Anda di halaman 1dari 256

Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang

Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )


Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAB I
PEDOMAN DASAR
BADAN PENGELOLA LATIHAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (BPL HMI)

PENDAHULUAN

Latihan kader pada hakikatnya merupakan bentuk perkaderan HMI yang berorientasi
pada pembentukan watak kepribadian, pola pikir, visi, orientasi serta berwawasan ke-
HMI-an yang paling elementer. Kedudukan dan peranan latihan ini adalah untuk
meletakkan fundamen bagi setiap kader HMI yang dituntut siap mengemban amanah dan
tanggung jawab untuk membangun bangsa Indonesia di masa depan.
Oleh karena itu posisi latihan ini sangat menentukan gerak dan dinamika para kader
maupun organisasi, sehingga apabila penanggung jawab latihan keliru dalam
mengkomunikasikan dan mensosialisasikan semangat dan gagasan dasarnya maka keliru
pula pengembangan bentuk-bentuk pembinaan berikutnya, baik pada up-grading maupun
aktivitas.
Berkaitan dengan persoalan tersebut dalam latihan sangat dibutuhkan lembaga serta
forum yang mencurahkan konsentrasi pemikiran pada pengembangan kualitas para
pengelola latihan, kemampuan konsepsi maupun manajerial. Berawal dari kesadaran dan
tanggung jawab yang mendalam tersebut maka dibentuklah Badan Pengelola Latihan
(BPL) Himpunan Mahasiswa Islam. Berikut adalah pedoman dasarnya:

BAGIAN I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama
Badan ini bernama Badan Pengelola Latihan Himpunan Mahasiswa Islam yang disingkat
BPL HMI

Pasal 2
Waktu Dan Tempat Kedudukan
a. LPL didirikan pada hari ahad, 2 Mei 2004 M yang bertepatan dengan 12 Rabi‟ul Awal
1425 H. Pada Kongres HMI ke XXV di Makassar tanggal 20 Februari 2006 M, LPL
berubah nama menjadi BPL.
b. BPL PB HMI berkedudukan di tingkat Pengurus Besar HMI.

1
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
c. BPL HMI Cabang berkedudukan di tingkat HMI Cabang.
BAGIAN II
STATUS DAN SIFAT
Pasal 3
Status
Badan ini berstatus sebagai badan khusus di HMI. (pasal 45 dan 46 ART HMI)
Pasal 4
Sifat
BPL HMI bersifat semi otonom terhadap struktur pimpinan. (pasal 45 ayat b ART HMI)

BAGIAN III
TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNGJAWAB
Pasal 5
Tugas
a. Menyiapkan pengelola latihan atas permintaan pengurus HMI setingkat.
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelola latihan dengan jalan menyelenggarakan
pelatihan instruktur dan mengadakan forum-forum internal di lingkungan intern BPL
HMI.
c. Meningkatkan kualitas latihan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan
latihan.
d. Membuat panduan pengelolaan pelatihan HMI.
e. Melakukan standarisasi pengelola dan pengelolaan pelatihan.
f. Memberikan informasi kepada pengurus HMI setingkat tentang perkembangan kualitas
latihan.
g. Pasal tugas, secara lengkap dijelaskan dalam tata kerja BPL HMI.

Pasal 6
Wewenang
a. BPL PB HMI memiliki kewenangan untuk menyiapkan pengelolaan pelatihan di
tingkat nasional yang meliputi Latihan Kader III, pusdiklatpim, up grading instruktur
NDP, up-grading manajemen organisasi dan kepemimpinan, serta melaksanakan Training
Management Trainer.

2
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
b. BPL HMI Cabang memiliki kewenangan untuk menyiapkan pengelolaan pelatihan
yang meliputi Latihan Kader I, Latihan Kader II, dan latihan ke-HMI-an lainnya, serta
melaksanakan pelatihan instruktur.
c. BPL HMI dapat menyelenggarakan pelatihan lain yang berkenaan dengan
pengembangan sumber daya manusia.
d. BPL HMI berkewenangan untuk mengadakan pelatihan lain yang sifatnya profit
oriented profit oriented yang ditujukan untuk pihak luar HMI.

Pasal 7
Tanggung Jawab
a. BPL PB HMI bertanggung jawab kepada Pengurus Besar HMI melalui Musyawarah
Nasional BPL HMI.
b. BPL HMI Cabang bertanggung jawab kepada Pengurus HMI Cabang melalui
Musyawarah BPL HMI Cabang

BAGIAN IV
KEANGGOTAAN
Pasal 8
Syarat Dan Keanggotaan
a. Anggota BPL HMI adalah anggota HMI yang telah mengikuti pelatihan instruktur.
b. Anggota BPL HMI terdiri dari Instruktur dan Instruktur Utama.
c. Anggota BPL HMI dapat kehilangan status keanggotaan apabila:
1. Habis masa keanggotaan HMI
2. Meninggal dunia
3. Mengundurkan diri
4. Diskorsing atau dipecat

BAGIAN V
SKORSING DAN PEMECATAN
Pasal 9
Kriteria Skorsing dan Pemecatan
a. Anggota BPL HMI dapat diskorsing karena:

3
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
1. Bertindak bertentangan dengan kode etik pengelola latihan
2. Bertindak merugikan dan mencemarkan nama baik BPL HMI
b. Anggota diskors atau dipecat dapat melakukan pembelaan dalam forum yang ditunjuk
untuk itu.
c. Mengenai skorsing atau pemecatan dan tata cara pembelaan diatur dalam ketentuan
tersendiri.

BAGIAN VI
ORGANISASI
Pasal 10
Struktur
a. Struktur organisasi ini berada di tingkat Pengurus Besar dan Pengurus Cabang.
b. Hubungan pengurus HMI setingkat dengan BPL HMI adalah instruktif.
c. Hubungan BPL PB HMI dengan BPL HMI Cabang adalah instruktif.

Pasal 11
Kepengurusan
a. Pengurus BPL HMI sekurang-kurangnya terdiri dari ketua umum, sekretaris umum dan
bendahara umum.
b. Yang dapat menjadi pengurus BPL PB HMI adalah anggota BPL HMI yang telah
memenuhi kualifikasi Instruktur Utama
c. Yang dapat menjadi pengurus BPL HMI Cabang adalah anggota BPL HMI yang telah
memenuhi kualifikasi Instruktur
d. Pengurus BPL disahkan oleh kepengurusan HMI setingkat.
e. Periode BPL HMI disesuaikan dengan periode kepengurusan HMI setingkat.
f. Pengurus BPL HMI dilarang merangkap jabatan dalam jabatan struktur HMI dan badan
khusus HMI.

BAGIAN VII
MUSYAWARAH
Pasal 12
Musyawarah Nasional

4
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
a. Musyawarah Nasional (Munas) BPL HMI diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam
2 tahun.
b. Munas BPL HMI adalah musyawarah utusan BPL HMI Cabang, masing-masing BPL
HMI Cabang.
Pasal 13
Musyawarah
a. Musyawarah BPL HMI Cabang diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
b. Musyawarah BPL HMI Cabang adalah musyawarah anggota BPL HMI di tingkat HMI
Cabang.
BAGIAN VIII
ADMINISTRASI BPL
Pasal 14
Surat Menyurat
a. Surat ke dalam (intern HMI) dengan kode: nomor surat/A/Sek/BPL/nomor urut bulan
Hijriah/ tahun Hijriah (tanpa H).
b. Surat keluar (ekstern HMI) memakai kode: nomor surat/B/Sek/BPL/nomor urut bulan
Hijriah/ tahun Hijriah (tanpa H).
c. Bentuk surat disesuaikan dengan bentuk yang dijelaskan di dalam pedoman
administrasi dan kesekretariatan HMI.

Pasal 15
Keuangan
a. Keuangan BPL HMI ini dapat dikelola secara mandiri maupun bersama dengan
pengurus HMI setingkat.
b. Sumber keuangan berasal dari sumbangan yang tidak mengikat dan usaha halal.

Pasal 16
Atribut BPL
a. Yang termasuk dalam atribut BPL HMI adalah mars, stempel, lambang, dan lencana/
pin.
b. Mars BPL dinyanyikan di acara-acara formal dan non formal BPL.
c. Stempel BPL menggunakan HMI dan hanya digunakan dalam administrasi
kesekeretariatan BPL.

5
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
d. Penggunaan lambang diatur tersendiri dalam penjelasan tentang lambang.

BAGIAN IX
PEMBENTUKAN BPL
Pasal 17
a. Pembentukan BPL di tingkat Cabang diputuskan pada keputusan tertinggi HMI
Cabang.
b. Status BPL disesuaikan dengan status HMI setingkat (persiapan atau penuh).
c. Dalam pembentukan BPL sekurang-kurangnya terdapat 3 anggota untuk selanjutnya
dibentuk kepengurusan dengan sekurang-kurangnya terdiri dari ketua umum, sekretaris
umum, dan bendahara umum.
d. Dalam hal ini, jumlah anggota BPL yang sedikit (di bawah 5 orang) diperbolehkan
merangkap jabatan.

BAGIAN X
PEMBEKUAN BPL
Pasal 18
a. Yang dimaksud pembekuan BPL adalah penghentian kegiatan BPL di tingkatan
tertentu.
b. BPL dapat dibekukan jika tidak melakukan kegiatan-kegiatannya.
c. BPL HMI Cabang dapat dibekukan oleh HMI Cabang setingkat apabila tidak
menyelenggarakan pelatihan instruktur selama 2 (dua) periode berturut-turut.
d. Pembekuan BPL dapat dibekukan dalam putusan tertinggi HMI setingkat.

BAGIAN XI
PERUBAHAN PEDOMAN DASAR BPL
Pasal 19
Perubahan Pedoman Dasar ini dapat dilakukan dalam forum Musyawarah Nasional BPL
HMI.
BAGIAN XII
PENJABARAN PEDOMAN DASAR BPL
Pasal 20

6
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
a. Penjabaran pasal 8 ayat b tentang kualifikasi keanggotaan BPL HMI akan dijelaskan
dalam Pola Pembinaan Pengelola Latihan.
b. Penjabaran pasal-pasal tentang keorganisasian BPL HMI akan dijelaskan dalam Tata
Kerja BPL HMI.
c. Penjelasan pasal 16 tentang atribut BPL dalam Penjelasan atribut BPL.
d. Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur dalam ketentuan lain dengan
tidak bertentangan dengan AD ART HMI dan pedoman HMI lainnya.

BAGIAN XIII
PENGESAHAN
Pasal 21
Pengesahan Pedoman Dasar BPL HMI ditetapkan pada MUNAS LPL Ke I, pada Juli
2007, di Jakarta, yang diperbaharui pada:
MUNAS I BPL di Jakarta pada Juli 2007,
MUNAS II BPL di Depok pada Oktober 2010,
MUNAS III BPL di Purwakarta pada Oktober 2013,
MUNAS IV BPL di Tanjung Pinang pada 15-20 Maret 2016.

7
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAB II
LANDASAN PERKADERAN
Landasan perkaderan merupakan pijakan pokok yang dijadikan sebagai sumber inspirasi dan
motivasi dalam proses perkaderan HMI. Untuk melaksanakan perkaderan, HMI bertitik tolak pada
lima landasan, sebagai berikut :
a. Landasan Teologis
Merupakan dasar atau sumber motivasi dan inspirasi, yang berasal dari nilai-nilai ke-Tauhid-
an yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Karena sesungguhnya ketauhidan manusia
adalah fitrah (Q.S. Ar-Rum :30) yang diawali dengan perjanjian primordial dalam bentuk persaksian
kepada Allah sebagai Zat pencipta (Q.S. Al-A’raf:172). Bentuk pengakuan tersebut merupakan
penggambaran penyerahan diri manusia kepada Zat yang mutlak. Kesanggupan manusia menerima
perjanjian primordial tersebut sejak peniupan ruh Allah ke dalam jasadnya di alam rahim memiliki
konsekuensi logis kepada manusia untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di dunia
kepada Allah sebagai pemberi mandat kehidupan.
Peniupan ruh Allah sekaligus menggambarkan refleksi sifat-sifat Allah kepada manusia.
Maka seluruh potensi ilahiyah secara ideal dimiliki oleh manusia. Prasyarat inilah yang
memungkinkan manusia menjadi khalifah di muka bumi. Seyogyanya tugas kekhalifahan manusia di
bumi berarti menyebarkan nilai-nilai ilahiyah dan sekaligus menginterpretasikan realitas sesuai
dengan perspektif ilahiyah tersebut. Namun, proses materialisasi manusia melalui jasad menimbulkan
konsekuensi baru dalam wujud reduksi nilai-nilai ilahiyah. Manusia yang hidup tanpa kesadaran ruh
ilahiyah hanya akan mengada (being) dalam kemapanan tanpa berupaya menjadi (becoming)
sempurna.
Manusia yangbecoming adalah manusia yang mempunyai kesadaran akan aspek
transenden sebagai realitas tertinggi. Dalam hal ini konsepsi syahadat akan ditafsirkan sebagai
monotheisme radikal. Kalimat syahadat pertama berisi negasi yang meniadakan semua yang
berbentuk tuhan palsu. Kalimat kedua lalu menjadi afirmasi sekaligus penegasan atas Zat yang
maha tunggal yaitu Allah SWT. Dalam menjiwai konsepsi diatas maka perjuangan kernanusiaan
diarahkan untuk melawan segala sesuatu yang membelenggu manusia dari yang dituhankan selain
Allah. Itulah thogut dalam perspektif Al-Qur’an.

Dalam menjalani fungsi kekhalifahannya maka internalisasi sifat Allah dalam diri manusia
harus menjadi sumber inspirasi. Dalam konteks ini, tauhid menjadi aspek progresif dalam menyikapi
persoalan mendasar manusia. Karena Allah adalah pemelihara kaum yang lemah
(rabbulmustadh’afin) maka meneladani sifat Allah juga berarti harus berpihak kepada kaum
mustadh’afin. Pemahaman ini akan mengarahkan pada pandangan bahwa ketauhidan adalah nilai-nilai
yang bersifat transformatif, membebaskan, berpihak dan bersifat revolusioner. Spirit inilah yang harus
menjadi paradigma dalam sistem perkaderan HMI.

8
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
b. Landasan Ideologis
Merupakan dasar atau sumber motivasi dan inspirasi, yang berasal dari spirit Islam sebagai
ajaran yang menjadi landasan nilai transformatif yang secara sadar dipilih untuk memenuhi kebutuhan
dan menjawab persoalan yang terjadi dalam masyarakat. Islam mengarahkan manusia untuk mencapai
tujuan dan ersuasi yang dicita-citakan. Untuk tujuandan idealisme tersebut maka umat Islam akan
ikhlas berjuang dan berkorban demi keyakinannya. Ideologi Islam senantiasa mengilhami, memimpin,
mengorganisir perjuangan, perlawanan, dan pengorbanan yang luar biasa untuk melawan semua status
quo, belenggu dan penindasan terhadap umat manusia.
Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad telah memperkenalkan Islam sebagai ideologi
perjuangan dan mengubahnya menjadi keyakinan yang tinggi, serta memimpin rakyat melawan kaum
penindas. Nabi Muhammad lahir dan muncul dari tengah masyarakat kebanyakan yang oleh
Al-Qur’an dijuluki sebagai “ummi”. Kata “ummi” yang disifatkan kepada Nabi Muhammad menurut
Ali Syari’ati dalam karyanya Ideologi Kaum Intelektual, berarti bahwa beliau berasal dari kelas
rakyat. Kelas ini terdiri atas orang-orang awam yang buta huruf, para budak, anak yatim, janda dan
orang-orang miskin (mustadh’afin) yang menderita, dan bukan berasal dari kalangan borjuis dan elite
penguasa. Dari kalangan inilah Muhammad memulai dakwahnya untuk mewujudkan cita-cita Islam.
Cita-cita Islam adalah adanya transformasi terhadap ajaran dasar Islam tentang persaudaraan
universal (Universal Brotherhood), kesetaraan (Equality), keadilan sosial (Social Justice), dan
keadilan ekonomi (Economical Justice). Ini adalah cita-cita yang memiliki aspek liberatif sehingga
dalam usaha untuk mewujudkannya tentu membutuhkan keyakinan, tanggung jawab, keterlibatan dan
komitmen. Hal ini disebabkan sebuah ideologi menuntut penganutnya bersikap setia (committed).
Dalam usaha untuk mewujudkan cita-cita Islam, pertama, persaudaraan universal dan
kesetaraan (equality), Islam telah menekankan kesatuan manusia (unity of mankind) yang ditegaskan
dalam Al-Qur’an, “Hai manusia ! kami ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan. Kami jadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sungguh yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah adalah yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui. “ (Q.S. Al-Hujurat :13). Ayat ini secara jelas membantah sernua konsep superioritas
rasial, kesukuan, kebangsaan atau keluarga, dengan satu penegasan dan seruan akan pentingnya
keshalehan, baik keshalehan ritual maupun keshalehan sosial, sebagaimana Al-Qur’an menyatakan,
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu berdiri karena Allah, menjadi saksi dengan
keadilan. Janganlah karena kebencianmu kepada suatu kaum, sehingga kamu tidak berlaku adil.
Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada taqwa dan takutlah kepada Allah…” (QS.
Al-Maidah : 8).
Kedua, Islam sangat menekankan kepada keadilan di semua aspek kehidupan. Dan keadilan
tersebut tidak akan tercipta tanpa membebaskan masyarakat lemah dan marjinal dari penderitaan ,
serta memberi kesempatan kepada kaum mustadh’afin untuk menjadi pemimpin. Menurut Al-Qur’an,
mereka adalah pernimpin dan pewaris dunia. “Kami hendak memberikan karunia kepada

9
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
orang-orang tertindas di muka burni. Kami akan menjadikan mereka pemimpin dan pewaris bumi”
(QS. Al-Qashash: 5) “Dan kami wariskan kepada kaum yang tertindas seluruh timur bumi dan
baratnya yang kami berkati. “ (QS. Al-A’raf : 37).
Di tengah-tengah suatu bangsa ketika orang-orang kaya hidup mewah di atas penderitaan
orang miskin, ketika budak-budak merintih dalam belenggu tuannya, ketika para penguasa membunuh
rakyat yang tak berdaya hanya untuk kesenangan, ketika para hakim mernihak kepada pemilik
kekayaan dan penguasa, ketika orang-orang kecil yang tidak berdosa dimasukkan ke penjara maka
Nabi Muhammad SAW menyampaikan pesan rabbulmustadh’afin : “Mengapa kamu tidak mau
berperang di jalan Allah dan membela orang yang tertindas, baik laki-laki, perempuan dan anak-
anak yang berdo’a, Tuhan kami ! Keluarkanlah kami dari negeri yang penduduknya berbuat zalim,
dan berilah kami perlindungan dan pertolongan dari sisi Engkau.” (QS. An-Nisa : 75). Dalam ayat
ini menurut Asghar Ali Engineer dalam bukunya Islam dan Teologi Pembebasan, Al-Qur’an
mengungkapkan teori kekerasan yang membebaskan yaitu “Perangilah mereka itu hingga tidak ada
fitnah.” (Q.S. Al-Anfal : 39) Al-Qur’an dengan tegas mengutuk Zulm (penindasan). Allah tidak
menyukai kata-kata yang kasar kecuali oleh orang yang tertindas. “Allah tidak menyukai perkataan
yang kasar/jahat (memaki), kecuali bagi orang yang teraniaya….” (QS. An-Nisa’ : 148).
KetikaAl-Qur’an sangat menekankan keadilan ekonomi berarti Al-Qur’an seratus persen
menentang penumpukan dan penimbunan harta kekayaan. Al-Qur’an sejauh mungkin menganjurkan
agar orang-orang kaya hartanya untuk anak yatim, janda-janda dan fakir miskin. “Adakah engkau
ketahui orang yang mendustakan agarna? Mereka itu adalah orang yang menghardik anak yatim.
Dan tidak menyuruh memberi makan orang miskin. Maka celakalah bagi orang yang shalat, yang
mereka itu lalai dari sholatnya, dan mereka itu riya, enggan memberikan zakatnya. “ (QS. AI-Maun :
1-7).
Al-Qur’an tidak menginginkan harta kekayaan itu hanya berputar di antara orang-orang kaya
saja. “Apa-apa (harta rampasan) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya dari penduduk negeri
(orang-orang kafir), maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, untuk karib kerabat Rasul, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, dan orang yang berjalan, supaya jangan harta itu beredar antara
orang-orang kaya saja diantara kamu … “(QS. Al Hasyr : 7). Al-Qur’an juga memperingatkan
manusia agar tidak suka menghitung-hitung harta kekayaannya, karena hartanya tidak akan
memberikan kehidupan yang kekal. Orang yang suka menumpuk-numpuk dan menghitung-hitung
harta benar-benar akan dilemparkan ke dalam bencana yang mengerikan, yakni api neraka yang
menyala-nyala (QS. Al-Humazah :1-9). Kemudian juga pada Surat At-Taubah : 34, Al-Qur’an
memberikan beberapa peringatan keras kepada mereka yang suka menimbun harta dan mendapatkan
hartanya dari hasil eksploitasi (riba) dan tidak membelanjakannya di jalan Allah.
Pada masa Rasulullah SAW banyak sekali orang yang terjerat dalam perangkap hutang
karena praktek riba. Al-Qur’an dengan tegas melarang riba dan memperingatkan siapa saja yang
melakukannya akan diperangi oleh Allah dan Rasul-Nya (Iihat, QS. Al-Baqarah: 275-279 dan

10
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Ar-Rum : 39). Demikianlah Allah dan Rasul-Nya telah mewajibkan untuk melakukan perjuangan
membela kaum yang tertindas dan mereka (Allah dan Rasul-Nya) telah memposisikan diri sebagai
pembela para mustadh’afin.
Dalam keseluruhan proses aktifitas manusia di dunia ini, Islam selalu mendorong manusia
untuk terus memperjuangkan harkat kemanusiaan, menghapuskan kejahatan, melawan penindasan dan
ekploitasi. AI-Qur’an memberikan penegasan “Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi
manusia supaya kamu menyuruh berbuat kebajikan (ma’ruf) dan melarang berbuat kejahatan
(mungkar) serta beriman kepada Allah (QS. Ali-Imran : 110). Dalam rangka memperjuangkan
kebenaran ini, manusia memiliki kebebasan dalam mengartikulasikan Islam sesuai dengan konteks
lingkungannya agar tidak terjebak pada hal-hal yang bersifat mekanis dan dogmatis. Menjalankan
ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah berarti menggali makna dan menangkap
semangatnya dalam rangka menyelesaikan persoalan kehidupan yang serba kompleks sesuai dengan
kemampuannya.
Demikianlah cita-cita Islam yang senantiasa harus selalu diperjuangkan dan ditegakkan,
sehingga dapat mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang adil, demokratis, egaliter dan
berperadaban. Dalam memperjuangkan cita-cita tersebut manusia dituntut untuk selalu setia
(commited) terhadap ajaran Islam seraya memohon petunjuk Allah SWT, ikhlas, rela berkorban
sepanjang hidupnya dan senantiasa terlibat dalam setiap pembebasan kaum tertindas (mustadh’afin).
”Sesungguhnya sholatku, perjuanganku, hidup dan matiku, semata-mata hanya untuk Allah, Tuhan
seluruh alam. Tidak ada serikat bagi-Nya dan aku diperintah untuk itu, serta aku termasuk orang
yang pertama berserah diri. “ (QS. AI-An’am : 162-163).
c. Landasan Konstitusi
Merupakan dasar atau sumber motivasi dan inspirasi, yang berasal dari aturan-aturan
organisasi. Dalam rangka mewujudkan cita-cita perjuangan HMI di masa depan, HMI harus
mempertegas posisinya dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara demi melaksanakan
tanggung jawabnya bersama seluruh rakyat Indonesia dalam mewujudkan masyarakat adil dan
makmur yang diridhoi oleh Allah SWT. Dalam pasal tiga (3) tentang azas ditegaskan bahwa HMI
adalah organisasi berazaskan Islam dan bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Penegasan
pasal ini memberikan cerminan bahwa di dalam dinamikanya, HMI senantiasa mengemban tugas dan
tanggung jawab dengan semangat keislaman yang tidak mengesampingkan semangat kebangsaan.
Dalam dinamika tersebut, HMI sebagai organisasi kepemudaan menegaskan sifatnya sebagai
organisasi mahasiswa yang independen (Pasal 6 AD HMI), berstatus sebagai organisasi mahasiswa
(Pasal 7 AD HMI), memiliki fungsi sebagai organisasi kader (Pasal 8 AD HMI) serta berperan
sebagai organisasi perjuangan (Pasal 9 AD HMI).
Dalam rangka melaksanakan fungsi dan peranannya secara berkelanjutan yang berorientasi
futuristik maka HMI menetapkan tujuannya dalam pasal empat (4) AD HMI, yaitu terbinanya insan
akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya

11
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Kualitas kader yang akan dibentuk ini kemudian
dirumuskan dalam tafsir tujuan HMI. Oleh karena itu, tugas pokok HMI adalah perkaderan yang
diarahkan kepada perwujudan kualitas insan cita yakni dalam pribadi yang beriman dan berilmu
pengetahuan serta mampu melaksanakan kerja-kerja kemanusiaan sebagai amal saleh. Pembentukan
kualitas dimaksud diaktualisasikan dalam fase-fase perkaderan HMI, yakni fase rekruitmen kader
yang berkualitas, fase pembentukan kader agar memiliki kualitas pribadi Muslim, kualitas intelektual
serta mampu melaksanakan kerja-kerja kemanusiaan secara profesional dalam segala segi kehidupan,
dan fase pengabdian kader, dimana sebagai output maka kader HMI harus mampu berkiprah dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan berjuang bersama-sama dalam mewujudkan cita-
cita masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
d. Landasan Historis
Merupakan dasar atau sumber motivasi dan inspirasi yang berasal dari fakta sejarah atau
historis, pendirian HMI pada tanggal 5 Februari 1947 tidak terlepas dari permasalahan bangsa yang di
dalamnya mencakup umat Islam sebagai satu kesatuan dinamis dari bangsa Indonesia yang sedang
mempertahankan kemerdekaan yang baru diproklamirkan. Kenyataan itu merupakan motivasi
kelahiran HMI sekaligus dituangkan dalam rumusan tujuan berdirinya, yaitu: pertama,
mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. Kedua,
menegakkan dan mengembangkan syiar ajaran Islam. Ini menunjukkan bahwa HMI bertanggung
jawab terhadap permasalahan bangsa dan negara republik Indonesia serta bertekad mewujudkan nilai-
nilai Islam dalam kehidupan manusia secara total.
Makna rumusan tujuan itu akhirnya membentuk wawasan dan langkah perjuangan HMI ke
depan yang terintegrasi dalam dua aspek keislaman dan aspek kebangsaan. Aspek keislaman
tercermin melalui komitmen HMI untuk selalu mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam secara utuh dalam
kehidupan berbangsa sebagai pertanggungjawaban peran kekhalifahan manusia, sedangkan aspek
kebangsaan adalah komitmen HMI untuk senantiasa bersama-sama seluruh rakyat Indonesia
merealisasikan cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia demi terwujudnya cita-cita
masyarakat yang demokratis, berkeadilan dan berkeadaban. Dalam sejarah perjalanan HMI,
pelaksanaan komitmen keislaman dan kebangsaan merupakan garis perjuangan dan misi HMI yang
pada akhirnya akan membentuk kepribadian HMI dalam totalitas perjuangan bangsa Indonesia ke
depan.
Melihat komitmen HMI dalam wawasan sosiologis dan historis berdirinya pada tahun 1947
tersebut, yang juga telah dibuktikan dalam sejarah perkembangnnya, maka pada hakikatnya segala
bentuk pembinaan kader HMI harus pula tetap diarahkan dalam rangka pembentukan pribadi kader
yang sadar akan keberadaannya sebagai pribadi muslim, khalifah di muka bumi dan pada saat yang
sama kader tersebut harus menyadari pula keberadannya sebagai kader bangsa Indonesia yang
bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita bangsa ke depan.

12
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
e. Landasan Sosio-Kultural
Merupakan dasar atau sumber motivasi dan inspirasi, yang bersumber dari kenyataan Islam
yang masuk di kepulauan Nusantara telah berhasil, merubah kultur masyarakat terutama di daerah
sentral ekonomi dan politik menjadi kultur Islam. Keberhasilan Islam yang secara dramatik telah
berhasil menguasai hampir seluruh kepulauan nusantara. Tentunya hal tersebut dikarenakan agama
Islam memiliki nilai-nilai universal yang tidak mengenal batas-batas sosio-kultural, geografis dan
etnis manusia. Sifat Islam ini termanifestasikan dalam cara penyebaran Islam oleh para pedagang dan
para wali dengan pendekatan sosio-kultural yang bersifat persuasif.
Masuknya Islam secara damai berhasil mendamaikan kultur Islam dengan kultur masyarakat
nusantara. Dalam proses sejarahnya, budaya sinkretisme penduduk pribumi ataupun masyarakat,
ekonomi dan politik yang didominasi oleh kultur tradisional, feodalisme, hinduisme dan budhaisme
mampu dijinakkan dengan pendekatan Islam kultural ini. Pada perkembangan selanjutnya, Islam
tumbuh seiring dengan karakter keindonesiaan dan secara tidak langsung telah mempengaruhi kultur
Indonesia yang dari waktu ke waktu semakin modern.
Karena mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam, maka kultur Islam telah menjadi realitas
sekaligus memperoleh legitimasi social dari bangsa Indonesia yang pluralistik. Dengan demikian
wacana kebangsaan di seluruh aspek kehidupan ekonomi, politik, dan sosial budaya Indonesia
meniscayakan transformasi total nilai-nilai universal Islam menuju cita-cita mewujudkan peradaban
Islam. Nilai-nilai Islam itu semakin mendapat tantangan ketika arus globalisasi telah menyeret umat
manusia kepada perilaku pragmatisme dan permissivisme di bidang ekonomi, budaya dan politik. Sisi
negatif dari globalisasi ini disebabkan oleh percepatan perkembangan sains dan teknologi modern dan
tidak diimbangi dengan nilai-nilai etika dan moral.
Konsekuensi dari realitas di atas adalah semakin kaburnya batas-batas bangsa sehingga
cenderung menghilangkan nilai-nilai kultural yang menjadi suatu ciri khas dari suatu negara yang
penuh dengan keragaman budaya. Di sisi lain, teknologi menghadirkan ketidakpastian psikologis
umat manusia sehingga menimbulkan kejenuhan manusia. Dari sini lah, nilai-nilai ideologi, moral dan
agama yang tadinya kering kerontang kembali menempati posisi kunci dalam ide dan konsepsi
komunitas global. Dua sisi ambiguitas globalisasi ini adalah tampilan dari sebuah dunia yang penuh
paradoks.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka Himpunan Mahasiswa Islam sebagai
bagian integral umat Islam dan bangsa Indonesia yaitu kader umat dan kader bangsa, sudah
semestinya menyiasati perkembangan dan kecenderungan global tersebut dalam bingkai perkaderan
HMI yang integralistik berdasarkan kepada perkembangan komitmen terhadap nilai-nilai
antropologis-sosiologis umat Islam danbangsa Indonesia sebagai wujud dari pernahaman HMI akan
nilai-nilai kosmopolitanisme dan universalisme Islam.

13
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAB III
KODE ETIK PENGELOLA LATIHAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PENDAHULUAN
Maha suci Allah yang telah menganugerahkan hamba-Nya kejernihan dan ketulusan hati
nurani terhadap sesama makhluk ciptaan-Nya. Bahwa kode etik merupakan kaidah yang mengatur
sikap dan perilaku agar dapat bertindak secara baik dan benar, dapat menghindari dari hal-hal yang
dianggap buruk, yang penghayatan dan pengamalannya didasari oleh moralitas yang dalam. Karena
pada dasarnya setiap orang dengan segala harapan dan keinginannya cendrung mendambakan
‘ketenangan dalam kelompok’ serta merasa bertanggung jawab terhadap kelompok tersebut, karena
dimana eksistensi dan misi yang dianggapnya mulia. Dengan demikian, maka kedudukan suatu kode
etik tersebut adalah sebagai tolak ukur kesetiaan anggota kelompok terhadap tata nilainya.
Pelaku-pelaku yang setia menekuni sikap dan tindakan seperti yang ditunjukan oleh kode etik,
mereka dikategorikan sebagai pengemban setia nilai-nilai kelompok yang diperjuangkannya, dan pada
saatnya mereka mendapat ganjaran yang terhormat dari anggota kelompoknya.
Sebaliknya, pelaku yang cenderung lalai dalam mengemban kode etik, pada saatnya akan
mendapatkan tekanan sosial dari kelompoknya yang menyadari dirinya untuk mengentalkan kesetiaan
pada tata nilai kelompok dengan jalan memberikan kepatuhan pada kode etik.
Demikian juga halnya pengelola latihan sebagai satu kelompok yang secara sadar terlibat
dalam proses pengelolaan pelatihan di HMI, perlu mendalami dan menaati kode etiknya yang
dirumuskan sebagai berikut:

BAGIAN I
SIKAP DAN PERILAKU
Pasal 1
Peran Keilmuan
Pengelola latihan memberikan perhatian tinggi pada kegiatan keilmuan, terutama pada materi yang
menjadi spesialisasinya dalam pelatihan, serta berusaha mencari relevansi penjelasan ilmu tersebut.
Pasal 2
Citra Kekaderan
Dalam forum manapun juga, pengelola latihan selalu menjaga nama baik kelompok/himpunan serta
mengembangkan citra kekaderan dengan tingkah laku simpatik.
Pasal 3
Peran Masyarakat
a. Pengelola pelatihan selalu berusaha menjadi satu dalam kegiatan masyarakat

14
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
dilingkungannya, serta berusaha memberikan andil agar kegiatan yang berlangsung tersebut
berjalan secara lebih bermakna bagi kemanusiaan dan berlandaskan Islam.
b. Berusaha menetralisir gambaran yang keliru tentang Islam maupun misi HMI pada kalangan
masyarakat yang mengalami salah pengertian.
Pasal 4
Membina Anggota
Pengelola pelatihan selalu berusaha mengikuti perkembangan kegoatan anggota dan ikut serta
dalamusaha meningkatkan kualitas anggota tersebut.
Pasal 5
Pengurus Struktur Kepemimpinan
a. Membagi waktu sebaik-baiknya agar tidak hanya “hanyut” dalam kegiatan rutin
operasionalisasi program, dengan selalu berprestasi pada perumusan dan evaluasi langkah
strategis perkaderan.
b. Tugas dan tanggung jawab pada jabatan pada pengurus struktur kepemimpinan disinergikan
dengan tugas dan tanggung jawab sebagai kelompok pengelola latihan.
Pasal 6
Aktifitas Kampus
1. Pengelola pelatihan pada periode tertentu mengkhususkan diri pada kesibukan kampus/intra
universitas, tetap selalu menjaga dan memelihara komunikasi serta terlibat secara adil dengan
langkah pengelolaan pelatihan.
2. Secara periodik pengelola pelatihan menunjukan prestasi di luar forum kemahasiswaan,
misalnya dunia kemahasiswaan, keilmuan seperti penulisan paper dan sebagainya.
BAGIAN II
PADA SAAT MENJADI PEMANDU
Pasal 8
Terhadap diri Sendiri
a. Pemandu putra: pakaian rapi, baju dengan krah, lengkap dengan sabuk dan sepatu, serta
menggunakan emblem kecil di dada dan muts.
b. Pemandu putri: pakaian sopan dengan mode yang menutup lutut dan lengan secara tidak
ketat, memakai sepatu dan perhiasan seperlunya.
c. Sedapat mungkin full time di arena pelatihan atau hanya meninggalkan arena apabila ada
keperluan sangat penting.
d. Membawa bahan bacaan yang berhubungan dengan kebutuhan pelatihan serta Al-Qur’an dan
terjemahannya.
e. Pada saat pelatihan berlangsung, apabila ‘teman spesial’ sedang berada di arena pelatihan
hendaklah tetap bertingkah laku wajar untuk tidak menimbulkan citra yang mengganggu
15
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
sosialisasi nilai.
Pasal 9
Sebagai Team Pemandu
a. Tim pemandu menjaga kerahaasiaan penilaian terhadap peserta pelatihan selama pelatihan
berlangsung dan mengumumkan pada akhir pelatihan setelah melakukan perhitungan prestasi
secara teliti.
b. Mengadakan pembagian tugas yang seimbang pada setiap sesi bagi setiap pemandu.
c. Memimpin studi Al-Qur’an (ba’da magrib) bagi peserta pelatihan secara khusus menurut
tingkat kemampuannya.
d. Memilih ayat-ayat Al-Qur’an untuk dibacakan pada acara pembukaan sesuai konteks
langsung dengan materi acara.
e. Mengambil alih tanggung jawab mengisi materi, apabila pemateri yang bertugas betul-betul
berhalangan, sedangkan waktu untuk mencari penggantinya sudah tidak memungkinkan.
f. Pada saat selesai pelatihan lansung menyelesaikan laporan pelatihan secara rapi dan lengkap
untuk dijilid.
Pasal 10
Terhadap Pemateri
a. Pemandu menyampaikan perkembangan pelatihan pada pemateri yang akan memberikan
materi, kamudian mempersilahkan mengisi materi apabila waktunya sudah tiba.
b. Selama pemateri berada di arena pelatihan maupun didalam forum pelatihan, agar pemandu
mengesankan sikap ukhuwah islamiyah terhadap pemateri.
c. Memanfaatkan waktu yang tersedia untuk berdiskusi (informal) dengan pemateri, baik segala
sesuatu yang berkaitan dengan perkaderan maupun topik umum yang aktual.
d. Pada sesi berikutnya, pemandu dapat memantapkan materi yang disampaikan terdahulu tanpa
keluar dari pola yang sudah ada.
Pasal 11
Terhadap Paserta Pelatihan
a. Pemandu menunjukan rasa penghargaan dan persaudaraan terhadap peserta pelatihan,
misalnya mulai pada penyebutan nama yang benar, memperhatikan asal-usul, bersabar
mengikuti jalan pikirannya, memahami latar belakangnya dan seterusnya.
b. Pemandu tidak menunjukan sikap atau tindakan yang membawa kesan pilih kasih.
c. Pemandu tidak menunjukkan senyum atau rasa geli yang berlebihan dalam menyaksikan
tindakan peserta pelatihan yang bersifat lucu.
d. Pemandu apabila terpaksa menjatuhkan sanksi terhadap peserta pelatihan, hendaknya dengan
cara mendidik dan teknik yang tidak berakibat menimbulkan antipati.
e. Pada dasarnya pemandu harus menyesuaikan diri dengan kesepakatan ketertiban peserta
16
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
pelatihan, dan memberi contoh shalat berjamaah maupun aktifitas masjid.
f. Diskusi (informal) dapat dilakukan dilokasi dengan peserta pelatihan yang sifatnya melayani
hasrat ingin tahu dari peserta pelatihan dengan menyesuaikan dengan penggarapan dalam
lokasi
g. Apabila suatu saat di arena pelatihan, pemandu “memiliki perasaan spesial” terhadap lawan
jenisnya hendaknya selalu bertindak dewasa sehingga tidak perlu menunjukan tingkah laku
yang mengandung penilaian negatif.
Pasal 12
Terhadap panitia
a. Pemandu selalu berusaha memahami kondisi dan permasalahan yang dihadapi panitia dengan
memberikan bimbingan maupun dorongan moril.
b. Hal-hal yang menyangkut fasilitas kesekretariatan pelatihan maupun konsumsinya diperlukan
hanya sebatas kemampuan panitia.
c. Menyesuaikan pengaturan cara atau di dalam dan di luar lokasi dengan persiapan teknis yang
selesai dikerjakan panitia, dengan lebih dulu mengadakan pemeriksaan.
d. Waktu luang dari panitia dimanfaatkan untuk melakukan diskusi tentang topik yang bersifat
memperdalam persepsi dan wawasan berfikir panitia.
Pasal 13
Terhadap Sesama Anggota
Badan Pengelola Latihan (BPL)
a. Rekan BPL yang tidak bertugas diajak untuk mempelajari jalannya pelatihan sekedar tukar
fikiran untuk mendapatkan hasil maksimal.
b. Dalam keadaan situasi pelatihan yang memerlukan bantuan untuk mempertahankan target
pelatihan maka rekan BPL yang berkunjung dapat diminta tenaga khusus.
Pasal 14
Terhadap Alumni
a. Alumni (terutama yang pernah mengelola pelatihan) yang berkunjung ke arena pelatihan,
kalau mungkin diperkenalkan dengan peserta pelatihan disertai dialog singkat tanpa merubah
manual.
b. Terhadap alumni tersebut, pemandu melakukan diskusi intensif mengenai perkembangan
perkaderan.
Pasal 15
Terhadap Masyarakat
a. Pemandu bertanggung jawab memlihara nama baik HMI pada masyarakat sekitar.
b. Pemandu mengatur kegiatan yang bersifat pengabdian masyarakat sekitar sesuai kebutuhan
masyarakat yang mungkin ditangani.
17
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGIAN III
PADA SAAT MENJADI PEMATERI
Pasal 16
Terhadap Diri Sendiri
a. Pemateri pada saat dihubungi panitia segera memberikepastian kesediaan atau tidak.
b. Membawa bahan bacaan yang berhubungan dengan kebutuhan pelatihan serta Al-
Qur’an dan terjemahannya.
c. Menyesuaikan pakaian pemandu.
d. Mengisi riwayat hidup sebelum masuk lokasi pelatihan.
Pasal 17
Terhadap Peserta Pelatihan
a. Pemateri memberikan kesempatan yang merata dan adil kepada peserta pelatihan untuk
bicara, serta menghargai pendapat peserta dan membimbing merumuskan pendapat mereka.
b. Pada saat peserta pelatihan berbicara hendaknya pemateri memberikan perhatian sungguh-
sungguh.
c. Peserta pelatihan yang konsentrasinya terganggu atau tertidur dan semacamnya hendaknya
ditegur.
d. Peserta pelatihan yang masih berminat berbincang diluar lokasi, hendaknya dilayani selama
kondisi memungkinkan.
Pasal 18
Terhadap Sesama Pemateri
a. Diusahakan sebelum mengisi materi, berdialog dengan rekan pemateri yang mengasuh materi
sejenis dan yang berkaitan.
b. Saling mengisi dengan materi yang disampaikan.
Pasal 19
Terhadap Team Pemandu
a. Memberikan informasi dan membantu memberikan pertimbangan kepada pemandu apabila
diperlukan atau bila terjadi kekurangsiapan dari pemandu, agar pelatihan berlangsung
mencapai target.
b. Membuat penilaian tertulis kepada BPL tentang kondisi pemandu, sebagai bahan
perbandingan evaluasi.

18
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGIAN IV
SANKSI
Pasal 20
Pelanggaran terhadap kode etik pengelola pelatihan akan dikenakan sanksi, dari sanksi paling
ringan (teguran lisan) sampai dengan yang paling berat (dikeluarkan dari BPL).

BAGIAN V
PENUTUP
Pasal 21
Hal-hal yang belum diatur dalam kode etik ini, akan disesuaikan dengan pedoman BPL dan
aturan operasional lainnya.

19
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAB IV
PEDOMAN DASAR INSTRUKTUR

A. PEDOMAN DASAR INSTRUKTUR PERDANA


1. Pemahaman Umum

Latihan kader I (Basic Training) di HMI memiliki proses yang panjang dan penuh
perhitungan. Melaksanakan kegiatan diawali dengan skema yang matang dan terukur. Hal
ini diperlukan agar tujuan dari LK I bisa tercapai sesuai dengan harapan panitia
penyelanggara, pengelola dan HMI secara umum. Secara sederhana, proses LK I diawali
dengan persiapan panitia pelaksana untuk melaksanakan kegiatan ini, kemudian panitia
meminta kesediaan pengurus BPL HMI Cabang untuk bersedia mengelola LK I dan
membentuk tim pengelola mulai dari Master Of Training (MOT) sampai instruktur yang
akan bertugas.
Kesepakatan awal dimulai sejak dilakukan MoU antara panitia pelaksana Dengan
pengurus BPL (MOT/ Pengelola). MoU berisikan kesepakatan dari kedua belah pihak.
Kesepakatan ini harus dilaksanakan dengan baik dan hal ini merupakan kekuatan hukum
dalam menjalankan kegiatan LK I. Apa pun yang menjadi kesepakatan tidak dibenarkan
untuk melanggarnya terlebih mengabaikannya. MoU dilakukan minimal satu minggu
sebelum LK I berlangsung, hal ini dikarenakan agar pengelola dan panitia dapat
mempersiapkan segala keperluan LK I dari awal sampai akhir dengan matang.
Setelah selesai penandatangan kesepahaman bersama (MoU), pengelola secara hukum
telah menjalankan proses LK I. Oleh karena itu pasca penandatanganan MoU pengelola
melaksakan rapat pengelola diawali dengan perkenalan antar pengelola. Hal ini diperlukan
untuk memperkuat silaturahmi dan mengikat emosional pengelola, karna pada prinsipnya
pengelola akan menjadi sebuah tim yang solid untuk menyelesaiakan amanah HMI
(perkaderan formal).
Kemudian, setelah pengelola menjadi sebuah tim, langkah selanjutnya adalah
melaksanakan rapat kerangka training dan kemudian dilanjutkan dengan metode screening
yang akan digunakan selama LK I berlangsung. Untuk hal teknis terkait kerangka training
dan screening akan dibahas pada pedoman dasar instruktur penuh.
Setelah selesai membentuk kerangka training dan metode screening, proses
selanjutnya adalah screening. Screening adalah proses identifikasi calon peserta yang akan

20
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
ikut prosesi LK I, diawali dengan membaca biodata peserta dan kemudian menggali latar
belakang calon peserta. Dalam proses ini instruktur harus mampu menggali secara dalam
profil calon peserta dan mengetahui apa motivasi calon peserta mengikuti LK I. Screening
bisa dilakukan dalam jangka waktu minimal 20 Menit oleh instruktur. Karna waktu yang
singkat akan menghasilkan data yang kurang akurat. Data hasil screening ini nantinya akan
menjadi bahan bahasan pengelola ketika rapat kelulusan peserta. Untuk hal teknis
pembahasan ini lebih lanjut akan dibahas di pedoman dasar instruktur magang.
Prosesi screening telah selesai dilaksanakan, proses selanjutnya adalah melaksanakan
rapat kelulusan peserta oleh tim pengelola. Semua data akan dipertimbangkan secara
matang oleh instruktur beserta tim master dan hasil rapat ini memunculkan nama-nama
peserta yang akan mengikuti LK I HMI.
2. Pemahaman Khusus
Instruktur adalah seorang pengayom yang memfasilitasi peserta LK I untuk bisa
mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh peserta selama prosesi training. Seorang pengayom
harusnya memiliki jiwa sosial yang baik dan keilmuan yang mumpuni. Jika dua hal ini tidak
dimiliki maka fungsi instruktur dalam pengelolaan tidak akan efektif. Minimal seorang
instruktur memiliki pemehaman tentang materi wajib HMI dan landasan perkaderan.
Kemudian akan terus berkembang seiring berjalannya waktu mengikuti training.
Sebelum instruktur terlibat dalam pengelolaan ada beberapa hal yang harus dipahami
terkait orientasi mengelola LK I HMI, yang pertama adalah pemahaman terhadap landasan
perkaderan dan kedua adalah kode etik instruktur. Dua hal ini adalah modal dasar sebelum
menjadi seorang instruktur. Pemahaman terkait landasan perkaderan bisa ditafsirkan dari
berbagai sudut pandang, secara sederhana landasan perkaderan bisa dipahami sebagai
berikut:
a. Landasan Teologis
“Allah SWT adalah Tuhanku”, kalimat ini dijadikan spirit perjuangan dalam
memperjuangkan ilmu dan agama Allah SWT. Ketika manusia telah mengakui bahwa
Tuhan itu adalah Allah SWT, maka tidak ada alasan apapun untuk melanggar perintah-
Nya dan akan mengerjakan apa yang menjadi kewajiban manusia. Bagian kecil dari
perintah Allah SWT adalah menyebarkan agama Allah SWT (Islam) kepada seluruh
umat manusia dimuka bumi. Islam mengajarkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan
bermasyarakat seperti menjalin ukhuwah Islamiah, ingat mengingatkan dalam
kebaikan dan kesabaran dan membantu orang yang kesusahan.
21
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Perintah ini yang melandasi instruktur untuk menyampaikan ajaran Allah SWT
kepada peserta LK I selama prosesi training. Oleh karena itu, sebelum instruktur
menyampaikan risalah kebenaran ini harusnya telah dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Jika manusia mengajarkan sesuatu sedangkan dia tidak mengerjakannya
maka tidak ubahnya seperti rumah mewah tetapi tidak berpenghuni.
Hal ini harus disadari oleh seluruh pengelola, nilai-nilai kebaikan Allah SWT
yang disampaikan kepada peserta, bukan soal kehebatan ilmu, kehebatan bahan bacaan
dan ingin menjadi Master of Training dalam mengelola LK I HMI. Ada hal yang jauh
lebih mulia yang dilakukan oleh instruktur yaitu membumikan ajaran Allah SWT
kepada seluruh umat manusia terutama umat islam.
b. Landasan Ideologis
“Islam adalah ajaran yang hak lagi sempurna”, kalimat ini dijadikan sebagai
prinsip manusia dalam menjalankan kehidupan di muka bumi. Kebenaran islam bisa
diperlihatkan dengan penciptaan bumi beserta isinya, kebenaran-kebenaran Al-Qur’an
yang terus terungkap membawa arah berfikir manusia yang mengatakan bahwa islam
adalah ajaran yang benar. Kesempurnaan islam telah dijamin oleh Allah SWT untuk
keberlangsungan hidup manusia. Sebagai sebuah ajaran, islam membawa berkah
bukan hanya kepada umat islam, tetapi juga berdampak baik kepada kaum kafir.
Cara berfikir seperti ini yang ditularkan oleh instruktur kepada peserta LK I,
melakukan diskusi, silang pendapat dan lain sebagainya adalah sebuah metode untuk
membuktikan bahwa islam adalah ajaran yang hak lagi sempurna. Sebelum bisa
menularkan ide ini kepada peserta tentunya instruktur harus memahami apa yang
dimaksud dengan islam sebagai sebuah ajaran dan islam adalah rahmatan lil ‘alamin.
c. Landasan Historis
Kemerdekaan Indonesia harus di pertahankan dan diisi dengan kader
potensial”, kalimat ini dijadikan motifasi instruktur dalam membentuk karakter
peserta LK I dengan memberikan pemahaman tentang perjuangan bangsa dan menjadi
motor perubahan untuk mencapai cita-cita negara.
Indonesia memerdekakan diri pada tahun 1945, sejak saat itu dan sampai
sekarang indonesia bebas dari jajahan fisik oleh negara adi kuasa. Namun secara
keilmuan dan budaya hari ini Indonseia masih terjajah dan mungkin lebih berbahaya
dari penjajahan fisik. Sejarah perjuangan pahlawan yang mengorbankan jiwa dan
hartanya untuk Indonesia harus dibayar mahal dengan cara mempertahankan apa yang
22
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
telah didapat dan mengisinya dengan calon pemimpin masa depan yang mampu
mencapai cita-cita negara Indonesia.
Dalam Islam, Allah SWT tidak melarang umatnya untuk berjuang
mempertahankan kemerdekaan negaranya selagi cara yang digunakan tidak
bertentangan dengan aturan Allah SWT. Memerdekakan kaum tertindas adalah sebuah
keharusan bagi umat Islam dimuka bumi, oleh karena itu perjuangan yang dilakukan
adalah dengan mempertahankan kemerdekaan dan mengisinya dengan perjuangan
yang berlandaskan kepada nilai-nilai keislaman.
Pemahaman ini harusnya dimiliki oleh instruktur yang kemudian akan
disampaikan kepada peserta, melalui wadah training selama beberapa hari. Instruktur
harus mampu menularkan nilai-nilai islam dalam memperjuangkan bangsa ini.
d. Landasan Konstitusi
“perkaderan adalah amanah organisasi HMI”, sebagai sebuah organisasi kader
HMI melakukan proses kaderisasi untuk anggotanya. Kaderisasi yang ada di HMI ada
dua bentuk, yang pertama adalah perkaderan formal dan kedua perkaderan informal.
Secara formal, HMI menuntut kadernya untuk melaksanakan kewajiban yaitu
menjalankan roda perkaderan dengan tujuan terbentuknya kader-kader baru yang akan
meneruskan estafet perjuangan HMI.
Secara aturan, instruktur mendapatkan legalitas mengelola dan membentuk
kader HMI memalui Badan Pengelola Latihan dalam proses LK I HMI. Sebuah
amanah yang harus dijalankan oleh instruktur adalah menjadi pemicu terbentuknya
kader-kader HMI yang mengemban mission HMI sipundaknya dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari. LK I merupakan ranah untuk menjadi sebab terbentuknya kader
HMI yang militan dan sesuai dengan keinginan HMI yang tertera pada tujuan HMI.
e. Landasan Sosio-Cultural
“Intelektualitas adalah budaya HMI”, kalimat ini menunjukkan bahwa interaksi
sesama anggota HMI harusnya berbau akademis yang mengedepankan intelektual dan
melahirkan budaya yang cerdas. Saling membesarkan adalah sebuah spirit yang
menunjukkan budaya HMI dalam berinteraksi. Budaya inteletual ini bisa dirasakan
dengan banyaknya diskusi dan forum-forum perdebatan antar sesama anggota HMI
dalam membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan misi keumatan dan kebangsaan.
Secara global budaya ini yang harusnya berkembang di HMI. Tidak dinaffikan bahwa
setiap wilayah memiliki adat dan budaya tersendiri, namun tetap apapun budaya yang
23
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
dipakai oleh kader HMI, tidak akan meninggalkan budaya intelektual dengan banyak
melakukan diskusi terkait persoalan umat dan bangsa.
LK I menjadi wadah dalam menjalankan budaya ini, dalam pelaksanaan LK I
setiap HMI Cabang diberikan wewenang untuk melaksanakan prosesi LK I sesuai
dengan kebudayaan setempat. Karna di HMI Cabang Padang memiliki pedoman
perkaderan yaitu lokak karya, suka atau tidak instruktur harus memahami loka karya
HMI Cabang Padang terkait persoalan prosesi LK I. Secara hukum setiap Cabang
memiliki kewenangan dalam menjalankan prosesi LK I sesuai dengan budayanya.

Dari lima hal diatas, instruktur bisa memahami mengapa setiap kader HMI yang ikut
mengelola. Bukan karna faktor eksistensi, politis dan lain sebagainya. Menjadi seorang
instruktur adalah bentuk pengabdian diri kepada Allah SWT, Bangsa dan Organisasi kita
HMI.
Persoalan kode etik instruktur, dipahami sebagai sebuah rambu-rambu dalam
menjalankan interaksi selama LK I berlangsung, didalam proses tersebut tim pengelolaan
dibagi menjadi beberapa tingkatan mulai dari instruktur perdana, magang dan penuh,
kemudian tim master terdiri dari Wakil Master of Training II, Wakil Master of Training I dan
Master of Training. Setiap tingkatan ini memiliki peran masing-masing, kekuasaan penuh
dipegang oleh Master of Training dalam pengambilan kebijakan. Penghargaan terhadap status
ini sangat diperlukan dalam sebuah tim, oleh karena itu penghargaan tersebut diaplikasikan
dalam bentuk kode etik.
3. Administrasi LK I HMI Cabang Padang
Administrasi LK I secara sederhana adalah kertas yang ditulis dengan bentuk apapun
yang ditempel dan diletakan kedalam map dan nantinya akan dibundel setelah selesai proses
LK dan menjadi arsip bagi pengurus BPL dan Komisariat. Administrasi diperlukan sebagai
alat bantu pengelola dalam menganalisa perkembangan peserta LK dan instruktur yang
sedang bertugas. Hal ini menjadi sangat penting karna akan dijadikan sebagai data dalam
menganalisa perkembangan peserta LK dan strategi apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Sekecil apapun administrasi selama LK memiliki kegunaan yang sangat penting dalam proses
analisa. Jangan pernah meremehkan administrasi yang ada didalam ruang pengelolaan.
Selama training berlangsung, ada banyak bentuk administrasi. Sebagai instruktur
perdana harus mampu mangetahui apa saja administrasi, fungsinya dan bagaimana cara
mengisi administrasi tersebut. Hal ini adalah modal dasar yang harus dikuasi oleh instruktur
24
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
perdana dalam proses LK I. Berikut beberapa administrasi yang ada selama proses LK I HMI
Cabang Padang:
a. Absensi Peserta
Absensi peserta adalah sebuah format yang terdiri dari Nomor, Nama, Asal
Komisariat dan paraf. Sebagai contoh lihat di lampiran
Absensi ini diisi setiap pengelola masuk keruang training termasuk Master of Training.
Gunanya adalah untuk melihat kehadiran peserta yang nantinya akan menjadi
pertimbangan untuk rapat kelulusan peserta dan menjadi pertimbangan tim master
untuk melihat permasalahan yang ada. Cara mengisinya dengan memberikan format
ini kepada peserta dan disuruh mengisi sesuai format yang telah ada. Setelah selesai
absensi ini dibawa keruang pengelola dan dimasukkan kedalam map absensi.
b. Absensi Rapat Pengelola
Absensi rapat pengelola adalah sebuah format yang terdiri dari Nomor, Nama,
Jabatan dan paraf. Sebagai contoh lihat di lampiran.
Absensi ini diisi setiap rapat pengelola dan disi oleh pengelola yang hadir saja, bagi yang
tidak hadir tidak dibenarkan untuk mengisi absensi. Hal ini menjadi bahan
pertimbangan oleh tim master untuk melihat perkembangan pengelola.
c. Absensi Rapat Panitia dan Pengelola
Absensi Rapat Panitia dan Pengelola adalah sebuah format yang terdiri dari
Nomor, Nama, jabatan dan paraf. Sebagai contoh lihat di lampiran.
Absensi ini diisi setiap rapat pengelola dan panitia. Gunanya adalah untuk melihat
kehadiran panitia dan pengelola dalam rapat tersebut.
d. Notulensi Rapat Pengelola
Notulensi rapat pengelola adalah hasil rapat yang dituliskan dan menjadi arsip
dalam pengelolaan LK I, untuk format lihat di lmpiran.
Notulensi ini berguna untuk mendokumentasikan apa yang dibicarakan pada rapat
pengelola dan menjadi pertimbangan tim master untuk mengambil keputusan.
e. Notulensi Rapat Panitia dan Pengelola
Notulensi rapat pengelola adalah hasil rapat yang dituliskan dan menjadi arsip
dalam pengelolaan LK I, untuk format lihat di lmpiran.
Notulensi ini berguna untuk mendokumentasikan apa yang dibicarakan pada rapat
pengelola dan panitia kemudian menjadi pertimbangan tim master untuk mengambil
keputusan.
25
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
f. Teaching Plan
Teaching Plan adalah sebuah format yang berisi kerangka materi yang akan
disampaikan kepada peserta diruangan training. Untuk format lihat di lampiran.
Teaching plan diperlukan untuk merancang kerangka materi dan dijadikan sebagai
kerangka bersama oleh tim instruktur diruangan training. Dalam penyampaian materi
diperlukan kesepahaman bersama terkait alur materi yg akan disampaikan selama
penyampaian materi. Jika hal ini tidak dilakukan maka ditakutkan materi yang
disajikan tidak tuntas. Pengisian teaching plan ini dilakukan sebelum masuk keruangan
training, lebih baik dirancang sebelum choacing materi.
g. Berita Acara
Berita acara adalah format yang menggambarkan kondisi ruangan training
(peserta dan materi). Berita acara pada prinsipnya adalah laporan tertulis dari
pelaksanaan penyampaian materi LK I. Kegunaannya adalah untuk melihat bagaimana
kondisi peserta dan materi apa yang disampaikan oleh instruktur didalam. Pengisian
format ini dilakukan didalam ruangan training, sehingga data yang ditulis lebih akurat
karena hal ini menjadi pertimbangan tim master untuk menganalisa.
h. Kartu Kontrol Afektif, Kognitif dan Psikomotorik
Kartu kontrol AKP adalah sebuah format yang berisikan tentang sikap (afektif),
wawasan keilmuan/kecerdasan (Kognitif), dan kemampuan menganalisa
(Psikomotorik). Kartu kontrol ini berguna untuk melihat tindakan yang dilakukan
peserta selama penyampaian materi dan pembicaraan apa yang dilakukan oleh peserta.
Pengisian ini dilakukan ketika materi berlangsung, bukan didalam ruangan pengelola.
Kartu Kontrol AKP ini berguna sebagai bahan pertimbangan bagi tim master untuk
melihat kondisi peserta.
i. Evaluasi Persesi
Evaluasi persesi adalah format penilaian peserta terhadap instruktur yang
memberikan materi. Format ini diisi didalam ruangan training diakhir materi. Penilaian
ini diperlukan sebagai bahan evaluasi instruktur dalam penyampaian materi. Hal ini
juga dibutuhkan tim master untuk melihat perkembangan instruktur yang sedang
bertugas.
j. Rekapitulasi Evaluasi Persesi
Rekapitulasi Evaluasi persesi adalah untuk memudahkan instruktur untuk
mengisi grafik perkembangan instruktur.
26
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
k. Evalusi Harian
Evaluasi harian adalah format yang berisikan evaluasi pelaksanaan LK selama
satu hari penuh, dan evaluasi ini dibawa oleh tim master ketika masuk ruangan pada
sesi terakhir. Hal ini diperlukan sebagai evaluasi pelaksanaan LK secara umum.
l. Biodata Pengelola
Biodata pengelola adalah identitas diri dari setiap pengelola yang ada mulai
dari MoT sampai Instruktur perdana. Hal ini diperlukan sebagai alat pengenal dan
bahan pertimbangan bagi tim master. Pengisian biodata pengelola dilakukan sebelum
proses LK I berlangsung
m. Biodata Pemateri
Biodata pemeteri adalah identitas pemateri yang diundang oleh tim master
untuk memberikan materi. Hal ini diperlukan untuk mengetahui identitas pemberi
materi dan bisa dipertanggung jawabkan. Pengisian biodata ini dilakukan sebelum
pemateri memasuki ruangan training.
n. Surat Izin Instruktur
Surat Izin Instruktur format yang berisi daftar izin instruktur yang disetujui
oleh tim master. Pengisian ini dilakukan sebelum instruktur meninggalkan lokasi
training.
o. Serba-serbi
Serba-serbi berisikan administrasi pendukung yang tidak termasuk dari poin a-
n.
Sebagai seorang instruktur, administrasi ini perlu dipahami dan dikerjakan sesuai
dengan ketentuan dari tim master yang bertugas. Kemudian terkait administrasi yang
ditempel pada dinding ruangan training bisa dijelaskan sebagai berikut:
a. Denah Peserta
Denah peserta yang tertempel didinding ruangan pengelola menunjukkan posisi
duduk peserta LK I yang bertujuan agar pengelola mudah menghafal nama dan posisi
duduk peserta. Hal ini diperlukan dalam mengidentifikasi peserta dan menjadi bahan
pertimbangan dalam menghidupkan forum.
Denah ini dirancang oleh MoT dari hasil orientasi awal dan dikerjakan oleh
Wamot II melalui asisten/instruktur yang ditunjuk. Sebelum masuk materi pada hari
pertama denah harus sudah terpasang.
b. Piranti Psikologi Umum
27
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Piranti Psikologi umum adalah piranti yang berisikan data peserta secara
umum. Isi didalam piranti tersebut adalah Jenis kelamin, asal kampung, asal fakultas,
asal kampus, asal SMA, pekerjaan ayah dan ibu, golongan darah, cita-cita, hobi, warna
kesukaan, motifasi masuk HMI, tahun lahir dan data lain seseuai kebutuhan training.
Fungsi data ini adalah untuk memprediksikan kondisi didalam ruangan training. Yang
dimaksud prediksi adalah dengan melihat kondisi psikologi peserta melalui latar
belakang peserta. Sebagai contoh peserta didominasi oleh mahasiswa yang berasal dari
jurusan agama, secara sederhana instruktur berasumsi bahwa peserta mengetahui
persoalan agama, kemudian peserta didominasi oleh mahasiswa yang hobi membaca,
secara sederhana wawasan peserta diasumsikan baik dan mungkin lebih pintar dari
instruktur. Contoh lain dijelaskan dalam pedoman instruktur magang.
Piranti ini dibuat oleh instruktur dipandu oleh Wamot II, dan sebelum masuk
materi perdana harus sudah selesai. Hal ini diperlukan untuk menganalisa
kemungkinan keadaan peserta ketika didalam ruangan taraining.
c. Grafik Perkembangan Peserta
Grafik perkembangan peserta adalah format yang berisikan hasil rekapitulasi
dari kartu kontrol AKP yang buat oleh instruktur didalam ruangan training. Didalam
format ini terdiri dari aktif terarah (AT), aktif tidak terarah (ATT), diam terarah (DT)
dan diam tidak terarah (DTT). Untuk penjelasan ini dibahas pada pedoman dasar
instruktur magang.
Grafik ini diisi oleh instruktur perdana dan cara mengisi grafik ini berdasarkan
ketentuan MoT melalui Wamot II.
d. Grafik Perkembangan Instruktur
Grafik perkembangan instruktur adalah format yang berisikan hasil rekapitulasi
dari evaluasi harian yang diisi oleh peserta ketika akhir materi. Setelah evaluasi
direkap, hasilnya ditulis dalam bentuk garafik. Hal ini diperlukan untuk melihat
perkembangan kemajuan instruktur untuk pertimbangan tim master dalam melihat
kualitas instruktur ketika memberikan materi. Grafik ini berisikan tentang penguasaan
materi, pengasaan kelas, teknik penyajian dan sikap. Penjelasan lebih lanjut dibahas
oleh MoT melalui Wamot I. Pengisian grafik ini dilaksanakan oleh instruktur perdana.
e. Piranti Kecendrungan Peserta
Piranti kecendrungan peserta adalah piranti yang berisikan tentang
kecendrungan peserta dilihat dari tipe driver, analitis, ekspresif dan amiabel.
28
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Penjelasan lebih lanjut dijelaskan dalam pedoman dasar instruktur magang. Piranti ini
diperlukan untuk mengetahui kecendrungan peserta ketika didalam ruangan.
Contohnya secara sederhana, jika peserta didominasi oleh tipe ekspresif maka
diasumsikan ruangan akan hangat dengan antusias peserta dalam bertanya dan
berpendapat, jika didominasi oleh tipe amiabel maka diasumsikan peserta akan
cenderung diam dan kekeluargaannya tinggi, dan jika didominasi oleh tipe driver maka
diasumsikan akan banyak terjadi perdebatan antar peserta.
Hal ini harus diketahui oleh instruktur sebelum masuk keruangan training. Hal
yang perlu diingat bahwa hal ini hanya bersifat asumsi, jika kondisi ini tidak terjadi
dalam ruangan training maka diasumsikan ada masalah terhadap peserta. Hal ini
menjadi bahan pertimbangan oleh tim master dalam mengambil langkah selanjutnya.
Piranti-piranti diatas harus ada dalam setiap prosesi LK I berlangsung,
dibeberapa Training tim master memiliki piranti tambahan untuk menunjang analisa
perkembangan peserta seperti:
a. Kode Etik Instruktur
Hal ini digunakan sebagai pengingat instruktur selama berada diruangan taraining
b. Kecendrungan warna, golongan darah, dll
Hal ini dugunakan untuk mempermudah instruktur dalam menganalisa kondisi
peserta.
c. Mind Maping
Kerangka berfikir berisikan profil peserta yang bertujuan untuk mempermudah
instruktur agar tidak bosan membuka map peserta. Hal ini diperlukan untuk proses
identifikasi peserta.

Secara umum piranti ini yang sering digunakan oleh pengelola dalam prosesi LK I.
Yang harus dipahami setiap MoT memiliki pola yang berbeda oleh sebab itu hal ini hanya
bagian kecil dalam sebuah pola pengelolaan LK I HMI Cabang Padang khususnya.
Hal paling mendasar yang harus diingat oleh instruktur adalah meluruskan niat
mengelola semata-mata mengacu kepada pedoman perkaderan HMI dan hanya
mengaharapkan Ridho Allah SWT dalam membentuk karakter pribadi. Yang mengikuti
tarining bukan hanya peserta tetapi juga pengelola termasuk MoT sendiri. Semoga hal ini
bermanfaat bagi seluruh instruktur perdana yang baru mengenal pengelolaan LK I HMI.

29
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
B. PEDOMAN DASAR INSTRUKTUR MAGANG
1. Pemahaman Umum
Dalam prosesi LK I, pengelola merumuskan sebuah tujuan bersama terhadap
peserta yang mengikuti training. Tujuan yang terpenting dari training ini adalah merubah
sikap peserta yang bermasalah menjadi stabil dan mengarahkan cita-cita sesuai keinginan
dan potensi diri peserta. Untuk mengubah sikap tentunya membutuhkan waktu yang
tidak sedikit karena tingkah laku cenderung dipengaruhui oleh kondisi lingkungan yang
membentuk karakter manusia.
Perubahan bisa saja terjadi dalam waktu yang relatif sedikit jika ditangani dengan
baik dan benar oleh beberapa orang yang paham dengan kondisi psikologis manusia.
Contohnya psikiater yang memberikan motifasi bagi pasiennya dalam beberapa kali
pertemuan saja. Tidak menutup kemungkinan bagi instruktur yang memiliki pengetahuan
sedikit tentang psikologi manusia bisa merubah sikap peserta LK I menjadi lebih stabil
dan dewasa.
Untuk merubahnya tentu instruktur harus memahami bagaimana kondisi
psikologi peserta memalui beberapa piranti yang telah dijelaskan pada pedoman dasar
instruktur perdana. Piranti yang terdapat dalam pengelolaan LK I ditujukan untuk
melihat kecendrungan kepribadian peserta. Dari sini instruktur bisa memahami masalah
yang sedang dihadapi dan mencari solusi layaknya seorang psikiater handal dalam
melayani pasiennya.
Disamping perubahan sikap yang menjadi keharusan instruktur, amanah
organisasi untuk menjadikan pribadi muslim yang berkualitas akademis juga tidak bisa
ditinggalkan. Terbentuknya diartikan sebagai sebuah proses pencarian individu anggota
HMI, namun hal ini tidak akan terjadi tanpa ada dorongan dari anggota HMI yang sadar
akan tanggung jawabnya untuk “mengakader” anggota lainnya.
Dua hal ini menjadi landasan berpijak bagi instruktur magang dalam mengelola
Lk I sehingga tujuan bersama pengelola bisa tercapai dengan baik. Pertama dalah
mengubah sikap peserta menjadi lebih baik (sesuai dengan nilai-nilai keislaman) dan
kedua adalah mendorong peserta untuk menghidupkan suasana akademis (diskusi). Dua
pekerjaan ini terkesan mudah namun dalam prakteknya akan mengalami beberapa
kendala seperti pemahaman psikologi yang masih kurang dan pribadi instruktur tidak
suka berdiskusi.
Untuk menjawab hal itu, dalam pedoman ini akan membahas beberapa hal
30
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
tentang psikologi selama LK I dalam upaya merubah sikap peserta dan mendorong
peserta menjadi insan akademis seperti yang diamanahkan oleh organisasi HMI.
2. Pemahaman Khusus
Seorang instruktur magang harus memiliki kemampuan untuk membaca kondisi
psikologi melalui piranti yang ada selama training berlangsung. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah instruktur dalam mengetahui latar belakang masalah yang sedang
dihadapi dan bagaimana cara memberikan motivasi terhadap peserta.
Proses identifikasi adalah hal pertama yang dilakukan oleh instruktur dengan
membaca biodata peserta dan piranti kecendrungan peserta, kemudian ditambah dengan
piranti-piranti lain seperti Baum tes, pemilihan jalan ke hutan, dan piranti lain hasil dari
pengambilan data oleh Wamot II dalam ruangan training.
Beberapa piranti yang ada selama training dan cara membacanya bisa dijelaskan
sebagai berikut:
a. Piranti Psikologi Umum
Berisikan tentang biodata peserta yang terdiri dari:
 Jenis kelamin
Menunjukkan bahwa dominasi perempuan atau laki-laki dalam
ruangan training, biasanya jika laki-laki lebih sedikit kondisi forum akan
relatif stabil dan tenang, namun jika laki-laki lebih banyak maka eksistensi
diri bagi seorang lelaki akan diperlihatkan
 Asal kampus
Asal kampus akan memperlihatkan ego gengsi kampus masing-masing,
perguruan tinggi negeri relatif akan berlagak pintar dan perguruan tinggi
negeri biasanya akan terlihat minder.
 Asal fakultas
Fakultas juga membawa ego tinggi dalam berdiskusi, bagi peserta yang
berasal dari fakultas agama diasumsikan mereka paham dengan agama, dan
yang memiliki latar belakang sosial maka akan banyak berbicara soal
masyarakat dan realita kehidupan.
 Asal Kampung
Asal kampung menentukan kepribadian. Contohnya daerah Pasaman
akan terkenal dengan kerasnya, agam dengan ketenangannya, padang dengan
ego anak kotanya, dan beberapa tempat lain yang tercermin dari interaksi
31
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
masyarakatnya.
 Cita-cita
Cita-cita menggambarkan tujuan yang ingin dicapai oleh peserta, jika
cita-citanya menjadi pejabat maka relasi yang dia butuhkan, jika menjadi
dosen maka keilmuan yang dia butuhkan, jika menjadi pengusaha maka
konseptual dan kemampuan bernego yang dibutuhkan.
 Hobi
Hobi menunjukkan kegemaran yang sering dilakukan, contohnya hobi
olah raga biasanya memiliki karakter dan fisik yang kuat, hobi membaca
biasanya memiliki daya analisa yang tajam, hobi jalan-jalan biasanya suka
keramaian dan mudah bosan dalam kondisi serius.
 Pekerjaan orang tua
Pekerjaan orang tua menjadikan peserta biasanya minder dalam hal
keuangan, jika pekerjaan orang tuanya adalah petani maka kesederhanaan
yang ada dalam dirinya, jika PNS/pengusaha maka kemewahan dan hidup
manja sering terlihat dalam tingkah laku peserta, polisi/tentara akan
memperlihatkan prinsip hidup yang keras dan cenderung disiplin.
 Golongan darah
A: Terorganisir, tipe pekerja sama, perfeksionis.
B: Nyantai, menikmati hidup
O: Berjiwa besar, mendominasi, tidak mau kalah, cendrung berpribadian
ganda.
AB: Unik, Nyeleneh, kreatif.
 Warna kesukaan
Merah : Agresif, menggebu-gebu
Biru: tenang dan penuh perhitungan
Kuning: Keceriaan, banyak akal
Hijau : Keras, ingin berkuasa, mudah berteman
Abu-Abu: Netral, tidak mudah menilai seseorang
Hitam: fisioner, suka ilmu, analisa tajam.
Coklat: kurang teliti, banyak hal yang ingin dikerjakan.
Orange: ceria, penuh harapan, ingin diperhatikan.
Putih: tidak suka konflik, objektif, individual
32
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
 Tahun lahir
Tahun lahir akan menunjukkan dua hal yang berbeda, faktor usia lebih
tua biasanya akan mengayomi atau merasa hebat sendiri, dan usia yang lebih
muda akan mudah untuk mengikuti perkataan instruktur, dan usia muda akan
cenderung labil dan suka menguji.
 Motivasi Masuk HMI
Banyak ragam motivasi peserta mengikuti LK I, ada yang dipaksa
senior, ingin mencari islam, belajar bicara, dan menambah jaringan/teman.
Pada dasarnya semua motivasi tidak salah yang terpenting bagaimana
instruktur mengarahkan menjadi motivasi yang sesuai dengan targetan LK I
HMI.
b. Piranti Kecendrungan Peserta
Banyak model untuk mengetahui kecendrungan peserta, salah satunya
adalah dengan mengetahui tipe analitis, driver, ekspresif dan amiabel:
 Analitis : Berfikir sebelum bicara, tidak mudah membuat janji, penuh
perhitungan dan cenderung mendengar. Posisi duduk analitis tegak lurus,
tangan terkadang berada disekitar muka. Orang analitis akan melihat dari
asat kebawah atau sebaliknya.
 Driver : mendominasi forum, tidak mau mengalah, kukuh dengan
pendiriannya, suka dipuji dan menghargai hasil. Gaya duduknya
membusungkan dada, jika berbicara menggunakan gerak badan dan
berbicara dengan lantang dan meyakinkan. Arah pembicaraan driver adalah
hasil.
 Ekspresif : Menggebu-gebu, sering berbicara meskipun tidak sesuai dengan
konteks, mengucapkan secara spontan disertai mimik wajah. Duduknya tidak
tenang cara melihat orang ekspresif adalah semua sudut.
 Amiabel : Tenang, mudah berteman, cenderung diam dari pada banyak
bicara, cenderung berbicara persoalan rasa. Gaya duduk amiabel adalah
membungkuk dan melihat kiri-kanan ketika berbicara.
c. Piranti Baum tes
Berbentuk gambar pohon dilihat dari akar, batang dan daun.
 Akar : akar yang banyak menunjukkan bahwa kegoyahan dalam diri,
belum memiliki prinsip hidup yang jelas dan membutuhkan teman
33
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
untuk bercerita/curhat. Jika akarnya sedikit menunjukkan bahwa
memiliki prinsip hidup, tidak mudah bergantung kepada orang lain dan
relatif stabil.
 Pohon : pohon yang digambar kecil menunjukkan rasa minder dan
malu-malu, sedangkan gambar pohon yang besar menunjukkan
keberanian diri dan tidak malu-malu, kepercayaan tinggi. Jika
gambarnya seimbang maka kematangan berfikir sudah baik dan
cenderung stabil. Pohon menggambarkan cara pandang hidup
sesorang, bagi yang menggambar dengan jelas dan detail menunjukkan
hidup yang teratur, disiplin dan penuh perhitungan, jika kecil dan tidak
detail menunjukkan hidup yang tidak teratur, mengabaikan hal kecil
dan berorientasi hasil. Pohon yang digambarkan memiliki lubang
menunjukkan trauma pada masa hidupnya, memiliki dahan yang patah
menunjukkan masalah besar dalam hidupnya sedang terjadi.
 Daun : daun seperti awan menunjukkan menutup diri untuk persoalan
pribadi dan sangat susah untuk berbagi. Daun berbentuk daun pisang
menggambarkan kecurigaan. Daun yang digambarkan tidak
beraturan/ruwet menunjukkan sedang ada masalah dalam pikirannya.
Daun yang digambar keci-kecil dan banyak menunjukkan hidup yang
teratur dan penuh perhitungan untuk hal-hal kecil.
d. Piranti Gambar Pemandangan
Berisikan pemandangan yang terdiri dari:
 Rumah: sebagai tempat berteduh yang menggambarkan kehidupan.
Jika rumahnya memiliki jendela dan pintu menunjukkan kepribadian
terbuka. Jika pintu dan jendela tertutup menunjukkan kepribadian yang
tertutup. Jika digambarkan dengan isi rumah menunjukkan bahwa suka
dipuji dan memperlihatkan kemampuan diri kepada orang banyak.
Rumah yang diberikan tangga menunjukkan berfikir sistematis dan
teratur. Atap disertai dengan antena menunjukkan butuh hiburan dalam
hidupnya.
 Pagar : pagar menunjukkan privasi yang sangat tinggi. Semakin
banyak pagar yang dibuat maka semakin besar kemungkinan menutup
diri dari persoalan pribadi.
34
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
 Ular : ular menunjukkan masalah. Ular yang menuju rumah artinya
masalah sedang dihadapi. Ualar melingkar dipohon artinya sedang
dalam masalah dan belum terpecahkan. Ular meninggalkan rumah
artinya baru keluar dari masalah. Semakin besar ular maka semakin
besar masalah yang sedang terjadi.
 Gunung
Gunung menunjukkan optimisme seseorang. Jika gunung digambarkan
bentuk kerucut maka memiliki fokus yang tinggi dalam berjuang. Dan
jika landai maka suka menunda-nunda pekerjaan.
 Burung
Burung melambangkan kebebasan. Yang menggambar burung artinya
hidupnya tidak bebas, kemungkinan dari orang tua atau pacar.
Cenderung ingin mencari kebebasan dalam hidup.
 Sungai
Sungai melambangkan ketenangan hidup. Cenderung butuh waktu lama
untuk sendiri dan berfikir dalam kondisi tenang.
 Posisi gambar
Posisi gambar menunjukkan cara berfikir. Yang menggambar tegak
menunjukkan cara pandang yang penuh sempit dan egois. Yang
menggambar horizontal pada kerta menunjukkan pandangan yang luas
dan tidak sempit. Jika gambar diberikan bingkai menunjukkan
keteraturan dan individualistik. Jika gambar melewati kertas
menunjukkan tidak bisa berfikir mendalam.
e. Piranti Memilih Jalan
Ada tiga pilihan jalan:
 Polisi: menunjukkan berfikir rasional, pragmatis dan suka bermain
dalam wilayah aman
 Hutan : menunjukkan jiwa petualang, suka hal baru, suka tantangan.
 Musuh : berfikir pendek, egois tinggi, emosi masih labil.
f. Piranti Memilih Tindakan
 Air Mendidih : menunjukkan kehati-hatian, takut kehilangan materi,
cenderung pragmatis.
 Anak Menangis : menunjukkan kasih sayang dan peduli sesama.
35
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
 Telfon Berdering : menunjukkan pribadi yang suka membangun relasi
dan cenderung berharap banyak dengan orang lain.
 Ketukan Pintu : menunjukkan jiwa pertemanan dan penghargaan yang
tinggi terhadap orang lain.

Beberapa piranti diatas bisa digunakan sebagai alat analisis terhadap kondisi psikologi
peserta. Yang harus diingat adalah piranti hanya bersifat kecenderungan yang artinya bisa
terjadi dan juga tidak. Ketika beberapa piranti menunjukkan hal yang sama maka bisa
diasumsikan benar dan jika tidak cocok mungkin ada yang salah dalam proses pengisian dan
pembuatan piranti oleh peserta.
Untuk mengetahui secara pasti langkah terbaik adalah dengan bertanya langsung.
Namun pengelola hanya memiliki waktu yang singkat jika harus bertanya kepada peserta apa
yang terjadi pada dirinya dan piranti ini adalah salah satu solusi untuk mengetahui masalah
peserta.
Jika hal ini telah diketahui oleh instruktur, maka proses identifikasi bisa dilakukan
dengan mudah. Untuk bisa memotifasi seseorang minimal instruktur memahami latar
belakang peserta dan hal apa yang diinginkan oleh peserta tersebut. Untuk bagaimana cara
memotivasi peserta silahkan berdiskusi dengan tim master dalam hal ini adalah Wamot II.
Pengetahuan dasar ini harus diketahui oleh instruktur magang agar mudah dalam
memberikan motifasi dan mengarahkan peserta menjadi pribadi muslim yang memiliki
intelektual tinggi. Harus dipahami setiap pengelolaan memiliki piranti yang berbeda-beda.
Namun secara umum hal diatas adalah piranti yang sering digunakan dalam pengelolaan LK I
HMI Cabang Padang.

C. PEDOMAN DASAR INSTRUKTUR PENUH


Dalam pengelolaan LK I HMI menghidupan budaya diskusi yang membahas
berbagai macam persolan sosial kemasyarakatan yang menunjang pencapaian tujuan
HMI yang tertera dalam pasal 4 anggaran dasar. Terbinanya insan akademis merupakan
salah satu kualitas insan cita yang harus dimiliki oleh anggota HMI untuk menjadi
seorang kader. Akademis diartikan sebagai sikap kritis, inofatif, kreatif serta mampu
berdiri dalam keilmuannya.
Insan akademis bukan sekedar konsepsi yang membentuk karakter anggota HMI,
namun lebih dari itu akademis dipandang sebagai sayarat mutlak yang harus dimiliki

36
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
oleh anggota HMI dalam berorganisasi. Membentuk sikap akademis tentunya
membutuhkan proses yang begitu panjang dan dinamis. Pengembangan ilmu
pengetahuan dan pemikiran-pemikiran hebat dimulai dari insan akademis ini.
Kemampuan untuk memahami dan menganalisa sebuah masalah yang terjadi adalah ciri
dari insan akademis yang diharapkan.
Kita mengenal Nurcholish Madjid atau yang kerap disapa Cak Nur, melahirkan
pemikiran tentang politik islam dan sampai hari ini nama beliau masih sering terdengar
dalam kajian politik islam di Indonesia. Pemikiran beliau tentunya tidak terlepas dari
pemahaman agama islam dan praktek politik yang terjadi di Indonesia. Praktek politik
yang didapat dalam aktifitas organisasi HMI melahirkan sebuah tulisan yang
menyandingkan antara agama dengan politik tanah air.
Ketajaman analisa Cak Nur mustahil rasanya didapat dalam waktu yang singkat.
Sebelum melahirkan pemikiran ini tentunya beliau telah melatih daya kritis dan inovatif
selama berkegiatan dalam organisasi. Dengan latihan yang matang maka melahirkan
pemikiran yang beliau tuangkan dalam NDP sebagai ideologi HMI.
Hal semacam ini yang harusnya dilakukan oleh kader HMI hari ini, untuk
menciptakan sebuah pemikiran gemilang harus dimulai dari hal paling sederhana seperti
diskusi yang diteruskan dengan menuliskan hasil diskusi tersebut. Untuk memulainya
butuh komitmen yang tinggi dan rutin dalam menjalankannya.
Komitmen ini lah yang menjadi tugas besar instruktur penuh dalam pengelolaan
LK I HMI terhadap peserta. Memberikan pencerahan dan menarik minat peserta untuk
melakukan diskusi agar daya analitis dan kristis terasah dengan baik melalui proses LK I.
Sebelum menjadi mediator dalam berdiskusi tentunya seorang instruktur harus
terlebih dahulu memahami sebuah materi yang didiskusikan dan telah matang sebelum
menyampaikannya kepada peserta. Jika seorang instruktur tidak memahami materi yang
disampaikan bagaimana daya kristis dan analisa akan timbul dari peserta. Hal pertama
yang harus dikuasai oleh instruktur penuh adalah bagaimana memahami beberapa materi
yang disampaikan kepada peserta.
Materi yang biasanya disampaikan dalam LK I adalah 5 materi wajib (Sejarah,
Konstitusi, Mission, NDP, dan KMO) kemudian ditambah dengan materi pengayaan
(Filsafat Ilmu, MSKP, Public Speaking, Teknik sidang dan lain sebagainya). Minimal
materi ini yang harus dikuasai oleh instruktur penuh. Setiap materi ini memiliki sub
bahasan dan yang terpenting memiliki nilai didalamnya.
37
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Secara sederhana, seorang instruktur penuh harus menyampaikan berbagai
macam sub bahasan beserta nilai yang terkandung didalamnya. Yang terpenting adalah
peserta memahami materi secara sederhana dan kondisi forum dipenuhi dengan suasana
diskusi.

38
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAB V
BUKU SAKU INSTRUKTUR ENCEP ANIF AHMAD

PERINGATAN
Sebaiknya jangan membaca buku ini, jika kita :
➢ Tidak menikmati kerjasama dengan oranglain
➢ Tidak memiliki waktu untuk bersamamereka
➢ Tidak maumemberi

Karena fasilitator yang baik adalah orang yang mau mengerti orang lain, kita tidak
bisa mengontrol orang lain, tetapi kita bisa mempengaruhinya !

Saling memberi akan membawa kita pada kegairahan. Kita tidak perlu membuat sesuatu
yang berbeda, tetapi buatlah sesuatu dengan cara yangbeda.

APAKAH PERKADERAN ITU ?

39
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
APAKAH PERKADERAN ITU ?

SEBUAH PERTANYAAN
Apakah perbedaan dari organisasi kader dan organisasi massa ?

Terlepas dari kesamaan bahwa mereka memiliki anggota yang terdiri dari orang-orang
yang memiliki kualitas tinggi (misalnya), organisasi massa hanya tempat berkumpul
orang-orang yang memiliki tujuan sama, berbeda dengan organisasi kader :

➢ Terdapat misi yang mempengaruhi individu didalamnya


➢ Terdapat proses untuk melahirkan orang-orang unggul

‘’Keunggulan Bukanlah Suatu Kebetulan’’

40
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
APAKAH PERKADERAN ITU ?

DEFINISI

“Cadre is a small group of people who are specially chosen and trained for a
particular purpose, or “cadre is a member of this kind of group; they were to become
the cadres of the new community party “ (AS. Hornby)

Dengan bahasa sederhana yang dimaksud dengan kader :

“Sekelompok orang yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi tulang
punggung bagi kelompok yang lebih besar”

Dalam konteks Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), maka pengertian dari perkaderan
adalah :

“Usaha organisasi yang dilaksanakan secara sadar dan sisternatis selaras dengan
pedoman perkaderan HMI, sehingga memungkinkan seorang anggota HMI
mengaktualisasikan potensi dirinya menjadi seorang kader Muslim - Intelektual -
Profesional, yang memiliki kualitas insan cita.

41
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
APAKAH PERKADERAN ITU ?

TUJUAN
Perkaderan HMI bertujuan untuk :

“Terciptanya kader muslim-intelektual-profesional yang berakhlakul karimah serta mampu


mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil ardh dalam upaya mencapai tujuan organisasi”

TANPA PERKADERAN

42
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PERKADERAN ITU ?


LANDASAN
Inti Landasan perkaderan HMI secara umum ialah :

▪ Landasan Teologis
Membawa kita untuk mengekspresikan diri sebagai manifestasi Tuhan di muka bumi,
bahasa gaulnya adalah menjadikan Al-Qur’an sebagaiimam.
▪ Landasan Ideologis
Mengingatkan kita bahwa tujuan akhir kita adalah mengabdi pada Allah SWT, sehingga
ruh Islam harus menjadi penggerak dalam setiap aspek kehidupan.
▪ Landasan Konstitusi
Setiap tarikan nafas HMI adalah perjuangan, dan nuansa saling memberi, yang dalam
bahasa sunda “Saling Asah, Saling Asih, Saling Asuh”
▪ Landasan Historis
Kesadaran atas komitmen keumatan dan komitmen kebangsaan
▪ Landasan Sosio-Kultural
Kesadaran atas adanya kearifan lokal, sains adalah budaya dan tidak ready for use

43
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
APAKAH PERKADERAN ITU ?

ASPEK
Dalam perkaderan HMI ada beberapa aspek yang menjadi fokus perhatian, yaitu :

❒ Pembentukan integritas watak dan kepribadian (aspekafektif)


❒ Pengembangan kualitas intelektual (aspekkognitif)
❒ Pengembangan kemampuan profesional (aspekpsikomotorik)

‘’Kader HMI adalah Kader yang Beriman,


Berilmu, dan Beramal’’

44
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
APAKAH PERKADERAN ITU ?

POLA
Perkaderan HMI memiliki pola dasar yang sistematis, ini baru bisa menunjukan hasil, jika dan
hanya jika dilakukan secara konsisten.

Rekrutm - Kriteria rekrutmen


en - Kriteria sumber kader
- Kriteria kualitas calon kader
- Metode & pendekatan
Pembina * LatihanKader € -LatihanKaderI
- Latihan Kader II
an
- Latihan Kader III
*Pengembangan€ - UpGrading
- Pelatihan
- Aktifitas
Pengabdi Jalur Profesi
an

45
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
APAKAH PERKADERAN ITU ?

PELATIHAN/TRAINING
TRAINING FORMAL

Latihan Kader I (Basic Training)


“Terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, sadar akan fungsi dan
peranannya dalam berorganisasi, serta hak dan kewajibannya sebagai kader umat dan kader
bangsa”

Latihan Kader II (Intermediate Training)


“Terbinanya kader HMI yang mempunyai kemampuan intelektual dan mampu mengelola
organisasi serta berjuang untuk meneruskan dan mengemban misi HMI”

Latihan Kader III (Advanced Training)


“Terbinanya kader pemimpin yang mampu menerjemahkan dan mentransformasikan pemikiran
konsepsional secara profesional dalam gerak perubahan sosial"

46
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PERKADERAN ITU ?

PELATIHAN/TRAINING
TRAINING NON-FORMAL

“Terbinanya kader yang memiliki skill dan profesionalisme dalam bidang manajerial,
keinstrukturan, keorganisasian, kepemimpinan, kewirausahaan, dan profesionalisme lainnya”

“Pelatihan bukan mengajari,


tetapi memberi contoh”

47
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
APAKAH PERKADERAN ITU ?
MATERI TRAINING
Latihan Kader I
☼ Sejarah Perjuangan HMI
☼ Konstitusi HMI
☼ Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI
☼ Mission HMI
☼ Kepemimpinan, Manajemen, dan Organisasi (KMO) - dasar

Latihan Kader II
☼ Pendalaman NDP HMI
☼ Pendalaman Mission HMI
☼ KMO – lanjut
☼ Teori-teori Perubahan Sosial
☼ Ideologi, Politik, Organisasi, Strategi, dan Taktik.

Latihan Kader III


☼ Pendalaman NDP HMI
☼ Pendalaman Mission HMI
☼ KMO – mahir
☼ Wawasan Internasional

48
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PERKADERAN ITU ?

CATATAN

APAKAH PENDIDIKAN ITU ?

49
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
APAKAH PENDIDIKAN ITU ?

SEBUAH PENGERTIAN
Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.

Pendidikan bukan
membuat
manusia menjadi
robot-robothayati.

Pendidikan yang
baik adalahpembelajaran.

Belajar adalah sikap


pro aktif sang pelajar.

Pendidikan adalah kesadaran.

Oh….
Nasib…. Kalo Tangan kirinya lurus……!!!
Tolol banget sih lo.…..!!! Mana
lagi belajar… ada boneka salju tangannya
miring ….!

50
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PENDIDIKAN ITU ?

BELAJAR

Masa’ sich
Kayaknya sih gambar Gambar apaan ?
yang lagi gituan nih Ih...... itunya gede banget

Bukan ah… Mending kita cari


tahu sama yang
ahli…. OK !

Belajar adalah mencari tahu apa yang ingin diketahui

51
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

Belajar adalah introspeksi diri.

52
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PENDIDIKAN ITU ?

METODE PENDIDIKAN

53
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

Posisi Andragogi Pedagogi


Pendidik Mengajari, guru Bertukar
adalah kakek segala pengalaman
tahu (WiroSableng) Saling
memberi,
sharing
pengalaman

Peserta didik Menerima apa yang Peserta didik


diberikan pendidik adalah gelas
yang terisi,
tinggal diolah,

Asumsi Peserta didik adalah atau peserta


gelas kosong yang didik telah
harus diisi atau tidak memiliki
tahu apa-apa pengetahuan,
tinggal
bagaimana
menggunakan
pengetahuan itu

Komunikasi belajar Satu arah/ Linier Multi arah/ Spiral

54
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PENDIDIKAN ITU ?

POLA BELAJAR EFEKTIF


PENGALAMAN

PENERAPAN PENGUNGKAPAN

KESIMPULAN ANALISIS

Belajar adalah proses yang berlangsung terus menerus, jika tidak ada perubahan maka
pada dasarnya kita tidak belajar.

55
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PENDIDIKAN ITU ?

KENAPA KITA HARUS BELAJAR ?


Kita harus belajar, karena :

✓ Dengan belajar kita bisa tahu bahwa kita tidaktahu


✓ Dengan belajar kita bisa memperbaikidiri
✓ Dengan belajar kita bisa mencapaicita-cita
✓ Dengan belajar kita bisa……………………………

“Belajarlah sejak dari buaian, sampai liang


lahat”

56
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PENDIDIKAN ITU ?

HAMBATAN DALAM PEMBELAJARAN


Dalam pembelajaran terdapat beberapa hambatan yang dapat menghalangi kita untuk
senantiasa belajar, hambatan itu antara lain :

❖ Keterbatasan informasi
❖ Ambiguitas
❖ Rasionalitas yang terbatas
❖ Peta kognitif yang cacat
❖ Jebakan pola pemahaman
❖ Rutinitas
❖ Kegagalan implementasi

Hambatan itu harus dieliminasi, walaupun tidak mungkin untuk hilang, itulah kenapa kita
belajar.

“Jangan biarkan apa yang tidak bisa kita lakukan menghalangi apa
yang bisa kita lakukan”

57
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PENDIDIKAN ITU ?

CATATAN

58
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PELATIHAN ITU ?

59
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
APAKAH PELATIHAN ITU ?

SEBUAH PERTANYAAN
Apakah kesamaan antara para petenis, pegolf, dan atlet kelas dunia ?

Terlepas dari kesuksesan dan kekayaan mereka yang besar, mereka masing-masing memiliki
seorang pelatih. Mengapa begitu ? Sang pelatih ada untuk membantu :
☼ Membangun kesuksesan mereka
☼ Menekankan setiap detail yang dapat mempertajam keahlian dan teknik bermain mereka
☼ Merencanakan strategi untuk menghadapi pertandingan-pertandingan penting
☼ Tetap menjadi yang terbaik di dunia yang penuh persaingan

Sebuah tim juga dapat memiliki pelatih-pelatih, yaitu orang-orang yang ahli yang dapat
membantu kelompok atau pemain tertentu. Para pelatih juga dapat ditemui dalam kelompok
drama, pidato, atau musik; membantu orang melalui perubahan sekaligus juga mengembangkan
karir.

60
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PELATIHAN ITU ?

DEFINISI
Definisi seorang pelatihmencakup: “suatu alat transportasi – sebuah kendaraanbermotor
besar yang membawa para penumpang dari suatu tempat ke
tempat lain”

61
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Lagi
n “seseorang yang terlatih dalam kegiatan olah raga tertentu, memberi pelajaran khusus kepada
g orang lain untuk mempersiapkan mereka misalnya untuk sebuah ujia
a
p
a
i
n
t
u
c
h

.
K
o
k
it
u
n
y
a
d
ij
il
a
t-
ji
l
a
t,
e
n
a
k
y
a
?

62
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

63
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
APAKAH PELATIHAN ITU ?

DEFINISI DALAM PERKADERAN

Dalam konteks perkaderan, pelatihan berarti penciptaan suatu lingkungan dimana anggota dapat
memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan prilaku yang spesifik
dalam pencapaian tujuan organisasi.

Kata-kata kuncinya adalah :

Penciptaanlingkungan : dengan menggunakan serangkaian upaya untukmemberikan


stimulan kepada setiap kader untuk belajar
Mempelajarisesuatu : memberikan kesempatan pada setiap kader untuksenantiasa
meningkatkan kemampuannya sehingga dapat menjadi kader yang
unggul
Pencapaian tujuan organisasi : memberikan arahan kepada setiap kader untuk senantiasa
istiqomah dalam berjuang mencapai

Pada dasarnya tujuan pelatihan akan membawa ke arah yang lebih baik.

64
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PELATIHAN ITU ?

PERAN SEORANG PELATIH


Seorang pelatih menolong orang melakukan sesuatu dengan lebih baik daripada yang
sudah mereka lakukan, dan membangun keahlian dan kepercayaan diri mereka dalam
kurun waktu tertentu. Hasilnya jarang dipetik hanya dalam waktu semalam.

Seorang pelatih berpikir dan bertindak dengan cara :


 Membiarkan, bukan mengontrol
 Membagi pengetahuan, bukan menyimpannya
 Terbuka bagi orang lain, dengan cara selalu siap jika diperlukan
 Melibatkan orang lain, bukan membiarkan mereka di kejauhan
 Mendorong orang lain melampaui tingkatan mereka sebelumnya
 Menjadi mitra kerja

“Kita tidak dapat mengajarkan apa pun pada seseorang, kita hanya bisa
menolongnya untuk menemukan bagi dirinya sendiri”

65
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PELATIHAN ITU ?

PERAN SEORANG PELATIH


Seorang pelatih :
❖ Membangun sebuah hubungan yang khusus dengan memperlakukan setiap orang dengan
setara
❖ Belajar dari kegagalan,atau suatu kesalahan, dan juga keberhasilan
❖ Menghasilkan sesuatu dengan melaksanakannya, bukan sekedar berbicara
❖ Memberdayakan orang lain – dengan membagi kemampuan, pengalaman, dan juga nilai-
nilai
❖ Merencanakansebuahhubunganyangberkelanjutan,bukanhanyahubungansesaat
Pelatihan adalah kunci untuk menciptakan sebuah organisasi yang lebih terbuka dan menghargai
orang – keahlian, ide, dan kontribusi mereka – dan sewajarnya berusaha memberdayakan setiap
individu. Agar lebih efektif, pelatihan harus diadakan pada setiap tingkat dalam organisasi .

66
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PELATIHAN ITU ?

MANFAAT

MANFAAT PELATIHAN BAGI INDIVIDU

Saat dilatih, kita :


► Mendapatkan sesuatu dari mereka yang kita kenal danpercayai
► Belajardengankecepatanbelajarkitasendiri,dandarihubunganpribadi
► Mendapatkanmasukanatasapayangkitapelajaridanbagaimanakitabelajar
► Mengembangkan keahlian yang diperlukan bagi pekerjaan kita sekarang atau dimasayang
akandatang
► Dapat menggunakan pengalaman dari orang yang pernah melakukannya dan
belajardarikegagalan atau keberhasilanmereka
► Tidak dipermalukan jika kita mendapat suatukegagalan
► Dapatmenerapkanapayangkitapelajarikedalamsituasiyangkitahadapi
► Tidak berhenti belajar dan mengembangkandiri
“Belajar adalah sebuah harta yang mengikuti pemiliknya ke mana saja”.

67
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PELATIHAN ITU ?

MANFAAT
MANFAAT PELATIHAN BAGI TIM DAN PELATIH
Sebuah tim mendapat manfaat karena :
Memahami tujuan-tujuan yang harus dicapainya
Memfokuskan orang ke arah yang benar
Meningkatkan taraf keahlian para anggota tim

Sang pelatih mendapat manfaat karena :


Mengembangkan hubungan yang lebih dekat
Menemukan cara-cara baru untuk membantu orang
Menerima umpan balik
Melihat orang lain bertumbuh

68
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
APAKAH PELATIHAN ITU ?

MANFAAT
MANFAAT PELATIHAN BAGI ORGANISASI

Organisasi akan dapat :


► Mendekatkan individu-individu dan membagi pengetahuan, keahlian, dan pengalaman,
sehingga semua pihak dapat belajar
► Memanfaatkan setiap kesempatan yang berhubungan dengan tujuan untuk belajar dari
situasi yang sebenarnya
► Lebih menghemat waktu dibandingkan dengan mengikuti pelatihan dan lokakarya diluar
► Mempermudah penerapan belajar ke dalam situasi kerja
► Memberikan cara-cara yang hemat dan efektif untuk membangun orang lain
► Memunculkan iklim yang cocok untuk belajar, memperoleh dukungan, dan rasa
memiliki yang berkesinambungan
► Meningkatkan kualitas pekerjaan

69
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PELATIHAN ITU ?

SITUASI YANG COCOK


Kita memiliki peluang untuk melatih di saat :
☼ Kita ditanyai tentang cara melakukan suatu hal
☼ Orang lain memerlukan nasihat kita
☼ Seseorang mengatakan bahwa yang lain tidak mampu mengerjakan suatu hal
☼ Pendapat kita dibutuhkan dalam suatu pengambilan keputusan
☼ Kita melihat bahwa suatu tugas dapat dikerjakan dengan lebih cepat,
lebih baik, dan lebih murah
☼ Terjadi kesalahan

Pada kenyataannya, dalam situasi apa pun, ketika kita ingin orang lain dapat
meningkatkan taraf keahlian, kemampuan, dan kinerja mereka saat ini secara
keseluruhan.

70
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
APAKAH PELATIHAN ITU ?

SITUASI YANG TIDAK COCOK


Pelatihan tidak cocok diberikan :
► Dalam keadaan darurat yang membutuhkan suatu tindakan
(tetapi, pastikan kita akan membicarakannya setelah itu sehingga situasi tersebut
dapat dipelajari)
► Bila seseorang benar-benar tidak ingin dilatih
► Jika suatu perubahan dipaksakan melalui suatu lembaga
► Dalam situasi disiplin yang formal.

71
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PELATIHAN ITU ?

APAKAH PELATIHAN AKAN SELALU BERHASIL ?


Tidak ! Terutama :
- Dalam sebuah lingkungan yang selalu memerintah orang-orang untuk melakukan sesuatu
sehingga tidak ada kebebasan memilih dan dihukum karena kesalahan yang mereka lakukan
- Dalam suasana yang didasari oleh rasa takut
- Jika hubungan antara pelatih dan orang lain tidak baik
(sehingga dengan sendirinya pelatihan tidak akan membuat sebuah hubungan yang
buruk menjadi lebih baik)
- Ketika orang dipaksa untuk belajar; karena pelatihan merupakan proses multi arah
- Bila orang tidak percaya pada suatu pelatihan (jika sifat dasar dan kesukaan kita
memang demikan, maka pelatihan memang tidak cocok untuk kita)
- Jika kita mengatur dan mengawasi terlalu banyak orang
- Pada saat orang mengerjakan hal dan tujuan yang berbeda atau tidak sependapat tentang apa yang
harus dicapai

72
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PELATIHAN ITU ?


KUALITAS YANG DIPERLUKAN

Sebagai seorang pelatih kita harus mampu :

1. Menunjukan keahlian antarpersonal yang memukau dalam bidang:

(1) membangun hubungan, (2) menanyakan atau mengumpulkan informasi,

(3) memberi dan menerima umpan balik, (4) mendengarkan, dan (5) membujuk,

mempengaruhi dan mendorong orang lain.

2. Mengamati dan menerjemahkan dengan benar apa yang terjadi; sebelum, selama, dan sesudahnya.

3. Membantu orang lain belajar, dan juga terus belajar sendiri Berpikir mandiri dan menangani keadaan
secara kreatif.

4. Membantu orang lain mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi

73
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PELATIHAN ITU ?


KEAHLIAN YANG DIPERLUKAN
Pelatihan tidak hanya bertujuan memberikan keahlian, tetapi juga :
❖ kepercayaan diri pada kemampuan sendiri dan pengetahuan tentang apa yang tidak dapat kita
lakukan
❖ rasa ketertarikan terhadap orang lain
❖ kepercayaan terhadap orang lain dan berkeinginan untuk melihat mereka berhasil
❖ kemampuan untuk berada dibelakang layar dan tidak mencari kejayaan diri sendiri
❖ empati, untuk melihat segala hal dari sudut pandang orang lain
❖ kepekaan,terutama tahu kapan harus berbicara dan kapan harus diam
❖ kesabaran dan kemauan untuk menyediakan waktu bagi orang lain
❖ rasa humor

74
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PELATIHAN ITU ?


APAKAH SEMUA ORANG BISA MELATIH ?
Kita semua memiliki potensi untuk melatih, tetapi belum tentu setiap orang bisa melakukannya.

Sebagian orang tidak layak memberi pelatihan. Mereka mungkin tidak melihat pelatihan sebagai
pekerjaan mereka, kurang memiliki kemampuan dasar, atau keinginan untuk menolong orang lain,
mereka mungkin memiliki kemampuan teknis yang sangat tinggi, tetapi sulit bergaul dengan orang lain.

Mereka mungkin sangat tertekan karena harus memberikan waktu dan tenaga yang dibutuhkan.

Jadi, jika kita merasa bahwa kita tidak berminat untuk melatih, maka mintalah orang lain untuk
melakukannya. Jika kita ingin tahu lebih banyak, dan kita memiliki keinginan itu, maka lanjutkanlah
membaca buku ini.

75
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAKAH PELATIHAN ITU ?


CATATAN
Pelatihan perlu dipahami dalam arti luas, tidak hanya sekedar training, tetapi lebih
jauh merupakan pembinaan.

76
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APAYANGDIBUTUHKAN?

77
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
APA YANG DIBUTUHKAN ?

BERBAGAI ASUMSI
Kebutuhan untuk menjadi pelatih didasarkan atas asumsi :
 Kita semua ingin belajar (tentunya kita semua perlu terus belajar)
 Mengembangkan orang adalah bagian dari pekerjaan pemimpin (hal ini benar, dan pelatihan
adalah sebuah cara yang efektif untuk melakukannya)
 (hampir) Setiap orang dapat melatih
 Membentuk hubungan yang dekat dengan orang lain adalah baik dan relatif mudah (hal ini bukannya
tidak mungkin dilaksanakan, melainkan bebeberapa orang perlu kerja lebih keras dari yang lainnya)
 Orang ingin dilatih (tetapi terdapat beberapa orang, dalam beberapa kesempatan, lebih nyaman untuk
diperintah

78
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
MEMAHAMI BEDA
Memberinasihat : memberikan pendapat atau informasi
Memberiperintah : mengajar atau memberi tahu oranglain
Memberi konseling : mendorong seseorang untuk bertanggung jawab atas sebuah masalah atau
memperbaiki suatu keadaan (seringkali berkenaan dengan pribadi), dengan kata lain, membuat keputusan
untuk diri mereka sendiri
Memberi pelatihan : sebuah proses, pelatih menciptakan hubungan dengan orang lain yang
memudahkan mereka belajar; jika pelatihan tidak berhasil – karena sebab apa pun – maka sang “penolong”
mungkin menggunakan bimbingan sebagai cara untuk mencapai “masalah” yang sebenarnya
Mentoring : membantu orang untuk menyadari potensi mereka, hal ini biasanya dikerjakan
oleh orang lain di luar bagian kita dan bisa dikombinasi dengan pemberian nasihat, bimbingan, dan pelatihan

79
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APA YANG DIBUTUHKAN ?


PELATIHAN DAN INSTRUKSI
Ada beberapa perbedaan kecil, tetapi penting diantara keduanya :

Ketika memberi instruksi, kita Ketika sedang melatih, kita


Mengendalikan laju informasi membiarkan orang yang belajar
lebih mengendalikan tahapan
pembelajaran
sering mengatakan kepada orang lain membimbing orang dan bekerjasama
apa yang harus dilakukan untuk mencari solusi atau metode
penyelesaian
bisa menjaga jarak dan kedekatan mengandalkan kekuatan
pribadi hubunganpribadi
bisa memberikan informasi yang sama menyesuaikan bantuan dan gaya kita
bagi setiap orang dengan kebutuhan individu dan/atau
kelompok
memberikan pengetahuan mendorong orang untuk menerapkan
tentang cara mengerjakan segala apa yang mereka pelajari ke dalam
sesuatu berbagai keadaan

80
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

PELATIHAN DAN INSTRUKSI

Ada beberapa perbedaan kecil, tetapi penting diantara keduanya :

Ketika memberiinstruksi,kita Ketika sedang melatih,kita


- sering mengharapkan orang - secara aktif melibatkan
yang belajar untuk bersikap mereka yang dilatih dalam
pasif proses

- boleh menguraikan sebuah - mendorong serangkaian


pendekatan atau metode yang metode alternatif untuk
benar untuk diikuti dicoba

- berusaha menghindarkan orang - menggunakan kesalahan


yang belajar melakukan sebagai suatu kesempatan
kesalahan untuk belajar

- memberikan jawaban - mengemukakan masalah


untuk berbagai dan mendiskusikan
pertanyaan berbagai pendapat
dari mereka yang
mengikuti pelatihan

81
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
APA YANG DIBUTUHKAN ?

PELATIHAN DAN PEMBERDAYAAN


Pada dasarnya, pemberdayaan berhubungan dengan pemberian tanggung jawab dan wewenang kepada
individu untuk membuat keputusan sesuai dengan posisi yang mereka duduki, ini membuat mereka lebih
mengendalikan kegiatan dan menentukan caramelakukannya.

Ini didasarkan pada kepercayaan bahwa yang paling mampu menyelesaikan berbagai masalah yang timbul
dalam suatu kegiatan adalah mereka yang melakukan kegiatan tersebut. Dengan demikian, hal ini bertolak
belakang dengan pandangan umum tentang peran pimpinan sebagai pemberi perintah dan juga pemecah
masalah.

Pelatihan dapat membantu proses pemberdayaan dengan cara :


✓ Mendorong individu untuk melihat peluang yang perlu dikembangkan
✓ Menciptakan sebuah suasana yang menarik orang untuk belajar
✓ Membantu mereka untuk“berteriak”misalnya untuk meminta apa yang mereka inginkan

Pelatihan adalah sebuah keahlian untuk melengkapi pemberdayaan

82
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
APA YANG DIBUTUHKAN ?

HAL-HAL YANG PERLU DIINGAT


►Pelatihan adalah salah satu dari sekian
banyak cara untuk membantu oranglain
► Ada sebuah perbedaan antara
menginstruksikan, yang pada dasarnya
merupakan suatu proses satu arah, dan
pelatihan, yang membuat kita memasuki
sebuah dialog dengan orang lain
► Memberdayakan tidak sekedar memberikan
mereka kesempatan untuk mengerjakan apa
yang mesti mereka lakukan: Kita harus
menjadi seorang pelatih yang baik agar
mampu lebih efektif

83
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

APA YANG DIBUTUHKAN ?

CATATAN

84
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?

85
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?

MEMBANGUN KEDEKATAN HUBUNGAN

Mereka yang memiliki kedekatan hubungan biasanya memiliki “kecocokan”

☞Apa yang harus dilakukan

Ketika melatih, berusahalah :

 meniru sikap dan gerakan orang yang dilatih

 berbicara dengan nada dan kecepatan suara yang sama

 menyamakan kecepatan nafas kita dengan lawan bicara

 menggunakan jenis bahasa yang sama

Jangan terlalu kelihatan bahwa kita melakukannya, karena hubungan adalah sebuah proses yang tidak

disadari. Kita mungkin juga melakukannya tanpa menyadari, karena hal ini terjadi cukup alami.

86
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?
MEMBANGUN KEDEKATAN HUBUNGAN

Hubungan adalah sebuah bentuk pengaruh yang kuat dan sebuah keahlian kunci dalam semua tahap
proses pelatihan.
Apabila kita mendapat kecocokan dan menyesuaikan maka kita dapat memimpin, jadi jangan mengharap
orang lain akan datang kepada kita jika kita tidak datang lebih dahulu pada mereka.

☞Apa yang harus dilakukan

Saat membangun hubungan dengan orang lain, kita harus :


 menghindari bahasa tubuh yang menunjukan ketidaksetujuan terhadap tindakan mereka
 berusaha membuat mereka tenteram
 tersenyumlah dan gunakan humor jika diperlukan
 membagi pengalaman yang serupa
 berusahalah menggali kepercayaan diri mereka
 gunakan nama panggilan mereka

87
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?
BERTANYA
Saat melatih, kita memerlukan informasi untuk mengetahui asal-usul seseorang, apa yang telah
mereka lakukan dan apa yang berhasil. Kita harus terlatih untuk bertanya dan menggunakan
serangkaian pertanyaan.
☞Apa yang harus dilakukan
Gunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka untuk mengetahui tanggapan orang yang dilatih dan
membantu kita membentuk sebuah gambaran, seperti :
▪ “Apa yang telah anda lakukan?”
▪ “Mengapa anda melakukan itu?”
▪ “Apa yang berhasil …., apa yang tidak berhasil …., dan mengapa?”
▪ “Jalan lain seperti apa?”
▪ “Bagaimana anda bisa ….?”

88
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?
TEKNIK-TEKNIK BERTANYA
Blockbusting
Adalah untuk mengetahui informasi yang lebih dalam, seperti : “Apa yang sebenarnya telah anda
lakukan?”
Menantang
Adalah bertanya kepada mereka yang senantiasa melakukan generalisasi, seperti : “Hal ini
selalu terjadi” “Selalu?”
“Itu tidak akan berhasil” “Tidak pernah?”
Menguji pemahaman
Ketika kita ingin memastikan apakah topik pelatihan terdahulu sudah dipahami atau belum, seperti :
“Apakah kita benar-benar akan berbicara tentang hal yang sama ?”
Meringkas
Menyatakan kembali dalam bentuk yang lebih padat tentang apa yang telah terjadi, seperti : “Jadi,
maksud anda adalah”

89
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?
MENGAMATI
Untuk menjadi seorang pelatih yang ahli, kita mungkin harus mengubah cara pandang kita
terhadap orang lain dan keadaan di sekitar kita. Kita memiliki sebuah kebiasaan buruk :

☼ Menempatkan orang lain dalam berbagai kotak yang berbeda, seperti : kita menilai mereka
berdasarkan kemampuan, potensi, dan kepribadian
☼ Tidak bisa mengenali situasi yang cocok untuk pelatihan, dan gagal mengelompokan orang-
orang sesuai dengan kesamaan yang mereka miliki

’Para pelatih yang berhasil pasti selalu membuka mata


mereka bagi segala kemungkinan.’’

“Penemuan yang sejati bukanlah


menemukan sebuah daratan yang
baru, melainkan melihatnya
dengan kacamata baru”

90
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?
MENGAMATI
Mengamati adalah kunci keberhasilan melatih. Untuk itu kita harus mampu :
❖ Menemukan apa yang terjadi dan apa yang tidakterjadi
❖ Menyelesaikan secara spesifik apa yang dilakukan orang lain dan bagaimana atau mengapa mereka
melakukannya
❖ Mengumpankannya kembali dengan cara yang konstruktif dan membantu
☞Apa yang harus dilakukan
Saat mengamati :
✓ ambil gambaran secara menyeluruh
✓ carilah pola-pola prilaku seseorang
✓ amati setiap tanda non verbal saat kita berkomunikasi atau amati saat mereka melakukan kegiatan,
dan sebagai hasilnya….
✓ lihatlah jika muncul pola-pola prilaku tertentu

91
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?
MENDENGARKAN
Mendengarkan adalah sebagian langkah awal untuk memahami orang lain.
Kebanyakan orang tidak terbiasa mendengarkan, ditunjukan dengan :
☒ Hanya mendengar hal-hal yang ingin kita dengarkan
☒ Tidak bisa melihat dalam sudut pandang orang lain
☒ Menganggap kita tahu apa yang dibicarakan orang lain
☒ Mendengarkan perkataan dan “orkestranya” yaitu emosi dibalik perkataan itu
☒ “Telah mendengarkan ”artinya kita telah mengatur pikiran kita untuk mendengarkan apa yang ingin
kita dengarkan

Semua ini adalah kesalahan fatal jika kita ingin berhasil menjadi seorang pelatih

92
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?
MENDENGARKAN

Dalam mendengarkan orang lain ada beberapa kebiasan yang dilakukan :


❖ Mengabaikan atau cuek
❖ Berpura-pura
❖ Pilih-pilih, artinya hanya hal yang ingin didengarkan saja
❖ Penuh perhatian, tetapi tidak mengubah kacamata
❖ Empatik
Kunci keberhasilan seorang pelatih adalah mau mendengarkan secara empatik

93
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?
MENDENGAR EMPATIK
Untuk mendengarkan secara empatik kita perlu melakukan :
 Menirukan
 Mengungkap ulang isinya
 Merefleksikan perasaan
 Mengungkap ulang isinya dan merefleksikan perasaan
 Tahu kapan tidak merefleksikan apa pun

94
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?

CARA LAIN MENDENGAR


☞Apa yang harus dilakukan
Kita dapat menunjukan bahwa kita telah mendengarkan, dengan :
❖ memberikan perhatian dan menunjukan ketertarikan (tidak hanya mendengarkan, tetapi mencoba
memahami emosi didalamnya)
❖ mengkaji apa yang kita pikirkan mengenai perkataan mereka
❖ menyesuaikan prilaku kita dengan orang yang berbicara (kedekatan)
❖ jangan mengalihkan perhatian, jangan terlihat bosan
❖ sadarilah bahwa ini adalah pekerjaan berat
❖ tutuplah mulut dan jangan bicara
“Dengan mendengar kita bisa ……”

95
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?

MENYESUAIKAN DIRI DENGAN ORANG LAIN


Ada tiga cara memperlihatkan cara pandang kita, yaitu :

☼ Secara visual dalam bentuk gambar dan citra


☼ Melalui suara dan kata-kata yang diucapkan
☼ Dengan reaksi fisik atau emosional

Komunikasi dapat terhenti dengan berbagai sebab. Walaupun begitu kita sering menggunakan cara
pandang kita sendiri untuk menampilkan dunia, dan bertanya-tanya mengapa timbul masalah .

96
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?
MENYESUAIKAN DIRI DENGAN ORANG LAIN
Pelatih yang ahli akan melakukan pendekatan sesuai dengan cara pandang orang yang sedang
dilatih.
☞Apa yang harus dilakukan
Kita harus berdialog dengan orang lain, dengan cara :
⌦ dengarkan kata-kata yang digunakan oleh orang tersebut
⌦ lihatlah pola-pola yang muncul
⌦ buatlah keputusan berdasarkan pilihan utama mereka
⌦ sekarang cobalah menangkap tanda-tanda tersebut dan melakukan penyesuaian
seperlunya

97
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?

MEMBANTU ORANG UNTUK BERUBAH

Pecahkan apa yang mereka katakan dan pikirkan implikasinya :

“Saya” adalah sebuah identitas yang mereka taruh pada diri mereka sendiri

Komentar yang mungkin : “Saya tidak pernah berhasil melakukan itu”

“Saya selalu melakukan kesalahan”

“Tidak bisa” adalah sebuah keyakinan yang membatasi kinerja mereka (keyakinan yang kuat

dan nilai yang dijunjung tinggi atau sesuatu yang penting bagi seseorang). Apa yang kita hargai

dan apa yang kita yakini menentukan mengapa kita melakukan sesuatu

“Bisa” berhubungan dengan kemampuan, hal ini sering dipengaruhi oleh cara seseorang melihat

diri sendiri dan melihat apa yang mereka hargai atau yakini

98
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?

MEMBANTU ORANG UNTUK BERUBAH


“Itu” berhubungan dengan tingkah laku, yakni apa yang dikatakan dan dilakukan seseorang. Idealnya untuk
mendorong seseorang berubah dibutuhkan panutan dari seseorang untuk belajar dan menumbuhkan
kepercayaan diri. Sayangnya hal ini sering terlewatkan.
☞Apa yang harus dilakukan
 Jangan takut untuk menantang kata-kata seperti “tidak pernah” dan “selalu”
 Ajukan pertanyaan “Bagaimana anda dapat mengetahuinya ?”
 Jika seseorang berkata “hal itu tidak akan pernah berhasil di sini” cobalah menjawabnya dengan “Tetapi,
bagaimana seandainya hal itu berhasil”
 Peran seorang pelatih adalah mendorong orang untuk menerapkan tingkah laku baru.
Apabila menghadapi sebuah penolakan, cobalah berkata “Mengapa tidak ?”

99
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?
MEMBANTU ORANG UNTUK BERUBAH
Saat melatih, ingatlah bahwa :
❖ Semua tahapan saling mempengaruhi; sebuah pergeseran di satu tahap mempengaruhi apa
yang terjadiselanjutnya
❖ Jikakitaberusahamendorongoranguntukmengubahcaraberpikirmerekatentangdiri
sendiri, hal ini sering berarti menghalangi nilai-nilai, kepercayaan, dan tingkah laku yang
mereka pegang.

100
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?
MEMBANGUN KEPERCAYAAN

Pelatihan mengandung resiko; kadang-kadang berhasil, kadang-kadang gagal. Kepercayaan adalah dasar
dari semua aktivitas pelatihan.
Sebagai seorang pelatih, kita dipercaya jika :
☼ orang memahami apa yang kita lakukan
☼ kita benar-benar memegang perkataan kita dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain
☼ kita sangat memperhatikan kepentingan orang lain
☼ kita tahu apa yang kita lakukan
☼ metode kita berjalan dan kita berhasil
☼ kita percaya bahwa orang bisa berbuat kesalahan
Dalam tahapan tindakan, kepercayaan sangatlah penting, terutama saat mempelajari keahlian- keahlian
baru atau melangkah keluar dari area kenyamanan seseorang.

101
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?
MEMBANGUN KEPERCAYAAN
Cara-cara untuk membangun kepercayaan :
❖ Jadilah diri sendiri danberbagilah
❖ Tunjukan bahwa kita terbuka bagi ide-ide mereka yang berada di sekitar kita dan siap memberi
kesempatan kepada mereka untuk mencoba
❖ Jangan terburu-buru menghakimi seseorang dansituasi
❖ Katakan apa yangdirasakan
❖ Tepatilah perkataan jika kita berkatakan melakukan sesuatu, maka lakukanlah
❖ Bagikan informasi yang relevan jika diperlukan

102
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?


MEMBERIKAN UMPAN BALIK
Kita dapat memberikan umpan balik tentang apa yang berhasil dan tidak.
Intinya adalah membuat umpan balik itu relevan dan berguna.
☞Apa yang harus dilakukan
Saat memberikan umpan balik :
✓ pusatkan perhatian pada tingkah laku yang telah kita amati,
“Saya melihat anda melakukan…”
✓ gambarkan apa yang kita lihat,“Saya melihat bahwa….”, tetapi jangan menghakimi
✓ bagilah ide-ide, “Bagaimana jika anda mencoba….”
✓ carilahlangkahalternatif,“Bagaimana anda bisa….,langkah lain apa yang….,dll”

103
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

BAGAIMANA MENJADI PELATIH ?

MEMBERIKAN UMPAN BALIK


Jika kita gagal memberikan umpan balik yang berguna, sebuah komponen pembelajaran yang baik telah
hilang.
Jangan pernah bosan untuk :
✓ Mengatakan “sangat baik” (memberikan contoh) sebelum menambahkan “lain kali cobalah…”
(memberikan usul untuk perbaikan)
✓ Memberikan ide-ide agar mereka melakukan “lebih banyak……,dan kurangi”
Ingatlah
☼ Memberikan umpan balik berarti memberikan banyak keyakinan dan pujian yang sepantasnya
☼ Berhati-hatilah untuk tidak meruntuhkan motivasi seseorang atau langsung mengatakan pada
mereka untuk melakukan berbagai hal
☼ Tempatkan diri kita pada posisi mereka
☼ Sekali mereka menerima umpan balik, kita mungkin sebaiknya mengajak mereka mencoba lagi

104
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

JEBAKAN POTENSIAL

105
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

JEBAKAN POTENSIAL
KESALAHPAHAMAN
Kita menyadari bahwa apa yang telah kita katakan ternyata belum didengar.
Apa yang dapat membantu
✓ Tanyakan “Bisakan saya menguji pemahaman anda tentang hal yang saya minta untuk
anda lakukan?”
✓ Pecahlah apa yang kita inginkan menjadi “potongan-potongan kecil” dan bahas kembali
Apa yang tidak dapat membantu
☒ Mengatakan kepada mereka untuk memperhatikan dan mulai mendengarkan
☒ Menjadi agresif dan mulai menggurui
☒ Mengatakan apa yang telah kita katakan sebelumnya

106
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

JEBAKAN POTENSIAL

MENGGURUI
Di tengah-tengah pelatihan kita menemukan diri kita mulai menggurui.

Apa yang dapat membantu


✓ Periksalah tingkat pemahaman mereka
✓ Tanyakan pandangan atau pendapat mereka
✓ Tanyakan “Bagaimana jika apa yang telah saya katakan salah?”

Apa yang tidak dapat membantu


⌦ Terus menggurui mereka
⌦ Menghentikan diskusi
⌦ Bertanya secara tiba-tiba

107
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
JEBAKAN POTENSIAL
WAKTU YANG TIDAK MENCUKUPI
Kita memiliki jadwal padat dan hanya memiliki waktu 30 menit untuk melatih seseorang
mengenai sebuah kesalahan yang telah dilakukan.
Apa yang dapat membantu
✓ Gunakan waktu 30 menit tersebut dan hindari gangguan
✓ Segera lakukan setelah kesalahan terjadi
✓ Jangan membuat orang lain dihantui rasa bersalah
Apa yang tidak dapat membantu
⌦ Menggunakan waktu 30 menit untuk menunjukan kesalahan mereka dan cara
memperbaikinya
⌦ Terlalu banyak bertanya dan menghabisakan waktu yang ada
⌦ Meninggalkan sesi pelatihan tanpa membuat kesepakatan

108
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
JEBAKAN POTENSIAL

TIDAK ADA PENINGKATAN

Kadang kala kita telah mengikuti pelbagai macam pelatihan, tetapi belum juga menunjukan
adanya perubahan.

Apa yang dapat membantu


✓ Memastikan bahwa kita memiliki pemahaman yang jelas
✓ Membahas ulang aspek-aspek yang baik dan kurang baik
✓ Menetapkan bidang yang ingin kita perbaiki dan minta saran mereka

Apa yang tidak dapat membantu


⌦ Mengabaikan sesi-sesi sebelumnya, seolah tak pernah ada
⌦ Marah kepada seseorang
⌦ Pergi begitu saja karena frustasi

109
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

JEBAKAN POTENSIAL

MENGULANG-ULANG MASA LALU


Jika kita menyadari bahwa kita sedang berkutat dengan masa lalu bukannya pada kinerja masa depan.

Apa yang dapat membantu


✓ Akui bahwa masa lalu punya peranpenting
✓ Mencari tahu mengapa masa lalu terasapenting
✓ Menghubungkan masa lalu dan masa depan secara positif

Apa yang tidak dapat membantu


⌦ Mengatakan bahwa masa lalu adalah masa lalu dan tidak penting
⌦ Membicarakan masa lalu kita, dan terjebak nostalgia masa lalu
⌦ Membantah bahwa masa lalu lebih baik atau lebih penting

110
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
JEBAKAN POTENSIAL
KEENGGANAN
Jika kita menemukan orang yang kita latih tidak mau melakukan apa yang dipelajari.
Apa yang dapat membantu
✓ Menemukan penyebab keengganan mereka
✓ Menawarkan dukungan dan dorongan
✓ Memberikan mereka sebuah proses yang sederhana
✓ Menjelaskan mengapa kita ingin mereka melakukannya
Apa yang tidak dapat membantu
⌦ Mengatakan pada mereka bahwa semua baik-baik saja
⌦ Menganggap bahwa kita tahu kenapa mereka enggan
⌦ Berkonsentrasi pada sesuatu yang bukan penyebab
⌦ Melakukan sesuatu bagi mereka tanpa berusaha meyakinkan mereka

111
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

JEBAKAN POTENSIAL

CATATAN

112
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLATRAINING

113
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING
PERKENALAN
Ketika berada di muka kelas yang penuh dengan trainee maka kita harus mengingat
nama mereka.
❖ Tersenyum sesering mungkin
❖ Mendengarkan nama dengan seksama (minta diulangi jika tidak jelas)
❖ Mengejanya di dalam kepala
❖ Menyebut sesering mungkin selama training
❖ Mengingat karakteristik khusus
❖ Melebihkan-lebihkan karakteristik
❖ Mengumpamakan/ibaratsesuatu
Ini akan memastikan kita dapat mengesankan mereka dalam coffee break, makan, dan
lain-lain.

114
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING
ICE BREAKERS
Pelatih profesional biasanya memulai training dengan Ice Breakers (memecah
kebekuan). Kenapa demikian ?
➢ Ketikapesertadatangdiruangtrainingbiasanyamerekamerupakanorang-orangyang
memiliki pemikiran yang berbeda
➢ Pada awal training biasanya para peserta tidak berpikir tentang pelatih dan isi
training, tetapikawandisebelah,kapanberakhir,penglihatan,suara,danhal-
hallaindiruangan.
➢ Suatu aktivitas memecah kebekuan akan membuat mereka merasa terlibat, dan
jika
dirancang dengan baik akan membantu mereka untuk berhubungan dengan yang
lainnya, serta dapat menjadi jembatan untuk terlibat lebih dalam pada pertrainingan
➢ Dengan Ice Breakers kita dapat memberikan fokus pada mereka, dan ini akan
membuat kita lebih rileks dalam mengelolatraining

115
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING
ICE BREAKERS
Pemecah kebekuan seharusnya :
Tidakrumit : mudah untuk dilakukan dandiorganisir
Antiserius : peserta akan senang denganitu
Kecil : mudah/gampang, dan telah diujisertabekerja
Lincah : memiliki pergerakan, pertukaran,dankomunikatif
Unik : peserta belummendapatkansebelumnya
Pendek : memerlukan waktu 5 sampai 10 menitsaja
Antipesimis : positif dan tidakmembahayakan

Jika pemecah kebekuan ini merupakan pengantar untuk memasuki materi maka
sebaiknya dapat dianalisa atau dibahas, terkait dengan isimateri.

116
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING

GAIRAH
Kita harus percaya :

 Jika kita tidak bergairah, bagaimana kita


bisa mengharapkan peserta dapat
melakukannya
 Penggunaan mata dan alis mata secara sadar
akan membangun komunikasi yang
bergairah
 Kita harus selalu menjaga kualitas suara
kita
 Kebosanan terhadap sesi yang berulang dapat diatasi dengan memberikan anekdot-
anekdot, contoh baru, dan lain- lain atau mengubah struktur pelajaran

117
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING

PENGGUNAAN SUARA

PROJECTION proyeksi; berbicaralah lebih keras dari biasanya, biarkansuarakita


memenuhiruangan
ARTICULATION artikulasi; jangan menelan kata, waspadai lisan reflek (taksadar)

MODULATION modulasi; berganti-ganti nada, dramatis, percaya diri,dan yakinbisa

PRONUNCIATION ejaan; memperhatikan aksen suara, mengecek kata-katayangsulit,


waspada dengan penggunaan kata yang tidaktepat
ENUNCIATION ucapan/kabar; untuk kata yang terlalu berat,menekankansukukata

REPETITION pengulangan; ulangi penekanan kata kunci yangberbeda

SPEED kecepatan; kecepatan berbicara untuk mempengaruhiaudien;kecepatan tinggi


untuk menggairahkan dan merangsang;
lambat untuk perasaan kagum, dramatis, dan pengendalian

118
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING

KITA TIDAK BISA BERKOMUNIKASI

Penelitian telah menunjukan bahwa ketika seseorang memberikan pesan lisan, audien
memahami berdasarkan atas :

7%Words kata-kata hanya label, dan audien akan


berinterpretasi sendiri atas kata-katapembicara
38%Paralinguistics sesuatu yang dilisankan dengan aksen, suara,
modulasi, dll, akan memudahkan
pemahamanaudien
55%Facial Expressions apa yang dilihat dari pembicara merupakan suatu
pesan yang mudah dipahami oleh
kebanyakanaudien

‘’Dengan demikian kita tidak akan bisa berkomunikasi jika hanya mengandalkan kata-
kata.’’

119
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING

LAGAK/GAYA
➢ Jangantergodaolehalatbantumanual(pena,tongkatpenunjuk,kacamata,dll)
➢ Jangan menyimpan sesuatu di saku (tangan tak lepas darisaku)
➢ Sadar atas ucapan tak sadar/reflek (misal : “Ok”, “kamu tahu”, “sekarang”, dan lain-
lain yang menjadikebiasaan)
➢ Jangan merokok (kecuali jika dalam posisi dudukdiskusi)
➢ Berhati-hati dengan benda di sekitar (kalo jatuh karena benda-benda itu kan tengsin)
➢ Menghindari posisi badan tegang atautertutup
➢ Jangan takut melompat, bersandar, danlain-lain
➢ Periksa rambut/dasi/pakaian kita sebelumberdiri

120
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING

PAKAIAN
❖ Sebaiknya hindari hitam dan putih, dan warna lainnya yang sangatkontras
❖ Memakai pakaian yangnyaman
❖ Seandainya kita tidak punya ide untuk memakai apa, setidaknya pakaian kita tidak
akan terlalu mempengaruhi pesan yang akan kitasampaikan
❖ Coba minta saran oranglain
❖ Periksa kancing-kancing atau risleting sebelumberdiri

121
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING

KEAHLIAN BERTANYA

Jenis Pertanyaan Contoh


Pertanyaantertutup - “Siapa yang dapat memberitahu saya
tanggal hari ini?”
- “Bisa dijelaskan secara rinci ?”

Pertanyaan terbuka ➢ “Bagaimana perasaan kamu


tentang….?”
➢ “Anda merasa tidak nyaman
dengan…?”
➢ “Menurut Anda, apa yang seharusnya
terjadi?”
➢ “Bisa bantu saya, bagaimana ini bisa
sesuai dengan …..?
➢ “………………….?”
➢ “Eva, ingin mengatakan sesuatu ….?”

Harus selalu - Pertanyaan yang berantai


dihindari - “Tidakkah anda berpikir bahwa akan
‘Multiple’ Menohok lebih baik …?”
- “Anda sepertinya berpikir ? padahal
tidak”

MENGELOLA TRAINING

122
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
PELICIN
Verbal Non-Verbal
o “Sayatahu…” - Mengangguk

o “Sayatahu…” - Mata tetapfokus

o “Itumenarik” - Bersandar kedepan

o “Sungguhkah…..?” - Menepi

o “Lanjutkan….” - Menggerakanalis

o “Beri tahu saya lebih - Mengerutkan dahi


banyak….” (mendorongklarifikasi

123
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
PANTUL ATAU BERKELIT
Hampir semua pertanyaan peserta bukan pertanyaan. Mereka meminta untuk dijelaskan.
Jika terdapat satu yang jarang itu, – benar-benar pertanyaan tertutup – jawab dengan
ringkas tapi jelas. Jika tidak, lakukan :
Pantul
Kembalikan ke penanya apa yang kita pikir pertanyaan, “Kalau saya tidak salah, anda
menanyakan ……..”
Tergantung bagaimana reformulasi pertanyaan dari penanya, atau
Berkelit
Kelompok - “bagaimana cara menurut kelompok anda?”
- “adakah yang memiliki masalah serupa ?”
Memantulkan - (kepada satu peserta) “Engkus, kamu ahli dalam masalah ini ?”
Balikan -(kepadapenanya)“Andatelahsungguh-
sungguhberpikirtentanghalini,Kalau menurut Anda sendiri ?“

124
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
AKTIF MENDENGARKAN
Kapan saja ada peserta menyela atau menjawab pertanyaan dengan emosional,
kemungkinan ia terlalu menekan perasaan dalam rangka membenarkan “ledakan”-nya.
Dalam kasus seperti ini, jadilah sebagai pendengar aktif. Jangan pernah mencoba
membantah, beradu argumen, mempertahankan ataumemihak.

1. Tanggapi “ledakan” itu dengan kontribusi positif (tersenyum, memberikan


dorongan, mengangguk, gunakan“pelicin”)
2. Kembalikan kepada yang bersangkutan, perasaan kita terhadap apa yang dinyatakan
(dalam bentuk pertanyaan). “Apakah anda merasa terganggu dengan…..?”, “Kamu
tidak senangdengan……?”,atau“Apakahkamumerasakitasebaiknya……?”

125
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING

AKTIF MENDENGARKAN

Ada beberapa keuntungan jika kita jadi pendengar aktif :

 Kita dapat menunjukan bahwa kita tertarik dengan apa yang mereka sampaikan dan tidak
reaktif (mempertahankan diri membabi buta)
 Kita bisa mengkonfirmasi peserta bahwa kita mendengarkan apa yang mereka maksud atau
mengoreksi interpretasi kita
 Dengan cepat kita dapat menunjuk/menetapkan masalah peserta dengan tepat dan
memberikan saran solusi.

126
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING
4 ‘B’+ ING
Ada empat cara agar diskusi kelompok tetap berjalan :
1. BUILDING(membangun)
Dibangun atas dasar jawaban yang tidak sempurna dengan menambahkan komentar,
dan meminta kesepakatan atau ketidaksepakatan
2. BOOSTING(mendorong)
Mendukung kontribusi peserta yang takut-takut, mendorong kepercayaan diri
mereka, dan meminta komentar lebih
3. BLOCKING(mengganjal)
Memotong peserta yang dominan/terlalu aktif berbicara/agresif dengan bertanya
pada peserta yang lain
4. BANTERING(berseloroh)
Menetapkan suasana yang tidak membahayakan dengan melibatkan jawaban tepat
(ramah/kocak) dari peserta yang ramah/kocak.

127
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
URUN REMBUG
ARTS (seni) merupakan suatu teknik untuk mengelaborasi ide dalam suatu kelompok.
1. ASK(bertanya)
Bertanya untuk memprovokasi/memancing ide; jika perlu menunggu sekitar 45 detik
sebelum ada yangmenjawab
2. RECORD(merekam)
Tulis semua ide di atas flip chart/kertas plano (jangan dibahas sebelum selesai)
3. TRIGGER(memicu)
Gunakan teknik ‘B” ING untuk memicu ide peserta
4. SUMMARISE(menyimpulkan)
Simpulkan dan/atau kelompokan ide; minta tolong kepada kelompok untuk memilih yang
terbaik.

128
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING

SOCRATIC DIRECTION
Mengambil pengalaman dari jaman Yunani kuno.
Jika kita berharap dapat mendorong peserta untuk membuktikan suatu masalah/ poin,
gunakan Socratic Direction (Arah Sócrates).

Know the answer you want Ketahui jawaban yang kita


inginkan
Open questioning technique Gunakan pertanyaan terbuka
Paraphrase participants’ answer Tafsirkan jawaban peserta
Summarise contributions Simpulkan kontribusi ide
(flip chart ?) (kertas plano ?)
Add your own point Tambahkan pendapat kita

129
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
\

MENGELOLA TRAINING
TEMPO PENGAJARAN
Dua faktor yang akan membangun pemenuhan materi kita dan waktu diskusi :
1. Tingkat pengetahuan dan kecerdasanpeserta
- Rendah = Lambat
- Tinggi = Cepat

2. Lagak gaya mengajar kita


- Tajam/ otoriter/ mengarahkan = Lambat
- Rileks/informal/memfasilitasi = Cepat

Bagaimana mengubah tempo


❖ Lebih lambat = gunakan lebih banyak kasus, contoh, anekdot; bicara
lebih lambat; berikan pertanyaanterbuka
❖ Lebih cepat = bicara lebih cepat, arahkan intonasi suara, hentikan
diskusi, berikan pertanyaantertutup

130
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING

MENGHADAPI PESERTA NYELENEH


TUKANG EJEK/NYELETUK/BERTERIAK (THE HECKLER)
➢ Mungkin tidakkuat/senang
➢ Mendapat kepuasan darimenggoda
➢ Agresif danpembantah

☞Apa yang harus dilakukan


❖ Jangan pernahtersinggung
❖ Cari kelebihan, buat persetujuan, jalanterus
❖ Tunggu kesalahan pernyataan (berdasarkan fakta)
dan lemparkan pada forum untukdikoreksi.

131
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING

MENGHADAPI PESERTA NYELENEH


KAKEK SEGALA TAHU (THE TALKER/KNOW ALL)
➢ Inginbersenang-senang
➢ Bentukaksi
➢ Berpengetahuan luas dan tertarik untuk menunjukanitu

☞Apa yang harus dilakukan


❖ Menunggu sampai dia mengambil nafas, berpikir,
kembali fokus, dan jalanterus
❖ Menurunkan dia dengan pertanyaan yangsulit
❖ Masuklah ke dalam, dan menanyakan komentar
mereka

132
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING

MENGHADAPI PESERTA NYELENEH


SMURF GERUTU (THE GRIPER)
➢ Merasa sulit melakukansesuatu
➢ Mungkin memiliki masalah yang membuatkesal
➢ Akan menjadikan kita kambinghitam

☞Apa yang harus dilakukan


❖ Sampaikan kepadanya secaraspesifik
❖ Tunjukan bahwa presentasi kita akan membawa
pada hal yang positif dankonstruktif
❖ Maksimalkanpengamatan

133
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING

MENGHADAPI PESERTA NYELENEH


TUKANG BISIK (THE WHISPERERS)
(Hanya ada satu; Yang lainnya berdengung)
➢ Tidak memahami apa yang terjadi – penjelasan ataupenerjemahan
➢ Berbagi anekdot yang ada dalam presentasikita
➢ Bosan, nakal, atau sangat suka mengeritik (tidakbiasa)

☞Apa yang harus dilakukan


❖ Berhenti berbicara dan menunggu mereka
fokus dan secara non-verbal meminta ijin
untukmelanjutkan
❖ Menggunakan teknik mercu suar
(memfokuskan atau menokohkan yang
bersangkutan)

134
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING

MENGHADAPI PESERTA NYELENEH


SI PENDIAM (THE SILENT ONE)
➢ Takut, tidak tahan,malu
➢ Bosan, acuh takacuh

☞Apa yang harus dilakukan


❖ Takut?
Berikan pertanyaan mudah, tingkatkan ego dalam
berdiskusi; menyebut nama ketika memberikan
contoh; tingkatkan percaya dirinya
❖ Bosan?
Berikan pertanyaan sulit; menyebut nama ‘sebagai
seseorang yang mengetahui’ gunakan sebagai
penolong dalam latihan

135
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING

MENGHADAPI PESERTA NYELENEH


PSIKOLOGI YUDO (TAI CHI)
(Ketika metode klasik tidak dapat bekerja)

Dalam yudo kita dapat menggunakan tenaga lawan dengan mengubah tekanan menjadi
tarikan. Dalam psikologi yudo, kita dapat bertanya pada peserta yang nyeleneh sesuatu
yang lebih sulit lagi. Ini akan memberi mereka fokus perhatian yang lebih dari yang
mereka inginkan, dan
merekaakanmenarikbaliktenaganyauntukmenghindaripembantaianatauejekan.

136
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING

MENGHADAPI PESERTA NYELENEH


PSIKOLOGI YUDO (TAI CHI)
Contoh :
PEROKOK CANGKLONG (TIDAK UNTUK DI HMI)
Untuk mengilustrasikan Tai Chi, segera ambil rokok dari peserta yang nyeleneh – yang pecandu berat
rokok cangklong.
Sebagai gantinya minta dia untuk menahan diri agar tidak merokok di ruangan, dan kita beri dia sebuah
peluit, kasihanilah dia (semacam ejekan atau pertaruhan, kacian dech lo) oleh peserta yang anti rokok,
kemudian suruh dia untuk meniup peluit keras-keras ketika ia menginginkan kita menghentikan forum
untuk merokok.

Ini harus mengambil benar-benar perokok! Ketika peluit ditiup, ia harus berkata “Aku pecandu obat”. Dia
akan menggunakan energinya untuk tetap bertahan sampai coffee break !

137
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
MENGHADAPI PESERTA NYELENEH
PSIKOLOGI YUDO (TAI CHI)
Contoh :
THEHECKLER Menugaskan kepadanya sebagai “devil
advocate”.Mintalahdengantegas bahwa ia harus mengkritik
seandainya kita dinilai menyesatkan. Tanggapi secaranegatif.
THEKNOW-ALL Jadikanlah dia sebagai ‘tenaga ahli’ untuk
memberikankontribusinya. Mintalah dia jika tidak ada satu pun
yang bisa. Persilahkan dia ke depan untuk menjelaskan dalam
waktu singkat, tunjuklah mereka secarakonstan.
THEGRIPER Mintalah dia untuk menuliskan daftar keluhan
untukmembantuagarkelas memiliki perasaan/pengertian yang
realistis. Mintalah dia membacakan tiap berakhir sesi. Tambahkan
daftar kapansaja
THE WHISPERERS : Nyatakan bahwa waktu sangat terbatas, dan mintalah
bertanya kepada siapa saja yang belum mengerti, dan tidak
boleh menyela, tetapi bertanyanya pada temandisebelahnya.
THESILENTONE : Nyatakan bahwa sebagian orang adalah pemalu
dantidakmaumengambil bagian. Ini tidak berarti bahwa mereka
belum memahami. Janganlah memaksa ‘Si Pemalu’ untuk ikut
berpartisipasi.

138
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

Catatan:

1. Peserta memiliki karakteristiknya masing-masing.


2. Berbagai macam karakteristik tersebut harus siap dihadapi oleh seorang instruktur,
gunakanlah otak dan hati.
3. Seimbangkan keduanya, karena mereka berdua adalah senjata !
4. Jangan lupa untuk selalu meminta saran, dan yang terpenting ialah doa !.

139
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING
TIPE-TIPE BAHASA TUBUH

POSTURESANDGESTURES Sikap danisyarat

Bagaimana kita menggunakan isyarat tangan ? Posisi


duduk ? Cara berdiri ?

EYECONTACT Kontakmata

Bagaimana teknik ‘mercu suar” kita ?

ORIENTATION Orientasi

Bagaimana memposisikan diri kita di kelas ?

PROXIMITY Kedekatan

Bagaimana kedekatan duduk/berdiri kita dengan


peserta

LOOKS/APPEARANCE Penampilan

Apakah penampilan/pakaian penting ?

EXPRESSIONSOFEMOTION Ekspresiemosi
Apakah kita menggunakan ekspresi wajah/mimik untuk
menyatakan emosi ?

140
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING

SIKAP DAN ISYARAT : TANGAN

STEEPLING HAND CLASP

MOUTH BLOCK

L CHIN REST

NOSE TOUCH

141
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING

SIKAP DAN ISYARAT : DUDUK

LEAN FORWARD LEAN BACK

ARMS UP

LINT PICKING

ARM LEG CROSS

142
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING

SIKAP DAN ISYARAT : BERDIRI

LEAN ON

THUMBS UP

ARMS OUT

TABLE LEAN

FIG LEAF

143
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING

SIKAP DAN ISYARAT


TANGAN DUDUK BERDIRI
percaya diri,
melayani, lagi terisi,
STEEPLING arogansi ARMS UP THUMBS OUT
bertahan dominan
intelektual
tegang, bisa
tertarik, ARM LEG tertutup, tidak
HAND CLASP FIG LEAF mengendalikan
dikendalikan CROSS percaya diri
diri
terbuka, tulus
LEAN
NOSE TOUCH ragu-ragu Siap !!! ARMS OUT hati,
FORWARD
kompromis
tidak
pengevaluasi menantang,
L CHIN REST LINT PICKING pencela LEAN ON
kritis kebetulan
terjadi
MOUTH orator yang percaya diri, otoriter, ingin
LEAN BACK TABLE LEAN
BLOCK resisten superior dilibatkan

144
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
MENGELOLA TRAINING

SEpuluh Kiat Sukses (SEKS):


1. Jangan membiarkan/ memelihara mata kita di atas catatan
2. Jangan pernah membaca sesuatu kecuali mengutip
3. Jika kita tidak nervous (gelisah) berarti ada sesuatu yang salah
4. Melebihkan gerakan badan dan penekanan perkataan
5. Melaksanakan (jangan bertindak); Melaksanakan = ‘fournir’ (memberi suplai)
dan ‘per’ (bagi)
6. Seringberhenti–kesunyianlebihlamauntukkitadibandingkanpeserta
7. Gunakanhumor;satusenyumanlebihberhargadariseribukerutdahi
8. Antusiaslah;jikakitatidak,kenapamerekaharus?
9. Jangan mencoba untuk mendapatkan penghargaan Nobel atas teknik yang akurat
10. KISS – Keep It Simple, Stupid !

145
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MENGELOLA TRAINING

CATATAN

146
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

HAL-HALYANGMEMBANTU

147
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
HAL-HAL YANG MEMBANTU

BERSIAP DIRI
Kepercayaan diri merupakan syarat yang penting untuk menjadi pelatih yang baik. Supaya tumbuh
kepercayaan diri, maka kekurangan, kelemahan, dan kesalahan harus dieliminasi sekecil mungkin.
Kuncinya, persiapkan diri sebaikmungkin.

 Pelajari kembali materi yang akan diberikan


 Tulis materi yang akan diberikan
 Buat rencana pengajaran (session design)
 Simulasikan (mainkan intuisi kita)
 Carilah informasi (lokasi, peserta, dan hal lain)
 Jaga kesehatan
 Lakukan sedini mungkin
 Jangan terlambat sampai di tempat pelatihan

‘’Jangan pernah bersedia untuk melatih jika kita tidak siap. Buang anggapan bahwa makin sering
kita melatih, makin tidak perlu bersiap diri, justru harus sebaliknya.’’

