Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM DAN WORKSHOP TEKNIK INDUSTRI

I. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa dan tuntutan penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan Standar Pengajaran yang dibutuhkan, praktik menjadi keharusan yang
perlu dipenuhi oleh Kampus. Dengan adanya praktik yang memadai, mahasiswa akan
memperoleh pengalaman yang lebih nyata dan memenuhi kompetensi lulusan yang dibutuhkan
sebelum menginjak dunia kerja.
Teknik Industri merupakan keilmuan yang terkait dengan perancangan, perbaikan, dan
instalasi sistem terintegrasi dengan menggunakan ilmu alam dan ilmu sosial. Sub keilmuan
Teknik Industri ini sendiri terbagi menjadi beberapa yaitu Supply Chain Management,
Manajemen Produksi (Manufaktur), Manajemen Sains, dan Ergonomi (Perancangan Berbasis
Manusia).
Sebagai gambaran, dalam sub keilmuan Supply Chain Management, mahasiswa harus
memahami praktik berjalannya sebuah industri, dari pemasok, produsen, distributor, hingga
retailer (beberapa tier sebelum dan sesudah produsen). SCM juga berkaitan dengan bagaimana
menjalankan praktik manajemen rantai pasok yang efektif, efisien, dan terpadu antar rantai yang
terkait sehingga produk akan mencapai konsumen dengan harga yang kompetitif, kualitas yang
baik, jumlah yang sesuai (tidak berlebihan atau kekurangan) dalam merespon permintaan
konsumen yang berubah, dan dalam waktu yang tepat.
Untuk sub Keilmuan Manajemen Sains, mahasiswa perlu memahami bagaimana
melakukan riset pasar, perancangan produk agar sesuai ekspektasi pasar, studi kelayakan,
Quality Control, strategi penjualan, penjualan, hingga aktivitas return produk. Disiniah ujung
pencapaian visi socio-technopreneurship yang direncanakan. Mahasiswa akan merancang sistem
informasi penjualan produk, dan metode penjualannya yang akan membuat calon pelanggan
tertarik dan akan membeli produk tersebut.
Untuk sub keilmuan Manufaktur, mahasiswa perlu meramalkan permintaan pada waktu-
waktu yang akan datang secara tepat setelah memperoleh informasi dari riset pasar, memastikan
bagaimana produk yang dirancang dapat diproduksi, menjadwalkan tahapan produksi,
mempersiapkan kebutuhan untuk pelaksanaan produksi, PPC (Production, Planning, and
Control), hingga menjadi produk akhir, termasuk bagaimana menata letak pabrik agar berjalan
efektif dan efisien, termasuk melakukan rekayasa produktivitas agar produktivitasnya dapat
meningkat.
Sub keilmuan Ergonomi atau lebih luas dikenal dengan Rekayasa Faktor Manusia
merupakan sub keilmuan yang terkait langsung dengan manusia. Sub keilmuan ini terkait dengan
analisis risiko kerja, risiko cedera, kemampuan tubuh, dengan tempat manusia bekerja agar
tercapai tujuan EASNE (efektif, Aman, Sehat, Nyaman, dan Efisien). Sub keilmuan ini mengkaji
faktor manusia untuk dapat meningkatkan kinerjanya, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Dari sub-keilmuan ini, muncul perancangan alat yang terkait dengan penggunaan manusia seperti
mesin cuci ergonomis, kursi roda ergonomis, ranjang rumah sakit yang ergonomis (mudah
digunakan, nyaman digunakan, sesuai dengan kebutuhan pasien), alat kerja agar nyaman
digunakan pekerja sehingga pekerja dapat bekerja dengan waktu lebih panjang.
Untuk dapat lebih memahami irisan keilmuan Teknik Industri dengan keilmuan lainnya,
maka dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Irisan Kompetensi Keilmuan Teknik Industri dengan Keilmuan lain
Sub Ilmu Kompetensi Mata Kuliah dapat bersinergi dengan
Unit/ Prodi
Manajemen riset pasar Manajemen Strategis, Manajemen
Sains Manajemen Pemasaran
perancangan produk Perancangan Teknik Industri 1 Manajemen
dan 2 Desain Komunikasi Visual
studi kelayakan Analisis dan Perancangan Manajemen
Perusahaan Akuntansi
Keuangan dan Perbankan
Quality Control Statistika Industri 1 dan 2 Manajemen
Pengendalian & Penjamin Mutu Sistem Informasi
Teknik Informatika
strategi penjualan Manajemen Pemasaran, Agribisnis
Penelitian Operasional 1 dan 2 Manajemen
Sistem Informasi
Teknik Informatika
penjualan Manajemen Pemasaran, Agribisnis
Penelitian Operasional 1 dan 2 Manajemen
Sistem Informasi
Teknik Informatika
aktivitas return Sistem Rantai Pasok Manajemen
Sistem Informasi
Teknik Informatika
Tabel 1. Irisan Kompetensi Keilmuan Teknik Industri dengan Keilmuan lain
Sub Ilmu Kompetensi Mata Kuliah dapat bersinergi dengan
Unit/ Prodi
Manufaktur produk yang Menggambar Teknik -
dirancang dapat Tata Letak Pabrik
diproduksi Perencanaan dan Pengendalian
Produksi 1 dan 2
menjadwalkan Perencanaan dan Pengendalian Agroteknologi (basis agro)
tahapan produksi Produksi 1 dan 2
Production, Planning, Perencanaan dan Pengendalian Sistem Informasi
and Control Produksi 1 dan 2 Teknik Informatika
menata letak pabrik Perancangan Tata Letak -
Fasilitas
peningkatan Rekayasa Produktivitas -
produktivitas
perusahaan
Ergonomi analisis risiko kerja, Ergonomi dan Perancangan Kesehatan Masyarakat
risiko cedera Sistem Kerja 1 dan 2 RS Royal Prima (basis
Keselamatan, Kesehatan dan penggunaan alat RS)
Lingkungan Kerja Teknik Informatika
studi waktu dan Ergonomi dan Perancangan Semua Prodi
metode kerja Sistem Kerja 1 dan 2
perancangan alat Ergonomi dan Perancangan RS Royal Prima (basis alat
ergonomis Sistem Kerja 1 dan 2 RS)
Teknik Informatika
Keselamatan dan Keselamatan, Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja RS Royal Prima (basis
pekerja RS)
SCM manajemen rantai Sistem Rantai Pasok RS Royal Prima (basis
pasok yang efektif, manajemen RS)
efisien, dan terpadu Sistem Informasi
Teknik Informatika
merespon Sistem Rantai Pasok RS Royal Prima (basis
permintaan manajemen RS)
konsumen yang Sistem Informasi
berubah Teknik Informatika

