ْق َرْأ َو َربُ َك ْاَأل ْك َر ُم۲ َخلَ َق ْا ن ْ َس َان ِم ْن عَلَ ٍق١ْق َرْأاِب مْس ِ َرب ّ َِك اذَّل ِ ْي َخلَ َق
ِإ ِإل ِإ
َ عَمَّل َ ْا ن ْ َس۴ ِ اذَّل ِ ْي عَمَّل َ اِب لْ َقمَل۳
۵ ْ ان َمال َ ْم ي َ ْعمَل
ِإل
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan
tuhanmulah yang maha mulia Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q. S. Al-Alaq [96]:1-
5)
Sekarang ini, seiring dengan perkembangan dunia teknologi yang begitu pesat
menjadi tantangan bagi anak remaja agar mampu mengikuti perkembangan
zaman, terutama dalam dunia pendidikan agama islam. Pendidikan agama Islam
adalah usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,
memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan
bimbingan pengajaran dan latihan. (Ramayulis, 2005, hal. 21).
Tujuan pendidikan agama Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia
yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan berakhlak mulia.akhlak
mulia mencakup etika budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
Pendidikan. (Permendiknas, 2006, hal. 2). Salah satu pelajaran yang terdapat
dalam pendidikan agama Islam yaitu baca tulis Al-Quran.
Membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan lambang,
tanda, tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat
diterima oleh pembaca (Dalman, 2014, hal. 5 ). Dalam hal ini membaca berarti
melihat tulisan dan mengerti atau melisankan apa yang tertulis itu. Tulis adalah
membuat huruf (angka dan sebagainya dengan menggunakan pena, pensil, kapur
dan sebagainya. (Poerwadarminta, 1908, hal. 7). Adapun pengertian dari Al-
Qur’an adalah kalam Allah swt yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan
mutawattir dan membacanya adalah ibadah. (Al-Mushaf, 1481 H, hal. 15).
3
Jadi yang dimaksud dengan Baca tulis Al-Qur’an adalah melafalkan dan
menulis ayat-ayat Al-Qur’an dengan mengetahui aturan yang telah ditetapkan
seperti makhorijul huruf, tajwid dan gharib sehingga tidak terjadi perubahan
makna.
Tujuan pembelajaran baca tulis Al-Quran yaitu agar dapat membaca sesuai
dengan tajwid yang benar dan dapat menulis huruf Arab dengan rapi dan benar.
Pengajaran baca tulis Al-Quran di Indonesia pada masa sekarang ini diberikan
secara formal pada lembaga pendidikan baik sekolah umum maupun sekolah
berbasis agama Islam.Tidak sedikit anak muda yang belum lancar membaca Al-
Quran.Pendidikan baca tulis Al-Quran hendaknya sedini mungkin untuk diajarkan
kepada anak ,terlebih dalam hal membaca dan menulis Al-Quran. Seseorang yang
mempelajari Al-Quran hukumnya fardhu kifayah sedangkan membaca sesuai ilmu
tajwid hukumnya fardhu ‘ain . Maka untuk dapat mempelajari dan memahami isi
kandungan Al-Quran seorang muslim haruslah memiliki kemampuan dalam
membaca dan menulis Al-Quran (Surasman, 2002, hal. 20).
Oleh sebab itu hal yang perlu diperhatikan dalam baca tulis Al-Qur’an yaitu
dengan tartil dan tajwid. Membaca Al-Qur’an yang benar haruslah memenuhi
kriteria tata cara yang benar. Bermula dari pengucapan yang stabil di masing-
masing huruf , dengung , panjang pendek dan beberapa hal yang berhubungan
dengan cara baca Al-Qur’an , yang mana semua ini terangkum dalam ilmu tajwid.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, pasal 1 (6) bahwa Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan
yang menyelenggarakan pendidikan tinggi. Tujuan perguruan tinggi dalam
menyelenggarakan pendidikan tinggi adalah mengembangkan potensi mahasiswa
agar menjadi manusia yang beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan
berbudaya untuk kepentingan bangsa. Sedangkan berdasarkan Keputusan
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Kepdirjen Diktis) nomor 102 tahun 2019
tentang standar keagamaan pendidikan tinggi keagamaan islam menjelaskan
bahwa lulusan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) memiliki kemampuan
keterampilan keagamaan islam secara umum yang ada di masyarakat yaitu baca
4
agama Islam dibandingkan dengan siswa tingkatan SMA, di mana siswa yang
berlatar belakang MA beban materi agama yang ditempuh lebih banyak
dibandingkan dengan siswa yang berlatar belakang SMA.
Adanya problematika tersebut menjadi suatu bukti bahwa penelitian ini
dianggap penting karena adanya penelitian ini menunjukkan bahwa ada tidaknya
perbedaan kemampuan baca tulis Al-Qur’an (BTQ) antara mahasiswa lulusan
SMA dan lulusan MA.
Idealnya banyak orang yang berargumen bahwa mahasiswa yang berlatar
belakang MA memiliki penguasaan BTQ yang lebih baik dari pada mahasiswa
yang berlatar belakang SMA. Tetapi semua itu tidak menutup kemungkinan
bahwa siswa yang berlatar belakang SMA memiliki penguasaan yang lebih bagus
pula.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Perbandingan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an
(BTQ) Mahasiswa PAI Antara Lulusan SMA (Sekolah Menengah Atas)
Dengan Lulusan MA (Madrasah Aliyah) (Studi Komparasi Di STIT Al-
Khairiyah pada mahasiswa Semester 2 Jurusan Pendidikan Agama Islam
Tahun Ajaran 2021)”
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan pentingnya masalah yang dikemukakan di
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Seberapa tinggi kemampuan baca Tulis Al-Qur’an pada mahasiswa lulusan
MA?
2. Seberapa tinggi kemampuan baca Tulis Al-Qur’an pada mahasiswa lulusan
SMA?
3. Adakah perbedaan kemampuan baca tulis Al-Qur’an antara mahasiswa
lulusan MA dengan mahasiswa lulusan SMA?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Seberapa tinggi kemampuan baca Tulis Al-Qur’an pada
mahasiswa lulusan MA.
6
D. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil dari temuan-temuan dalam penelitian ini dapat
menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan dalam dunia pendidikan
agama Islam khususnya untuk berpartisipasi memberikan solusi atas berbagai
problematika pendidikan yang berkaitan dengan kemampuan baca tulis Al-
Qur’an.
b. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Dengan adanya perbedaan ini penulis dapat mengetahui
perbandingan kemampuan baca tulis Al-quran pada mahasiswa lulusan
MA dan SMA bagi kampus atau lembaga pendidikan
Diharapkan dengan adanya penelitian ini kampus dapat lebih
memperhatikan lagi kegiatan proses belajar mengajar agar terciptanya
hasil belajar yang baik bagi mahasiswa.
2. Bagi mahasiswa
Diharapkan dengan adanya penelitian ini siswa dapat lebih
memahami tentang perbandingan kemampuan baca tulis Alquran pada
mahasiswa lulusan MA dan mahasiswa lulusan SMA.
E. Kerangka pemikiran
Perbedaan materi pelajaran BTQ pada tingkat SMA dan MA sangat
berbeda. Jika pada tingkat SMA materi BTQ tidak dijabarkan secara detail lebih
bersifat global, hal ini tidak lain karena mata pelajaran BTQ pada tingkat SMA
adalah satu kesatuan mata pelajaran yaitu pendidikan agama Islam sedangkan
7
pada tingkat SMA pelajaran BTQ materinya lebih detail dan lebih lengkap hal ini
latar belakang mahasiswa berpengaruh pada kemampuan baca tulis Al-Qur’an.
Mengacu kepada kerangka berpikir di atas maka arah penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara hasil kemampuan baca Al-
quran antara mahasiswa lulusan SMA dengan mahasiswa lulusan MA di STIT Al
Khairiyah semester 2 tahun ajaran 2021. Penelitian komparasi ini dibangun
berdasarkan paradigma bahwa siswa lulusan SMA maupun MA yang didukung
oleh faktor-faktor intern maupun ekstern yang dapat lebih menunjang pencapaian
hasil baca tulis Alquran pada mahasiswa di STIT Al Khairiyah.
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti bisa atau dapat,
kemudian mendapat awalan ke- dan akhiran–an, yang selajutnya menjadikan
kemampuan mempunyai arti menguasai berasal dari nomina yang sifatnya suka
(Hidayat, 2010, hal. 27). Bagi Gordon dalam (Ramayulis, 2008, hal. 37)
kemampuan adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas
atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.Dari beberapa definisi dapat penulis
pahami bahwa kemampuan adalah kecakapan atau potensi yang dimiliki oleh
individu untuk menguasai keahlian dalam mengerjakan tugas ataupun pekerjaan.
Membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan
lambang, tanda, tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis
dapat diterima oleh pembaca (Dalman, 2014, hal. 5 ). Sedangkan tulis yaitu
membuat huruf, angka dan sebagainya dengan menggunakan pena (pensil, kapur
dan sebagainya). (Poerwadarminto, 1984, hal. 7). Adapun pengertian Al-Qur’an
menurut (Shiddieqy, 2000, hal. 3) yaitu nama bagi kalamullah yang diturunkan
kepada nabi Muhammad saw yang ditulis dalam mushaf.
Dari definisi-definisi di atas dapat difahami bahwa Baca Tulis Al-Qur’an
(BTQ) merupakan kegiatan pembelajaran Al-Qur’an meliputi membaca dan
menulis Al-Qur’an kesanggupan atau kecakapan yang berkaitan dengan
keterampilan membaca Al-Qur’an dengan baik, lancar dan benar.
Kemampuan dalam hal ini adalah berkenaan dengan kemampuan
mahasiswa setelah mendapatkan pengalaman belajar tertentu, yang dimaksud
dalam hal ini yaitu kemampuan membaca Al-Quran. Bagi umat Islam memiliki
8
Tabel 1.1
Kerangka pemikiran
F. Hipotesis penelitian
11
G. Langkah-langkah penelitian
Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Penelitian yang baik adalah penelitian yang didasarkan
pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional (masuk akal), empiris (dapat teramati oleh
indera) dan sistematis (menggunakan langkah-langkah tertentu). (Sugiyono, 2015,
hal. 2).
Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Jenis dan pendekatan penelitian
Penelitian dengan judul perbandingan kemampuan baca tulis Al-Quran
antara mahasiswa lulusan SMA dengan lulusan SMA pada mahasiswa semester
12
3. Lokasi penelitian
Keterangan :
Ʃxi
X=
n
Keterangan :
X = mean
Ʃxi = jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor
dengan frekuensinya
n = jumlah individu
2. Menghitung median. Median adalah suatu nilai atau angka yang
membagi suatu distribusi frekuensi dalan dua bagian sama besar
(nilai tengah) dengan rumus:
( )
1
n−F
2
Me=b+ p
f
Keterangan :
b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas
n = banyak data
F = jumlah frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
3. Menghitung modus. Modus merupakan angka yang paling sering
muncul dalam suatu bilangan. Menghitung modus dengan rumus :
SD=
√ Ʃfi (x−x )²
n
2. Statistik inferensial
Statistik inferensial merupakan statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan untuk
populasi dimana sampel tersebut diambil. Statistik inferensial dibagi
menjadi dua macam, yaitu statistik parametris dan statistik non-
parametris. (sugiyono, 2014, hal. 23).
