Anda di halaman 1dari 3

1. Sebutkan dan jelaskan perangkat keras apa saja yang mendukung kegiatan otomasi perpustakaan !

a. Komputer induk atau server


Komputer server menjadi hardware jaringan paling penting dalam internet. Tugas server menjadi pusat semua
jaringan komputer dan pada server inilah semua data penting tersimpan. Saat terjadi request dari client, server
akan mengirimkannya dengan melewati beberapa hardware dan software jaringan.
b. Komputer client
Client artinya adalah komputer pengguna. Seperti yang sudah dijelaskan di atas klien adalah orang-orang
yang mengakses data-data yang ada pada server melalui jaringan internet. Jumlah klien ini biasanya terdiri
dari beberapa komputer yang terhubung melalui jaringan internet sama dengan server.
c. Kabel UTP
Ketika membicarakan jaringan, pasti tidak akan lepas dengan kabel jaringan. Sebelum ada teknologi WiFi
dulunya semua internet tersambung dengan kabel jaringan. Kebanyakan kabel yang digunakan jenisnya UTP
(Unshielded Twisted Pair), kabel coaxial dan Fiber Optic.
Dalam pemilihan kabel untuk mendukung koneksi yang cepat disarankan menggunakan jenis kabel fiber
optic yang bisa mengirimkan data hingga 1 Gbps, tetapi biayanya paling mahal dan instalasinya sulit. Untuk
membangun jaringan skala lokal, penggunaan kabel UTP lebih dipilih karena biaya yang lebih murah dan
mudah dalam hal maintenance.
d. Konektor
Konektor merupakan perangkat keras jaringan yang fungsinya dipasang pada bagian ujung kabel untuk
menghubungkan pada adapter kabel. Ada banyak jenis konektor yang digunakan dalam perangkat jaringan
saat ini, diantaranya seperti berikut ini:
- Konektor RJ-45 digunakan untuk kabel UTP dan saat ini paling banyak digunakan untuk perangkat
jaringan internet.
- Konektor BNC/T digunakan untuk kabel tipe coaxial.
- Konektor ST digunakan untuk keperluan kabel fiber optic, ini menjadi konektor dengan harga paling
mahal dibandingkan dengan yang lainnya.
e. Switch
Switch adalah perangkat keras jaringan yang berfungsi untuk memecah jaringan dari satu server menjadi
beberapa client dalam jaringan local. Biasanya port yang tersedia pada switch kelipatan 4,8,16,32 dan
seterusnya.
Fungsi lain dari switch seperti:
- Menerima sinyal dan data dari komputer serta server
- Mentransmisikan data dari server menuju client dan juga sebaliknya.
- Memperkuat sinyal yang ditransmisikan melalui server kepada client sehingga kecepatannya masih sama.
- Bisa mengatur dan membatasi paket data yang ditransmisikan kepada setiap user.
- Bisa jadi repeater jaringan
- Menjadi central connection point jaringan
- Sebagai splitter dalam jaringan
f. HUB
Hub adalah hardware jaringan yang memiliki fungsi untuk membagi jaringan dalam satu server. Biasanya
hub banyak digunakan pada jaringan LAN.
g. Bridge
Sesuai namanya. Bridge memiliki fungsi sebagai jembatan jaringan. Maksudnya bridge ini bisa
menggabungkan jaringan local kedalam jaringan local lain yang lebih besar. Fungsi lainnya bridge bisa
digunakan untuk memecah jaringan local menjadi beberapa jaringan local kecil lainnya.
h. Access Point
Access point memiliki fungsi untuk mentransmisikan sinyal wireless yang diterima dari router atau kabel
jaringan sehingga sinyal yang diterima oleh client bisa lebih baik. Access point ini cocok digunakan untuk
area-area yang memiliki sinyal yang kurang baik.
i. Router
Perangkat keras jaringan selanjutnya adalah router. Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk
membagi jaringan internet dengan protokol TCP/IP pada komputer client. Jadi setiap client mendapatkan IP
yang berbeda satu dengan lainnya.
j. Repeater
perangkat keras jaringan yang berfungsi untuk memperkuat sinyal. Dengan menggunakan repeater ini sinyal
yang lokasinya jauh bisa diperkuat lagi sehingga bisa terjangkau dengan jarak yang lebih luas. Jadi untuk
Anda yang memiliki masalah koneksi yang kurang baik seperti terhalang tembok, pepohonan, bangunan dll
bisa mencoba untuk memasang repeater jaringan.
k. Network Card
Network card atau Network Interface Card adalah kartu jaringan yang biasa dipasang pada komputer atau
laptop. Fungsi utamanya sebagai kartu jaringan untuk menerima koneksi internet kabel ataupun jaringan wifi.
l. Modem
Modem adalah perangkat jaringan yang memiliki fungsi untuk merubah dari sinyal analog menjadi digital
dan sebaliknya. Sekarang ini modem sudah berbentuk USB yang mudah digunakan, dulunya modem masih
menggunakan koneksi Dial-up.

2. Mengapa harus mengembangan repositori? Uraikanlah langkah-langkah pengembangan repositori pada lembaga
informasi! Infrastruktur apa saja yang dibutuhkan dalam mengembangkan repositori?
- Mengapa harus mengembangan repositori?
Terdapat berbagai alasan dari setiap organisasi dalam membangun positori. Pfister (2008)
mengemukakan sedikitnya ada tiga alasan dalam embangun repositori, pertama, untuk meningkatkan
visibilitas dan dampak dari setiap hasil penelitian. Para peneliti dan lembaga mendapatkan manfaat dari
repositori dengan mengetahui kejelasan dan dampak dari hasil penelitian. Membangun dan mempertahankan
reputasi dalam komunitas ilmiah sangat penting dalam kegiatan akademik dan institusi. Untuk mendapatkan
hal tersebut, salah satunya dapat dicapai dengan membangun repositori.
Sebagai contoh untuk mengukur dampak dari penelitian, metode bibliometrik seperti analisis sitiran
dan impact factor terhadap jurnal akademik yang dikelola oleh suatu institusi sering digunakan untuk
mengukur atau mengetahui tingkat penggunaan jurnal tersebut. Melalui repositori akan lebih mudah diukur
seberapa sering sebuah artikel dan jurnal digunakan, seberapa sering sebuah artikel dalam jurnal ilmiah
dibaca atau di- download, seberapa sering suatu laporan penelitian dibaca atau di-download dan sebagainya.
Kedua, berkaitan dengan perubahan dalam paradigma publikasi ilmiah. Munculnya gerakan untuk
menyediakan akses gratis terhadap publikasi ilmiah, terutama content ilmiah yang dihasilkan, dipublikasikan
sendiri dan penyediaan akses gratis terhadap bahan-bahan tersebut adalah merupakan aktivitas utama dalam
gerakan tersebut. Salah satu pernyataan dalam deklarasi Budapest Open Access Initiative (2001) dan Berlin
Declaration on Open Access to Knowledge in the Sciences and Hunamities (2003) adalah memberikan akses
terbuka terhadap publikasi ilmiah yang dihasilkan oleh berbagai institusi pendidikan dan lembaga penelitian
kepada masyarakat luas. Untuk mengapresiasi deklarasi ini maka pendirian repositori merupakan jawaban
yang tepat. Sebuah perguruan tinggi akan lebih leluasa memberikan akses terbuka terhadap bahan-bahan yang
mencerminkan kekayaan intelektual dari perguruan tinggi itu melalui pendirian repositori.
Alasan ketiga, pembangunan repositori didasarkan atas kemungkinan perbaikan komunikasi
internal. Melalui kegiatan komunikasi internal ini. maka selain pemanfaatan yang akan meningkat, namun
juga dapat digunakan sebagai alat ukur keberadaan sebuah hasil penelitian dan informasi yang lain,
misalkan terjadinya duplikasi kegiatan dan sebagainya. Dengan menyediakan penyimpanan bahan-bahan
digital secara terpusat akan mendapatkan manfaat dari bahan yang telah dipublikasikan pada satu sisi, dan
pada sisi yang lain menjadi dasar untuk mengetahui bahan-bahan yang belum dipublikasikan secara digital.
Dengan demikian, repositori menjadi salah satu upaya untuk mendorong agar bahan-bahan lain yang bukan
kategori ilmiah seperti laporan kegiatan, panduan, dan sebagainya dapatdipulikasikan dalam format digital
karena bahan-bahan tersebut juga merupakan bagian dari pengetahuan organisasi dan sebaiknya dapat
diakses oleh setiap orang dalam suatu organisasi. Dalam repositori upaya digitalisasi terhadap dokumen-
dokumen perguruan tinggi yang bukan kategori ilmiah akan meningkat sehingga akses terhadap dokumen
tersebut lebih mudah dan lebih banyak.
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa salah satu alasan untuk membangun repositori adalah untuk
penyediaan akses terbuka kepada pengguna. Ada beberapa keuntungan dari akses terbuka, pertama adalah
bahwa output penelitian ilmiah dapat dipublikasikan lebih cepat tanpa intermediasi seperti penerbit. Alasan
kedua bahwa penilaian terhadap hasil penelitian akademis lebih efektif dari segi biaya. Secara khusus, ketika
menyangkut jumlah biaya berlangganan jurnal yang sangat mahal sehingga mengarah pada krisis jurnal maka
akses terbuka terlihat menjadi alternatif pilihan yang menarik. Walaupun tersedia akses secara gratis, bukan
berarti penerbitan terhadap output karya ilmiah gratis seluruhnya. Biaya untuk memelihara dan menjalankan
repositori juga harus diperhitungkan.
- Uraikanlah langkah-langkah pengembangan repositori pada lembaga informasi!
1. Adanya negosiasi untuk menerima informasi yang tepat dari yang menghasilkan informasi dan
pemegang hak, misalnya peneliti, dosen, guru, widyaswara, atau bagian-bagian tertentu dari seuah
organisasi dan sebagainya.
2. Melakukan pengendalian yang cukup terhadap informasi yang diberikan untuk mendukung
pelestarian jangka panjang. Hal ini diikuti dengan kebijakan pengelolaan yang dilakukan terhadap
informasi yang diterimanya.
3. Bersifat menentukan, artinya mempunyai nilai informasi tertentu. Ada beberapa nilai dari sebuah
informasi, misalnya nilai ekonomis, nilai sejarah, keunikan dan sebagainya.
4. Adanya pengguna dalam bentuk komunitas. Komunitas tersebut harus memahami betul tentang
informasi yang dikelola.
5. Adanya jaminan bahwa informasi harus dipertahankan oleh masyarakat.
6. Masyarakat sudah dapat memahami informasi tanpa adanya bantuan ahli.
7. Mengikuti kebijakan pendokumentasian dan prosedur yang jelas.
8. Memungkinkan informasi yang disebarkan mempunyai salinan otentik dan dapat dilacak keasliannya.
9. Dapat bekerja erat dengan komunitas repositori untuk penggunaan yang baik dan sesuai dengan
standar yang ada dalam penciptaan sumber daya digital.

- Infrastruktur apa saja yang dibutuhkan dalam mengembangkan repositori?


Infrastruktur atau sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam membangun repositori sama halnya
dengan membangun jaringan komputer. Ketersediaan infrastruktur di berbagai wilayah di Indonesia sangat
bervariasi. Dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi sedemikian penting, tetapi sering
kali menjadi kendala dalam ketersediaan infrastruktur jaringan, baik jaringan akses maupun jaringan
backbone (tulang punggung). Kondisi infrastruktur jaringan di Indonesia sendiri jauh ketinggalan dibanding
negara-negara lain, sehingga biaya koneksinya mahal dan masih rendahnya penetrasi jaringannya.
Pada tahun 2007, pemerintah Indonesia mulai menargetkan pembangunan infrastruktur jaringan
telekomunikasi agar dapat memberikan akses dan layanan yang murah serta memadai. Berbagai penelitian
telah dikembangkan untuk merancang infrastruktur jaringan yang optimal sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan tertentu.
Berikut sebagai gambaran hasil penelitian kondisi infrastruktur untuk menunjang e-goverment di
Bandung, yang notabene sebuah ibukota propinsi yang sudah maju dibandingkan dengan wilayah lainnya. Di
dalam penelitian tersebut dirancang suatu infrastruktur jaringan untuk mendukung layanan electronic
goverment (e-gov) untuk mensimulasi komunikasi antarinstansi dengan menggunakan jaringan wireless
802.11 dan jaringan fiber optik. Perangkat lunak yang digunakan untuk mensimulasikan performansi jaringan
(Quality of Service/QoS) adalah Optimized Network Engineering Tools (OPNET). Dari hasil penelitian dan
simulasi performansi jaringan serta biaya pengembangan jaringan maka jaringan wireless membutuhkan
biaya Rp 911.179.300, dengan rata-rata Delay dan loss rasio masih dalam standar ITU. dengan catatan kondisi
adanya pembatasan client yang dapat mengakses layanan video dan voice. ITU atau International Standard
Union adalah lembaga yang memberikan standarisasi di bidang telekomunikasi. Untuk membangun jaringan
fiber optik membutuhkan biaya Rp 2.701.875.000, masih dapat memberikan kualitas layanan dalam standar
ITU dengan kondisi semua client dalam LAN dapat mengakses layanan data, video dan audio.
Dengan mempertimbangkan siklus hidup teknologi/media transmisi yang digunakan, kesesuaian
dengan kebutuhan aplikasi e-gov pemerintah ko Bandung, biaya pembangunan, serta kesesuaian dengan
standar QoS untuk layanan data, Voice. dan Video, maka infrastruktur jaringan yang direkomendasikan
adalah jaringan wireless 802.11g.

3. Uraikanlah peosedur digitalisasi dokumen tercetak di perpustakaan!


a. Kemampuannya mempertahankan tampilan dan bentuk dokumen asli (Legal Issues).sesua
b. Memiliki kemampuan temu kembali (search) secara fulltext.
c. Memiliki fasilitas untuk keamanan data.
d. Sofware untuk membaca file dapat menggunakan perangkat lunak tidak berbayar, yaitu Adobe Acrobat
Reader.
e. Lebih menghemat ruangan, karena dapat menyimpan dokumen dalam jumlah yang sangat besar. Sebagai
contoh 50 judul disertasi yang setara dengan 100 judul Tesis atau 500 judul artikel jurnal dalam bentuk digital
dapat dikemas dalam 1 buah CD berkapasitas 650 MB.
f. Keaslian dokumen tetap terjamin. Selama proses digitalisasi menggunakan bentuk image/format PDF,
keaslian dokumen akan tetap dapat dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai