Anda di halaman 1dari 33

Nama : Afika Meliana

NIM : 33102100003

TUGAS LI (Learning Issue)

Step 7
1. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)
2. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)
3. Apa contoh dari sitem pembelajran pbl ( Pandisa)
4. Apasaja metode dalam pembelajran student centered learning (Monica)
5. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )
6. Bagaimana konsep CPD dalam dunia Farmasi

Jawaban :

1. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil dan proses system pembelajaran PBL
diantaranya adalah :
a. Faktor Internal, Yang meliputi :
 Kecerdasan Individu, Kemampuan dari penerima materi (siswa/mahasiswa) dalam
memahami, mengolah dan menangkap materi yang ada
 Motivasi, Semangat yang dimiliki dalam mencari tahu setiap problem dan
mengembangkan materi yang diterima
 Gaya belajar, metode yang digunakan siswa/ mahasiswa dalam belajar.
 Gaya Kognitif, karakteristik individu dalam hal merasa, mengingat, mengorganisasikan,
memproses, dan pemecahan masalah
b. Faktor Eksternal, Yang meliputi :
 Pembelajar, metode dan gaya penyampaian materi
 Lingkungan, dukungan dari lingkungan tempat tinggal siswa/ mahasiswa yang
mendukung dalam proses belajar,
 Sarana dan prasarana, peralatan dan bahan pendukung siswa/ mahasiswa dalam belajar
sebagai contoh, buku pendukung, komputer, internet.
 Strategi pembelajaran yang digunakan, cara penyampaian materi
 Kurikulum, penyusunan kurikulum yang digunakan sebagai acuan/ pedoman kegiatan
belajar mengajar.

Sumber:
Fatirul, Achmd Noor. (2020). Strategi Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan
Internet dan Gaya Kognitif Terhadap Prestasi Belajar. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing.
Halaman 64-65

2. McGonigal (2005) mengemukakan lima langkah implementatif agar transformasi peserta


didik dapat terwujud, yaitu:
1. Activating event, yaitu peristiwa atau kejadian yang membuat peserta didik
menyadari keterbatasan pengetahuan/pemahaman yang dimilikinya
2. Ketersediaan ruang atau kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengartikulasikan
asumsi-asumsi yang mendasari pengetahuan awalnya tersebut
3. Refleksi kritis
4. Diskursus kritis, dengan dialog dan diskusi
5. Kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan perspektif baru
Link :
https://ctle.telkomuniversity.ac.id/docs/teachin-resources/art/metode-transformative-learning-
untuk-meningkatkan-critical-thinking-mahasiswa/

3. Model pembelajaran small group discussionmerupakan rangkaian kegiatan belajar yang


dilakukan oleh siswa dalam kelompok–kelompok kecil antara 4 sampai 6 orang
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan cara dimana setiap
anggota kelompok siswa mendapat satu permasalahan tentang suatu materi bahasan
untuk dibahas dan dipecahkan bersama (Hardiansyah, 2014)

Sumber:
Supriyanto Didik, (2017), Penerapan Model Pembelajaran Small Group Discussion Terhadap
Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Materi Dunia Tumbuhan Dan Dunia Hewan, UM-
Palembang, Vol. 2 No. 1 Th. Jan-Des 2017 Halaman 299

4. Terdapat beragam metode pembelajaran untuk SCL, di antaranya adalah:


 Small Group Discussion;
Small group discussion merupakan proses pembelajaran dengan melakukan diskusi
kelompok kecil tujuannya agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah
terkait materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari yang
didalamnya terdapat proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara
global dan saling berdiskusi mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui tukar
menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah.

 Role-Play & Simulation;


Metode simulasi adalah metode yang diberikan kepada mahasiswa agar dapat menggunakan
sekumpulan fakta, konsep, dan strategi tertentu.

 Case Study;
Case Study merupakan metode pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai kegiatan
proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

 Discovery Learning(DL);
Discovery learning adalah proses mental dimana mahasiswa mampu mengasimilasikan
sesuatu konsep atau prinsip.

 Self-Directed Learning(SDL);
Self Directed Learning (SDL) merupakan proses pembelajaran dimana seseorang memiliki
inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain, menganalisis kebutuhan belajarnya sendiri,
merumuskan tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikasi sumber-sumber belajar, memilih
dan melaksanakan strategi belajar sesuai serta mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
 Cooperative Learning(CL);
Cooperative learning merupakan metode pembelajaran yang didasarkan pada belajar dalam
kelompok kecil yang menekankan pada kemampuan mahasiswa baik secara individu
maupun kelompok.

 Collaborative Learning(CbL)
Collaborative Learning merupakan suatu jenis pendekatan yang meliputi penggabungan
karya/usaha intelektual mahasiswa atau mahasiswa bersama dengan pengajar.
Biasanya mahasiswa bekerja dalam 2 atau lebih kelompok, saling mencari pemahaman,
penyelesaian, membentuk suatu produk atau hasil proses belajar kelompok yang setiap
anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan
ketrampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman
seluruh anggota.

Siradj Yahdi. (2014). Implementasi Scl (Student Centered Learning) Pada Pembelajaran Kuliah
Jaringan Komputer, Politeknik Telkom, Volume 24, Nomor 1

Penjelasan :
Universitas Telkom
Link :
https://ctle.telkomuniversity.ac.id/docs/teachin-resources/science-maths-and-
technology/penerapan-metode-student-centered-learning-pada-mata-kuliah-interaksi-
manusia-dan-komputer-dan-jaringan-komputer/

5. Cara memperdalam lingkup dan Hakikat Ilmu Farmasi


a. Rajin
b. Sabar dan Pantang menyerah
c. Susun Strategi
d. Membangun Koneksi
e. Berdoa

Sumber:
Gulton Irmina, IG. (2021). What You Need To Know For Being Pharmacy-Student, Jakarta: Elex
Media Computindo

6. Kegiatan pendidikan berkelanjutan/Continuing Professional Development (CPD)


merupakan serangkaian upaya sistematis pembelajaran seumur hidup untuk
meningkatkan dan mengembangkan kompetensi apoteker yang meliputi berbagai
pengalaman atau pelatihan keprofesian setelah pendidikan formal dasar yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan moral serta sikap
professional agar apoteker senantiasa layak untuk menjalankan profesinya(International
Pharmaceutical Federation, 2002

Sumber:
Yulianto, dkk. (2017). Kebutuhan pendidikan berkelanjutan apoteker puskesmasdi Yogyakarta,
Universitas Islam Indonesia, Vol. 13 No. 2 Agustus-Desember 2017, Halaman 40

Alya zahwa
Learning Issue
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)
a. Faktor Internal
Faktor yang berasal dari diri mahasiswa meliputi jasmani, bakat, niat, psikologi
dan lainnya.
b. Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa seperti peran dosen, teman dan
keluarga.
Sumber: Ningsih, S.A, dkk. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kota
Ternate pada Konsep Gerak. Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 4, No. 2, Oktober
2019, hlm. 37-42.
8. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)
Berikut langkah implementatif agar transformative learning dapat terwujud antara
lain:
a. Cultural Self Knowing(Self Realisation)
Disorientasi dan refleksi diri secara kritis.
b. Relational Knowing (Opening to Difference)
Mengkomunikasikan dengan orang lain mengenai proses transformasi.
c. Critical Knowing (Political Astuteness)
d. Visionary and Ethical Knowing
Mengetahui tentang apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
e. Knowing in Action (Making a Difference)
Melakukan aksi atau transformasi dengan perspektif baru.
Sumber: Rahmawati,Y. 2018. Peranan Transformative Learning dalam
Pendidikan Kimia: Pengembangan Karakter, Identitas Budaya, dan Kompetensi
Abad ke-21. Jurnal Riset Pendidikan Kimia, Vol. 08.
9. Apa contoh dari sistem pembelajaran pbl ( Pandisa)
Small Group Discussion (SGD) merupakan contoh penerapan dari PBL itu. SGD
adalah metode pembelajaran dimana mahasiswa akan diberikan kesempatan untuk
belajar berpikir kritis dan aktif dalam menyampaikan pendapat terhadap suatu
masalah sehingga mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan problem solving-
skill.
Sumber: Fransiska,dkk. 2016. SMALL GROUP DISCUSSION KOMPONEN VITAL
DALAM PROBLEM-BASED LEARNING. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
10. Apa saja metode dalam pembelajaran student centered learning (Monica)
a. Small Group Discussion
SGD adalah metode pembelajaran jenis diskusi dimana beberapa mahasiswa akan
tergabung dalam satu kelompok dan diberikan topik bahasan oleh dosen/tutor.
b. Role-Play & Simulation
Metode pembelajaran dimana mahasiswa akan diberikan skenario atau situasi
yang menggambarkan atau mensimulasi keadaan sebenarnya, kemudian masing-
masing diberikan peran dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan.
c. Case Study
Mahasiswa nantinya akan mencari pemecahan masalah yang dianggap tepat pada
suatu kasus secara bersama-sama dalam kelompok
d. Discovery Learning (DL)
Metode pembelajaran ini difokuskan pada membangun pengetahuan melalui cara
belajar mandiri, dengan pemanfaatan informasi yang tersedia.
e. Self-Directed Learning (SDL)
Metode belajar untuk mencapai kompetensi tertentu yang dilakukan atas inisiatif
mahasiswa itu sendiri.
f. Cooperative Learning (CL)
Metode pembelajaran dimana di dalam kelompok kecil yang setiap anggotanya
bekerja bersama untuk memaksimalkan pembelajaran dengan memecahkan suatu
masalah atau kasus. Metode ini sangat terstruktur, karena mulai dari pembentukan
kelompok, materi yang dibahas, langkah-langkah diskusi, serta produk akhir yang
harus dihasilkan, semuanya ditentukan oleh dosen.
g. Collaborative Learning (CbL)
Metode pembelajaran yang difokuskan pada kerja sama antar mahasiswa yang
didasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok.
Masalah atau kasus dapat berasal dari dosen, tetapi kegiatan belajar seperti
pembentukan kelompok yang didasarkan pada minat, prosedur kerja kelompok,
penentuan waktu dan tempat diskusi/kerja kelompok, dilaksanakan berdasarkan
konsensus bersama antar anggota kelompok.
h. Contextual Instruction (CI)
Metode pembelajaran dengan membahas konsep (teori) yang berkaitan dengan
situasi nyata dan melakukan studi lapangan/terjun di dunia nyata untuk
mempelajari kesesuaian teori dengan realitanya.
i. Project Based Learning (PjBL)
Salah satu metode pembelajaran yang menggunakan project sebagai media untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui proses pencarian terstruktur
terhadap pertanyaan yang autentik dan kompleks.
j. Problem Based Learning and Inquiry (PBL)
Metode pembelajaran dimana mahasiswa dituntut untuk dapat memcahkan
masalah dan mahasiswa harus melakukan pencarian informasi(inquiry) untuk
menemukan solusinya.
Sumber: Respati, B.M.I, dkk. 2016. BUKU PEDOMAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL). Denpasar: Fakultas Hukum Universitas Udayana.
11. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )

Untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi, diharuskan terlebih dahulu
terjun ke dalam ruang lingkup pendidikan farmasi yang terbagi menjadi 3 yaitu:

Sekolah Menengah
Kejuruan Farmasi

Ruang lingkup Program Diploma Farmasi


Pendidikan Farmasi
Pendidikan Tinggi Farmasi

1. Pendidikan Akademik
2. Pendidkan Vokasi
3. Pendidikan Profesi

Dapat dicontohkan bila selesai menempuh SMK Farmasi dan ingin memperdalam
pengetahuan tentang farmasi maka dapat melanjutkan ke Pendidikan tinggi farmasi
jenjang S1 lalu profesi. Setelah menempuh pendidikan tinggi farmasi, diharapkan
mahasiswa dan lulusan dapat mengembangkan kompetensinya dalam artian terjadi
peningkatan pengetahuan, sikap, kecakapan/ketrampilan, dan perilaku untuk
menjalankan peran dan tanggung jawabnya dalam praktik kefarmasian.
Sumber: Doloking, Haeria. 2017. Pengantar Ilmu Farmasi. Syahadah Creative
Media. ISBN 978-602-5493-44-7

12. Bagaimana konsep CPD dalam dunia Farmasi


CPD dapat diartikan sebagai pengembangan pendidikan berkelanjutan. CPD dalam
kefarmasian berarti pemeliharaan sistematis, peningkatan, perluasan pengetahuan dan
keterampilan, serta pengembangan kualitas pribadi yang diperlukan untuk
pelaksanaan professional. Dapat dimisalkan konsep CPD dalam dunia farmasi adalah
setelah lulus dan mendapat gelar S.Farm dapat dilanjutkan mengambil studi apoteker
untuk menjadi apoteker professional.
Sumber: Handoyo, M.Z.E. Konsep Continuing Professional Development (CPD)
dalam Pengembangan Profesionalisme Pustakawan. Berkala Ilmu Perpustakaan dan
Informasi, Volume XII, Nomor 1.

Arina
SGD 2 LEARNING ISSUE
STEP 6
1. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)
 Faktor Skenario
Scenario dalam proses tutorial digunakan sebagai trigger untuk
mahasiswa. Hal diatas menyatakan bahwa dengan trigger tersebut
dimaksudkan agar mahasiswa terstimulus dengan critical thinking dan
problem solving, sehingga dapat memberikan pengetahuan yang optimal
dalam proses pembelajaran .
 Faktor Mahasiswa
Tanggapan/ feedback dalam diskusi tutorial memiliki banyak tujuan
termasuk meningkatkan pencapaian, pengembangan pemahaman dan
kemampuan mahasiswa dan dapat memotivasi mahasiswa dengan cara
memacu dan mengenali usaha mereka dalam proses pembelajaran16
 Faktor Tutor
Peran tutor dapat memicu mahasiswa untuk mencapai tujuan belajar.
Semakin baik kemampuan tutor untuk berkomunikasi dengan mahasiswa,
pertukaran ide akan semakin lancar dan mahasiswa semakin mudah mengerti

Sumber: Wulandarin Seftina, Salmah Orbayinah. 2016. Analisis Faktor Yang


Mempengaruhi Keterampilan Pemecahan Masalah Dalam Tutorial Pada
Metode Problem Based Learning (Pbl) Mahasiswa Farmasi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)


1) Pengumpulan data (Data Collection). Dilaksanakan dengan cara pencarian
data yang diperlukan terhadap berbagai jenis data dan bentuk data yang ada di
lapangan, kemudian melaksanakan pencatatan data dilapangan.
2) Reduksi Data (Data Reduction). Apabila data sudah terkumpul langkah
selanjutnya adalah mereduksi data. Menurut Sugiyono (2011) hal ini berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya dan mencarinya apabila diperlukan.
3) Penyajian Data (Data Display). Di mana peneliti mengelompokkan data yang
telah direduksi yang dimaksudkan untuk menyederhanakan informasi yang
komplek menjadi informasi yang sederhana dan selektif, serta membantu
pemahaman tentang maknanya dan kemungkinan untuk mengambil
kesimpulan.
4) Penarikan Kesimpulan (Verification). Setelah dilakukan penyajian data, maka
langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verification ini
didasarkan pada reduksi data yang merupakan jawaban atas masalah yang
diangkat dalam penelitian

Sumber : Imsiyah Niswatul. 2016. Transformative Learning Pada Kelompok


Pengajian Az-Zahra Yang Berlatar Budaya Jawa Madura Di Perumahan
Tegal Besar Permai I Kabupaten Jember. Jember : Fkip Universitas Jember

3. Apa contoh dari sitem pembelajran pbl ( Pandisa)


 Metakognitif
 Elaborasi (Analisis)
 Interpretasi
 Induksi
 Identifikasi
 Investigasi
 Eksplorasi
 Konjektur
 Sintesis
 Generalisasi
 Inkuiri.
Sumber : Suarjani Ni Wayan. 2019. Student Centre Learning ( Scl) Dalam
Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Bugbug; Jurnal Pendidikan Dasar. Vol 4 No 1

4. Apasaja metode dalam pembelajran student centered learning (Monica)


1) Small Group Discussion (SGD)
2) Role-Play and Simulation
3) Discovery Learning
4) Self-Directed Learning
5) Self-Directed Learning
6) Contextual Learning (CL)
7) Collaborative Learning (CBL)
8) Project Based Learning (PjBL)
9) Problem Based Learning (PBL)

Sumber : Suarjani Ni Wayan. 2019. Student Centre Learning ( Scl) Dalam


Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Bugbug; Jurnal Pendidikan Dasar. Vol 4 No 1

5. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )
Ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan (study), penyelidikan
(inquiry), usaha menemukan (attempt to find), atau pencarian (search). Oleh karena
itu, pencarian biasanya dilakukan berulang kali, maka dalam dunia ilmu pengetahuan,
kini dipergunakan istilah research (penelitian) untuk aktivitas ilmiah yang paling
berbobot guna menemukan pengetahuan baru. Dari aktivitas ilmiah dengan metode
ilmiah yang dilakukan para ilmuwan dapatlah dihimpun sekumpulan pengetahuan
yang baru atau disempurnakan pengetahuan yang telah ada, sehingga di kalangan
ilmuwan maupun para filsuf pada umumnya terdapat kesepakatan bahwa ilmu adalah
sesuatu kumpulan pengetahuan yang sistematis.

