(PERTEMUAN KETIGA)
Tujuan Pembelajarann :
Selain melalui żikir, mendekatkan diri kepada Allah Swt. dapat pula dilakukan melalui perbuatan
atauamaliah sehari-hari, yaitu dengan selalu meniatkan bahwa yang kita lakukan semata-mata hanya
karena taat mematuhi aturan main-Nya. Misalnya, kita berbuat baik kepada tetangga bukan karena
tetangga baik kepada kita, tetapi semata-mata karena Allah Swt. menyuruh kita untuk berbuat baik. Kita
bersedekah bukan karena kasihan, tetapi semata-mata karena Allah Swt. memerintahkan kita untuk
mengeluarkan sedekah membantu meringankan beban orang yang sedang mengalami kesulitan.
Manusia adalah makhluk yang sering lupa dan sering berbuat kesalahan. “Al-Insānu maĥallul khaţā wa an-
nisyan.” Demikian sebuah ungkapan dalam Bahasa Arab yang artinya, “manusia itu tempatnya salah dan
lupa.” Dalam sebuah hadisnya, Rasulullah saw. bersabda, “Kullu Bani Ādama khaţţāun wa khairul
khaţţāina at-tāibūna.” (Setiap keturunan Adam as. pasti melakukan kesalahan, dan orang yang baik adalah
yang kembali dari kesalahan/dosa). Berdasarkan ungkapan dan hadis di atas, manusia memiliki sifat dan
karakter yaitu sering berbuat kesalahan dan lupa. Artinya, tidak ada seorang pun yang terbebas dari
kesalahan dan lupa. Namun demikian, tidaklah benar jika dikatakan bahwa tidak mengapa seseorang
melakukan kesalahan dengan dalih bahwa hal tersebut merupakan sifat manusia.
Sebagai seorang yang beriman, kita dituntut untuk selalu melakukan refleksi dan perenungan terhadap apa
yang telah kita perbuat. Ketika seseorang terlanjur melakukan kesalahan, bersegeralah untuk kembali ke
jalan yang benar dengan bertaubat dan tidak mengulanginya lagi. Demikian pula dengan sifat lupa, kadang
menjadi sebuah nikmat dan juga bencana. Lupa dapat menjadi nikmat manakala seseorang terlupa dengan
kejadian sedih yang pernah menimpanya. Dapat dibayangkan, betapa sengsaranya jika seseorang tidak
dapat melupakan kisah sedih yang pernah dialaminya. Lupa juga dapat menjadi bencana, yaitu ketika
dengan lupa tersebut mengakibatkan kecerobohan dan kerusakan. Banyak di antara manusia karena lupa
melakukan sesuatu mengakibatkan manusia tersebut akan melakukan kesalahan yang dapat merugikan
dirinya dan orang lain
ۡ َوهّٰلِل ِ اَأۡل ۡس َمٓا ُء ۡالح ُۡس ٰنى فَ ۡاد ُعوْ هُ بِهَ ۖا َو َذرُوا الَّ ِذ ْينَ ي ُۡل ِح ُدوْ نَ فِ ٓي َأ ۡس َمآِئ ِۚۦه َسي ُۡج
ْ ُزَونَ َما َكان
َوا يَ ۡع َملُوْ ن
Artinya: “Dan Allah Swt. memiliki asmā’ul ĥusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan (menyebut)
nama-nama-Nya yang baik itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dalam (menyebut) nama-
nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. al
A’rāf/7:180)
Dalam ayat lain dijelaskan bahwa al-Asmā’u al-Ĥusnā merupakan amalan yang bermanfaat dan
mempunyai nilai yang tak terhingga tingginya. Berdoa dengan menyebut al-Asmā’u al-Ĥusnā sangat
dianjurkan menurut ayat tersebut.