Anda di halaman 1dari 8

Kepada Yth.

Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Perihal : Gugatan Perbuatan Melawan Hukum

Pengugat
dr. Gatut Kaca
Harjuna, S.E., M.M.
Rahwana, S.Sos.
Semar, S.H.
----------------------------------------------------------------------
Melawan
----------------------------------------------------------------------
Tergugat
BPN
Perseroan Dagang Loan & Co
Turut Tergugat
PT Pertamija
Departemen Keuangan RI

Yang bertandatangan di bawah ini:------------------------------------------------------------------


1. Prof. Mr. Agrief Siswanto, S.H., LL.M. J.D.----------------------------------------
2. Andar Nugroho, S.H., LL.M----------------------------------------------------------------------
3. Agung Pramono, S.H., LL.M----------------------------------------------------------------------
4. Nasukha Abdul Jamal, S.H., LL.M----------------------------------------------------------

Secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama, Advokat di FERNANDES &


PARTNERS, beralamat di Gedung Saor Universal Tower Lantai 31 & 32, Jalan
Jenderal Subroto Kav. 33, Jakarta 10232, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor
23/SK/XII/Pdt/FYNDPDCL/2008 tanggal 5 Januari 2008, bertindak untuk dan atas
nama:

∞ dr. Ahmad Banya Banyau bertempat tinggal di Jalan Kebembem V No. 10 Depok,
selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT I
∞ Bujang Jang Ujang Jangpang, S.E., M.M bertempat tinggal di Jl. Samurai IV
Nomor 5 Pondok Indah Jakarta Selatan, selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT
II
∞ Citra Pariwara Wawancara, S.Sos. bertempat tinggal di Jl. Bunga Mawar No.7 Rt
02 Rw.01 jakarta Timur, selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT III
∞ Danang Pemenang, S.H. Jalan Perdamaian IX No.37 Jakpus, selanjutnya disebut
sebagai PENGGUGAT IV
PENGGUGGAT I, II, III, dan IV bersama ini mengajukan gugatan Perbuatan
Melawan Hukum dan mohon sita jaminan terhadap :

• PEMERINTAH R.I. Cq. MENTERI AGRARIA Cq. KEPALA BADAN PERTANAHAN


NASIONAL Cq. KAKANWIL BADAN PERTANAHAN NASIONAL JAWA TENGAH
Cq. KEPALA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL SURAKARTA,
berkedudukan di Jalan Tresnojoyo No. 4 Surakarta, selanjutnya disebut TERGUGAT
I;

• Perseroan Dagang LOAN & CO, berkedudukan di Jl. Kesatria VIII No.7 Surakarta,
selanjutnya disebut TERGUGAT II
Serta

• PT PERTAMIJA : berkedudukan di Jalan Pertanian I No. 22 Jakarta Selatan,


selanjutnya disebut sebagai TURUT TERGUGAT I

• PEMERINTAH RI qq. DEPARTEMEN KEUANGAN RI, berkedudukan di Jalan


Merdeka Barat Kav 2 Jakarta Pusat, selanjutnya disebut Turut Tergugat II

Adapun alasan-alasan dan keadaan hukum yang menjadi DASAR GUGATAN ini
adalah sebagai berikut:

Bahwa Para Penggugat adalah ahli waris dari Nyonya Oewij Wijen berdasarkan
Surat Wasiat atas nama Nyonya Oewij Wijen yang secara sah terbuka pada tanggal
5 Desember 2000 (vide Salinan Akta Penetapan dan Pembagian Warisan Nomor:
116/APW/1992/PA.SR tanggal 5-12-2000).

Bahwa Harta Warisan Alm. Nyonya Oewij Wijen salah satunya ialah sebuah Tanah
adat Petuk C 176 Persil 4 b Blok D III Kecamatan Jebres, Surakarta atas tanah
seluas ± 15.000 meter² berdasarkan Petuk Nomor 567, yang kini dimiliki secara sah
oleh Para Penggugat berdasarkan Pasal 584 Kitab Undang-undang Hukum Perdata:
“Hak milik atas suatu barang tidak dapat diperoleh selain dengan pengambilan untuk
dimiliki, dengan perlekatan, dengan kedaluwarsa, dengan pewarisan, baik menurut
undang-undang maupun menurut surat wasiat, dan dengan penunjukan atau
penyerahan berdasarkan suatu peristiwa perdata untuk pemindahan hak milik, yang
dilakukan oleh orang yang berhak untuk berbuat terhadap barang itu.”

Bahwa secara de facto dan yuridis tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah
Daerah Kota Surakarta yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri berdasarkan penetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor 16/SD, sehingga
Solo berubah nama menjadi Surakarta.

Bahwa pada tanggal 14 Januari 1950 Nyonya Oewij Wijen mendapatkan Petuk
Nomor 567 dari Kepala Desa Sewu, Kecamatan Jebres, Solo, H. Wahyuno
Tresnojoyo atas pembayaran pajak tanah Petuk C 176 Persil 4 b Blok D III
Kecamatan Jebres, Surakarta seluas ± 15.000 meter² yang selama ini dimilikinya
dengan batas-batas sebagai berikut:
Utara : Tanah milik Aling
Selatan : Jalan Raya Berem Solo
Barat : Tanah milik Ko Asiong
Timur : Tanah berupa Sawah milik Nyonya Lintang
Bahwa pada bulan Juni 1951 Nyonya Oewij Wijen yang merupakan pewaris dari
PARA PENGGUGAT melimpahkan wewenang dengan delegasi atas tanah petuk
milik para Penggugat digarap oleh H. Mustafa Arabia berdasarkan Surat Kuasa
(terlampir) untuk mengusahakan pertanian di atas tanah Petuk dengan padi serta
palawija serta hasilnya selalu dijual ke Pasar Tradisional Lawang Sewu,
menyetorkan hasil keuntungan bersih secara bagi hasil 75% untuk Nyonya Oewij
Wijen dan 25% untuk H. Mustafa Arabia.

Bahwa pada tanggal 1 Mei 1982, Nyonya Oewij Wijen meminjam uang sebesar Rp
560.000,00 dengan bunga 2 % tiap bulan berdasarkan Akta Perjanjian Hutang No.
920/PH/V/1982 untuk membangun sebuah rumah diatas tanah petuknya kepada
TERGUGAT II diwakili Erick Van Goeh sebagai sekutu yang bertanggungjawab
kepada pihak ketiga serta mewakili TERGUGAT II didalam dan diluar pengadilan
berdasarkan AD TERGUGAT II (P-2).

Bahwa Nyonya Oewij Wijen menjaminkan dengan hipotik tanah petuknya dan
menyerahkan salinan Petuk Nomor 567 kepada Erick Van Goeh sebagai jaminan
atas Perjanjian Pinjaman berdasarkan Akta Penjaminan Pelunasan Pembayaran No.
921/JP/V/1982 tertanggal 1 Mei 1982.

Bahwa pada tanggal 1 September 1982, Nyonya Oewij Wijen telah melunasi
utangnya berserta bunga 2 % sebulan kepada Erick Van Goeh di hadapan Kingo
Saoro, S.N., Notaris di Surakarta dibawah Akta Pelunasan Hutang No.693/L-82.

Bahwa di sekitar akhir tahun 1983, tanpa sepengetahuan, tanpa hak dan tanpa
seizin Nyonya Oewij Wijen, Erick Van Goeh dengan persetujuan Tergugat II telah
mengajukan permohonan pendaftaran Hak Guna Bangunan atas tanah Petuk
Nomor 567 kepada Tergugat I secara melawan hukum, dengan menyertakan
Salinan petuk Nomor 567, serta Akta Perjanjian Hutang No. 940/PH/V/1983
tertanggal 19 Oktober 1983 dengan Akta Penjaminan Pelunasan Pembayaran No.
941/JP/V/tertanggal 19 Oktober 1983 yang menyatakan jika Nyonya Oewij Wijen
tidak dapat melunasi utangnya, ia dengan sukarela mengizinkan Eric Van Goeh
memiliki Hak Guna Bangunan diatas tanah petuk Nomor 567.

Bahwa perbuatan TERGUGAT II tersebut telah menimbulkan kerugian bagi Nyonya


Oewij Wijen dan Para Penggugat sebagai ahli warisnya yang sah sehingga
termasuk Perbuatan Melawan Hukum berdasarkan pasal 1365 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata:
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk
mengganti kerugian tersebut.”

Bahwa Akta Perjanjian Hutang No. 940/PH/V/1983 dengan Akta Penjaminan


Pelunasan Pembayaran No. 941/JP/V/1983 tertanggal 19 Oktober 1983 adalah
palsu berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan oleh Laboratorium Kriminalitas
No.1092/DF.2000 tanggal 25 November 2000 yang ditandatangani oleh Drs. Budi
Arman Anizon dan Syahrial Nagur serta Dra. Kalentini dan diketahui oleh Drs. Billy
HW.

Bahwa sesuai penelitian dan hasil berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan oleh
Laboratorium Kriminalitas No.1092/DF.2000 tanggal 25 November 2000 yang
ditandatangani oleh Drs. Budi Arman Anizon dan Syahrial Nagur serta Dra. Kalentini
dan diketahui oleh Drs. Billy HW, Surat Perjanjian tersebut tidak pernah ada dan
tanda tangan Ny. Oewij Wijen telah dipalsukan;
Bahwa pada 14 Desember 1983 TERGUGAT I telah menerbitkan Sertifikat Hak
Guna Bangunan No. 07/SOLO dan Gambar Situasi No. 192/5952/1982 atas nama
Erick Van Goeh.

Bahwa tindakan hukum tergugat I tersebut telah melanggar Azas-Azas Umum


Pemerintahan yang Baik terutama Azas kecermatan dan ketelitian atau hati-hati
sebagaimana dimaksud Pasal 45 ayat (1) huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dan menimbulkan kerugian bagi Ny. Oewij
Wijen dan PARA PENGGUGAT sebagai ahli warisnya yang sah.
Bahwa Tergugat I telah melanggar Pasal 25 PP No. 1 tahun 1961 yang
menyebutkan bahwa:
(1) Akta untuk memindahkan hak, memberikan hak baru, menggadaikan tanah, atau
meminjamkan uang dengan tanggungan hak atas tanah yang belum dibukukan
dibuat oleh pejabat jika kepadanya, dengan menyimpang dari ketentuan Pasal 22
ayat (1) sub. a diserahkan Surat Keterangan Kepala Kantor Pendaftaran Tanah yang
menyatakan bahwa hak atas tanah itu belum mempunyai sertifikat atau sertifikat
sementara. Di daerah-daerah kecamatan di luar kota tempat kedudukan Kepala
Kantor Pendaftaran Tanah surat keterangan Kepala Kantor Pendaftaran Tanah
tersebut dapat diganti dengan pernyataan yang memindahkan, memberikan,
menggadaikan, atau menanggungkan hak itu, yang dikuatkan oleh Kepala Desa dan
seorang anggota Pemerintah Desa yang bersangkutan. Selain surat-surat
keterangan tersebut, kepada pejabat itu harus diserahkan pula :
a) Surat Bukti Hak dan keterangan kepala desa yang dikuatkan oleh asisten wedana
yang membenarkan surat bukti hak itu.
b) Surat tanda bukti pembayaran biaya pendaftaran.
(2) Pembuatan akta yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini harus disaksikan oleh
kepala desa dan seorang anggota pemerintah desa yang bersangkutan.
(3) Setelah menerima akta dan warkah lainnya yang dimaksud dalam ayat (1) pasal
ini, Kepala Kantor Pendaftaran Tanah membukukannya dalam daftar buku tanah
yang bersangkutan.

Bahwa atas tindakan Tergugat I dalam menerbitkan sertifikat tanah sengketa kepada
dan atas nama tanpa melalui prosedur undang-undang yang mengakibatkan
timbulnya kerugian bagi PARA PENGGUGAT maka TERGUGAT I telah melakukan
Perbuatan Melawan Hukum.

Bahwa pada tanggal 1 Februari 1990, Tergugat II diwakili Erick Van Goeh dihadapan
Notaris Rihanna, SH mengadakan perjanjian kredit dengan Bank Sertivia yang
berjangka waktu 10 tahun, bunga 8% sebesar Rp 1.000.000,00 berdasarkan Akta
Perjanjian Kredit No. 881/PJ/II/1990 dengan salah satu jaminan berupa sertifikat Hak
Guna Bangunan Nomor 07/SOLO berdasarkan Akta Jaminan Perjanjian Kredit No.
882/PJ/II/1990.

Bahwa jaminan berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 07/SOLO dikeluarkan
atas tanah Petuk C 176 Persil 4 b Blok D III Kecamatan Jebres, Surakarta seluas ±
15.000 meter², yang merupakan tanah Petuk Ny. Oewij Wijen.

Bahwa pada tanggal 25 Mei 1999, bersamaan dengan terjadinya krisis moneter di
Iondonesia, Bank Sertivia termasuk dalam 52 bank beku operasi dan bank beku
kegiatan usaha (BBO-BBKU) yang kemudian dilikuidasi dan seluruh asetnya diambil
alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) berdasarkan PP No.
25/1999 tentang likuidasi bank.

Bahwa pada tanggal 25 Mei 1999, TERGUGAT II belum melunasi hutang kreditnya
atas Akta Perjanjian Kredit No. 881/PJ/II/1990.

Bahwa jaminan berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 07/SOLO atas tanah
Petuk C 176 Persil 4 b Blok D III Kecamatan Jebres, Surakarta seluas ± 15.000
meter² termasuk asset yang diambil alih oleh BPPN. Hal ini berdasarkan Pasal 53
ayat (1) yaitu:
“Penanganan kredit Bank Dalam Penyehatan atau Aset Dalam Restrukturisasi dapat
dilakukan melalui tindakan-tindakan antara lain:
a. Pemantauan kredit;
b. Peninjauan ulang, pengubahan, pembatalan, pengakhiran dan atau
penyempurnaan dokumen kredit dan jaminan;
c. Restrukturisasi kredit;
d. Penagihan piutang;
e. Penyertaan modal pada Debitur;
f. Memberikan jaminan atau penanggungan;
g. Pemberian atau penambahan fasilitas pembiayaan; dan atau
h. Penghapusbukuan piutang.”

Bahwa pada tanggal 1 Desember 1999, BPPN atas persetujuan TURUT


TERGUGAT II, menyerahkan tanah Para PENGGUGAT kepada TURUT
TERGUGAT I sebagai bentuk penyertaan modal dari pemerintah kepada TURUT
TERGUGAT I.

Bahwa pada tanggal 5 Januari 2000, TERGUGAT I menerbitkan sertifikat HGU


dengan No.10/SOLO atas nama TURUT TERGUGAT I yang diubah atas Hak Guna
Bangunan Tanah petuk C 176 Persil 4 b Blok D III Kecamatan Jebres, Surakarta
seluas ± 15.000 meter² atas nama Erick Van Goeh.

Bahwa PARA PENGGUGAT juga dapat meminta ganti rugi atas tindakan
TERGUGAT I berdasarkan Pasal 32 ayat (1) dan (2) PP No. 24/1997 tentang
Pendaftaran Tanah dimana selama tidak dapat dibuktikan sebaliknya data yang ada
disertipikat adalah benar. Dan apabila sertipikat telah dipunyai selama 5 (lima) tahun
dan dikuasai oleh pihak yang mempunyai tanda bukti hak sertipikat dan diperoleh
dengan itikad baik selama 5 tahun maka pihak yang merasa berhak tidak dapat
menggugat hak atas tanah dan apabila ada kesalahan dalam pendaftaran dapat
diberikan ganti rugi oleh Pemerintah.

Bahwa hingga sekarang penguasaan atas tanah tersebut hingga tahun 2000 masih
dalam kendali Nyonya Oewij Wijen berdasarkan kuitansi penjualan padi 100 kuintal
dan palawija 50 kuintal kepada Pasar Lawang Sewu Rp 125.000.000,-, sehingga
TURUT TERGUGAT I tidak pernah menguasai lebih dari 5 Tahun, dan yang
menguasai tanah selama lebih dari 50 tahun ialah Nyonya Oewij Wijen.

Bahwa sejak bulan Desember 2000 Para Penggugat tidak bisa lagi mengusahakan
tanah petuk.
Bahwa pada tahun 2001 Ny. Oewij Wijen dan PARA PENGGUGAT telah
mengadakan Perjanjian Jual Beli atas Tanah tersebut, tetapi batal.

Bahwa pembatalan tersebut disebabkan telah terbitnya Sertifikat HGU dengan


No.10/SOLO atas nama TURUT TERGUGAT I.

Bahwa dari perbuatan PARA TERGUGAT, Ny. Oewij Wijen dan PARA
PENGGUGAT sebagai ahli warisnya yang sah telah dirugikan secara moril dan
materiil.

Bahwa kerugian materiil yang dialami oleh Ny. Oewij Wijen atas tindakan PARA
TERGUGAT tersebut sebesar Rp. 1.000.000.000,- dengan rincian:
Penjualan padi dan palawija selama 1 tahun Rp. 32.500.000,00
Pengrusakan lahan Rp. 250.000.000,00
Batalnya pembelian atas tanah Rp. 717.500.000,00
___________________+
Total Rp. 1.000.000.000,00
Bahwa sejak tahun 1950 Nyonya Oewij Wijen selalu membayar pajak atas tanah
sengketa berdasarkan bukti pembayaran pajak Petuk, Ipeda, dan PBB.

Bahwa Nyonya Oewij Wijen seharusnya mendapat perlindungan dari Pemerintah


atas tanah Petuk berdasarkan (S. 1923-425 jo S. 1931-168) dimana Pengenaan
pajak dilakukan dengan penerbitan surat pengenaan pajak atas nama pemilik tanah,
yang di kalangan rakyat dikenal dengan sebutan : Petuk pajak, Pipil, Girik, Petok
dan lain-lainnya. Karena pajak dikenakan pada yang memiliki tanahnya, petuk pajak
yang fungsinya sebagai surat pengenaan dan tanda pembayaran pajak, di kalangan
rakyat dianggap dan diperlakukan sebagai tanda bukti pemilikan tanah yang
bersangkutan. Pengenaan dan penerimaan pembayaran pajaknya oleh Pemerintah
pun oleh rakyat diartikan sebagai pengakuan hak pembayar pajak atas tanah yang
bersangkutan oleh Pemerintah. Jika ada gangguan pembayar pajak mengharapkan
memperoleh perlindungan dari Pemerintah.

Bahwa status tanah dan hubungan hukum wajib pajak dengan tanah yang menjadi
obyek pajak merupakan salah satu faktor penentu pengenaan pajaknya.

Bahwa Petuk dapat dijadikan bukti pemilikan hak, apabila didukung dengan bukti-
bukti lain baik tulisan maupun kesaksian.

Bahwa setiap orang atau badan yang memperoleh manfaat dari suatu bidang tanah
bisa menjadi subyek pajak PBB, termasuk mereka yang menjadi pemegang hak atas
tanah yang bersangkutan. dapat diketahui dari ketentuan pasal 4 ayat (1) Undang-
undang No. 12 tahun 1985:
"Yang menjadi subyek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata
mempunyai sesuatu hak atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas bumi,
dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan."

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas maka tergugat dengan segala
kerendahan hati mohon agar Pengadilan Negeri Surakarta berkenan memutus
sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (conservatoir beslag) yang
dilakukan /diletakkan oleh pengadilan Negri Surakarta atas “Sebidang tanah berikut
bangunan serta hasil bumi diatasnya yang terletak di Kelurahan Sewu , kecamatan
Jebres, kota Surakarta seluas ± 15.000 meter² dengan batas-batas sebagai berikut :
Utara : Tanah milik Aling
Selatan : Jalan Raya Berem Solo
Barat : Tanah milik Ko Asiong
Timur : Tanah berupa Sawah milik Nyonya Lintang
3. Menyatakan secara hukum PARA TERGUGAT bersalah melakukan perbuatan
melawan hukum terhadap Penggugat;
4. Menyatakan secara hukum Petuk C 176 Persil 4 b Blok D III Kecamatan Jebres,
Surakarta seluas ± 15.000 meter² yang selama ini dimilikinya dengan batas-batas
sebagai berikut:
Utara : Tanah milik Aling
Selatan : Jalan Raya Berem Solo
Barat : Tanah milik Ko Asiong
Timur : Tanah berupa Sawah milik Nyonya Lintang
Adalah sah secara hukum milik Ny. Oewij Wijen.
5. Menghukum Para Tergugat untuk membayar secara sekaligus dan tunai ganti
kerugian Ny. Oewij Wijen kepada PARA PENGGUGAT sebagai ahli warisnya yang
sah sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).
6. Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar biaya-biaya yang ditetapkan
sebesar Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) kepada PARA PENGGUGAT
secara tunai.
7. Menghukum PARA TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT untuk membayar
Kerugian immateriil Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah); apabila lalai
dikenakan uang paksa sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah)
untuk setiap hari keterlambatan;
8. Menghukum PARA TERGUGAT DAN TURUT TERGUGAT untuk tunduk dan
patuh terhadap putusan perkara ini;
9. Menyatakan cacat dan tidak sah Sertifikat HGB No. 07/SOLO dan Gambar Situasi
No. 192/5952/1982 atas nama Tergugat II ;
10. Menyatakan cacat hukum dan tidak mengikat Akta Perjanjian Hutang No.
940/PH/V/1983 dengan Akta Penjaminan Pelunasan Pembayaran No.
941/JP/V/1983 tertanggal 19 Oktober 1983.
11. Menyatakan putusan perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun
ada perlawanan, banding, kasasi ataupun upaya hukuman lainnya dari para
terguggat atau pihak ketiga lainnya (uitvoerbaar bij Vorraad)
12. Menghukum PARA TERGUGAT DAN TURUT TERGUGAT untuk membayar
biaya yang timbul dalam perkara ini;

Atau apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat
lain, PARA PENGGUGAT mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);
Hormat Kami ,
Kuasa Hukum Penggugat

Prof. Mr. Agrief Siswanto, S.H., LL.M. J.D.

Andar Nugroho, S.H., LL.M


Agung Pramono, S.H., LL.M

Nasukha Abdul Jamal, S.H., LL.M

Anda mungkin juga menyukai