Sumber : Ahmad Islamudin. 2017. Pengantar Ilmu Farmasi. Yogyakarta; Grup


Penerbitan CV BUDI UTAMA

6. Bagaimana konsep CPD dalam dunia Farmasi


 Pengkajian secara reguler atas kebutuhan pembelajaran bagi praktisi di
lapangan.
 Spektrum yang luas atas materi belajar, baik formal maupun non-formal.
 Komitmen organisasi dan kepemimpinan
 Penyebarluasan informasi atas ketersediaan pendidikan berkelanjutan.
 Rancang bangun pendidikan berkelanjutan .
 Dokumentasi yang lengkap atas partisipasi perorangan.
 Penyediaan dana pendukung oleh lembagai induk.
 Alokasi waktu bagi kegiatan CPD.
 Evaluasi atas pendidikan berkelanjutan dan pengembangan profesi
 Penelitian yang mengkaji tingkat kesesuaian dan keberhasilan program CPD
dalam praktik di lapangan

Sumber :Handoyo M. Z. Eko. 2015. Konsep Continuing Professional


Development (CPD) Dalam Pengembangan Profesionalisme Pustakawan
Universitas Negeri Semarang. Semarang

Nama : Destiana Fitri


NIM : 33102100029

STEP 6
13. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)
Factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL :
 Menanamkan sifat mandiri ( karena sifat mandiri membuat diri kita merasa
memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri supaya dapat mengontrol
proses belajar dengan baik)
 Keinginan untuk belajar yang tinggi ( biasanya dengan adanya perasaan kalau
belajar itu menyenangkan, dan terdapat soal yang sulit maka mahasiswa
merasa tertantang dan penasaran untuk mecari tahu jawaban dari pertanyaan
tersebut)
 Memiliki sifat kerja sama dan dapat menghargai pendapat orang lain
 Memiliki prior knowledge (yang akan mempengaruhi pengalaman
pembelajaran bagi peserta didik)
Sumber : Hasan Nyambe. 2016.Faktor factor yang mempengaruhi Self Directed
Learning Readiness. Jurnal Pendidikan kedokteran Indonesia. Vol 5. No 2
14. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)
 Mengetahui situasi eksternal yang perlu diperhitungkan dan dirancang
sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung keinginan belajar
 Activating event, yaitu peristiwa atau kejadian yang membuat peserta didik
menyadari keterbatasan pengetahuan/pemahaman yang dimilikinya
 Ketersediaan ruang atau kesempatan untuk mengidentifikasi dan
mengartikulasikan asumsi-asumsi yang mendasari pengetahuan awalnya
tersebut
 Refleksi kritis, diskusi kritis, dengan dialog
 Kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan perspektif baru
Sumber : Naim, Mohammad. 2018. Strategi Pengembangan Model Pembelajaran
Transformatif
15. Apa contoh dari sitem pembelajran PBL ( Pandisa)
Contoh dari system pembelajaran PBL yaitu Small Group Discussion (SGD) yang
berarti proses pembelajaran dengan melakukan diskusi kecil yang bertujuan agar
peserta didik memiliki keterampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan
persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari hari dengan melalui tukar menukar
informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah.
Sumber : Sulistyowati, Nur Wahyuning . 2016. Implementasi Small Group Discussion
dan collaborative learning. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan. Vol 5. No 2

16. Apa saja metode dalam pembelajaran student centered learning (Monica)
 System pembelajaran dimulai dengan satu masalah,
 Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa,
 Memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan
menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri,
 Menggunakan kelompok kecil untuk berdiskusi
 Menuntut siswa untuk menjelaskan apa yang sudah di pelajari saat berdiskusi
dengan kelompok belajarnya
Sumber : Maryati, I. 2018. Mosharafa”, Volume 7
17. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )
Hal yang harus dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
yaitu :
 Mempelajari atau menguasai serta menanamkan rasa suka dan penasaran pada
materi kefarmasian
 Memperhatikan dan mendalami ilmu perilaku secara umum dan dasar karena
seorang apoteker selalu berinteraksi secara langsung dengan pasien
Sumber : Thamaria, MH, Netty. 2016. Ilmu perilaku dan etika farmasi. Jakarta
selatan. Pusdiknakes.
18. Bagaimana konsep CPD dalam dunia Farmasi
CPD dalam farmasi merupakan serangkaian upaya sistematis pembelajaran seumur
hidup untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi apoteker yang meliputi
berbagai pengalaman atau pelatihan keprofesian setelah pendidikan formal dasar yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan moral serta sikap
professional agar apoteker senantiasa layak untuk menjalankan profesinya. Selain itu
kemampuan dan dukungan organisasi profesi apoteker dalam mensosialisasikan dan
memfasilitasi pelaksanaan re-sertifikasi apoteker melalui CPD menjadi salah satu
faktor peningkatan pemahaman yang lebih baik.
Sumber : Yulianto, dkk. 2017. Kebutuhan pendidikan berkelanjutan apoteker Jurnal
Ilmiah Farmasi Vol.13 No.2

Nama : Hanif Khoirudin Akhyar


NIM : 33102100041
Learning Issue
19. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)

- Kemampuan memecahkan masalah


- Rasa percaya diri
- Partisipasi aktif mahasiswa

Demak, Juraejo, Rupawan, 2019, ‘HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM


KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO’, Jurnal
Kesehatan Tadulako, vol. 5, no. 1, hh.1-63

20. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)

- Pendidik harus memiliki pemahaman yang jelas tentang bagaimana pembelajaran akan
berlangsung untuk memenuhi tujuan pembelajaran.
- Melibatkan pengalaman langsung dan sangat penting untuk mencapai tingkat pembelajaran
yang lebih tinggi.
- Memberikan kesempatan untuk pemeriksaan diri dan pembelajaran berdasarkan
pengalaman. Pemeriksaan diri melibatkan introspeksi dan kesadaran diri.
- Mendorong peserta untuk berkelompok dengan peserta lain dari disiplin ilmu yang berbeda
untuk mencapai pembelajaran interdisipliner.

Paik ,2020, ‘The Value of International Business Education: How to Achieve Transformative
Learning for Students’, AIB Insights, vol 20, issue 1.

21. Apa contoh dari sitem pembelajran pbl ( Pandisa)

- kelompok kecil untuk mencapai pengalaman belajar yang optimal bagi seluruh anggota
kelompok.

