Bab I Pendahuluan: Library - Uns.ac - Id Digilib - Uns.ac - Id
Bab I Pendahuluan: Library - Uns.ac - Id Digilib - Uns.ac - Id
id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menjalankan tugasnya. Ini berarti bahwa, mandat yang diperoleh polisi untuk
menggunakan kekuatan paksa fisik harus disertai pertanggungjawaban dan
bila terjadi kegagalan dalam mmberikan pertanggungjawaban harus disertai
pula hukuman.
Secara struktural, dalam lembaga kepolisian melekat dua kekuasaan.
Pertama, kekuasaan di bidang hukum, dan kedua kekuasaan di bidang
pemerintahan. Kedua kekuasaan itu melahirkan tiga fungsi utama kepolisian,
yaitu sebagai penegak hukum yang diperoleh dari kekuasaan bidang hukum;
sebagai pelayan masyarakat termasuk penegakan ketertiban umum, dan
sebagai pengayom keamanan. Kedua fungsi terakhir diperoleh dari kekuasaan
bidang pemerintahan.
Kekuasaan polisi tersebut diwujudkan dalam bentuk kekuatan paksa
fisik yang terorganisir untuk mengontrol perilaku masyarakat dalam mencapai
moral kolektif. Kekuasaan di sini tentu mengacu pada suatu dasar dari bentuk
kesepakatan bersama. Artinya, kekuasaan polisi itu tidaklah berdiri sendiri
untuk mencapai moral kolektif, banyak lembaga lain yang terlibat di
dalamnya, polisi bukanlah satu-satunya lembaga yang memiliki kekuasaan
absolut untuk membangun moral kolektif. Sampai di sini sesungguhnya polisi
tidak memiliki masalah yang serius, persoalannya muncul ketika masyarakat
menuntut polisi agar menjadi wasit yang adil dalam kinerjanya, sedangkan
strategi kekuasaan merangkak ke arah titik orientasi tujuan pihak penguasa.
Dalam kondisi demikian apabila polisi tidak diimbangi dengan kemampuan
yang memadai, maka sangat dimungkinkan mudah mengabaikan tujuan moral
kolektif
Didalam negara kita ini bermacam-macam perbuatan atau tingkah laku
manusia, yang kadang-kadang tingkah lakunya itu ada yang selalu berhati-
hati. Karena menyadari bahwa di negara ini mempunyai dasar-dasar atau
peraturan-peraturan yang mengatur hidup manusia. Tapi kadang-kadang ada
beberapa gelintir manusia yang tingkat kelakuannya masa bodoh asal senang,
asal untung tanpa berfikir efek sampingnya dan tanpa menyadari ada
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ada kalanya perumusan juga diperlukan elemen batin yaitu sifat melawan
hukum yang subyektif.
Pada proses peradilan terhadap anggota sipil dan Polri, pelaksanaan
proses hukum pada peradilan umum akan memiliki persamaan. Uraian kasus
tindak kejahatan yang dilakuan oleh seseorang yang masih menjabat sebagai
Polisi yang aktif dan anggota sipil adalah sebagai berikut, bahwa Muhammad
Adi Syahputra als Adi selaku anggota Polri dan terdakwa Rizaldi Syahputra
als Rizaldi secara bersama-sama bersekutu pada hari Jum’at tanggal 21
September 2001, bertempat di Toko UD Subur Jalan Pukat Harimau/Jln.
Aksara No. 19 Medan disuatu tempat yang termasuk dalam Wilayah Hukum
Pengadilan Negeri Medan dengan maksud ingin memiliki secara melawan
hukum, telah mengambil sesuatu barang berupa uang kontan Rp.
35.000.000,00 kepunyaan korban Tjin Khiong als Akiong, yang didahului,
disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang,
dengan maksud akan menyiapkan atau memudahkan pencurian itu.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengkaji lebih jauh tentang
pemeriksaan perkara koneksitas bagi pelaku tindak pidana yang dilakukan
oleh seorang sipil dan Polri dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan
judul : “ANALISIS PUTUSAN PERKARA KONEKSITAS TENTANG
PENCURIAN YANG DILAKUKAN ANGGOTA POLRI BERSAMA
DENGAN WARGA SIPIL (Studi Terhadap Putusan Nomor:
2730/Pid.B/2001)”
B. Perumusan Masalah
Agar permasalahan yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan
penulisan skripsi mencapai tujuan yang diinginkan maka perlu disusun
perumusan masalah yang didasarkan pada latar belakang masalah dimana
perumusan tersebut yaitu :
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian, pastilah ada tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan dari penelitian dalam penulisan penelitian ini adalah :
1. Tujuan Obyektif
Untuk mengetahui pertimbangan hakim Pengadilan Negeri dalam
memeriksa dan memutuskan perkara koneksitas tentang pencurian yang
dilakukan oleh anggota Polri dan warga sipil (Putusan Nomor : 2730/Pid.
B/2001).
2. Tujuan Subyektif
a. Mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan guna penulisan
penelitian, sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana
dalam bidang ilmu hukum.
b. Menambah pengetahuan penulis dalam penulisan ilmu hukum acara
pidana.
c. Membandingkan materi di perkuliahan dengan kenyataan sehari-hari.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi ilmu
hukum terutama hukum pidana.
b. Hasil penelitian ini diharapkan bisa mendeskripsikan proses acara
pemeriksaan perkara koneksitas terhadap pelaku tindak pidana.
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan saran bagi
pihak terkait dengan masalah penangganan pelaku pidana dengan hukum
acara koneksitas.
E. Metode Penelitian
Tahap yang cukup penting dalam penelitian ilmiah adalah penentuan
metode penelitian yang akan dipakai dapat selaras dengan tujuan yang ingin
dicapai dengan efektif. Metode penelitian ini akan sangat berpengaruh dalam
penelitian data, teknik analisis data dan yang paling utama hasil penelitian
nantinya.
Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan
hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna
menjawab isu hukum yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki, 2006:35).
Metode penelitian adalah cara-cara berpikir, berbuat yang dipersiapkan
dengan baik untuk mengadakan dan mencapai suatu tujuan penelitian,
sehingga penelitian tidak mungkin dapat merumuskan, menemukan,
menganalisa maupun memecahkan masalah dalam suatu penelitian tanpa
metode penelitian.
Dengan demikian masalah pemilihan metode adalah masalah yang
sangat signifikan dalam suatu penelitian ilmiah, karena mutu, nilai, validitas
dari hasil penelitian ilmiah tersebut sangat ditentukan oleh pemilihan
metodenya.
Berdasarkan pengertian metode dan penelitian oleh para ahli tersebut
di atas, maka yang dimaksud dengan metodologi penelitian adalah suatu ilmu
yang mempelajari atau membicarakan cara-cara yang digunakan dalam usaha
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan
dalam rangka mencapai suatu tujuan penelitian.
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum. Penelitian hukum
adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip
hukum, maupun doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi
(Peter Mahmud Marzuki, 2006 : 35). Penelitian hukum ini merupakan
penelitian doktrinal karena keilmuan hukum bersifat preskriptif yang
melihat hukum sebagai norma sosial bukan gejala sosial (Peter Mahmud
Marzuki, 2006 : 33). Dalam hal ini kasus No: 2730/Pid. B/2001, lebih
lanjut dikaji dalam perspektif sebagai norma hukum.
2. Sifat Penelitian
Berdasarkan sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian hukum
doktrinal yang keilmuan hukumnya bersifat preskriptif. Sebagai ilmu yang
bersifat preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai
keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-
norma hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2006:22). Sifat preskriptif ini
merupakan hal substansial yang tidak mungkin dapat dipelajari oleh
disiplin lain yang obyeknya juga hukum.
3. Pendekatan Penelitian
Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan doktrinal yang
dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subyek penelitian. Dengan pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan
informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk
dicari jawabnya. Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian hukum
adalah pendekatan undang-undang (statute approach), pendekatan kasus
(case approach), pendekatan historis (historical approach), pendekatan
komparatif (comparative approach), dan pendekatan konseptual
(conceptual approach) (Peter Mahmud Marzuki, 2006:93).
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
atas putusan pengadilan dan hasil karya ilmiah para sarjana yang
relevan atau terkait dalam penelitian ini.
c. Bahan Hukum Tertier
Bahan hukum tertier yaitu bahan hukum yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder, diantaranya bahan dari media internet yang
relevan dengan penelitian ini dan kamus hukum.
5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan bahan hukum adalah
dengan dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan bahan hukum dengan
cara mengumpulkan bahan-bahan yang berupa buku-buku dan bahan
pustaka lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti
yang digolongkan sesuai dengan katalogisasi.
Metode pengumpulan data ini berguna untuk mendapatkan
landasan teori yang berupa pendapat para ahli mengenai hal yang
menjadi obyek penelitian seperti peraturan perundangan yang berlaku
dan berkaitan dengan hal-hal yang diteliti.
Peneliti melakukan penelusuran untuk mencari bahan-bahan
hukum sekunder yang relevan terhadap isu yang dihadapi. Peneliti
menggunakan teknik studi pustaka dengan mengumpulkan putusan-
putusan pengadilan mengenai isu hukum yang dihadapi, yaitu Putusan
Pengadilan Negeri Medan Nomor : 2730/Pid. B/2001. Peneliti juga
mendokumentasikan bahan-bahan hukum sekunder yang berupa buku-
buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum yang berhubungan
dengan permasalahan yang diteliti.
6. Teknik Analisa
Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah
hasil penelitian menjadi suatu laporan. Di dalam sebuah penelitian
hukum, pengelolaan data hakekatnya merupakan kegiatan untuk
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini akan diuraikan tentang sistematika penulisan
sebagai gambaran tentang penulisan ilmiah ini secara keseluruhan, artinya
pada sub bab ini akan diuraikan secara sistematis keseluruhan isi yang
terkandung dalam skripsi ini. Adapun sistematika penulisannya sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan titik tolak dari penulisan skripsi dimana
dipaparkan tema dan permasalahan, pada bab ini terdiri dari dari
sub pokok yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian dan sistematika penelitian.
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
BAB IV PENUTUP
Berisi tentang simpulan dan saran.
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan tentang Pertimbangan Hakim
Pertimbangan Hakim adalah pertimbangan yang dilakukan oleh
Hakim yang mengadili perkara pidana tersebut, berdasarkan alat bukti
yang ada didukung oleh keyakinan Hakim yang berdasar pada hati
nurani dan kebijaksanaan, untuk memutus suatu perkara pidana. Untuk
memperkuat keyakinan Hakim dalam persidangan, barang bukti secara
material sangat berguna, untuk hal ini dikarenakan Hakim tidak boleh
memutus perkara apabila tidak didasari pada sedikitnya dua alat bukti
yang sah dan meyakinkan. Seringkali Hakim dapat membebaskan
seseorang yang didakwa melakukan tindak pidana berdasar barang bukti
yang ada dalam proses persidangan (Pasal 183 KUHAP).
Pertimbangan Hakim dapat diperoleh dari musyawarah Majelis
Hakim, dimana Hakim secara bergantian mengajukan pertanyaan
terhadap terdakwa yang berkaitan dengan perkara pidana yang sedang
diperiksa. Dimulai dari Hakim yang termuda sampai pada Hakim yang
tertua, dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP),
tidak dijelaskan istilah itu berdasarkan umur atau jenjang kepangkatan.
Menurut HMA Kuffal, hal tersebut lebih tepat didasarkan pada jenjang
kepangkatan (HMA. Kuffal, 2005 : 354).
Wirjono Projodikoro sebagaimana dikutip oleh Leden Marpaung,
menyatakan sudah selayaknya bagian pertimbangan ini disusun serapi-
rapinya oleh karena putusan hakim selain daripada mengenai
pelaksanaan suatu peraturan hukum pidana, mengenai juga hak asasi
dari terdakwa sebagai warga negara atau penduduk dalam negara, hak-
hak mana pada umumnya harus dilindungi oleh badan-badan
pemerintahan.
15
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
Pasal 93
(1) Apabila dalam penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90
ayat (1) terdapat perbedaan pendapat antara penuntut umum dan
oditur militer atau oditur militer tinggi, mereka masing-masing
melaporkan tentang perbedaan pendapat itu secara tertulis,
dengan disertai berkas perkara yang bersangkutan melalui jaksa
tinggi, kepada Jaksa Agung dan kepada Oditur Jenderal
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
(2) Jaksa Agung dan Oditur Jenderal Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia bermusyawarah untuk mengambil keputusan guna
mengakhiri perbedaan pendapat sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1).
(3) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara Jaksa Agung dan
Oditur Jenderal Angkatan Bersenjata Republik Indonesia,
pendapat Jaksa Agung yang menentukan.
Pasal 94
(1) Dalam hal perkara pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89
ayat (1) diadili oleh pengadilan dalam lingkungan peradilan
umum atau lingkungan peradilan militer, yang mengadili perkara
tersebut adalah majelis hakim yang terdiri dari sekurang-
kurangnya tiga orang hakim.
(2) Dalam hal pengadilan dalam lingkungan peradilan umum yang
mengadili perkara pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89
ayat (1), majelis hakim terdiri dari hakim ketua dari lingkungan
peradilan umum dan hakim anggota masing-masing ditetapkan
dari peradilan umum dan peradilan militer secara berimbang.
(3) Dalam hal pengadilan dalam lingkungan peradilan militer yang
mengadili perkara pidana tersebut pada Pasal 89 ayat (1), majelis
hakim terdiri dari hakim ketua dari Iingkungan peradilan militer
dan hakim anggota secara berimbang dari masing-masing
lingkungan peradilan militer dan dari peradilan umum yang
diberi pangkat militer tituler.
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
(4) Ketentuan tersebut pada ayat (2) dan ayat (3) berlaku juga bagi
pengadilan tingkat banding.
(5) Menteri Kehakiman dan Menteri Pertahanan dan Keamanan
secara timbal balik mengusulkan pengangkatan hakim anggota
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) dan
hakim perwira sebagaimana dimaksud dalam ayat (3).
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
pencurian, dengan penjara paling lama lima tahun atau denda paling
banyak enam puluh rupiah”. (Moeljatno, 2001 : 128)
Dengan demikian unsur-unsur pencurian adalah :
1) Perbuatan mengambil
Mengambil dalam arti mengambil dari tempat dimana barang
tersebut berada, sehingga dari arti tersebut tersimpul kesengajaan
dari kata mengambil antara si pelaku dengan barangnya, bukan
hubungan hukumnya pada saat memiliki barang tersebut belum
dikuasai pelaku.
2) Barang yang diambil
Barang yang diambil harus merupakan barang yang berwujud,
dan dapat dipindahkan. Oleh karena pencurian termasuk
kejahatan terhadap harta kekayaan, maka sebagian orang
berpendapat atau menafsirkan bahwa barang yang menjadi
obyek pencurian harus mempunyai nilai ekonomis. Namun nilai
ekonomis bukan merupakan syarat mutlak pencurian.
3) Barang yang diambil harus seluruh atau sebagian milik orang.
Terdapat 2 kemunginan terhadap barang yang dicuri :
a) Barang itu seluruhnya milik orang lain, yaitu barang yang
dikuasai dan didapat oleh seseorang secara legal.
b) Barang itu sebagian milik orang lain, yaitu barang yang
dicuri kemungkinan sebagian adalah milik si pencuri sendiri
misalnya barang warisan yang belum dibagi-bagi, sedang si
pencuri adalah ahli waris yang berhak atas barang itu.
4) Pengambilan barang dengan tujuan memiliki secara melawan
hokum. Berarti pengambilan barang dilakukan dengan sengaja
oleh orang lain atas barang yang diambil sedangkan padanya
tidak ada hal untuk memiliki. Seperti apa yang dikemukakan
oleh Novon tentang pemilikan dengan melawan hukum adalah :
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
B. Kerangka Pemikiran
Peradilan Koneksitas
Bersalah Bersalah
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
2. Surat Dakwaan
Bahwa mereka terdakwa 1: Muhammad Adi Syahputra als Adi
selaku anggota Polri dan terdakwa II : Rizaldi Syahputra als Rizaldi secara
bersama-sama bersekutu pada hari Jum’at tanggal 21 September 2001
sekitar pukul 09.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam
2001, bertempat di Toko UD. Subur Jalan Pukat Harimau/Jln. Aksara No.
19 Medan, atau setidak-tidaknya disuatu tempat yang masih termasuk
Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Medan, dengan maksud untuk
memiliki secara hukum, telah mengambil sesuatu barang berupa uang
kontan Rp. 35.000.000,00 (tiga puluh lima juta rupiah) atau setidak-
tidaknya lebih dari Rp. 250,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)
kepunyaan saksi konban Tjing Khiong als Akiong atau orang lain selain
daripada mereka terdakwa, yang mendahului, disertai atau diikuti dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang, dengan maksud akan
menyiapkan atau memudahkan pencurian itu atau jika tertangkap tangan
(kepergok) supaya ada kesempatan bagi dirinya atau bagi kawannya yang
turut melakukan kejahatan itu akan melarikan diri atau supaya barang yang
dicuri itu tetap ada ditangannya dan dilakukan oleh terdakwa-terdakwa
antara lain dengan cara sebagai berikut :
Pada hari Kamis tanggal 20 September 2001 sekitar pukul 20.30 WIB
terlebih dahulu terdakwa I : Muhammad Ali Syahputra als Adi datang
menjumpai terdakwa II: Rizaldi Syahputra als Rizaldi di jalan Madong
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
3. Pemeriksaan Saksi
a. Saksi Tjin Kiong als Akiong, setelah disumpah dipersidangan pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
1) bahwa benar pada hari Jum’at tanggal 21 September 2001 sekira
jam 09.30 WIB bertempat di Toko saksi (UD. Subur) di Jalan
Pukat Harimau Medan terdakwa I Muhammad Adi Syahputra als
Adi mengambil uang saksi.
2) Bahwa benar ketika terdakwa I masuk ke toko korban, ketika itu
korban sedang menghitung uang lalu terdakwa I Muhammad Adi
Syahputra menodongkan pistol kearah saksi sambil meminta uang
yang ada pada saksi.
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
4. Pemeriksaan Terdakwa
a. Terdakwa I Muhammad Adi Syahputra als Adi, pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
1) Bahwa benar pada hari Jum’at tanggal 21 September 2001
terdakwa I Muhammad Adi Syahputra mengajak terdakwa II
Rizaldi Syahputra als Rizaldi untuk jalan-jalan.
2) Bahwa benar ketika sampai di toko korban,terdakwa I
Muhammad Adi Syahputra mengajak terdakwa II Rizaldi
Syahputra untuk melakukan perampokan.
3) Bahwa benar terdakwa I Muhammad Adi Syahputra menyuruh
terdakwa II Rizaldi Syahputra untuk menunggu diluar dengan
sepeda motor.
4) Bahwaa benar terdakwa I Muhammad Adi Syahputra masuk ke
dalam toko korban dan menodongkan pistol kearah korban sambil
meminta uang.
5) Bahwa benar ketika itu korban melakukan perlawanan sehingga
terdakwa I memukul korban dengan helm dan ketika korban jatuh
terdakwa I menembak korban.
6) Bahwa benar setelah menembak korban, terdakwa I mengambil
uang yang ada diatas toko korban, selanjutnya keluar dari toko
dan menaiki sepeda motor yang dikendarai terdakwa II Rizaldi
Syahputra untuk selanjutnya melarikan diri.
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
5. Tuntutan Hukum
Tuntutan pidana jaksa Pengadilan Negeri tertanggal 23 April 2002
No. Perk. PDN-7041/Ep I/II/2001yang pada akhirnya menuntut supaya
pengadilan memutuskan :
a. Menyatakan terdakwa I Muhammad Adi Syahputra als Adi dan
terdakwa II Rizaldi Syahputra bersalah melakukan tindakan pidana
pencurian dengan kekerasan yang dilakukan secara bersama-sama
melanggar pasal 365 (2) ke 2 dan ke 4 KUH Pidana.
b. Menjatuhkan pidana terdap terdakwa I Muhammad Adi Syahputra als
Adi dengan pidana penjara selama 5 (lima) tahun dan terdakwa II
Rizaldi Syahputra als Rizaldi dengan pidana penjara selama 3 (tiga)
tahun dikurangi selama berada dalam tahanan.
c. Barang bukti berupa :
1) Uang Rp. 16.860.000,00 yang disisihkan sejumlah Rp. 1.680.000
dikembalikan kepada Tjun Khiong als Akiong.
2) 1 (satu) unit sepeda motor RX king warna hitam tanpa plat
dikembalikan kepada Edi Susanto.
3) 1 (satu) pucuk senjata api Revolver caliber 38 dengan nomor AJL
0144 berikut 3 (tiga) butir peluru dikembalikan kepada kesatuan
Brimobda Sumut.
4) Sepotong baju kemeja dan 1 (satu) celana panjang warna krem
dikembalikan kepada terdakwa I Muhammad Adi Syahputra als
Adi
d. Membebankan para terdakwa membayar biaya perkara Rp. 500.
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
6. Pertimbangan Hakim
Berdasarkan fakta-fakta yang ada maka unsur-unsur pidana yang
didakwakan yaitu melanggar padal 365 ayat (2) ke-2 dan ke-4 KUHP
dengan unsur-unsur :
a. Barang siapa
Yang dimaksud barang siapa menunjukkan pada pelaku dari tindak
pidana dimaksud berdasarkan fakta yang terungkap setelah mendengar
keterangan saksi dan para terdakwa bahwa pelaku dari tindak pidana
menunjuk pada diri pada terdakwa.
Maka unsure barang bukti terbukti.
b. Mengambil suatu barang
Yang dimaksud dengan mengambil suatu barang yakni perbuatan
pelaku yang telah mengangkat atau memindahkan suatu barang dari
tempat semula ketempat lainnya, sedang barang yakni benda yang
bernilia ekonomis. Berdasarkan barang yang terungkap dipersidangan
bahwa terdakwa I Muhammad Adi Syahputra als Adi mengambil
sejumlah uang yakni sebesar Rp 16.680.000,00 yang semula berada
diatas steling untuk selanjutnya dibawa kerumah dengan mengendarai
sepeda motor RX King yang dikendarai terdakwa II Rizaldi Syahputra
als Rizaldi. Maka unsur mengambil sesuatu barang terbukti.
c. Yang sama sekali kepunyaan orang lain
Berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan hanya uang Rp.
16.680.000,00 yang diambil oleh terdakwa-terdakwa adalah milik
saksi korban Tjing Kiong als Akiong.
Maka unsur yang kepunyaan orang lain terbukti
d. Dengan maksud akan memiliki
Yang dimaksud dengan akan memiliki yakni bila seseorang telah
diperlakukan barang tersebut sebagaimana layaknya pemilik telah
menunjukkan maksud memiliki tersebut. Berdasarkan fakta yang
terungkap terdakwa I Muhammad Adi Syahputra als Adi telah
mengambil uang milik Tjin Kiong als Akiong dan bersama dengan
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
7. Amar Putusan
Para terdakwa didakwa melakukan tindak pidana kejahatan
pencurian dan kekerasan pasal 365 ayat (2) 2 dan ke 4 KUHP.
MENGADILI
a. Menyatakan terdakwa I Muhammad Adi Syahputra als Adi telah
terbukti secara sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana
pencurian dengan kekerasan.
Menghukum ia oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga)
tahun dan dipecat dari kesatuan Anggota Polri sejak Putusan ini
dibacakan.
b. Menyatakan terdakwa II Rizaldi Syahoutra als Rizaldi telah terbukti
secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
pencurian dengan kekerasan.
Menghukum ia oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 (dua)
tahun.
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
6. Peradilan yang harus dilakukan dengan cepat, sederhana dan biaya ringan
serta bebas, jujur dan tidak memihak harus diterapkan secara konsekuen
dalam seluruh tingkat peradilan.
7. Setiap orang yang tersangkut perkara wajib diberi kesempatan
memperoleh bantuan hukum yang semata-mata diberikan untuk
melaksanakan kepentingan pembelaan dirinya.
8. Kepada seorang tersangka sejak saat dilakukan penangkapan dan atau
penahanan selain wajib diberitahu dakwaan dan dasar hukum apa yang
didakwakan kepadanya, juga wajib diberitahu haknya itu termasuk hak
untuk menghubungi dan minta bantuan penasehat hukum.
9. Sidang pemeriksan pengadilan adalah terbuka untuk umum kecuali dalam
hal yang diatur dalam undang-undang.
10. Pengawasan pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara pidana
dilakukan oleh ketua pengadilan negeri yang berdasarkan.
Pengadilan koneksitas memberikan solusi bagi perkara yang tidak
dapat didapat diselesaikan dengan pengadilan militer pengadilan umum atau
pengadilan lainnya. Hal yang dapat membedakan penangganan kasus
koneksitas dengan pengadilan umum, pada kasus ini adalah sebagai berikut :
1. Pengadilan Koneksitas dapat mengadili warga sipil atau Polri yang masih
aktif dengan pengadilan umum.
2. Seorang Polri aktif harus melalui lembaga kepaperaan dan keankuman
yang pada kasus ini adalah Kapolri
3. Penyidik yang berasal dari penyidik pada Penyidik dari Mabes Polri,
tergantung pada bobot perkara pada tingkatan nasional atau internasional.
4. Tim jaksa dari jaksa atau jaksa tinggi dan oditur militer atau oditur militer
tinggi.
5. Mekanisme hukum acara untuk mengadili tindak pidana yang perkaranya
dicakup oleh kewenangan dua peradilan yakni Peradilan Militer dan
Peradilan Umum, khususnya tindak pidana yang memenuhi unsur-unsur
tindak pidana yang secara paralel diatur dalam hukum pidana umum.
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik suatu simpulan bahwa :
Koneksitas adalah mekanisme hukum acara untuk mengadili tindak
pidana yang perkaranya dicakup oleh kewenangan dua peradilan yakni
Peradilan Militer dan Peradilan Umum, khususnya tindak pidana yang
memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang secara paralel diatur dalam hukum
pidana militer dan umum. Tindak pidana umum yang dilakukan oleh anggota
Polri berlaku ketentuan penyelidikan dan penyidikan serta penuntutan di
dalam KUHAP.
Polri berada dalam lingkungan peradilan umum diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 3 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Teknis Institusional
Peradilan Umum Bagi Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. dilihat
dari waktu kejadian kasus ini terjadi pada tahun 2001 dimana salah satu
pelaku/terdakwa merupakan Anggota Polri. Sementara paraturan mengenai
Polri masuk dalam Peradilan Umum keluar tahun 2003. dalam peraturan
hukum Indonesia tidak berlaku surut (KUHP Pasal 2). Adapun beberapa
pertimbangan yang menjadi tolok ukur sehingga kasus ini diproses dalam
peradilan umum adalah :
b. Perbandingan jumlah pelaku sipil dan Polri (status pelaku) berdasarkan
identitas pelaku sebagaimana terurai dalam berkas perkara koneksitas
perbandingan pelaku sipil dan Polri sama masing-masing satu orang.
c. Tempat kejadian perkara (TKP)
d. Korban atau Saksi Korban, berdasarkan fakta-fakta yang terurai dalam
berkas perkara yang menjadi saksi korban dalam perkara ini adalah warga
sipil
e. Obyek Perbuatan atau Barang Bukti, berdasarkan fakta-fakta yang terurai
dalam berkas perkara obyek perbuatan atau barang bukti.
61
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
B. Saran
Saran yang dapat dikemukanan penulis setelah menyelesaikan penulis skripsi
adalah :
1. Hendaknya bagi anggota Polri yang melakukan tindak pidana dalam
menjalani proses peradilan diperlakukan seperti anggota masyarakat sipil
tanpa membedakan hak-haknya sehingga akan tercipta keadilan.
2. Bagi Instansi Polri hendaknya tidak menggunakan budaya solidaritas
secara negatif di kalangan polisi yang mendorong ke arah semangat asal
melindungi kawan meskipun salah akan menyebabkan kesulitan
masyarakat.
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hamzah. 2000. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta : CV. Sapta Artha
Jaya.
H.M.A. Kuffal. 2008. Penerapan KUHAP dalam Praktek Hukum. Edisi Revisi.
Malang : UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
Moch. Faisal Salam. 1994. Peradilan Militer Indonesia. Bandung : CV. Mandar
Maju.
commit to users
pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
Undang-undang
Internet
commit to users