NIM : 33102100003
Step 7
1. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)
2. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)
3. Apa contoh dari sitem pembelajran pbl ( Pandisa)
4. Apasaja metode dalam pembelajran student centered learning (Monica)
5. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )
6. Bagaimana konsep CPD dalam dunia Farmasi
Jawaban :
1. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil dan proses system pembelajaran PBL
diantaranya adalah :
a. Faktor Internal, Yang meliputi :
Kecerdasan Individu, Kemampuan dari penerima materi (siswa/mahasiswa) dalam
memahami, mengolah dan menangkap materi yang ada
Motivasi, Semangat yang dimiliki dalam mencari tahu setiap problem dan
mengembangkan materi yang diterima
Gaya belajar, metode yang digunakan siswa/ mahasiswa dalam belajar.
Gaya Kognitif, karakteristik individu dalam hal merasa, mengingat, mengorganisasikan,
memproses, dan pemecahan masalah
b. Faktor Eksternal, Yang meliputi :
Pembelajar, metode dan gaya penyampaian materi
Lingkungan, dukungan dari lingkungan tempat tinggal siswa/ mahasiswa yang
mendukung dalam proses belajar,
Sarana dan prasarana, peralatan dan bahan pendukung siswa/ mahasiswa dalam belajar
sebagai contoh, buku pendukung, komputer, internet.
Strategi pembelajaran yang digunakan, cara penyampaian materi
Kurikulum, penyusunan kurikulum yang digunakan sebagai acuan/ pedoman kegiatan
belajar mengajar.
Sumber:
Fatirul, Achmd Noor. (2020). Strategi Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan
Internet dan Gaya Kognitif Terhadap Prestasi Belajar. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing.
Halaman 64-65
Sumber:
Supriyanto Didik, (2017), Penerapan Model Pembelajaran Small Group Discussion Terhadap
Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Materi Dunia Tumbuhan Dan Dunia Hewan, UM-
Palembang, Vol. 2 No. 1 Th. Jan-Des 2017 Halaman 299
Case Study;
Case Study merupakan metode pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai kegiatan
proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Discovery Learning(DL);
Discovery learning adalah proses mental dimana mahasiswa mampu mengasimilasikan
sesuatu konsep atau prinsip.
Self-Directed Learning(SDL);
Self Directed Learning (SDL) merupakan proses pembelajaran dimana seseorang memiliki
inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain, menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri,
merumuskan tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber-sumber belajar, memilih
dan melaksanakan strategi belajar sesuai serta mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
Cooperative Learning(CL);
Cooperative learning merupakan metode pembelajaran yang didasarkan pada belajar dalam
kelompok kecil yang menekankan pada kemampuan mahasiswa baik secara individu
maupun kelompok.
Collaborative Learning(CbL)
Collaborative Learning merupakan suatu jenis pendekatan yang meliputi penggabungan
karya/usaha intelektual mahasiswa atau mahasiswa bersama dengan pengajar.
Biasanya mahasiswa bekerja dalam 2 atau lebih kelompok, saling mencari pemahaman,
penyelesaian, membentuk suatu produk atau hasil proses belajar kelompok yang setiap
anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan
ketrampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman
seluruh anggota.
Siradj Yahdi. (2014). Implementasi Scl (Student Centered Learning) Pada Pembelajaran Kuliah
Jaringan Komputer, Politeknik Telkom, Volume 24, Nomor 1
Penjelasan :
Universitas Telkom
Link :
https://ctle.telkomuniversity.ac.id/docs/teachin-resources/science-maths-and-
technology/penerapan-metode-student-centered-learning-pada-mata-kuliah-interaksi-
manusia-dan-komputer-dan-jaringan-komputer/
Sumber:
Gulton Irmina, IG. (2021). What You Need To Know For Being Pharmacy-Student, Jakarta: Elex
Media Computindo
Sumber:
Yulianto, dkk. (2017). Kebutuhan pendidikan berkelanjutan apoteker puskesmasdi Yogyakarta,
Universitas Islam Indonesia, Vol. 13 No. 2 Agustus-Desember 2017, Halaman 40
Alya zahwa
Learning Issue
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)
a. Faktor Internal
Faktor yang berasal dari diri mahasiswa meliputi jasmani, bakat, niat, psikologi
dan lainnya.
b. Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa seperti peran dosen, teman dan
keluarga.
Sumber: Ningsih, S.A, dkk. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kota
Ternate pada Konsep Gerak. Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 4, No. 2, Oktober
2019, hlm. 37-42.
8. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)
Berikut langkah implementatif agar transformative learning dapat terwujud antara
lain:
a. Cultural Self Knowing(Self Realisation)
Disorientasi dan refleksi diri secara kritis.
b. Relational Knowing (Opening to Difference)
Mengkomunikasikan dengan orang lain mengenai proses transformasi.
c. Critical Knowing (Political Astuteness)
d. Visionary and Ethical Knowing
Mengetahui tentang apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
e. Knowing in Action (Making a Difference)
Melakukan aksi atau transformasi dengan perspektif baru.
Sumber: Rahmawati,Y. 2018. Peranan Transformative Learning dalam
Pendidikan Kimia: Pengembangan Karakter, Identitas Budaya, dan Kompetensi
Abad ke-21. Jurnal Riset Pendidikan Kimia, Vol. 08.
9. Apa contoh dari sistem pembelajaran pbl ( Pandisa)
Small Group Discussion (SGD) merupakan contoh penerapan dari PBL itu. SGD
adalah metode pembelajaran dimana mahasiswa akan diberikan kesempatan untuk
belajar berpikir kritis dan aktif dalam menyampaikan pendapat terhadap suatu
masalah sehingga mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan problem solving-
skill.
Sumber: Fransiska,dkk. 2016. SMALL GROUP DISCUSSION KOMPONEN VITAL
DALAM PROBLEM-BASED LEARNING. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
10. Apa saja metode dalam pembelajaran student centered learning (Monica)
a. Small Group Discussion
SGD adalah metode pembelajaran jenis diskusi dimana beberapa mahasiswa akan
tergabung dalam satu kelompok dan diberikan topik bahasan oleh dosen/tutor.
b. Role-Play & Simulation
Metode pembelajaran dimana mahasiswa akan diberikan skenario atau situasi
yang menggambarkan atau mensimulasi keadaan sebenarnya, kemudian masing-
masing diberikan peran dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan.
c. Case Study
Mahasiswa nantinya akan mencari pemecahan masalah yang dianggap tepat pada
suatu kasus secara bersama-sama dalam kelompok
d. Discovery Learning (DL)
Metode pembelajaran ini difokuskan pada membangun pengetahuan melalui cara
belajar mandiri, dengan pemanfaatan informasi yang tersedia.
e. Self-Directed Learning (SDL)
Metode belajar untuk mencapai kompetensi tertentu yang dilakukan atas inisiatif
mahasiswa itu sendiri.
f. Cooperative Learning (CL)
Metode pembelajaran dimana di dalam kelompok kecil yang setiap anggotanya
bekerja bersama untuk memaksimalkan pembelajaran dengan memecahkan suatu
masalah atau kasus. Metode ini sangat terstruktur, karena mulai dari pembentukan
kelompok, materi yang dibahas, langkah-langkah diskusi, serta produk akhir yang
harus dihasilkan, semuanya ditentukan oleh dosen.
g. Collaborative Learning (CbL)
Metode pembelajaran yang difokuskan pada kerja sama antar mahasiswa yang
didasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok.
Masalah atau kasus dapat berasal dari dosen, tetapi kegiatan belajar seperti
pembentukan kelompok yang didasarkan pada minat, prosedur kerja kelompok,
penentuan waktu dan tempat diskusi/kerja kelompok, dilaksanakan berdasarkan
konsensus bersama antar anggota kelompok.
h. Contextual Instruction (CI)
Metode pembelajaran dengan membahas konsep (teori) yang berkaitan dengan
situasi nyata dan melakukan studi lapangan/terjun di dunia nyata untuk
mempelajari kesesuaian teori dengan realitanya.
i. Project Based Learning (PjBL)
Salah satu metode pembelajaran yang menggunakan project sebagai media untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui proses pencarian terstruktur
terhadap pertanyaan yang autentik dan kompleks.
j. Problem Based Learning and Inquiry (PBL)
Metode pembelajaran dimana mahasiswa dituntut untuk dapat memcahkan
masalah dan mahasiswa harus melakukan pencarian informasi(inquiry) untuk
menemukan solusinya.
Sumber: Respati, B.M.I, dkk. 2016. BUKU PEDOMAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL). Denpasar: Fakultas Hukum Universitas Udayana.
11. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )
Untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi, diharuskan terlebih dahulu
terjun ke dalam ruang lingkup pendidikan farmasi yang terbagi menjadi 3 yaitu:
Sekolah Menengah
Kejuruan Farmasi
1. Pendidikan Akademik
2. Pendidkan Vokasi
3. Pendidikan Profesi
Dapat dicontohkan bila selesai menempuh SMK Farmasi dan ingin memperdalam
pengetahuan tentang farmasi maka dapat melanjutkan ke Pendidikan tinggi farmasi
jenjang S1 lalu profesi. Setelah menempuh pendidikan tinggi farmasi, diharapkan
mahasiswa dan lulusan dapat mengembangkan kompetensinya dalam artian terjadi
peningkatan pengetahuan, sikap, kecakapan/ketrampilan, dan perilaku untuk
menjalankan peran dan tanggung jawabnya dalam praktik kefarmasian.
Sumber: Doloking, Haeria. 2017. Pengantar Ilmu Farmasi. Syahadah Creative
Media. ISBN 978-602-5493-44-7
Arina
SGD 2 LEARNING ISSUE
STEP 6
1. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)
Faktor Skenario
Scenario dalam proses tutorial digunakan sebagai trigger untuk
mahasiswa. Hal diatas menyatakan bahwa dengan trigger tersebut
dimaksudkan agar mahasiswa terstimulus dengan critical thinking dan
problem solving, sehingga dapat memberikan pengetahuan yang optimal
dalam proses pembelajaran .
Faktor Mahasiswa
Tanggapan/ feedback dalam diskusi tutorial memiliki banyak tujuan
termasuk meningkatkan pencapaian, pengembangan pemahaman dan
kemampuan mahasiswa dan dapat memotivasi mahasiswa dengan cara
memacu dan mengenali usaha mereka dalam proses pembelajaran16
Faktor Tutor
Peran tutor dapat memicu mahasiswa untuk mencapai tujuan belajar.
Semakin baik kemampuan tutor untuk berkomunikasi dengan mahasiswa,
pertukaran ide akan semakin lancar dan mahasiswa semakin mudah mengerti
5. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )
Ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan (study), penyelidikan
(inquiry), usaha menemukan (attempt to find), atau pencarian (search). Oleh karena
itu, pencarian biasanya dilakukan berulang kali, maka dalam dunia ilmu pengetahuan,
kini dipergunakan istilah research (penelitian) untuk aktivitas ilmiah yang paling
berbobot guna menemukan pengetahuan baru. Dari aktivitas ilmiah dengan metode
ilmiah yang dilakukan para ilmuwan dapatlah dihimpun sekumpulan pengetahuan
yang baru atau disempurnakan pengetahuan yang telah ada, sehingga di kalangan
ilmuwan maupun para filsuf pada umumnya terdapat kesepakatan bahwa ilmu adalah
sesuatu kumpulan pengetahuan yang sistematis.
STEP 6
13. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)
Factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL :
Menanamkan sifat mandiri ( karena sifat mandiri membuat diri kita merasa
memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri supaya dapat mengontrol
proses belajar dengan baik)
Keinginan untuk belajar yang tinggi ( biasanya dengan adanya perasaan kalau
belajar itu menyenangkan, dan terdapat soal yang sulit maka mahasiswa
merasa tertantang dan penasaran untuk mecari tahu jawaban dari pertanyaan
tersebut)
Memiliki sifat kerja sama dan dapat menghargai pendapat orang lain
Memiliki prior knowledge (yang akan mempengaruhi pengalaman
pembelajaran bagi peserta didik)
Sumber : Hasan Nyambe. 2016.Faktor factor yang mempengaruhi Self Directed
Learning Readiness. Jurnal Pendidikan kedokteran Indonesia. Vol 5. No 2
14. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)
Mengetahui situasi eksternal yang perlu diperhitungkan dan dirancang
sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung keinginan belajar
Activating event, yaitu peristiwa atau kejadian yang membuat peserta didik
menyadari keterbatasan pengetahuan/pemahaman yang dimilikinya
Ketersediaan ruang atau kesempatan untuk mengidentifikasi dan
mengartikulasikan asumsi-asumsi yang mendasari pengetahuan awalnya
tersebut
Refleksi kritis, diskusi kritis, dengan dialog
Kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan perspektif baru
Sumber : Naim, Mohammad. 2018. Strategi Pengembangan Model Pembelajaran
Transformatif
15. Apa contoh dari sitem pembelajran PBL ( Pandisa)
Contoh dari system pembelajaran PBL yaitu Small Group Discussion (SGD) yang
berarti proses pembelajaran dengan melakukan diskusi kecil yang bertujuan agar
peserta didik memiliki keterampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan
persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari hari dengan melalui tukar menukar
informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah.
Sumber : Sulistyowati, Nur Wahyuning . 2016. Implementasi Small Group Discussion
dan collaborative learning. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan. Vol 5. No 2
16. Apa saja metode dalam pembelajaran student centered learning (Monica)
System pembelajaran dimulai dengan satu masalah,
Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa,
Memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan
menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri,
Menggunakan kelompok kecil untuk berdiskusi
Menuntut siswa untuk menjelaskan apa yang sudah di pelajari saat berdiskusi
dengan kelompok belajarnya
Sumber : Maryati, I. 2018. Mosharafa”, Volume 7
17. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )
Hal yang harus dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
yaitu :
Mempelajari atau menguasai serta menanamkan rasa suka dan penasaran pada
materi kefarmasian
Memperhatikan dan mendalami ilmu perilaku secara umum dan dasar karena
seorang apoteker selalu berinteraksi secara langsung dengan pasien
Sumber : Thamaria, MH, Netty. 2016. Ilmu perilaku dan etika farmasi. Jakarta
selatan. Pusdiknakes.
18. Bagaimana konsep CPD dalam dunia Farmasi
CPD dalam farmasi merupakan serangkaian upaya sistematis pembelajaran seumur
hidup untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi apoteker yang meliputi
berbagai pengalaman atau pelatihan keprofesian setelah pendidikan formal dasar yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan moral serta sikap
professional agar apoteker senantiasa layak untuk menjalankan profesinya. Selain itu
kemampuan dan dukungan organisasi profesi apoteker dalam mensosialisasikan dan
memfasilitasi pelaksanaan re-sertifikasi apoteker melalui CPD menjadi salah satu
faktor peningkatan pemahaman yang lebih baik.
Sumber : Yulianto, dkk. 2017. Kebutuhan pendidikan berkelanjutan apoteker Jurnal
Ilmiah Farmasi Vol.13 No.2
20. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)
- Pendidik harus memiliki pemahaman yang jelas tentang bagaimana pembelajaran akan
berlangsung untuk memenuhi tujuan pembelajaran.
- Melibatkan pengalaman langsung dan sangat penting untuk mencapai tingkat pembelajaran
yang lebih tinggi.
- Memberikan kesempatan untuk pemeriksaan diri dan pembelajaran berdasarkan
pengalaman. Pemeriksaan diri melibatkan introspeksi dan kesadaran diri.
- Mendorong peserta untuk berkelompok dengan peserta lain dari disiplin ilmu yang berbeda
untuk mencapai pembelajaran interdisipliner.
Paik ,2020, ‘The Value of International Business Education: How to Achieve Transformative
Learning for Students’, AIB Insights, vol 20, issue 1.
- kelompok kecil untuk mencapai pengalaman belajar yang optimal bagi seluruh anggota
kelompok.
23. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya)
- Mengetahui bahwa layanan farmasis lebih berorientasi pada pasien, sehingga seorang
farmasis harus profesional dalam perawatan kesehatan pasien. Selain itu, farmasis juga
menyediakan layanan yang berpusat pada pasien tingkat lanjut.
El Bizri, Dimassi, 2019, ‘LEBANESE COMMUNITY PHARMACY: THE ROLE OF THE
PHARMACIST IN THE HEALTH CARE’, EUROPEAN JOURNAL OF PHARMACEUTICAL
AND MEDICAL RESEARCH, vol. 6, issue. 1, hh. 149-158
- Sebagai apoteker yang harus memperbarui sertifikat kompetensi yang berlaku selama 5
(lima) tahun melalui mekanisme re-sertifikasi yang merupakan proses pengakuan ulang atas
kompetensi setelah memenuhi sejumlah persyaratan dalam Program Pengembangan
Pendidikan Apoteker Berkelanjutan (P2AB) sehingga dibutuhkan aktivitas pembelajaran
berlanjut yang diikuti apoteker dalam upayanya untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai tuntutan lingkungan pekerjaannya.
Yulianto, dkk, 2017, Continuing education for pharmacists of primary health care
in Yogyakarta, Jurnal Ilmiah Farmasi, vol. 2, no. 13,hh. 34-46
- Sebagai seorang farmasi diharapkan dapat terlibat dalam perawatan pasien langsung peran
melalui praktik kolaboratif, melakukan komprehensif manajemen obat, dan memberikan
perawatan pencegahan jasa. Sehingga dibutuhkan pendidikan berkelanjutan, diarahkan
sendiri, terstruktur, siklus pembelajaran yang berfokus pada hasil yang berfokus pada
memelihara dan meningkatkan kinerja professional praktek
James S. Wheeler, PharmD, Marie Chisholm-Burns, PharmD, MPH, MBA, 2018, The Benefit of
Continuing Professional Development for Continuing
Pharmacy Education, American Journal of Pharmaceutical Education 2018; 82 (3) Article 6461
- Penerapan model CPD bagi farmasis adalah untuk pembelajaran seumur hidup mereka,
tunjukkan dan dukung lebih lanjut konsep "apoteker bintang tujuh" seperti yang disorot
pada tahun 2014 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Hal ini bertujuan untuk berkontribusi pada peningkatan kualitas organisasi dan profesi
apoteker. Sehingga seorang farmasis memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi
di bidang kesiapsiagaan dan tanggap darurat.
AA Kahaleh, HA Truong, 2020, Applications of the Health Belief Model and Continuing
Professional Development as a
Strategy for Emergency Preparedness and Response, American Journal of Pharmaceutical
Education,
LEARNING ISSUE
Nama : Malikatul Afidah
NIM : 33102100050
Prodi : Farmasi
TIM 4
1. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)
ketersediaan waktu
luang, hobi atau
Faktor Internal kegemaran,
kematangan diri, dan
kecerdasan,
kemandirian
dukungan keluarga
dan teman, fasilitas
fakultas, masalah
Faktor Eksternal yang dihadapi,
hubungan antar teman
sebaya, dan pengaruh
orang tua serta teman
Sumber: Hasan Nyambe et al.(2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Directed Learning
Readiness pada Mahasiswa Tahun Pertama, Kedua dan Ketiga di Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin dalam PBL.Vol 5.No.2
2. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)
Langkah Implementatif
Transformative learning
Pembelajaran Aktif
Pembelajaran
Interaktif
Metode
pembelajaran SCL
Pembelajaran
Mandiri
Pembelajaran
Kolaboratif
Pembelajaran
Kooperatif
Pembalajaran
Kontekstual
Dengan cara memperkenalkan ilmu-ilmu dasar farmasi atau juga memberikan petanyaan
dasar tentang farmasi kepada mahasiswa.
2.
3.
4.
5.
6.
STEP 6 MENJAWAB LI
5. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )
Banyak yang bisa dilakukan untuk memperdalam lingkup dari ilmu farmasi salah
satunya adalah dengan membagikan kuesioner kepada mahasiswa baru sisa lulusan
SMA maupun SMK mengenai tentang kefarmasian. Metode pemeberian instumen
studi dengan pendekatan cross sectional. Instrument studi adalah kuesioner dengan 5
butir pertanyaan tertutup yang menanyakan tentangpendapat. Dengan begitu kita bisa
mengetahui seberapa luas mahasiswa harus mengenal tentang kefarmasian yang
kemudian natinya bisa di diskusikan.
Sumber : Ratri dkk.,2017.”Pengetahuan Siswa Lulusan SMA Terhadap Tugas Apoteker
di Berbagai Bidang Kefarmasian”. Dalam Jurnal farmasi dan Ilmu kefarmasian
Indonesia.suarabaya
Step 6
Learning Issue
1. Apa saja factor yang mempengaruhi sistem pembelajaran PBL ( Malikatul)
Sumber : Tita Menawati Liansyah,2015. Problem Based Learning Sebagai Metode Perkuliahan
Kedokteran Yang Efektif.Januari 2015
Small Groub Discussion yaitu sistem pembelajaran yang dilakukan dengan kelompok
kecil tujuanya agar peserta didik memiliki keterampilan memecahkan masalah terkait
materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari hari.
Sumber : Sofyan Susanto,2020.Efektifitas Small Group discussion dengan model problem based
learning dalam pembelajaran di masa pandemic covid-19.
4. Apasaja metode dalam pembelajran student centered learning (Monica)
5. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )
Sumber : Yulianto dkk,2017. Continuing education for pharmacists of primary health care in
Yogyakarta.Agustus-Desember 2017.
STEP 7
25. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)
Kualitas masalah terhadap keefektifan kelompok
Kualitas masalah dalam skenario mempunyai peran dalam memicu proses
diskusi. Hal ini dikarenakan masalah yang dipaparkan dalam skenario
merupakan pemicu proses belajar PBL yang berimplikasi pada pemahaman
mahasiswa terhadap materi yang didiskusikan serta merangsang mahasiswa
untuk belajar bekerjasama dan aktif
Kinerja tutor terhadap keefektifan kelompok
Hal ini dikarenakan peran tutor dalam proses tutorial
1.sebagai fasilitator yang memberikan fasilitasi dan mengaktifkan kelompok,
sehingga memungkinkan kelompok tersebut dapat efektif dalam pencapaian
tujuan kelompok
2. mengkompensasi kekurangan yang ada pada skenario maupun proses
diskusi melalui penguasaan materi diskusi yang baik maupun keterampilan
dalam memfasilitasi kelompok
Kepercayaan hubungan perilaku belajar kelompok kinerja tutor
Hal ini dimungkinkan karena kepercayaan hubungan tersebut menimbulkan
rasa aman untuk menyatakan pendapat, komitmen untukbertanggung
jawabmenyelesaikan tugas dalam kelompok, dan spirit kelompok yang
mendorong anggota untuk peduli terhadap keberhasilan kelompoknya, oleh
karena pada dasarnya anggota kelompok menginginkan semuanya dapat
sukses dalam kelompok tersebut
Perilaku belajar kelompok
Hal ini dikarenakan perilaku belajarkelompokdapatmembangunproses
sosiokognitif, yaitu proses saling berbagi kognisi dengan saling bertukar
informasi (mutually shared cognition) antar anggota
Motivasi
Hal ini dikarenakan motivasi dapat mendorong seseorang dalam kelompok
untuk melakukan usaha agar mencapai sasaran belajar secara maksimal.
Dorongan tersebut menimbulkan interaksi antar anggota kelompok. Interaksi
timbul oleh karena masing-masing anggota memiliki keyakinan bahwa
mereka dapat mencapai sasaran belajar secara maksimal jika usaha dilakukan
secara bersama-sama
Keefektifan kelompok
(Istadi,Yani.2012.Faktor-Faktor Yang Dianggap Sebagai Prediktor Terhadap Keefektifan
Kelompok Tutorial Problem Based Learning (PBL) vol 1 No 2)
26. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)
teori pembelajaran transformatif yang didefinisikan sebagai pembelajaran yang mampu
mengubah kerangka acuan yang problematis menjadi lebih inklusif, toleran, reflektif, terbuka,
dan secara emosional menerima pembaharuan.
Adapun langkah-langkah penggunaan metode SCL yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran antara lain :
a. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
b. Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang hars dicapai sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai.
c. Memberikan informasi kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.
d. Memberikan bantuan dan pelayanan pembelajaran kepada siswa yang memerlukan.
e. Memberikan motivasi dan bimbingan melalui pertanyaan-pertanyaan.
f. Membantu siswa menarik kesimpulan.
Metode pembelajaran SCL (Student Centered Learning), pada saat ini diusulkan menjadi metode
pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena memiliki beberapa kelebihan yaitu :
1) Menyertakan siswa di dalam proses pembelajaran.
2) Mendorong siswa untuk memiliki pengetahuan yang lebih banyak, luas, dan dalam.
3) Mendorong terjadinya pembelajaran secara aktif
4) Mendorong terjadinya critical thinking (berpikir kritis)
5) Mengarahkan siswa untuk mengenali dan menggunakan berbagai macam gaya belajar
6) Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang siswa
Adapun kelemahan dari proses pembelajaran menggunakan metode SCL ini yaitu :
1) Untuk siswa dalam jumlah besar sulit untuk diimplementasikan.
2) Ada kemungkinan untuk menggunakan waktu yang lebih banyak.
3) Belum tentu efektif untuk seluruh kurikulum
4) Belum tentu sesuai untuk siswa yang tidak terbiasa aktif, mandiri dan demokratis.
(Oktavia, Ayu (2020) PERBEDAAN HASIL BELAJAR PAI SISWA YANG MENGGUNAKAN
METODE PEMBELAJARAN SCL (STUDENT CENTERED LEARNING) DENGAN METODE
DEMONSTRASI PADA MATERI SHALAT BERJAMAAH DI SMP NEGERI 3
PENDOPO. Diploma thesis, IAIN BENGKULU)
29. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )
Menerapkan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi di bidang kefarmasian melalui penalaran
ilmiah berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif (Decision Maker,
Communicator, Teacher, Researcher); 7.1. Membuat sediaan obat, obat tradisional dan
kosmetika, yang memenuhi persyaratan proses dan produk farmasi yang benar 7.2. Melakukan
pengadaan obat dan membuat sediaan obat dengan memahami dan menerapkan dasar ilmu
tentang obat terkait sifat kimia-fisika, farmakologi, formulasi dan teknologi. 7.3. Melakukan uji
khasiat, dinamika, dan kinetika bahan obat dan sediaan obat, secara in vitro dan in vivo. 7.4.
Memilih obat terbaik atas dasar ilmu kefarmasian yang terintegrasi, untuk tujuan efikasi,
keamanan, dan penggunaan obat yang rasional bagi penderita. 7.5. Mengidentifikasi, memeriksa
kemurnian, dan menetapkan kadar obat dan bahan obat dalam sediaan farmasi dengan
pendekatan analisis yang sesuai. 7.6. Menjelaskan prinsip dasar dan terapan bidang
pengembangan obat dan bahan obat kelompok bahan alam dan sintesis. 7.7. Menjelaskan prinsip
dasar dan terapan bidang ilmu kedokteran untuk mendukung pelayanan kefarmasian.
Menjelaskan bidang ilmu sosial dasar untuk mendukung profesi pelayanan kefarmasian.
(Fanny Tanuwidjaja.2015. KATA PENGANTAR DEKAN FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA.)
SAHDA
Step 6:
31. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)
32. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)
1. Activating event, yaitu peristiwa atau kejadian yang membuat para pelajar
menyadari keterbatasan pemahaman yang dimilikinya
2. Ketersediaan ruang atau kesempatan untuk mengidentifikasi dan
mengartikulasikan asumsi yang mendasari pengetahuannya tersebut
3. Refleksi kritis
4. Diskursus kritis dengan dialog dan diskusi
5. Kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan perspektif baru dalam
diri pelajar.
( Handoyo, Andreas., dkk. 2019. Peningkatan Critical Thinking
Mahasiswa dengan Metode Pembelajaran Transformatif di Kelas Sistem
Konstruksi Interior. Jurnal Universitas Telkom: Bandung)
Small group discussion. Salah satu metode pembelajaran yang menggunakan PBL
dan SCL adalah Small Group Discussion (SGD). Tujuan dari SGD adalah untuk
mendiskusikan suatu topik kemudian menganalisis dan mengevaluasi informasi
yang digunakan sebagai bukti yang mendukung untuk mencapai kesepakatan
dalam kelompok. Small Group Discussion dengan model Problem Based
Learning dalam pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
( Susanto, Sofyan. (2020). Efektifitas Small Group Discussion dengan Model
Problem Based Learning dalam Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Pendidikan Modern. LPPM STKIP Modern Ngawi ).
Metode SCL yang dibahas dalam jurnal ini adalah problem based learning
(PBL), team based learning (TBL), cooperative learning (CL), project based
learning (PJBL), contextual learning dan self directed learning (SDL).
35. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi ( Alya )
CPD merupakan salah satu upaya pengembangan staf yang dapat meningkatkan
kepuasan staf dalam bekerja, sehingga mencegah burn out dan turn over. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic review menggunakan
PRISMA. Pelaksanaan CPD juga terbukti dapat mempertahankan dan
meningkatkan kualitas sumber daya.
( Nilasari, P., Saraswasta,dkk., (2021). Upaya Pengembangan Sumber Daya
Keperawatan melalui CPD (Continuing Professional Development). Jurnal
Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan, 4(1), 58–71.
https://doi.org/10.32584/jkmk.v4i1.936 )
Shelomoita
37. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)
Jawab:
1.Activating event yaitu kegiatan pembelajaran yang membuat mahasiswa menyadari akan
kemampuan atau pemahaman yang di milikinya.
2.Kesempatan seorang mahasiswa memperdalam dan mengidentifikasi asumsi tentang
pemahaman teori awal.
3.Mengidentifikasi atau melakukan pengujian tentang teori yang awal dengan metode yang
sudah ada.
4.Melakukan diskusi dengan teman untuk bertukar pendapat.
5.Mengidentifikasi penemuan baru dan mengujinya
Jawab: Contohya yaitu Small Grup Discussion yaitu kegiatan pembelajaran dengan membentuk
kelompok kelompok kecil untuk memecahkan suatu permasalahan dengan memperhatikan
langkah yang telah ditentukan dan melatih kerja sama antar mahasiswa.
Sumber : Susanto,Sofyan.2020.Efektifitas Small Group Discussion Dengan Model Problem
Based Learning Dalam Pembelajaran Dimasa Pandemi Covid 19. Efektifitas Small Group
Discussion Dengan Model Problem Based Learning.Vol 6.No 1.
Sumber : Supardi Monika Lee dkk.2019.Pengaruh Self Directed Learning dan Adopsi E-
Commerce Terhadap Kinerja UKM di Jakarta.Jurnal Manajerial dan kewirausahaan.Vol 1.No,2.
2. Collaborative Learning : Kegiatan belajar yang mengharuskan mahasiswa membentuk
kelompok belajar guna memaksimalkan pembelajaran.
Sumber : Budiastuti Riana Eka dkk.2015.collaborative e-learning berbasis web pada mata kuliah
extensive reading.
3.Small Grup Discussion yaitu kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok kelompok
kecil untuk memecahkan suatu permasalahan dengan memperhatikan langkah yang telah
ditentukan dan melatih kerja sama antar mahasiswa.
Sumber : Susanto,Sofyan.2020.Efektifitas Small Group Discussion Dengan Model Problem
Based Learning Dalam Pembelajaran Dimasa Pandemi Covid 19. Efektifitas Small Group
Discussion Dengan Model Problem Based Learning.Vol 6.No 1.
4.Project Based Learning : Metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa untuk mencapai
pengetahuan dan keterampilan.
5.Cooperative Learning : Model belajar dengan cara membentuk kelompok kelompok kecil.
5.Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi ( Alya )
Jawaban : Dengan memperkenalkan ilmu dasar farmasi atau juga memberikan pertanyaan
pertanyaan dasar tentang farmasi kepada mahaiswa baru agar mahasiswa baru yang mengenal
tentang kefarmasian dengan pendektan tersebut membuat mahasiswa baru memiliki rasa
ketertarikan pada lingkup dan hakikat farmasi.
Sumber : Ranti Dinda Monika dkk.2017.Pengetahuan Siswa Lulusan SMA Terhadap Tugas
Apoteker di Berbagai Bidang Kefarmasian.Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia.
6.Bagaimana konsep CPD dalam dunia Farmasi
Jawab : Dengan cara melakukan pelatihan dan intervensi konsep CPD pada apoteker untuk
meningkatkan tenaga kefarmasian yang berpengatahuan tinggi,terampil,bertanggung jawab,dan
bermoral.
SUCI WULANDARI
Learning Issue
Sistem pbl ini dapat dipadukan atau dengan kata lain dilaksanakan melalui metode small group
discussion.Yang mana dalam SGD itu terdapat tutor dan siswa berupaya untuk
menganalisa,memahami suatu masalah serta bagaimana memecahkan permasalahan yang ada.
Tutor
Small Group Skenario Seven jump
Discussion (masalah) steps
(SGD) Mahasiswa
Fatanah Rini.2021. PENERAPAN METODE SMALL GROUP DISCUSSION (SGD) UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN APLIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BAGI GURU
SDN 1 GUNUNGSARI MAESAN BONDOWOSO.Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan.8(2) ISSN: 2623-1964
Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran SCL yakni metode mnemonik yang
berarti mudah dalam mengingat sesuatu dalam hal ini mengingat materi.Selanjutnya active
learning dimana menuntut keaktifan mahasiswa dan yang terakhir adalah contextual learning
yang berarti merujuk pada penegtahuan ke dalam dunia nyata.
METODE
SCL
Contextu
Mnemonik Active al
Learning Learning
Rasiban.L.M.2018.PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) MELALUI
METODE MNEMONIK DENGAN TEKNIK ASOSIASI PADA MATA KULIAH KANJI DASAR.
p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312 .Bandung.
Antika.R.R.2014. Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di
Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk). Departemen Antropologi, FISIP,
Universitas Airlangga, Surabaya.
11. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )
Konsep CPD dalam dunia Farmasi yakni salah satunya dalam upaya untuk mempertahankan
praktek kefarmasiaan pada apoteker dengan melaukukan intervensi atau upaya pencegahan
penyakit ,peningkatan kesehatan yakni dengan batasan tertentu.Selain itu juga sebagai penyedia
kesempatan bagi apoteker dalam meningkatkan atau mengembangkan sikap profesionalnya
sebagai upaya untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian.
Mulyagustina,dkk.2018. IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN
DIAPOTEK KOTA JAMBI. p-ISSN: 2088-8139 e-ISSN: 2443-2946.
Sukasediati.N.2017. Continuing Professional Development.Docplayer.