UAS Makalah MPF - Windy Fransiska - 438800
UAS Makalah MPF - Windy Fransiska - 438800
Mini skripsi diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 di Fakultas Filsafat
Oleh:
19/438800/FI/04596
FAKULTAS FILSAFAT
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 19/438800/FI/04596
Judul : Filsafat Hidup Etika Stoisisme Tokoh Andy Dufresne dalam Film The Shawshank
Redemption
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis adalah benar-benar hasil
karya sendiri guna diajukan untuk memperoleh gelar sarjana, yaitu Sarjana Filsafat. Adapun
bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini hasil dari mengutip karya orang lain yang
telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kelancaran, kemudahan dan kesabaran sehingga skripsi yang berjudul Filsafat Hidup Etika
Stoisisme Tokoh Andy Dufresne dalam Film The Shawshank Redemption dapat terselesaikan
tepat waktu. Penelitian ini didasari oleh keinginan untuk menggali kajian-kajian filosofis
khususnya dalam bidang etika pada aliran keutamaan hidup yang pembahasan mengenai topik
ini cukup penting menyangkut kehidupan manusia sendiri. Filsafat Stoisisme adalah Stoisisme
didasarkan pada ide bahwa tujuan hidup adalah hidup selaras dengan alam. Alam itu sendiri
Epictetus, yang mazhab Stoisismenya berkembang pada abad kedua Masehi, memberitahu
kita cara mewujudkan ide ini. Dia berkata, “ada hal-hal yang berada dalam kendali kita dan ada
hal-hal yang tidak berada dalam kendali kita.” Maka, jika sesuatu tidak berada dalam kendali
Stoisisme yang ditelaah melalui tokoh film The Shawshank Redemption pada satu tokoh
utamanya, yaitu Andy Dufresne. Penelitian ini dapat terlaksana berkat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak baik secara personal, maupun materil dan moril, maka dalam kesempatan
1. Ibu Dr. Rr. Siti Murtiningsih selaku dekan Fakultas Filsafat yang memberikan tauladan dan
2. Para Dosen dan staf pengajar S-1 Fakultas Ilmu Filsafat yang telah mendidik dan
3. (Dospem) yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
memberikan beasiswa Bidikmisi kepada peneliti selama empat tahun masa belajar di
perkuliahan.
5. …….. yang telah membantu peneliti dalam menemukan literatur-literatur yang dibutuhkan.
6. Kedua orang tua tersayang dan tercinta, Ayahanda Guminto dan Ibunda Arin Yulianti yang
telah membimbing, membesarkan dan tidak lupa senantiasa mengiringi setiap langkah peneliti
dengan doa agar selalu diberikan keselamatan dan kesuksesan oleh Allah SWT.
7. Teman-teman yang setia mengiringi perjalanan, ….. yang selalu memberikan doa serta
dengan penuh kesetiaan dan kesabaran menemani masa- masa sulit selama penulisan skripsi
ini.
8. Teman seperjuangan di Fakultas Filsafat dari awal semester hingga akhir ….. Terimakasih
karena kalian mengajarkan menjadi manusia yang sedikit tidak sepaneng dengan menikmati
9. Rekan-rekan mahasiswa program studi Ilmu Filsafat Fakultas Filsafat Universitas Gadjah
Mada angkatan 2019 sebagai mitra dialog yang selalu memberi masukan dan ide-ide cemerlang
Peneliti menyadari sepenuhnya skripsi ini jauh dari kesempurnaan, karena itu peneliti
sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan yang lebih
baik. Kendatipun masih jauh dari apa yang diharapkan, peneliti berharap semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan para peminat pemikiran kefilsafatan khususnya,
terutama dibidang moral dan etika. Peneliti juga berharap agar karya ini dapat memperkaya
Peneliti
FILSAFAT HIDUP ETIKA STOISISME TOKOH ANDY DUFRESNE DALAM FILM
THE SHAWSHANK REDEMPTION
INTISARI
Selama hidup manusia seringkali dihadapkan pada suatu persoalan dan situasi dimana
kita mau tidak mau, siap tidak siap pasti dipaksa menghadapi persoalan tersebut. Hal ini jika
tidak diimbangi etika tentu akan menyebabkan sebuah persoalan baru yang lebih kompleks.
Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk menggali gagasan-gagasan khusunya mengenai
ajaran moral. Etika keutamaan hidup menjadi sudut pandang untuk menganalisis dan
memahami aspek Filsafat Stoisisme yang terkandung dalam tokoh film The Shawshank
Redemption. Tujuan penelitian ini adalah: (1).Mendeskripsikan apa itu Filsafat Hidup
Stoisisme; (2). Menganalisis Filsafat Hidup Stoisisme salah satu tokoh film The Shawshank
Redemption; (3). Memberikan pemahaman mengenai relevansi dan kebermanfaatan Filsafat
Hidup Stoisisme yang terlihat dari tokoh tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat
kualitatif. Penelitian dilakukan dengan cara telaah kepustakaan yang diambil dengan teknik
historis faktual dari tokoh, buku, ataupun naskah.
Hasil penelitian: (1). Memberikan penjelasan mengenai apa itu Filsafat Hidup
Stoisisme. (2). Memberikan pemahaman hasil analisis Filsafat Hidup Stoisisme salah satu
tokoh film The Shawshank Redemption. (3). Memberikan pemahaman mengenai relevansi dan
kebermanfaatan Filsafat Hidup Stoisisme yang terlihat dari tokoh tersebut ke dalam kehidupan
sehari-hari.
Kata Kunci: Filsafat Hidup, Stoisisme, Andy Dufresne, Etika Keutamaan, The Shawshank
Redemption.
ANDY DUFRESNE'S PHILOSOPHY ETHICAL LIFE OF MOVIES THE
SHAWSHANK REDEMPTION
ABSTRACT
During human life, we are often faced with problems and situations where we like it or
not, ready or not, we are definitely forced to face these problems. If this is not balanced with
ethics, it will certainly lead to a new, more complex problem. This is the reason for researchers
to explore ideas, especially regarding moral teachings. The ethics of the virtue of life becomes
a point of view to analyze and understand the aspects of Stoicism philosophy contained in the
character of the film The Shawshank Redemption. The Purpose of this research is: (1). Describe
what is Stoicism's Philosophy of Life; (2). Analyzing the Philosophy of Life Stoicism one of
the characters in The Shawshank Redemption; (3). Provide an understanding of the relevance
and usefulness of the Stoicism Philosophy of Life that can be seen from the character in
everyday life.
Collecting data in this study using research methods that are qualitative. The research
was conducted by means of a literature review taken with factual historical techniques from
characters, books, or manuscripts.
The output of the research is: (1). Give an explanation of what is Stoicism's Philosophy
of Life. (2). Provide an understanding of the results of the analysis of the Philosophy of Life of
Stoicism, one of the characters in the film The Shawshank Redemption. (3). Provide an
understanding of the relevance and usefulness of the Stoicism Philosophy of Life that can be
seen from the character in everyday life.
Keywords: Philosophy of Life, Stoicism, Andy Dufresne, Ethics of Virtue, The Shawshank
Redemption.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Permasalahan
Ajaran utama aliran stoisisme adalah kepercayaan bahwa tidak ada sesuatu yang
disebut kebetulan, dan bahwa jalannya alam sudah ditetapkan secara ketat oleh hukum-hukum
alam. Keutamaan dalam manusia individual terdapat dalam kehendak, maka segalanya baik
atau buruk tergantung pada diri sendiri (Russel 2002:346-347). Stoisisme adalah bagaimana
cara kita ‘bertahan’ dan mengatasi masalah atau penderitaan yang sedang kita alami (Janaro
dan Althusler, 2003:493). Perilaku atas kepercayaan tersebut dapat terlihat dari salah satu tokoh
yakni Andy Dufresne dalam film karya Frank Darabont yang berjudul The Shawshank
Redemption. The Shawshank Redemption adalah adalah film yang menceritakan tentang
kehidupan seorang akuntan yang tidak bersalah, Andy Dufrense selama di penjara Shawshank
karena dituduh telah membunuh istri serta pacar gelapnya. Digambarkan dalam rentang waktu
30 tahun dari cerita awal mula Andy Dufresne masuk ke kehidupan penjara Shawshank,
perjuangannya menjaga harapan hidupnya di tengah kerasnya kehidupan yang dia alami,
hingga proses dirinya melarikan diri. Di dalam proses puluhan tahun tersebut mengkonstruksi
perwatakan Andy Dufresne yang tenang, terpelajar, berani, punya pendirian teguh, tidak
menyukai kekerasan, dan selalu berpengharapan. Konstruksi yang dibangun atas Dufresne
membedakannya dengan sangat jauh dari para tahanan Shawshank lainnya dan kehadiran
terhadap penjara Shawshank yang sebelumnya digambarkan kelam, menakutkan, dan tak ada
melalui filsafat hidup salah satu aliran etika, yaitu stoisisme. Di mana melalui filosofi hidup
ini, ia dapat memiliki jiwa yang baik dalam menghadapi garis kehidupannya selama di penjara
Shawshank. Kajian mengenai kehidupan merupakan sesuatu yang penting dan selalu menarik
untuk dibahas secara lebih mendalam. Sebab kehidupan sendiri merupakan bagian dari
pilihan yang dapat dilakukan manusia dalam menghadapi berbagai macam persoalan-
persoalannya seringkali menimbulkan dilema, apakah hal itu tepat atau sebaliknya, serta apa
yang sebenarnya dapat dilakukan manusia dengan keterbatasan yang dimilikinya. Socrates
mengatakan bahwa, “hidup yang tak dipikirkan adalah hidup yang tak pantas dijalani”.
Manusia menjalani kehidupan bermakna dan berkualitas tinggi dengan menggunakan pikiran
yang dimiliki. Manusia memiliki kendali atas apa yang akan ia lakukan. Manusia memiliki
imajinasi dan mampu merespons dunia serta mengaitkan setiap kejadian yang kemudian
untuk memudahkan kehidupan. Hal ini berkaitan dengan posisi filsafat dalam kehidupan
sehari-hari.
Manusia dilatakan eksis karena ia mempunyai pegangan hidup, tujuan hidup, prinsip
hidup maupun filosofi hidup agar seseorang dapat hidup dengan baik dan benar. Tentunya hal
ini cukup berbeda di antara satu dengan lainnya dalam menyikapinya. Makna hidup menurut
Victor E Frank dalam bukunya yang berjudul Naisaban adalah “arti dari hidup” bagi manusia.
Arti hidup yang dimaksud yaitu arti hidup yang bukan hanya untuk dipertanykan, tetapi perlu
direspon karena kita semua sebagai manusia bertanggung jawab untuk suatu hidup. Manusia
banyak memiliki pertanyaan mengenai kehidupan, sebab manusia masuk serta terlibat dalam
permasalahan yang terjadi didalamnya. Filsafat berperan dalam pemikiran mengenai hal
tersebut seakan-akan mempersatukan dimensi manusia sebagai subjek dengan permasalahan
yang ada sebagai objek. Bagi sebagian orang, filosofi hidup dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam menjalani hidup, agar seseorang dapat hidup dengan baik dan benar dari memahami
dasar, tujuan, serta bagaimana filosofi hidupnua. Inilah pentingnya mengetahui kebenaran di
balik filsafat hidup. Mencari kebenaran hidup dan hidup dalam kebijakan dan kebenaran.
Sehingga manusia mampu melakukan apa saja demi tercapai tujuannya demgan terikat dengan
filosofinya. Pada dasarnya, dalam hidup manusia seringkali timbul beberapa hambatan yang
berasal dari pengaruh lingkungan luar atau eksternal, yang mana sesuatu tersebut tidak dapat
kita kendalikan terjadinya. Namun, semua itu harus dikendalikan dengan baik.
2. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat merumuskan
2. Apa Filsafat Hidup yang terkandung dalam tokoh Andy Dufresne dalam film
3. Keaslian Penelitian
Berdasarkan telaah pustaka yang telah dilakukan oleh peneliti, beberapa kajian dari tesis,
skripsi, maupun jurnal telah ditemukan beberapa penelitian yang memiliki kemiripan tema
Redemption. Skripsi ini merupakan analisa dari naskah film The Shawshank Redemption (1994)
yang ditulis oleh Frank Darabont. Permasalahan yang dibahas dalam analisa ini adalah sejauh
mana penjara memberikan rehabilitasi (rehabilitation) semu (pseudo) terhadap para tahanan
dan sejauh mana karakter dan setting mengungkapkan rehabilitasi semu (pseudo-rehabilitation)
dikemukakan oleh Rowena Macdonald, konsep aggression and guilt oleh Sigmund Freud, dan
psychology of crime torture oleh Jean-Paul Sartre. Hasil penganalisaan memperlihatkan bahwa
penjara tidak membuat tahanan menjadi lebih baik, namun sebaliknya. Analisa ini juga
menunjukkan bahwa penjara tidak berhasil membuat para tahanan siap secara mental untuk
bergabung kembali di lingkungan masyarakat. Hal ini diperlihatkan oleh tiga orang karakter
dalam film, yakni Andy Dufresne, Brooks Hatlen dan Ellis Boyd “Red” Redding. Ketiga
karakter diatas menjadi objek dari rehabilitasi semu yang dilakukan oleh penjara.
b. Gina Rizki (2012), mahasiswa S1 Universitas Bina Nusantara Fakultas Ilmu Sastra
dalam skripsi yang berjudul The Development of Andy Dufresne’s Character in the Movie The
yang terjadi didalam film “The Shawshank Redemption”, yang di sutradarai oleh Frank
Darabont ini menggambarkan tentang hidup yang harus dijalani oleh karakter utama di dalam
penjara dimana ia harus bertahan dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar yang harus
di penuhi oleh semua manusia. Pada tahap ini, penulis ingin menganalisa tentang kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia berdasarkan teori-teori yang berkaitan. Disini,
penulis juga membahas tokoh utama yang telah memenuhi kebutuhan dasarnya. Penulis
menggunakan teori hirarki kebutuhan oleh Abraham Maslow. Teori-teori tersebut adalah
kebutuhan jasmani (fisiologis), kebutuhan keamanan, kebutuhan untuk dicinta dan dicintai,
c. Noerliz Isnaini (2016), tesis dari mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya ini berjudul Defense Mechanism of Andy Dufresne in Stephen King’s Rita Hayworth
and The Shawshank Redemption yang berusaha menjelaskan tentang analisis novel yang ditulis
oleh Stephen King berjudul Rita Hayworth dan The Shawshank Redemption. Tesis ini berfokus
pada satu karakter utama, Andy Dufresne, mekanisme pertahanan dan bagaimana ia
menunjukkan hal itu. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif karena penelitian ini
adalah untuk menjelaskan mekanisme pertahanan dari karakter utama Andy Dufresne. Data
tersebut diambil dari novel itu sendiri. Peneliti menggunakan teori Sigmund Freud tentang
mekanisme pertahanan sebagai teori utama dan menggunakan kritik baru sebagai teori
sekunder untuk melakukan penelitian ini. Ada sembilan jenis mekanisme pertahanan; mereka
sublimasi, represi, dan regresi. Data itu sendiri dianalisis dengan membaca, memahami dan
mengidentifikasi novel. Dengan penelitian ini, penulis menemukan bahwa Andy Dufresne
Andy Dufresne melakukan mekanisme pertahanan untuk melepaskan kecemasan dan frustrasi.
Akhirnya, apakah Andy mampu melepaskan kecemasan dan frustrasinya atau tidak.
Dari beberapa penelitian yang telah ditemukan terkait Filsafat Hidup Stoisisme
maupun film The Shawshank Redemption sejauh ini belum ada yang membahas mengenai
tokoh Andy Dufresne dalam film tersebut. Perwatakan ini merupakan sikap hidup sehari-hari
yang dapat dikaji lebih dalam yang beruhungan dengan sikap menerima dari apa yang sudah
ditakdirkan kepada manusia. Kebanyakan penelitian yang telah dilakukan membahas tentang
film The Shawshank Redemption, maupun tokoh Andy Dufresne dalam film tersebut. Maka,
penelitian yang membahas Filsafat Hidup Stoisisme Tokoh Andy Dufresne dalam Film The
Shawshank Redemption merupakan penelitian baru dan belum dikaji sebelumnya. Sehingga
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perkembangan keilmuan di
bidang filsafat, masyarakat, dan sekaligus sebagai stimulan bagi penelitian berikutnya.
i. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat sebagai upaya membuka wawasan tentang filsafat hidup dan etika
permasalahan manusia dalam menghadapi realitas yang terjadi di Indonesia dewasa ini.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dan bahan diskusi khususnya untuk
stoisisme di masa mendatang sehingga dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat untuk
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai
konsep Filsafat Hidup yang terlihat dari salah satu tokoh film The Shawshank Redemption.
Agar masyarakat luas mengetahui dan memahami tentang Filsafat Hidup, bahwa hal tersebut
dapat dijelaskan secara keilmuan yaitu dengan etika stoisisme. Sekaligus untuk memberikan
wawasan kepada masyarakat bahwa manusia dapat memilih bagaimana ia dapat bersikap dalam
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab persoalan yang terdapat di dalam rumusan masalah:
1. Mendeskripsikan apa itu Filsafat Hidup Stoisisme
2. Menganalisis Filsafat Hidup Stoisisme salah satu tokoh film The Shawshank Redemption
C. Tinjauan Pustaka
Sebuah Aliran filsafat yang awal mula berkembang pada abad ketiga sebelum Masehi oleh
Zeno dari Citium (336-264 SM).10 Dalam filsafat Stoisisme, salah satu jalan asketis
diperkenalkan dengan sebuah konsep Apatheia. Sebuah sikap yang pada awalnya
dikembangkan untuk mengatasi depresi akibat kekacauan yang terjadi setelah keruntuhan Kota
Yunani dan Dinasti Alexander. (Lorens Bagus, Kamus Filsafat, hlm. 90).
Dalam buku Filosofi Teras, ada pernyataan terkenal dari Epictetus, yakni “Ada hal-hal yang
berada di bawah kendali tergantung pada kita, dan hal-hal yang tidak di bawah kendali atau
Karakter adalah sketsa deskriptif singkat dari seorang tokoh yang melambangkan beberapa
Biasanya yang mencoba untuk mengatasinya dengan kecemasan dengan menghindari bahaya.
Pertahanan digunakan terutama dalam pikiran sadar dan tidak sadar, di mana individu mencoba
untuk mengatasi keinginannya sendiri yang tidak dapat diterima (Mischel 347).
D. Landasan Teori
Marcus Aurelius, yang, sebagai kaisar Imperium Romawi dari tahun 161-180 M, adalah orang
paling berkuasa di dunia, menjelaskan dalam salah satu bagian “Meditasi”, kumpulan
tulisannya, bahwa dia sedang berjuang untuk bangkit dari tempat tidur. Dia pun berkata kepada
dirinya sendiri, “Aku bangun untuk melakukan pekerjaan seorang manusia. Lalu, mengapa aku
begitu jengkel ketika aku keluar untuk melakukan hal yang ditakdirkan untukku dan
merupakan alasan aku ada di dunia ini? Atau aku memang diciptakan untuk ini, berbaring di
tempat tidur dan menghangatkan diri di balik selimut?” Dia juga tahu bahwa nasihat ini bisa
ampuh bisa juga tidak suatu hari nanti. Karena itulah, walaupun dia memaksa dirinya menjalani
hidup, Markus menegaskan apa yang mungkin dia hadapi: “Katakan kepada dirimu sendiri di
awal hari, aku akan bertemu dengan orang-orang usil, tak tahu di untung, brutal, pengkhianat,
Filsuf stoik Epictetus memberikan jawaban–jawaban yang bisa membantu kita mengantisipasi
berbagai kemungkinan dan mempersiapkan kita menghadapi apa yang akan datang.
