliahan kelas Metode Penelitian Filsafat yang diampu

oleh Bapak Heri Santoso, dengan mempertimbangkan presensi dan aktivitas perkuliahan, kelas,

tugas-tugas, hasil UTS, dan hasil UAS, maka saya layak mendapat nilai A dengan

pertimbangan saya telah berusaha melaksanakan kewajiban saya sebagai mahasiswa dan

menyelesaikan tugas-tugas saya dengan tepat waktu. Serta atas nilai tersebut besar harapan

saya untuk dapat lulus dengan predikat baik kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai