Masyarakat perkotaan sekarang dimanjakan sang kehadiran aneka macam sentra
perbelanjaan. Bahkan lokasinya kadangkadang pada satu daerah. Kondisi ini sangat menguntungkan lantaran warga tinggal menentukan gerai mana yg akan dimasukinya. Ritel adalah mata rantai yg krusial pada proses distribusi barang & adalah mata rantai terakhir pada suatu proses distribusi. Melalui ritel, suatu produk bisa bertemu eksklusif menggunakan penggunanya. Industri ritel pada sini didefinisikan menjadi industri yg menjual produk & jasa pelayanan yg sudah diberi nilai tambah buat memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga, kelompok, atau pemakai akhir. Produk yg dijual kebanyakan merupakan pemenuhan menurut kebutuhan tempat tinggal tangga termasuk sembilan bahan pokok. Industri ritel pada Indonesia menaruh donasi yg akbar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) & jua menyerap energi kerja pada jumlah yg akbar . Sebagai negara yg membangun, nomor pertumbuhan industri ritel Indonesia ditentukan sang kekuatan daya beli warga , pertambahan jumlah penduduk, & jua adanya kebutuhan warga akan pemenuhan produk konsumsi. Kehadiran industri ritel terbaru dalam dasarnya memanfaatkan pola belanja warga terutama kelas menengah ke atas yg nir mau berdesak-friksi pada pada pasar tradisional yg umumnya becek atau nir tertata rapi. Walaupun kehadiran ritel terbaru ini disoroti bisa mematikan pasar tradisional lantaran memiliki keunggulan dalam poly faktor, perkembangannya sendiri bisa dikatakan nir terbendung. apabila diamati lebih lanjut maka persaingan usaha ritel atau eceran itu makin nir sehat. Pemerintah cenderung mengobral ijin terhadap pemain akbar , bahkan hypermarket, meskipun sebenarnya pasarnya telah jenuh. Akibatnya pada beberapa kota mulai terdapat gerai ritel akbar yg tutup, sedangkan pada perumahanperumahan & kampung-kampung pedagang kelontong terancam sang waralaba kecil market. Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), usaha ritel atau bisnis eceran pada Indonesia mulai berkembang dalam kisaran tahun 1980 an seiring menggunakan mulai dikembangkannya perekonomian Indonesia. Hal ini muncul menjadi dampak menurut pertumbuhan yg terjadi dalam warga kelas menengah, yg mengakibatkan timbulnya permintaan terhadap pasar swalayan & departement store (convenience store) pada daerah perkotaan. Trend inilah yg lalu diperkirakan akan berlanjut pada masa-masa yg akan datang. Hal lain yg mendorong perkembangan usaha ritel pada Indonesia merupakan adanya perubahan gaya hayati warga kelas menengah ke atas, terutama pada daerah perkotaan yg cenderung lebih menentukan berbelanja pada sentra perbelanjaan terbaru. Perubahan pola belanja yg terjadi dalam warga perkotaan nir hanya buat memenuhi kebutuhan berbelanja saja tetapi jua sekedar jalan-jalan & mencari hiburan. Berkembangnya bisnis pada industri ritel ini jua diikuti menggunakan persaingan yg semakin ketat antara sejumlah peritel baik lokal juga peritel asing yg marak bermunculan pada Indonesia. Industri ritel pada Indonesia waktu ini semakin berkembang menggunakan semakin banyaknya pembangunan gerai-gerai baru pada aneka macam tempat.