Dia mengatakan dalam “Enchiridion”: “Ketika engkau hendak melakukan suatu perbuatan,
ingatkan dirimu perbuatan macam apa itu. Jika engkau hendak pergi ke pemandian, ingat-ingat
dalam benakmu apa yang mungkin terjadi di pemandian—ada orang yang bersimbur-simburan,
orang yang dorong-dorongan, orang yang menghina, orang yang mencuri. Dan engkau akan
melakukan perbuatan dengan lebih aman jika sejak awal engkau mengatakan, ‘Aku ingin
mandi dan menjaga pilihan-pilihanku sesuai dengan alam’; begitu pula untuk setiap perbuatan
yang lain.”
Filosofi Teras oleh Manampiring (2018), pengertian filsafat stoisisme yaitu suatu aliran filsafat
yang telah ada bahkan lebih dari 2000 tahun lalu di Romawi Kuno. Aliran filsafat ini digagas
oleh Zeno yang kemudian dikembangkan oleh para filsuf lainnya seperti Marcus Aurelius,
Manampiring (2018) berpendapat bahwa ada empat kebajikan utama dalam ruang lingkup
stoisisme, yakni kebijaksanaan, keadilan, keberanian dan menahan diri. Jika kita mampu
memperjuangkan empat kebajikan tersebut, maka kita dapat terhindar dari emosi-emosi negatif
i. Model Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian historis-teoretik tentang tokoh-tokoh. Dengan kata lain
penelitian ini akan memahami suatu kesatuan dalam generalitas pemikiran tokoh untuk
mendapatkan satu pemahaman dalam satu bidang (Bakker & Zubair, 2013: 60-62). Dalam
konteks penelitian ini, sebagai penelitian filsafat yang bersifat deskriptif kualitatif dengan
model penelitian tentang masalah aktual diperkuat dengan studi pustaka dengan sumber data
berasal dari literatur berupa buku, jurnal ilmiah, dan artikel ilmiah. Metode penelitian deskriptif
adalah pencarian fakta dengan intrepretasi yang tepat dan sistematis. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk dapat mengidentifikasikan konsepsi filosofis yang terdapat dalam studi relevansi
Objek material dari penelitian ini adalah tokoh Andy Dufresne dalam film The Shawshank
Redemption, sedangkan objek formal adalah filsafat hidup stoisisme dan materi dari penelitian
ini sebagian besar bersumber dari buku, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, serta berita daring. Bahan
yang menjadi rujukan bagi penulis terdiri dari dua sumber, yaitu pustaka utama berupa buku,
hasil penelitian, jurnal atau artikel, yang memiliki hubungan langsung dengan kajian produksi
pengetahuan dalam konteks filsafat hidup stoisisme, dan pustaka pendukung yang akan
menggunakan data pelengkap dan tambahan, seperti buku, surat kabar, pidato ataupun artikel-
artikel yang berhubungan dengan tema penelitian, baik itu objek material maupun objek formal.
dan penelusuran data daring. Sugiyono (2012: 291) menjelaskan studi kepustakaan
berhubungan dengan kajian teoretis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya, dan
norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Sedangkan Bungin (2007: 125)
menjelaskan teknik penelusuran data daring adalah penelusuran data melalui media daring
yang berupa data maupun informasi teori, secepat dan semudah mungkin serta dapat
c. Analisis-Sintesis: menganalisis objek penelitian yang dihasilkan dari data utama dan/atau
pendukung. Data yang sekiranya tidak sesuai akan dieliminasi, sedangkan yang memperkuat
d. Penyusunan hasil: setelah data utama dan pendukung melalui proses sintesis, maka akan
v. Teknik Analisis
Sistematika penulisan ini disusun dalam lima bab dengan rincian antara lain:
1. BAB I berupa pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian,
2. BAB II berisi uraian mengenai objek material, yaitu tokoh Andy Dufresne dengan dikaji
3. BAB III berupa uraian mengenai objek formal, yaitu memaparkan ruang lingkup mengenai
4. BAB IV berisi refleksi kritis terkait hal-hal yang ditemukan di dalam tokoh Andy Dufresne
5. BAB V merupakan penutup, rangkaian penulisan penelitian yang berisikan kesimpulan dan
saran.
Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari persoalan
2. Memberikan pemahaman hasil analisis Filsafat Hidup Stoisisme salah satu tokoh film The
Shawshank Redemption
Stoisisme didasarkan pada ide bahwa tujuan hidup adalah hidup selaras dengan alam.
Alam itu sendiri didefinisikan sebagai keseluruhan kosmos, termasuk rekan-rekan kita sesama
manusia. Epictetus, yang mazhab Stoisismenya berkembang pada abad kedua Masehi dan
memberitahu manusia cara mewujudkan ide ini. Dia berkata, “ada hal-hal yang berada dalam
kendali kita dan ada hal-hal yang tidak berada dalam kendali kita.” Maka, jika sesuatu tidak
berada dalam kendali kita, tidak layak mengerahkan energi untuk itu. Kendati demikian, ada
masanya, bahkan bagi para pemikir itu, saat-saat mereka menemui kesulitan untuk
menjalankan tugas-tugas mereka. Marcus Aurelius, yang, sebagai kaisar Imperium Romawi
dari tahun 161-180 M, adalah orang paling berkuasa di dunia, menjelaskan dalam salah satu
bagian “Meditasi”, kumpulan tulisannya, bahwa dia sedang berjuang untuk bangkit dari tempat
tidur. Dia pun berkata pada dirinya sendiri, “Aku bangun untuk melakukan pekerjaan seorang
manusia. Lalu, mengapa aku begitu jengkel ketika aku keluar untuk melakukan hal yang
ditakdirkan untukku dan merupakan alasan aku ada di dunia ini? Atau aku memang diciptakan
untuk ini, berbaring di tempat tidur dan menghangatkan diri di balik selimut?” Dia juga tahu
bahwa nasihat ini bisa ampuh bisa juga tidak suatu hari nanti.
Karena itulah, walaupun dia memaksa dirinya menjalani hidup, Markus menegaskan
apa yang mungkin ia hadapi, “Katakan kepada dirimu sendiri di awal hari, aku akan bertemu
dengan orang-orang usil, tak tahu di untung, brutal, pengkhianat, pendengki, dan tidak ramah.”
Walaupun ucapan ini mungkin tampak tidak terlalu berguna, sejauh ia memusatkan perhatian
pada semua kemungkinan negatif dan kesukaran-kesukaran tersebut, ada sebuah poin stoik
sangat penting di sini. Mengapa mengingatkan diri tentang kesukaran bisa bermanfaat?
B. Konsep Filsafat Hidup Etika Stoisisme
mengantisipasi berbagai kemungkinan dan mempersiapkan kita menghadapi apa yang akan
datang. Contoh Epictetus tentang pemandian Romawi bisa diadaptasi dalam konteks
kontemporer dengan mempertimbangkan segala macam hal yang mungkin terjadi di tempat
kerja, ketika menglaju, atau di rumah. Epictetus memberitahu kita agar siap menghadapi
berbagai situasi dengan sikap realistis terhadap hal-hal sebagaimana adanya. Marcus Aurelius
memberikan cara yang lebih spesifik mengenai bagaimana cara merespons.“Aku, dengan
demikian, tidak bisa dicelakai oleh orang-orang ini, juga tidak bisa marah dengan orang yang
sama denganku, aku juga tidak bisa membencinya, karena kita ada untuk bekerja sama, seperti
kaki, tangan, kelopak mata, atau dua baris gigi di rahang atas dan rahang bawah kita.
Merugikan satu sama lain dengan demikian bertentangan dengan alam; dan marah dengan
Dalam semua itu, apa yang diingatkan para filsuf itu kepada kita adalah hidup selaras
dengan alam berarti menyadari bahwa orang paling sulit yang kita temui bisa jadi sama seperti
kita atau seseorang mungkin sedang berjuang melawan kesedihan dan kenestapaannya sendiri.
Dengan menyadari ini, akan lebih mudah untuk memaafkan mereka yang tidak sejalan dengan
kita. Namun lebih dari itu, barangkali, ini memudahkan kita untuk lebih pemaaf terhadap diri
sendiri. Ini membantu kita memahami soal penderitaan dan tentang makna menjadi manusia.
Kesal tentang sesuatu bukanlah hasil dari sesuatu yang tampaknya mengesalkan itu; tapi,
penilaian tentang sesuatu itulah yang membuat orang tertekan. Penilaian kita, bukan hal-hal
Solusi bagi semua ini, menurut Epictetus, adalah pergeseran dalam sikap terhadap hal-
hal yang akan terjadi. Ketika suatu hari kita, dengan pengetahuan penuh tentang apa yang
mungkin terjadi hari itu dapat menyadari bahwa kita tetap harus terus maju dan menghadapi
yang akan terjadi, maka kita bisa terus melangkah dalam hidup. Ini berarti melepaskan konsepsi
tentang bagaimana segala sesuatu mestinya berjalan, dan menerima segala sesuatu itu apa
adanya, termasuk yang paling menjengkelkan dan menyesakkan. Jika sudah begitu, “kerja
seorang manusia” mungkin tak tampak begitu menciutkan nyali. Ide ini diperkuat dengan
penjelasan Epictetus mengenai sumber penderitaan manusia, “Yang membuat susah perasaan
seseorang bukanlah sesuatu itu sendiri melainkan penilaian mereka tentang hal tersebut.”
BAB III
1. Penabahan Diri
Hanya badan dan raganya yang terpenjara, tidak dengan jiwa dan pikirannya. Satu-
satunya narapidana yang selalu memiliki harapan dan tidak akan hilang karena sebuah penjara
State Penitentiary.
Tahun 1947, seorang wakil presiden sebuah bank besar di Portland bernama Andy Dufresne
(Tim Robbins) dituduh membunuh istri dan kekasih istrinya. Walaupun Andy menyatakan
bahwa dirinya tidak melakukan pembunuhan itu, namun berdasarkan bukti-bukti yang ada,
telanjang seperti hari pertama seseorang lahir, kulit terbakar, dan setengah buta akibat
pembersihan kutu. Narapidana masuk ke dalam sel-sel jeruji maka dalam sekejap kehidupan
yang dulu, hilang ketika mengetahui hal tersebut nyata. Awal berada di Shawshank, Andy
berteman baik dengan seorang narapidana Irlandia bernama Ellis Boyd “Red” Redding
Shawshank. Termasuk menyelundupkan sebuah palu dengan panjang sekitar 6 atau 7 inci dan
poster Rita Hayworth, Marilyn Monroe, dan Raquel Welch yang membantu melancarkan aksi
Dufresne di Shawshank. Selama hidup di penjara Shawshank, tokoh Andy tidak serta merta
larut dalam kehidupan para narapidana lainnya, melainkan malah ia memberikan perubahan di
sana.
2. Manusia Bersifat Otonom
Tokoh Andy Dufresne dalam film ini menyadarkan kita bahwa seseorang dalam
membagi kebaikan, kemampuan, cara berpikir, dan kecerdasan tidak memandang tempat di
mana ia berada. Terbukti dalam adegan film ini, ketika Dufresne membantu kekhawatiran
Hadley (Clancy Brown) tentang pajak warisannya. Juga bagaimana Andy membantu
narapidana tua bernama Brooks Hatlen (James Whitmore), yang mengelola perpustakaan
penjara menjadi perpustakaan penjara terbaik di New England usai di pegang Andy. Atau
bagaimana Andy mengajarkan baca tulis seorang narapidana muda rock n roll, Tommy
Williams (Gill Bellows) hingga lulus ujian General Educational Development (G.E.D.)
dan bagaimana Andy memanfaatkan eksploitasi yang dilakukan oleh Warden Norton (Bob
Gunton) yang menyuruhnya melakukan money laundry atas uang Norton dengan nama
Film yang diadaptasi dari novella karya Stephen King, Rita Hayworth and Shawshank
Redemption, memiliki kejanggalan dalam adegan ketika Andy dapat melubangi pipa saluran
kotoran yang terbuat dari besi saat hendak melarikan diri dari penjara Shawshank. Tentu saja
bila dinalar, hal tersebut sangat tidak mungkin terjadi, yang mana seseorang dapat melobangi
pipa terbuat dari besi hanya dengan beberapa kali pukulan sebongkah batu. Tetapi, film ini
berhasil mengecoh penonton dalam adegan keterpurukan Andy setelah keluar dari ruang isolasi
tanpa cahaya selama dua bulan. Penonton bisa terkecoh untuk berpikir bahwa Andy akan bunuh
diri seperti yang dilakukan Brooks Hatlen (James Whitemore), seorang narapidana tua dan juga
Hal yang menakjubkan kembali Andy lakukan dalam adegan pemutaran piringan hitam
Duettino – Sull’aria dari opera “Le nozze di Figaro (The Marriage of Figaro)” karya Mozzart.
Andy memutarnya dengan menggunakan pengeras suara yang bisa didengar oleh seluruh
penghuni penjara, hingga membuat tembok penjara Shawshank pecah. Agaknya untuk
kenangan singkat narapidana di Shawshank merasakan kebebasan. Film garapan Frank
Darabont ini dapat menginspirasi penonton dan berpikir bagaimana seseorang yang dikurung
di dalam penjara dapat mengendalikan masa dengan kecerdasan dan kemahiran di bidangnya,
penderitaan, kekerasan, dan penindasan yang dapat dilakukan antar narapidana. Menjadi
sebuah anggapan bahwa di penjara sekalipun, seseorang dapat leluasa mengembangkan pikiran
dan harapannya di luar penjara dengan selalu berbuat baik, meskipun di tempat yang tidak baik
sekalipun. Andy Dufresne dalam dialognya, “Get busy living, or get busy dying.”
Di tempat yang tak pernah terbayangkan ini, Andy mulanya kesepian. Namun ia lalu
menyadari bahwa harapan selalu ada. Bersahabat dengan Red, narapidana seumur hidup lain,
harapan itu menjadi berkembang. Red menjadi teman Andy dalam suka dan duka. Belasan
waktu sempat dilalui Andy dan Red. Andy yang selalu berpikir positif tak membuang waktu
sia-sia. Dia menawarkan diri mengelola perpustakaan penjara secara suka rela. Titik terang
datang. Kemampuan mengatur finansial yang dimiliki membuat Andy mendapatkan teman dari
kalangan penjaga penjara, Hadley (Clancy Brown) lantaran membantu Hadley meminimalisasi
pembayaran pajak secara legal. Akhirnya semua pegawai bahkan pimpinan penjara Shawshank
meminta bantuan Andy untuk kasus yang sama. Bahkan Andy dipercaya Tidak lama kemudian
penjaga penjara lain baik dari ShawshankPrison maupun beberapa penjara terdekat meminta
Sehingga Andy diberi ruang tersendiri untuk mengerjakan berkas keuangan para
penjaga, di balik kedok mengelola sebuah perpustakaan. Sipir Norton yang sadar akan potensi
Andy lalu memintanya melakukan pencucian uang untuk memperkaya diri. Tetapi Andy tetap
punya impian sendiri yang dirahasiakan dari siapapun, kecuali Red. Kisah yang penuh adegan
tak terduga ini berakhir dengan happy ending berkat kesabaran, ketelatenan dan sikap positif
Andy.
Sikap pantang menyerah dalam kondisi sangat terjepit, dipenjara seumur hidup,
permohonan ampunan selalu ditolak, Andy dan Red tak pernah menyerah. Dia terus memupuk
harapan. Harapan itu akhirnya menjadi kenyataan. "Hope is a dangerous thing. . Hope can drive
a man insane," kata Red. Orang yang memiliki harapan itu berbahaya, karena mendorong
seseorang untuk memiliki bertindak gila demi mewujudkannya. Namun Andy tidak
memasukkan perkataan dan pandangan sahabatnya sendiri yakni Red ke dalam pikirannya. Ia
PEMBAHASAN
Seperti kehidupan penjara yang kita semua ketahui, tidak berjalan dengan mulus
dengan orang-orang yang memiliki emosi positif disekitarnya. Namun, tokoh Andy berhasil
untuk tidak terpengaruh pada emosi-emosi negative tersebut. Seperti contoh di saat ia beserta
percakapan para penjaga dan ia mengatakan sesuatu yang tujuannya membenarkan perilaku si
penjaga tersebut. Karena dianggap tidak sopan, Andy didorong hingga akan terjatuh namun ia
dapat mengendalikan emosinya dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya, lagi. Namun kali
ini si penjaga merasa bahwa itu benar dan berakhir baik bagi Andy dan teman-temannya.
setelah ia keluar dengan “baik-baik saja”, para temannya pun kaget. Andy berkata yang intinya
bahwa ia bisa ditempatkan dimana saja asalkan pikiran penuh dengan hal baik. Dan benar, tidak
lama dari itu ia kembali dihukum namun kali ini lebih lama dari hukuman sebelumnya. Namun,
Red tidak demikian. Red berpikiran bahwa harapan yang dipegang Andy bukanlah suatu hal
baik. Andy diam saja Ketika mendengar hal itu, namun ia tetap berpengah teguh pada
keyakinannya, harapan.
Tidak seperti kehidupan narapidana lain yang memang seperti narapidana yang hidup
di suatu penjara, Andy hidup sebagaimana ia. Tidak terpengaruh dunia luar kalua kata Red.
Hal ini dibuktikan dengan ia sampai bisa membangun ruang konsultasi sendiri, membangun
ruang perpustakaan sendiri di Shawshank, sampai membuat teman-temannya dipekerjakan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Film ini menggambarkan tentang hidup yang harus dijalani oleh karakter utama di
dalam penjara dimana ia harus bertahan dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar
yang harus di penuhi oleh semua manusia. Andy Dufresne adalah tokoh utama dalam film
ini. Andy adalah seorang wakil presiden sebuah bank di Portland yang dituduh bersalah
atas pembunuhan istri dan selingkuhan istrinya. Ia di jatuhi hukuman penjara seumur hidup
oleh pengadilan yang membuat hidupnya berubah drastis. Di penjara Andy berteman
dengan Red. Red merupakan narapidana yang dihukum penjara seumur hidup atas
pembunuhan istrinya dan selalu gagal mendapatkan pembebasan bersyaratnya. Red dikenal
sebagai orang yang bisa mendapatkan segalanya untuk para narapidana di penjara. Pada
Andy harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan orang-orang baru pula. Banyak
pelajaran sikap yang bisa diambil atau diteladani dari tokoh Andy ini dalam berkehidupan
sehari-hari.
Daftar Pustaka
Anugrahbayu, Y. D. (dkk.). Stoikisme. Jakarta: Jurnal Filsafat Driyarkara, Th. XXXIV No. 1.
2013.
Press. 1966
Henry, 2019. Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa kini. Filosofi
Teras.
Agustina, Intan. Struggle for Survival of Andy Dufresne in Frank Darabont’s Shawshank
Ardhityawan, Djoko. 2007. Epikureanisme dan Stoisisme dalam The Age of Reason karya
Janaro, Richard and Thelma Altshuler. 2003. The Art of Being Human. New York : Pearson
Longman
Russel, Bertrand. 2002, Sejarah Filsafat Barat (alih bahasa oleh Sigit Jatmiko, Agung
Pelajar
Long, A. A. Epictetus, A Stoic and Socratic Guide to Life. New York: Oxford University
Press. 2002.
Evaluasi Diri
Setelah mengikuti seluruh proses perkuliahan kelas Metode Penelitian Filsafat yang diampu
oleh Bapak Heri Santoso, dengan mempertimbangkan presensi dan aktivitas perkuliahan, kelas,
tugas-tugas, hasil UTS, dan hasil UAS, maka saya layak mendapat nilai A dengan
pertimbangan saya telah berusaha melaksanakan kewajiban saya sebagai mahasiswa dan
menyelesaikan tugas-tugas saya dengan tepat waktu. Serta atas nilai tersebut besar harapan