Anda di halaman 1dari 3

KAJIAN TEORI

1. Pengertian UMKM

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki kriteria


sebagai berikut:
a) Mikro
yaitu usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha milik
perorangan yang memenuhi kriteria :
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).
b) Usaha Kecil yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan/bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria :
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).
c) Usaha Menengah yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang
memenuhi kriteria :
1. Kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah).
Dalam kegiatan UMKM saat ini diharapkan pelaku usaha menjadi lebih
kreativitas agar produk yang dimiliki bisa dipasarkan. Dengan melewati beberapa hal,
yaitu :
a) Desain dan Penggunaan Merk Produk
b) Perluasan Pangsa Pasar
c) Inovasi Produk
d) Desain dan Inovasi Teknologi Tepat Guna

2. Sistem informasi

Inovasi diartikan sebagai mengambil ide-ide kreatif serta dapat mengubahnya


menjadi produk atau metode kerja yang berguna. Inovasi juga berarti sebagai kreasi
baru dari ekonomi secara signifikansi, terutama dilakukan oleh perusahaan. Beberapa
penulis telah memakai istilah "Inovasi" hanya untuk hasil dari proses inovasi, dan
"manajemen inovasi" untuk kegiatan manajerial yang mencoba untuk mengontrol
proses inovasi (Drejer, 2002) dalam Ojasalo. Schumpeter menggambarkan inovasi
sebagai 'perubahan bersejarah dan ireversibel dalam cara melakukan sesuatu’, dan '
penghancuran secara kreatif '. Bagi Shumpeter inovasi inovasi mulai terjadi ketika
elemen baru atau kombinasi elemen lama dan baru mulai diperkenalkan.

3. Sistem Dinamik

Sistem dapat diklasifikasikan menurut jenis kompleksitas, sebagaimana telah


telah dilakukan oleh Weaver (1968):
a) Dalam sistem yang terorganisir-kompleksitas (organized-complexity system),
bentuk khas untuk sistem kehidupan, hanya sejumlah terbatas tapi besar
komponen akan menentukan sistem.
b) Kompleksitas sistem tidak terorganisir (unorganized-complexity system), hanya
bisa merujuk pada sistem non-hidup di mana jumlah variabel yang sangat besar
dan di mana masing-masing variabelmemiliki perilaku yang sama sekali tidak
terduga atau tidak dikenal.
c) Sistem terorganisir-kesederhanaan (organized-simplicity system) ditandai oleh
sistem sederhana seperti mesin dan artefak manusia lainnya hanya memiliki
sejumlah kecil komponen.

4. Pengembangan UMKM
Persoalan terbesar UMKM adalah kesulitan permodalan. Dampak dari hal
tersebut mengakibatkan pengembangan usahanya tidak berjalan dengan lancar, karena
pelaku usaha meminjam modalnya direntenir yang mengandung unsur riba. Semakin
pelaku usaha terjerat hutang yang semakin lama semakin banyak, maka
pengembangan usahanya tidak akan berjalan dengan stabil, karena kesalahan yang
dilakukan oleh pelaku usaha juga akan menyebabkan usaha mereka mengalami
kebangkrutan (Jr, 2016). Ada beberapa peran untuk melakukan pengembangan
UMKM, diantaranya :
a) Pemerintah, pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR), yaitu program kredit yang
diperuntukkan bagi UMKM dalam bentuk pemberian modal kerja, dengan adanya
hal tersebut dapat membantu pelaku usaha untuk meminjam modal usahanya agar
usaha tersebut dapat berkembang.
b) Masyarakat, menjadi tenaga kerja atau permodalan bagi perkembangan UMKM.
c) Perusahaan,
1. Pembinaan, pembinaan bisa dilakukan dengan mengundang UMKM untuk
mengadakan pameran atau seminar mengenai UMKM yang beretma inovasi
produk untuk mengembangkan usaha,
2. Bantuan dana, bantuan dana sangat diperlukan dalam UMKM karena modal
yang diterima UMKM belum sebanding dengan usah yang mereka jalanin,
agar UMKM bisa berjalan dengan baik agar UMKM dapat berkembang di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai