Anda di halaman 1dari 99

YAYASAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM ( YLPI ) RIAU

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL DALAM


FILM QUARANTINE TALES

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)
Pada Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Riau

HABIB ALI AKBAR


NPM : 189110136
PROGRAM STUDI : ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2022
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Habib Ali Akbar


NPM : 189110136
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1)
Hari/Tanggal Ujian Kompreship : 25 Mei 2022
Judul Penelitian : Analisis Semiotika Pesan Moral Dalam Film
Quarantine Tales
Format sistematika dan pembahasan materi masing-masing bab dan sub-sub dalam
skripsi ini, telah dipelajari dan dinilai relatif telah memenuhi ketentuan-ketentuan
normatif dan kriteria metode penelitian ilmiah. Oleh karena itu dinilai layak serta
dapat disetujui untuk disidangkan dalam ujian komprehensif.

Pekanbaru, 25 Mei 2022

Menyetujui:
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Pembimbing

Dr. Fatmawati, S,IP., MM Cutra Aslinda, M.I.Kom

ii
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PERSETUJUAN TIM PENGUJI SKRIPSI

Nama : Habib Ali Akbar


NPM : 189110136
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1)
Hari/Tanggal Komprehensif : Rabu / 25 Mei 2022
Judul Skripsi : Analisis Semiotika Pesan Moral
Dalam Film Quarantine Tales

Naskah ini secara keseluruhan dinilai relatif telah memenuhi ketentuan-ketentuan


metode penelitian ilmiah, oleh karena itu tim penguji ujian Komprehensif Fakultas
Ilmu Komunikasi dapat menyetujui dan menerimanya untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh gelar sarjana.
Pekanbaru, 25 Mei 2022
Tim Seminar

Ketua, Anggota,

Cutra Aslinda, M. I. Kom Benni Handayani, M. I. Kom

Mengetahui,
Wakil Dekan I Anggota

Cutra Aslinda, M. I. Kom Dr. Dafrizal, S.Pd, M. Soc, Sc

iii
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI

Berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam


Riau Nomor : 0781/A-UIR/3-Fikom/2022 Tanggal 20 Mei 2022 maka dihadapan
Tim Penguji hari ini Rabu Tanggal 25 Mei 2022 Jam : 10.00 – 11:00 WIB
bertempat di ruang Aula Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau
Pekanbaru telah dilaksanakan Ujian Skripsi Mahasiswa atas :

Nama : Habib Ali Akbar


NPM : 189110136
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1)
Judul Skripsi : “Analisis Semiotika Pesan Moral Dalam Film
Quarantine Tales ”.
Nilai Ujian : Angka : “76,58” ; Huruf : “B+”
Keputusan Hasil Ujian : Lulus
Tim Penguji :

NO Nama Jabatan Tanda Tangan

1. Cutra Aslinda, M. I. Kom Ketua 1.

2. Benni Handayani, M. I. Kom Penguji 2.

Penguji
3. Dr. Dafrizal, S.Pd, M. Soc, Sc 3.

Pekanbaru, 25 Mei 2022


Dekan

Dr. Muhd Ar. Imam Riauan, S. Sos., M. I. Kom


NPK : 150802514

iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL DALAM FILM


QUARANTINE TALES

Yang diajukan oleh :


Habib Ali Akbar
189110136

Pada Tanggal :
25 Mei 2022

Mengesahkan
DEKAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

Dr. Muhd Ar. Imam Riauan, S. Sos., M. I. Kom

Tim Penguji Tanda Tangan,

1. Cutra Aslina, M. I. Kom

2. Benni Handayani, M. I. Kom

3. Dr. Dafrizal, S.Pd, M. Soc, Sc

v
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Habib Ali Akbar


Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru, 30 Juli 2000
NPM : 189110136
Program Studi : Ilmu Komunikasi
FAKULTAS : Ilmu Komunikasi
Alamat/No Tlp : Jl. Jawa Gg. TK Dian Harapan/
089504861890
Judul Skripsi : Analisis Semiotika Pesan Moral Dalam Film
Quarantine Tales

Dengan ini menyatakan bahwa:


1. Karya tulis saya (skripsi) adalah asli belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akedemik, baik di Universitas Islam Riau maupun di
perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya tanpa
bantuan dari pihak lain, kecuali pengarahan Tim Komisi Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam daftar Pustaka.
4. Bersedia untuk mempublikasikan karya tulis saya (skripsi) di Jurnal
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau.
5. Pernyataan ini sesungguhnya dan apabila kemudian hari terdapat
penyimpangan dari apa yang saya nyatakan di atas, maka saya bersedia
menerima sanksi pembatalan nilai Skripsi dan atau pencabutan gelar
akademik keserjanaan saya dan sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di Universitas Islam Riau.

Pekanbaru, 30 Mei 2022


Yang Menyatakan,

Habib Ali Akbar

vi
PERSEMBAHAN

Bismillahhirohmannirohim

Dengan rahmat Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Saya

persembahkan sujud dan syukur sebesar-besarnya kepada Allah SWT. Dengan

kebesaranMu engkau telah memberi kedamaian dalam jiwa-jiwa yang sentiasa

gelisah.

Karya ilmiah yang ditulis ini dalam bentuk naskah skripsi yang sederhana

saya persembahkan sebagai tanda bakti dan ucapan terimakasih kepada segenap

hamba Allah yang saya tuliskan berikut ini yang telah banyak berjasa dalam setiap

hari dalam perjalanan kehidupan saya sampai saat ini.

Kepada keluarga saya tercinta Ayanda Alfian dan Ibunda Teti Herliza S.Pdi

yang selalu mengiringi saya doa dan nasehat serta tak henti-hentinya memberikan

dukungan dan dorongan moril juga materil. Juga untuk adik saya Adinda Salsabilla

yang senantiasa memberi dukungan dan semangat untuk saya. Terimakasih atas

seluruh limpah kasih sayang yang tidak terbatas yang telah mereka curahkan kepada

saya, semoga Allah SWT tetap selalu memberikan Rahmat dan KaruniaNya yang

tiada terputus kepada mereka, Amin.

vii
MOTTO

“ Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang


menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu. ”
(Ali bin Abi Thalib)

“ Kehidupan tiada yang sempurna bahagia dan sedih selalu menyapa.


Maka, Jadikan sabar dan syukur sebagai penikmatnya. ”

( Habib Ali Akbar)

viii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah hirobbil 'aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan

semesta alam atas segala macam kesenangan-Nya, karena tanpa rahmat dan ridho-

nya peneliti tidak dapat menciptakan Usulan penelitian ini dengan sebaik-baiknya.

Usulan penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam

pengajuan Skripsi pada fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau. Usulan

penelitian ini berisi tentang Analisis Semiotika Pesan Moral Dalam Film

Quarantine Tales.

Pada Kesempatan ini izinkan juga peneliti untuk mengucapkan terima kasih

dan rasa hormat atas segala bantuan yang telah diberikan kepada peneliti sehingga

dapat menyelesaikan usulan penelitian, yaitu kepada :

1. Bapak Dr. Muhd Ar. Imam Riauan, S.Sos, M.I.Kom , Selaku Dekan

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau.

2. Ibu Dr. Fatmawati., S.I.P., MM, Selaku Kepala Prodi Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Riau.

ix
3. Ibu Cutra Aslinda, M.I.Kom , Selaku Dosen Pembimbing dalam melakukan

penlitian serta memberi masukan sehingga peneliti bisa menyelesaikan

usulan penelitian ini dengan sebaik-baiknya.

4. Seluruh dosen, dan staf fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau.

5. Tak lupa pula kepada Tuah Annisa Gusvini yang menjadi alasan peneliti

untuk mengisi akhir pekan dengan produktif.

6. Teruntuk Anak Anti Sara yang telah memberikan waktu untuk menaikkan

moodbooster dalam hiruk pikuknya penelitian.

7. Keluarga besar Depok ( Dewan Pojok ) yang telah memberikan ruang untuk

berdiskusi dan saling bertukar pendapat dalam penelitian.

8. Serta teman-teman seperjuangan di fakultas Ilmu Komunikasi Universiras

Islam Riau yang telah menyisihkan waktunya dalam membatu peneliti tetapi

tidak dapat di sebutkan satu persatu.

Meski peneliti telah menyusun usulan penelitian ini secara maksimal, akan

tetapi peneliti sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa skripsi ini tidak luput

dari kesalahan dan kekhilafan. Peneliti juga sangat mengharapkan kritik dan saran

dari semua pihak yang memperhatikan untuk membangun minat dari para pembaca.

Setelah dapat peneliti sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat

dan Pelajaran dari usulan penelitian ini.

x
Akhirnya dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih

dan semoga sehat selalu untuk kita bersama.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pekanbaru, 28 Maret 2022

Habib ali akbar

xi
DAFTAR ISI

Judul (Cover) .................................................................................................... i


PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI SKRIPSI .................................................... iii
BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
MOTTO .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
Abstrak ............................................................................................................ xvi
Abstract ........................................................................................................... xvii
‫ملخص‬............................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 11
C. Fokus Penelitian ........................................................................................ 12
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 12
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 12
a. Tujuan..................................................................................................... 12
b. Manfaat Penelitan ................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Literatur ......................................................................................... 14
1. Semiotika................................................................................................ 14
2. Semiotika Roland Barthes ....................................................................... 20
3. Mitos ...................................................................................................... 24
4. Pesan Moral ............................................................................................ 28
5. Film ........................................................................................................ 34
B. Definisi Operasional .................................................................................. 43
C. Peneliti Terdahulu...................................................................................... 43

xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 46
B. Subjek dan Objek Penlitian ........................................................................ 46
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 47
D. Sumber Data .............................................................................................. 48
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 49
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 50
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................................ 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................................... 52
1. Profil Rumah Produksi ............................................................................ 52
2. Profil Film Quarantine Tales ................................................................... 54
3. Sinopsis Film Quarantine Tales ............................................................... 55
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 58
1. Scene Jujur pada film Quarantine Tales................................................... 59
2. Scene Kemandirian Moral ....................................................................... 63
3. Scene Bertanggung Jawab ....................................................................... 67
4. Scene keberanian Moral .......................................................................... 69
5. Scene Kritis ............................................................................................ 71
C. Pembahasan Penilitian ............................................................................... 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 77
B. Saran ......................................................................................................... 77

Daftar Pustaka
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Model Semiotika Roland Barthes ………………………………… 20


Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian ……………………………………….. 47
Tabel 4.1 Kejujuran dalam mengakui keberadaan .......................................... 60
Tabel 4.2 Pentingnya Perilaku Jujur ................................................................ 62
Tabel 4.3 Tingkah laku mandiri ..................................................................... 65
Tabel 4.4 Tingkah laku mandiri ..................................................................... 68
Tabel 4.5 Bertanggung jawab memberi hal yang benar ................................... 71
Tabel 4.6 Keberanian berpendapat ................................................................. 74
Tabel 4.7 Kritis akan keadaan yang ada .......................................................... 77

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Contoh Model Semiotika Barthes …………………………………22


Gambar 2.2. Identifikasi nilai-nilai yang ada di kehidupan ……………………..30
Gambar 4.1 Base Entertaiment Logo .................................................................52
Gambar 4.2 Poster Film Quarantine Tales .........................................................54

xv
Abstrak

ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL DALAM FILM


QUARANTINE TALES

HABIB ALI AKBAR


189110136

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pesan moral yang terdapat dalam
film tersebut, dengan menggunakan metode kualitatif serta pendekatan analisis
semiotika Roland Barthes. Film yang menjadi bahan penelitian ini adalah film
berjudul Quarantine Tales, yang merupakan film omnibus. Dilansir dari
Kompas.com penejalasan Film omnibus ini suatu kumpulan film pendek yang
dijadikan satu film panjang dan memiliki tema tunggal. Film dengan subgenre ini
juga dapat ditemukan dalam film-film Indonesia dengan berbagai tema seperti
kehidupan, keluarga, dan cinta (Kompas.com, 2021). Dikutip dari Kincir.com Film
Quarantine Tales ini terdiri dari dari lima kisah yang digarap oleh lima sutradara
yang berbeda. Sutradara yang turut menggarap film ini adalah Dian sastro, Ifa
Isfansyah, Jason Iskandar, Aco Tenri, dan Sidharta Tata ( Kincir.com, 2020).
Penelitian ini juga menggunakan Teknik Triangulasi untuk pemeriksaan keabsahan
datanya serta menggunakan Teknik pengumpulan data observasi dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukan beberapa scene yang mengandung pesan
moral seperti kejujuran, bertanggung jawab, kemandirian moral, keberadian moral,
kritis.
Kata Kunci : Pesan Moral, Semiotika, Film.

xvi
Abstract

ANALYSIS SEMIOTIC MORAL MASSAGES THE FILM


QUARANTINE TALES

HABIB ALI AKBAR


189110136

This study aims to determine the moral message contained in the film, using
qualitative methods and Roland Barthes’ semiotic analysis approach. The film that
is the subject of this research is Quarantine Tales, which is an omnibus film.
Reporting from Kompas.com, the explanation of this omnibus film is a collection of
short films that are made into one feature-length film and have one theme. Films
with this subgenre can also be found in Indonesian films with various themes such
as life, family, and love (Kompas.com, 2021). Quoted from Kincir.com, the film
Quarantine Tales consists of five stories that were worked on by five different
directors. The directors who also worked on this film are Dian Sastro, Ifa Isfansyah,
Jason Iskandar, Aco Tenri, and Sidharta Tata (Kincir.com, 2020). This study also
uses triangulation techniques to check the validity of the data and uses observation
and documentation data collection techniques. The results of this study show
several scenes that contain moral messages such as honesty, responsibility, moral
independence, moral courage, critical.
Keyword : Moral messages , Semiotic , Films.

xvii
‫ملخص‬
‫التحليل السيميائي للرسالة األخالقية في فيلم قصة الحجر الصحي‬

‫‪HABIB ALI AKBAR‬‬


‫‪1891101136‬‬

‫تهدف هذه الدراسة إلى تحديد الرسالة األخالقية التي يحتوي‬


‫عليها الفيلم ‪ ،‬باستخدام األساليب النوعية ومنهج روالن بارت‬
‫في التحليل السيميائي‪ .‬الفيلم موضوع هذا البحث هو حكايات‬
‫ًا لتقرير من كومباس‪.‬كوم ‪ ،‬فإن‬
‫الحجر الصحي ‪ ،‬وهو فيلم جامع‪ .‬وفق‬
‫شرح هذا الفيلم الجامع هو مجموعة من األفالم القصيرة التي تم‬
‫ًا‬
‫إنتاجها في فيلم طويل واحد ولها موضوع واحد‪ .‬يمكن أيض‬
‫العثور على أفالم بهذا النوع الفرعي في األفالم اإلندونيسية‬
‫بمواضيع مختلفة مثل الحياة واألسرة والحب (كومباس‪.‬كوم ‪.)2021،‬‬
‫نقالً عن المروحة‪.‬كوم ‪ ،‬يتكون فيلم حكايات الحجر الصحي من خمس‬
‫قصص عمل عليها خمسة مخرجين مختلفين‪ .‬المخرجون الذين عملوا‬
‫أيضًا في هذا الفيلم هم ديان ساسترو وإيفا إسفانسياه وجيسون‬
‫)المروحة‪.‬كوم‪ . ( 2020،‬إسكندر وأكو تينري وسيدارتا تاتا‬
‫تستخدم هذه الدراسة أيضًا تقنيات التثليث للتحقق من صحة‬
‫البيانات واستخدام تقنيات جمع بيانات المراقبة والتوثيق‪.‬‬
‫تظهر نتائج هذه الدراسة عدة مشاهد تحتوي على رسائل أخالقية‬
‫مثل الصدق والمسؤولية واالستقالل األخالقي والشجاعة األخالقية‬
‫والنقدية‪.‬‬

‫الكلمات الرئيسية‪ :‬الرسائل األخالقية ‪ ،‬السيميائية ‪ ،‬األفالم‪.‬‬

‫‪xviii‬‬
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia yang hidup selalu berkaitan erat dengan komunikasi, bahkan dalam

kehidupan sehari-hari manusia selalu mengunakan komunikasi untuk

menyampaikan pesan, dari dalam bentuk doa, per-orangan, kelompok, organisasi,

hingga dalam media. Sederhananya komunikasi dapat terjadi apabila ada antara

komunikator dan komunikan. Semakin berkembangnya waktu film menjadi salah

satu media saluran yang menyampaikan pesan, apakah itu pesan verbal atau

nonverbal. Hal ini disebabkan karena film dibuat dengan tujuan tertentu, kemudian

hasilnya diproyeksikan ke layar lebar atau saat ini sudah bisa dinikmati dengan

menggunakan layanan streaming kemudian ditonton oleh sejumlah khalayak

(Dzauqi, 2018).

Film itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu karya yang merupakan pranata

sosial dan media komunikasi massa yang dibuat menggunakan unsur sinematografi

dengan memunculkan suara atau tanpa suara serta dapat dipertampilkan. Film bisa

dimaksud masuk sebagai komunikasi massa karena bentuk komunikasi yang

digunakan saluran media yang menghubungkan komunikator dan komunikan

secara massal, atau dalam arti berjumlah banyak, tersebar dimana-mana,

khalayaknya hetorogen dan anonym, serta menimbulkan efek tertentu (Vera, 2014:

91).

Disaat menonton film penonton seakan-akan bisa dapat dibuat menembus

ruang dan waktu yang menceritakan kehidupan dan bahkan mempengaruhi

1
2

penikmatnya. Film yang dapat dikatakan mempunyai satu sasaran yaitu menarik

perhatian orang terhadap muatan atau isi masalah yang ada terkandung didalam film

tersebut. Selain itu, film juga dirancang untuk melayani keperluan publik terbatas

maupun publik yang seluas-luasnya ( Liliweri, 2014: 378).

Pada umumnya film tersebut dapat di kelompokkan ke dalam dua bagian

dasar, yaitu kategori film melalui cerita dan non cerita. Lalu, pendapat lain

menggolongkan menjadi film fiksi dan non fiksi. Film cerita atau fiksi ini adalah

film yang di produksi berdasarkan cerita yang dikarang, dimainkan, oleh aktor dan

aktris tertentu. Film non cerita atau non fiksi adalah film yang mengambil

kenyataan sebagai subjeknya, yaitu merekam kenyataan dari pada fiksi tentang

kenyataan (Vera, 2014: 95).

Dalam perkembangannya, film memiliki jenis-jenis genre nya antara lain;

film horror, film drama, film romantis, film drama keluaga, film kolosal, film

thriller, film fantasi, film komedi, film misteri, film laga, Sci fi, film animasi, film

pendek, film Panjang, film dokumenter ( Liliweri, 2014: 378).

Film tidak hanya sekedar hiburan semata tetapi mengandung pesan-pesan

yang dikemas dalam bentuk cerita fiksi maupun non fiksi. Film fiksi merupakan

film yang dibuat berdasarkan imajinasi manusia. Sedangkan non-fiksi,

pembuatannya diilhami oleh kejadian yang benar-benar terjadi, yang kemudian

diperkaya dengan unsur sinematografis seperti efek suara, musik, cahaya, dan

skenario yang memikat. Sebuah cerita film umumnya dimainkan oleh sejumlah

aktor dibawah arahan sutradara. Cerita film biasanya didasarkan atas skenario yang

telah ditulis sebelumnya. Meskipun dimensi hiburannya lebih dominan, namun


3

melalui film terkandung banyak pesan yang bermanfaat bagi masyarakat. Pesan di

film dapat terbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut umumnya sebuah

film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan Pendidikan, hiburan dan

informasi. Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambang-lambang

yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan

sebagainya (Liliweri, 2014: 377).

Selain bertujuan sebagai hiburan masyarakat, film juga sebagai media

informasi tentang isu - isu sosial di masyarakat. Ketika kita menikmati adegan film

tersebut secara tidak langsung kita benar-benar menghayati dan megaitkan dengan

realitas yang ada. Karena inilah masyarakat luas bisa mengerti dan paham tentang

tujuan film itu dibuat. Sebab, film tidak hanya sebagai sarana hiburan saja, tetapi

sebagai sarana komunikasi,

Film yang menjadi bahan penelitian ini adalah film yang berjudul

Quarantine Tales, yang merupakan film omnibus. Dilansir dari Kompas.com

penejalasan Film omnibus ini suatu kumpulan film pendek yang dijadikan satu film

panjang dan memiliki tema tunggal. Film dengan subgenre ini juga dapat ditemukan

dalam film-film Indonesia dengan berbagai tema seperti kehidupan, keluarga, dan

cinta (Kompas.com, 2021). Dikutip dari Kincir.com Film Quarantine Tales ini

terdiri dari dari lima kisah yang digarap oleh lima sutradara yang berbeda. Sutradara

yang turut menggarap film ini adalah Dian sastro, Ifa Isfansyah, Jason Iskandar,

Aco Tenri, dan Sidharta Tata ( Kincir.com, 2020).

Ke lima kisah ini memiliki judul yang berbeda, yaitu Nougat (Dian Sastro),

Prankster (Jason Iskandar), Cook Book (Ifa Isfansyah), Happy Girls Don’t Cry
4

(AcoTentri), dan The Protocol (Sidharta Tata). Walau berbeda, kelima kisah yang

ditampilkan di film ini punya tema yang sama atau satu benang merah dalam

keseluruhan filmnya yaitu tentang keresahan yang mungkin banyak orang rasakan

selama pandemi. Namun, kelima cerita yang ditampilkan di film ini menampilkan

isu berbeda yang bisa dibilang cukup relate dengan kondisi banyak orang di tengah

pandemi saat ini.

Film ini dibuka dengan judul Nougat mengangkat kisah tiga saudara

kandung yang terpisahkan oleh jarak dan kesibukan masing-masing. Dalam cerita

ini mereka sedang mengalami susahnya berkomunikasi langsung kepada orang

terdekat semenjak orang tuanya meningal dunia. Tetapi setelah melewati bertahun-

tahun tidak bertemu akhirnya ditahun 2020, mereka berdamai dan memutuskan

untuk berkumpul dirumah peninggalan orangtuanya. Konflik yang dihadirkan

dalam cerita ini berkaitan dengan susahnya mengendalikan ego, sehingga terjadi

miskomunikasi diantara mereka bertiga. Walaupun seluruh scene yang ada di

Nougat dilakukan secara video call suasana haru tetap bisa di berikan dalam cerita

ini.

Lalu film kedua memiliki judul Prankster menceritakan seorang lelaki

youtuber yang suka membuat konten prank kepada orang, dengan sesuka hatinya.

Youtuber ini dengan bangganya menertawakan korbannya didepan fansya, hal

terparah yang dilakukan lelaki ini adalah mencampuri adonan kue dengan bahan

sabun,hingga akhirnya seorang wanita bernama aurel yang tidak tau kue itu sudah

tercampur dengan bahan sabun memakan kue tersebut. Semenjak kejadian itu lidah

aurel tidak bisa merasakan makanan lagi,tetapi sang youtuber itu tidak berhenti
5

mengeprank wanita tersebut. Hingga suatu ketika aurel pun membunuh youtuber

itu dengan cara yang balas dendam, film prankster ini ternyata terinspirasi dengan

youtuber Indonesia yang mengeprank dengan memberi sampah kepada orang lain.

Setalah diberikan suguhan tentang kekesalan kita terhadap prankster

tersebut,judul ketiga pada film ini adalah Cook Book berkisah tentang seorang koki

yang mengisi waktunya selama pandemi dengan menulis buku resep makanan.

Setelah selesai dengan buku resep makannya, chef ini berhasil menulis buku novel

tentang manusia terakhir yang ada di dunia. Dia mendapat inspirasi dari

khayalannya selama berada dirumah saja. Tetapi, seorang temannya yang penerbit

buku membantah chef tersebut untuk merilis novel barunya. Dengan bantahan

tersebut chef itu teringat dengan kejadian masa lalunya, dan akhrinya sadar bahwa

apa yang di khayalnya itu sangat salah. Cerita awal Cook Book mungkin terlihat

simple seperti manusia biasa pada umumnya mengisi kekosongan waktu saat awal

karantina covid 19, tetapi film ini tidak se-simple yang dikira karena ada hal yang

menyampaikan tentang kejadian yang kelam di Indonesia yaitu tahun 1998.

Film ke empat ini berjudul Happy Girls Don’t Cry bagian film ini berkisah

tentang seorang anak perempuan yang hidup di keluarga menengah kebawah ia

tinggal bersama bapak, ibu, dan ikan kesayangan peninggalan dari mendiang

adiknya. Suatu hari ia ingin mendapatkan giveaway dari youtuber yang di

tontonnya, segala aturan yang ada dilakukan untuk mendapatkan hadiah dari

youtuber tersebut. Dan akhirnya, si anak perempuan ini tadi memenangkan

computer yang dia inginkan. Namun baru beberapa saat barang itu datang si bapak

ingin menjual yang didapati anaknya tersebut dengan sebab keadaan yang terlilit
6

hutang. Sang bapak memaksa menjual computer tersebut untuk melunasi hutang-

hutang yang ada, tetapi si anak perempuan yang di panggil kakak ini tetap menolak

untuk menjual barang yang didapatinya dari youtuber tersebut. Akhirnya, si kakak

memaksakan diri pergi dari rumahnya. Cerita di film ini memiliki plot twist yang

membuat penonton terdiam setelah menontonnya.

Pada bagian terakhir ada film yang berjudul the protocol , film penutup ini

menceritakan dua orang pemuda yang baru selesai merampok. Di tengah perjalanan

teman seorang pemuda ini tiba-tiba meninggal. Lantas dengan kejadian itu seorang

pemuda di panggil abang mengaitkan meninggal temannya ini dengan covid-19,

karena si abang tidak mau tertular dia membuang mayat temannya. Akhirnya mayat

pun berhasil dibuang si abang dengan perjuangan yang ekstra,dan dia pun

memarahi orang yang ditelfonnya dengan kata “ lain kali kalo mau ngelakuin

apapun, mau aksi apapun, swab! Ikutin protokol!” ( Sinopsis; Quarantine Tales).

Dikutip dari halaman Cinevers Quarantine Tales merupakan film antologi

dari lima kisah berbeda yang bercerita tentang lima kisah tentang rasa kehilangan

dari masa lalu yang masih membayangi, rasa bersalah, ketakutan, balas dendam,

dan rasa sayang. Film ini secara keseluruhan menceritakan kehidupan orang-orang

yang hidup dimasa pandemi covid-19 (Cinevers.id,2020). Setelah peneliti

mengamati adegan yang ada di film tersebut, secara tidak langsung ternyata

memberi tanda pesan moral yang mampu untuk menyadarkan kita.

Salah satu pesan yang terkandung dalam film yaitu pesan moral. Pesan

moral yang disampaikan lewat sarana komunikasi terdapat banyak jenisnya. Salah

satunya adalah melalui media film yang bersifat komprehensif bagi masyarakat.
7

Film adalah karya estetika dan alat informasi yang dapat menghibur dan dijadikan

sebagai sarana edukasi bagi penikmatnya. Moral selalu mengarah kepada baik

buruknya manusia dengan manusia sehingga dalam segi pandangan, moral

merupakan pandangan hidup manusia dan di lihat dari bentuk kebaikannya sebagai

seorang manusia (Manesah, 2018).

Moral berasal dari Bahasa latin mores. Mores tersebut berasal dari kata mos

yang berarti kesusilaan, tabiat, atau kelakuan. Secara etimologi kata moral arti nilai-

nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok

dalam mengatur tingkah lakunya. Sehingga apa bila seseorang yang di nyatakan

tidak bermoral, maka yang dimaksud dengan perkataan ini adalah perbuatan orang

tersebut dianggap melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku di

kehidupan suatu masyarakat atau komunitas (Sartika, 2014).

Berbagai pesan-pesan yang mengandung nilai moral seperti kejujuran,

kemandirian, rasa tanggung jawab, keberanian, dan kritis ditunjukkan dalam film.

Pesan moral di ambil dari penafsiran cerita film tersebut melalui adegan yang

mengandung gagasan mengenai tentang ajaran baik buruknya perbuatan dan

kelakuan atau nilai luhur. Hal ini berhubungan dengan kehidupan seperti sikap,

tingkah laku, prinsip, pendirian, dan sebagainya. Penyampaian yang disajikan

sutradara tersebut melalui penampilan aktor-aktor pada cerita ( Weisarkurnai,

2017).

Komunikasi mempunyai suatu peranan yang sangat penting dalam

kehidupan kita karena ini merupakan alat untuk menyampaikan pesan antar

manusia,baik pesan bersifat verbal maupun non verbal. Ilmu komunikasi yang salah
8

satu unsurnya adalah pesan yang disampaikan komunikator dengan tujuan supaya

pesan tersebut dimengerti oleh penerima juga menggunakan semiotika sebagai salah

satu alternarif cara membongkar tanda untuk menemukan makna. Pesan komunikasi

yang dapat disampaikan secara langsung maupun menggunakan media, baik media

massa ataupun non massa. Pesan melalui media massa bermacam-macam;

film,iklan,artikel,buku,lagu, semua sarana yang digunakan untuk menyampaikan

pesan kepada khalayak yang luas. Kehidupan sosial seringkali digambarkan dalam

tayangan film. Dengan demikian simbol yang tersirat dalam film dapat ditransfer

oleh penonton ke dalam kehidupannya (Mudjiono, 2020).

Membicarakan pesan dalam proses komunikasi, kita tidak bisa melepaskan

diri dari apa yang disebut simbol dan kode, karena pesan yang dikirim komunikator

kepada penerima terdiri atas rangkaian simbol dan kode (Cangara, 2012). Dalam

memahami pesan-pesan tersebut,kadang menemui kendala baik kendala Bahasa (

verbal atau non verbal) maupun budaya, Di sinilah semiotika dapat membantu

memecahkan persoalan dalam memaknai tanda ( Vera, 2014: 6).

Semiotika singkatnya merupakan studi yang membahas tentang tanda-

tanda, studi ini tentang bagaimana masyarakat yang hidup memproduksi makna dan

nilai-nilai dalam sebuah sistem komunikasi disebut semiotika. Secara etimologis

semiotik berasal dari kata Yunani simeon yang berarti “tanda”. Secara terminologis,

semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-

objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Semiotik sebagai

ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengannya : cara berfungsinya,
9

hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka

yang mempergunakannya (Sobur, 2013: 13).

Semiotika dalam wilayah kajian ilmu komunikasi juga memiliki pengakuan

yang luas. Semiotika dapat diterapkan pada berbagai level dan bentuk komunikasi,

seperti komunikasi massa, komunikasi antarbudaya, komunikasi politik, dan

sebagainya. Dalam komunikasi masa misalnya kajian semiotika bisa dapat di

aplikasikan pada film, televisi, iklan, lagu, foto, jurnalistik, dan lain-lain ( Vera,

2014: 10).

Roland Barthes sebagai salah satu tokoh semiotika melihat signifikasi

sebagai sebuah proses yang total dengan suatu susunan yang sudah terstruktur.

Signifikasi itu itu tak terbatas pada bahasa,tetapi terdapat pula pada hal -hal yang

lain diluar bahasa. Pada akhirnya Barthes menanggap kehidupan sosial sendiri

merupakan suatu bentuk dari signifikasi. Dengan kata lain, kehidupan sosial,

apapun bentuknya,merupakan suatu sistem tanda tersendiri. Dalam pernyataannya,

Roland Barthes menjelaskan bahwa bahasa merupakan sistem tanda yang

mencerminkan asumsi-asumsi dari masyarakat tertentu dalam waktu tertentu

(Sobur, 2013: 63).

Pengayaan pola pikir mengenai semiotika dan film sebenernya bisa diteliti

dengan melakukan identifikasi terhadap simbol dan kode budaya yang terdapat

dalam film. Semiotika membantu untuk memahami bahwa kode budaya dalam film

merupakan gabungan konsep tanda dengan kultur masyarakat. Indentifikasi yang

paling dominan yaitu melalui Bahasa yang digunakan. Bahasa sebagaimana

diketahui mencakup kode-kode representasi makna yang ingin diungkapkan oleh si


10

pengirim pesan, sehingga didalam Bahasa kita bisa mengetahui makna apa yang

terkandung serta bagaimana kita akan menanggapi pemaknaan tersebut. Konsep

kerja semiotika dan film pada tataran ini bisa kita ketahui dalam korelasinya,

sehingga kita bisa mengambil sebuah kesimpulan bahwa antara semiotika dengan

film merupakan sebuah bentuk relasi pemaknaan mengenai penyampaian bentuk-

bentuk simbol visual dan linguistik dalam konsep sinematografis ( Prasetya, 2019:

43).

Tujuan dari meneliti film ini karena di dalamnya terdapat berbagai tanda

dan pesan yang tentunya dapat bermanfaat bagi khalayak luas. Oleh karena itu

menjadi menarik untuk menelusuri tanda apa yang ada dalam film ini. Terutama

bagaimana tanda-tanda dalam film ini merepresentasikan pesan moral yang ada.

Pada umunya film dibangun dengan banyak tanda-tanda,yaitu

dikolaborasikan untuk mencapai efek yang diinginkan. Karena film merupakan

produk audio visual, maka tanda-tanda ini berupa gambar dan suara. Tanda-tanda

tersebut adalah sebuah gambaran tentang sesuatu, ditambah lagi film ini merupakan

kisah yang sebagaimana sangat erat kaitannya dengan orang-orang yang ada

disekitar kita. Dari apa yang telah dipaparkan di atas, maka dari itu peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL

DALAM FILM QUARANTINE TALES karena didalam film ini terdapat pesan-

pesan yang dapat kita terapkan.


11

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dengan judul Analisis Semiotika

tentang mengambil Pesan Moral Dalam Film Quarantine Tales indentifikasi

masalahnya adalah:

1. Pada film yang pertama Nougat terjadinya misskomunikasi yang disebabkan

jarang ketemu secara langsung oleh 3 saudara ini, karena hal itu akhirnya memiliki

dampak fatal terhadap hubungan mereka.

2. Kurangnya etika seorang youtuber Prankster yang akhirnya membuat dirinya

mendapatkan nasib buruk, hal ini bisa menjadi pelajaran untuk kita agar lebih

mengerti etika, tata krama, atau sopan santun terhadap orang lain.

3. Kisah Cookbook merupakan masih terbekasnya kejadian kelam dimasa lalu yang

membuat chef tersebut mengalami tidak bisa move on dari pacarnya.

4. Dalam cerita Happy girls don’t cry dilihatkan kehidupan keluarga dari menengah

ke bawah yang ingin mendapatkan keuntungan dimasa pandemi dengan cara

giveaway. Kurangnya contoh baik serta perhatian dalam keluarga ini membuat anak

memiliki sifat yang kurang ajar, hingga halusinasi.

5. Penutupan film di suguhkan dengan cerita yang berjudul The protocol yang

menggabarkan kepanikan seseorang dalam menghadapi kematian temannya yang

diduga penyebabnya karena covid-19. Film ini menjadi sebuah pesan untuk kita

bahwa harus menaati protokol dari pemerintah.


12

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas,maka fokus

penelitian ini adalah :

Meneliti pesan moral yang terdapat pada film Quarantine Tales melalui

analisis semiotika pendekatan Roland Barthes.

D. Rumusan Masalah

Menurut latar belakang dan identifikasi masalah hal ini mengacu kepada

perkembangan kehidupan dan perubahan sosial yang ada saat ini, maka yang

menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: “ bagaimana pesan moral yang

terdapat dalam film Quarantine Tales? ”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan

Sesuai dengan perumusan masalah serta focus penelitian diatas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah, mengetahui pesan moral yang terdapat pada

film Quarantine Tales.

b. Manfaat Penelitan

1. Manfaat Akademis

penelitian ini diharapkan mampu memberikan deskripsi dalam

membaca makna yang terkandung dalam sebuah film melalui

semiotika. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat

memberikan efek positif dari pesan moral yang terdapat dalam film.
13

2. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan dan informasi

untuk memilih tontonan yang terdapat unsur pesan moral dalam film

tersebut.

b. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi para pengkaji

masalah ilmu komunikasi khususnya yang berminat untuk meneliti

masalah yang sama, dan sebagai bahan perbandingan.

3. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi

pengembangan ilmu komunikasi, serta sebagai tambahan referensi

bahan pustaka,khususnya penelitian tentang analisis semiotika film.

b. Mengembangkan pengetahuan dan wawasan penelitian tentang

analisis semiotik unsur pesan moral dalam sebuah film, seklaigus

mengetahui tata cara melakukan penelitian serta analisis data

penelitian serta analisis data penelitian sesuai dengan jenis penelitian

(kualitatif dan kauntitatif).

c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan literatur

kepustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Riau.

d. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

(S.I.Kom) pada Fakultas Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Riau.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Literatur

1. Semiotika

Semiotika merupakan studi atau metode analis tentang tanda dan makna

tanda,demikian pengertian sederhananya dari semiotika. Secara Etimologis, istilah

Semiotik berasal dari kata Yunani: Semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri

didefiniskan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun

sebelumnya, dapat di anggap mewakili sesuatu yang lain. Secara terminologis,

semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-

objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Semiotik sebagai

ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengannya: cara berfungsinya,

hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka

yang mempergunakannya (Sobur,2013: 16).

Ilmu semiotik atau semiologi merupakan pembahasan ilmu yang mengkaji

mengenai pemaknaan dari suatu tanda. Ahli filsafat yang mengkaji mengenai tanda

pertama kali berasal dari ranah ilmu bahasa/linguistic yaitu Ferdinand de Saussure

dan Pierce. Mereka mengkaji tentang ilmu tanda ini merujuk pada penggunaan

tanda dalam bahasa, dalam artian mengkaji mengenai makna yang terkandung

dalam bahasa. Saussure lebih menekankan pada struktur yang menyusun sebuah

bahasa daripada pemakaian bahasa. Bahasa yang terstruktur, lebih memiliki identik

dengan paham strukturalis. Dengan begitu pemahaman strukturalis tentang

14
15

kebudayaan terkait dengan sistem relasi dari struk yang membentuk tata Bahasa

yang memungkinkan munculnya makna (Prasetya, 2019: 5).

Permainan tanda dan makna yang terkandung di dalamnya merupakan

bentuk sistem-sistem tanda yang dipahami secara struktural. Barthes memberikan

pemikirannya dan menyebutkan sebagai signifikasi tanda. Tiap filsuf memiliki

ranah pemikiran tersendiri dalam mengkaji semiotik, tetapi walaupun tiap-tap ahli

filsuf ini memiliki ranah tersendiri dalam mengkaji semiotik pemikiran mereka

tetap tertuju pada satu aspek yaitu pemaknaan tanda (Prasetya, 2019: 6).

Relasi antartanda menjadi salah satu fokus dalam sebuah konsep semiotika,

konsep dasar dari semiotika ini adalah mempelajari tanda yang memiliki makna,

tentunya harus relevan dengan kebutuhan masyarakat. Sehinga keberadaan budaya

yang sangat erat dengan nilai, norma dan segala bentuk aturannya, tidak bisa di

kesampingkan begitu saja. Dalam hal ini barthes mengistilahkan semiotika pada

dasarnya hendak mempelajari bagaimana manusia maknai hal-hal (Prasetya, 2019:

6).

Semiotika lebih jelasnya lagi suatu studi ilmu atau metode analisis untuk

mengkaji tanda dalam suatu konteks skenario, gambar, teks, dan adegan di film

menjadi sesuatu yang dapat dimaknai (Vera, 2014: 3).

Semiotika dikelompokkan menjadi tiga bagian atau tiga cabang ilmu tentang tanda

yaitu ;

1. Semantics, merupakan suatu pelajaran yang sebagaimana memahami

suatu tanda berkaitan dengan yang lain.


16

2. Syntastics, Ilmu yang mempelajari bagaimana sebuah tanda memiliki

arti dengan tanda yang lain.

3. Pragmatics, Keilmuan yang membahas tentang tanda dipergunakan

dalam kehidupan sehari-hari (Vera, 2014: 3).

Sedangkan studi tentang bagaimana mengorganisasikan sistem tanda-tanda dan

penggunaannya disebut syntactic and pragmatic codes. Syntactic mempelajari

bahwa sebuah tanda mempunyai arti bila dikaitkan dengan tanda yang lain dalam

sebuah aturan susunan, atau disebut sebagai tata bahasa. Sebaliknya, pragmatic

mempelajari bahwa suatu memiliki arti tergantung pada kesepakatan sehari-hari

sebuah komunitas. Misalnya, kata clean bagi penggemar tato adalah bagian tubuh

yag belum ditato, sedangkan bagi komunitas lain kata clean berbeda maknanya

(Vera. 2014: 4).

Berdasarkan lingkup pembahasannya, semiotika dibedakan atas tiga

mascam antara lain sebagai berikut;

1. Semiotika Murni

Semiotik murni merupakan suatu yang sering disebut juga sebagai pure

semiotic membahas tentang dasar filosofis semiotika yang terkait dengan

metabahasa, dalam arti hakikat bahasa secara universal. Misalnya, pembahasan

tentang hakikat bahasa sebagaimana dikembangkan oleh Saussure dan Peirce.

2. Semiotika Deskriptif

Semiotika Deskrpti suatu lingkup semiotika yang membahas tentang semiotika

tertentu misalnya sistem tanda tertentu atau bahasa tertentu secara deskriptif.
17

3. Semiotika Terapan

Semiotika Terapan adalah sebuah lingkup semiotika yang membahas tentang

penerapan semiotika pada bidang atau konteks tertentu, misalnya dengan

kaitannya dengan sistem tanda sosial, sastra, komunikasi, periklanan, dan

sebagainya (Vera, 2014: 4).

Semiotika juga memiliki Sembilan macam semiotik. Dengan penjelasan sebagai

berikut ;

1. Semiotik analitik, merupakan semiotik untuk menganalisis sistem tanda.

Menurut pernyataan Peirce semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya

menjadi ide, objek, dan makna. Suatu Ide dapat dikatan sebagai lambang,

sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu pada

objek tertentu.

2. Semiotika deskriptif menunjukkan suatu sistem tanda yang dapat dialami oleh

siapa saja, sekalipun ada tanda-tanda yang selalu sama seperti sekarang ini.

Misalnya, langit mendung yang menandakan akan segera turun hujan, merupakan

tanda yang bersifat permanen dengan tafsir tunggal (monosemiotik).

3. Semiotik faunal, menganalisis sistem tanda dari hewan-hewan ketika

berkomunikasi diantara mereka dengan menggunakan tanda-tanda tertentu, yang

sebagiannya dapat dimengerti oleh manusia. Contohnya, disaat ayam jatan

berkokok pada malam hari, dapat dimengerti sebagai waktu penunjuk waktu,

yakni malam hari sebentar lagi berganti pagi. Induk ayam betina yang berkotek-

kotek ditandai ayam itu telah bertelur atau ada yang mengganggunya.
18

4. Semiotik kultural, menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudaayan

masyarakat tertentu. Olah karna semua suku, bangsa, atau negara memiliki

kebudayaan masing-masing, maka semiotika menjadi metode dan pendekatan

yang diperlukan untuk membedah keunikan, kronologi, kedalaman makna, dan

berbagai variasi yang terkandug dalam setiap kebudayaan tersebut.

5. Semiotik naratif, yaitu semiotika yang mengkaji sistem simbolik suatu cerita

berupa mitos dan tradisi lisan (folklore).

6. Semiotik natural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem yang dihasilkan

oleh alam. Misalnya, Badan Meteorologi Klimatologi dam Geofisika (BMKG)

melihat awan bergulung di atas kota Jakarta, sebagai dasar perkiraan hujan akan

turun mengguyur kota Jakarta. Missal lainnya, petir yang menyertai hujan

menandakan bahwa terdapat awam yang bergulung tebal, dan hujan dipastikan

turun dengan lebat.

7. Semiotik normatif, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang

dibuat manusia yang berwujud norma-norma.

8. Semiotik sosial, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang

dihasilkan oleh manusia berwujud lambang, baik lambang berwujud kata ataupun

kalimat. Ancangan ini diperaktikkan oleh halliday. Tokoh yang satu ini

memaksudkan judul bukunya language and social semiotik, sebagai semiotik

sosial yang menelaah sistem tanda yang terdapat dalam bahasa.

9. Semiotik struktural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang

dimanidestasikan melalui structural bahasa (Vera, 2014: 5).


19

Tradisi mengenai semiotik senidiri merupakan perpaduan dari pemikiran

berbagai ahli yang ada seperti Ferdinand de Saussure, Roland Barthes, Charles

Sanders Peirce, Umberto Eco, John Fiske dan lain sebagainya. Kajian mereka

mengenai ilmu tanda memberikan suatu pemahaman terbaru yang berkaitan dengan

pemaknaan tanda ( Prasetya, 2019: 6).

Sesuai dengan penelitian ini, keterkaitan film terhadap perspektif semiotika

menjadi sebuah hal yang menarik untuk diteliti. Banyak ahli-ahli filsafat yang

mengkaji mengenai ranah semiotika, seperti Ferdinand de Saussere, Roland

Barthes, Derrida, Lacan dan sebagainya. Roland Barthes yang terkenal dengan

esainya yaitu Myth Today mampu mengubah pandangan dunia mengenai suatu

fenomena. Barthes memberika satu contoh yang sering dikutip tentang cara

signifikasi, mitos, dan ideologi. Dengan kemampuan Barthes di ranah semiotik ini

menjadi sebuah fenomena tersendiri yang merubah dunia. Walaupun Saussure lebih

terdahulu mengkaji mengenai semiotika, tetapi sumbangan pemikiran Barthes yang

mampu memberikan pengaruh di dunia, khususnya ilmu semiotik. Diskursus

semiotik ala Barthes merupakan sebuah kajian yang cukup menarik apabila

digunakan dalam menganalisis film, karena membagi menjadi dua aspek yaitu

denotasi dan konotasi (Prasetya,2019: 18).

Maka dengan begitu peneliti pun tertarik menggunakan pemikiran dari Roland

Barthes dalam mengkaji tanda pesan moral dalam film Quarantine Tales.
20

2. Semiotika Roland Barthes

Roland Barthes ini merupakan murid atau pengikut dari Ferdinand de

Saussure, Roland Barthes tentunya menyerap ilmu sekaligus mendedikasikan

pemikirannya dalam ilmu semiotika. Barthes menyebut kajian keilmuannya ini

dengan nama semiologi. Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir

strukturalis yang mempraktikkan model linguistik dan semiologi Saussurean. Lahir

pada tahun 1915 di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai

Atlantik di sebelah barat daya Prancis (Vera,2014: 14). Barthes mengembangkan

pemikiran Saussure tentang semiologi dan mengimplementasikannya dalam konsep

budaya. Ia melontarkan konsep tentang konotasi dan denotasi sebagai kunci dari

analisisnya, berikut merupakan model semiotika Roland Barthes yang merupakan

hasil pengembangan dari model semiotika Saussure:

Tabel 2.1. Model Semiotika Roland Barthes

1. SIGNIFIER 2. SIGNIFIED
(Penanda) (Petanda)
3. DENOTATIVE SIGN
(Tanda Denotatif)
I. CONNOTATIVE SIGNIFIER II. CONNOTATIVE SIGNIFIED
(Penanda Konotatif) ( Petanda Konotatif
III. CONNOTATIVE SIGN

(Tanda Konotatif)

( Sumber: AB, Prasetya. 2019. Analisis Semiotika Film dan Komunikasi )

Tabel diatas menjelaskan tentang perjalanan makna dari sebuah objek yang

diamati. Secara mendasar konsep narasi yang diajukan Roland Barthes lebih

menekankan terhadap pembentukan sebuah makna. Barthes juga mengawali


21

konsep pemaknaan tanda dengan mengadopsi pemikiran Saussure, namun dia

melanjutkannya dengan memasukkan konsep denotasi dan konotasi. Tanda

denotasi lebih merupakan pada penglihatan fisik, apa yang nampak, bagaimana

bentuknya, dan seperti apa aromanya. Denotasi merupakan tataran dasar dari

pemikiran Barthes. Level selanjutnya adalah penanda konotatif dan petanda

konotatif. Tataran ini lebih pada bentuk lanjut sebuah pemaknaan. Dalam tataran

konotasi, kita sudah tidak melihat dalam tataran fisik semata, namun sudah lebih

mengarah pada apa maksud dari tanda tersebut yang tentunya dilandasi oleh peran

serta dari pemikiran si pembuat tanda. Hingga pada tataran tanda konotasi inilah

sebuah tanda dengan maksud tertentu dapat dikomunikasikan (Prasetya, 2019: 12).

Secara ringkas denotasi adalah yang disepakati bersama secara sosial atau

yang rujukannya pada realitas. Sedangkan tanda konotatif merupakan tanda yang

penandanya mempunyai keterbukaan makna atau makna yang implisit, tidak

langsung, dan tidak pasti, artinya terbuka kemungkinan terhadap penafsiran-

penafsiran baru. Dalam semiologi Barthes, denotasi merupakan sistem signifikansi

tingkat pertama, sedangkan konotasi merupakan signifikansi tingkat kedua ( Vera,

2014: 28). Untuk contoh lebih mudah dapat dilihat dalam gambar berikut.
22

Gambar 2.1. Contoh Model Semiotika Barthes

( Sumber: AB, Prasetya. 2019. Analisis Semiotika Film dan Komunikasi )

Pada gambar di atas kita bisa melihat ada dua konsep narasi yang merujuk

pada sebuah benda yaitu bunga mawar. Secara naratif kata “ mawar ” merujuk pada

bentuk tanaman bunga berwarna merah dengan wujud tertentu, yang pada kajian

Roland Barthes disebut tataran denotasi. Kemudian beranjak pada tataran konotasi

( yang bisa berlanjut dalam mitos) yaitu ketika bunga mawar diartikan sebagai

konsep cinta. Hingga saat ini bunga mawar dianggap sebagai mitos dalam dunia

percintaan (Prasetya, 2019: 13).

Barthes menjadi tokoh yang begitu identic dengan kajian semiotik.

Pemikiran semiotik Barthes bisa dikatakan paling banyak digunakan dalam

penelitian. Konsep pemikiran Barthes terhadap semiotik terkenal dengan konsep

mythologies atau mitos. Sebagai penerus dari pemikiran Saussure, Rolan Barthes

menekan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural

penggunaanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami

dan diharapkan oleh penggunanya. Konsep pemikiran Barthes yang operasional ini
23

dikenal dengan Tatanan Pertandaan. Secara sederhana, kajian semiotik Barthes bisa

dijabarkan sebagai berikut (Prasetya, 2019: 14).

1. Denotasi, denotasi merupakan makna sesungguhnya, atau sebuah fenomena

yang tampak dengan panca indera, atau bisa juga disebut deskripsi dasar.

Contohnya adalah lampu lalu lintas. Secara denotasi hanya sebuah lampu yang

berwarna merah, kuning, dan hijau; dan berada di jalan raya.

2. Konotasi, konotasi merupakan makna-makna kultural yang muncul atau bisa

juga disebut makna yang muncul karena adanya konstruksi budaya sehingga

ada sebuah pergeseran, tetapi tetap melekat pada simbol atau tanda benda

tersebut. Pada tataran konotasi, lampu lalu lintas memiliki makna yang

beragam dan tiap warna memiliki arti tersendiri, yaitu warna merah harus

berhenti, warna kuning hati-hati dan hijau artinya jalan.

Dua aspek dari kajian di atas merupakan kajian utama dalam meneliti

mengenai semiotik. Barthes juga menyertakan aspek mitos, yaitu ketika konotasi

menjadi pemikiran popular di masyarakat, maka mitos telah terbentuk terhadap

tanda tersebut. Pemikiran Barthes ini yang dianggap paling operasional sehingga

digunakan dalam penelitian. Dapat dikatakan bahwa konotasi merupakan makna

yang terbentuk berdasarkan konstruksi pemikiran penggunaanya yang didasari dari

adanya kebudayaan. Ketika kebudayaan mengonstruksi pemikiran seseorang, maka

yang terjadi adalah pemikiran yang berlandaskan dari budaya tersebut. Implikasi

yang terjadi adalah dalam memandang setiap fenomena selalu bersumber dari nilai-

nilai atau norma budaya yang dijadikan pedoman tersebut ( Prasetya, 2019: 14).
24

3. Mitos

Kata mitos berasal dari kata Yunani mythos yang awalnya

merupakan cerita-cerita yang diterima sebagai anugerah dewa-dewa dan cerita-

cerita tersebut menyajikan model kepahlawanan dan keberanian. Dalam

perkembangannya, mitos didefinisikan dalam berbagai bentuk. Campbell

mengategorikan mitologi menjadi dua, yaitu traditional mythology dan creative

mythology. Dalam mitologi tradisional, dikatakannya simbol disajikan dalam ritual

yang tetap berada dalam masyarakat, yang dengan simbol tersebut individu

diharuskan mengalami, atau berpurapura mengalami, pemikiran, perasaan, dan

komitmen. Sebaliknya, mitologi kreatif menurutnya merupakan gagasan yang

diciptakan manusia yang mempunyai nilai yang sedalam dan sekuat mitos yang

dikombinasikan kepada masyarakat dan kemudian hidup dalam masyarakat (Adi,

2011).

Dengan demikian, mitos memiliki arti yang berbeda-beda, tetapi dapat

dipahami sebagai suatu cerita. Mitos hadir di tengah masyarakat dan bersifat

universal, mitos yang berkembang di dalam suatu masyarakat belum tentu diterima

oleh masyarakat lain. Akan tetapi, tidak tertutup kemungkinan bahwa suatu mitos

dapat diterima oleh kelompok masyarakat yang lain. Mitos itu akan semakin kokoh

apabila semakin banyak “kenyataan” mendukungnya atau mengukuhkannya.

Pengukuhan dapat datang dari kisah-kisah yang dibentuk oleh karya sastra, cerita

yang diwariskan secara lisan dan berkelanjutan, surat kabar, majalah, televisi, atau

pun dari cerita-cerita yang dikomunikasikan melalui film (Viora, 2017).


25

Mitos dalam pandangan Barthes berbeda konsep dengan konsep mitos

dalam arti umumnya. Barthes mengemukakan mitos adalah bahasa, maka mitos

adalah sebuah sistem komunikasi dan mitos adalah sebuah pesan. Dalam

uraiannya, ia mengemukakan bahwa mitos dalam pengertian khusus ini merupakan

perkembangan dari konotasi. Konotasi yang sudah terbentuk lama di masyarakat

itulah mitos. Barthes juga mengatakan bahwa mitos merupakan sistem semiologis,

yakni sistem tanda-tanda yang dimaknai manusia (Hoed, 2014).

Mitos adalah sistem komunikasi, sebab ia membawakan pesan. Ia juga

merupakan salah satu jenis tuturan. Maka, mitos bukanlah objek. Mitos bukan pula

konsep atau suatu gagasan, melainkan suatu cara signfikasi suatu bentuk. Selain itu,

mitos tidak ditentukan oleh objek ataupun suatu gagasan, melainkan cara mitos

disampaikan. Mitos tidak hanya berupa pesan yang disampaikan dengan bentuk

verbal (kata-kata lisan ataupun tulisan), namun juga dalam berbagai bentuk lain

atau campuran antara bentuk verbal dan nonverbal. Misalnya dalam bentuk film,

lukisan fotografi, iklan, dan komik (Sobur, 2013).

Sebuah petanda dapat memiliki beberapa penanda di dalam teori mitos.

Menurut Barthes pada saat media membagi pesan, maka pesan-pesan yang

berdimensi konotatif itulah yang menciptakan mitos. Pengertian mitos di sini tidak

senantiasa menunjuk pada mitologi dalam pengertian sehari-hari, seperti halnya

cerita-cerita tradisional, legenda dan sebagainya. Barthes menyatakan bahwa mitos

merupakan sistem komunikasi juga, karena mitos ini pada akhirnya berfungsi

sebagai penanda sebuah pesan tersendiri. Menurutnya, mitos adalah sebuah cara

pemaknaan dan ia menyatakan mitos secara lebih spesifik sebagai jenis pewacanaan
26

atau tipe wacana. Mitos tidaklah dapat digambarkan melalui obyek pesannya,

melainkan melalui cara pesan tersebut disampaikan. Apapun dapat menjadi mitos,

tergantung dari caranya ditekstualisasikan. Sering dikatakan bahwa ideologi

bersembunyi di balik mitos. Suatu mitos menyajikan serangkaian kepercayaan

mendasar yang terpendam dalam ketidak sadaran representator (Vera, 2014).

Maka pada penelitian ini, makna konotatif yang membentuk mitos tersebut

dijadikan salah satu objek penelitian untuk dapat menyimpulkan pesan moral yang

terkandung pada beberapa adegan film yang memunculkan banyak pandangan

teoritis dari penonton film Quarantine Tales. Proses mengungkap sebuah makna

tidak cukup dengan korelasi antar ekspresi dan isi tidak hanya ditemui lewat kode

saja. tetapi pembacaan interpretatif dan kontekstual yang rumit. Barthes

mengatakan bahwa untuk menafsirkan teks bukan memberinya sebuah makna.

Sebaliknya, menghargai kemajemukan apa yang membangunnya.

Teks adalah suatu wujud penggunaan tanda dalam kehidupan sosial berupa

kombinasi atau kumpulan dari seperangkat tanda yang dikombinasikan dengan cara

tertentu (code) dalam rangkaian yang menghasilkan makna tertentu (meaning).

Semiotika teks beroperasi pada dua jaringan analisis. Pertama, analisis tanda secara

individual. Kedua, analisis tanda sebagai sebuah kelompok atau kombinasi, yaitu

kumpulan tanda-tanda yang membentuk teks. Melalui teks beroperasi lima kode

pokok (Five Major Code) yang di dalamnya terdapat penanda teks , meninjau lima

kode yaitu:

a. Kode Hermeneutika atau kode teka-teki yang berkisar pada harapan pembaca

untuk mendapatkan ―kebenaran‖ bagi pertanyaan yang muncul dalam teks. Kode
27

teka teki merupakan unsur struktur yang utama dalam narasi tradisional. Di dalam

narasi ada suatu kesinambungan antara pemunculan suatu peristiwa teka-teki dan

penyelesaiannya di dalam cerita.

b. Kode Proaretik atau kode tindakan/lakuan dianggap sebagai perlengkapan utama

teks yang dibaca orang, yang artinya antara lain, semua teks yang bersifat naratif.

Barthes melihat semua lakuan dapat dikodifikasi. Pada praktiknnya, ia menerapkan

beberapa prinsip seleksi. Kita mengenal kode lakuan atau peristiwa karena kita

dapat memahaminya.

c. Kode Simbolik merupakan aspek pengkodean fiksi yang paling khas bersifat

struktural, atau tepatnya menurut konsep Barthes, pascastruktural. Pemisahan dunia

secara kultural dan primitif menjadi kekuatan dan nilai-nilai yang berlawanan yang

secara mitologis dapat dikodekan.

d. Kode Gnomik atau kode kultural banyak jumlahnya. Kode ini merupakan acuan

teks ke benda-benda yang sudah diketahui dan dikodifikasi oleh budaya. Menurut

Barthes, realisme tradisional didefinisi oleh acuan ke apa yang telah diketahui.

Rumusan suatu budaya atau subbudaya adalah hal-hal kecil yang telah dikodifikasi

yang diatasnya para penulis bertumpu.

e. Kode Semik atau kode konotatif banyak menawarkan banyak sisi. Dalam proses

pembacaan, pembaca menyusun tema suatu teks. Ia melihat bahwa konotasi kata

atau frase tertentu dalam teks dapat dikelompokkan dengan konotasi kata atau frase

yang mirip. Jika kita melihat suatu kumpulan satuan konotasi, kita menemukan

tema di dalam cerita. jika sejumlah konotasi melekat pada suatu nama tertentu, kita
28

dapat mengenali suatu tokoh dengan atribut tertentu. Perlu dicatat bahwa Barthes

menganggap denotasi sebagai konotasi yang paling kuat dan paling akhir.

Penelitian semiotika yang menggunakan analisis semiotika dari Roland

Barthes dapat menerapkan analisis Barthes yang mana saja, disesuaikan dengan

kebutuhan dalam penelitian tersebut (Vera, 2014).

4. Pesan Moral

a. Pesan

Message atau pesan, yang merupakan suatu gagasan atau ide yang

disampaikan komunikator kepada komunikan untuk tujuan tertentu. Dalam ranah

ilmu komunikasi pesan berarti sesuatu yang disampaikan pengirim kepada

penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media

komunikasi. Adapun isi pesan bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi,

nasihat atau propaganda ( Cangara, 2012).

Semakin berkembangnya waktu film menjadi salah satu media saluran yang

menyampaikan pesan, apakah itu pesan verbal atau nonverbal. Hal ini disebabkan

karena film dibuat dengan tujuan tertentu, kemudian hasilnya diproyeksikan ke

layar lebar atau saat ini sudah bisa ditayangkan di layanan streaming kemudian

ditonton oleh sejumlah khalayak (Dzauqi, 2018).

Pesan di film dapat terbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut

umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan Pendidikan,

hiburan dan informasi. Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme


29

lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara,

perkataan, percakapan dan sebagainya (Liliweri, 2014).

b. Moral

moral dalam arti istilah adalah suatu yang digunakan untuk menentukan

batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara

layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Moral berasal dari Bahasa latin

mores. Mores tersebut berasal dari kata mos yang berarti kesusilaan, tabiat, atau

kelakuan. Secara etimologi kata moral arti nilai-nilai atau norma-norma yang

menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah

lakunya. Sehingga apa bila seseorang yang di nyatakan tidak bermoral, maka yang

dimaksud dengan perkataan ini adalah perbuatan orang tersebut dianggap

melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku di kehidupan suatu

masyarakat atau komunitas ( Sartika, 2014).

Moral didefinisikan sebagai ajaran tentang baik dan buruk yang diterima

umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral melekat

dengan nilai dari perilaku tersebut banyak nilai yang dapat menjadi perilaku atau

karakter dari berbagai pihak, dengan begitu berbagai nilai yang dapat di identifikasi

sebagai nilai-nilai yang ada di kehidupan saat ini (Kesuma, 2011). Dibawah ini

berbagai nilai yang dapat kita identifikasi sebagai nilai-nilai yang ada di kehidupan

saat ini, antara lainnya :


30

Gambar 2.2. Identifikasi nilai-nilai yang ada di kehidupan

( Sumber: Kesuma, D. 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik disekolah )

Berdasarkan identifikasi nilai-nilai diatas, karakter yang ada di film ini

memiliki beberapa keterkaitan dengan nilai-nilai tersebut. Seperti nilai yang terkait

dengan diri sendiri contohnya karakter yang mengandung nilai moral seperti

kejujuran, kemandirian, rasa tanggung jawab, keberanian, dan kritis ditunjukkan

dalam film. Menurut Suseno (1987: 142-150) sikap dan tindakan yang berkaitan

dengan nilai moral, dalam kehidupan manusia terdiri dari moral kejujuran, nilai

otentik atau menjadi diri sendiri, moral bertanggung jawab, moral kemandirian,

moral kerendahan hati, moral keberanian, sikap realistis dan kritis. Adapun

penjelannya ialah.
31

1. Moral Kejujuran

Kejujuran merupakan apa yang di ucap sesuai dengan fakta atau dengan

kenyataan. Perbuatan yang jujur akan meningkatkan kepercayaan orang-orang

terhadap kita, jujur juga merupakan suatu sikap yang tidak bertentangan dengan

suara hatinya atau terhadap keyakinan, dengan keyakinan yang benar tanpa

menutupi sebuah hal yang tidak benar dalam kehidupan. Keyakinan bahwa hidup

agar tidak menentang hati nurani pada diri manusia merupakan dasar bahwa

manusia merupakan mahluk yang etis, artinya sejak lahir manusia itu adalah baik.

Singkatnya kejujuran adalah jujur kepada orang lain, yang tercermin dalam

perkataan, tindakan, serta bersikap terbuka dan adil juga dapat didefinisikan sebagai

kebenaran.

2. Nilai otentik

Nilai otentik atau menjadi diri sendiri memiliki arti individu tersebut tidak

dapat mudah dipengaruhi dengan hal yang merugikan diri, hal ini disebabkan

penghayatan dan menunjukkan diri sesuai dengan ke asliannya, serta pendirian sifat

yang kuat sesuai dengan kebenaran. Menjadi diri sendiri juga seperti keyakinan

yang kuat tanpa terpengaruh lingkungan dan perkembangan zaman, dengan kata

lain manusia mempunyai pendirian yang kuat terhadap suatu kebenaran atau ke

aslian.

3. Moral Bertanggung Jawab

Penjelasan pada moral yang ini merupakan kesediaan kita dalam melakukan

hal yang harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Bertanggung jawab dilaksanakan
32

tanpa adanya paksaan untuk menyelesaikan, demi mandat itu sendiri. Sikap

tanggung jawab dalam melakukannya tanpa adanya rasa malas, takut, dan malu

untuk melakukan tanggung jawab yang dilakukan. Memiliki sikap tanggung jawab

ini merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan seseorang, karena sikap

tersebut tidak hanya dilakukan untuk diri sendiri, namun juga dikaitkan dengan

orang lain dalam berbagai aspek.

4. Moral Kemandirian

Memiliki kemandirian moral yaitu berarti prinsip dan jiwa mandiri dalam

menentukan yang menjadi tujuannya, serta berusaha dengan semaksimal mungkin

atas kemampuan diri sendiri. Kemandirian juga sebagai kekuatan batin untuk

mengambil sikap moral sendiri dan bertindak sesuai norma. Kekuatan moral

kemandirian ini seperti menolak melakukan kerja sama dalam suatu urusan yang

disadari tanpa sikap jujur, korupsi serta hal yang melanggar keadilan. Kemandirian

juga merupakan sikap dimana individu mempunyai pendirian dalam bertindak,

tanpa mengikuti arus angin yang kurang baik. Di zaman sekarang ini, kemandirian

sangat penting agar kedepannya bisa hidup pada lingkungan tanpa harus

mengerjakan sesuatu dengan bantuan orang lain.

5. Keberanian Moral

Moral ini merupakan kesetiaan terhadap hati nurani dan keberanian untuk

mempertahankan sikap yang di pecaya sebagai suatu kewajiban tanpa melanggar

nilai-nilai moral walau harus mengambil resiko konflik. Sikap moral ini memiliki
33

keutamaan, yaitu tidak mudah mundur dalam melakukan tanggung jawab tanpa

melanggar norma dalam kehidupan.

6. Kerendahan Hati

Kerendahan hati merupakan sikap yang tidak sombong akan diri sendiri

serta melihat diri sesuai dengan sesuai fakta, tetapi bukan berarti merendahkan diri.

Sikap ini juga bukan berarti mengalah atau orang yang tidak berani, apalagi tidak

mampu membela suatu pendirian, akan tetapi sikap kerendahan hati memberikan

pemahaman bahwa sebagai individu memiki kekuatan terbatas, akal yang terbatas,

setiap usaha yang dilakukan bisa gagal dan tidak selalu tercapai dengan apa yang

diinginkan. Melalui sikap kerendahan hati, manusia bisa menjadi tidak sombong

dan membanggakan diri dengan kelebihan yang dimiliki. Manusia membutuhkan

sikap kerendahan hati dalam kehidupan, agar manusia menyadari dan mensyukuri

semua kelebihan yang ada untuk digunakan dalam hal yang positif bukan untuk

dipamerkan.

7. Kritis

Penjelasan dari moral ini lebih kearah suatu tindakan atau perlakuan untuk

mengoreksi, memberikan saran baik terhadap kekuasan, dan wewenang yang dapat

merugikan kehidupan individual maupun bermasyarakat. Sikap ini didasari dengan

memberikan suatu saran yang bermanfaat terhadap seseorang maupun untuk diri

kita sendiri agar kedepannya menjadi lebih baik dalam bertindak dikehidupan

sehari-hari. Seseorang diharuskan untuk berpikir secara kritis atau memberikan


34

kritik untuk memperbaiki hal yang melanggar norma-norma kehidupan seseorang

(Suseno, 2007: 142-150).

Maka dengan begitu dapat disimpulkan Pesan moral merupakan suatu pesan

atau amanat yang berisi tentang nilai-nilai yang menjadi pegangan seseorang atau

kelompok dalam mengatur tingkah lakunya dalam kehidupan bermasyarakat (

Irmaniati, 2018).

5. Film

Film adalah gambar yang bergerak dengan begitu film menjadi bentuk

dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Khalayak tentunya

menonton film untuk mendapatkan hiburan seusai kerja, beraktivitas, atau hanya

sekedar untuk mengisi waktu luang. Istilah film sering diartikan sebagai gambar-

hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut 'sinema'.

Gambar- hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis.

Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur

palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Akan tetapi dalam film dapat

terkandung informatif maupun edukatif, bahkan persuasif ( Halik, 2013).

Kekuatan film dalam mempengaruhi khalayak terdapat dalam aspek audio

visual yang ada didalamnya, serta juga kemampuan sutradara dalam menggarap

film tersebut sehingga tercipta sebuah cerita yang menarik dan membuat khalayak

terpengaruh. Film dapat berfungsi sebagai media komunikasi massa sebab

disaksikan oleh masyarakat yang sifatnya hetorogen. Pesan yang terkandung dalam

film disampaikan secara luas kepada masyarakat yang menyaksikan film tersebut.
35

Kemampuan film dalam menyampaikan pesan terletak dari jalan cerita yang

dikandungnya. Terdapat tema penting yang menguatkan bahwa film sebagai media

komunikasi massa, tema pertama adalah pemanfaatan sebagai alat propaganda.

Tema ini berkenaan dengan kemampuan film dalam menyampaikan pesan kepada

masyarakat luas dengan waktu yang singkat. Ideologi yang ada didalam film

merupakan bentuk ideologi yang dikemas dalam bentuk drama atau cerita.

Penyebaran ideologi tersebut ketika masyarakat menyaksikan sebuah film cerita

yang temanya berdekatan dengan fenomena sosial dimasyarakat. Kemudian

mengkontruksi pola pemikiran khalayak yang menyaksikan yang menjadikan

sebagai perspektif atau pola pandang dalam kehidupan sehari-hari ( Prasetya,

2019).

Dengan menjangkau banyak segmen sosial, kemudian menyadarkan para

ahli komunikasi bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya.

Karena itu, mulailah merebak studi yang ingin mengetahui dampak film terhadap

masyarakat. Hal ini terlihat dari sejumlah penelitian tentang film yang mengambil

berbagai topik.

Karena film merupakan sarana penyampaian pesan yang dapat diterima

dengan cepat, disamping itu isi film pada umumya tidak berbeda jauh dengan

kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, agar pesan film dapat diterima oleh

penontonnya dengan nyaman, penulis cerita sangat berperan penting dia harus dapat

membuat alur cerita yang dapat membawa pemirsa hanyut dan menyelami isi

ceritanya sesuai dengan yang diharapkan oleh penulis dan pemirsanya. Dalam

pesan yang disampaikan oleh penulis cerita akan dihasilkan makna yang dapat
36

dipetik sehingga bermanfaat bagi pemirsanya. Karena secara tidak langsung setiap

kegiatan yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-harinya menyimpan

sebuah makna. Dalam kajian ilmu pengetahuan makna memiliki rantai tersendiri

yang dilambangkan melalui tanda (Mudjiono, 2020).

Film atau gambar bergerak merupakan media massa hiburan dan dengan

kekuatan audio-visual yang dimilikinya mampu mempengaruhi emosi atau

perasaan penonton seperti tertawa, menangis, marah, sedih dan sebagainya.

Didalam film, dapat terkandung berbagai fungsi seperti fungsi edukasi, persuasi,

maupun informasi. Dan dengan efek mempengaruhi yang begitu kuat, film tidak

hanya digunakan sebagai media untuk penyuluhan, tetapi juga sebagai media

penyampai berbagai pesan, baik itu berupa pesan moral, budaya, politik, sosial,

hukum, dan lain sebagainya. Film sendiri dapat diartikan sebagai suatu karya seni

budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat

berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat

dipertunjukkan. Film dikatakan masuk sebagai komunikasi massa karena bentuk

komunikasi yang digunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator

dan komunikan secara massal,dalam arti berjumlah banyak,tersebar dimana-

mana,khalayaknya hetorogen dan anonym,serta menimbulkan efek tertentu (Vera,

2014).

Pada dasarnya film dapat di kelompokkan ke dalam dua bagian dasar, yaitu

kategori film fiksi dan non cerita. Lalu, pendapat lain menggolongkan menjadi film

fiksi dan non fiksi. Film cerita atau fiksi ini adalah film yang di produksi

berdasarkan cerita yang dikarang, dimainkan, oleh aktor dan aktris tertentu. Film
37

non cerita atau non fiksi adalah film yang mengambil kenyataan sebagai subjeknya,

yaitu merekam kenyataan dari pada fiksi tentang kenyataan (Vera, 2014).

Dalam perkembangannya, film memiliki jenis-jenis genre nya antara lain;

1. film horror, film jenis ini bercerita tentang hal-hal mistis, supranatural,

berhubungan dengan kematian, atau hal-hal diluar nalar yang lain. Film

horror ini memang dibuat menyeramkan agar penonton ketakutan dan

merasa ngeri.

2. film drama, Film dengan kategori ini termasuk lebih ringan dibandingkan

dengan film horror. Umumnya bercerita tentang suatu konflik kehidupan.

Macam-macam film drama bisa kita lihat sesuai kategori dengan tema atau

ide cerita.

3. film romantis, film yang berkisah tentang konflik percintaan antar manusia.

4. film drama keluaga, film ini umumnya memiliki kisah yang cukup ringan,

ide cerita dan konfliknya mudah diselesaikan. Film ini cocok di tonton

untuk anak-anak keci.

5. film kolosal, kolosal sendiri berati luar biasa besar. Film jenis ini umumnya

diproduksi dengan dana yang sangat dan melibatkan banyak sekali pemain,

mulai dari pemeran utama sampai figuran. Biasanya, film kolosal hampir

selalu bertema sejarah atau zaman kuno yang menampilkan adegan

peperangan besar-besaran. Contohnya Gladiator (2000) dan The Last

Samurai (2003).

6. film thriller, Tak sedikit yang mengategorikan film thriller sebagai film

horror, hal ini mungkin dikarenakan film thriller sama-sama membuat


38

jantung berdebar seperti saat menonton film horror. Bedanya, film thriller

tidak berkisah tentang sesuatu yang mistik atau supranatural yang menjadi

ciri khas film horror. Film thriller sendiri dapat diartikan sebagai film

mendebarkan. Macam-macam film thriller yang banyak beredar biasanya

berkisah tentang petualangan hidup seseorang atau pengalaman buruk

tertentu yang kadang berkaitan dengan pembunuhan.

7. film fantasi, tema atau konflik dari film jenis ini takt terlalu berbeda dengan

jenis film yang lain. Yang paling membedakan film fantasi ini dengan film

lain adalah setting atau latar belakang karakter tokoh unik, yang tidak ada

di dunia nyata. Setting waktu film fantasi biasanya masa lampau atau masa

depan , tetapi ada juga yang bersetting masa sekarang. Contohnya adalah

Harry Potter.

8. film komedi, sama seperti film fantasi, inti film komedi bisa sama dengan

jenis film lainnya. Yang berbeda adalah adanya unsur komedi atau kelucuan

yang bisa membuat penonton tertawa.

9. film misteri, film misteri adalah film yang mengandung unsur teka-teki.

Film ini cukup banyak peminatnya karena alur film yang tidak mudah untuk

di tebak. Para penonton pun dipastika betah mengikuti cerita karena

jawaban teka-teki akan disuguhkan di akhir film.

10. film laga, seperti Namanya film ini mengandung aksi-aksi yang

menegangkan. Biasanya ada banyak adegan perkelahian, saling kejar-

kejaran, atau aksi menggunakan senjata api.

11. Sci fi, sebenarnya Sci-Fi mencakup tema-tema yang luas dan mempunyai

subgenre yang mengakibatkan sulit untuk didefinisikan secara jelas.


39

12. film animasi/kartun, film animasi atau kartun dalam sinematografi di

kategorikan sebagai bagian yang integral film yang memilik ciri dan bentuk

yang khusus. Film secara umum merupakan serangkaian gambar yang

diambil dari objek yang bergerak. Gambar objek tersebut kemudian

diproyeksikan ke sebuah layar dan memutarnya dalam kecepatan tertentu

hingga menghasilkan gambar hidup. Film kartun dalam sinematografi

adalah film yang pada awalnya dibuat dari tangan dan berupa ilustrasi di

mana semua gambarnya saling berkesimbungan.

13. film pendek, merupakan durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60

menit. Di banyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada, Amerika

serikat, dan Indonesia, film cerita pendek di jadikan laboratorium

eksperimen dan batu loncatan tinggi bagi seseorang/ sekelompok orang

untuk kemudian memproduksi film cerita Panjang. Jenis film ini banyak

dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang

menyukai dunia film dan ingin berlatih buat film dengan baik. Sekalipun

kemudian, ada juga yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi

film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi

atau saluran televisi.

14. film Panjang, film ini memiliki durasi lebih dari 60 menit lazimnya durasi

90-100 menit. Film yang dipurat di bioskop umumnya termasuk dalam

kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With Wolves, bahka

berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi India rata-rata berdurasi

hingga 180 menit.


40

15. film dokumenter, menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk

berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah

lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi

orang atau kelompok tertentu. Intinya, fim dokumenter tetap berpijak pada

hal-hal senyata mungkin ( Liliweri, 2014).

Film juga memiliki karakteristik yang spesifik, yaitu layar lebar,

pengambilan gambar, konsentrasi penuh, dan idenifikasi psikologis. Pengertian dari

spesfikasi ini akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Layar yang luas. Kelebihan media film dibandingkan dengan televisi adalah

layar yang digunakan untuk pemutaran film lebih berukuran besar atau luas.

Dengan layar film yang luas, telah memberikan keleluasaan penontonnya

untuk melihat adegan-adegan yang disajikan dalam film.

2. Pengambilan gambar. Dengan kelebihan film, yaitu layar yang besar, maka

Teknik pengambilan gambarnya pun dapat dilakukan atau dapat

memungkinkan dari jarak jauh atau extream long shot dan panoramic shot.

Pengambilan gambar yang seperti ini dapat memunculkan kesan artistik dan

suasana yang sesungguhnya.

3. Konsentrasi penuh. Karena kita menonton film di bioskop, tempat yang

memiliki ruangan kedap suara, maka pada saat kita menonton film, kita akan

fokus pada alur cerita yang ada di dalam film tersebut. Tanpa adanya

gangguan dari luar.

4. Identifikasi Psikologis. Konsentrasi penuh saat kita menonton film, tanpa

kita sadari dapat membuat kita benar-benar menghayati apa yang ada
41

didalam film tersebut. Pengahayatan yang dalam itu membuat kita secara

tidak langsung menyamakan diri kita sebagai salah seorang pemeran dalam

film tersebut. Menurut ilmu jiwa sosial, gejala seperti ini disebut sebagai

identifikasi psikologis (Vera, 2014).

Dalam sebuah film juga memiliki unsur-unsurnya. Unsur film berkaitan erat

dengan karateristik utama, yaitu audio visual. Unsur audio visual dikategorikan

kedalam dua bidang, yaitu sebagai berikut.

1. Unsur naratif; yaitu materi atau bahan olahan, dalam film cerita unsur

naratif adalah penceritaannya.

2. Unsur sinematik; yaitu cara atau dengan gaya seperti bahan olahan itu

digarap.

Kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan, keduanya saling terikat sehingga

menghasilkan sebuah karya yang menyatu dan dapat dinikmati oleh penonton.

Unsur sinematik terdiri atas beberapa aspek berikut.

- Mise en scene.

- Sinematografi.

- Editing.

- Suara.

Mise en scane berasal dari Prancis, tanah leluhurnya bapak perfilman dunia

Louis dan Augeste Lumier, yang secara sederhana bisa diartikan sebagai segala

sesuatu yang berada di depan kamera. Ada 4 elemen dari mise en scene.

- Setting.
42

- Tata cahaya.

- Kostum dan make up.

- Acting dan pergerakan pemain.

Pemahaman tentang sinematografi sendiri mengungkap hubungan esensial

tentang bagaimana perlakuan terhadap kamera serta bahan baku yang digunakan,

juga bagaimana kamera digunakan untuk memenuhi kebutuhannya yang

berhubungan dengan objek yang akan direkam. Editing secara teknis merupakan

aktivitas dari proses pemilihan, penyambungan dari gambar-gambar (shots).

Melalui editing struktur, ritme serta penekanan dramatik dibangun/diciptakan.

Suara didalam film adalah seluruh unsur bunyi yang berhubungan dengan gambar.

Elemen-elemennya bisa dari dialog, musik ataupun efek (Vera, 2014).

Rangkaian gambar, suara, dan dialog yang membentuk sebuah jalan cerita

merupakan cara film dalam bertutur cerita. Film cenderung melibatkan konsep

tanda, simbol yang berwujud visual untuk menyampaikan pesan. Tidak ketinggalan

juga, film melibatkan kode budaya didalamnya, untuk mempresentasikan konsep

mental masyarakat yang ada dalam cerita. Pada tatanan ini, semiotika senimatografi

memiliki peran dalam mengembagkan keilmuan khususnya yang berkaitan dengan

semiotika komunikasi. Hubungan antarsistem penandaan dalam susunan teks

terangkum menjadi satu dalam sebuah tayangan film. Semiotika memahami bahwa

kode budaya dalam film merupakan gabungan konsep tanda dengan kultur

masyarakat (Prasetya, 2019).


43

B. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam kajian ini, maka konsep teori

perlu di operasionalkan sebagai tolak ukur dalam penelitian ini. Definisi

operasional dalam penelitian ini mengenai sebuah definisi yang akan memberikan

penjelasan terhadap pendekatan teori yang digunakan untuk membahas nilai moral

yang terkandung didalam film Quarantine Tales.

1. Semiotika Roland Barthes yang paling penting dalam konteks semiotik

adalah mengenai dua aspek dari kajian Denotasi dan Konotasi di atas

merupakan kajian utama dalam meneliti mengenai semiotik.

2. Berdasarkan identifikasi adapun pesan moral penelitian ini adalah nilai

moral seperti kejujuran, kemandirian, rasa tanggung jawab, keberanian dan

kritis ditunjukkan dalam film.

3. Film Quarantine Tales ini terdiri dari lima kisah, yang punya tema sama atau

satu benang merah dalam keseluruhan filmnya yaitu tentang keresahan yang

mungkin banyak orang rasakan selama pandemi. Namun, kelima cerita yang

ditampilkan di film ini memiliki isu berbeda-beda yang bisa dibilang cukup

sesuai dengan kondisi banyak orang di tengah pandemi saat ini.

C. Peneliti Terdahulu

Terdapat beberapa refrensi penelitian yang sebelumnya pernah di lakukan

oleh peneliti untuk memperkuat kajian peneliti yang ada, sehingga aspek yang

belum dan kurang tersentuh dalam penelitian terdahulu dapat dilakukan dalam

penelitian ini.
44

NO NAMA, TAHUN PENELITIAN DAN JUDUL HASIL DAN


UNIVERSITAS PENELITIAN PEMBAHASAN
1 Zaki Silmi Radly, 2018. Universitas Analisis Wacana Pesan dakwah yang
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Pesan Dakwah Film berunsur akhlak
Cinta Fisabilillah terdapat dalam Film
Di Saluran Youtube Cinta Fisabilillah
Daqu Movie Episode berkaitan dengan
2 persoalan seputar
moralitas, pendidikan,
dan seruan kepada
masyakat akan
pentingnya
mengamalkan
kebaikan dan
menjaga diri agar
terhindar dari dosa.
2 Sri Eka Oktavia, 2020. Universitas Analisis Semiotika Film sarjana kambing
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pesan Moral Dalam ini mengandung
Riau Film Sarjana pesan moral dalam
Kambing berbagai sisi
kehidupan melalui
tanda-tanda yang
muncul baik visual
maupun verbal
didalam masing-
masing ceritanya.
Terdapat hubungan
manusia dengan diri
sendiri,
Terdapat hubungan
manusia dengan
manusia lain,
Terdapat hubungan
manusia dengan
tuhan.
3 Mutia Kharisma, 2021. Universitas Pesan Moral Dalam Film Sabtu Bersama
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Film Sabtu Bersama Bapak terdapat pesan
Jambi Bapak moral mengenai
(Pendekatan Analisis hubungan manusia
Semiotika) dengan dirinya sendiri
dan hubungan
manusia dengan
manusia lain dalam
lingkup sosial.

Perbedaan dan Persamaan penelitian :

1. Zaki Silmi Radly, 2018


Pada peneltian terdahulu yang pertama terdapat perbedaan dari metode

analisis data yang digunakannya, lalu objek yang digunakannya juga berbeda yaitu
45

pesan dakwah. Walaupun memiliki persamaan dengan membahas subjek yang

sama yaitu film.

2. Sri Eka Oktavia, 2020.


Pada penelitian terdahulu yang kedua ini memiliki perbedaan mengenai

analisis semiotikanya, peneliti tersebut menggunakan metode analisis semiotika

dengan Teori Charles S. Peirce untuk teknik analisis datanya. Untuk persamaannya

sama-sama membahas objek dan subjek yang sama dengan yang usulan penelitian

ini.

3. Mutia Kharisma, 2021.


Untuk penelitian terdahulu yang terakhir ini memiliki kesamaan sama sama

menggunakan analisis semiotika, dan meneliti tentang film. Namun, yang menjadi

perbedaannya penelitian terdahulu menggunakan analisis semiotika Ferdiand De

Saussure sedangkan usulan penelitian ini menggunakan analisis semiotika Roland

Barthes.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena

berkaitan dengan pembahasan yang diteliti yaitu mengenai analisis semiotika.

Pendekatan kualtatif digunakan untuk menemukan atau mengembangkan teori yang

sudah ada. Pendekatan kualitatif berusaha menjelaskan realitas dengan

menggunakan penjelasan deskriptif (Pujileksono, 2015).

Penelitian yang bersifat deskriptif adalah upaya mencari pecahan masalah

dengan menggambarkan peristiwa-peristiwa berdasarkan fakta atau bukti yang ada.

Penelitian ini bersifat deskriptif karena hanya mendeskripsikan makna denotatif dan

konotatif dari setiap tanda yang ada, kemudian menjelaskan mitos dan ideologi

yang ada di dalamnya (Kusuma, 2017).

B. Subjek dan Objek Penlitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian berkaitan erat dengan di mana sumber data penelitian

diperoleh. Sesuatu yang dalam dirinya melekat masalah yang ingin diteliti

dan menjadi tempat diperolehnya data dalam penelitian akan menjadi subjek

penelitian (Rahmadi, 2011:61). Subjek Penelitian pada dasarnya adalah

suatu yang akan diteliti sehingga dikenai kesimpulan dari hasil penelitian,

dan yang menjadi subjek penelitian ini adalah film Quarantine Tales.

46
47

b. Objek penelitian

Objek penelitian adalah sasaran dari penelitian, dan objek penelitan ini yaitu

pesan moral yang terdapat di film Quarantine tales

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada film Quarantine Tales dengan pemutaran

layanan streaming untuk ditonton dan langsung menganalisa isi film

tersebut.

b. Waktu Penelitian

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian

N Jenis Kegiatan 2021 2022


O
Bulan dan Minggu Ke ket

Oktober November Desember Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan x
Judul

2 Pra observasi x x x
3 Persiapan Dan x x x x
Penyusunan
UP
4 Seminar UP x
5 Pengolahan x x x x
dan Analisis
Data
6 Konsultasi x x x x
Bimbingan
Skripsi
7 Ujian Skripsi x
8 Revisi Dan
Pengesahan
Skripsi
Penggandaan
Serta
Penyerahan
9 Skripsi
48

D. Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan dengan beberapa teknik

yang saling mendukung satu sama lain yaitu, data skunder dan data premier

1. Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Data primer juga disebutkan sebagai sumber data yang

dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya dapat melalui wawancara,

jejak pendapat dan lain-lain (Pratiwi, 2017). Pada penelitian ini sumber

datanya yaitu data yang di dapat dari sumber utama adalah film Quarantine

Tales.

2. Data Sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Contohnya seperti dari orang lain atau dokumen-

dokumen. Data sekunder bersifat data yang mendukung keperluan data

primer (Pratiwi, 2017). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dokumen-dokumen, jurnal, dan data dari sumber lain yang dapat

mendukung penelitian ini seperti studi kepustakaan yang mengandung teori

film serta pesan moral yang relevan dengan penelitian ini.


49

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan beberapa Teknik

yang relevan saling mendukung satu sama lain yang di peroleh dari :

1. Observasi

Observasi merupakan teknik untuk menggali data dari sumber yang berupa

tempat, aktivitas, benda atau rekaman gambar. Melalui observasi dapat dilihat

dan dapat dites kebenaran terjadinya suatu peristiwa atau aktivitas. Observasi

dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, dengan mengambil peran

atau tidak berperan (Nugrahani,2014: 135). Peneliti menggunakan film sebagai

alat utama untuk mengkaji objek penelitian. Penelitian yang dilakukan dengan

cara mengamati dan menganalisis makna dan simbol-simbol yang terdapat

pada film tersebut. Dari hasil pengamatan tersebut akan dilanjutkan dengan

mempresentasikan adegan yang memberi pesan moral.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu instrument pengumpulan data yang sering

digunakan dalam berbagai penelitian. Dokementasi merupakan Teknik

pengumplan data yang gunanya untuk memperkuat data premier yang didapat

dari potongan scene film yang akan diteliti.


50

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

semiotika deskriptif yang berarti membahas tentang semiotika tertentu misalnya

sistem tanda tertentu atau bahasa tertentu secara deskriptif. Semiotika deskriptif di

peroleh dari tiap adegan yang mengandung makna pesan moral pada film

Quarantine Tales. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisis data

menggunakan teori Semiotika Roland Barthes. Barthes meletakkan konsep

pemikiran operasional ini yang dikenal dengan Tatanan Pertandaan. Secara

sederhana disebut dengan denotasi dan konotasi, denotasi adalah yang disepakati

bersama secara sosial atau yang rujukannya pada realitas. Sedangkan tanda konotasi

merupakan tanda yang penandanya mempunyai keterbukaan makna atau makna

yang implisit, tidak langsung, dan tidak pasti, artinya terbuka kemungkinan

terhadap penafsiran-penafsiran baru. Dalam semiologi Barthes, denotasi

merupakan sistem signifikansi tingkat pertama, sedangkan konotasi merupakan

signifikansi tingkat kedua (Vera, 2014).


51

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

triangulasi. Triangulasi tersebut merupakan suatu Teknik pemeriksaan keabsaahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dengan kata lain trigulasi

membuat peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya

dengan berbagai sumber, metode, atau teori (Meleong, 2015).

Teknik triangulasi yang di gunakan adalah dengan metode menurut Patton,

terdapat dua strategi yaitu :

1. Pengecekan derajat penemuan hasil penelitian dalam beberapa Teknik

pengumpulan data.

2. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan mode yang sama.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil Rumah Produksi


Gambar 4.1
Base entertaiment logo

Sumber : Baseentertaiment.com

Base Entertaiment atau yang lebih disebut BASE merupakan salah satu

perusahaan rumah produksi film di Indonesia yang didirikan pada 18 September

2018. Dikutip dari laman resminya, BASE ini didirikan oleh kolaborasi dari

beberapa pemilik rumah produksi seperti, Salto Films yang didirikan oleh Shanty

Harmayn (produser, Garuda di Dadaku, The Dancer ), Juta Pictures yang didirikan

oleh Ben Soebiakto & Aoura L. Chandra (produser, The Land of Five Towers ),

dan Kawi Content didirikan oleh Tanya Yuson. Berbasis di Jakarta & Singapura,

BASE sedang mengembangkan proyek di Indonesia, Filipina, Cina, dan pasar

lainnya. BASE ini berfokus untuk bagian kegiatan pendanaan, pengembangan

52
53

cerita-cerita dan melisensikan IP (Intellectual Property) terbaik dari berbagai

wilayah, lalu BASE juga mendistribusi film di Indonesia. BASE berusaha untuk

menghasilkan cerita-cerita dan kualitas produksi yang bermutu, dan relevan dengan

penonton Indonesia. Proyek pertama BASE Entertainment adalah slate atau

rangkaian tiga film karya Joko Anwar, bekerja sama dalam pendanaan dan produksi

film bersama Ivanhoe Pictures dari Los Angeles, CJ Entertainment, dan Rapi Films.

Ketiga film ini, disebutkan sesuai urutan produksinya, adalah: Perempuan Tanah

Jahanam (Impetigore), Ghost in the Cell, dan The Vow. Ketiganya akan

disutradarai oleh Joko Anwar, dari skenario yang ditulisnya sendiri.

Dalam memperamaikan dunia perfilman di Indonesia BASE telah

mengeluarkan beberapa film dari gendre yang berbeda-beda. Antara lain, Ku Lari

Kepantai yang di sutradarai oleh Riri Riza (2018), Bebas yang juga di sutradarai

oleh Riri Riza (2018), Perempuan Tanah Jahanam disutradara oleh Joko Anwar

(2019), Guru Guru Gokil disutradarai oleh Sammaria Simanjuntak (2020),

Quarantine Tales film ini sedikit berbeda dengan film lainnya karena didalamnya

memiliki lima kisah dan lima sutradara yang berbeda seperti Dian Sastrowardoyo,

Jason Iskandar, Ifa Isfansyah, Aco Tenri, Sidharta Tata (2020), The Est disutradarai

oleh Jim Taihuttu (2021), dan yang terakhir ada film Akhirat: A Love Story yang

disutradarai oleh Jason Iskandar (2021).


54

2. Profil Film Quarantine Tales


Gambar 4.2
Poster film Quarantine Tales

Film Quarantine Tales ini merupakan sebuah film bertema thriller dan

bergendre film omnibus yang memiliki lima kisah dan lima sutradara yang berbeda-

beda dalam setiap kisahnya. Kelima sutradara dan kisah tersebut antara lain, Nougat

(Dian Sastrowardoyo), Prankster (Jason Iskandar), Cook Book (Ifa Isfansyah),

Happy Girls Don’t Cry (AcoTentri), dan The Protocol (Sidharta Tata). Film ini juga

dibintangi oleh Adinia Wirasti, Marissa Anita, Faradina Mufti, Roy Sungkono,

Windy Apsari, Verdi Soelaiman, Brigitta Cynthia, Kiki Narendra, Arawinda

Kirana, Teuku Rifnu Wikana, Muzakki Ramdhan, Abdurrahman Arif, Kukuh

Prasetya. Kelima kisah yang ditampilkan di film ini mempunya tema yang sama

atau satu benang merah dalam keseluruhan filmnya, yaitu tentang keresahan yang

mungkin banyak orang rasakan selama masa pandemi. Kelima cerita yang
55

ditampilkan di film ini menampilkan isu yang bisa dibilang cukup relate dengan

kondisi banyak orang di masa pandemi ini, film ini perdana tayang pada tanggal 18

Desember 2020 di BioskopOnline.com dan saat ini sudah bisa ditonton melalui

Netflix.

Dalam waktu satu tahun film ini telah masuk dalam beberapa nominasi

seperti nominasi film cerita Panjang terpilih, nominasi penulisan skrenario asli

terpilih, dan aktris pendatang baru terpilih pada pialamaya 2021. Quarantine Tales

juga memiliki penarik tersendiri di dunia perfilman Indonesia, sebab sudah lama

film omnibus atau antologi tidak ada di Indonesia. Dilansir dari Kompas.com Film

omnibus itu sendiri merupakan kumpulan film pendek yang dijadikan satu film

panjang dan memiliki tema tunggal.

3. Sinopsis Film Quarantine Tales

Film ini dibuka dengan judul Nougat mengangkat kisah tiga saudara

kandung bernama Ajeng, Deno, Ubai yang terpisahkan oleh jarak dan kesibukan

masing-masing. Dalam cerita ini mereka bertiga sedang mengalami susahnya

berkomunikasi dan berkumpul secara langsung kepada orang terdekat, semenjak

orang tuanya meningal dunia. Tetapi setelah melewati bertahun-tahun tidak

bertemu akhirnya ditahun 2020, mereka berdamai dan memutuskan untuk

berkumpul dirumah peninggalan orangtuanya. Konflik yang dihadirkan dalam

cerita ini berkaitan dengan susahnya mengendalikan ego, sehingga terjadi

miskomunikasi diantara mereka bertiga. Walaupun seluruh scene yang ada di

Nougat dilakukan secara video call suasana haru tetap bisa di berikan dalam cerita

ini.
56

Lalu film kedua memiliki judul Prankster menceritakan seorang lelaki

youtuber bernama didit yang suka membuat konten prank kepada orang, dengan

sesuka hatinya. Youtuber ini dengan bangganya menertawakan korbannya didepan

fans nya, hal terparah yang dilakukan didit ini adalah mencampuri adonan kue

dengan bahan sabun,hingga akhirnya seorang wanita bernama aurel yang tidak tau

kue itu sudah tercampur dengan bahan sabun memakan kue tersebut. Semenjak

kejadian itu lidah aurel tidak bisa merasakan makanan lagi, tetapi sang youtuber itu

tidak berhenti mengeprank wanita tersebut. Hingga suatu ketika aurel pun

membunuh youtuber itu dengan cara yang balas dendam, dengan cara memberi

didit tersebut sebuah kue yang telah didalamnya telah dicampur bubuk kimia.

Penulis film prankster ini ternyata terinspirasi dengan youtuber Indonesia yang

mengeprank dengan memberi sampah kepada orang lain.

Setalah diberikan suguhan film yang berjudul prankster tersebut, judul

ketiga pada film ini adalah Cook Book berkisah tentang seorang koki bernama

panggilan chef halim, yang mengisi waktunya selama pandemi dengan menulis

buku resep makanan. Setelah selesai dengan buku resep makannya, chef halim ini

berhasil menulis buku novel tentang manusia terakhir yang ada di dunia. Dia

mendapat inspirasi dari khayalannya selama berada dirumah saja. Tetapi, seorang

temannya bernama pak naryo yang juga berperan sebagai penerbit buku membantah

chef halim tersebut untuk merilis novel barunya. Dengan bantahan tersebut, chef

halim pun lansung teringat dengan kejadian masa lalunya, yang dimana bahwa

khayalannya itu adalah Li seorang gadis Tionghoa yang menjadi kekasihnya saat

itu yang meninggal tragis akibat kekacauan tahun 1998. Akhrinya, chef halim
57

tersebut menyadari bahwa apa yang ditulisnya dalam novel tersebut sangat salah.

Cerita awal Cook Book mungkin terlihat simple seperti manusia biasa pada

umumnya mengisi kekosongan waktu saat awal karantina covid 19, tetapi film ini

tidak se-simple yang dikira karena ada hal yang menyampaikan tentang kejadian

yang kelam di Indonesia yaitu tahun 1998.

Film ke empat ini berjudul Happy Girls Don’t Cry bagian film ini berkisah

tentang seorang anak perempuan bernama adin yang hidup di keluarga menengah

kebawah ia tinggal bersama bapak, ibu, dan ikan kesayangan peninggalan dari

mendiang adiknya. Suatu hari adin ingin mendapatkan giveaway dari youtuber yang

di tontonnya, segala aturan yang ada dilakukan adin untuk mendapatkan hadiah dari

youtuber tersebut. Dan akhirnya, si adin ini tadi memenangkan computer mahal

yang dia inginkan. Namun, baru beberapa saat barang itu datang si bapak ingin

menjual yang didapati anaknya tersebut dengan sebab keadaan yang terlilit hutang.

Sang bapak memaksa menjual komputer tersebut untuk melunasi hutang-hutang

yang ada, tetapi si anak perempuan yang di panggil kakak ini tetap menolak untuk

menjual barang yang didapatinya dari youtuber tersebut. Akhirnya, si kakak

memaksakan diri pergi dari rumahnya. Baru melangkah keluar dari rumah, adin

yang merasa kecewa dengan keluarganya ini tadi menyebrang tidak melihat kiri

kanan lagi. Seketika itu juga ada motor yang menabrak adin tersebut, adin pun

mengalami luka-luka akibat tabrakan tersebut, tetapi ada hal yang sangat merusak

moral terjadi seketika sang bapak mengeluarkan gadgetnya untuk ber-swafoto

dengan kondisi anaknya luka parah. Ternyata diakhir segmen film ini si bapak
58

mengikuti give away. Cerita di film ini memiliki plot twist yang membuat penonton

terdiam setelah menontonnya.

Pada bagian terakhir ada film yang berjudul the protocol , film penutup ini

menceritakan dua orang pemuda yang baru selesai merampok. Di tengah perjalanan

teman seorang pemuda ini tiba-tiba meninggal. Lantas dengan kejadian itu seorang

pemuda di panggil abang mengaitkan meninggal temannya ini dengan covid-19,

karena si abang tidak mau tertular dia membuang mayat temannya. Akhirnya mayat

pun berhasil dibuang si abang dengan perjuangan yang ekstra,dan dia pun

memarahi orang yang ditelfonnya dengan kata “ lain kali kalo mau ngelakuin

apapun, mau aksi apapun, swab! Ikutin protokol!” ( Sinopsis; Quarantine Tales).

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanda-tanda pesan moral yang ada

pada film Quarantine Tales. Seperti yang sudah di jabarkan sebelumnya pada

bagian metedologi, penelitian ini menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.

Melalui prosesnya, penelitian ini akan mengawali dengan menghubungkan adegan

pada beberapa potongan Scene dalam film Quarantine Tales.

Untuk bagian ini, peneliti menjabarkan setiap temuannya dari hasil

penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang ada “ Bagaimana pesan moral yang

terdapat dalam film Quarantine Tales? ”, yang menggunakan analisis semiotika

yang terkait dengan teori Roland Barthes. Teori Roland Barthes tersebut memiliki

signifikasi dua tahap, signifier dan signified pada tanda realitas atau disebut

denotasi yaitu makna tanda yang nyata. Lalu untuk signifikasi tahap dua adalah

interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan emosi dari pembaca serta nilai
59

dari kebudayaan. Maka untuk konotatif dari beberapa tanda akan menjadi mitos

atau petunjuk sebuah mitos. Jika suatu tanda yang memiliki makna denotasi,

kemudian berkembang menjadi makna konotasi, maka makna konotasi akan

menjadi mitos, sehingga terdapat sebuah adegan atau dialog yang dianalisis sebagai

berikut.

1. Scene Jujur pada film Quarantine Tales

Pesan Moral yang ada pada Scene ini adalah teori pesan moral menurut

Suseno yaitu jujur (2007:142), jujur sendiri memiliki arti apa yang di ungkapkan

berdasarkan dengan fakta atau kenyataan. Sikap ini akan membuat kepercayaan

publik terhadap individu tersebut, jujur juga merupakan suatu sikap yang tidak

bertentangan dengan suara hatinya atau terhadap keyakinan, akan tetapi keyakinan

yang kuat tanpa menutupi suatu hal yang kurang baik dalam kehidupan. Keyakinan

hidup untuk tidak menentang hati nurani pada diri manusia merupakan dasar bahwa

manusia merupakan mahluk yang etis, artinya sejak lahir manusia itu adalah baik.

Kejujuran juga merupakan bersikap jujur terhadap orang lain yang diwujudkan

dalam perkataan maupun tindakan. Sikap terbuka dan bersikap fair, juga dapat

diartikan mengakui, berkata dan memberikan suatu pernyataan sesuai dengan

kenyataan dan kebenaran.


60

a. Kejujuran melalui ucapan

Tabel 4.1
Kejujuran dalam mengakui keberadaan

Penanda Durasi (00:12:00 )


Ajeng : “ tapi yang gue ga ngerti, deno
ini sebenarnya kemana sih?apa yang lo
lakukan? ntar ada dirumah ntar tiba-tiba
gaada. Lo sebenarnya masih mau tinggal
disini apa enggak sih? ”
Deno : “ Sebenarnya aku mau bilang sih
sama mbak ajeng. Aku mau cabut deh
dari rumah. Soalnya pacarku ngajakin
move in ke apartemennya.”

Denotasi Dari gambar tesebut terlihat Ajeng (bajuhitam) menanyakan keberadaan adiknya
yaitu Deno (bajuputih) dimana sebenarnya keberadaanya selama ini, dan Deno
mengatakan kalo dia ingin keluar dari rumah karena pacarnya ingin hidup di satu
tempat yang sama.
Konotasi Perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat yang hidup satu tempat yang sama
disebut “Kumpul Kebo” hakikinya bertentangan dengan nilai yang hidup dalam
perikehidupan itu sendiri. Nilai yang hidup dalam perikehidupan masyarakat
meyakini, bahwa hidup bersama berlainan jenis dan sama-sama dewasa harus
diikat oleh pernikahan (Eko Sopoyono, 2013).
Mitos Kumpul kebo adalah hidup bersama seperti suami istri tanpa ikatan perkawinan.
Masyarakat di Sulawesi Utara sering menyebutnya dengan istilah “BakuPiara”,
dimana kata tersebut berasal Dari kata baku, sama dengan “saling” dan piara
sama dengan “pelihara” yang artinya secara
keseluruhan saling memelihara atau baku piara.
Kata ini menunjukkan kehidupan seorang Pria dan seorang perempuan yang
menjalin hidup bersama tanpa nikah sah (Lumowa, 2015)

Dalam table diatas menunjukkan table tentang ketegori jujur, Scene yang

diambil pada durasi 00:12:00 penandanya adalah gambar yang di tetapkan dan

dialog pada gambar tersebut, petanda denotasinya adalah mbak ajeng menanyakan

keberadaan sang adik bungsunya yang bernama deno kemana saja dia selama ini.

Deno pun menjawab jujur bahwa ia ingin tinggal satu tempat dengan pacarnya.

Lantas dengan begitu budaya kita sangat bertentangan dengan hal tersebut, karena

perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat yang hidup satu tempat yang sama

disebut “Kumpul Kebo” hakikinya bertentangan dengan nilai yang hidup dalam
61

perikehidupan itu sendiri. Nilai yang hidup dalam perikehidupan masyarakat

meyakini, bahwa hidup bersama berlainan jenis dan sama-sama dewasa harus diikat

oleh pernikahan (Eko Sopoyono, 2013). Pada bagian mitosnya Kumpul kebo adalah

hidup bersama seperti suami istri tanpa ikatan perkawinan. Masyarakat di Sulawesi

Utara sering menyebutnya dengan istilah “Baku Piara”, dimana kata tersebut

berasal Dari kata baku, sama dengan “saling” dan piara sama dengan “pelihara”

yang artinya secara keseluruhan saling memelihara atau baku piara. Kata ini

menunjukkan kehidupan seorang pria dan seorang perempuan yang menjalin hidup

bersama tanpa nikah sah (Lumowa, 2015).

b. Pentingnya perilaku kejujuran

Tabel 4.2
Pentingnya Perilaku Jujur

Penanda Durasi (00:31:50)


Aurel : “ Ingatkan prank red velvet
lo tadi? ”

Didit : “ Ya ingatlah, emang lo mau


balas dendam sama gua?”

Aurel : “ Sejak prank lo waktu itu


gue gabisa ngerasain lagi, mana
manis, asin atau pahit.”

Denotasi Terlihat Aurel dengan ekspresi muka yang datar menanyakan ke didit apakah
dia masi ingat dengan prank redvelvet, lalu aurel juga menyampaikan secara
jujur apa dampak yang dirasakannya setelah didit berhasil meng-prank
dirinya.
Konotasi Konten prank dikemas sedemikian rupa untuk memberikan hiburan bagi para
penontonnya, namun di sisi lain juga dikhawatirkan dapat menimbulkan
dampak negatif bahkan pada titik tertentu,mebahayakan.
Diperlukan kebijaksanaan dan kecerdasan semua pihak dalammengakses dan
memproduksi konten yang dapat memberikan manfaat sebesarbesarnya
Bagi khalayak dan masyarakat (Moulita, 2021).
Mitos Prank video banyak dilakukan oleh para selebritis di Youtube dengan berbagai
konten yang sempat menjadi viral di kalangan masyarakat, seperti berpura-pura
menjadi pengemis, prank kepada pengendara ojek online dengan memesan
62

suatu barang kemudian dibatalkan, dan aksi prank berupa pemberian sembako
kepada waria yang berisi sampah. Oleh sebab itu, dengan berbagai konten prank
yang muncul di media sosial saat ini, menimbulkan kontroversi di kalangan
masyarakat, ada yang pro dan ada juga yang kontra dengan aksi-aksi prank.
Sebab, tidak semua aksi prank berakhir pada candaan atau gurauan. Ada juga
prank yang mengakibatkan celaka seperti luka-luka sampai kehilangan nyawa
(Fajri, 2021).

Penjelasan table diatas menunjukan pesan moral yang berkaitan dengan

teori jujur pada durasi 00:31:50 penandanya adalah gambar yang ditetapkan dan

dialog yang ada pada Scene film tersebut, petanda denotasinya adalah terlihat Aurel

dengan ekspresi muka datar mempertanyakan apakah didit ingat dengan prank red

velvet yang pernah dilakukan pada dirinya? lalu aurel juga menyampaikan secara

jujur apa dampak yang dirasakannya setelah didit berhasil meng-prank dirinya.

Konotasinya yaitu Konten prank dikemas sedemikian rupa untuk memberikan

hiburan bagi para penontonnya, namun di sisi lain juga dikhawatirkan dapat

menimbulkan dampak negatif bahkan pada titik tertentu, mebahayakan. Diperlukan

kebijaksanaan dan kecerdasan semua pihak dalam mengakses dan memproduksi

konten yang dapat memberikan manfaat sebesarbesarnya bagi khalayak dan

masyarakat(Moulita, 2021). Pada bagian mitos adalah Prank video banyak

dilakukan oleh para selebritis di Youtube dengan berbagai konten yang sempat

menjadi viral di kalangan masyarakat, seperti berpura-pura menjadi pengemis,

prank kepada pengendara ojek online dengan memesan suatu barang kemudian

dibatalkan, dan aksi prank berupa pemberian sembako kepada waria yang berisi

sampah. Oleh sebab itu, dengan berbagai konten prank yang muncul di media sosial

saat ini, menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat, ada yang pro dan ada

juga yang kontra dengan aksi-aksi prank. Sebab, tidak semua aksi prank berakhir
63

pada candaan atau gurauan. Ada juga prank yang mengakibatkan celaka seperti

luka-luka sampai kehilangan nyawa (Fajri, 2021).

2. Scene Kemandirian Moral

Pesan moral pada scene ini berhubungan dengan teori Suseno (2007:146-

147) yaitu Kemandirian moral berarti bahwa kita tidak pernah ikut-ikutan saja

dengan berbagai pandangan moral dalam kehidupan kita, melainkan membentuk

penilaian dan pendirian sendiri. Kemandirian moral adalah kekuatan batin untuk

mengambil sikap moral sendiri dan untuk bertindak sesuai dengannya. Kekuatan

untuk bagaimana pun juga tidak mau berkongkalikong dalam suatu urusan yang

disadari. Mandiri secara moral berarti bahwa kita tidak dapat di kuasai oleh

mayoritas, jika hal tersebut melanggar keadilan. Moral kemandirian juga memiliki

arti prinsip dan jiwa mandiri dalam menentukan, memilih apa yang menjadi

tujuannya, dan berusaha dengan semaksimal mungkin atas kemampuan diri sendiri.

a. Kemandirian Tingkah Laku

Tabel 4.3
Tingkah laku mandiri

Penanda Durasi (00:06:17)


Ubai : “ Lo keluar deh, kenalan dengan siapa
kek, biar ada yang nemanin elo.”
Ajeng : “ ouh! That hurts mbak.”
“ ( ouh! Itu sakit mbak.)”
Ubai : “ Lo inget umur gak sih?”
Ajeng : “ Kenapa sih buat elo salah banget
gitu gue sendirian? What I’m a failer to you.”
( apa aku gagal untukmu.)
Denotasi Pada potongan film tersebut terlihat Ubai (baju merah), sedang memaksa
Ajeng untuk mencari pasangan hidupnya. Namun, Ajeng tetap bertahan
dengan sifat kemandiriannya untuk sendiri.
Konotasi Pasangan hidup mengarah ke jenjang pernikahan, jadi apabila wanita belum
menikah pada waktu dia telah mencapai usia tiga puluh atau persis pada
ulang tahun yang ke tiga puluh, mereka cenderung untuk menukar tujuan
dan nilai hidupnya ke arah nilai dan tujuan serta gaya hidup baru yang
64

berorientasi pada pekerjaan, kesuksesan dalam karier dan kesenangan


pribadi (Neni, 2020).
Mitos Pada masyarakat Tanjungpinang, masyarakat menilai perempuan yang
lambat menikah ialah sesuatu yang berbeda dengan apa yang ada di
masyarakat. Konstruksi yang terbangun adalah Masyarakat menganggap
bahwa tindakan tersebut adalah hal yang menyimpang, perbuatan tercela,
aneh atau sesuatu hal yang tidak baik tentang seseorang. Masyarakat menilai
bahwa lambat menikah bagi perempuan adalah sebuah aib (Munawarah,
2020).

Pada tabel di atas menunjukkan pesan moral yang berkaitan dengan

kemandirian, dilihat dari potongan film pada durasi 00:06:17 menujukkan ada sikap

tingkah laku mandiri yang di miliki oleh Ajeng. Penandanya adalah gambar dan

dialog tersebut, petanda denotasinya adalah terlihat Ubai (baju merah) sedang

memaksa Ajeng untuk mencari pasangan hidupnya. Namun, Ajeng tetap bertahan

dengan sifat kemandiriannya untuk sendiri. Konotasi pada tabel ini adalah pasangan

hidup mengarah ke jenjang pernikahan, jadi apabila wanita belum menikah pada

waktu dia telah mencapai usia tiga puluh atau persis pada ulang tahun yang ke tiga

puluh, mereka cenderung untuk menukar tujuan dan nilai hidupnya ke arah nilai

dan tujuan serta gaya hidup baru yang berorientasi pada pekerjaan, kesuksesan

dalam karier dan kesenangan pribadi (Neni, 2020). Mitos yang ada dalam tabel

tersebut adalah pada masyarakat Tanjungpinang, masyarakat menilai perempuan

yang lambat menikah ialah sesuatu yang berbeda dengan apa yang ada di

masyarakat. Konstruksi yang terbangun adalah Masyarakat menganggap bahwa

tindakan tersebut adalah hal yang menyimpang, perbuatan tercela, aneh atau

sesuatu hal yang tidak baik tentang seseorang. Masyarakat menilai bahwa lambat

menikah bagi perempuan adalah sebuah aib (Munawarah, 2020).


65

b. Kemandirian Tingkah laku

Tabel 4.4
Tingkah laku mandiri
Penanda Durasi (00:34:27)

Chef Halim : “ Aduh, ya gini lah ya pak,


kelamaan sendirian dirumah.. stress pak! ”
Pak Naryo : “ Makanya, cari istri! ”
Chef Halim : “ Hahaha..”

Denotasi Pada scene ini terlihat chef Halim video call dengan pak Naryo, ia mengungkapkan
keadaan dirinya stress karena kelamaan dirumah sendirian. Maka, dengan tegas pak
Naryo menyuruh chef tersebut untuk mencari istri. Namun chef halim hanya
merespon dengan tertawa karena tidak untuk menikah itu adalah pilihan dirinya.

Konotasi Kalimat stress yang dimaksud dari chef Halim tersebut bukan berarti dia
membutuhkan pendamping hidup atau istri tetapi stress yang di alaminya dalam
film tersebut karena karantina wabah penyakit. Penelitian terbaru melaporkan
bahwa orang dengan pengalaman isolasi dan karantina memiliki perubahan
signifikan pada tingkat kecemasan, kemarahan, kebingungan, dan stres.
Masyarakat diluar tempat karantina mengalami ketakutan tertular karena
pengetahuan tentang Covid-19 yang terbatas atau salah (Sahputri, 2021).

Mitos Stres yang dialami masyarakat muncul dari melihat dan mengetahui data statistik
penyebaran virus dan jumlah pasien positif hingga jumlah korban meninggal
dunia dan mereka juga harus beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam
menjalani kehidupan keseharian “yang baru”. Kesulitan menghadapi perubahan
ini dapat meningkatkan stress. Selain itu, Ketika kita lebih pesimis, depresi atau
cemas, sistem kekebalan kita turun dan menghasilkan lebih banyak hormon stres,
mengurangi kekebalan kita dan meningkatkan peradangan. Maka dari itu,
masyarakat perlu untuk mengelola stres disaat pandemi ini berlangsung
(Simanjuntak,2021).

Tabel diatas menunjukkan pesan moral kemandirian dilihat dari scene pada

durasi 00:34:27. Dibagian cook book ini kehidupan chef halim memang di bentuk

sebagai lelaki mandiri hidup tanpa pasangan dirumahnya dan terakhir pacaran 20

tahun yang lalu. Penandanya adalah gambar dan dialog tersebut, denotasinya adalah

pada scene ini terlihat chef Halim video call dengan pak Naryo, ia mengungkapkan

keadaan dirinya stress karena kelamaan dirumah sendirian. Maka dengan tegas pak

Naryo menyuruh chef tersebut untuk mencari istri. Namun, chef Halim hanya
66

merespon dengan tertawa karena untuk hidup sendirian itu adalah pilihan dirinya.

Konotasinya adalah kalimat stress yang dimaksud dari chef Halim tersebut bukan

berarti dia membutuhkan pendamping hidup atau istri tetapi stress yang di alaminya

dalam film tersebut karena karantina wabah penyakit. Penelitian terbaru

melaporkan bahwa orang dengan pengalaman isolasi dan karantina memiliki

perubahan signifikan pada tingkat kecemasan, kemarahan, kebingungan, dan stres.

Masyarakat diluar tempat karantina mengalami ketakutan tertular karena

pengetahuan tentang Covid-19 yang terbatas atau salah (Sahputri, 2021). Lalu pada

bagian mitosnya stres yang dialami masyarakat muncul dari melihat dan

mengetahui data statistik penyebaran virus dan jumlah pasien positif hingga jumlah

korban meninggal dunia dan mereka juga harus beradaptasi terhadap perubahan

yang terjadi dalam menjalani kehidupan keseharian “yang baru”. Kesulitan

menghadapi perubahan ini dapat meningkatkan stress. Selain itu, Ketika kita lebih

pesimis, depresi atau cemas, sistem kekebalan kita turun dan menghasilkan lebih

banyak hormon stres, mengurangi kekebalan kita dan meningkatkan peradangan.

Maka dari itu, masyarakat perlu untuk mengelola stres disaat pandemi ini

berlangsung (Simanjuntak,2021).
67

3. Scene Bertanggung Jawab

Scene ini terkait dalam teori pesan moral Suseno (2007:145) yaitu moral

bertanggung jawab, Penjelasan pada moral yang ini merupakan kesediaan individu

dalam melakukan hal yang harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Bertanggung

jawab dilaksanakan tanpa adanya paksaan untuk menyelesaikan, demi mandat itu

sendiri. Sikap tanggung jawab dalam melakukannya tanpa adanya rasa malas, takut,

dan malu untuk melakukan tanggung jawab yang dilakukan. Memiliki sikap

tanggung jawab ini merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan seseorang,

karena sikap tersebut tidak hanya dilakukan untuk diri sendiri, namun juga

dikaitkan dengan orang lain dalam berbagai aspek.

a. Perilaku Tanggung Jawab

Tabel 4.5
Bertanggung Jawab memberi hal yang benar
Penanda Durasi (00:47:50)

Pak Naryo : “ Wah!! Buku resep apa lagi


chef ? ”
Chef Halim : “ Novel pak novel, ini novel
tentang dua manusia terakhir di dunia yang
terpisah oleh jarak dan mereka harus
menentukan pilihan bagaimana melakukan
melanjutkan kehidupan”
Pak Naryo : “ Chef di Al-quran itu disebutkan manusia yang terakhir hidup di
hari kiamat itu adalah manusia paling bejat dan tidak bermoral.”
Chef Halim : “ Emang ditulis di Al-quran nya seperti itu pak?.. ”
Pak Naryo : “ Lho emang chef gak riset dulu sebelum mentukan tema ini. ”

Denotasi Pada scene ini terlihat Chef halim menunjukkan karya barunya kepada Pak
Naryo. Chef Halim menjelaskan buku barunya yang berisi tentang manusia
terakhir di dunia. Namun, Pak Naryo terlihat sebagai sosok yang muslim ia
memberitahu sesuai dengan yang tertulis di Al-quran jika sudah ada manusia
terakhir tandanya hari pun kiamat dan manusia yang hidup tersebut memiliki sifat
bejat dan tidak bermoral. Lalu chef Halim seperti tidak terima dengan pernyataan
pak Naryo, dengan singkatnya pak Naryo menyuruh chef tersebut untuk meriset
terlebih dahulu sebelum menentukan tema untuk bukunya.
Konotasi Dalam ajaran agama Islam tidak memaksakan urusan keimanan karena sejatinya
iman adalah meyakininya dengan hati, mengucapkanya dengan lisan, dan
mengamalkannya dengan anggota badan sehingga harus diikuti dengan
68

perasaan tunduk dan taat. Dan tentunya kedua hal tersebut tidak akan terwujud
dengan paksaan ( Anwar, 2018).
Mitos Di zaman sekarang ini banyak orang yang berbeda pendapat dengan agama.
Setelah muncul stigma negatif radikalisme dalam Islam dengan memunculkan
kelompok-kelompok garis keras yang mengaku muslim, sekarang muncul stigma
baru bagi umat Islam, yaitu anti-kebhinekaan dan anti-pancasila, sehingga
muncul kelompok-kelompok yang mengaku lebih “pancasilais” “bhinekais”
bahkan mengaku “saya Indonesia”.
Stigma negative tersebut kemudian didukung oleh laporan tindakan intoleransi
yang dilakukan oleh “kelompok umat Islam, atau figur umat Islam”. Nampaknya
stigma negatif anti-pancasila dan kebhinekan yang labelkan kapada kelompok
umat Islam mempengaruhi kebijakaan pemerintah (Anwar, 2018).

Tabel diatas pada durasi 00:47:50 menunjukkan Scene bertanggung jawab

yang di lakukan oleh pak Naryo sebagai muslim yang baik memberi tahu kebeneran

sesuai pedomannya yaitu Al-quran. Penandanya adalah gambar yang ditetapkan

dan dialog gambar tersebut. Petanda denotasinya adalah Chef halim menunjukkan

karya barunya kepada Pak Naryo. Chef Halim menjelaskan buku barunya yang

berisi tentang manusia terakhir di dunia. Namun, Pak Naryo terlihat sebagai sosok

orang yang paham agama ia memberitahu sesuai dengan yang tertulis di Al-quran

jika sudah ada manusia terakhir tandanya hari pun kiamat dan manusia yang hidup

tersebut memiliki sifat bejat dan tidak bermoral. Lalu chef Halim seperti tidak

terima dengan pernyataan pak Naryo, dengan singkatnya pak Naryo menyuruh chef

tersebut untuk meriset terlebih dahulu sebelum menentukan tema untuk bukunya.

Pada tabel konotasinya dalam ajaran agama Islam tidak memaksakan urusan

keimanan karena sejatinya iman adalah meyakininya dengan hati, mengucapkanya

dengan lisan, dan mengamalkannya dengan anggota badan sehingga harus diikuti

dengan perasaan tunduk dan taat. Tentunya kedua hal tersebut tidak akan terwujud

dengan paksaan ( Anwar, 2018). Lalu pada tabel bagian mitosnya adalah zaman

sekarang ini banyak orang yang berbeda pendapat dengan agama. Setelah muncul

stigma negatif radikalisme dalam Islam dengan memunculkan kelompok-kelompok


69

garis keras yang mengaku muslim, sekarang muncul stigma baru bagi umat Islam,

yaitu anti-kebhinekaan dan anti-pancasila, sehingga muncul kelompok-kelompok

yang mengaku lebih “pancasilais” “bhinekais” bahkan mengaku “saya Indonesia”.

Stigma negative tersebut kemudian didukung oleh laporan tindakan intoleransi

yang dilakukan oleh “kelompok umat Islam, atau figur umat Islam”. Nampaknya

stigma negatif anti-pancasila dan kebhinekan yang labelkan kapada kelompok umat

Islam mempengaruhi kebijakaan pemerintah (Anwar, 2018).

4. Scene keberanian Moral


Pada Scene ini terdapat teori pesan moral yang terkait dengan Keberanian

moral (Suseno, 2007:147). Adapun pengertian keberanian moral merupakan

kesetiaan terhadap hati nurani dan keberanian untuk mempertahankan sikap yang

di pecaya sebagai suatu kewajiban tanpa melanggar nilai-nilai moral walau harus

mengambil resiko konflik. Sikap moral ini memiliki keutamaan, yaitu tidak mudah

mundur dalam melakukan tanggung jawab tanpa melanggar norma dalam

kehidupan.

a. Keberanian dalam berpendapat

Tabel 4.6
Keberanian berpendapat

Penanda Durasi (01:04:21)


Adin : “ Bapak bilang anak kecil wajar panas
meriang begitu? Anak kecil panas katanya mau
pintar? Lagi mau pintar?! Itu lagi mau mati pak! ”
Ibu : *melayangkan tamparan ke adin* “ Berhenti

kamu omongin dede! ”

Denotasi Pada Scene ini terlihat adin dengan berani mengeluarkan pendapatnya, dengan
mengatakan ketika saat adiknya sakit bapak mewajarkan hal tersebut karena
anak kecil yang sakit dianggap menambah kepintarannya. Tetapi, pada
70

kenyaatannya yang terjadi adik tersebut meninggal dunia. Lantas dengan


ungkapan adin tersebut sang ibu emosi sehingga melayangkan tamparan
terhadap adin dan menegaskan berhenti untuk omongin dede.

Konotasi Panas meriang di Indonesia sering dibilang demam.


Demam sendiri adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh diatas normal, yaitu
diatas 38`C. Pada prinsipnya demam dapat menguntungkan dan dapat pula
merugikan. Pada tingkat tertentu demam merupakan bagian dari pertahanan
tubuh yang bermanfaat karena timbul dan menetap sebagai respon terhadap
suatu penyakit. Namun suhu tubuh yang terlalu tinggi juga akan berbahaya.
Demam merupakan suatu kondisi yang umum terjadi terutama pada anak-anak.
Penanganan demam pada anak sangat tergantung pada peran orang tua,
terutama ibu. Pengetahuan ibu yang berbeda akan mengakibatkan pengelolaan
demam pada anak yang berbeda pula (Amarilla, 2012).

Mitos Di kutip dari laman resmi DetikHealth, Terkait kepercayaan di masyarakat


bahwa demam bisa jadi tanda anak akan pintar, misalnya akan berjalan atau
tumbuh gigi, dr Wi mengatakan itu tidak benar. Sebab, lagi-lagi ia
mengingatkan penting sekali orang tua mengenali penyebab anak demam.
Sehingga, tidak bisa dipukul rata jika anak demam berarti si anak akan 'pintar'.

Dari Scene diatas pada durasi 01:04:21 yang mengandung pesan moral

Keberanian adalah pendapat yang di ucapkan oleh adin tentang kepergian adiknya.

Pada penandanya sudah ditetapkan dialog dan gambar pada tabel tersebut.

Denotasinya adalah scene ini terlihat adin dengan berani mengeluarkan

pendapatnya, ia mengatakan ketika saat adiknya sakit bapak mewajarkan hal

tersebut karena anak kecil yang sakit dianggap menambah kepintarannya. Tetapi,

pada kenyaatannya yang terjadi adik tersebut meninggal dunia. Lantas dengan

ungkapan adin tersebut sang ibu emosi sehingga melayangkan tamparan terhadap

adin dan menegaskan berhenti untuk omongin dede. Konotasinya adalah Panas

meriang di Indonesia sering dibilang demam. Demam sendiri adalah suatu keadaan

dimana suhu tubuh diatas normal, yaitu diatas 38`C. Pada prinsipnya demam dapat

menguntungkan dan dapat pula merugikan. Pada tingkat tertentu demam

merupakan bagian dari pertahanan tubuh yang bermanfaat karena timbul dan

menetap sebagai respon terhadap suatu penyakit. Namun suhu tubuh yang terlalu
71

tinggi juga akan berbahaya. Demam merupakan suatu kondisi yang umum terjadi

terutama pada anak-anak. Penanganan demam pada anak sangat tergantung pada

peran orang tua, terutama ibu. Pengetahuan ibu yang berbeda akan mengakibatkan

pengelolaan demam pada anak yang berbeda pula (Amarilla, 2012). Untuk bagian

mitosnya, dikutip dari laman resmi DetikHealth, Terkait kepercayaan di masyarakat

bahwa demam bisa jadi tanda anak akan pintar, misalnya akan berjalan atau tumbuh

gigi, dr Wi mengatakan itu tidak benar. Sebab, lagi-lagi ia mengingatkan penting

sekali orang tua mengenali penyebab anak demam. Sehingga, tidak bisa dipukul

rata jika anak demam berarti si anak akan 'pintar'

5. Scene Kritis
Scene ini terkait dalam teori pesan moral Suseno (2007:145) yaitu moral

kritis, penjelasan dari moral ini lebih kearah suatu tindakan atau perlakuan untuk

mengoreksi, memberikan saran baik terhadap kekuasan, dan wewenang yang dapat

merugikan kehidupan individual maupun bermasyarakat. Sikap ini didasari dengan

memberikan suatu saran yang bermanfaat terhadap seseorang maupun untuk diri

kita sendiri agar kedepannya menjadi lebih baik dalam bertindak dikehidupan

sehari-hari. Seseorang diharuskan untuk berpikir secara kritis atau memberikan

kritik untuk memperbaiki hal yang melanggar norma-norma kehidupan seseorang.


72

a. Kritis dalam berpendapat

Tabel 4.7
Kritis akan keadaan yang ada
Penanda Durasi (01:28:08)

Bos Perampok : “ Gimana jadinya


bang? ”

Perampok : “ Masih nanya sama gue lu


gimana jadinya! Lain kali tiap
ngelakuin apapun, mau ada aksi
apapun SWAB!! Ikuti protokol. ”

Denotasi Pada bagian potongan Scene ini di perlihatkan mobil perampok yang pergi setelah
menguburkan jasad temannya yaitu icuk yang meninggal dicurigakan terkena
covid-19. Disaat mobil baru jalan telfon masuk dari bos perampok yang menyakan
keaadan, dengan nada keras perampok tersebut mengatakan jika mau lakukan
segala hal harus ikuti protokol.
Konotasi Di saat masa pandemic covid-19 ini banyak masyarakat yang masih kurang percaya
terhadap virus corona tersebut. Sehingga hal fatal pun terjadi, banyak sekali yang
masih menyepelekan tentang kesehatan. Padahal kenyataannya pemerintah telah
mengedukasi tentang protokol kesehatan serta penanganan penyakit yang harus
dilakukan di masa pandemi covid-19. Namun, dibalik banyak edukasi dan
sosialisasi dari pemerintah semakin membuat masyarakat ada yang pro dan kontra.
Yang terjadi saat ini ada mematuhi prokes dan masih ada juga yang tidak peduli
akan prokes.
Mitos Konstruksi sosial pada teori konspirasi virus Covid-19 yang dilakukan oleh
beberapa oknum menimbulkan sebuah keresahan yang hadir di dalam masyarakat,
sebagai contoh ialah drummer band Superman Is Dead, I Gede Ari Aristina atau
lebih dikenal dengan nama Jerinx. Jerinx berpendapat bahwa wabah virus corona
ini merupakan agenda elit global dan Ia pun beraktivitas tanpa menggunakan APD
(Alat Pelindung Diri) ketika menantang ingin masuk ke sebuah rumah sakit tanpa
memakai APD. Dari sebuah definisi dan penafsiran tersebut membentuk sebuah
interaksionisme simbolik yang dilakukan oleh sebagian masyarakat mengenai teori
konspirasi perihal virus Covid-19, yaitu perilaku yang menentang protokol
kesehatan sesuai dari anjuran pemerintah dan WHO (Khalil, 2021).

Pada tabel diatas terdapat potongan scene pada durasi 01:28:08

mengandung pesan moral Kritis yang dilihat dari dialog perampok saat tidak terima

dengan perlakuan bosnya. Pada penanda sudah ditetapkap dialog dan gambar

didalam tabel tersebut. Denotasinya adalah di perlihatkan mobil perampok yang

pergi setelah menguburkan jasad temannya yaitu icuk yang meninggal dicurigakan

terkena covid-19. Disaat mobil baru jalan telfon masuk dari bos perampok yang
73

menyakan keaadan, dengan nada keras perampok tersebut mengatakan jika mau

lakukan segala hal harus ikuti protokol. Konotasinya terdapat saat masa pandemic

covid-19 ini banyak masyarakat yang masih kurang percaya terhadap virus corona

tersebut. Sehingga hal fatal pun terjadi, banyak sekali yang masih menyepelekan

tentang kesehatan. Padahal kenyataannya pemerintah telah mengedukasi tentang

protokol kesehatan serta penanganan penyakit yang harus dilakukan di masa

pandemi covid-19. Namun, dibalik banyak edukasi dan sosialisasi dari pemerintah

semakin membuat masyarakat ada yang pro dan kontra. Yang terjadi saat ini ada

mematuhi prokes dan masih ada juga yang tidak peduli akan prokes. Mitosnya

adalah Konstruksi sosial pada teori konspirasi virus Covid-19 yang dilakukan oleh

beberapa oknum menimbulkan sebuah keresahan yang hadir di dalam masyarakat,

sebagai contoh ialah drummer band Superman Is Dead, I Gede Ari Aristina atau

lebih dikenal dengan nama Jerinx. Jerinx berpendapat bahwa wabah virus corona

ini merupakan agenda elit global dan Ia pun beraktivitas tanpa menggunakan APD

(Alat Pelindung Diri) ketika menantang ingin masuk ke sebuah rumah sakit tanpa

memakai APD. Dari sebuah definisi dan penafsiran tersebut membentuk sebuah

interaksionisme simbolik yang dilakukan oleh sebagian masyarakat mengenai teori

konspirasi perihal virus Covid-19, yaitu perilaku yang menentang protokol

kesehatan sesuai dari anjuran pemerintah dan WHO (Khalil, 2021).


74

C. Pembahasan Penilitian

Setelah mengetahui tanda-tanda dari film Quaratine Tales yang di analisis

dengan teori pesan moral Suseno (2007:142-149) yang terdiri dari tujuh bagian

antara lain: Jujur, nilai otentik, bertanggung jawab, kemandirian moran, keberanian

moral, kerendahan hati, serta kritis.

Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat 5 bagian moral dari teori tersebut

untuk mempresentasikan pesan moral pada film Quarantine Tales. Hal ini bisa

dilihat pada setiap adegan atau pun dialog yang ada pada film tersebut.

1. Jujur

Jujur merupakan sikap terbuka dengan orang lain bukan berarti bahwa

segala pertanyaan orang lain harus kita jawab lengkap, melainkan kita harus

menjadi sebagai diri kita sendiri dan kita tidak menyembunyikan sesuatu

kebohongan kepada orang-orang.

Pada bagian jujur ini di tetapkan dua Scene yang dapat dilihat pada film

Quarantine Tales, potongan pertama diambil pada kisah Nouget durasi (00:12:00)

yang dimana kejujuran ucapan karena memberi pengakuan tentang keberadaannya,

potongan kedua diambil pada kisah Prankster durasi (00:31:50) yang mengajarkan

pentingnya perilaku jujur dalam melakukan tindakan.

2. Kemandirian Moral

Kemandirian moral berarti bahwa kita tidak pernah ikut-ikutan saja dengan

berbagai pandangan moral dalam kehidupan kita, melainkan membentuk penilaian

dan pendirian sendiri. Kemandirian moral adalah kekuatan batin untuk mengambil
75

sikap moral sendiri dan untuk bertindak sesuai dengannya. Kekuatan untuk

bagaimana pun juga tidak mau berkongkalikong dalam suatu urusan yang disadari.

Dari bagian kemandirian moral ini terdapat dua potongan scene yang

menunjukkan sikap kemandirian, yang pertama pada kisah Nouget durasi

(00:06:17) menunjukkan ada sikap tingkah laku mandiri yang dimana hal itu

terbentuk karena prinsip hidup sendiri. Pada potongan scene yang kedua terdapat

pada kisah Cook Book durasi (00:34:27) juga menunjukan sikap tingkah laku

mandiri tetapi hal ini terbentuk karena kisah kelam masa lalunya.

3. Bertanggung Jawab

Penjelasan pada moral bertanggung jawab ini merupakan kesediaan

individu dalam melakukan hal yang harus dilakukan dengan sebaik mungkin.

Bertanggung jawab dilaksanakan tanpa adanya paksaan untuk menyelesaikan, demi

mandat itu sendiri. Sikap tanggung jawab dalam melakukannya tanpa adanya rasa

malas, takut, dan malu untuk melakukan tanggung jawab yang dilakukan. Memiliki

sikap tanggung jawab ini merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan

seseorang, karena sikap tersebut tidak hanya dilakukan untuk diri sendiri, namun

juga dikaitkan dengan orang lain dalam berbagai aspek.

Bagian yang menunjukan bertanggung jawab dalam film Quarantine Tales

ini terdapat satu potogan scene yaitu, pada kisah Cook Book durasi (00:47:50)

merupakan perilaku tanggung jawab yang di lakukan oleh pak Naryo sebagai

muslim yang baik memberi tahu kebeneran sesuai pedomannya yaitu Al-quran.
76

4. keberanian moral

Keberanian moral tersebut merupakan kesetiaan terhadap suara hati,

keberanian untuk mempertahankan sikap yang diyakini sebagai suatu kewajiban

tanpa melanggar nilai nilai moral walau harus mengambil resiko konflik. Sikap

keberanian moral memiliki keutamaan, yaitu tidak mudah mundur dalam

melakukan tanggung jawab tanpa melanggar norma dalam kehidupan.

Dari bagian ini terdapat satu potongan scene yaitu pada kisah Happy Girls

Don’t Cry durasi (01:04:21) yang merupakan perilaku keberanian berpendapat di

ucapkan oleh adin tentang kepergian adiknya.

5. Kritis

Sikap kritis moral ini lebih kearah suatu tindakan atau perlakuan untuk

mengoreksi, memberikan saran baik terhadap kekuasan, dan wewenang yang dapat

merugikan kehidupan individual maupun bermasyarakat. Sikap ini didasari dengan

memberikan suatu saran yang bermanfaat terhadap seseorang maupun untuk diri

kita sendiri agar kedepannya menjadi lebih baik dalam bertindak dikehidupan

sehari-hari. Seseorang diharuskan untuk berpikir secara kritis atau memberikan

kritik untuk memperbaiki hal yang melanggar norma-norma kehidupan seseorang.

Pada bagian kritis ditemukan satu potongan scene yang ada pada film

Quarantine Tales, potongan scene tersebut di kisah The Protocol durasi (01:28:08)

yang dimana terdapat perilaku yang bertentangan dengan bosnya.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Peneliti telah menghadirkan beberapa potongan dari Scene film tersebut

yang memiliki pesan moral yang ada didalam film Quarantine Tales, penelitian ini

dikaji menggunakan analisis semiotika Roland Barthes dengan melihat tanda

(penanda, denotasi, konotasi serta mitos).

Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan pada bab sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa film Quarantine Tales ini selain hadir dengan gendre film

omnibus yang cukup asing terdengar di dunia perfilman Indonesia, Quarantine

Tales memiliki satu alur cerita inti yaitu menggambarkan keresahan yang

masyarakat rasakan selama mengalami dampak pandemi covid-19 tetapi di

tampilkan dengan isu yang berbeda-beda pada setiap subjudulnya. Selain itu,

walaupun film ini terdapat unsur negative akan tetapi banyak hal positif yang dapat

diambil seperti 5 unsur pesan moral. Adapun kelima pesan moral nya yaitu, jujur,

kemandirian, bertanggung jawab, keberanian moral, dan kritis.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti dapat memberikan saran bahwa

film Quarantine Tales ini dapat dinikmati oleh segala kalangan karena

menggambarkan kehidupan manusia di masa pandemi covid-19 yang mana sama-

sama kita rasakan saat ini dan film tersebut juga mampu memberikan pesan-pesan

moral yang dapat kita terapkan didalam kehidupan. Pesan yang ada didalam film

77
78

tersebut dikemas dengan berbagai macam isu jadi kita tidak hanya melihat satu

konfliknya saja dengan itu kita bisa lebih memahami sesama manusia dalam kondisi

apapun, kadang kala kita tidak menyadari jika keaadan yang ada di adegan film

tersebut belum tentu bisa kita lewati dan siap dengan melakukan kejujuran,

kemandirian, bertanggung jawab, keberanian moral, serta kritis.

Penulis juga menyarankan untuk penelitian semiotika terutama tentang film

harus lebih dinikmati dan di kembangkan lagi oleh mahasiswa, karena kebanyakan

orang hanya menikmati film saja tanpa memperhatikan pesan yang terdapat pada

film tersebut. Peneliti juga berharap semoga dengan adanya penelitian ini dapat

menjadi manfaat akademis untuk mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang

serupa.
79

Daftar Pustaka

Buku :

AB Prasetya. 2019. Analisis Semiotika Film dan Komunikasi. Malang : Intrans


Publishing.
Adi, Ida Rochani. 2011. Fiksi Populer Teori dan Metode Kajian. Yogyakarta:
Pusataka Pelajar.
Cangara, Hafied. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Halik, A. 2013. Komunikasi massa. Makasar : Alauddin University Press.
Hoed, B. 2014. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas Bambu.
Kesuma, D. 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik disekolah.
Bandung: Rosda Karya.
Liliweri, ALo. 2014. Pengantar studi kebudayaan. Bandung : Nusa Media
Moleong, L. J. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Mudjiono, Y. 2020. Kajian Semiotika dalam film. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1),
125-138.
Pujileksono, S. 2015. Metode penelitian komunikasi kualitatif. Malang: Intrans
Publishing.
Suseno, F. M. 2007. Etika dasar masalah-masalah pokok filsafat moral.
Yogyakarta: Kanisius
Sobur, A. 2013. Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Metode Fenomenologi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Vera, Nawiroh. (2014). Semiotika dalam Riset Komunikasi. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra
Books.
Rahmadi, R. (2011). Pengantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin: Antasari
Press.
80

Jurnal :
Anwar, C. 2018. Islam Dan Kebhinekaan Di Indonesia: Peran Agama Dalam
Merawat Perbedaan. Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam, 4(2), 1-18.
Dwi Viora. 2017. Sejarah, Mitos, dan Parodi dalam penciptaan karya sastra modern
Indonesia warna lokal. Jurnal Basicedu. 1(2): 66-75.
Eko, Soponyono. 2013. Kebijakan Kriminalisasi “Kumpul Kebo” Dalam
Pembangunan Hukum Pidana Indonesia. Ejournal Undip Masalah-Masalah
Hukum. 42(2): 196-203.
Fajri, m. 2021. Humor dalam perspektif hadis: analisis teori hierarchy of needs
terhadap aksi prank di media sosial. Kontemplasi: jurnal ilmu-ilmu
ushuluddin. 9(1), 47-64.
Irmaniati, I. 2018. Analisis Pesan Moral yang terkandung dalam “bersatulah
pelacur-pelacur kota Jakarta” karya WS Rendra. Jurnal Onoma:
Pendidikan, Bahasa, dan Sastra, 2(2).
Khalil, R. A., Apsari, N. C., & Krisnani, H. 2021. PERILAKU MENENTANG
PROTOKOL KESEHATAN DIPENGARUHI OLEH TEORI
KONSPIRASI VIRUS COVID-19 DITINJAU DENGAN TEORI
INTERAKSIONISME SIMBOLIK. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik,
3(2), 168-178.
Kusuma, P. K. N., & Nurhayati, I. K. 2017. Analisis semiotika roland barthes pada
ritual otonan di Bali. Jurnal Manajemen Komunikasi, 1(2), 195-217.
Lumowa, J. 2015. Beberapa aspek sosial yang mempengaruhi pasangan kumpul
kebo di kelurahan pondang kecamatan amurang timur kabupaten minahasa
selatan. Journal social welfare, 3(1).
Manesah, D., Minawati, R. and Nursyirwan, N., 2018. Analisis Pesan Moral Dalam
Film Jangan Baca Pancasila Karya Rafdi Akbar. PROPORSI: Jurnal
Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 3(2), pp.176-187.
Moulita, M. 2021. Persepsi Remaja terhadap Konten Prank di Media Sosial.
JURNAL SIMBOLIKA: Research and Learning in Communication Study
(E-Journal), 7(2), 107-115.
Mudjiono, Y. 2020. Kajian Semiotika dalam film. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1),
125-138.
Munawarah, M., Wahyuni, S., & Elsera, M. 2020. Pandangan Masyarakat Tentang
Perempuan Yang Lambat Menikah Di Kota Tanjungpinang. Student Online
Journal (Soj) Umrah-Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. 1(2), 586-595.
81

Pratiwi, N. I. 2017. Penggunaan Media Video Call dalam Teknologi


Komunikasi. Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, 1(2), 202-224.
Sartika, E. 2014. Analisis isi kualitatif pesan moral dalam film berjudul “Kita versus
Korupsi”. Jurnal Ilmu Komunikasi. 2(2), 63-77.
Simanjuntak, G. V., Pardede, J. A., Sinaga, J., & Simamora, M. 2021. Mengelola
Stres di Masa Pandemi Covid-19 Dengan Hipnotis Lima Jari. Journal of
Community Engagement in Health. 4(1), 54-57.
Weisarkurnai, B. F. 2017. Representasi Pesan Moral dalam Film Rudy Habibie
Karya Hanung Bramantyo (Analisis Semiotika Roland Barthes). Jurnal
Fisip, Riau University.

Skripsi :
Amarilla Riandita. 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Demam Dengan Pengelolaan Demam Pada Anak. Universitas Diponegoro.

A. R. Dzauqi Naufal Amrullah. 2018. Kegalauan Identitas Tionghoa dalam Film


Cinta. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Neni Elisna Voliwati. 2020. Faktor Penyebab Gadis Lambat Menikah dan
Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling islam studi di
Kota Pagar Alam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.

Artikel :

https://cineverse.id/review-quarantine-tales

https://www.kompas.com/hype/read/2021/10/19/140028266/5-rekomendasi-film-

omnibus-indonesia-yang-wajib-ditonton

https://www.kincir.com/movie/cinema/review-quarantine-tales

Sahputri, A. H. 2021. STRESS MASYARAKAT DI MASA PANDEMI.


https://doi.org/10.31219/osf.io/fcdz7

Anda mungkin juga menyukai