Anda di halaman 1dari 2

REFERAT

Pendekatan Diagnosis dan Tatalaksana Hiperurisemia

Disusun oleh :
Erni Vuspita Dewi
1102011090

Pembimbing :
Letnan Kolonel (CKM) dr. Sugiarto Sp.PD ,MARS, FINASIM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA


KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
RSPAD GATOT SEOBROTO
2017

BAB I
PENDAHULUAN

Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat darah diatas normal. Dikatakan
hiperurisemia bila asam urat serum lebih dari 7 mg/dL (lebih dari 0,42 mmol/l) pada pria dan
lebih dari 5.7 mg/dL (lebih dari 0,34 mmol/l) pada wanita. Kadar asam urat normal pada pria
adalah 3.4-7.0 mg/dL, dan pada wanita adalah 2.4-5.7 mg/dL. Tingkat prevalensi asam urat
mencapai 7% pada pria yang berusia lebih dari 75 tahun dan 3% pada wanita yang berusia
lebih dari 85 tahun. Diperkirakan bahwa tahun-tahun kehidupan penyandang cacat yang
disebabkan oleh asam urat meningkat dari 76.000 (95% CI 48-112) pada tahun 1990 menjadi
114.000 (95% CI 72-167) pada tahun 2010.
Berdasarkan penyebabnya, hiperurisemia dapat diklasifikasikan menjadi :
Hiperurisemia primer terdiri dari hiperurisemia dengan kelainan molekuler yang masih
belum jelas dan hiperurisemia karena adanya kelainan enzim spesifik. Hiperurisemia
sekunder di bagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelainan yang menyebabkan
peningkatan biosintesis de novo, kelainan yang menyebabkan penignkatan degradasi ATP
atau pemecah asam nukleat dan kelaianan yang menyebabkan underexcretion.
Hiperurisemia idiopatik merupakan jenis hiperurisemia yang tidak jelas penyebab primernya
dan tidak ada kelainan genetik, fisiologi serta anatomi yang jelas.

Anda mungkin juga menyukai