Demak, Juraejo, Rupawan, 2019,HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM


KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO, Jurnal Kesehatan
Tadulako, vol. 5, no. 1, hh. 1-63

- kerjasama siswa pada kelompok-kelompok kecil, dengan menggunakan pendekatan


pembelajaran berpusat pada siwa, dan pengajar bertindak sebagai fasilitator serta
menggunakan situasi pada kehidupan nyata sebagai fokus pembelajaran
Maryati, I, 2018, PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA
MATERI POLA BILANGAN DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, Jurnal
“Mosharafa”, vol. 7, no. 1, hh. 63-74

22. Apasaja metode dalam pembelajran student centered learning (Monica)

- Small Group Discussion


- Role-Play & Simulation
- Case Study
- Discovery Learning (DL)
- Self-Directed Learning (SDL)
- Cooperative Learning (CL)
- Collaborative Learning (CbL)

Siradj, 2014, ‘IMPLEMENTASI SCL (STUDENT CENTERED LEARNING) PADA


PEMBELAJARAN KULIAH JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS: POLITEKNIK
TELKOM)’, Parameter, vol. 24, no. 1, hh. 100-112

23. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya)

- Mengetahui bahwa layanan farmasis lebih berorientasi pada pasien, sehingga seorang
farmasis harus profesional dalam perawatan kesehatan pasien. Selain itu, farmasis juga
menyediakan layanan yang berpusat pada pasien tingkat lanjut.
El Bizri, Dimassi, 2019, ‘LEBANESE COMMUNITY PHARMACY: THE ROLE OF THE
PHARMACIST IN THE HEALTH CARE’, EUROPEAN JOURNAL OF PHARMACEUTICAL
AND MEDICAL RESEARCH, vol. 6, issue. 1, hh. 149-158

24. Bagaimana konsep CPD dalam dunia Farmasi

- Sebagai apoteker yang harus memperbarui sertifikat kompetensi yang berlaku selama 5
(lima) tahun melalui mekanisme re-sertifikasi yang merupakan proses pengakuan ulang atas
kompetensi setelah memenuhi sejumlah persyaratan dalam Program Pengembangan
Pendidikan Apoteker Berkelanjutan (P2AB) sehingga dibutuhkan aktivitas pembelajaran
berlanjut yang diikuti apoteker dalam upayanya untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai tuntutan lingkungan pekerjaannya.

Yulianto, dkk, 2017, Continuing education for pharmacists of primary health care
in Yogyakarta, Jurnal Ilmiah Farmasi, vol. 2, no. 13,hh. 34-46

- Sebagai seorang farmasi diharapkan dapat terlibat dalam perawatan pasien langsung peran
melalui praktik kolaboratif, melakukan komprehensif manajemen obat, dan memberikan
perawatan pencegahan jasa. Sehingga dibutuhkan pendidikan berkelanjutan, diarahkan
sendiri, terstruktur, siklus pembelajaran yang berfokus pada hasil yang berfokus pada
memelihara dan meningkatkan kinerja professional praktek

James S. Wheeler, PharmD, Marie Chisholm-Burns, PharmD, MPH, MBA, 2018, The Benefit of
Continuing Professional Development for Continuing
Pharmacy Education, American Journal of Pharmaceutical Education 2018; 82 (3) Article 6461

- Penerapan model CPD bagi farmasis adalah untuk pembelajaran seumur hidup mereka,
tunjukkan dan dukung lebih lanjut konsep "apoteker bintang tujuh" seperti yang disorot
pada tahun 2014 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Hal ini bertujuan untuk berkontribusi pada peningkatan kualitas organisasi dan profesi
apoteker. Sehingga seorang farmasis memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi
di bidang kesiapsiagaan dan tanggap darurat.
AA Kahaleh, HA Truong, 2020, Applications of the Health Belief Model and Continuing
Professional Development as a
Strategy for Emergency Preparedness and Response, American Journal of Pharmaceutical
Education,

LEARNING ISSUE
Nama : Malikatul Afidah
NIM : 33102100050
Prodi : Farmasi
TIM 4
1. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)

ketersediaan waktu
luang, hobi atau
Faktor Internal kegemaran,
kematangan diri, dan
kecerdasan,
kemandirian

Faktor factor yang


mempengaruhi system
pembelajran PBL

dukungan keluarga
dan teman, fasilitas
fakultas, masalah
Faktor Eksternal yang dihadapi,
hubungan antar teman
sebaya, dan pengaruh
orang tua serta teman

Sumber: Hasan Nyambe et al.(2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Directed Learning
Readiness pada Mahasiswa Tahun Pertama, Kedua dan Ketiga di Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin dalam PBL.Vol 5.No.2
2. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)

Langkah Implementatif
Transformative learning

1. Persiapan pembelajaran 2. Pelaksanaan Pembelajaran Transformatif 3. Evaluasi


a. Melakukan prakondisi a. Mengubah peran pendidik menjadu pembelajaran
kepada peserta didik fasilitator belajar
b. Penyiapan perangkat dan b. Memberlakukan peserta didik sebagai
media pembelajaran subjek belajar
c. Pengaruran latar belajar c. Mendayagunakan pengalaman peserta didik
d. Penyiapan strategi dan potensi lingkungan sebagai penunjang
monitoring dan evaluasi sumber belajar
belajar d. Membangun interaksi pembelajaran berbasis
e. Peningkatan pemahaman interaksu konsultatif-dialogik
pendidik tentang e. Rambu rambu pola interaksi edukatif dalam
pembelajaran transformatif pembelajaran transformatif
f. Memilih dan menerapkan kata kata persuasif
dalam pembelajaran
g. Persyaratan pendidik dalam pembelajaran
fasilitatif
h. Suasana kreatif dalam proses pembelajaran
transformatif

Sumber: K Rusdianto.(2015). Penerapan Model Pembelajaran Transformatif Melalui Pendekatan


Konstruktivisme pada Materi Gerak Harmonis untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan
Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA N 1 Boyolali

3. Apa contoh dari sitem pembelajran pbl ( Pandisa)


Problem based learning (PBL) derives from a theory which suggests that for
effective acquisition of knowledge, learners need to be stimulated to restructure
information they already know within a realistic context, to gain new knowledge, and to
then elaborate on the new information they have learned, for example by teaching it to
peers or by discussing the material in a group setting.

Sumber: Kilory D A.(2021). Problem based learning


4. Apa saja metode dalam pembelajran student centered learning (Monica)

Pembelajaran Aktif

Pembelajaran
Interaktif

Metode
pembelajaran SCL
Pembelajaran
Mandiri

Pembelajaran
Kolaboratif

Pembelajaran
Kooperatif

Pembalajaran
Kontekstual

Sumber: Wardani, Ni Putu.(2016). KONSEP PEMBELAJARAN STUDENT


CENTERED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI
5. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )

Dengan cara memperkenalkan ilmu-ilmu dasar farmasi atau juga memberikan petanyaan
dasar tentang farmasi kepada mahasiswa.

Sumber : Ranti, Dinda monika dkk.(2017).Pengetahuan siswa lulusan SMA terhadap


tugas Apoteker di berbagai bidang kefarmasian. Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian
Indonesia.
6. Bagaimana konsep CPD dalam dunia Farmasi
 Continuing Professional Development (CPD) merupakan serangkaian upaya
sistematis pembelajaran seumur hidup untuk meningkatkan dan mengembangkan
kompetensi apoteker yang meliputi berbagai pengalaman atau pelatihan
keprofesian setelah pendidikan formal dasar yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan moral serta sikap professional agar apoteker
senantiasa layak untuk menjalankan profesinya.
 Kemampuan dan dukungan organisasi profesi apoteker dalam mensosialisasikan
dan memfasilitasi pelaksanaan re-sertifikasi apoteker melalui CPD menjadi salah
satu faktor peningkatan pemahaman yang lebih baik berdasarkan studi yang
melibatkan 278 apoteker di Australia
Sumber: Yulianto, dkk.(2017). Continuing education for pharmacists of primary
health care in Yogyakarta.Vol 13.No 2
BUKTI
1.

2.
3.

4.
5.

6.

NAMA : MONICA PUTRI ANGGRAINI


NIM : 33102100059

STEP 6 MENJAWAB LI

1. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)


faktor yang mempengaruhi keterampilan pemecahan masalah dalam tutorial pada
metode PBL adalah baik dan faktor yang berdampak paling tinggi dalam
mempengaruhi keterampilan pemecahan masalah dalam tutorial adalah faktor
skenario, diikuti peran tutor dan faktor mahasiswa. kualitas kasus, pengetahuan
mahasiswa (prior knowledge), dan kinerja tutor.
sumber : Wulandari seftiani.2016.”Analisis factor yang mempengaruhi ketrampilan
pemecahan masalah dalam tutorial metode Problem Based learning”.Jurnal
UMY.Yogyakarta

2. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)


 Mendayagunakan pengalaman peserta didik dan potensi lingkungan sebagai
penunjang sumber belajar,
 Membangun interaksi pembelajaran berbasis interaksi konsultatif dialogik,
 Rambu-rambu pola interaksi edukatif dalam pembelajaran transformatif,
 Memilih dan menerapkan kata-kata persuasif dalam pembelajaran, dan
Persyaratan pendidik dalam pembelajaran fasilitatif dan Suasana kreatif dalam
proses pembelajaran transformatif.
Sumber: Lutfiani.2021. METODE TRANSFORMATIVE LEARNING PADA KAJIAN
ENLIGHMENT.Ponorogo

3. Apa contoh dari sitem pembelajran pbl ( Pandisa)


 Pendekatan ilmiah (scientific appoach) meliputi mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata
pelajaran.
 Menalar (associating) merujuk pada teori belajar asosiasi yaitu kemampuan
mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk
kemudian memasukannya menjadi penggalan memori dalam otak dan
pengalaman-pengalaman yang tersimpan di memori otak berinteraksi dengan
pengalaman sebelumnya (asosiasi).
Sumber: Resti Fauziah.2013.”Pembelajaran Sainfitik Elektronika dasar Berorientasi
Pembelajaran Berbasis Masalah.”Jurnal Invotec.Vol 9.Bandung

4. Apasaja metode dalam pembelajran student centered learning (Monica)


(1) orientasi peserta didik pada suatu masalah,
(2) mengorganisasikan peserta didik dalam belajar,
(3) membimbing penyelidikan kelompok,
(4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
(5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
sumber : Wulandari seftiani.2016.”Analisis factor yang mempengaruhi ketrampilan
pemecahan masalah dalam tutorial metode Problem Based learning”.Jurnal
UMY.Yogyakarta

5. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )
Banyak yang bisa dilakukan untuk memperdalam lingkup dari ilmu farmasi salah
satunya adalah dengan membagikan kuesioner kepada mahasiswa baru sisa lulusan
SMA maupun SMK mengenai tentang kefarmasian. Metode pemeberian instumen
studi dengan pendekatan cross sectional. Instrument studi adalah kuesioner dengan 5
butir pertanyaan tertutup yang menanyakan tentangpendapat. Dengan begitu kita bisa
mengetahui seberapa luas mahasiswa harus mengenal tentang kefarmasian yang
kemudian natinya bisa di diskusikan.
Sumber : Ratri dkk.,2017.”Pengetahuan Siswa Lulusan SMA Terhadap Tugas Apoteker
di Berbagai Bidang Kefarmasian”. Dalam Jurnal farmasi dan Ilmu kefarmasian
Indonesia.suarabaya

6. Bagaimana konsep CPD dalam dunia Farmasi


melakukan intervensi pada apoteker dengan jumlah yang dibatasi, dengan melakukan
pelatihan yang memberikan tingkat pemanfaatan CPD yang lebih tinggi dibandingkan
dengan yang tidak mendapatkan pelatihan. Pada kelompok yang diintervensi,
sustainabilitas perbaikan praktik kefarmasian yang disurvei selama tiga periode dapat
bertahan serta pencatatan pada setiap proses pengelolaan sediaan farmasi,
penyimpanan, penerimaan dan pengendalian sediaan farmasi.
Sumber: Mulyagustina dkk.2017.IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTEK.Yogyakarta.Vol.17

Nama : Pandisa Parawansa


Nim :33102100073
Judul: Semangat baru sebagai mahasiswa
Taufiq sangat bahagia sekali karena dinyatakan masuk Prodi Farmasi FK Unissula tahun 2021
ini, setelah sebelumnya ikut ujian seleksi dan bersaing dengan 2.097 pendaftar lainnya. Selama 2
minggu mengikuti acara orientasi kampus dan pembekalan maba, Taufiq merasa bahwa menjadi
seorang Mahasiswa sangat berbeda dibandingkan saat menjadi siswa SMA dulu, apalagi Prodi
Farmasi FK Unissula menerapkan sistem PBL dengan pendekatan student centered. Dia dituntut
menjadi pembelajar dewasa (andragogi) yang aktif sehingga harus melakukan transformative
learning dari cara belajar sebelumnya yang masih bersifat pedagogi. Taufiq juga merasa harus
memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi dahulu, agar dapat jatuh cinta dengan
martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian. Dia juga senantiasa harus menerapkan adab dan
akhlaq pencari ilmu (adabul ta’lim muta’alim) terutama aspek continuing professional
development (CPD) agar ilmunya manfaat dan hidupnya barokah.

Step 6
Learning Issue
1. Apa saja factor yang mempengaruhi sistem pembelajaran PBL ( Malikatul)

Factor yang memengaruhi sistem pembelajaran PBL


 pengetahuan berfikir kritis
 keahlian dalam memecahkan masalah
 strategi pembelajaran mandiri
 kemampuan berpartisipasi dalam tim melalui masalah yang dipilih dan didisain
dengan hati-hati.

Sumber : Tita Menawati Liansyah,2015. Problem Based Learning Sebagai Metode Perkuliahan
Kedokteran Yang Efektif.Januari 2015

2. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)

langkah implementatif agar transformasi peserta didik dapat terwujud, yaitu:


a) Activating event, yaitu peristiwa atau kejadian yang membuat peserta didik menyadari
keterbatasan pengetahuan/pemahaman yang dimilikinya
b) Ketersediaan ruang atau kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengartikulasikan
asumsi-asumsi yang mendasari pengetahuan awalnya tersebut
c) Refleksi kritis
d) Diskursus kritis, dengan dialog dan diskusi
e) Kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan perspektif baru.

Sumber : Mohammad Naim.2018.srategi pengembangan model pembelajaran transformative.

3. Apa contoh dari sistem pembelajran pbl ( Pandisa)

Small Groub Discussion yaitu sistem pembelajaran yang dilakukan dengan kelompok
kecil tujuanya agar peserta didik memiliki keterampilan memecahkan masalah terkait
materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari hari.

Sumber : Sofyan Susanto,2020.Efektifitas Small Group discussion dengan model problem based
learning dalam pembelajaran di masa pandemic covid-19.
4. Apasaja metode dalam pembelajran student centered learning (Monica)

Pembelajaran berbasis pendekatan SCL dapat diterapkan dengan menggunakan


metode pembelajaran inovatif. mendorong siswa agar terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa tersebut dapat memperoleh pengalaman
belajar secara langsung sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Sumber : Satriaman K.T.dkk,2018.Implementasi pendekatan student centered learning dalam


pembelajaran ipa dan relevansinya dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP NEGERI 4
Singaraja.Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia.

5. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )

1) Mempelajari atau menguasai serta menanamkan rasa suka terhadap ilmu


kefarmasian.
2) Memperhatikan dan mendalami ilmu perilaku secara umum dan mendasar,karena
seorang farmasis akan selalu berinteraksi dengan pasien.

Sumber :Thamaria MH,2016.ilmu perilaku dan etika farmasi.jakarta selatan.pusdiknakes.

6. Bagaimana konsep CPD dalam dunia Farmasi.

Kegiatan pendidikan berkelanjutan/Continuing Professional Development (CPD)


merupakan serangkaian upaya sistematis pembelajaran seumur hidup untuk
meningkatkan dan mengembangkan kompetensi apoteker yang meliputi berbagai
pengalaman atau pelatihan keprofesian setelah pendidikan formal dasar yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan moral serta sikap professional agar
apoteker senantiasa layak untuk menjalankan profesinya

Sumber : Yulianto dkk,2017. Continuing education for pharmacists of primary health care in
Yogyakarta.Agustus-Desember 2017.

Nama : Reefa Dyah Salsabila


NIM : 33102100075
Prodi : Farmasi

STEP 7

25. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)
 Kualitas masalah terhadap keefektifan kelompok
Kualitas masalah dalam skenario mempunyai peran dalam memicu proses
diskusi. Hal ini dikarenakan masalah yang dipaparkan dalam skenario
merupakan pemicu proses belajar PBL yang berimplikasi pada pemahaman
mahasiswa terhadap materi yang didiskusikan serta merangsang mahasiswa
untuk belajar bekerjasama dan aktif
 Kinerja tutor terhadap keefektifan kelompok
Hal ini dikarenakan peran tutor dalam proses tutorial
1.sebagai fasilitator yang memberikan fasilitasi dan mengaktifkan kelompok,
sehingga memungkinkan kelompok tersebut dapat efektif dalam pencapaian
tujuan kelompok
2. mengkompensasi kekurangan yang ada pada skenario maupun proses
diskusi melalui penguasaan materi diskusi yang baik maupun keterampilan
dalam memfasilitasi kelompok
 Kepercayaan hubungan perilaku belajar kelompok kinerja tutor
Hal ini dimungkinkan karena kepercayaan hubungan tersebut menimbulkan
rasa aman untuk menyatakan pendapat, komitmen untukbertanggung
jawabmenyelesaikan tugas dalam kelompok, dan spirit kelompok yang
mendorong anggota untuk peduli terhadap keberhasilan kelompoknya, oleh
karena pada dasarnya anggota kelompok menginginkan semuanya dapat
sukses dalam kelompok tersebut
 Perilaku belajar kelompok
Hal ini dikarenakan perilaku belajarkelompokdapatmembangunproses
sosiokognitif, yaitu proses saling berbagi kognisi dengan saling bertukar
informasi (mutually shared cognition) antar anggota
 Motivasi
Hal ini dikarenakan motivasi dapat mendorong seseorang dalam kelompok
untuk melakukan usaha agar mencapai sasaran belajar secara maksimal.
Dorongan tersebut menimbulkan interaksi antar anggota kelompok. Interaksi
timbul oleh karena masing-masing anggota memiliki keyakinan bahwa
mereka dapat mencapai sasaran belajar secara maksimal jika usaha dilakukan
secara bersama-sama
 Keefektifan kelompok
(Istadi,Yani.2012.Faktor-Faktor Yang Dianggap Sebagai Prediktor Terhadap Keefektifan
Kelompok Tutorial Problem Based Learning (PBL) vol 1 No 2)

26. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)
teori pembelajaran transformatif yang didefinisikan sebagai pembelajaran yang mampu
mengubah kerangka acuan yang problematis menjadi lebih inklusif, toleran, reflektif, terbuka,
dan secara emosional menerima pembaharuan.

Pada tataran selanjutnya, McGonigal (2005) mengemukakan lima langkah


implementatif agar transformasi peserta didik dapat
terwujud, yaitu:
1.Activating event, yaitu peristiwa atau kejadian yang membuat peserta didik menyadari
keterbatasan pengetahuan/pemahaman yang dimilikinya
2. Ketersediaan ruang atau kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengartikulasikan
asumsi-asumsi yang mendasari pengetahuan awalnya tersebut
3.Refleksi kritis
4.Diskursus kritis, dengan dialog dan diskusi;
5.Kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan perspektif baru.

( Naim,Muhammad.2018.Strategi Pengembangan Model Pembelajaran Transformatif Version 1)

27. Apa contoh dari sitem pembelajran pbl ( Pandisa)


Contoh pembelajaran berbasis masalah berdasarkan pada teori kemampuan berfikir, menyatakan
bahwa siswa belajar menciptakan pengetahuannya melalui hubungan dengan lingkungannya.
Model Problem Base Learning (PBL) menjadikan siswa belajar dengan proses penyelesaian
permasalahan yang kongkrit (Real world problem) secara berurutan untuk menumbuhkan
pengetahuan siswa. Pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk aktif memecahkan permasalahan
dan guru berperan sebagai fasilitator atau pembimbing. Pembelajaran akan dapat membentuk
siswa untuk memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking) dan juga dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk merespon sebuah pemikiran tentang sebuah persoalan.

(Deti Daswati, Deti Daswati, Deden Herdiana Altaftazani.2021. PENGGUNAAN MODEL


PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI
PEMANFAATAN KEKAYAAN ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA SEKOLAH
DASAR KELAS IV vol 4 no 1)

28. Apasaja metode dalam pembelajran student centered learning (Monica)


Proses pembelajaran yang berpusat kepada siswa atau peserta didik, maka siswa memperoleh
kesempatan dan fasilitas untuk dapat membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan
memperoleh pemahaman yang mendalam yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas
siswa. Melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa diharapkan dapat
berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis, mampu menganalisa dan
dapat memecahkan masalahnya sendiri.

Adapun langkah-langkah penggunaan metode SCL yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran antara lain :
a. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
b. Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang hars dicapai sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai.
c. Memberikan informasi kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.
d. Memberikan bantuan dan pelayanan pembelajaran kepada siswa yang memerlukan.
e. Memberikan motivasi dan bimbingan melalui pertanyaan-pertanyaan.
f. Membantu siswa menarik kesimpulan.

Metode pembelajaran SCL (Student Centered Learning), pada saat ini diusulkan menjadi metode
pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena memiliki beberapa kelebihan yaitu :
1) Menyertakan siswa di dalam proses pembelajaran.
2) Mendorong siswa untuk memiliki pengetahuan yang lebih banyak, luas, dan dalam.
3) Mendorong terjadinya pembelajaran secara aktif
4) Mendorong terjadinya critical thinking (berpikir kritis)
5) Mengarahkan siswa untuk mengenali dan menggunakan berbagai macam gaya belajar
6) Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang siswa

Adapun kelemahan dari proses pembelajaran menggunakan metode SCL ini yaitu :
1) Untuk siswa dalam jumlah besar sulit untuk diimplementasikan.
2) Ada kemungkinan untuk menggunakan waktu yang lebih banyak.
3) Belum tentu efektif untuk seluruh kurikulum
4) Belum tentu sesuai untuk siswa yang tidak terbiasa aktif, mandiri dan demokratis.
(Oktavia, Ayu (2020) PERBEDAAN HASIL BELAJAR PAI SISWA YANG MENGGUNAKAN
METODE PEMBELAJARAN SCL (STUDENT CENTERED LEARNING) DENGAN METODE
DEMONSTRASI PADA MATERI SHALAT BERJAMAAH DI SMP NEGERI 3
PENDOPO.  Diploma thesis, IAIN BENGKULU)

29. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )
Menerapkan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi di bidang kefarmasian melalui penalaran
ilmiah berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif (Decision Maker,
Communicator, Teacher, Researcher); 7.1. Membuat sediaan obat, obat tradisional dan
kosmetika, yang memenuhi persyaratan proses dan produk farmasi yang benar 7.2. Melakukan
pengadaan obat dan membuat sediaan obat dengan memahami dan menerapkan dasar ilmu
tentang obat terkait sifat kimia-fisika, farmakologi, formulasi dan teknologi. 7.3. Melakukan uji
khasiat, dinamika, dan kinetika bahan obat dan sediaan obat, secara in vitro dan in vivo. 7.4.
Memilih obat terbaik atas dasar ilmu kefarmasian yang terintegrasi, untuk tujuan efikasi,
keamanan, dan penggunaan obat yang rasional bagi penderita. 7.5. Mengidentifikasi, memeriksa
kemurnian, dan menetapkan kadar obat dan bahan obat dalam sediaan farmasi dengan
pendekatan analisis yang sesuai. 7.6. Menjelaskan prinsip dasar dan terapan bidang
pengembangan obat dan bahan obat kelompok bahan alam dan sintesis. 7.7. Menjelaskan prinsip
dasar dan terapan bidang ilmu kedokteran untuk mendukung pelayanan kefarmasian.
Menjelaskan bidang ilmu sosial dasar untuk mendukung profesi pelayanan kefarmasian.
(Fanny Tanuwidjaja.2015. KATA PENGANTAR DEKAN FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA.)

30. Bagaimana konsep CPD dalam dunia Farmasi


Dengan adanya perkembangan teknologi juga membuat pelaksanaan CPD secara online
memungkinkan sebagai alternatif solusi keterbatasan waktu. Berdasarkan hasil penelitian,
apoteker seluruhnya setuju apabila CPD dilakukan secara online. Selain menghemat biaya juga
dapat dilakukan diluar jam pelayanan pasien. Temuan yang sama ditunjukkan pada kajian review
pada 22 penelitian yang dilakukan di Inggris dalam rentang waktu 10 tahun, yang menunjukkan
on-line CPD merupakan metode pendidikan berkelanjutan terpilih dalam kondisi keterbatasan
waktu para apoteker. Namun demikian, salah satu studi yang dilakukan pada tahun 2005,
menunjukkan beberapa apoteker menemukan kesulitan menggunakan online CPD (Donyai, et
al., 2011). Oleh karena itu, penelitian lanjutan terkait pengembangan metode on-line CPD yang
sesuai menjadi hal penting untuk dikembangkan untuk menindaklanjuti temuan pada penelitian
ini.
(Yulianto, dkk.2017. Kebutuhan pendidikan berkelanjutan apoteker puskesmas di Yogyakarta.
Jurnal Ilmiah Farmasi 13)

SAHDA
Step 6:
31. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)

 PBL dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya pengintegrasian model


PBL di dalam kurikulum, struktur kasus yang baik dan selaras dengan
kurikulum, struktur kasus disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
diperlukannya tutor proaktif dalam memfasilitasi pelajar.

( Dr. Huriah,Titih, M.Kep., Sp.Kep.Kom.2018. Metode Student Center

Learning. Aplikasi pada Pendidikan Keperawatan. Hal.10. Kencana.)


 Factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL yaitu karena
pembelajaran yang sebelumnya diterapkan oleh guru / dosen hanya monoton
sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh guru / dosen dan
kurang meningkatkan kreativitas pelajar kemudian mulailah diterapkan
system PBL yang diharapkan mampu memberikan dorongan pada proses
pembelajaran menjadi menarik serta mampu meningkatkan prestasi pelajar.
PBL didasarkan pada premis bahwa situasi masalah yang mengundang
pertanyaan yang belum teridentifikasi dengan jelas akan membangkitkan rasa
ingin tahu kepada pelajar.
( Hartata, Rus.2020.MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
PRESTASI BELAJAR SEJARAH dengan Problem Based Learning
(PBL). Hal.1-3. Lakeisha )

32. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)

1. Activating event, yaitu peristiwa atau kejadian yang membuat para pelajar
menyadari keterbatasan pemahaman yang dimilikinya
2. Ketersediaan ruang atau kesempatan untuk mengidentifikasi dan
mengartikulasikan asumsi yang mendasari pengetahuannya tersebut
3. Refleksi kritis
4. Diskursus kritis dengan dialog dan diskusi
5. Kesempatan untuk menguji dan mengaplikasikan perspektif baru dalam
diri pelajar.
( Handoyo, Andreas., dkk. 2019. Peningkatan Critical Thinking
Mahasiswa dengan Metode Pembelajaran Transformatif di Kelas Sistem
Konstruksi Interior. Jurnal Universitas Telkom: Bandung)

33. Apa contoh dari sitem pembelajran pbl ( Pandisa)

Small group discussion. Salah satu metode pembelajaran yang menggunakan PBL
dan SCL adalah Small Group Discussion (SGD). Tujuan dari SGD adalah untuk
mendiskusikan suatu topik kemudian menganalisis dan mengevaluasi informasi
yang digunakan sebagai bukti yang mendukung untuk mencapai kesepakatan
dalam kelompok.  Small Group Discussion dengan model Problem Based
Learning  dalam pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
( Susanto, Sofyan. (2020). Efektifitas Small Group Discussion dengan Model
Problem Based Learning dalam Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.  Jurnal
Pendidikan Modern.  LPPM STKIP Modern Ngawi ).

34. Apasaja metode dalam pembelajran student centered learning (Monica)

Metode SCL yang dibahas dalam jurnal ini adalah problem based learning
(PBL), team based learning (TBL), cooperative learning (CL), project based
learning (PJBL), contextual learning dan self directed learning (SDL). 

( Dr. Huriah,Titih, M.Kep., Sp.Kep.Kom. (2018). Metode Student Center

Learning. Aplikasi pada Pendidikan Keperawatan. Hal.10. Kencana.)

Self Directed Learning (SDL) merupakan proses pembelajaran dimana


seseorang memiliki inisiatif.
Collaborative learning merupakan suatu jenis pendekatan yang meliputi
penggabungan karya/usaha intelektual mahasiswa atau mahasiswa bersama
dengan pengajar.
Small group discussion merupakan proses pembelajaran dengan melakukan
diskusi kelompok kecil tujuannya agar pelajar memiliki ketrampilan
memecahkan masalah terkait kasus.
Project Based Learning metode pembelajaran yang menggunakan sebuah
kasus sebagai kegiatan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi
sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Cooperative learning merupakan metode pembelajaran yang didasarkan pada
belajar kelompok kecil yang menekankan pada kemampuan pelajar.
Discovery learning adalah proses mental dimana pelajar mampu
mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip.
Metode simulasi yaitu metode yang diberikan kepada pelajar agar dapat
menggunakan sekumpulan fakta, konsep, dan strategi tertentu.
(Rosmiati, Mia., dkk. (2015). Teacher Learning System (TCL) / SCL. Jurnal
Universitas Telkom: Bandung).

35. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi ( Alya )

Islam merupakan agama yang memiliki kandungan ajaran multidimensional mulai


dari komponen akidah, hukum islam, ekonomi, politik, sosial, budaya,
kedokteran,farmasi, komunikasi, informasi, teknik, dan sebagainya. Semua
komponen ini membentuk satu keutuhan. Masing-masing komponen tersebut saling
mengisi, memberikan informasi, mempersepsi dan melengkapi. Untuk mendalami
komponen tersebut tidak mungkin dilakukan seseorang karena adanya keterbatasan.
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang mampu mendalami semua komponen
keilmuan yang terdapat di dalam al-Qur’an dan hadits Nabi, meskipun orang yang
genius sekali. Oleh karena itu, suatu masalah perlu dipecahkan dengan melibatkan
berbagai macam disiplin ilmu agar masalah bisa dipahami secara
mendalam,meyakinkan secara rasional, dan penuh wawasan yang komprehensif.
Pelibatan multidisiplin ini memiliki kontribusi besar dalam pemahaman yang relatif
utuh.
( Mujamil, Qomar (2019) FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
MULTIDISIPLINER. PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI PAI UMP.
Super Admin Digilib )

36. Bagaimana konsep CPD dalam dunia Farmasi

CPD merupakan salah satu upaya pengembangan staf yang dapat meningkatkan
kepuasan staf dalam bekerja, sehingga mencegah burn out dan turn over. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic review menggunakan
PRISMA. Pelaksanaan CPD juga terbukti dapat mempertahankan dan
meningkatkan kualitas sumber daya.
( Nilasari, P., Saraswasta,dkk., (2021). Upaya Pengembangan Sumber Daya
Keperawatan melalui CPD (Continuing Professional Development). Jurnal
Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan, 4(1), 58–71.
https://doi.org/10.32584/jkmk.v4i1.936 )

Shelomoita
37. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)

Jawab : Faktor yang mempengaruhi sytem pembelajaran pembelajaran PBL yaitu


kemandirian mahasiswa melakukan belajar mandiri,berpikir kritis,keaktifan
mahasiswa dalam menganalisis masalah ,memecahkan masalah dan bekerja sama
dengan tim.

Sumber : Sutrisno,Agus dkk.2019.Perbedaan Kemampuan Kognitif Siswa dengan


menggunakan Model Problem Based Learning (PBL),Projec Based Learning (PjBL)
dan Inkuiri Di SMP N 24 Bengkulu Utara.Semarang.Upris.
38. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)

Jawab:
1.Activating event yaitu kegiatan pembelajaran yang membuat mahasiswa menyadari akan
kemampuan atau pemahaman yang di milikinya.
2.Kesempatan seorang mahasiswa memperdalam dan mengidentifikasi asumsi tentang
pemahaman teori awal.
3.Mengidentifikasi atau melakukan pengujian tentang teori yang awal dengan metode yang
sudah ada.
4.Melakukan diskusi dengan teman untuk bertukar pendapat.
5.Mengidentifikasi penemuan baru dan mengujinya

Sumber : Naim,Mohammad.2018.Strategi Pengembangan Model Pembelajaran


Transformatif.Probolinggo.osf.id.

3.Apa contoh dari sitem pembelajran pbl ? ( Pandisa)

Jawab: Contohya yaitu Small Grup Discussion yaitu kegiatan pembelajaran dengan membentuk
kelompok kelompok kecil untuk memecahkan suatu permasalahan dengan memperhatikan
langkah yang telah ditentukan dan melatih kerja sama antar mahasiswa.
Sumber : Susanto,Sofyan.2020.Efektifitas Small Group Discussion Dengan Model Problem
Based Learning Dalam Pembelajaran Dimasa Pandemi Covid 19. Efektifitas Small Group
Discussion Dengan Model Problem Based Learning.Vol 6.No 1.

4.Apasaja metode dalam pembelajran student centered learning (Monica)


Jawab :
1. Self directed learning : Kesadaran seorang induvidu tentang kebutuhan belajar diri sendiri dan
melakukannya sendiri untuk tujuan yang diharapakan.

Sumber : Supardi Monika Lee dkk.2019.Pengaruh Self Directed Learning dan Adopsi E-
Commerce Terhadap Kinerja UKM di Jakarta.Jurnal Manajerial dan kewirausahaan.Vol 1.No,2.
2. Collaborative Learning : Kegiatan belajar yang mengharuskan mahasiswa membentuk
kelompok belajar guna memaksimalkan pembelajaran.

Sumber : Budiastuti Riana Eka dkk.2015.collaborative e-learning berbasis web pada mata kuliah
extensive reading.

3.Small Grup Discussion yaitu kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok kelompok
kecil untuk memecahkan suatu permasalahan dengan memperhatikan langkah yang telah
ditentukan dan melatih kerja sama antar mahasiswa.
Sumber : Susanto,Sofyan.2020.Efektifitas Small Group Discussion Dengan Model Problem
Based Learning Dalam Pembelajaran Dimasa Pandemi Covid 19. Efektifitas Small Group
Discussion Dengan Model Problem Based Learning.Vol 6.No 1.

4.Project Based Learning : Metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa untuk mencapai
pengetahuan dan keterampilan.

Sumber : Eliza Fivia dkk.2019.Peningkatan Kompetensi Psikomotor Siswa Melalui Model


Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) di SMK 5 Padang.Jurnal Inovasi Vokasional dan
Teknologi.Vol 19.No 2.

5.Cooperative Learning : Model belajar dengan cara membentuk kelompok kelompok kecil.

Sumber : Tarore Regina Septhiany.2013.Upaya Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik


Dengan Menggunkan Metode Cooperative Learning

5.Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi ( Alya )
Jawaban : Dengan memperkenalkan ilmu dasar farmasi atau juga memberikan pertanyaan
pertanyaan dasar tentang farmasi kepada mahaiswa baru agar mahasiswa baru yang mengenal
tentang kefarmasian dengan pendektan tersebut membuat mahasiswa baru memiliki rasa
ketertarikan pada lingkup dan hakikat farmasi.

Sumber : Ranti Dinda Monika dkk.2017.Pengetahuan Siswa Lulusan SMA Terhadap Tugas
Apoteker di Berbagai Bidang Kefarmasian.Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia.
6.Bagaimana konsep CPD dalam dunia Farmasi

Jawab : Dengan cara melakukan pelatihan dan intervensi konsep CPD pada apoteker untuk
meningkatkan tenaga kefarmasian yang berpengatahuan tinggi,terampil,bertanggung jawab,dan
bermoral.

Sumber : Mulyagustina dkk.2017.Implementasi Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Kota


Jambi.Vol 7.No 2.

SUCI WULANDARI
Learning Issue

7. Apa saja factor yang mempengaruhi system pembelajaran PBL ( Malikatul)

 Pengalaman belajar saat di SMA,mulai dari keaktifan,metode belajar hingga bagaimana


cara gurunya mengajar.
 Jenis kelamin,karena setelah diteliti hingga berdasarkan Ilmu psikologis gender laki-laki
lebih memiliki keaktifan yang jauh dibandingkan gender wanita.
 Pengalaman organisasi saat di SMA,dalam sistem PBL keaktifan individu menjadi salah
satu pendorong atau faktor terlaksananya metode ini dengan baik,maka dari itu
pengalaman organisasi akan berpengaruh karena tentunya dengan organisasi sudah
mendapatkan bekal yakni jiwa aktif dan sosial individu tersebut.
 Skenrio yang digunakan.
 Interaksi sosial atar individu.

Hamidy.M.Y.dkk.2017. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Mahasiswa dalam


Proses Tutorial pada Metode Belajar Problem-Based Learning (PBL) di Fakultas Kedokteran
Universitas Riau.Jik.Fk.Unri.ac.id.
Ratih Yonarita, Nasution (2015) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA TIDAK NYAMAN PADA
MAHASISWA KEDOKTERAN DALAM PENERAPAN SISTEM PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING
(PBL). Diploma thesis, Universitas Andalas.

8. Apa saja Langkah implementatif agar transformative learning terwujud ( Sahda)

 Memberikan kesempatan atau kebebasan kepada mahasiswa untuk mulai mempelajari


perspektif baru.
 Setiap individu menganalisa tentang asumsi mereka dengan kritis.
 Fokuskan untuk lakukan diskusi kritis.
 Tutor memberikan contoh pembelajaran transformatif agar individu mampu
mengembangkan perspektif mereka atau membiasakan mengenal pemahaman baru.
Western Governors University.2020.What is The Transformative Learning
Theory.wgu.edu

9. Apa contoh dari sitem pembelajran pbl ( Pandisa)

Sistem pbl ini dapat dipadukan atau dengan kata lain dilaksanakan melalui metode small group
discussion.Yang mana dalam SGD itu terdapat tutor dan siswa berupaya untuk
menganalisa,memahami suatu masalah serta bagaimana memecahkan permasalahan yang ada.

Tutor
Small Group Skenario Seven jump
Discussion (masalah) steps
(SGD) Mahasiswa
Fatanah Rini.2021. PENERAPAN METODE SMALL GROUP DISCUSSION (SGD) UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN APLIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BAGI GURU
SDN 1 GUNUNGSARI MAESAN BONDOWOSO.Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan.8(2) ISSN: 2623-1964

10. Apasaja metode dalam pembelajran student centered learning (Monica)

Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran SCL yakni metode mnemonik yang
berarti mudah dalam mengingat sesuatu dalam hal ini mengingat materi.Selanjutnya active
learning dimana menuntut keaktifan mahasiswa dan yang terakhir adalah contextual learning
yang berarti merujuk pada penegtahuan ke dalam dunia nyata.
METODE
SCL

Contextu
Mnemonik Active al
Learning Learning
Rasiban.L.M.2018.PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) MELALUI
METODE MNEMONIK DENGAN TEKNIK ASOSIASI PADA MATA KULIAH KANJI DASAR.
p-ISSN 1412-0712  |  e-ISSN 2527-8312 .Bandung.
Antika.R.R.2014. Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di
Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk). Departemen Antropologi, FISIP,
Universitas Airlangga, Surabaya.

11. Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperdalam lingkup dan hakikat ilmu farmasi
( Alya )

Yang perlu dilakukan antara lain :


 Melakukan kerja sama dengan cabang ilmu lain.
 Mulai mempelajari sumber-sumber dari ilmu farmasi,misalnya buku,jurnal dan artikel.
 Karena ilmu farmasi adalah ilmu pengetahuan jadi harus melalui tahapan
membaca,melihat dan meneliti.

Susanti.N.2016.ILMU KEFARMASIAN. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN :
Jakarta.

12. Bagaimana konsep CPD dalam dunia Farmasi

Konsep CPD dalam dunia Farmasi yakni salah satunya dalam upaya untuk mempertahankan
praktek kefarmasiaan pada apoteker dengan melaukukan intervensi atau upaya pencegahan
penyakit ,peningkatan kesehatan yakni dengan batasan tertentu.Selain itu juga sebagai penyedia
kesempatan bagi apoteker dalam meningkatkan atau mengembangkan sikap profesionalnya
sebagai upaya untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian.
Mulyagustina,dkk.2018. IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN
DIAPOTEK KOTA JAMBI. p-ISSN: 2088-8139 e-ISSN: 2443-2946.
Sukasediati.N.2017. Continuing Professional Development.Docplayer.

Anda mungkin juga menyukai