Anda di halaman 1dari 6

Referat

GAGAL NAFAS

Disusun oleh:

Indriani Putri Dewi, S.Ked 04087822022001


Muhammad Dodi Fakhirin, S.Ked 04084821921156
Monica Karina Walean, S.Ked 04054822022206

Pembimbing:
Dr. Nurmala Dewi Maharani, SpAn

DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN
PALEMBANG 2020
HALAMAN PENGESAHAN

Referat
GAGAL NAFAS

Oleh:

Indriani Putri Dewi, S.Ked 04087822022001


Muhammad Dodi Fakhirin, S.Ked 04084821921156
Monica Karina Walean, S.Ked 04054822022206

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
kepaniteraan klinik di Bagian/Departemen Anestesiologi dan Terapi Internsif
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Mohammad Hoesin Palembang periode 30 Maret 2020 – 15 April 2020.

Palembang, April 2020

Dr. Nurmala Dewi Maharani, SpAn

ii
GAGAL NAFAS
Indriani Putri Dewi, Muhammad Dodi Fakhirin, Monica Karina Walean,
Pembimbing Dr. Nurmala Dewi Maharani, SpAn
Bagian/KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

PENDAHULUAN
Gagal nafas adalah ketidakmampuan alat pernafasan untuk
mempertahankan oksigenasi didalam darah dengan atau tanpa penumpukan CO2.
Apabila terjadi gagal nafas dengan waktu yang tersedia terbatas sehingga
memerlukan ketepatan dan kecepatan dalam bertindak. Untuk itu harus dapat
mengenal tanda-tanda dan gejala gagal nafas dan menanganinya dengan cepat.
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas kronik
dimana masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda. Gagal nafas akut
adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang memiliki struktural dan
fungsional paru yang normal sebelum penyakit muncul. Sedangkan gagal nafas
kronis adalah gagal nafas yang terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronis
seperti bronkitis kronis, emfisema. Pasien mengalami toleransi terhadap hipoksia
dan hiperkapnia yang memburuk secara bertahap.
Keadaan gagal nafas dapat menyebabkan kematian dan dapat
meningkatkan angka morbiditas. Insiden rate pada gagal nafas berkisar 10-86
kasus per 100.000 penduduk.
Covid-19 merupakan infeksi virus corona terbaru, yang dimulai dari
Wuhan, CHINA dan menyebar hampir keseluruh dunia. Jumlah kasus positif virus
corona amat tinggi di China 81.620, di Amerika 245.373 kasus, di Italia 115.242
kasus, di Spanyol 112.065 kasus, di Jerman 84.794, adapun di Indonesia mencapai
2.273 kasus.
Penyakit infeksi virus corona menjadi penting karena menyebabkan
kematian. Penyakit ini ditandai dengan demam, batuk, nyeri tenggorokan, sesak
nafas, dan penyebab kematian terbesar adalah akibat gagal nafas.

3
Adanya antigen atau microorganisme dapat menyebabkan rangsangan
pada permukaan saluran nafas, rangsangan ini akan mengakibatkan produksi
mukus atau lendir meningkat. Pada keadaan normal, mukus akan menyebabkan
rangsangan pada cilia saluran nafas sehingga munculnya refleks batuk.
Antigen atau microorganisme akan terus masuk ke selular dan
menimbulkan rangsangan inflamasi menyebabkan pembengkakan, produksi
mukus meningkat, reflek batuk menjadi kurang dan terjadinya peningkatan mukus
di saluran nafas yang mengakibatkan kegagalan fungsi pertukaran gas dalam
bentuk kegagalan oksigenasi (hipoksemia) atau kegagalan dalam pengeluaran
CO2 (hiperkapnea, kegagalan ventilasi) atau merupakan kegagalan kedua fungsi
tersebut.
Referat ini bertujuan untuk membahas mengenai mekanisme patofisiologi
yang memicu terjadinya gagal nafas, manefistasi klinis, laboratorium penunjang,
diagnosis serta penangananya dengan cepat dan tepat.

FISIOLOGI PERNAFASAN
Fungsi paru adalah proses respirasi yaitu usaha tubuh memenuhi O2 untuk
proses metabolisme dan mengelaurkan CO2 sebagai hasil metabolisme. Proses
fisiologi pernafasan dapat dibagi menjadi 3 stadium seperti yang dilukiskan pada
gambar 1. Stadium pertama adalah ventilasi, yaitu proses masuk dan keluarnya
udara melalui saluran nafas ke dalam paru meliputi inspirasi dan ekspirasi.
Inspirasi adalah proses yang aktif diman otot pernafasan berkontraksi yang akan
meningkatkan volume intratorakal. Ekspirasi adalah proses pasif diman tidak
didaptkan kontraksi otot untuk menurunkan volume intratorakal. Stadium dua
adalah difusi, yaitu perpindahan molekul gas secara pasif dari area dengan
tekanan parsial tinggi ke area dengan tekanan parsial rendah sampai kedua area
memiliki tekanan parsial sama. Perpindahan O2 dari alveoli ke dalam darah dan
CO2 dari darah ke alveoli. Proses pertukaran gas terjadi karena perbedaan tekanan
parsial O2 dan CO2 antara alveoli dan kapiler paru. Stadium tiga adalah perfusi,
yaitu distribusi darah yang telah teroksigenasi di dalam paru untuk diedarkan ke
seluruh tubuh. Aliran darah di paru sangat terpengaruh oleh gravitasi bumi
sehingga perfusi basal paru lebih besar dibandingkan perfusi apeks.

4
DEFINISI
Gagal nafas adalah suatu kondisi dimana sistem respirasi gagal untuk melakukan
fungsi pertukaran gas, pemasukan oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
Ketidakmampuan itu dapat dilihat dari kemampuan jaringan untuk memasukkan
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Kriteria kadar gas darah arteri untuk gagal respirasi tidak mutlak bisa ditentukan
dengan mengetahui PO2 kurang dari 60mmHg dan PCO2 diatas 50mmHg. Gagal nafas
akut terjadi dalam berbagai gangguan baik pulmoner maupun nonpulmoner.

ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI

FAKTOR RISIKO
MANIFESTASI KLINIS
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

5
TATALAKSANA
KOMPLIKASI
EDUKASI
PROGNOSIS
SKDI

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai