Anda di halaman 1dari 19

MODEL PEMBELAJARAN IPS DI SD

Dosen Pengampu :
Fitria Dwi Prasetyaningtyas. S.Pd., M.Pd
Kelompok 9

1. Dewi Masyithoh Sukmawati (1401420218)

2. Yossi Dea Safitri (1401420428)

3. Fighto Almagofi (1401420038)

4. Rozaq Ardian Putranto (1401420308)


Table of Contents

01 Model-model
Pembelajaran Di SD

Langkah-langkah Pelaksanaan
02 Model Pembelajaran IPS di SD
Pendidikan IPS SD

Pendidikan IPS di sekolah dasar adalah disiplin ilmu-ilmu


sosial seperti yang disajikan pada tingkat menengah dan
universitas, hanya karena pertimbangan tingkat
kecerdasan, kematangan jiwa peserta didik, maka bahan
pendidikannya disederhanakan, diseleksi, diadaptasi dan
dimodifikasi untuk tujuan institusional didaksmen
(Sidiharjo, 1997).
01
Model Pembelajaran
IPS di SD
Model Inkuiri
Model inkuiri adalah salah satu model pembelajaran yang
memfokuskan kepada pengembangan kemampuan siswa
dalam berpikir reflektif kritis, dan kreatif. Inkuiri adalah salah
satu model pembelajaran yang dipandang modern yang dapat
dipergunakan pada berbagai jenjang pendidikan, mulai tingkat
pendidikan dasar hingga menengah. Pelaksanaan inkuiri di
dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial dirasionalisasi pada
pandangan dasar bahwa dalam model pembelajaran tersebut,
siswa didorong untuk mencari dan mendapatkan informasi
melalui kegiatan belajar mandiri.
Model Pembelajaran VCT
VCT adalah salah satu teknik pembelajaran yang dapat memenuhi tujuan
pancapaian pendidikan nilai. Djahiri (1979: 115) mengemukakan bahwa
Value Clarification Technique, merupakan sebuah cara bagaimana
menanamkan dan menggali/ mengungkapkan nilai-nilai tertentu dari diri
peserta didik. Karena itu, pada prosesnya VCT berfungsi untuk:
a. Mengukur atau mengetahui tingkat kesadaran siswa tentang suatu
nilai
b. membina kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimilikinya baik
yang positif maupun yang negatif untuk kemudian di bina ke arah
peningkatan atau pembetulannya
c. menanamkan suatu nilai kepada siswa melalui cara yang rasional dan
diterima siswa sebagai milik pribadinya.
Model Bermain Peta
Keterampilan menginterpretasi peta maupun globe perlu dilakukan peserta didik
secara fungsional. Peta dan globe memberikan manfaat, yaitu:
1. siswa dapat memperoleh gambaran mengenai bentuk, besar, batas-batas suatu
daerah
2. memperoleh pengertian yang lebih jelas mengenai istilah-istilah geografi seperti:
pulau, selat, semenanjung, samudera, benua dan sebagainya;
3. memahami peta dan globe,
Diperlukan beberapa syarat yaitu :
1. arah, siswa mengerti tentang cara menentukan tempat di bumi seperti arah mata
angin, meridian, paralel, belahan timur dan barat.
2. skala, merupakan model atau gambar yang lebih kecil dari keadaan yang
sebenarnya
3. lambang-lambang, merupakan simbol-simbol yang mudah dibaca tanpa ada
keterangan lain
4. warna, menggunakan berbagai warna untuk menyatakan hal-hal tertentu misalnya:
laut, beda tinggi daratan, daerah, negara tertentu dsb.
ITM ( Ilmu Teknologi dan Masyarakat )

Dalam kegiatan pembelajaran ITM, peserta didik menjadi lebih aktif dalam
menggali permasalahan berdasarkan pada pengalaman sendiri hingga
mampu melahirkan kerangka pemecahan masalah dan tindakan yang dapat
dilakukan secara nyata. Karena itu, pendekatan ITM dipandang dapat
memberi kontribusi langsung terhadap misi pokok pembelajaran
Pengetahuan sosial, khusus dalam mempersiapkan warga negara agar
memiliki kemampuan:
1. Memahami ilmu pengetahuan di masyarakat
2. Mengambil keputusan sebagai warga Negara,
3. Mengetahui hubungan antar pengetahuan
4. Mengingat sejarah perjuangan dan Peradaban luhur bangsanya.
Model Role Playing

Role Playing adalah salah satu model pembelajaran yang perlu


menjadi pengalaman belajar peserta didik, terutama dalam konteks
pembelajaran Pengetahuan Sosial dan Kewarganegaraan
didalamnya. Sebagai langkah teknis, role playing sendiri tidak
jarang menjadi pelengkap kegiatan pembelajaran yang
dikembangkan dengan stressing model pendekatan lainnya, seperti
inkuiri, ITM, Portofolio, dan lainnya
Model Portofolio

Sapriya (Winataputra, 2002: 1.16) menegaskan bahwa: “portofolio


merupakan karya terpilih kelas/siswa secara keseluruhan yang bekerja secara
kooperatif membuat kebijakan publik untuk membahas pemecahan
terhadap suatu masalah kemasyarakatan”. Makna pembelajaran berbasis
portofolio dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial adalah memperkenalkan
kepada peserta didik dan membelajarkan mereka “pada metode dan
langkah-langkah yang digunakan dalam proses politik”
kewarganegaraan/kemasyarakatan.
02
Langkah-langkah Pelaksanaan
Model Pembelajaran IPS di SD
Model inkuiri
Langkah-langkah yang harus ditempuh di dalam model inkuiri pada hakekatnya tidak
berbeda
jauh dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang dikembangkan oleh John Dewey
dalam bukunya “How We Think”. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1. Langkah pertama, adalah orientation, siswa mengidentifikasi masalah, dengan
pengarahan dari guru terutama yang berkaitan dengan situasi kehidupan sehari-hari.
2. Langkah kedua hypothesis, yakni kegiatan menyusun sebuah hipotesis yang dirumuskan
sejelas mungkin sebagai antiseden dan konsekuensi dari penjelasan yang telah diajukan.
3. Langkah ketiga definition, yaitu mengklarifikasi hipotesis yang telah diajukan dalam
forum diskusi kelas untuk mendapat tanggapan.
4. Langkah keempat exploration, pada tahap ini hipotesis dipeluas kajiannya dalam
pengertian implikasinya dengan asumsi yang dikembangkan dari hipotesis tersebut.
5. Langkah kelima evidencing, fakta dan bukti dikumpulkan untuk mencari dukungan atau
pengujian bagi hipotesa tersebut.
6. Langkah keenam generalization, pada tahap ini kegiatan inkuiri sudah sampai pada
tahap mengambil kesimpulan pemecahan masalah
Model Pembelajaran VCT

Langkah Pembelajaran Model VCT


Berkenaan dengan teknik pembelajaran nilai Jarolimek merekomendasikan beberapa cara,
antara lain:
1. Teknik evaluasi diri (self evaluation) dan evaluasi kelompok (group evaluation)
2. Teknik Lecturing
3. Teknik menarik dan memberikan percontohan
4. Teknik indoktrinasi dan pembakuan kebiasan
5. Teknik tanya-jawab
6. Teknik menilai suatu bahan tulisan
7. Teknik mengungkapkan nilai melalui permainan (games).
ITM ( Ilmu Tenologi dan Masyarakat )

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran pendekatan ITM
antara lain:
1. Menekankan pada paham kontruktivisme, bahwa setiap individu peserta didik, telah memiliki sejumlah
pengetahuan dari pengalamannya sendiri dalam kehidupan faktual di lingkungan keluarga dan
masyarakat.
2. Peserta didik dituntut untuk belajar dalam memecahkan permasalahan dan dapat menggunakan
sumber-sumber setempat (nara sumber dan bahan-bahan lainnya) untuk memperoleh informasi yang
dapat digunakan dalam pemecahan masalah.
3. Pola pembelajaran bersifat kooperatif (kerja sama) dalam setiap kegiatan pembelajaran serta
menekankan pada keterampilan proses dalam rangka melatih peserta didik berfikir tingkat tinggi.
4. Peserta didik menggali konsep-konsep melalui proses pembelajaran yang ditempuh dengan cara
pengamatan (observasi) terhadap objek-objek yang dipelajarinya.
5. Masalah-masalah aktual sebagai objek kajian, dibahas bersama guru dan peserta didik guna
menghindari terjadi kesalahan konsep.
6. Pemilihan tema-tema didasarakan urutan integratif.
7. Tema pengorganisasian pokok dari sejumlah unit ITM adalah isu dan masalah sosial yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan.
ITM ( Ilmu Tenologi dan Masyarakat )

Tahapan Metode Pendekatan ITM


a. Tahap Eksplorasi
b. Tahap Penjelasan dan Solusi
c. Tahap Pengambilan Tindakan
d. Diskusi dan Penjelasan
e. Tahap Pengembangan dan Aplikasi Konsep
f. Tahap Evaluasi
g. Kegiatan Penutup
Model Role Playing

Adapun langkah-langkahnya, Djahiri (1978: 109) mengangkat urutan teknis yang dikembangkan Shaftel
yang terdiri dari 9 langkah dalam tabel berikut.
1. Penjelasan umum
2. Memilih para pelaku
3. Menentukan Observer
4. Menentukan jalan cerita
5. Pelaksanaan (bermain)
6. Diskusi dan permainan
7. Permainan ulang dan diskusi serta penelaahan
8. Mempertukarkan pikiran, pengalaman dan membuat kesimpulan
Model Portofolio

Langkah ini dimulai dengan membagi perseta didik menjadi 4 kelompok dengan tugas sebagai berikut:
1. Kelompok portofolio-satu; Menjelaskan masalah, dalam tugasnya kelompokini bertanggung jawab untuk
menjelaskan masalah yang telah mereka pilih untuk dikaji dalam kelas.
2. Kelompok portofolio-dua; Menilai kebijakan alternatif yang diusulkan untuk memecahkan masalah, dalam
tugasnya kelompok ini bertanggung jawab untuk menjelaskan kebijakan saat ini dan atau kebijakan yang
dirancang untuk memecahkan masalah.
3. Kelompok portofolio-tiga; Membuat satu kebijakan publik yang didukung oleh kelas, dalam tugasnya kelompok
ini bertanggung jawab untuk membuat satu kebijakan publik tertentu yang disepakati untuk didukung oleh
mayoritas kelas serta memberikan pembenaran terhadap kebijakan tersebut.
4. Kelompok portofolio-empat; Membuat satu rencana tindakan agar pemerintah (setempat) dalam masyarakat
mau menerima kebijakan kelas. Dalam tugasnya kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat suatu
rencana tindakan yang menujukkan bagaimana warganegara dapat mempengaruhi pemerintah (setempat)
untuk menerima kebijakan yang didukung oleh kelas.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai