Anda di halaman 1dari 4

Perkembangan zaman saat ini diiringi dengan perkembangan teknologi yang semakin

pesat. Salah satunya adalah gawai( gadget). Pengaruh berkembangnya gadget ini dapat dirasakan
oleh semua kalangan, tak terkecuali anak di bawah usia lima tahun (balita). Usia lima tahun
pertama menurut teori perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget, yakni masuk ke
dalam tahapan sensorimotor, yakni anak sudah mulai merasa mandiri untuk melakukan berbagai
macam kegiatan. Pada usia ini, anak sedang mengembangkan kemampuan berpikir egosentrisme,
yakni ketidakmampuan untuk berpikir berdasarkan sudut pandang orang lain, hingga
mengabaikan keberadaan orang lain (Semmar & Al-Thani, 2015).

Penggunaan gawai oleh anak balita yang memiliki kemampuan egosentrisme yang dapat
membawa dampak negative pada perkembangan kognitif anak tersebut. Hal ini dikarenakan,
kemudahan untuk mengakses berbagai macam konten, jika tidak diawasi secara baik, maka
dikhawatirkan anak dapat mengakses berbagai macam konten-konten negative. Namun,
berdasarkan penelitian lain yang telah dilakukan membahas tentang dampak dari penggunaan
gadget pada anak dalam pendidikan, menyebutkan bahwa penggunaan teknologi pada anak dapat
berdampak positif jika di bawah pengawasan guru ataupun orangtua (Mira Adila Mat Saruji,
Noor Hafizah Hassan, 2017).

Menurut penelitian lain yang telah dilakukan juga menyebutkan dampak negative
penggunaan gadget secara berlebihan dan adiktif akan menyebabkan anak mengalami rasa malu,
ketakutan dan kecemasan yang tinggi (Amitha M Hegde1, Prachi Suman2, Muhammad Unais3,
2018). Hal ini dikarenakan jika mereka dipaksa untuk melepaskan gadget, maka emosi tersebut
akan muncul secara langsung. Mereka juga akan cenderung mengasingkan diri. Jika hal ini
dibiarkan terjadi begitu saja tanpa adanya kesadaran dari orangtua, maka anak akan mengalami
berbagai macam gangguan dalam tahapan perkembangannya.

Pada usia di bawah lima tahun, anak memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya secara langsung lebih besar agar dapat meningkatkan kemampuan bahasa
dan perkembangan kognitif lainnya (Semmar & Al-Thani, 2015). Durasi penggunaan gadget
yang panjang secara berlebihan akan mempengaruhi kemampuan bersosial anak dengan
lingkungannya. Bermain secara langsung menggunakan permainan yang sudah disediakan,
mampu meningkatkan kecerdasan anak (Trawick-Smith, Wolff, Koschel, & Vallarelli, 2015).
Kemampuan kreativitas anak juga akan menjadi terhambat jika sudah terpapar penggunaan
gadget terlalu lama (Wilmer, Sherman, & Chein, 2017).
REFRENSI

Amitha M Hegde1, Prachi Suman2, Muhammad Unais3, C. J. (2018). What Next -Career
Motivations after Graduation in Dentistry the Present Scenario in India. Journal of
Advanced Medical and Dental Sciences Research, 7(1). https://doi.org/10.21276/jamdsr

Mira Adila Mat Saruji, Noor Hafizah Hassan, & S. M. D. (2017). Spin superlattice formation in
ZnSe‐based diluted magnetic semiconductor heterostructures. IMPACT OF ICT AND
ELECTRONIC GADGET AMONG YOUNG CHILDREN IN EDUCATION: A
CONCEPTUAL MODEL, 10(4), 480–486. https://doi.org/10.1116/1.578265

Semmar, Y., & Al-Thani, T. (2015). Piagetian and Vygotskian Approaches to Cognitive
Development in the Kindergarten Classroom. Journal of Educational and Developmental
Psychology, 5(2), 1–7. https://doi.org/10.5539/jedp.v5n2p1

Trawick-Smith, J., Wolff, J., Koschel, M., & Vallarelli, J. (2015). Effects of Toys on the Play
Quality of Preschool Children: Influence of Gender, Ethnicity, and Socioeconomic Status.
Early Childhood Education Journal, 43(4), 249–256. https://doi.org/10.1007/s10643-014-
0644-7

Wilmer, H. H., Sherman, L. E., & Chein, J. M. (2017). Smartphones and cognition: A review of
research exploring the links between mobile technology habits and cognitive functioning.
Frontiers in Psychology, 8(APR), 1–16. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.00605

Anda mungkin juga menyukai