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan Statistik
parametris yang digunakan yaitu teknik analisis komparatif uji beda
sampel bebas (Independent t-Test) yang digunakan untuk menguji
kebenaran tentang apakah ada perbedaan rata-rata antara dua variabel
yang sedang diteiti. Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut :
a. Menentukan tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 5% atau 0,05.
b. Uji homogenitas Fisher dengan rumus :
varians besar
F=
varians kecil
Data dinyatakan memiliki varian yang sama jika Fhitung < Ftabel
Sebaliknya, varian data tidak sama jika Fhitung > Ftabel
c. Berdasarkan uji homogenitas varians, maka digunakan rumus uji t
dua sampel sebagai berikut:
Jika memiliki varians yang sama maka menggunakan rumus
X 1−X 2
t=
Sp
√ 1
+
1
n1 n 2
19
Dimana Sp=
√ ( n 1−1 ) S 1²+ ( n2−1 ) S 2²
n 1+n 2−2
Jika memiliki varians yang berbeda maka menggunakan rumus
X 1−X 2
t=
√ S 1² S 2²
+
n1 n2
Tolak H0 jika thitung > ttabel atau menerima Ha jika thitung < ttabel
d. Membuat kesimpulan
H. Sistematika pembahasan
Sistematika penulisan berisi tentang deskripsi alur pembahasan yang
dimulai dari bab pendahuluan hingga bab terakhir dapat diuraikan sebagai
berikut :
Bab I pendahuluan : Merupakan pendahuluan yang berisi gambaran
penjelasan seluruh pokok pikiran yang terkandung dalam skripsi yang meliputi
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, langkah-langkah penelitian dan
sistematika pembahasan
Bab II kerangka teori : Memuat landasan teori meliputi landasan teoritis
yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti dan model konseptual
penelitian
Bab III kondisi objek : Penelitian sejarah berdirinya STIT Al-Khairiyah
citangkil, letak geografis STIT Al- Khairiyah citangkil, keadaan dosen, staf,
akademik serta mahasiswa STIT Al Khairiyah citangkil dan sarana prasarana
kampus visi, misi dan tujuan kampus kurikulum yang digunakan kampus dan
struktur organisasi
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan : Deskripsi hasil penelitian yang
terdiri dari analisis data variabel Y yaitu hasil kemampuan baca tulis Alquran
pada mahasiswa semester 2. Analisis data variabel X yaitu mahasiswa lulusan MA
dengan mahasiswa lulusan SMA dan analisis perbandingan hasil kemampuan baca
20
tulis Alquran pada mahasiswa lulusan SMA dengan mahasiswa lulusan SMA serta
pembahasan hasil penelitian
Bab V penutup : Bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan Dan beberapa saran yang berhubungan dengan
penelitian serupa di masa mendatang serta kritik yang bersifat konstruktif dan kata
penutup.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Widhi kurniawan, Z. p. (2016). metode penelitian kuantitatif. yogyakarta:
Pandiva buku.
Akhmad. (1988). Ilmu Al-Qur’an Pengenalan Dasar. Jakarta: rajawali.
Al-Mushaf, M. A. (1481 H). Al-Qur'an dan terjemah. Madinah Munawwarah:
yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al-Qur'an Depag RI.
Alsa, A. (2014). kuantitatif & kualitatif serta kombinasinya dalam penelitian
psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Darwansyah. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada
Press.
Darwyansyah, & Supardi. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Diadit Media.
Hadi, S. (1994). Methodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hawi, A. (2013). kompetensi guru PAI. jakarta: rajawali pers.
Jaya, I. M. (2020). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta:
Quadrant.
Mujib, A. (1994). Pedoman Ilmu Tajwid. Gresik: Karya Abditama.
Nurhadi. (2016). teknik membaca. jakarta: bumi aksara.
Penyusun, T. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Permendiknas. (2006). tentang standar isi untuk satuan pendidikan tingkat dasar
dan menengah.
Poerwadarminta. (1908). Kamus umum bahasa indinesia. jakarta.
21