Berdasarkan Tabel di atas, terlihat bahwa karena keilmuan Teknik Industri ini cukup luas,
terlihat dari tidak ada Prodi yang dapat bersinergi secara utuh, dan tidak seluruhnya dapat
dicover oleh prodi yang telah ada, maka dirasakan perlu untuk merancang Lab dan Workshop
yang dapat mengcover seluruh aktivitas dan kompetensi teknis dasar yang dibutuhkan. Seperti
terlihat pada tabel di atas, lab dan workshop teknik industri juga dapat diintegrasikan dengan
berbagai program studi di bawah Universitas Prima Indonesia.
Penentuan produk yang akan diproduksi sangat ditentukan oleh faktor keilmuan,
kebutuhan capaian kompetensi, dan sumber daya yang ada di sekitar Medan, serta visi
Universitas, Fakultas, dan Program Studi. Penentuan produk keripik-kerupuk dikarenakan:
1. Sesuai dengan visi Universitas, Fakultas, dan Program Studi yang mengarah pada socio-
technopreneurship, sehingga akan lebih mudah bila kasusnya pada produk yang mudah
dan dapat dijual pada konsumen
2. Ketersediaan bahan ubi kayu maupun buah yang melimpah di daerah sekitar Medan
3. Masyarakat Indonesia tidak lepas dari konsumsi keripik dan kerupuk
4. Banyaknya industri kecil berbasis kerupuk dan keripik yang tersebar di Sumatera Utara,
sehingga model produksinya dapat dijadikan model produksi efisien bagi UMKM
(Pengabdian dosen)
5. Prosesnya tidak terlalu sulit untuk dapat diproduksi sendiri
6. Mengcover seluruh tahapan yang dibutuhkan dalam standar pendidikan teknik industri
yang ditetapkan oleh BKSTI (Badan Kerjasama Teknik Industri seluruh Indonesia), yang
menaungi seluruh Prodi Teknik Industri di seluruh Indonesia.
7. Modal yang dibutuhkan untuk pengadaan lab dan workshop ini tidak akan sebesar jika
dibandingkan dengan produk lain yang dijadikan sebagai objek yang dihasilkan (contoh:
Ragum untuk praktikum terintegrasi di USU), ataupun praktik inti Teknik Industri tidak
terintegrasi yang dilakukan prodi lain (terdiri dari: Lab Menggambar Teknik, Lab.
Komputer/ Komputasi, Lab. Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja, Lab. Statistik, Lab
Sistem Produksi, Lab Rancangan Teknik Industri, Lab. Proses Manufaktur, dan Lab. Tata
Letak Pabrik), sedangkan praktik dasar Teknik Industri yang dapat dicover Program Studi
lain yaitu Praktikum Kimia dan Praktikum Fisika.
Dengan demikian, praktikum terintegrasi dengan menggunakan Lab dan Workshop
tunggal sebenarnya lebih efisien dibandingkan dengan pengadaan lab secara individual. Namun
yang harus dipahami adalah tujuan lab dan workshop lebih pada pengembangan hard skill selain
soft skill Teknik Industri.

II. Tujuan
Adapun tujuan dari untuk pengadaan laboratorium dan workshop adalah:
1. Mencapai standar kompetensi yang dibutuhkan oleh lulusan
2. Sebagai media pembelajaran praktis (Objek Praktikum seluruh Laboratorium Teknik
Industri) bagi mahasiswa dari perancangan produk hingga produk dijual secara online
(Technology-based)
3. Untuk meningkatkan penilaian pada Akreditasi
4. Sebagai model pengabdian untuk UMKM dengan produk yang serupa.

III. Asumsi dan Batasan


Adapun asumsi yang disusun pada proposal ini adalah:
1. Produksi produk tidak kontinu, tergantung pada kegiatan praktik yang dilakukan
2. Sistem praktik dapat dilakukan melalui praktikum terintegrasi ataupun mata kuliah secara
parsial
3. Kapasitas maksimal 30 orang mahasiswa
4. Sebagai model pengabdian untuk UMKM dengan produk yang serupa.
5. Tenaga kerja (workshop) yang dipakai dari mahasiswa yang praktik, atau jika ada
mahasiswa yang berminat untuk menjadikannya usaha untuk mendapatkan keuntungan
untuk tambahan biaya kuliah
6. Tersedia Keran air, dan tempat pencucian (agar air tidak meluber kemana-mana)
7. Tersedia cerobong asap untuk mengeluarkan panas
8. Bangunan dan lahan diasumsikan telah tersedia

Adapun batasan pada proposal ini adalah:


1. Produksi produk tidak kontinu, tergantung pada kegiatan praktik yang dilakukan
2. Bahan utama produk karena mudah rusak, akan diadakan secara pribadi oleh mahasiswa
yang akan melaksanakan praktik (tidak termasuk dalam rencana anggaran biaya)
3. Sebagai model pengabdian untuk UMKM dengan produk yang serupa
4. Proposal ini belum mencantumkan biaya pemeliharaan mesin karena bergantung pada
operasional yang dilakukan.

IV. Lokasi Laboratorium dan Workshop


Lokasi Laboratorium Teknik Industri
Tempat : Universitas Prima Indonesia Kampus 5 Lantai 15 (sesuai denah pada
Lampiran)
Lokasi Workshop
Tempat : Universitas Prima Indonesia Kampus 3 (Jl. Danau Singkarak)

V. Dasar Penyusunan Kebutuhan Laboratorium dan Workshop


Penyusunan Kebutuhan Laboratorium dan Workshop didasarkan pada hal-hal berikut:
1. Pencapaian terhadap visi dan misi Universitas, Fakultas, maupun Program Studi Teknik
Industri
2. Kebutuhan alat untuk praktikum berbagai macam sub keilmuan: Manufaktur, manajemen
sains, ergonomi, maupun supply chain management
3. Penyusunan didasarkan pada studi kasus di salah satu jenis industri manufaktur, sehingga
pembelajaran diarahkan pada case study based learning.
4. Pengembangan kompetensi dan kemampuan mahasiswa dalam hal integrasi sistem
5. Dapat menjadi basis penelitian dosen dan pengabdian dosen bersama dengan mahasiswa
6. Dapat menjadi sarana praktik bagi program studi lain untuk mengembangkan kompetensi
dan kemampuan lulusannya.
Keterkaitan antara praktikum terintegrasi yang disusun dengan mata kuliah dalam
kurikulum dipaparkan dalam Gambar 1.

VI. Aktivitas terkait Laboratorium dan Workshop Teknik Industri


Rencana aktivitas yang dijalankan di laboratorium dan workshop teknik industri terkait
dengan pemahaman dan pengembangan keilmuan berbasis studi kasus (Case study based
learning). Mahasiswa diharapkan untuk dapat memahami proses dan seluk-beluk dalam contoh
industri yang dibangun, terkait dengan mekanisme terkait perencanaan aktivitas dasar industri,
perancangan sistem, sistem informasi, ergonomi, hingga penanganan product return. Adapun
aktivitas yang dapat dilakukan di Laboratorium Teknik Industri dan Workshop seperti terlihat
pada Gambar 2.
Gambar 1. Mind map keterkaitan Praktikum Terintegrasi dengan Keilmuan Teknik Industri
Gambar 2. Aktivitas yang dapat dilaksanakan di Laboratorium dan Workshop Teknik Industri terkait Keilmuan Teknik Industri
Gambar 3. Mata Kuliah Teknik Industri yang perlu disinergikan dengan Praktikum Terintegrasi sesuai Mind map

Anda mungkin juga menyukai