148
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

HAL-HAL YANG MEMBANTU

SAAT BERKENALAN
Perkenalan merupakan awal dari seseorang untuk melakukan penilaian. Hasilnya akan
menentukan bagaimana pandangan orang lain kepada kita. Pandangan pertama begitu
menggoda, selanjutnya terserah anda….

☼ Ekspresikan persahabatan kita (mimik, sikap, tatapan mata, dan lain-lain, jangan lupa
untuk selalutersenyum)
☼ Jabat tangan mereka dengan erat (tidak menyakiti)
☼ Tatap mata mereka (dengan tatapan bersahabat
tentunya)
☼ Ucapkan nama dengan jelas (cukup nick name)
☼ Ingat nama mereka (minta diulangi jika tidak jelas)

“Apalah arti sebuah nama, kata William Shakespeare, tapi


ingatlah nama sangat berarti bagi pemiliknya”

149
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

HAL-HAL YANG MEMBANTU


SITUASI SULIT
Seringkali kita menghadapi situasi yang tidak menyenangkan, yaitu peserta sudah tidak
focus pada materi yang kita sampaikan. Ada berbagai macam penyebab yang dapat
membuat situasi itu terjadi, misalkan ‘ada sesuatu’ di luar/dalam forum, kelelahan, bosan,
dan lain sebagainya.
☞Apa yang harus dilakukan
⌦ Lakukan ‘ledakan’ yang nyeleneh
⌦ Diam, sampaikan pesan non-verbal
⌦ Fokuskan forum pada satu hal (teknik spotlight)
⌦ Tingkatkan tempo pengajaran
⌦ Berikan ‘suntikan adrenalin’ (Ice breakers, energizer,
anekdot, dll)
⌦ Jangan melanjutkan sebelum fokus
⌦ Jangan menganggap satu metode cocok di semua situasi(lakukan tindakan sesuai
dengan penyebab; kuburan berbeda dengan pasar)

150
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

HAL-HAL YANG MEMBANTU

SITUASI SANGAT SULIT SEQALEEE

151
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
HAL-HAL YANG MEMBANTU

MEMOTONG PEMBICARAAN
Pada dasarnya memotong pembicaraan orang lain (peserta) tidak disarankan, namun pada
kondisi tertentu kita harus memotong pembicaraan.

❖ Omongan peserta yang ngalor ngidul gak jelas (ini yang biasa dilakukan anak HMI) dapat
dipotongdengan“Baik,sayasudahbisamenangkapmaksudanda…..”
❖ Peserta yang out of conteks dapat dipotong dengan “Usul anda sangat baik, tetapisekarang
kita masih membicarakan ……, nanti pada saat kita berdiskusi tentang hal itu silahkan
anda sampaikan lagi”
❖ Jika pada peserta yang ngotot, bisa “Tadi sudah anda sampaikan, mungkin ada temannya
yang lain yang mau menyampaikan pendapat?”
❖ Kalo pada peserta yang nyeletuk (ngaco), “Maksud lo…? Bisa anda jelaskan, saya kurang
paham” (pelan sih, tapidalem)
❖ Untuk peserta yang tenang (telat nangkep) bisa pake “Terima kasih atas kesimpulannya,
bisa kita lanjutkan ke pembahasan berikutnya ?” , jangan “Darimana aja lo ?”,
atau
“Nyambung juga lo…”, atau “Selamat datang …..”, atau “Akhirnya…….”.

152
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

HAL-HAL YANG MEMBANTU

BIKIN GAME
Untuk menghidupkan suasana biasanya kita memberikan Ice Breakers atau Energizer,
seringkali berupa game (permainan). Namun tak jarang kita hanya mengulang game-
game hasil mungut gratisan (dapat dari orang, geto), akhirnya game yang seharusnya
bisa seru menjadi tidak menarik karena mungkin para peserta juga sudah pernah
bermain game tersebut.

Ada baiknya kita mencoba untuk mengkreasikan sendiri game-game kita, sehingga
setiap memfasilitasi pelatihan, kita selalu dengan game yang baru.

APAAN SIH ?
Game merupakan sebuah kegiatan bebas yang memiliki komponen-komponen
imajinatif tanpa material yang secara ril yang langsung terkait dengan kepentingan
mereka (peserta), dibatasi oleh ruang dan waktu, memancing reaksi kelompok, dan
berada di luar kehidupan normal.

Pada dasarnya setiap saat kita bermain


(game).

153
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

HAL-HAL YANG MEMBANTU

BIKIN GAME
Asumsi dasar :
 Individualisme
 Rasionalitas
 Interdependen

Bentuk formal :
 Pemain
 Strategi
 Imbalan

Dari pengertian, asumsi dasar, dan bentuk game, kita dapat mengkreasikan (memaksimalkan intuisi)
sebuah game. Pada prinsipnya setiap game adalah perlombaan yang memiliki finish,
dandapatdicapaiketikaparapemainmemaksimalkanstrateginya.

154
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

HAL-HAL YANG MEMBANTU

NGASIH GAME
Supaya permainan berhasil sesuai dengan harapan kita,
dalam memberikan game :

➢ Berikan penjelasan yang rigid (mengenai


permainan, aturan main, dan lain sebagainya)
➢ Pastikan peserta memahami game yang
akandimainkan
➢ Jangan memulai game sebelum
penjelasanselesai
➢ Jangan memulai game sebelum peserta memahami
➢ Amati prilaku setiappemain
➢ Hentikan game jika tidakterkendali

155
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

HAL-HAL YANG MEMBANTU

KAPAN GAME ?
Sama seperti metode atau teknik lainnya, game pun tidak selalu cocok di semua situasi.

KAPAN BOLEH, KETIKA :


✓ Awal sesipelatihan
✓ Kita menginginkan ‘kuburan’ menjadi‘pasar’
✓ Kita mau menyampaikan pesan melaluigame
✓ Kita bisa memilih game (tahusituasi)

JANGAN KASIH :
 Ketika ‘pasar bebas’ (situasi tak terkendali)
 Ketika kita tidak paham game (permainan atau pesannya)
 Ketika peserta malas (misal karena bosan dengan game/terlalu sering)

Pada dasarnya pemberian game tergantung pada situasi atau kondisi, pengamatan kita terhadap
suasana akan sangatmenentukan.

156
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
HAL-HAL YANG MEMBANTU

MEMBANGUN KECERIAAN
Untuk membangun suasana yang ceria, ada berbagai cara :
- Game
- Cerita lucu/anekdot
- Energizer (gerak badan tapi gak melelahkan)
- Main Game (permainan pikiran/intuisi)
- Nyanyi-nyanyi
- Dan ………………

157
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
HAL-HAL YANG MEMBANTU
MEMBANGUN KOMITMEN
Kesuksesan sebuah pelatihan tergantung pada komitmen seluruh elemen yang terlibat dalam
pelatihan.
☞Apa yang harus dilakukan
➢ Sampaikan tujuan pentrainingan
➢ Elaborasi ‘keinginan’ dan ‘ketakutan’peserta
➢ Bangun komitmen berdasarkan ‘keinginan’ dan‘ketakutan’
➢ Jangan jadi ‘orangluar’
➢ Lakukan terlebih dahulu sebelum meminta orang lainmelakukannya
➢ Ingatkan peserta untuk menjalankan komitmen (ketika distorsi)

“Jika kita tidak, kenapa mereka harus ?”

158
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

HAL-HAL YANG MEMBANTU

INTROSPEKSI DIRI
Hal terakhir sekaligus awal dari proses pembelajaran adalah evaluasi. Namun uniknya
evaluasi ini relatif sulit untuk dilakukan, karena kita harus menilai diri sendiri, biasanya
ukuran yang dipakai akan subyektif. Subyektifitas tidak akan membantu.
☞Apa yang harus dilakukan
- Mintalah orang lain untuk menilai kita
- Mintalah saran orang lain
- Perluas cara pandang
- Sering-seringlah sharing dengan orang lain
- Jangan menganggap diri kita perfect
- Jangan pernah ‘puas’ dengan apa yang sudah kita lakukan
- Lakukan perubahan.

159
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

HAL-HAL YANG MEMBANTU


INTROSPEKSI DIRI

Aspek pentrainingan

Bangun
Suasana

Cara
Penyampaian

Penguasaan
Materi

*Catt: Minta orang lain untuk memberikan check list pada bagian yang dianggap cocok

160
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

LEARNINGHOWTOLEARN

161
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

LEARNING HOW TO LEARN


DARIMANA HARUS MEMULAI
Manusia sukses, berhasil atau apapun istilahnya, yang jelas maksudnya adalah orang
yang mampu menggapai keinginannya, biasanya adalah manusia pembelajar, bahkan
tidak hanya itu, ia adalah manusia pembelajar bagaimana belajar. Dia senantiasa
berusaha untuk berubah menjadi lebih baik, tidak hanya sekedar perubahan tindakan,
tetapi juga perubahan sikap, bahkan mental model. Muhammad saw, contoh pribadi
learning how to learn sejati.
☞Apa yang harus dilakukan:

“BACA!!”

162
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

LEARNING HOW TO LEARN

BAGAIMANA
Untuk menjadi pembelajar, kita harus banyak melatih diri, ini perlu usaha keras dan
cerdas.
☞Apa yang harus dilakukan
 Berpikir sistem
 Pegang prinsip (keyakinan)
 Pahami tujuan hidup
 Pahami diri
 Jadilah manusia merdeka
 Berpikir positif
 Bangun interaksi positif
 Yakin usaha sampai

“Sesungguhnya tugas manusia amatlah sederhana:


beriman, berilmu, dan beramal” (Nurcholish Madjid)/
Cak Nur.’’

163
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
LEARNING HOW TO LEARN

RENUNGAN
Coba tebak, gambar apakah ini ?

Jika sudah tahu jawabannya, anda sudah memulai langkah menjadi pelatih.

164
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

AKHIRNYA

165
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

AKHIRNYA

MEMPRAKTEKKANNYA
Pengetahuan tidak akan berarti apa-apa jika tidak dilakukan. Tanpa melakukan apa-apa,
kita sama saja dengan bernyanyi lagu :

“Hayalan Tingkat Tinggi”


Hasilnya terletak pada masa depan ‘’Apa’’ yang kita tanam, itulah yang kita tuai.

166
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

AKHIRNYA

SO WHAT GITU LHO

Aku dengar; Aku lupa


Aku lihat; Aku ingat
Aku lakukan; Aku paham
Aku sampaikan; Aku mahir

167
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
AKHIRNYA
APAKAH ADA BEDA ?

Jika kita melakukan sesuatu karena


mengharapkan
imbalan/hadiah/pujian/pahala, Sarimin
(topeng monyet) juga bisa.

168
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAB VI
SEJARAH HMI
A. Pengantar Ilmu Sejarah
1. Pengertian
Sejarah adalah suatu kebetulan terjadi di masa yang telah lalu dan benar-benar terjadi, dan
kebetulan pula dicatat, biasanya kebenaran sejarah didukung bukti- bukti yang membenarkan peristiwa
itu benar-benar terjadi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, ilmu sejarah adalah suatu
pengetahuan uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi
di masa lampau. Dari pengertian atau definisi di atas maka dapatlah dibedakan antara sejarah dan
ilmu sejarah, sejarah adalah kejadian atau peristiwanya, sedangkan ilmu sejarah adalah ilmu yang
mempelajari kejadian atau peristiwa tersebut.
2. Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Ilmu Sejarah
Manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dari kejadian yang telah lampau adalah
pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat itu, dan dengan mempelajari maka
dapat diambil hikmah/pelajaran dari peristiwatersebut. Pada peristiwa yang terjadi dapat dianalisis
kelebihan dan kekurangan yang ada dari peristiwa itu, dan pengetahuan tersebut dapat
meningkatkan kehati-hatian dalam mengambilkeputusan pada masa saat ini dengan
mempertimbangkan prinsip nilai yang terjadi di masa lalu, karena pada dasarnya peristiwa masa lalu
linear dengan masa saat ini dan yang akan datang.
B. Misi Kelahiran Islam
1. Masyarakat Arab Pra Islam
Masyarakat Arab pra Islam atau yang lebih dikenal dengan masyarakat jahiliyah hidup dalam
keterbelakangan, baik pengetahuan, sosial budaya maupun peradaban. Masyarakat arab pra
Islam tidak mengenal tulis dan baca, walaupun ada yang dapat menulis dan membaca itu hanya
sebagian kecil saja, namun pemahaman atau kebanggaan akan sastra demikian tingginya,
jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat Arab pada masa itu hidup dalam kebodohan.
Posisi wanita pada saat itu tidak dihargai, mereka hanya dipandang sebagai benda
bergerak yang menyenangkan, bahkan wanita dianggap sebagai beban dan sumber bencana,
implikasinya adalah ada anggapan jika memiliki anak wanita akan mengakibatkan kemiskinan.
Dampak dari pandangan itu, maka tak heran jika mereka sering mengubur bayi wanita hidup-
hidup (kalau sekarang, belum lahir sudah dibunuh). Selain itu masyarakat Arab pra Islam hidup
dalam perpecahan klan (keluarga besar), karena mereka lebih menonjolkan ego kesukuan
atau kabilah, ini menyebabkan masyarakat Arab sering berperang antar kabilah dan tidak
memiliki rasa kebangsaan yang menyebabkan bangsa Arab menjadi lemah dan terpecah-pecah.
2. Periode Kenabian Muhammad

169
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
a. Fase Makkah
Muhammad lahir di Makkah pada masa keadaan masyarakat yang buruk sekali.
Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah, bertepatan dengan tanggal 20 April 571
M. Muhammad putra tunggal dari pasangan Abdullah dan Aminah. Sejak kecil Muhammad
memiliki sifat yang terpuji sehingga kemudian ia dijuluki “al-amin” atau orang yang dapat
dipercaya.
Pada usia yang ke-25 Muhammad menikah dengan seorang janda kaya yang bernama
Khadijah. Dalam masa pernikahannya ini Muhammad sering melakukan
perenungan/kontemplasi di luar kota Makkah, tepatnya di sebuah gua yang bernama Hira,
beliau selalu memikirkan keadaan masyarakatnya yang demikian rusak.
Pada saat Muhammad mendekati usia 40 tahun, beliau makin sering stress memikirkan
bangsanya, sehingga pelariannya dengan menyepi di gua Hira semakin sering kuantitasnya.
Suatu malam di bulan Ramadhan tepatnya tanggal 17 Ramadhan yang bertepatan
dengan tanggal 6 Agustus 610, datanglah suatu penampakan yang ternyata adalah malaikat
Jibril yang menyampaikan wahyu pertama (Al-Alaq : 1 – 5), dan ini pertanda bahwa
Muhammad telah dilantik menjadi rasul dan nabi walaupun tanpa berita acara. Pasca wahyu di gua
Hira, Muhammad S.A.W. Mendapat wahyu-wahyu berikutnya yang memerintahkan kepada
Muhammad S.A.W untuk menyampaikan dakwah. Isi dakwahnya adalah ajakan untuk
melakukan perubahan-perubahan yang revolusioner, perubahan yang dibawa antara lain
perubahan akhlak, karena Islam mengajarkan akhlak yang baik. Perubahan lain adalah nilai
persamaan, yang dimaksud adalah kesetaraan antar umat manusia, tidak ada perbedaan antara
laki-laki dan perempuan, antar ras, bangsa, dan lain sebagainya, di mata Allah yang berbeda adalah
ketaqwaan. Selain itu, ilmu pengetahuan menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan, serta
membangun solidaritas persaudaraan yang berimplikasi pada penguatan nasionalisme atau keutuhan
dalam berbangsa dan beragama.
Pada fase Makkah ajaran yang disampaikan Muhammad S.A.W berkaitan atau berhubungan
pada nilai ketauhidan atau iman, karena pada saat itu jaran Islam baru tegak kembali, sehingga yang
harus dibangun pertama-tama adalah fondasi aqidah atau iman yang dijadikan landasan fundamental.
Tiap tahun kota Makkah selalu didatangi oleh kabilah-kabilah dari seluruh Arab yang datang untuk
untuk melakukan shoping atau ibadah haji.Muhammad S.A.W melakukan dakwah terhadap
orang-orang tersebut, dan usaha ini tidak sia-sia karena dari kalangan yang berasal dari daerah-
daerah tersebut ada yang menyatakan keimanannya, diantaranya dari Yastrib. Konsekuensi logis
dari gerakan revolusioner berdampak pada peningkatan konstelasi politik masyarakat
Makkah, yang pada akhirnya memberikan satu pilihan kepada Muhammad S.A.W untuk
meninggalkan Makkah. Pada hijrah yang kedua, Muhammad S.A.W. menginstruksikan kepada para
pendukungnya untuk meninggalkan kota Makkah menuju Yastrib yang dikemudian hari dikenal
170
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
dengan Madinah. Muhammad S.A.W pun pada akhirnya terpaksa harus meninggalkan Makkah
menuju Madinah, maka dimulailah babak baru dalam Islam, fase Madinah.
b. Fase Madinah
Fase Madinah dimulai sejak hijrahnya Muhammad S.A.W dari Makkah ke Madinah,
karena Madinah dianggap baik untuk pembenihan Islam.Kaum muslimin yang berada di Madinah
terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Anshar (kaum muslimin tuan rumah) dan Muhajirin (kaum
muslimin pendatang dari Makkah), maka langkah pertama yang dilakukan adalah
mempertalikan hubungan kekeluargaan atau hubungan persaudaraan antara kaum Anshar dan
Muhajirin, karena hanya dengan persatuanlah, maka umat Islam akan kuat. Selanjutnya
dilakukan lobi-lobi politik atau perjanjian dengan kelompok di luar Islam yang ada di Madinah, karena
pada saat itu telah ada kelompok lain yang tinggal di sana, antara lain Yahudi.
Di Madinahlah Muhammad S.A.W. melakukan pembinaan masyarakat Islam. Pembinaan
masyarakat ini tidak hanya di bidang aqidah, tetapi juga menyangkut masalah politik,
ekonomi, dan sosial budaya.Di Madinah perkembangan ajaran Islam maju dengan pesat, pada
fase ini ajaran lebih ditekankan pada hukum kemasyarakatan atau lebih kepada muamallah.
Dengan semakin besarnya kamum muslimin, dianggap merupakan ancaman bagi kelompok lain,
maka semakin benci pula orang-orang Quraisy kepada Muhammad S.A.W. dan para
pendukungnya.Konstelasi kebencian makin meningkat sehingga mengakibatkan timbulnya
peperangan, antara lain Badr, Uhud, Ahzab, Khandaq, dan beberapa perang lainnya. Pada prinsipnya
bagi kaum muslimin peperangan ini adalah upaya defensif dan dalam rangka menegakkan
kalimah tauhid.
Muhammad S.A.W. mangkat dan dimakamkan di Madinah di usia 63 tahun, pada
tanggal 12 Rabiul Awal 11 H, bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632.
C. Latar Belakang Berdirinya HMI
1. Kondisi Islam di Dunia
Kondisi umat Islam dunia pada saat menjelang kelahiran HMI dapat dikatakan
ketinggalan dibandingkan masyarakat Eropa dengan Reinasance-nya. Ini dapat dilihat dari
penguasaan teknologi maupun pengetahuan, bahkan sebagain besar umat Islam berada di bawah
ketiak penindasan nekolim barat yang notabene dimotori oleh kelompok Kristen. Umat Islam
hanya terpaku, terlena oleh kejayaan masa lampau atau pada zaman keemasan Islam. Umat
Islam pada umumnya tidak memahami ajaran Islam secara komprehensif, sehingga mereka hanya
berkutat seputar ubudiyah atau ritual semata tanpa memahami bahwa ajaran Islam adalah ajaran
paripurna yang tidak hanya mengajarkan hubungan manusia dengan Tuhan, namun lebih jauh
daripada itu menderivasikan hubungan transenden ke dalam seluruh aspek kehidupan.
Berangkat dari pemahaman ajaran Islam yang kurang, umat berada dalam keterbelakangan
dan fenomena ini terjadi dapat dikatakan di seluruh dunia. Hal tersebut mengakibatkan terpuruknya
171
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
umat Islam yang dijanjikan Allah untuk dipusakai alam semesta. Lebih ironis lagi ketika umat
terbagi menjadi berbagai golongan yang hanya berangkat dari masalah khilafiyah, yang bedampak
pada melemahnya kekuatan Islam.
2. Kondisi Islam di Indonesia
Tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di dunia saat itu, umat Islam berada dalam
cengkaraman nekolim barat. Penjajah memperlakukan umat Islam sebagai masyarakat kelas
bawah dan diperlakukan tidak adil, serta hanya menguntungkan kelompok mereka sendiri atau
rakyat yang sudah seideologi dengan mereka.
Umat Islam Indonesia hanya mementingkan kehidupan akhirat (katanya sich), dengan
penonjolan simbolisasi Islam dalam budiyah, sebagai upaya kompensasi atas ketidakberdayaan
untuk melawan nekolim, sehingga pemahaman umat tidak secara benar dan kaffah. Bahkan ada
sebagian ulama yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah ditutup, hal ini menyebabkan umat
hidup dalam suasana taqlid dan jumud. Selain itu umat Islam Indonesia berada dalam perpecahan
berbagai macam aliran/firqah dan masing-masing golongan melakukan truth claim, hal ini
menyebabkan umat Islam Indonesia tidak kuat akibat kurang persatuan di kalangan umat Islam di
Indonesia.
3. Kondisi Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Islam
Perguruan tinggi adalah tempat untuk menuntut ilmu yang akan menghasilkan para
pemimpin untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Selain itu perguruan tinggi adalah
motor penggerak perubahan, dan perubahan tersebut diharapkan menuju sesuatu yang lebih baik.
Begitu pentingnya perguruan tinggi, maka banyak golongan yang ingin menguasainya demi untuk
kepentingan golongan tersebut.
Sejalan dengan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis tersebut, ada
beberapa faktor dominan yang menguasai dan mewarnai perguruan tinggi dan dunia
kemahasiswaan, antara lain sistem yang diterapkan khususnya di perguruan tinggi adalah sistem
pendidikan barat yang mengarah pada sekularisme dan dapat menyebabkan dangkalnya agama
atau aqidah dalam kehidupan.Selain itu adanya organisasi kemahasiswaan yang berhaluan komunis
dan ini menyebabkan aspirasi Islam dan umat Islam kurang terakomodir.
Faktor-faktor di atas adalah ancaman yang serius, karena menyebabkan masalah
dalam hidup dan kehidupan serta keberadaan Islam dan umat Islam. Mahasiswa Islam kurang
memiliki ruang gerak karena berada dalam sistem yang sekuler dan tidak sesuai dengan ajaran Islam,
dan harus menghadapi tantangan dari mahasiswa komunis yang sangat bertentangan dengan fitrah
manusia dan bertentangan pula dengan ajaran Islam. Jelas sudah bahwa mahasiswa Islam sangat sulit
untuk bergerak memperjuangkan aspirasi umat Islam.

172
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
4. Saat Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
HMI lahir pada saat umat Islam Indonesia berada dalam kondisi yang
memprihatinkan, yaitu terjadinya kesenjangan dan kejumudan pengetahuan, pemahaman,
penghayatan ajaran Islam sehingga tidak tercermin dalam kehidupan nyata. Pada saat HMI
berdiri, sudah ada organisasi kemahasiswaan, yaitu Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY),
namun PMY didominasi oleh partai sosialis yang berpaham komunis. Akibat didominasi oleh partai
sosialis maka PMY tidak independen untuk memperjuangkan aspirasi mahasiswa, maka banyak
mahasiswa yang tidak sepakat dan tidak bisa membiarkan mahasiswa terlibat dalam polarisasi
politik. Sebagai realisasi dari keinginan tersebut maka di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal
1366 H, bertepatan dengan tanggal 5 Pebruari 1947 sebuah organisasi kemahasiswaan, yaitu
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi independen dan sebagai anak umat dan
anak bangsa.
D. Gagasan dan Visi Pendiri HMI
1. Sosok Lafran Pane
Berdasarkan penelusuran dan penelitian sejarah, maka Kongres XI HMI tahun 1974 di
Bogor menetapkan Lafran Pane sebagai pemrakarsa berdirinya HMI, dan disebut sebagai pendiri HMI.
Lafran Pane adalah anak keenam dari Sutan Pangurabaan Pane, lahir di Padang Sidempuan, 5 Pebruari
1922, pendidikan Lafran Pane tidak berjalan “normal” dan “lurus”. Lafran Pane mengalami perubahan
kejiwaan yang radikal sehingga mendorong dirinya untuk mencari hakikat hidup sebenarnya.
Desember 1945 Lafran Pane pindah ke Yogyakarta, karena Sekolah Tinggi Islam (STI) tempat ia
menimba ilmu pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Pendidikan agama Islam yang lebih intensif ia
peroleh dari dosen-dosen STI, mengubur masa lampau yang kelam.
Bagi Lafran Pane, Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup yang sempurna,
karena Islam menjadikan manusia sejahtera dan selamat di dunia dan akhirat. Pada tahun 1948,
Lafran Pane pindah studi ke Akademi Ilmu Politik (AIP).Saat Balai Perguruan Tinggi Gadjah
Mada dan fakultas kedokteran di Klaten, serta AIP Yogyakarta dinegerikan pada tanggal 19
Desember 1949 menjadi Universitas Gadjah Mada (UGM), secara otomatis Lafran Pane termasuk
mahasiswa pertama UGM. Setelah bergabung menjadi UGM, AIP berubah menjadi Fakultas
Hukum Ekonomi Sosial Politik, dan Lafran Pane menjadi sarjana pertama dalam ilmu politik dari
fakultas tersebut pada tanggal 26 Januari 1953.
2. Gagasan Pembaharuan Pemikiran Keislaman
Untuk melakukan pembaharuan dalam Islam, maka pengetahuan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalanumat Islam akan agamanya harus ditingkatkan, sehingga dapat
mengetahui dan memahami ajaran Islam secara benar dan utuh. Kebenaran Islam memiliki jaminan
kesempurnaannya sebagai peraturan untuk kehidupan yang dapat menghantarkan manusia kepada
kebahagian dunia dan akhirat.
173
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Tugas suci umat Islam dalah mengajak umat manusia kepada kebenaran Illahi dan kewajiban
umat Islam adalah menciptakan masyarakat adil makmur material dan spiritual.Dengan adanya
gagasan pembaharuan pemikiran keislaman, diharapkan kesenjangan dan kejumudan pengetahuan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam dalpat dilakukan dan dilaksanakan sesuai
dengan ajaran Islam. Kebekuan pemikiran umat Islam telah membawa pada arti agama yang
kaku dan sempit, tidak lebih dari agama yang hanya melakukan peribadatan. Al-Qur’an hanya
dijadikan sebatas bahan bacaan, Islam tidak ditempatkan sebagai agama universal. Gagasan
pembaharuan pemikiran Islam ini pun hendaknya dapat menyadarkan umat Islam yang terlena
dengan kebesaran dan kejayaan masa lalu.
3. Gagasan dan Visi Perjuangan Sosial Budaya
Ciri utama masyarakat Indonesia adalah kemajemukan sosial budaya,
kemajemukan tersebut merupakan sumber kekayaan bangsa yang tidak ternilai, tetapi keberagaman
yang tidak terorganisir akan mengakibatkan perpecahan dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Tujuan awal saat HMI berdiri juga tidak terlepas pada gagasan dan visi perjuangan sosial
budaya, yaitu :
 Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat
Indonesia.
 Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam.
Dari tujuan tersebut jelaslah bahwa HMI ingin agar kehidupan sosial budaya yang ada menjadi
perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia guna mempertahankan kemerdekaan yang baru
diraih.Untuk menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam pun harus dipelajari kondisi sosial
budaya gara tidak terjadi benturan kultur. Masyarakat muslim Indonesia yang hanya memahami
ajaran Islam sebatas ritual harus diubah pemahamannya dan keadaan sosial budaya yang telah
mengakar ini tidak dapat diubah serta merta, tetapi melalui proses panjang dan bertahap.
4. Komitmen Keislaman dan Kebangsaan sebagai Dasar Perjuangan HMI
Dari awal terbentuknya HMI telah ada komitmen keumatan dan kebangsaan yang
bersatu secara integral sebagai dasar perjuangan HMI yang dirumuskan dalam tujuan HMI yaitu :
Mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia yang
didalamnya terkandung wawasan atau pemikiran kebangsaan atau ke-Indonesiaan.Menegakkan dan
mengembangkan ajaran Islam yang didalamnya terkandung pemikiran ke-Islaman.
Komitmen tersebut menjadi dasar perjuangan HMI di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sebagai organisasi kader, wujud nyata perjuangan HMI dalam komitmen keumatan dan
kebangsaan adalah melakukan proses perkaderan yang ingin menciptakan kader berkualitas insan
cita yang mampu menjadi pemimpin yang amanah untuk membawa bangsa Indonesia mencapai
asanya.
174
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Komitmen keislaman dan kebangsaan sebagai dasar perjuangan masih melekat dalam gerakan
HMI. Kedua komitmen ini secara jelas tersurat dalam rumusan tujuan HMI (hasil Kongres IX HMI
di Malang tahun 1969) sampai sekarang, yaitu :
“Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertanggung jawab
atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”.
Namun kedua komitmen itu tidak dilakukan secara institusional, melainkan dampak dari proses
pembentukan kader yang dilakukan oleh HMI.
E. Dinamika Sejarah Perjuangan HMI dalam Sejarah Perjuangan Bangsa
1. HMI dalam Fase Perjuangan Fisik
HMI ikut berjuang dalam perjuangan fisik ketika terjadi pemberontakan PKI diMadiun
pada tahun 1948.Pemberontakan tersebut bertujuan mengambil alih kekuasaan pemerintahan
yang sah dan ingin mendirikan “Soviet Republik Indonesia”. Menghadapi hal tersebut,
HMI menggalang seluruh kekuatan mahasiswa dengan membentuk Corps Mahasiswa. Selama
waktu krisis tersebut anggota HMI terpaksa meninggalkan bangku kuliah untuk mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pengkhianatan PKI, selain itu HMI pun terlibat dalam
perjuangan fisik menghadapi agresi militer Belanda.
Sebagai anak umat dan anak bangsa, HMI selalu ikut dalam perjuangan fisik demi
mempertahankan negara Republik Indonesia. Dalam mempertahakan NKRI, anggota-anggota HMI
mengganti pena dengan memanggul senjata, HMI merasa ikut bertanggung jawab dalam
mempertahankan kedaulatan NKRI. HMI berkeyakinan bahwa dalam masyarakat yang berdaulat
dan merdeka akan tercipta keadilan dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu HMI selalu berusaha
untuk memperthankan dan mempersatukan bangsa.

2. HMI dalam Fase Pertumbuhan dan Konsolidasi Bangsa


Saat HMI baru saja berdiri, terjadi pemberontakan PKI di Madiun yang
merupakan ancaman terhadap kedaulatan bangsa, umat Islam, dan HMI sendiri. Kekuatan PKI ini
makin memuncak pada era 60-an, PKI menjadi salah satu kekuatan sosial politik besar di
Indonesia. Posisi HMI saat itu adalah menentang ajaran komunis dan mengajak semua pihak yang ada
untuk menentang komunis. Persoalan komunis bukan hanya persoalan bangsa dan negara, tetapi
juga persoalan HMI, akibat sikap HMI tersebut maka PKI menempatkan HMI sebagai salah satu
musuh utama yang harus diberangus. HMI menggalang konsolidasi dengan semua pihak yang non
komunis, karena komunis bertentangan dengan dasar negara, yaitu Pancasila. Selain itu PKI
selalu berusaha untuk merebut pemerintahan dan kekuasaan yang sah.
Untuk menghadapi pemilu 1955, HMI mengadakan Konferensi Akbar di Kaliuarang
Yogyakarta paa tanggal 9 – 11 April 1955, keputusan yang diambil adalah :

175
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
 Menyerukan kepada khalayak ramai untuk memilih partai-partai Islam dalam pemilu yang
akan datang
 Menyerukan kepada partai-partai Islam supaya mengurangi keruncingan- keruncingan,
tidak saling menyerang
Kepada warga dan anggota HMI supaya :
 Wajib aktif dalam pemilu
 Wajib aktif memilih salah satu partai Islam
 Mempunyai hak dan kebebasan untuk membantu dan memilih partai Islam yang
disenangi
Dalam menghadapi sidang pleno Majelis Konstituante, PB HMI mengirimkan seruan kepada seluruh
anggota fraksi partai-partai Islam di konstituante agar dapat memikul amanah umat Islam di
Indonesia.
Ketika Demokrasi Terpimpin berjalan, HMI mendapat tekanan kuat, karena ada tuduhan
bahwa HMI kontra revolusi, dan lain-lain. Oleh karena itu HMI menggelar Musyawarah Nasional
Ekonomi HMI se-Indonesia di Jakarta padatahun 1962.Ada beberapa pertanyaan yang diajukan
kepada HMI saat itu menyangkut sikap yang diambil HMI, yaitu (1) Apakah HMI
mendukung Manipol/Usdek atau tidak ? (2) HMI setuju pancasila atau tidak ? dan (3) HMI
setuju sosialisme Indonesia atau tidak ?
Munas memberikan jawaban sebagai berikut :
1) Ya, HMI mendukung Manipol/Usdek sebagai haluan negara yang ditetapkan oleh MPRS
2) Ya, HMI setuju Pancasila yang merupakan rancangan kesatuan dengan Piagam Jakarta
3) Ya, HMI setuju sosialisme Indonesia, yaitu masyarakat adil makmur yang diridhoi Tuhan
Yang Maha Esa
Dengan melakukan pendekatan-pendekatan itu maka HMI dapat terselamatkan, isu dan tuduhan yang
dilancarkan terhadap HMI tidak berhasil untuk mengubur HMI dalam percaturan sejarah.
3. HMI dalam Fase Transisi Orde Lama dan Orde Baru
Tahun 1965, HMI mengalami tantangan yang berat, HMI terancam dibubarkan, dan lagi-lagi
HMI lulus dalam ujian sejarah sehingga HMI dapat mempertahankan eksistensinya hingga saat ini
(entah esok hari, entah lusa nanti, entah……). HMI adalah salah satu komponen bangsa yang
menentang faham dan ajaran komunis, sedangkan PKI saat itu merupakan kekuatan sosial politik
yang besar di negara Republik Indonesia. PKI berkeinginan untuk membubarkan HMI karena
merupakan salah satu musuh utamanya, usaha untuk membubarkan HMI dilakukan PKI dengan gencar
(Kalau tidak mampu membubarkan HMI, lebih baik pakai sarung saja), apalagi menjelang Gestapu
atau Gestok (istilah Pemimpin Besar Revolusi Soekarno).
Masalah pembubaran HMI bukan hanya menjadi masalah internal, tapi lebih jauh

176
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
daripada itu, hal tersebut merupakan masalah umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya.
Puncak dari usaha PKI untuk merebut kekuasaan dan kedaulatan negara republik Indonesia
adalah dengan melakukan pemberontakan Gerakan 30 September/PKI tahun 1965.
Pemberontakan tersebut dimulai melalui cara penculikan terhadap para perwira tinggi
TNI-AD (kecuali Pangkostrad yang merupakan jabatan strategis, why ?), dan menghabisi
para perwira itu. Menyikapi hal ini, HMI mengutuk Gestapu dan menyatakan bahwa gerakan
tersebut dilakukan oleh PKI (pernyataan bahwa G30S/PKI diotaki oleh PKI pertama kali
dilontarkan oleh HMI –sumber Agussalim Sitompul), HMI ikut membantu pemerintah dalam
menumpas G30S/PKI dan kerelaan HMI untuk membantu sepenuhnya ABRI. Setelah turunnya
Soekarno dan naiknya Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia, HMI bersikap mendukung
pemerintahan baru yang ingin menjalankan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen (katanya sih gitu waktu naik) dan HMI ikut dalam usaha-usaha untuk menumpas sisa-sisa
PKI serta organisasi underbouw PKI.
4. HMI dalam Fase Pembangunan dan Modernisasi Bangsa
Berdasarkan tujuan HMI, maka kader HMI harus memiliki kualitas insan cita, yang karenanya
akan tercipta kader yang memiliki intelektual tinggi yang dilandasi oleh iman serta diabdikan
kepada umat dan bangsa. Pengabdian para kader ini akan dapat dijadikan penopang dalam
pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Peran HMI dalam pembangunan bangsa dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Partisipasi dalam pembentukan situasi dan iklim
2) Partisipasi dalam pemberian konsep
3) Partisipasi dalam bentuk pelaksanaan
Dalam menjalani peran tersebut, banyak halangan dan rintangan yang justru sebenarnya lebih
dominan faktor internal, misalnya pergeseran nilai yang berdampak pada hilangnya ruh
perjuangan HMI. Selain itu faktor eksternal memaksa HMI untuk terbawa pusaran kekuasaan,
misal masalah asas tunggal yang mengakibatkan perpecahan HMI menjadi dua yaitu HMI yang
bermarkas di Diponegoro dan HMI yang menamakan dirinya Majelis Penyelamat Organisasi.
5. HMI dalam Fase Pasca Orde Baru
Setelah runtuhnya Orde Baru, dimulailah babak baru perjalanan bangsa yang dikenal dengan
sebutan Reformasi. Namun ternyata sampai saat ini reformasi masih berupa angan yang belum
dapat terealisir, ironisnya kehilangan arah, karena banyak komponen bangsa yang ingin
merasakan sesuatu yang instan, tetapi dengan harapan berumur panjang.
Peran HMI dalam reformasi banyak dipertanyakan orang, analisa sementara ini diakibatkan
penempatan peran HMI yang “salah” pada fase pembangunan. Bahkan gerakan mahasiswa di
luar HMI seringkali menempatkan HMI sebagai common enemy. Dinamika organisasi di manapun
akan selalu mengalami fluktuasi, akankah HMI tetap bertahan ?
177
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

KONSTITUSI HMI
“Mengajarkan Keteraturan, Menemukan Ketidakteraturan (Satjipto Rahardjo)”

1. Pengantar Ilmu Hukum


1.1. Pengertian dan Fungsi Hukum
Apakah hukum itu? Pertanyaan sederhana, namun dengan jawaban yang sangat kompleks. Masing-
masing orang punya pemahaman dan defenisi sendiri tentang hukum. Ada yang mengatakan hukum
adalah peraturan perundang-undangan. Ada pula yang mengatakan hukum itu menyangkut suatu
sanksi yang diberikan pada orang yang melakukan kesalahan, bahkan ada pula yang berpendapat
hukum itu adalah prilaku manusia. Secara falsafati, jawaban atas pertanyaan di atas akan
mencerminkan mazhab hukum apa yang dianut si penjawabnya. Oleh karenanya, apapun defenisi yang
akan digunakan itu terpulang pada siapa dan bagaimana ia memahami hukum.
John Austin berpendapat bahwa yang sesungguhnya disebut hukum adalah suatu jenis perintah, tetapi
karena ia disebut perintah, maka setiap hukum yang sesungguhnya, mengalir dari suatu sumber yang
pasti..., apabila suatu perintah dinyatakan atau diumumkan, satu pihak menyatakan suatu kehendak
agar pihak lain menjalankannya atau membiarkan itu dijalankan (Friedmann, 1953:152). Hart (1972 :
21- 23) mengemukakan hukum itu mempunyai ciri : (1) ditujukan kepada kelas, kelompok atau
golongan tertentu; (2) perbuatan yang dituntut untuk dilakukan oleh norma hukum dirumuskan secara
umum, seperti jual-beli, memfitnah, menganiaya dan sebagainya; (3) perintah hukum bersifat terus
menerus.
Dalam memperbincangkan hukum, harus dibedakan antara norma hukum dan peraturan hukum.
Adapun yang dimaksud dengan norma hukum adalah suatu penilaian mengenai perbuatan tertentu.
Norma hukum memuat penilaian apakah suatu perbuatan itu merupakan suruhan atau larangan. Untuk
menilai apakah sesuatu itu mengandung norma hukum, maka ada atau tidaknya suruhan atau larangan
dapat digunakan sebagai ukuran untuk itu. Jika salah satunya ada, maka itu dapat dikatakan sebagai
mengandung norma hukum.
Sedangkan peraturan hukum adalah lambang-lambang yang digunakan untuk menyampaikan norma-
norma hukum. Lambang yang paling umum adalah dalam bentuk peraturan tertulis. Peraturan hukum
dapat juga dalam tanda-tanda lain seperti lukisan atau juga gerakan-gerakan badan. Oleh karena
peraturan hukum hanya lambang saja, maka ia bisa dimusnahkan, dibuang, dirusak, tanpa menghapus
norma hukumnya (Satjipto Rahardjo,2000:34). Peraturan hukum merupakan bagian dari tatanan
hukum dan oleh karena itu hendaknya dipahami dalam kerangka itu pula. Tatanan hukum memberikan
suatu kualifikasi hukum terhadap kehidupan sehari-hari. Jadi, hukumlah yang memberikan kualifikasi
terhadap perbuatan itu sebagai perbuatan yang perbuatan hukum atau nir-hukum.
1.2. Tujuan dan Hakikat Hukum
178
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Ketika muncul pertanyaan tentang apa sebenarnya hakekat hukum itu, maka tidak akan
terlepas dari perbincangan tentang keadilan. Keadilan merupakan salah satu tujuan hukum yang paling
banyak dibicarakan sepanjang perjalanan sejarah filsafat hukum. Selain keadilan, hukum juga
bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan kemanfaatan (Darji Darmodiharjo, 2006:155).
Bicara tentang bahwa keadilan merupakan tujuan hukum, Gustav Radbruch (1878-1949), seorang
politikus dan sarjana hukum Jerman mengatakan bahwa hukum merupaka suatu unsur kebudayaan,
maka seperti unsur-unsur kebudayaan lain hukum mewujudkan salah satu nilai dalam kehidupan
konkrit manusia. Nilai itu adalah keadilan (Theo Huijbers, 1982: 162). Menurut Radburch, hukum
merupakan salah satu subsistem dalam masyarakat yang menjadi salah satu alat untuk mewujudkan
keadilan.
Radburch juga mengemukakan bahwa tujuan hukum terdiri dari tiga hal yakni: kepastian,
keadilan, dan kemanfaatan. Pada awalnya, ia menyatakan bahwa tujuan kepastian menempati
peringkat yang paling atas di antara tujuan yang lain. Namun, setelah melihat kenyataan bahwa dengan
teorinya tersebut Jerman di bawah kekuasaan Nazi melegalisasi praktek-praktek yang tidak
berperikemanusiaan selama masa Perang Dunia II –dengan jalan membuat hukum yang mensahkan
praktek-praktek kekejaman perang pada masa itu-, Radbruch pun akhirnya meralat teorinya tersebut
dengan menempatkan tujuan keadilan di atas tujuan hukum yang lain (Joeni Arianto, 2008:2).
Seiringi dengan apa yang disampaikan Radburch tersebut, Satjipto Rahardjo mengatakan
bahwa membicarakan hukum adalah membicarakan hubungan antar manusia. Membicarakan
hubungan antar manusia adalah membicarakan keadilan. Dengan demikian setiap pembicaraan
mengenai hukum, jelas atau sama-samar, senantiasa merupakan pembicaraan mengenai keadilan pula.
Kita tidak dapat membicarakan hukum hanya sampai kepada wujudnya sebagai suatu bangunan
formal. Kita juga perlu melihatnya sebagai ekspresi dari cita-cita keadilan masyarakat (Satjipto
Rahardjo, 2000:159).
Sementara subjek utama dari keadilan tersebut adalah struktur dasar masyarakat, atau lebih
tepatnya, cara-cara lembaga sosial utama mendistribusikan hak dan kewajiban fundamental serta
menentukan pembagian keuntungan dari kerja sosial bersama (John Rawls,2006:7-8). Keadilan akan
menjadi patokan untuk menguji sejauh mana lembaga-lembaga sosial politik memang akomodatif
terhadap kepentingan semua pihak, termasuk kelompok orang yang kurang mampu (Andre Ata Ujan,
2001:20).
Dalam hal ini, negara merupakan salah satu bentuk lembaga sosial utama yang punya
kewajiban untuk mendistribusikan segala hak dan kewajibannya untuk tujuan kesejahteraan rakyatnya.
Dengan cara itulah keadilan dapat diwujudkan. Termasuk dalam kontek membangun dan menjalankan
hukum negara pun dituntut agar menjalankan peranan yang demikian demi tercapainya keadilan sosial
yang dicitakan.
Dalam kontek itu, memanglah demikian bahwa keadilan adalah tujuan hukum yang utama,
179
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
karena hal ini sesuai dengan hakekat hukum itu sendiri. Bahwa hukum dibuat untuk menciptakan
ketertiban melalui peraturan yang adil, yakni pengaturan kepentingan-kepentingan yang saling
bertentangan dengan seimbang sehingga setiap orang memperoleh sebanyak mungkin apa yang
menjadi bagiannya. Bahkan dapat dikatakan dalam seluruh sejarah filsafat hukum selalu memberikan
tempat yang istimewa kepada keadilan sebagai suatu tujuan hukum.
Untuk mencapai keadilan tersebut, cara berhukum sebuah negara jelas sangat menentukan.
Pilihan akan sistem yang akan diterapkan dan bagaimana sistem tersebut diterapkan akan sangat
mempengaruhi pencapaian tujuan hukum. Semakin dekat sistem yang dipilih dengan jiwa dan
kepribadian sebuah bangsa, tentu akan semakin dekat pula dengan pencapaian keadilan sebagaimana
telah diuraikan di atas.
1.3. Pengertian Konstitusi
Mengenai istilah “konstitusi”, para ahli berbeda pendapat tentang asal kata tersebut. Solly
Lubis dan Wirjono Prodjodikoro berpendapat bahwa perkataan konstitusi berasal dari kata kerja
“constituer” (Bahasa Perancis) yang berarti “membentuk”. Kini yang dibentuk adalah suatu negara,
maka konstitusi mengandung arti pembentukan suatu negara atau mengandung permulaan dari segala
peraturan mengenai suatu negara (A. Riyanto, 2000: 17-18).
Sedangkan G.S. Diponolo berpendapat bahwa kata konstitusi berasal dari kata bahasa latin :
“constitutio” yang kurang lebih berarti “dasar susunan badan”, yang mana badan-badan tersebut
mempunyai kedudukan dan fungsinya sendiri-sendiri. Konstitusi menurut makna katanya berarti dasar
susunan badan politik yang bernama negara (A. Riyanto, 2000: 17-18). Sedangkan Dr. Muhammad
Ridhwan mengemukakan bahwa istilah constitution dalam bahasa Inggris atau Verfassung dalam
bahasa Jerman yang dibedakan dari Grundgesetz (A. Riyanto, 2000: 19).
Berbeda dengan Dr. Sri Soemantri Martosoewignjo yang berpendapat bahwa istilah konstitusi
berasal dari kata “constitution” yang dalam bahasa Indonesia berarti Undang-Undang Dasar dan/atau
Hukum Dasar (A. Riyanto, 2000: 19). Menurutnya, istilah konstitusi (constitution) sama dengan
undang-undang dasar (grondwet).
Pemakaian istilah konstitusi dimaksudkan ialah pembentukan suatu negara atau menyusun dan
menyatakan negara. sementara istilah undang-undang dasar merupakan terjemahan dari kata
“grondwet” (Bahasa Belanda).
Mencermati dikotomi antara istilah constitution dengan grondwet di atas, L.J. Van Apeldoorn
telah membedakan secara jelas diantara keduanya. Grondwet (Undang-undang Dasar) adalah bagian
tertulis dari suatu konstitusi, sedangkan constitution memuat baik peraturan tertulis maupun yang tidak
tertulis (Ni’matul Huda, 2008:18). Dengan demikian, istilah konstitusi lebih luas dibandingkan
undang-undang dasar.
Perbedaan pendapat tentang istilah sebagaimana diuraikan di atas sekaligus juga menandakan
perbedaan pendapat tentang defenisi konstitusi. C. F. Strong dalam bukunya Konstitusi-Konstitusi
180
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Politik Modern menyatakan bahwa negara konstitusional modern adalah negara yang telah
menghasilkan undang-undang dan konvensi yang telah diakui untuk melaksanakan fungsi-fungsi
ketiga kekuasaan pemerintahan tersebut (C.F. Strong, 2004:15). Dari defenisi ini, Strong secara
tersirat membedakan antara konstitusi dengan undang-undang dasar, dimana undang-undang dasar
merupakan bagian dari pengertian konstitusi. Dapat dipahami bahwa bagi Strong, konstitusi tidak
hanya dalam bentuk undang-undang, tetapi juga dalam bentuk konvensi (tidak tertulis).
Sedangkan James Bryce mendefeninsikan konstitusi sebagai “suatu kerangka masyarakat
politik (negara) yang diorganisir dengan dan melalui hukum. Konstitusi dapat pula dikatakan sebagai
kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan pemerintahan, hak-hak pihak yang diperintah
(rakyat), dan hubungan diantara keduanya. Konstitusi bisa berupa sebuah catatan tertulis; konstitusi
dapat ditemukan dalam bentuk dokumen yang bisa diubah atau diamandemen menurut kebutuhan dan
perkembangan zaman; atau konstitusi dapat juga berwujud sekumpulan hukum terpisah dan memiliki
otoritas khusus sebagai hukum konstitusi. Atau, bisa pula dasar-dasar konstitusi tersebut ditetapkan
dalam satu atau dua undang-undang dasar sedangkan selebihnya bergantung pada otoritas kekuatan
adat-istiadat atau kebiasaan” (C.F. Strong, 2004:15).
Herman Heller membagi pengertian konstitusi menjadi tiga, sebagai berikut :
1. Konstitusi mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.
Jadi, mengandung pengertian politis dan sosiologis.
2. Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat. Jadi, mengandung
pengertian yuridis.
3. Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang tertinggi yang berlaku
dalam suatu negara (Ni’matul Huda, 2008:17).

Termasuk dalam aliran yang membedakan antara konstitusi dengan Undang-undang Dasar
adalah K.C. Wheare. Ia mengartikan konstitusi sebagai keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu
negara berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur, atau memerintah dalam pemerintahan
suatu negara. peraturan disini merupakan gabungan antara ketentuan-ketentuan yang memiliki sifat
hukum (legal) dan yang tidak memiliki sifat hukum (nonlegal)” (Ni’matul Huda, 2008:20).
Begitu juga dengan L. J. Van Apeldoorn. Ia menyatakan bahwa undang-undang dasar adalah
bagian tertulis dari suatu konstitusi (Ni’matul Huda, 2008:15). Konstitusi lebih luas dari sekedar
konstitusi yang tertulis yang disebut Undang-undang Dasar. Apeldoorn membedakan secara tegas
pengertian konstitusi dengan undang-undang dasar.
Sejalan dengan pendapat-pendapat di atas, R. Subekti mengemukakan bahwa konstitusi,
peraturan dasar negara, wilayah, pemerintahan, pembagian kekuasaan antara alat-alat perlengkapan
negara dan lain-lain. Lebih lanjut R. Subekti menambahkan bahwa Undang-undang Dasar, konstitusi,
grondwet, peraturan dasar negara, yang mengatur bentuk pemerintahan negara, wilayah, pembagian
181
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
kekuasaan antara alat-alat perlengkapan, dan lain-lain (A. Riyanto, 2000: 22).
Sementara penganut paham modern yang menyamakan konstitusi dengan Undang-Undang
Dasar adalah F. Lassale (A. Riyanto, 2000: 21). Ia berpendapat bahwa konstitusi dibagi dalam dua
pengertian berikut :
1. Dalam pengertian sosiologis atau politis, konstitusi adalah sintesa faktor-faktor yang nyata
dalam masyarakat. Jadi konstitusi menggambarkan hubungan antara kekuasaan-kekuasaan yang
terdapat dengan nyata dalam suatu negara. kekuasaan tersebut diantaranya : raja, parlemen, kabinet,
pressure groups, partai politik, dan lain-lain; itulah yang sesungguhnya konstitusi.
2. Dalam pengertian yuridis, konstitusi adalah suatu naskah yang memuat semua bangunan
negara dan sendi-sendi pemerintahan (Ni’matul Huda, 2008:17-18).
Dari pendapatnya itu kemudian Lassale menghendaki agar seluruh yang penting itu
dimasukkan dalam konstitusi (A. Riyanto, 2000: 21). Uraian Lassale menegaskan bahwa konstitusi
adalah sama dengan Undang-undang Dasar yang memuat pokok-pokok kekuasaan negara dan
hubungan kekuasaan tersebut dengan rakyat negara. Sejalan dengan Lassale, Sri Soemantri M. juga
termasuk ahli yang tidak membedakan antara konstitusi dengan Undang-undang Dasar. Dalam
disertasinya, ia mengartikan konstitusi sama dengan Undang-Undang Dasar. Penyamaan arti keduanya
ini sesuai dengan praktek ketatanegaraan di sebagian besar negara-negara dunia, termasuk Indonesia
(Ni’matul Huda, 2008:15).
Terkait dengan disamakannya pengertian konstitusi dengan Undang-Undang Dasar, Miriam
Budiardjo mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita telah terbiasa untuk menerjemahkan
kata Inggris “constitution” dengan kata Indonesia “Undang-Undang Dasar”. Sebenarnya adanya
kesukaran atau kekurangan dengan pemakaian istilah undang-undang dasar, yakni kita langsung
membayangkan suatu naskah tertulis. Padahal istilah konstitusi bagi banyak kalangan sarjana ilmu
politik merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan – baik tertulis,
maupun yang tidak – yang mengatur secara mengikat cara-cara pemerintahan diselenggarakan dalam
suatu masyarakat (Miriam Budiardjo, 2008:169). Jadi, tidak sama antara konstitusi dengan Undang-
Undang Dasar.
Dalam hubungan dengan pengertian undang-undang dasar dengan konstitusi, Drs. Nyoman
Dekker menjelaskan bahwa dalam UUD 1945 pengertian konstitusi dibedakan dengan pengertian
UUD. UUD merupakan hukum dasar yang tertulis. Diluar yang tertulis ini terdapat hukum dasar yang
tidak tertulis antara lain berupa jenis kebiasaan ataupun konvensi yang terkait dengan kenegaraan.
UUD merupakan peraturan-peraturan dasar yang paling tinggi dalam negara. di dalam tradisi Anglo-
Saxon istilah yang dikenal ialah konstitusi, baik yang berhubungan dengan UUD seperti disebutkan di
atas maupun kebiasaan ataupun konvensi kenegaraan yang berkaitan dengan masalah ini. Bila uraian
itu khusus menyangkut UUD maka akan dipergunakan istilah UUD dan selanjutnya akan
dipergunakan istilah konstitusi kalau masalahnya bersifat umum” (A. Riyanto, 2000: 24).
182
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Secara sederhana, Soetandyo W. mendefenisikan konstitusi sebagai sejumlah ketentuan
hukum yang disusun secara sistematis untuk menata dan mengatur pada pokok-pokoknya struktur dan
fungsi lembaga-lembaga pemerintahan, termasuk dalam hal ikhwal kewenangan dan batas
kewenangan lembaga-lembaga itu. Dalam arti lebih sempit, konstitusi bahkan “cuma” diartikan
sebagai dokumen yang memuat ketentuan-ketentuan tersebut (Benny K. Harman, 1991:1).
Dalam praktek ketatanegaraan, perhatian orang acapkali hanya tertuju secara terbatas pada
ikhal konstitusi saja sebagaimana rumusan-rumusan yang termuat dalam dokumen undang-undang
dasar, dan kurang mengajukan lebih dalam lagi. Sebenarnya konstitusi itu hanyalah raga atau wadah,
bukan jiwa atau semangat; manifestasi yuridis saja bukan makna kulturalnya (Ni’matul Huda,
2008:22).
Ni’matul Huda berpendapat bahwa pengertian konstitusi meliputi konstitusi tertulis dan tidak
tertulis. Undang-Undang Dasar merupakan konstitusi yang tertulis. Adapun batasan-batasannya dapat
dirumuskan ke dalam pengertian sebagai berikut, yaitu (1) suatu kumpulan kaidah yang memberikan
pembatasan-pembatasan kekuasaan kepada penguasa; (2) suatu dokumen tentang pembagian tugas dan
sekaligus petugasnya dari suatu sistem politik; (3) suatu deskripsi dari lembaga-lembaga negara; (4)
suatu deskripsi yang menyangkut masalah hak asasi manusia (Ni’matul Huda, 2008:22).
1.4. Arti Penting Konstitusi dalam Organisasi
Konstitusi pada hakekatnya harus dianggap sebagai suatu bentuk kontrak sosial untuk
melandasi tata pergaulan suatu umat. Suatu bentuk persetujuan bersama antara pemerintah dan yang
diperintah, antara penguasa dan rakyat, dengan pengertian bahwa tata kekuasaan harus bersumber dan
bersendi pada persetujuan rakyat (A. Riyanto, 2000: 146). Bagir Manan mengatakan bahwa konstitusi
itu mengatur organisasi negara dan kebutuhan menyusun suatu pemerintahan negara, akan selalu
diperlukan konstitusi. Dalam konteks kenegaraan, hakekat konstitusi tidak lain dari perwujudan paham
tentang konstitusi dan konstitusionalisme.
Dalam sebuah organisasi yang lebih kecil, kontrak sosial antar anggotanya diwujudkan dalam
sebuah anggaran dasar, statuta atau dengan nama dan bentuk lainnya. Kontrak tersebut merupakan
ikatan yang mempertemukan kepentingan-kepentingan seluruh anggota organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi. Konstitusi disamping sebagai kontrak sosial sekaligus sebagai panduan atau
kerangka acuan perjuangan sebuah organisasi.
Dengan hakekat yang demikian, Dahlan Thaib berpendapat bahwa konstitusi itu berfungsi
sebagai barometer untuk menjaga adanya kepastian hukum dalam praktek penyelenggaraan negara (A.
Riyanto, 2000: 318) atau organisasi. Dalam setiap tata aturan sebuah organisasi akan selalu ditemukan
satu bagian yang secara khusus mengatur ketentuan-ketentuan mengenai tata keorganisasian, dimana
bagian ini yang disebut sebagai konstitusi atau anggaran dasar atau statuta. Dimana fungsi konstitusi
tersebut sebagai barometer unutk menjaga kepastian hukum dalam praktek penyelenggaraan
organisasi.
183
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Organisasi apapun, apakah berbentuk negara atau organisasi rakyat dapat dipastikan memiliki
tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut organisasi tersebut memiliki seperangkat alat-alat atau organ-
organ, baik eksekutif, legislatif, yudikatif dan lembaga-lembaga atau komisi-komisi independen
dengan fungsi dan peranan masing-masing. Lembaga-lembaga tersebut haruslah mendasarkan
tindakan kepada konstitusi, sehingga tindakan tersebut dapat dikatakan konstitusional. Baik tujuan
maupun organ-organ tersebut diatur dalam konstitusi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa konstitusi bagi sebuah organsasi sangatlah
penting. Untuk memastikan bahwa penyelenggaraan sebuah organisasi tidak menyimpang dari misi
dan tujuan yang diinginkan, maka konstitusilah yang mengambil peran untuk mengawal itu.
2. Ruang Lingkup Konstitusi HMI
2.1. Makna Mukaddimah Anggaran Dasar HMI
Mukaddimah AD HMI terdiri dari 5 paragraf dengan pokok pikiran yang berbeda namun satu
sama lain saling berhubungan. Namun demikian, setidaknya mukaddimah Anggara Dasar HMI
mengandung beberapa prinsip pokok organisasi. Pertama, diaturnya mekanisme berorganisasi dalam
AD HMI tidak terlepas dari fitrah manusia sebagai wakil Tuhan (khalifah) dimuka bumi. Dalam
rangka menjalankan fitrahnya sebagai khalifah, mahasiswa-mahasiswa yang terhimpun dalam HMI
mengarahkan aturan organisasinya pada pelaksanaan tugas manusia sebagai khalifah di bumi.
Kedua, prinsip keseimbangan. Pengaturan tentang mekanisme organisasi HMI diletakkan pada
kerangka menjaga keseimbangan hidup. Keseimbangan kehidupan dunia dan akhirat, keseimbangan
antara kehidupan individu dan kehidupan sosial, serta kesimbangan antara iman, ilmu dan amal (baik
individu maupun sosial).
Ketiga,prinsip tanggung jawab. Pengaturan mekanisme organisasi untuk menegaskan garis
tanggung jawab kader HMI. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kader HMI bertanggung jawab
untuk mengisi kemerdekaan dalam rangka mendorong terciptanya keadilan sosial. Sebagai bagian dari
umat Islam, kader HMI bertanggung jawab untuk menciptakan semangat kehidupan beragama dalam
kerangka ukhwah islamiyah.

2.2. Makna HMI Sebagai Organisasi yang Berasaskan Islam


Pasal 3 Anggaran Dasar HMI menyatakan “HMI berasaskan Islam”. Secara leksikal, asas
berarti “dasar” yang diartikan sebagai sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir atau berpendapat. Asas
juga berarti “dasar cita-cita” atau juga “hukum dasar”. Dapat dipahami bahwa asas merupakan
landasan dimana sesuatu di atas.
HMI sebagai sebuah organisasi berasaskan Islam. Islam bagi HMI menjadi landasan setiap
sikap dan tindakan yang diambil. Tidak pandang apakah secara organisatoris maupun secara
perorangan kader HMI. Semuanya mestilah didasarkan pada nilai-nilaia serta aturan-aturan yang
terdapat dalam ajaran Islam.
184
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
2.3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI
2.3.1. Masalah Keanggotaan
Masalah keanggotaan ini diatur dalam Pasal 10 AD HMI. Pasal 10 AD HMI menyatakan
bahwa “Yang dapat menjadi anggota HMI adalah Mahasiswa Islam yang terdaftar pada perguruan
tinggi dan/atau yang sederajat yang ditetapkan oleh Pengurus HMI Cabang/Pengurus Besar HMI.”
Rumusan Pasal 10 AD HMI mengandung 2 materi pokok. Pertama, mengenai siapa yang dapat
menjadi anggota HMI; kedua, bagaimana mekanisme seorang mahasiswa dapat menjadi anggota HMI.
2.3.2. Masalah Struktur Kekuasaan
Struktur organisasi HMI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu (1) Struktur Kekuasaan, dan (2) Struktur
Pimpinan.
Struktur kekuasaan secara hirarki terdiri dari :
1) Kongres
2) Konferensi/Musyawarah Cabang
3) Rapat Anggota Komisariat
2.3.3.Struktur kepemimpinan di HMI secara hirarki terdiri dari :
1) Pengurus Besar HMI
2) Pengurus HMI Cabang
3) Pengurus HMI Komisariat
3. Pedoman-Pedoman Dasar Organisasi
3.1. Pedoman Perkaderan
Pedoman perkaderan adalah aturan yang khusus membahas tentang sistem perkaderan
yang dilakukan di HMI. Sistem inilah yang dilaksanakan secara masif, seragam, standar,
dan menyeluruh oleh seluruh komponen HMI.
Hal-hal yang menjadi pokok dalam sistem perkaderan HMI adalah :
1. Tujuan Perkaderan
Terciptanya kader Muslim-Intelektual-Profesional yang berakhlakul karimah serta mampu
mengemban amanah Allah sebagai khalifah fil ardh dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
2. Aspek Perkaderan
 Pembentukan integritas watak dan kepribadian
 Pengembangan kualitas intelektual
 Pengembangan kemampuan professional
3. Landasan Perkaderan
 Landasan teologis
 Landasan ideologis
 Landasan konstitusi
 Landasan historis
185
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
 Landasan sosio-kultural
4. Pola Dasar Perkaderan
 Rekrutmen
 Pembentukan Kader
 Training Formal
Pengembangan :
 Up-Grading
 Pelatihan
 Aktivitas
 Pengabdian
3.2. Pedoman KOHATI
KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-Wati. KOHATI merupakan badan khusus
HMI yang bertugas untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-Wati dalam
wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir
1386 H yang bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 pada Kongres VIII HMI di
Solo, KOHATI berkedudukan dimana HMI berada.
KOHATI bertujuan “Terbinanya muslimah yang berkualitas insan cita”. KOHATI
merupakan organisasi yang bersifat semi otonom. KOHATI memiliki fungsi sebagai wadah
peningkatan dan pengembangan potensi kader HMI dalam wacana dan dinamika gerakan
keperempuanan. Dalam internal HMI, KOHATI berfungsi sebagai bidang keperempuanan,
dan di eksternal HMI, KOHATI berfungsi sebagai organisasi perempuan. KOHATI berperan
sebagai pencetak dan pembinan muslimah sejati untuk menegakkan dan mengembangkan nilai-
nilai keislaman dan keindonesiaan. Yang dapat menjadi anggota KOHATI adalah HMI-Wati
yang telah lulus Latihan Kader I HMI.
3.3. Pedoman Lembaga Kekaryaan
Sejarah Lembaga Kekaryaan HMI
Terbentuknya lembaga kekaryaan sebagai satu dari institusi HMI terjadi pada kongres
ke tujuh HMI di Jakarta pada tahun 1963 dengan diputuskannya: mendirikan beberapa lembaga
khusus (sekarang lembaga kekaryaan) dengan pengurus pusatnya ditentukan berdasarkan kuota
yang mempunyai potensi terbesar pada jenis aktifitas lembaga kekaryaan yang bersangkutan
diantaranya :
 Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) dipusatkan di Surabaya
 Lembaga Da’wah mahasiswa Islam (LDMI) yang dipusatkan di Bandung
 Lembaga Pembangunan Mahasiswa Islam (LPMI) pusatnya di Makassar
 Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSBMI) pusatnya di Yogyakarta
Dan kondisi politik tahun 60-an berorientasi massa, lembaga kekaryaan pun semakin menarik
186
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
sebagai suatu faktor bagi berkembang pesatnya lembaga kekaryaan ditunjukkan dari :
Adanya hasil penelitian yang menginginkan dipertegasnya status lembaga kekaryaan, struktur
organisasi dan wewenang lembaga kekaryaan,
Keinginan untuk menjadi lembaga kekaryaan otonom penuh terhadap organisasi induk HMI.
Kemudian sampai pada tahun 1966 diikuti oleh pembentukan Lembaga Tekhnik Mahasiswa
Islam (LTMI), Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI), Lembaga Astronomi Mahasiswa Islam
(LAMI). Akhirnya dengan latar belakang di atas melalui kongres VIII HMI di Solo melahirkan
keputusan Kongres dengan memberikan status otonom penuh kepada lembaga kekaryaan dengan
memberikan hak yang lebih kepada lembaga kekaryaan tersebut, antara lain :
 Punya struktur organiasasi yang bersifat nasional dari tingkat pusat sampai rayon
 Memiliki Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) sendiri
 Bentuk megadakan musyawarah lembaga termasuk memilih pimpinan lembaga

Keputusan-keputusan di atas di satu pihak lebih mengarahkan kepada kegiatan lembaga,


namun di lain pihak lebih merugikan organisasi ke tingkat induk bahkan justru menimbulkan
permasalahan serius. Ini dibuktikan dengan adanya evaluasi pada kongres di Malang pada tahun
1969, dimana kondisi pada saat tersebut lembaga kekaryaan sudah cenderung mengarah kepada
perkembangan untuk melepaskan diri dari organisasi induknya, sehingga dalam evaluasi kongres
IX HMI di Malang tahun 1969 antara lain melalui papernya mempertanyakan :
a. Status lembaga dan hubungan dengan organisasi induknya (HMI)
b. Perlu tidaknya penegasan oleh kongres, bahwa lembaga kekaryaan adalah bagian mutlak
dari HMI misalnya LKMI menjadi LK HMI, LDMI menjadi LD HMI, dsb.
Setelah kongres X di Palembang tahun 1971, perubahan kelembagaan tidak lagi menjadi
permasalahan dan perhatian Himpunan. Ha ini mengakibatkan lembaga kekaryaan perlahan-lahan
mengalami kemunduran dan puncaknya terjadi saat diterbitkannya SK Mendikbud tentang
pengaturan kehidupan kemahasiswaan melalui NKK/BKK tahun 1978.
Namun realitas perkembangan organisasi merasakan perlu dihidupkannya kembali,
lembaga kekaryaan yang dikukuhkan melalui kongres XIII HMI di Ujung Pandang. Kemudian LK
menjadi perhatian/alternatf baru bagi HMI karena gencarnya isu profesionalisme. Melalui
kongres XVI di Padang tahun 1986 pendayagunaan LK kembali dicanangkan.
Lembaga Kekaryaan
Yang dimaksud dengan Lembaga Kekaryaan adalah badan-badan khusus HMI (diluar
KOHATI, LPL) yang bertugas melaksanakan kewajiban-kewajiban HMI sesuai dengan fungsi
dan bidangnya (ladang garapan) masing-masing, latihan kerja berupa dharma bhakti
kemasyarakatan dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Sebagaimana terdapat dalam
unsur-unsur pokok Esensi Kepribadian HMI yang meliputi :
187
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
1. Dasar Tauhid yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yakni dasar keyakinan bahwa
“Tiada Tuhan melainkan Allah”, dan Allah adalah merupakan inti daripada iman, Islam dan
Ihsan.
2. Dasar keseimbangan yaitu keharmonisan antara pemenuhan tugas dunia dan akhirat,
jasmaniah dan rohaniah, iman dan ilmu menuju kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
3. Kreatif, yakni memiliki kemampuan dengan cipta dan daya pikir nasional dan kritis, hingga
memilki kebijakan untuk berilmu amaliah dan beramal ilmiah.
4.Dinamis, yaitu selalu dalam keadaan gerak dan terus berkembang serta dengan cepat
memberikan respon terhadap setiap tantangan yang dihadapi sehingga memiliki fungsi pelopor yang
militan.
5.Pemersatu, yaitu sikap dan perbuatan angkatan muda yang merupakan kader seluruh umat Islam
Indonesia menuju persatuan nasional.
6. Progresif dan Pembaharu, yaitu sikap dan perbuatan orang muda patriotik
mengutamakan kepentingan bersama bangsa datas kepentingan pribadi. Memihak dan membela
kaum-kaum yang lemah dan tertindas dengan menentang penyimpangan dan kebatilan dalam
bentuk dan manifestasinya. Aktif dalam pembentukan dan peranan umat Islam Indonesia yang adil dan
makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
Dilihat dari jenisnya, maka lembaga kekaryaan yang pernah ada :
a. Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI)
b. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI)
c. Lembaga Da’wah Mahasiswa Islam (LDMI)
d. Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI)
e. Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI)
f. Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI)
g. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam (LSMI)
h. Lembaga Astronomi Mahasswa Islam (LAMI)
i. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI)
j. Lembaga Hukum Mahasiswa Islam (LHMI)
k. Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI)
l. Dan lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan karena lembaga kekaryaan adalah
badan pembantu pimpinan HMI, maka dengan melaksanakan tugas/fungsional (sesuai dengan
bidangnya masing-masing) haruslah terlebih dahulu dirumuskan dalam suatu musyawarah tersendiri.
Musyawarah badan yang selanjutnya disebut rapat kerja itu, bertugas untuk menjabarkan program
HMI yang telah diputuskan oleh instansi-instansi kekuasaan HMI.
Maksud dan Fungsi Lembaga Kekaryaan
Adanya lembaga kekaryaan dimaksudkan untuk mempertajam alat pencapai tujuan HMI,
188
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
sehingga dalam proses dapat terbentuk arah yang jelas, agar pelaksanaan, pembinaan dan
pengembangan Lembaga Kekaryaan benar dapat terkoordinasikan.
Adapun fungsi dari lembaga kekaryaan adalah :
a. Melaksanakan peningkatan wawasan profesionalsme anggota, sesuai dengan
bidang masing-masing, (Pasal 59 ART HMI) dan lembaga kekeryaan bertanggung jawab
kepada pengurus HMI setempat, (Pasal 60 ayat d ART HMI)
b. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan HMI untuk meningkatkan keahlian para
anggota melalui pendidikan, penelitian dan latihan kerja praktis serta darma bakti
kemasyarakatan (pasal 60 ayat b ART HMI)

189
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

MISSION HMI
1. Pengantar
Mission merupakan tugas dan tanggung jawab yang diemban, sehingga mission HMI dapat
diartikan sebagai tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh kader HMI. Sebagai organisasi kader
yang memiliki platform yang jelas, sejak awal berdirinya HMI mempunyai komitmen asasi yang
disebut dengan dua komitmen asasi, yakni (1) Mempertahankan negara Republik Indonesia dan
mempertinggi derajat bangsa Indonesia, yang dikenal dengan komitmen kebangsaan, dan (2)
Menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam, yang dikenal dengan wawasan keislaman/keumatan.
Kesatuan dari kedua wawasan ini disebut dengan wawasan integralistik, yakni cara pandang
yang utuh melihat bangsa Indonesia terhadap tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan
sebagai warga negara dan umat Islam Indonesia. Penerjemahan komitmen HMI ini disesuaikan
dengan konteks jaman, sehingga HMI selalu aktual dan mampu tampil di garda terdepan dalam setiap
even.
Bila dicermati belakangan ini bisa dikatakan bahwa HMI mengalami stagnasi, untuk tidak
dikatakan degradasi. Hampir tidak ada gagasan cerdas yang disumbangkan oleh HMI di tengah carut
marut dan tunggang langgangnya tatanan republik ini, dimana masalah disintegrasi perlu segera
diatasi, masalah ekonomi mendesak untuk segera diperbaiki, masalah supremasi hukum yang harus
ditegakkan, masalah pendidikan mendesak untuk diperhatikan, dan masalah-masalah lain yang
melingkari, seperti budaya, pertahanan keamanan, yang kesemuanya membutuhkan penanganan
secepatnya. Singkatnya, Indonesia sekarang sedang diterpa krisis multi dimensional. Di tengah kondisi
ini, komitmen HMI tidak lebih dari sebatas slogan tanpa jiwa.
Oleh sebab itu untuk mendongkrak kembali ghirah kader HMI dalam berperan serta untuk
penyelesaian problematika bangsa dan umat perlu adanya reaktualisasi mission HMI dalam jiwa
kader HMI melalui proses perkaderan yang selama ini perjalanannya tidak lebih hanya sebagai proses
pencapaian status dengan meninggalkan makna sesungguhnya, yaitu sebagai proses pembentukan
kader yang memiliki karakter, nilai, dan kemampuan, yang berusaha melakukan transformasi watak
dan kepribadian seorang muslim yang utuh (kaffah), sehingga kader HMI memiliki keberpihakan yang
jelas terhadap kaum tertindas (mustad’afin) dan melawan kaum penindas (mustakbirin).
HMI sebagai organisasi berbasis mahasiswa yang merupakan kaum intelektual, generasi kritis,
dan memiliki profesionalisme harus mampu menjadi agen pembaharu ditengah masyarakat dan
kehidupan bangsa. Karena mahasiswa memiliki kekuatan yang luar biasa dalam tatanan kehidupan
bangsa dan negara, maka seluruh gerak perubahan yang terjadi di bangsa ini dimotori oleh kelompok
mahasiswa dan pemuda, mulai dari proklamasi, revolusi, hingga reformasi, selalu ada andil
mahasiswa. Namun demikian arah perubahan harus sesuai dengan usaha untuk mewujudkan
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT sebagaimana termaktub dalam penggalan tujuan
190
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
HMI.
Dalam perjalananya, gerakan mahasiswa begitu dimanis, mengikuti perkembangan jaman dan
selalu eksis dalam setiap momen penting kebangsaan. Kekonsistenan itu harus diiringi oleh pegangan
yang teguh terhadap idealisme dan menjaga sikap hanif sehingga kehadiran mahasiswa sebagai kaum
intelektual yang dalam tatanan sosial masyarakat mendapat tempat yang penting sebagai embun
penyejuk. Untuk itulah HMI sebagai organisasi mahasiswa harus mampu menetaskan kader-kader
yang berkualitas insan cita sebagaimana yang tersurat dalam tujuan HMI “Terbinanya insan akademis,
pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam, dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allah SWT” (pasal 4 AD HMI).
2. HAKEKAT KEBERADAAN HMI sebagai Organisasi Mahasiswa (pasal 7 AD HMI)
Makna HMI sebagai organisasi mahasiswa adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang
menuntut ilmu pengetahuan di perguruan tinggi (Universitas/Akademi/Institut/Sekolah Tinggi) atau
yang sederajat, dan memilki ciri-ciri kemahasiswaan. Adapun ciri-ciri kemahasiswaan tersebut
adalah ilmiah, kritis dan analitis, rasional, obyektif, serta sistematis.
2.2. HMI sebagai Organisasi berasaskan Islam (pasal 3 AD HMI)
HMI sebagai organisasi berasaskan Islam maksudnya adalah organisasi yang menghimpun
mahasiswa yang beragama Islam, dimana secara individu dan organisatoris memiliki ciri-ciri
keislaman, menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber
inspirasi, dan sumber aspirasi dalam setiap aktivitas dan dinamika organisasi.
2.3. HMI sebagai Organisasi yang Bersifat Independen (pasal 6 AD HMI)
HMI yang bersifat independen adalah waktak organisasi yang selalu tunduk danberorientasi
pada kebenaran (hanif), sehingga kiprah setiap individu dan dinamika organisasi dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara mempunyai pola pikir, pola sikap, dan pola tindak
tidak terikat dan tidak mengikatkan diri secara organisatoris dengan kepentingan atau organisasi
mana pun, segala sesuatu tidak didasarkan atas kehendak atau paksaan pihak lain.
Independensi dilihat dari dua dimensi, yakni :
1) Independensi Etis
Sikap dan watak HMI yang termanifestasikan secara individu dan organisasi dalam dinamika berfikir,
bersikap, dan bertindak, baik dalam hubungan terhadap Sang Rab, ataupun hubungan terhadap
sesama, sesuai dengan fitrah kemanusiaannya, yakni tunduk dan patuh kepada kebenaran (hanif).
2) Independensi Organisatoris
Sikap dan watak HMI yang teraktualisasikan secara organisatoris di dalam kiprah dinamika
intern organisasi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam
keutuhan kehidupan nasional melakukan partisipasi aktif, konstruktif secara konstitusional terhadap
perjuangan bangsa dan pencapaian cita-cita nasional, hanya komit kepada kebenaran, dan tidak tunduk
atau komit terhadap kepentingan atau organisasi tertentu.
191
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Prinsip-prinsip independensi HMI dalam implementasi dirumuskan sebagai berikut :
a. Kader HMI terutama aktivitasnya dalam melakukan tugas dan tanggung jawab organisasi
harus tunduk pada ketentuan-ketentuan organisasi dalam melaksanakan program-program
organisasi, oleh karena itu tidak diperkenankan melakukan kegiatan-kegiatan yang
membawa organisasi atas kehendak pihak luar manapun.
b. Kader HMI terutama aktivitasnya tidak dibenarkan mengadakan komitmen dalam bentuk
apapun dengan pihak luar selain segala sesuatu yang telah ditetapkan dan diputuskan
secara organisatoris.
c. Alumni HMI senantiasa diharapkan untuk aktif berjuang meneruskan dan
mengembangkan watak independensi etis dimanpun mereka berada dan berfungsi sesuai
dengan profesinya dalam rangka membawa hakekat misi HMI, menganjurkan serta
mendorong alumni HMI untuk menyalurkan aspirasinya secara tepat melalui semua
jalur pengabdian, baik jalur organisasi profesi, instansi pemerintah, wadah aspirasi
politik, dan jalur lainnya yang semata-mata karena hak dan tanggung jawab dalam
rangka merealisasikan kehidupan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
Aplikasi dan dinamika berfikir, bersikap dan bertindak secara keseluruhan dari watak asasi kader
HMI terumus dalam bentuk :
a.) Cenderung kepada kebenaran b.) Bebas, merdeka dan terbuka c.) Obyektif, rasional, dan kritis
d.) Progresif dan dinamis e.) Demokratis, jujur dan adil.
2.4. TUJUAN HMI
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, tujuan HMI adalah “Terbinanya insan akademis, pencipta,
pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allah SWT” (pasal 4 AD HMI). Dari tujuan tersebut dapat dirumuskan
menjadi lima kualitas insan cita, yakni kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta, kualitas
insan pengabdi, kualitas insan bernafaskan Islam, dan kualitas insan yang bertanggung jawab
atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
Kualitas insan cita HMI adalah merupakan dunia cita yang terwujud oleh HMI di dalam pribadi
seorang manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas kerja
kemanusiaan. Kualitas tersebut sebagaimana dalam pasal tujuan (pasal 4 AD HMI) adalah sebagai
berikut :
1. Kualitas Insan Akademis
 Berpendidikan Tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan kritis.
 Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui dan
dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya dengan kesadaran.

192
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
 Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu
pilihannya, baik secara teoritis maupun tekhnis dan sanggup bekerja secara ilmiah yaitu
secara bertahap,teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.
2. Kualitas Insan Pencipta : Insan Akademis, Pencipta
 Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan
bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap
dengan bertolak dari apa yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-
gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.
 Bersifat independen dan terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari dengan sikap
demikian potensi, kreatifnya dapat berkembang dan menentukan bentuk yang indah-
indah.
 Dengan ditopang kemampuan akademisnya dia mampu melaksanakan kerja kemanusiaan
yang disemangati ajaran islam.
3. Kualitas Insan Pengabdi : Insan Akdemis, Pencipta, Pengabdi
 Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan orang banyak atau untuk sesama umat.
 Sadar membawa tugas insan pengabdi, bukannya hanya membuat dirinya baik tetapi juga
membuat kondisi sekelilingnya menajdi baik.
 Insan akdemis,pencipta dan mengabdi adalah yang bersungguh- sungguh mewujudkan
cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan sesamanya.
4. Kualitas Insan yang bernafaskan islam : Insan Akademis, pencipta dan pengabdi yang ber
nafaskan Islam
 Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola fikir dan pola lakunya tanpa
memakai merk Islam. Islam akan menajdi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan
dengan nilai-nilai universal Islam. Dengan demikian Islam telah menapasi dan menjiwai
karyanya.
 Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity personality” dalam dirinya. Nafas Islam telah
membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split personality tidak pernah ada dilema
pada dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim insan ini telah
mengintegrasikan masalah suksesnya dalam pembangunan nasional bangsa kedalam
suksesnya perjuangan umat islam Indonesia dan sebaliknya.
5. Kualitas Insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh
Allah SWT :
 Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang ber nafaskan islam dan bertanggungjawab
atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.

193
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
 Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat yang dari perbuatannya sadar bahwa menempuh
jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral.
 Spontan dalam menghadapi tugas, responsip dalam menghadapi
persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.
 Rasa tanggungjawab, takwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk
 mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam me wujudkan masyarakat adil dan
makmur yang diridhoi Allah SWT.
 Korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur.
 Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai
 “khallifah fil ard” yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

Pada pokoknya insan cita HMI merupakan “Man of future” insan pelopor yaitu insan yang
berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka, terampil atau ahli dalam bidangnya,
dia sadar apa yang menjadi cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk
secara kooferatif bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan. Ideal type dari hasil perkaderan HMI
adalah “man of inovator” (duta-duta pembantu). Penyuara “Idea of Progress” insan yang
berkeperibadian imbang dan padu, kritis, dinamis, adil dan jujur tidak takabur dan bertaqwa kepada
Allah Allah SWT. Mereka itu manusia-manusia uang beriman berilmu dan mampu beramal saleh
dalam kualitas yang maksimal (insan kamil).
Dari lima kualitas lima insan cita tersebut pada dasarnya harus memahami dalam tiga kualitas
insan Cita yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta dan kualitas insan pengabdi. Ketiga
insan kualitas pengabdi tersebut merupakan insan islam yang terefleksi dalam sikap senantiasa
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang ridhoi Allah SWT.
Yang dimaksud dengan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT adalah masyarakat
yang menjalankan kehidupannya selalu berlandaskan atas asas keadilan sehingga tercapai
kemakmuran dan dalam perjalanan pencapaian masyarakat adil makmur tersebut tidak
mendobrak aturan Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an sehingga adil makmur yang dicapai oleh
masyarakat meruapak adil makmur yang dikehendaki oleh Allah SWT.Jadi setiap usaha dalam
pencapaian masyarakat adil makmur harus berpedoman pada ajaran Islam yang tertuang dalam Al-
Qur’an dan As-Sunnah.
2.5. FUNGSI DAN PERAN HMI
HMI berfungsi sebagai Organisasi Kader (pasal 8 AD HMI)
HMI sebagai organisasi kader adalah organisasi mahasiswa yang berorientasikan Islam
yang melakukan perkaderan, dimana seluruh aktivitas yang dilakukan pada dasarnya merupakan

194
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
proses kaderisasi, sehingga HMI berfungsi dan hanya selalu membentuk kader-kader muslim
intelektual yang profesional.
HMI berperan sebagai Organisasi Perjuangan (pasal 9 AD HMI)
HMI berperan sebagai organisasi perjuangan adalah organisasi yang selalu berjuang melakukan
dan membentuk kader bangsa yang muslim, intelektual, dan profesional dimana outputnya
ditujukan untuk kepentingan bangsa secara keseluruhan, sehingga insan HMI siap dan dapat
bermanfaat bagi seluruh golongan yang ada di masyarakat selama tidak bertentangan dengan koridor
misi HMI.
2.6. HUBUNGAN MISSION SECARA INTEGRAL
Hubungan antara asas, tujuan, sifat, status, fungsi dan peran HMI secara integral adalah dalam
pencapaian dan memperjuangkan mission HMI harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh,
dan satu sama lain saling mempengaruhi, dan menentukan sehingga tidak bisa ditinjau secara
parsial.
Dalam diri kader HMI harus :
a. Senantiasa memperdalam kehidupan rohani agar menjadi luhur dan bertaqwa pada
Allah SWT
b. Selalu tidak puas dan berkemauan keras untuk mencari kebenaran, HMI
c. hanya komit pada kebenaran
d. jujur pada dirinya dan pada orang lain dan tidak mengingkari hati nuraninya
e. Teguh dalam pendirian dan obyektif rasional jika berhadapan dengan orang yang berbeda
pendirian
f. Bersikap kritis dan berfikir bebas kreatif.

195
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

NILAI DASAR PERJUANGAN HMI

Sejarah Perumusan Nilai Dasar Perjuangan (NDP)


Sampai pada fase perjuangan HMI dalam transisi orde lama dan orde baru, pedoman
perjuangan HMI yang mendasar dan sistematis belum ada, setelah fase berikutnya baru disusun
Nilai Dasar Perjuangan HMI, yang pada Kongres XVI HMI di Padang tahun 1986 pernah
berubah nama menjadi Nilai Identitas Kader (NIK), pada dasarnya tidak ada perubahan atas isi dari
NDP. Perubahan ini didasari atas pertimbangan politik setelah keluarnya UU No. 5 tahun 1985
yang menyatakan bahwa Pancasila satu-satunya azas organisasi kemasyarakatan. Pada Kongres XXII
HMI di Jambi tahun 1999 nama NIK kembali ditukar menjadi NDP, seirama dengan pertukaran azas
organisasi.
Kelahiran NDP dilatarbelakangi oleh :
1. Keadaan negara
2. Bangsa Indonesia sekitar 1966-1968 tengah mengalami perbaikan dari segi infra struktur
maupun supra struktur, karena bangsa Indonesia baru dilanda badai pengkhianatan PKI.
3. Keadaan umat Islam
4. Nurkholis Madjid dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman mengungkapkan bahwa
muslim Indonesia adalah termasuk yang paling sedikit ter”Arab”kan. Di Indonesia
pemahaman Islam masih dangkal, sehingga masih ada persoalan bagaimana menghayati
nilai-nilai Islam itu sendiri.
5. Antek-antek PKI mempunyai pedoman yang baik
6. Untuk memberikan pemahaman tentang kekomunisan, para kader PKI di masa jayanya
(1960-an) mempunyai buku saku yang bisa dibaca dimanapun dan kapanpun. Melihat
keadaan ini timbul keinginan Cak Nur (Nurkholis Madjid) untuk menyusun dasar-dasar
nilai Islam melalui kerangka sistematis yang kemudia beliau beri nama NDI (Nilai Dasar
Islam) dengan tujuan NDI ini mampu berfungsi sebagai pemahaman global tentang ajaran
Islam.
7. Literatur yang tersedia belum memuaskan
8. Pada waktu itu para kader HMI masih jarang sekali menuangkan ide keislaman
mereka dalam bentuk tulisan, salah satu penyebabnya adalah kesibukan melawan PKI
secara fisik.
196
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

Pada masa kepengurusan Nurkholis Madjid, HMI berusaha membuat pedoman perjuangan
dan pada Kongres X HMI di Palembang tahun 1971, ditetapkan menjadi Nilai Dasar
Perjuangan (NDP), yang berasal dari naskah NDI yang disampaikan Cak Nur dalam Kongres
IX HMI di Malang tahun 1969 yang selanjutnya kongres menugaskan kepada Nurkholis Madjid,
Sakib Mahmud, dan Endang Saifudin Anshari (alm.) untuk menyempurnakannya.Pemilihan nama
NDP sendiri memiliki alasan, yaitu (1) Nama NDI terlalu mengklaim Islam yang bahkan akan
mempersimpit ajaran Islam iru sendiri, (2) Terinspirasi oleh buku “Perjuangan Kita”-nya Syahrir.
Ahmad Wahib dalam buku harian yang kemudian diterbitkan menjadi buku oleh Johan
Effendi dengan tajuk “Pergolakan Pemikiran Islam” yang dianggap controversial, menuliskan
bahwa perumusan NDI tersebut dipengaruhi oleh perjalanan Nurkholis Madjid ke universitas-
universitas di Amerika atas undangan pemerintah Amerika pada tahun 1968. Hal ini dibantah oleh
Cak Nur dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman, bahwa sebenarnya perjalanan ke
Amerika tidak berpengaruh banyak terhadap dirinya, karena selain perjalanan ke Amerika, Cak Nur
juga melanjutkan lawatan ke Timur Tengah dengan menggunakan sisa uang saku yang dihematnya
waktu di Amerika.Di Timur Tengah perjalanan dimulai dari Damaskus, Kuwait, Saudi Arabia,
Turki, Lebanon, dan terakhir Mesir. Dalam perjalanan di Timur Tengah inilah untuk pertama kalinya
Cak Nur bertemu Gus Dur, padahal mereka satu kampung. Di Riyadh Cak Nur bertemu dengan Dr.
Farid Mustafa dan mendapat banyak hal darinya. Selama di Timur Tengah Cak Nur sering
mengadakan diskusi kritis tentang berbagai hal keislaman.
Sepulang Cak Nur dari menunaikan ibadah haji atas undangan Menteri Pendidikan
Arab Saudi (Syekh hasan bin Abdullah Ali) sekitar bulan April 1969, keinginannya untuk menulis
NDI makin menggebu-gebu.
Kedudukan NDP dalam tubuh HMI
NDP merupakan landasan perjuangan HMI, dan ini perlu disosialisikan pada setiap kader.
Tujuan NDP dalam HMI merupakan filsafat sosial dalam
melakukan perubahan sesuai tujuan HMI. Hubungan NDP dalam HMI dapat digambarkan
sebagai berikut :

197
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

Berdasarkan skema tersebut, maka NDP merupakan filsafat sosial yang bersumber dari
ajaran Islam. Filsafat sosial ini diturunkan menjadi teori-teori sosial yang teori-teori ini akan
memberikan konsepsi yang jelas pada arah gerak perubahan sosial yang dilakukan oleh HMI.
C. Teks NDP
NILAI DASAR PERJUANGAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

A. DASAR-DASAR KEPERCAYAAN
Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan melahirkan tata nilai
guna menopang hidup dan budayanya. Sikap tanpa percaya atau ragu yang sempurna tidak mungkin
dapat terjadi. Tetapi selain kepercayaan itu dianut karena kebutuhan dalam waktu yang sama juga
harus merupakan kebenaran. Demikian pula cara berkepercayaan harus pula benar. Menganut
kepercayaan yang salah bukan saja tidak dikehendaki akan tetapi bahkan berbahaya.
Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam kenyataan kita temui bentuk-bentuk
kepercayaan yang beraneka ragam di kalangan masyarakat. Karena bentuk bentuk kepercayaan itu
berbeda satu dengan yang lain, maka sudah tentu ada dua kemungkinan: kesemuanya itu salah atau
salah satu saja diantaranya yang benar. Disamping itu masing-masing bentuk kepercayaan mungkin
mengandung unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan yang campur baur. Sekalipun demikian, kenyataan
menunjukkan bahwa kepercayaan itu melahirkan nilai-nilai. Nilai-nilai itu kemudian melembaga
dalam tradis-tradisi yang diwariskan turun temurun dan mengikat anggota masyarakat yang
mendukungnya. Karena kecenderungan tradisi untuk tetap mempertahankan diri terhadap
kemungkinan perubahan nilai-nilai, maka dalam kenyataan ikatanikatan tradisi sering menjadi
penghambat perkembangan peradaban dan kemajuan manusia. Disinilah terdapat kontradiksi
kepercayaan diperlukan sebagai sumber tatanilai guna menopang peradaban manusia, tetapi nilai-nilai
itu melembaga dalam tradisi yang membeku dan mengikat, maka justru merugikan peradaban.
Oleh karena itu, pada dasarnya, guna perkembangan peradaban dan kemajuannya, manusia
harus selalu bersedia meninggalkan setiap bentuk kepercayaan dan tata nilai yang tradisional, dan
menganut kepercayaan yang sungguh-sungguh yang merupakan kebenaran. Maka satu-satunya sumber
nilai sumber dan pangkal nilai itu haruslah kebenaran itu sendiri. Kebenaran merupakan asal dan
tujuan segala kenyataan. Kebenaran yang mutlak adalah Tuhan Allah. Perumusan kalimat persaksian
198
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
(Syahadat) Islam yang kesatu : Tiada Tuhan selain Allah mengandung gabungan antara peniadaan dan
pengecualian. Perkataan "Tidak ada Tuhan" meniadakan segala bentuk kepercayaan, sedangkan
perkataan "Selain Allah" memperkecualikan satu kepercayaan kepada kebenaran. Dengan peniadaan
itu dimaksudkan agar manusia membebaskan dirinya dari belenggu segenap kepercayaan yang ada
dengan segala akibatnya, dan dengan pengecualian itu dimaksudkan agar manusia hanya tunduk pada
ukuran kebenaran dalam menetapkan dan memilih nilai - nilai, itu berarti tunduk pada Allah, Tuhan
Yang Maha Esa, Pencipta segala yang ada termasuk manusia. Tunduk dan pasrah itu disebut Islam.
Tuhan itu ada, dan ada secara mutlak hanyalah Tuhan. Pendekatan ke arah pengetahuan akan adanya
Tuhan dapat ditempuh manusia dengan berbagai jalan, baik yang bersifat intuitif, ilmiah, historis,
pengalaman dan lain-lain. Tetapi karena kemutlakan Tuhan dan kenisbian manusia, maka manusia
tidak dapat menjangkau sendiri kepada pengertian akan hakekat Tuhan yang sebenarnya. Namun demi
kelengkapan kepercayaan kepada Tuhan, manusia memerlukan pengetahuan secukupnya tentang
Ketuhanan dan tatanilai yang bersumber kepada-Nya. Oleh sebab itu diperlukan sesuatu yang lain
yang lebih tinggi namun tidak bertentangan dengan insting dan indera. Sesuatu yang diperlukan itu
adalah "Wahyu" yaitu pengajaran atau pemberitahuan yang langsung dari Tuhan sendiri kepada
manusia. Tetapi sebagaimana kemampuan menerima pengetahuan sampai ketingkat yang tertinggi
tidak dimiliki oleh setiap orang, demikian juga wahyu tidak diberikan kepada setiap orang. Wahyu itu
diberikan kepada manusia tertentu yang memenuhi syarat dan dipilih oleh Tuhan sendiri yaitu para
Nabi dan Rosul atau utusan Tuhan.
Dengan kewajiban para Rosul itu untuk menyampaikannya kepada seluruh ummat manusia.
Para rosul dan nabi itu telah lewat dalam sejarah semenjak Adam, Nuh, Ibrahim, Musa,Isa atau Yesus
anak Mariam sampai pada Muhammad SAW. Muhammad adalah Rosul penghabisan, jadi tiada Rosul
lagi sesudahnya. Jadi para Nabi dan Rosul itu adalah manusia biasa dengan kelebihan bahwa mereka
menerima wahyu dari Tuhan. Wahyu Tuhan yang diberikan kepada Muhammad SAW terkumpul
seluruhnya dalam kitab suci Al-Quran. Selain berarti bacaan, kata Al-Quran juga bearti "kumpulan"
atau kompilasi, yaitu kompilasi dari segala keterangan. Sekalipun garis-garis besar Al-Quran
merupakan suatu kompendium, yang singkat namun mengandung keterangan-keterangan tentang
segala sesuatu sejak dari sekitar alam dan manusia sampai kepada hal-hal gaib yang tidak mungkin
diketahui manusia dengan cara lain. Jadi untuk memahami Ketuhanan Yang Maha Esa dan ajaran-
ajaran-Nya, manusia harus berpegang kepada Al-Quran dengan terlebih dahulu mempercayai
kerasulan Muhammmad SAW. Maka kalimat kesaksian yang kedua memuat esensi kedua dari
kepercayaan yang harus dianut manusia, yaitu bahwa Muhammad adalah Rosul Allah. Kemudian di
dalam Al Quran didapat keterangan lebih lanjut tentang Ketuhanan Yang maha Esa ajaran ajaranNya
yang merupakan garis besar dan jalan hidup yang mesti diikuti oleh manusia. Tentang Tuhan antara
lain: surat Al-Ikhlas menerangkan secara singkat ; katakanlah : "Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa.
Dia itu adalah Tuhan. Tuhan tempat menaruh segala harapan. Tiada Ia berputra dan tiada pula berbapa.
199
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Selanjutnya Ia adalah Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Kasih dan
Maha Sayang, Maha Pengampun dan seterusnya daripada segala sifat kesempurnaan yang selayaknya
bagi Yang Maha Agung dan Maha Mulia, Tuhan seru sekalian Alam. Juga diterangkan bahwa Tuhan
adalah yang pertama dan yang penghabisan, Yang lahir dan Yang Bathin, dan "kemanapun manusia
berpaling maka disanalah wajah Tuhan". Dan "Dia itu bersama kamu kemanapun kamu berada". Jadi
Tuhan tidak terikat ruang dan waktu.
Sebagai "yang pertama dan yang penghabisan", maka sekaligus Tuhan adalah asal dan tujuan
segala yang ada, termasuk tata nilai. Artinya ; sebagaimana tata nilai harus bersumber kepada
kebenaran dan berdasarkan kecintaan kepadaNya, Iapun sekaligus menuju kepada kebenaran dan
mengarah kepada "persetujuan" atau "ridhanya ". Inilah kesatuan antara asal dan tujuan hidup yang
sebenarnya (Tuhan sebagai tujuan hidup yang benar, diterangkan dalam bagian yang lain)
Tuhan menciptakan alam raya ini dengan sebenarnya, dan mengaturnya dengan pasti. Oleh
karena itu alam mempunyai eksistensi yang riil dan obyektif, serta berjalan mengikuti hukum-hukum
yang tetap. Dan sebagai ciptaan daripada sebaik-baiknya penciptanya, maka alam mengandung
kebaikan pada diriNya dan teratur secara harmonis. Nilai ciptaan ini untuk manusia bagi keperluan
perkembangan peradabannya. Maka alam dapat dan dijadikan obyek penyelidikan guna dimengerti
hukum-hukum Tuhan (sunnatullah) yang berlaku didalamnya. Kemudian manusia memanfaatkan alam
sesuai dengan hukumhukumnya sendiri. Jika kenyataan alam ini berbeda dengan persangkaan
idealisme maupun agama Hindu yang mengatakan bahwa alam tidak mempunyai eksistensi riil dan
obyektif, melainkan semua palsu atau maya atau sekedar emansipasi atau pancaran daripada dunia lain
yang kongkrit, yaitu idea atau nirwana. Juga tidak seperti dikatakan filsafat Agnosticisme yang
mengatakan bahwa alam tidak mungkin dimengerti manusia. Dan sekalipun filsafat materialisme
mengatakan bahwa alam ini mempunyai eksistensi riil dan obyektif sehingga dapat dimengerti oleh
manusia, namun filsafat itu mengatakan bahwa alam ada dengan sendirinya. Peniadaan pencipta
ataupun peniadaan Tuhan adalah satu sudut dari pada filsafat materialisme.
Manusia adalah puncak ciptaan dan mahluk-Nya yang tertinggi. Sebagai mahluk tertinggi
manusia dijadikan "Khalifah" atau wakil Tuhan di bumi. Manusia ditumbuhkan dari bumi dan diserahi
untuk memakmurkannya. Maka urusan di dunia telah diserahkan Tuhan kepada manusia. Manusia
sepenuhnya bertanggungjawab atas segala perbuatannya di dunia. Perbuatan manusia ini membentuk
rentetan peristiwa yang disebut "sejarah". Dunia adalah wadah bagi sejarah, dimana manusia menjadi
pemilik atau "rajanya". Sebenarnya terdapat hukum-hukum Tuhan yang pasti (sunattullah) yang
menguasai sejarah, sebagaimana adanya hukum yang menguasai alam tetapi berbeda dengan alam
yang telah ada secara otomatis tunduk kepada sunatullah itu, manusia karena kesadaran dan
kemampuannya untuk mengadakan pilihan untuk tidak terlalu tunduk kepada hukum-hukum
kehidupannya sendiri. Ketidakpatuhan itu disebabkan karena sikap menentang atau kebodohan.
Hukum dasar alami daripada segala yang ada inilah "perubahan dan perkembangan", sebab : segala
200
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
sesuatu ini adalah ciptaan Tuhan dan pengembangan olehNya dalam suatu proses yang tiada henti-
hentinya. Segala sesuatu ini adalah berasal dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan. Maka satu-satunya
yang tak mengenal perubahan hanyalah Tuhan sendiri, asal dan tujuan segala sesuatu.
Di dalam memenuhi tugas sejarah, manusia harus berbuat sejalan dengan arus perkembangan
itu menunju kepada kebenaran. Hal itu berarti bahwa manusia harus selalu berorientasi kepada
kebenaran, dan untuk itu harus mengetahui jalan menuju kebenaran itu. Dia tidak mesti selalu
mewarisi begitu saja nilai-nilai tradisional yang tidak diketahuinya dengan pasti akan kebenarannya.
Oleh karena itu kehidupan yang baik adalah yang disemangati oleh iman dan ilmu. Bidang iman dan
pencabangannya menjadi wewenang wahyu sedangkan bidang ilmu pengetahuan menjadi wewenang
manusia untuk mengusahakan dan mengumpulkannya dalam kehidupan dunia ini. Ilmu itu meliputi
tentang alam dan tentang manusia (sejarah). Untuk memperoleh ilmu pengetahuan tentang nilai
kebenaran sejauh mungkin, manusia harus melihat alam dan kehidupan ini sebagaimana adanya tanpa
melekatkan padanya kualitas-kualitas yang bersifat ketuhanan. Sebab sebagaimana diterangkan
dimuka, alam diciptakan dengan wujud yang nyata dan objektif sebagaimana adanya. Alam tidak
menyerupai Tuhan, dan Tuhan pun untuk sebagian atau seluruhnya tidak sama dengan alam. Sikap
memper-Tuhan-kan atau mensucikan (sakralisasi) haruslah ditujukan kepada Tuhan sendiri. Tuhan
Allah Yang Maha Esa. Ini disebut "Tauhid" dan lawannya disebut "syirik" artinya mengadakan
tandingan terhadap Tuhan, baik seluruhnya atau sebagian maka jelasnya bahwa syirik menghalangi
perkembangan dan kemajuan peradaban, kemanusiaan menuju kebenaran.
Sesudahnya atau kehidupan duniawi ini ialah "hari kiamat". Kiamat merupakan permulaan
bentuk kehidupan yang tidak lagi bersifat sejarah atau duniawi, yaitu kehidupan akhirat. Kiamat
disebut juga "hari agama", atau yaumuddin, dimana Tuhan menjadi satu-satunya pemilik dan raja.
Disitu tidak lagi terdapat kehidupan historis, seperti kebebasan, usaha dan tata masyarakat. Tetapi
yang ada adalah pertanggunggan jawab individu manusia yang bersifat mutlak dihadapan illahi atas
segala perbuatannya dahulu didalam sejarah. Selanjutnya kiamat merupakan "hari agama", maka tidak
yang mungkin kita ketahui selain daripada yang diterangkan dalam wahyu. Tentang hari kiamat dan
kelanjutannya / kehidupan akhirat yang non-historis manusia hanya diharuskan percaya tanpa
kemungkinan mengetahui kejadian-kejadiannya.
B. PENGERTIAN-PENGERTIAN DASAR TENTANG KEMANUSIAAN
Telah disebutkan di muka, bahwa manusia adalah puncak ciptaan, merupakan mahluk yang
tertinggi dan adalah wakil dari Tuhan di bumi. Sesuatu yang membuat manusia yang menjadi manusia
bukan hanya beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya, melainkan suatu keseluruhan susunan
sebagai sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus dimiliki manusia saja yaitu Fitrah. Fitrah
membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung kepada kebenaran (Hanief).
"Dlamier" atau hati nurani adalah pemancar keinginan pada kebaikan, kesucian dan kebenaran. Tujuan
hidup manusia ialah kebenaran yang mutlak atau kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan Yang Maha
201
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Esa. Fitrah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi dan prinsipil
membedakannya dari mahluk-mahluk yang lain. Dengan memenuhi hati nurani, seseorang berada
dalam fitrahnya dan menjadi manusia sejati. Kehidupan dinyatakan dalam kerja atau amal
perbuatanya. Nilai- nilai tidak dapat dikatakan hidup dan berarti sebelum menyatakan diri dalam
kegiatan-kegiatan amaliah yang kongkrit. Nilai hidup manusia tergantung kepada nilai kerjanya. Di
dalam dan melalui amal perbuatan yang berperikemanusiaan (fitrah sesuai dengan tuntutan hati nurani)
manusia mengecap kebahagiaan, dan sebaliknya di dalam dan melalui amal perbuatan yang tidak
berperikemanusiaan (jihad) ia menderita kepedihan. Hidup yang pernuh dan berarti ialah yang dijalani
dengan sungguh-sungguh dan sempurna, yang didalamnya manusia dapat mewujudkan dirinya dengan
mengembangkan kecakapan-kecakapan dan memenuhi keperluan-keperluannya. Manusia yang hidup
berarti dan berharga ialah dia yang merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kegiatan-kegiatan
yang membawa perubahan kearah kemajuan-kemajuan baik yang mengenai alam maupun masyarakat
yaitu hidup berjuang dalam arti yang seluas-luasnya. Dia diliputi oleh semangatmencari kebaikan,
keindahan dan kebenaran. Dia menyerap segala sesuatu yang baru dan berharga sesuai dengan
perkembangan kemanusiaan dan menyatakan dalam hidup berperadaban dan berkebudayaan. Dia
adalah aktif, kreatif dan kaya akan kebijaksanaan (widom, hikmah).
Dia berpengalaman luas, berpikir bebas, berpandangan lapang dan terbuka, bersedia mengikuti
kebenaran dari manapun datangnya. Dia adalah manusia toleran dalam arti kata yang benar, penahan
amarah dan pemaaf. Keutamaan itu merupakan kekayaan manusia yang menjadi milik daripada
pribadi-pribadi yang senantiasa berkembang dan selamanya tumbuh kearah yang lebih baik. Seorang
manusia sejati (insan kamil) ialah yang kegiatan mental dan phisiknya merupakan suatu keseluruhan.
Kerja jasmani dan kerja rohani bukanlah dua kenyataan yang terpisah. Malahan dia tidak mengenal
perbedaan antara kerja dan kesenangan, kerja baginya adalah kesenggangan dan kesenangan ada dalam
dan melalui kerja. Dia berkepribadian, merdeka, memiliki dirinya sendiri,menyatakan ke luar corak
perorangannya dan mengembangkan kepribadian dan wataknya secara harmonis. Dia tidak mengenal
perbedaan antara kehidupan individu dan kehidupan komunal, tidak membedakan antara perorangan
dan sebagai anggota masyarakat, hak dan kewajiban serta kegiatankegiatan untuk dirinya adalah juga
sekaligus untuk sesama ummat manusia. Baginya tidak ada pembagian dua (dichotomy) antara
kegiatan-kegiatan rokhani dan jasmani, pribadi dan masyarakat, agama dan politik maupun dunia
akherat. Kesemuanya dimanifestasikan dalam suatu kesatuan kerja yang tunggal pancaran niatnya,
yaitu mencari kebaikan, keindahan dan kebenaran. Dia seorang yang ikhlas, artinya seluruh amal
perbuatannya benar-benar berasal dari dirinya sendiri dan merupakan pancaran langsung dari pada
kecenderungannya yang suci yang murni. Suatu pekerjaan dilakukan karena keyakinan akan nilai
pekerjaan itu sendiri bagi kebaikan dan kebenaran, bukan karena hendak memperoleh tujuan lain yang
nilainya lebih rendah (pamrih). Kerja yang ikhlas mengangkat nilai kemanusiaan pelakunya dan
memberikannya kebahagiaan. Hal itu akan menghilangkan sebab-sebab suatu jenis pekerjaan
202
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
ditinggalkan dan kerja amal akan menjadi kegiatan kemanusiaan yang paling berharga. Keikhlasan
adalah kunci kebahagiaan hidup manusia, tidak ada kebahagiaan sejati tanpa keikhlasan dan
keikhlasan selalu menimbulkan kebahagiaan. Hidup fitrah ialah bekerja secara ikhlas yang
memancarkan dari hati nurani yang hanief atau suci.
C. KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN UNIVERSAL (TAKDIR)
Keikhlasan yang insani itu tidak mungkin ada tanpa kemerdekaan. Kemerdekaan
dalam arti kerja sukarela tanpa paksaan yang didorong oleh kemauan yang murni, kemerdekaan dalam
pengertian kebebasan memilih sehingga pekerjaan itu benar-benar dilakukan sejalan dengan hati
nurani. Keikhlasan merupakan pernyataan kreatif kehidupan manusia yang berasal dari perkembangan
tak terkekang daripada kemauan baiknya. Keikhlasan adalah gambaran terpenting daripada kehidupan
manusia sejati. Kehidupan sekarang di dunia dan abadi (external) berupa kehidupan kelak sesudah
mati di akherat. Dalam aspek pertama manusia melakukan amal perbuatan dengan baik dan buruk
yang harus dipikul secara individual, dan komunal sekaligus. Sedangkan dalam aspek kedua manusia
tidak lagi melakukan amal perbuatan, melainkan hanya menerima akibat baik dan buruknya dari
amalnya dahulu di dunia secara individual. Di akherat tidak terdapat pertanggung jawaban
perseorangan (mutlak). Manusia dilahirkan sebagai individu, hidup ditengah alam dan masyarakat
sesamanya, kemudian menjadi individu kembali. Jadi individualitas adalah pernyataan asasi yang
pertama dan terakhir, dari pada kemanusiaan, serta letak kebenarannya daripada nilai kemanusiaan itu
sendiri. Karena individu adalah penanggung jawab terakhir dan mutlak daripada awal perbuatannya,
maka kemerdekaan pribadi, adalah haknya yang pertama dan asasi. Tetapi individualitas hanyalah
pernyataan yang asasi dan primer saja dari pada kemanusiaan. Kenyataan lain, sekalipun sifat sekunder
, ialah bahwa individu dalam suatu hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya.
Manusia hidup ditengah alam sebagai makhluk sosial hidup ditengah sesama. Dari segi ini
manusia adalah bagian dari keseluruhan alam yang merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu
kemerdekaan harus diciptakan untuk pribadi dalam kontek hidup ditengah masyarakat. Sekalipun
kemerdekaan adalah esensi daripada kemanusiaan, tidak berarti bahwa manusia selalu dan dimana saja
merdeka. Adanya batas-batas dari kemerdekaan adalah suatu kenyataan. Batas-batas tertentu itu
dikarenakan adanya hukum-hukum yang pasti dan tetap menguasai alam. Hukum yang menguasai
benda-benda maupun masyarakat manusia sendiri yang tidak tunduk dan tidak pula bergantung kepada
kemauan manusia. Hukum-hukum kemerdekaan itu sendiri. Pengakuan akan adanya keharusan
universal yang diartikan sebagai penyerahan kepadanya sebelum suatu usaha dilakukan berarti
perbudakan.
Pengakuan akan adanya kepastian umum atau takdir hanyalah pengakuan akan adanya batas-
batas kemerdekaan. Sebaliknya suatu persyaratan yang positif daripada kemerdekaan adalah
pengetahuan tentang adanya kemungkinan-kemungkinan kretif manusia. Yaitu tempat bagi adanya
usaha yang bebas dan dinamakan "ikhtiar" artinya pilih merdeka. Ikhtiar adalah kegiatan kemerdekaan
203
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
dari individu, juga berarti kegiatan dari manusia merdeka. Ikhtiar merupakan usaha yang ditentukan
sendiri dimana manusia berbuat sebagai pribadi banyak segi yang integral dan bebas; dan dimana
manusia tidak diperbudak oleh suatu yang lain kecuali oleh keinginannya sendiri dan kecintaannya
kepada kebaikan. Tanpa adanya kesempatan untuk berbuat atau berikhtiar, manusia menjadi tidak
merdeka dan menjadi tidak bisa dimengerti untuk memberikan pertanggung jawaban pribadi dari amal
perbuatannya. Kegiatan merdeka berarti perbuatan manusia yang merubah dunia dan dirinya sendiri.
Jadi sekalipun terdapat keharusan universal atau takdir manusia dengan haknya untuk berikhtiar
mempunyai peranan aktif dan menentukan bagi dunia dan dirinya sendiri. Manusia tidak dapat
berbicara mengenai takdir suatu kejadian sebelum kejadian itu menjadi kenyataan. Maka percaya
kepada takdir akan membawa keseimbangan jiwa tidak terlalu berputus asa karena suatu kegagalan
dan tidak perlu membanggakan diri karena suatu kemunduran. Sebab segala sesuatu tidak hanya
terkandung pada dirinya sendiri, melainkan juga kepada keharusan yang universal itu.
D. KETUHANAN YANG MAHA ESA DAN KEMANUSIAAN
Telah jelas bahwa hubungan yang benar antara individu manusia dengan dunia sekitarnya
bukan hubungan penyerahan. Sebab penyerahan meniadakan kemerdekaan dan keikhklasan dan
kemanusiaan. Tatapi jelas pula bahwa tujuan manusia hidup merdeka dengan segala kegiatannya ialah
kebenaran. Oleh karena itu sekalipun tidak tunduk pada sesuatu apapun dari dunia sekelilingnya,
namun manusia merdeka masih dan mesti tunduk kepada kebenaran. Karena menjadikan sesuatu
sebagai tujuan adalah berarti pengabdian kepada-Nya. Jadi kebenaran-kebenaran menjadi tujuan hidup
dan apabila demikian maka sesuai dengan pembicaraan terdahulu maka tujuan hidup yang terakhir dan
mutlak ialah kebenaran terakhir dan mutlak sebagai tujuan dan tempat menundukkan diri. Adakah
kebenaran terakhir dan mutlak itu ?. Ada, sebagaimana tujuan akhir dan mutlak daripada hidup itu ada.
Karena sikapnya yang terakhir (ultimate) dan mutlak maka sudah pasti kebenaran itu hanya satu secara
mutlak pula. Dalam perbendaharaan kata dan kulturiil, kita sebut kebenaran mutlak itu "Tuhan",
kemudian sesuai dengan uraian bab I, Tuhan itu menyatakan diri kepada manusia sebagai Allah.
Karena kemutlakannya, Tuhan bukan saja tujuan segala kebenaran. Maka dia adalah Yang Maha
Benar. Setiap pikiran yang maha benar adalah pada hakikatnya pikiran tentang Tuhan YME. Oleh
sebab itu seseorang manusia merdeka ialah yang ber-ketuhanan Yang Maha Esa. Keiklasan tiada lain
adalah kegiatan yang dilakukan semata-mata bertujuan kepada Tuhan YME, yaitu kebenaran mutlak,
guna memperoleh persetujuan atau "ridho" daripada-Nya. Sebagaimana kemanusiaan terjadi karena
adanya kemerdekaan dan kemerdekaan ada karena adanya tujuan kepada Tuhan semata-mata.
Hal itu berarti segala bentuk kegiatan hidup dilakukan hanyalah karena nilai kebenaran itu
yang terkandung didalamnya guna mendapat pesetujuan atau ridho kebenaran mutlak. Dan hanya
pekerjaan "karena Allah" itulah yang bakal memberikan rewarding bagi kemanusiaan. Kata "iman"
berarti percaya dalam hal ini percaya kepada Tuhan sebagai tujuan hidup yang mutlak dan tempat
mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap menyerahkan diri dan mengabdi kepada Tuhan itu disebut Islam.
204
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Islam menjadi nama segenap ajaran pengabdian kepada Tuhan YME. Pelakunya disebut "Muslim".
Tidak lagi diperbudak oleh sesama manusia atau sesuatu yang lain dari dunia sekelilingnya, manusia
muslim adalah manusia yang merdeka yang menyerahkan dan menyembahkan diri kepada Tuhan
YME. Semangat tauhid (memutuskan pengabdian hanya kepada Tuhan YME) menimbulkan kesatuan
tujuan hidup, kesatuan kepribadian dan kemasyarakatan. Kehidupan bertauhid tidak lagi berat sebelah,
parsial dan terbatas. Manusia bertauhid adalah manusia yang sejati dan sempurna yang kesadaran akan
dirinya tidak mengenal batas. Dia adalah pribadi manusia yang sifat perorangannya adalah keseluruhan
(totalitas) dunia kebudayaan dan peradaban. Dia memiliki seluruh dunia ini dalam arti kata mengambil
bagian sepenuh mungkin dalam menciptakan dan menikmati kebaikan-kebaikan dan peradaban
kebudayaan.
Pembagian kemanusiaan tidak selaras dengan dasar kesatuan kemanusiaan (human totality) itu
antara lain, ialah pemisahan antara eksistensi ekonomi dan moral manusia, antara kegiatan duniawi
dan ukhrowi antara tugas-tugas peradaban dan agama. Demikian pula sebaliknya, anggapan bahwa
manusia adalah tujuan pada dirinya membela kemanusiaan seseorang menjadi : manusia sebagai
pelaku kegiatan dan manusia sebagai tujuan kegiatan. Kepribadian yang pecah berlawanan dengan
kepribadian kesatuan (human totality) yang homogen dan harmonis pada dirinya sendiri : jadi
berlawanan dengan kemanusiaan. Oleh karena hakikat hidup adalah amal perbuatan atau kerja, maka
nilai-nilai tidak dapat dikatakan ada sebelum menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan konkrit dan
nyata. Kecintaan kepada Tuhan sebagai kebaikan, keindahan dan kebenaran yang mutlak dengan
sendirinya memancar dalam kehidupan seharihari dalam hubungannya dengan alam dan masyarakat,
berupa usaha-usaha yang nyata guna menciptakan sesuatu yang membawa kebaikan, keindahan dan
kebenaran bagi sesama manusia "amal saleh" (harafiah: pekerjaan yang selaras dengan kemanusiaan)
merupakan pancaran langsung daripada iman.
Jadi Ketuhanan YME memancar dalam perikemanusiaan. Sebaliknya karena kemanusiaan
adalah kelanjutan kecintaan kepada kebenaran maka tidak ada perikemanusiaan tanpa Ketuhanan
YME. Perikemanusiaan tanpa Ketuhanan adalah tidak sejati. Oleh karena itu semangat Ketuhanan
YME dan semangat mencari ridho daripada-Nya adalah dasar peradaban yang benar dan kokoh. Dasar
selain itu pasti goyah dan akhirnya membawa keruntuhan peradabannya. "Syirik" merupakan
kebalikan dari tauhid, secara harafiah artinya mengadakan tandingan, dalam hal ini kepada Tuhan.
Syirik adalah sifat menyerah dan menghambakan diri kepada sesuatu selain kebenaran baik kepada
sesame manusia maupun alam. Karena sifatnya yang meniadakan kemerdekaan asasi, syirik
merupakan kejahatan terbesar kepada kemanusiaan. Pada hakikatnya segala bentuk kejahatan
dilakukan orang karena syirik. Sebab dalam melakukan kejahatan itu dia menghambakan diri kepada
motif yang mendorong dilakukannya kejahatan tersebut yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
kebenaran. Demikian pula karena syirik seseorang mengadakan pamrih atas pekerjaan yang
dilakukannya. Dia bekerja bukan karena nilai pekerjaan itu sendiri dalam hubungannya dengan
205
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
kebaikan, keindahan dan kebenaran, tetapi karena hendak memperoleh sesuatu yang lain. "Musyrik"
adalah pelaku daripada syirik. Seseorang yang menghambakan diri kepada sesuatu selain Tuhan baik
manusia maupun alam disebut musyrik, sebab dia mengangkat sesuatu selain Tuhan menjadi setingkat
dengan Tuhan. Demikian pula seseorang yang menghambakan (sebagaimana dengan jiran atau
diktator) adalah musyrik, sebab dia mengangkat dirinya sendiri setingkat denganTuhan. Kedua
perlakuan itu merupakan penentang terhadap kemanusiaan, baik bagi dirinya sendiri maupun kepada
orang lain. Maka sikap berperikemanusiaan adalah sikap yang adil, yaitu sikap menempatkan sesuatu
kepada tempatnya yang wajar, seseorang yang adil (wajar) ialah yang memandang manusia. Tidak
melebihkan sehingga menghambakan dirinya kepada-Nya. Dia selau menyimpan itikad baik dan lebih
baik (ikhsan) maka kebutuhan menimbulkan sikap yang adil kepada manusia.
E. INDIVIDU DAN MASYARAKAT
Telah diterangkan dimuka, bahwa pusat kemanusiaan adalah masing-masing pribadinya dan
bahwa kemerdekaan pribadi adalah hak asasinya yang pertama. Tidak sesuatu yang lebih berharga
daripada kemerdekaan itu. Juga telah dikemukakan bahwa manusia hidup dalam suatu bentuk
hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya, sebagai mahkluk sosial, manusia tidak mungkin
memenuhi kebutuhan kemanusiaannya dengan baik tanpa berada ditengah sesamanya dalam bentuk-
bentuk hubungan tertentu. Maka dalam masyarakat itulah kemerdekaan asasi diwujudkan. Justru
karena adanya kemerdekaan pribadi itu maka timbul perbedaan-perbedaan antara suatu pribadi dengan
lainnya. Sebenarnya perbedaan-perbedaan itu adalah untuk kebaikannya sendiri sebab kenyataan yang
penting dan prinsipil, ialah bahwa kehidupan ekonomi, sosial, dan kultural menghendaki pembagian
kerja yang berbeda-beda. Pemenuhan suatu bidang kegiatan guna kepentingan masyarakat adalah
suatu keharusan, sekalipun hanya oleh sebagian anggota saja.
Namun sejalan dengan prinsip kemanusiaan dan kemerdekaan, dalam kehidupan yang teratur
tiap-tiap orang harus diberi kesempatan untuk mengembangkan kecakapannya melalui aktifitas dan
kerja yang sesuai dengan kecenderungannya dan bakatnya. Namun inilah kontradiksi yang ada pada
manusia dia adalah mahkluk yang sempurna dengan kecerdasan dan kemerdekaannya dapat berbuat
baik kepada sesamanya, tetapi pada waktu yang sama ia merasakan adanya pertentangan yang konstan
dan keinginan tak terbatas sebagai hawa nafsu. Hawa nafsu cenderung kearah merugikan orang lain
(kejahatan) dan kejahatan dilakukan orang karena mengikuti hawa nafsu. Ancaman atas kemerdekaan
masyarakat, dan karena itu juga berarti ancaman terhadap kemerdekaan pribadi anggotanya ialah
keinginan tak terbatas atau hawa nafsu tersebut, maka selain kemerdekaan, persamaan hak antara
sesama manusia adalah esensi kemanusiaan yang harus ditegakkan. Realisasi persamaan dicapai
dengan membatasi kemerdekaan. Kemerdekaan tak terbatas hanya dapat dipunyai satu orang,
sedangkan untuk lebih satu orang, kemerdekaan tak terbatas tidak dilaksanakan dalam waktu yang
bersamaan, kemerdekaan seseorang dibatasi oleh kemerdekaan orang lain. Pelaksanaan kemerdekaan
tak terbatas hanya berarti pemberian kemerdekaan kepada pihak yang kuat atas yang lemah
206
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
(perbudakan dalam segala bentuknya), sudah tentu hak itu bertentangan dengan prinsip keadilan.
Kemerdekaan dan keadilan merupakan dua nilai yang saling menopang. Sebab harga diri manusia
terletak pada adanya hak bagi orang lain untuk mengembangkan kepribadiannya. Sebagai kawan hidup
dengan tingkat yang sama. Anggota masyarakat harus saling menolong dalam membentuk masyarakat
yang bahagia.
Sejarah dan perkembangannya bukanlah suatu yang tidak mungkin dirubah. Hubungan yang
benar antara manusia dengan sejarah bukanlah penyerahan pasif, tetapi sejarah ditentukan oleh
manusia sendiri. Tanpa pengertian ini adanya azab Tuhan (akibat buruk) dan pahala (akibat baik) bagi
satu amal perbuatan mustahil ditanggung manusia. Manusia merasakan akibat amal perbuatannya
sesuai dengan ikhtiar. Dalam hidup ini (dalam sejarah) dalam hidup kemudian (sesudah sejarah).
Semakin seseorang bersungguh-sungguh dalam kekuatan yang bertanggung jawab dengan kesadaran
yang terus menerus akan tujuan dalam membentuk masyarakat semakin ia mendekati tujuan. Manusia
mengenali dirinya sebagai makhluk yang nilai dan martabatnya dapat sepenuhnya dinyatakan, jika ia
mempunyai kemerdekaan tidak saja mengatur hidupnya sendiri tetapi juga untuk memperbaiki dengan
sesama manusia dalam lingkungan masyarakat. Dasar hidup gotong-royong ini ialah keistimewaan dan
kecintaan sesama manusia dalam pengakuan akan adanya persamaan dan kehormatan bagi setiap
orang.
F. KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI
Telah kita bicarakan tentang hubungan antara individu dengan masyarakat dimana
kemerdekaan dan pembatas kemerdekaan saling bergantungan, dan dimana perbaikan kondisi
masyarakat tergantung pada perencanaan manusia dan usaha-usaha bersamanya. Jika kemerdekaan
dicirikan dalam bentuk yang tidak bersyarat (kemerdekaan tak terbatas) maka sudah terang bahwa
setiap orang diperbolehkan mengejar dengan bebas segala keinginan pribadinya. Akibatnya
pertarungan keinginan yang bermacam-macam itu satu sama lain dalam kekacauan atau anarchi. Sudah
barang tentu menghancurkan masyarakat dan meniadakan kemanusiaan sebab itu harus ditegakkan
keadilan dalam masyarakat. Siapakah yang harus menegakkan keadilan dalam masyarakat? Sudah
barang pasti ialah masyarakat sendiri, tetapi dalam prakteknya diperlukan adanya satu kelompok
dalam masyarakat yang karena kualitas-kualitas yang dimilikinya senantiasa mengadakan usaha-usaha
menegakkan keadilan itu dengan jalan selalu menganjurkan sesuatu yang bersifat kemanusiaan serta
mencegah terjadinya sesuatu yang berlawanan dengan kemanusiaan.
Kualitas yang harus dipunyai, rasa kemanusiaan yang tinggi sebagai pancaran kecintaan yang
tak terbatas pada Tuhan. Di samping itu diperlukan kecakapan yang cukup. Kelompok orang-orang itu
adalah pemimpin masyarakat. Memimpin adalah menegakkan keadilan, menjaga agar setiap orang
memperoleh hak asasinya dan dalam jangka waktu yang sama menghormati kemerdekaan orang lain
dan martabat kemanusiaannya sebagai manifestasi kesadarannya akan tanggung jawab sosial. Negara
adalah bentuk masyarakat yang terpenting, dan pemerintah adalah susunan masyarakat yang terkuat
207
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
dan berpengaruh. Oleh sebab itu pemerintah yang pertama berkewajiban menegakkan kadilan. Maksud
semula dan fundamental daripada didirikannya negara dan pemerintah ialah guna melindungi manusia
yang menjadi warga negara daripada kemungkinan perusakkan terhadap kemerdekaan dan harga diri
sebagai manusia sebaliknya setiap orang mengambil bagian pertanggungjawaban dalam masalah-
masalah atas dasar persamaan yang diperoleh melalui demokrasi. Pada dasarnya masyarakat dengan
masing-masing pribadi yang ada didalamnya haruslah memerintah dan memimpin diri sendiri. Oleh
karena itu pemerintah haruslah merupakan kekuatan pimpinan yang lahir dari masyarakat sendiri.
Pemerintah haruslah demokratis, berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, menjalankan
kebijaksanaan atas persetujuan rakyat berdasarkan musyawarah dan dimana keadilan dan martabat
kemanusiaan tidak terganggu. Kekuatan yang sebenarnya didalam negara ada ditangan rakyat, dan
pemerintah harus bertanggung jawab pada rakyat.
Menegakkan keadilan mencakup penguasaan atas keinginan-keinginan dan kepentingan-
kepentingan pribadi yang tak mengenal batas (hawa nafsu) adalah kewajiban dari negara sendiri dan
kekuatan-kekuatan sosial untuk menjunjung tinggi prinsip kegotongroyongan dan kecintaan sesama
manusia. Menegakkan keadilan amanat rakyat kepada pemerintah yang musti dilaksanakan. Disadari
oleh sikap hidup yang benar, ketaatan kapada pemerintah termasuk dalam lingkungan ketaatan kepada
Tuhan (kebenaran mutlak). Pemerintah yang benar dan harus ditaati ialah mengabdi kepada
kemanusiaan, kebenaran dan akhirnya kepada Tuhan YME. Perwujudan menegakkan keadilan yang
terpenting dan berpengaruh ialah menegakkan keadilan di bidang ekonomi atau pembagian kekeyaan
diantara anggota masyarakat. Keadilan menuntut agar setiap orang dapat bagian yang wajar dari
kekayaan atau rejeki. Dalam masyarakat yang tidak mengenal batas- batas individual, sejarah
merupakan perjuangan dialektis yang berjalan tanpa kendali dari pertentangan-pertentangan golongan
yang didorong oleh ketidakserasian antara pertumbuhan kekuatan produksi disatu pihak dan
pengumpulan kekayaan oleh golongan-golongan kecil dengan hak-hak istimewa dilain pihak. Karena
kemerdekaan tak terbatas mendorong timbulnya jurangjurang pemisah antara kekayaan dan
kemiskinan yang semakin dalam.
Proses selanjutnya yaitu bila sudah mencapai batas maksimal pertentangan golongan itu akan
menghancurkan sendi-sendi tatanan sosial dan membinasakan kemanusiaan dan peradabannya. Dalam
masyarakat yang tidak adil, kekeyaan dan kemiskinan akan terjadi dalam kualitas dan proporsi yang
tidak wajar sekalipun realitas selalu menunjukkan perbedaan-perbedaan antara manusia dalam
kemampuan fisik maupun mental namun dalam kemiskinan dalam masyarakat dengan pemerintah
yang tidak menegakkan keadilan adalah keadilan yang merupakan perwujudan dari kezaliman. Orang-
orang kaya menjadi pelaku daripada kezaliman sedangkan orang-orang miskin dijadikan sasaran atau
korbannya. Oleh karena itu sebagai yang menjadi sasaran kezaliman, orang-orang miskin berada
dipihak yang benar. Pertentangan antara kaum miskin menjadi pertentangan antara kaum yang
menjalankan kezaliman dan yang dizalimi. Dikarenakan kebenaran pasti menag terhadap kebhatilan,
208
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
maka pertentangan itu disudahi dengan kemenangan tak terhindar bagi kaum miskin, kemudian
mereka memegang tampuk pimpinan dalam masyarakat. Kejahatan di bidang ekonomi yang
menyeluruh adalah penindasan oleh kapitalisme. Dengan kapitalisme dengan mudah seseorang dapat
memeras orang-orang yang berjuang mempertahankan hidupnya karena kemiskinan, kemudian
merampas hak-haknya secara tidak sah, berkat kemampuannya untuk memaksakan persyaratan
kerjanya dan hidup kepada mereka. Oleh karena itu menegakkan keadilan mencakup pemberantasan
kapitalisme dan segenap usaha akumulasi kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat. Sesudah syirik
kejahatan terbesar kepada kemanusiaan adalah penumpukan harta kekayaan beserta penggunaanya
yang tidak benar, menyimpang dari kepentingan umum, tidak mengikuti jalan Tuhan.
Maka menegakkan keadilan inilah membimbing manusia ke arah pelaksanaan tata masyarakat
yang akan memberikan kepada setiap orang kesempatan yang sama untuk mengatur hidupnya secara
bebas dan terhormat (amar ma'ruf) dan pertentangan terus menerus terhadap segala bentuk penindasan
kepada manusia kepada kebenaran asasinya dan rasa kemanusiaan (nahi munkar). Dengan perkataan
lain harus diadakan restriksirestriksi atau cara-cara memperoleh, mengumpulkan dan menggunakan
kekayaan itu. Cara yang tidak bertentangan dengan kamanusiaan diperbolehkan (yang ma'ruf
dihalalkan) sedangkan cara yang bertentangan dengan kemanusiaan dilarang (yang munkar
diharamkan). Pembagian ekonomi secara tidak benar itu hanya ada dalam suatu masyarakatyang tidak
menjalankan prisip Ketuhanan YME, dalam hal ini pengakuan berketuhanan YME tetapi tidak
melaksanakannya sama nilainya dengan tidak berketuhanan sama sekali. Sebab nilai-nilai yang tidak
dapat dikatakan hidup sebelum menyatakan diri dalam amal perbuatan yang nyata. Dalam suatu
masyarakat yang tidak menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya tempat tunduk dan menyerahkan diri,
manusia dapat diperbudaknya antara lain oleh harta benda. Tidak lagi seorang pekerja menguasai hasil
pekerjaanya, tetapi justru dikuasai oleh hasil pekerjaan itu. Produksi seorang buruh memperbesar
kapital majikan dan kapital itu selanjutnya lebih memperbudak buruh. Demikian pula terjadi pada
majikan bukan ia menguasai kapital tetapi kapital itulah yang menguasainya. Kapital atau kekayaan
telah menggenggam dan memberikan sifat-sifat tertentu seperti keserakahan, ketamakan dan
kebengisan.
Oleh karena itu menegakkan keadilan bukan saja dengan amar ma'ruf nahi munkar
sebagaimana diterapkan dimuka, tetapi juga melalui pendidikan yang intensif terhadap pribadi-pribadi
agar tetap mencintai kebenaran dan menyadari secara mendalam akan andanya tuhan. Sembahyang
merupakan pendidikan yang kontinue, sebagai bentuk formil peringatan kepada tuhan. Sembahyang
yang benar akan lebih efektif dalam meluruskan dan membetulkan garis hidup manusia. Sebagaimana
ia mencegah kekejian dan kemungkaran. Jadi sembahyang merupakan penopang hidup yang benar.
Sembahyang menyelesaikan masalah - masalah kehidupan, termasuk pemenuhan kebutuhan yang ada
secara instrinsik pada rohani manusia yang mendalam, yaitu kebutuhan sepiritual berupa pengabdian
yang bersifat mutlak.
209
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Pengabdian yang tidak tersalurkan secara benar kepada tuhan YME tentu tersalurkan kearah
sesuatu yang lain. Dan membahayakan kemanusiaan. Dalam hubungan itu telah terdahulu keterangan
tentang syirik yang merupakan kejahatan fundamental terhadap kemanusiaan. Dalam masyarakat, yang
adil mungkin masih terdapat pembagian manusia menjadi golongan kaya dan miskin. Tetapi hal itu
terjadi dalam batas - batas kewajaran dan kemanusian dengan pertautan kekayaan dan kemiskinan
yang mendekat. Hal itu sejalan dengan dibenarkannya pemilikan pribadi (Private ownership) atas
harga kekayaan dan adanya perbedaan - perbedaan tak terhindar dari pada kemampuan - kemampuan
pribadi, fisik maupun mental. Walaupun demikian usaha – usaha kearah perbaikan dalam pembagian
rejeki ke arah yang merata tetap harus dijalankan oleh masyarakat. Dalam hal ini zakat adalah
penyelesaian terakhir masalah perbedaan kaya dan miskin itu. Zakat dipungut dari orang - orang kaya
dalam jumlah presentase tertentu untuk dibagikan kepada orang miskin. Zakat dikenakan hanya atas
harta yang diperoleh secara benar, Syah dan halal saja. Sedang harta kekayaan yang haram tidak
dikenakan zakat tetapi harus dijadikan milik umum guna manfaat bagi rakyat dengan jalan penyitaan
oleh pemerintah.
Oleh karena itu, sebelum penarikan zakat dilakukan terlebih dahulu harus dibentuk suatu
masyarakat yang adil berdasarkan ketuhanan Tuhan Yang Maha Esa, dimana tidak lagi didapati cara
memperoleh kekayaan secara haram, diman penindasan atas manusia oleh manusia dihapus.
Sebagaimana ada ketetapan tentang bagaimana harta kekayaan itu diperoleh, juga ditetapkan
bagaimana mempergunakan harta kekayaan itu. Pemilikan pribadi dibenarkan hanya jika hanya
digunakan hak itu tidak bertentangan, pemilikan pribadi menjadi batal dan pemerintah berhak
mengajukan konfikasi. Seorang dibenarkan mempergunakan harta kekayaan dalam batas – batas
tertentu, yaitu dalam batas tidak kurang tetapi juga tidak melebihi rata - rata atau israf pertentangan
dengan perikemanusiaan. Kemewahan selalu menjadi provokasi terhadap pertentangan golongan
dalam masyarakat membuat akibat destruktif. Sebaliknya penggunaan kurang dari rata-rata masyarakat
( taqti) merusakkan diri sendiri dalam masyarakat disebabkan membekunya sebagian dari kekayaan
umum yang dapat digunakan untuk manfaat bersama. Hal itu semuanya merupakan kebenaran karena
pada hakekatnya seluruh harta kekayaan ini adalah milik Tuhan. Manusia seluruhnya diberi hak yang
sama atas kekayaan itu dan harus diberikan bagian yang wajar dari padanya. Pemilikan oleh seseorang
(secara benar) hanya bersifat relatif sebagai mana amanat dari Tuhan. Penggunaan harta itu sendiri
harus sejalan dengan yang dikehendaki tuhan, untuk kepentingan umum. Maka kalau terjadi
kemiskinan, orang - orang miskin diberi hak atas sebagian harta orang - orang kaya, terutama yang
masih dekat dalam hubungan keluarga. Adalah kewajiban negara dan masyarakat untuk melindungi
kehidupan keluarga dan memberinya bantuan dan dorongan. Negara yang adil menciptakan
persyaratan hidup yang wajar sebagaimana yang diperlukan oleh pribadi-pribadi agar diandan
keluarganya dapat mengatur hidupnya secara terhormat sesuai dengan kainginankeinginannya untuk
dapat menerima tanggungjawab atas kegiatan-kegiatnnya. Dalam prakteknya, hal itu berarti bahwa
210
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
pemerintah harus membuka jalan yang mudah dan kesempatan yang sama kearah pendidikan,
kecakapan yang wajar kemerdekaan beribadah sepenuhnya dan pembagian kekayaan bangsa yang
pantas.

G. KEMANUSIAAN DAN ILMU PENGETAHUAN


Dari seluruh uraian yang telah di kemukakan , dapatlah dikumpulkan dengan pasti bahwa inti
dari pada kemanusiaan yang suci adalah Iman dan kerja kemanusiaan atau Amal Saleh Iman dalam
pengertian kepercayaan akan adanya kebenaran mutlak yaitu Tuhan Yang Maha Esa , serta
menjadikanya satusatunya tujuan hidup dan tempat pengabdian diri yang terakhir dan mutlak. Sikap
itu menimbulkan kecintaan tak terbatas pada kebenaran, kesucian dan kebaikan yang menyatakan
dirinya dalam sikap pri kemanusiaan. Sikap pri kemanusiaan menghasilkan amal saleh, artinya amal
yang bersesuaian dengan dan meningkatkan kemanusiaan. Sebaik-baiknya manusia ialah yang berguna
untuk sesamanya. Tapi bagaimana hal itu harus dilakukan manusia ?. Sebagaimana setiap perjalanan
kearah suatu tujuan ialah gerakan kedepan demikian pula perjalanan ummat manusia atau sejarah
adalah gerakan maju kedepan. Maka semua nilai dalam kehidupan relatif adanya berlaku untuk suatu
tempat dan suatu waktu tertentu. Demikianlah segala sesuatu berubah, kecuali tujuan akhir dari segala
yang ada yaitu kebenaran mutlak (Tuhan). Jadi semua nilai yang benar adalah bersumber atau
dijabarkan dari ketentuan-ketentuan hukum-hukum Tuhan.
Oleh karena itu manusia berikhtiar dan merdeka, ialah yang bergerak. Gerakan itu tidak lain
dari pada gerak maju kedepan (progresif). Dia adalah dinamis, tidak setatis. Dia bukanlah seorang
tradisional, apalagi reaksioner. Dia menghendaki perubahan terus menerus sejalan dengan arah menuju
kebenaran mutlak. Dia senantiasa mencarai kebenaran-kebenaran selama perjalanan hidupnya.
Kebenarankebenaran itu menyatakan dirinya dan ditemukan didalam alam dari sejarah umt manusia.
Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran-kebenaran dalam
hidupnya, sekalipun relatif namun kebenarankebenaran merupakan tonggak sejarah yang mesti dilalui
dalam perjalanan sejarah menuju kebenaran mutlak. Dan keyakinan adalah kebenaran mutlak itu
sendiri pada suatu saat dapat dicapai oleh manusia, yaitu ketika mereka telah memahami benar seluruh
alam dan sejarahnya sendiri. Jadi ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal soleh. Hanya mereka
yang dibimbing oleh ilmu pengetahuan dapat berjalan diatas kebenaran-kebenaran, yang
menyampaikan kepada kepatuhan tanpa reserve kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan iman dan
kebenaran ilmu pengetahuan manusia mencapai puncak kemanusiaan yang tertinggi. Ilmu pengetahuan
ialah pengertian yang dipunyai oleh manusia secara benar tentang dunia sekitarnya dan dirinya sendiri.
Hubungan yang benar antara manusia dan alam sekelilingnya ialah hubungan dan pengarahan.
Manusia harus menguasai alam dan masyarakat guna dapat mengarahkanya kepada yang lebih baik.
Penguasaan dan kemudian pengarahan itu tidak mungkin dilaksanakan tanpa pengetahuan
tentang hukum-hukumnya agar dapat menguasai dan menggunakanya bagi kemanusiaan. Sebab alam
211
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
tersedia bagi ummat manusia bagi kepentingan pertumbuhan kemanusiaan. Hal itu tidak dapat
dilakukan kecuali mengerahkan kemampuan intelektualitas atau rasio. Demikian pula manusia harus
memahami sejarah dengan hukum-hukum yang tetap. Hukum sejarah yang tetap (sunatullah untuk
sejarah) yaitu garis besarnya ialah bahwa manusia akan menemui kejayaan jika setia kepada
kemanusiaan fitrinya dan menemui kehancuran jika menyimpang dari padanya dengan menuruti hawa
nafsu. Tetapi cara-cara perbaikan hidup sehingga terus-menerus maju kearah yang lebih baik sesuai
dengan fitrah adalah masalah pengalaman. Pengalaman ini harus ditarik dari masa lampau, untuk dapat
mengerti masa sekarang dan memperhitungkan masa yang akan datang. Menguasai dan mengarahkan
masyarakat ialah mengganti kaidah-kaidah umumnya dan membimbingnya
kearah kemajuan dan perbaikan.
H. KESIMPULAN DAN PENUTUP
Dari seluruh uraian yang telah lalu dapatlah diambil kesimpulan secara garis besar sbb :
1. Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan. Tuhan YME dan keinginan
mendekat serta kecintaan kepada-Nya yaitu takwa. Iman dan takwa bukanlah nilai yang statis dan
abstrak. Nilai-nilai itu mamancar dengan sendirinya dalam bentuk kerja nyata bagi kemanusiaan
dan amal saleh. Iman tidak memberi arti apa-apa bagi manusia jika tidak disertai dengan usaha-
usaha dan kegiatan-kegiatan yang sungguh-sungguh untuk menegakkan perikehidupan yang benar
dalam peradaban dan berbudaya.
2. Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah atau pengabdian formil kepada
Tuhan, ibadah mendidik individu agar tetap ingat dan taat kepada Tuhan dan berpegang tuguh
kepada kebenaran sebagai mana dikehendaki oleh hati nurani yang hanif. Segala sesuatu yang
menyangkut bentuk dan cara beribadah menjadi wewenang penuh dari pada agama tanpa adanya
hak manusia untuk mencampurinya. Ibadat-ibadat yang terus menerus kepada Tuhan menyadarkan
manusia akan kedudukannya di tengahh alam dan masyarakat dan sesamanya. Ia telah melebihkan
sehingga kepada kedudukan Tuhan dengan merugikan orang lain, dan tidak mengurangi
kehormatan dirinya sebagai mahluk tertinggi dengan akibat perbudakan diri kepada alam maupun
orang lain.
3. Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil bentuknya yang utama dalam usaha yanag sungguh
- sungguh secara essensial menyangkut kepentingan manusia secara keseluruhan, baik dalam
ukuran ruang maupun waktu yang menegakkan keadilan dalam masyarakat sehingga setiap orang
memperoleh harga diri dan martabatnya sebagai manusia. Hal itu berarti usaha - usaha yang terus
menerus harus dilakukan guna mengarahkan masyarakat kepada nilai - nilai yang baik, lebih maju
dan lebih insani usaha itu ialah "amar ma'ruf , disamping usaha lain untuk mencegah segala bentuk
kejahatan dan kemerosotan nilai - nilai kemanusiaan dan nahi mungkar. Selanjutnya bentuk kerja
kemanusiaan yang lebih nyata ialah pembelaan kaum lemah, kaum tertindas dan kaum miskin

212
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
pada umumnya serta usaha - usaha kearah penungkatan nasib dan taraf hidup mereka yang wajar
dan layak sebagai manusia.
4. Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada kemanusiaan melahirkan jihad, yaitu sikap
berjuang. Berjuang itu dilakukan dan ditanggung bersama oleh manusia dalam bentuk gotong
royong atas dasar kemanusiaan dan kecintaan kepada Tuhan. Perjuangan menegakkan kebenaran
dan keadilan menuntut ketabahan, kesabaran, dan pengorbanan. Dan dengan jalan itulah
kebahagiaan dapat diwujudkan dalam masyarakat manusia. Oleh sebab itu persyaratan bagi
berhasilnya perjuangan adalah adanya barisan yang merupakan bangunan yang kokoh kuat.
Mereka terikat satu sama lain oleh persaudaraan dan solidaritas yang tinggi dan oleh sikap yang
tegas kepada musuh - musuh dari kemanusiaan. Tetapi justru demi kemanusiaanmereka adalah
manusia yang toleran. Sekalipun mengikuti jalan yang benar,mereka tidak memaksakan kepada
orang lain atau golongan lain.
5. Kerja kemanusiaan atau amal saleh itu merupakan proses perkembangan yang permanen. Perjuang
kemanusiaan berusaha mengarah kepada yang lebih baik, lebih benar. Oleh sebab itu manusia
harus mengetahui arah yang benar dari pada perkembangan peradaban disegala bidang. Dengan
perkataan lain, manusia harus mendalami dan selalu mempergunakan ilmu pengetahuan. Kerja
manusia dan kerja kemanusiaan tanpa ilmu tidak akan mencapai tujuannya, sebaliknya ilmu tanpa
rasa kemanusiaan tidak akan membawa kebahagiaan bahkan mengahancurkan peradaban. Ilmu
mpengetahuan adalah karunia Tuhan yang besar artinya bagi manusia. Mendalami ilmu
pengetahun harus didasari oleh sikap terbuka. Mampu mengungkapkan perkembangan pemikiran
tentang kehidupan berperadaban dan berbudaya. Kemudian mengambil dan mengamalkan
diantaranya yang terbaik. Dengan demikian tugas hidup manusia menjadi sangat sederhana yaitu
beriman, berilmu dan beramal.
Billahitaufiq Wal hidayah
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

RUJUKAN NILAI DASAR PERJUANGAN


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
DASAR – DASAR KEPERCAYAAN

1. Al – qur’an. S. An – nahal (XVI) 89, artinya : “dan kami (Tuhan) telah menurunkan kepada
engkau (Muhammad) sebuah kitab (Al – qur’an) sebagai keterangan tentang sesuatu serta sebagai
petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi orang – orang muslim.”
2. Al – qur’an. S. Al – Ikhlas (CXII) : 1 – 4 artinya : “Katakanlah : Dia adalah Tuhan Yang Maha
Esa dia adalah Tuhan, Tuhan segala tempat harapan. Tiada ia berputar dan tiada pula berbapak
serta tiada satupun baginya sepadan.”
213
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
3. Al – qur’an. S. Al – Hadid (LVII) : 3, artinya : “Dia adalah yang pertama dan terakhir dan yang
lahir dan bathin.”
4. Al – qur’an S. Al – Baqarah (II) 115, artinya : “Maka kemanapun jua berpaling, disanalah wajah
Tuhan.”
5. Al – qur’an. S. Al – an’am (VI) : 73, artinya : “Dan dia (Tuhan) beserta kamu dimanapun kamu
berada.”
6. Al – qur’an. S. Al – an’am (VI) : 73, artinya : “Dan dia (Tuhan) menciptakan segala sesuatu
kemudian mengaturnya dengan peraturan yang pasti.”
7. Al – qur’an. S. Al – Mu’min (XXIII) : 14, artinya : “Maka Maha Mulialah Tuhan, sebaik –
baiknya pencipta.”
8. Al – qur’an. S. Luqman (XXXI) 20, artinya : “Tidaklah kamu memperhatikan bahwa Allah
menyediakan bagimu segala sesuatu yang ada di langit dan segala sesuatu yang ada di bumi dan
melimpahkannya kepada kami karunia – karunia mendatar-Nya baik yang nampak maupun yang
tidak nampak.”
9. Al – qur’an, S. Yunus (X) : 101, artinya : “Katakanlah : Perhatikan olehmu apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi, tanda – tanda dan peringatan itu tidak ada berguna bagi golongan
manusia yang tidak percaya.”
10. Al – qur’an, S. Shod (XXXVIII) : 27, artinya : “Tidaklah kamu (Tuhan) menciptakan lagit dan
bumi dan segala sesuatu yang ada diantara keduanya itu secara palsu hal itu hanyalah prasangka
orang – orang kafir saja.”
11. Al – qur’an, S. Al – Tien (XCVO) : 4, artinya : “Sesungguhnya kami (Tuhan) telah menciptakan
manusia – manusia dalam bentuk yang sebaik – baiknya.”
12. Al – qur’an, S. Al – Isra (XVII) : 70, artinya : “Dan kami lebih mereka itu (umat manusia) di atas
banyak dari segala sesuatu yang kami ciptakan dengan kelebihan yang nyata.”
13. Al – qur’an, S. Al – an’am (VI) : 165, artinya : “Dan dialah (Tuhan) yang menjadikan kamu
sekalian (umat manusia) sebagai khalifa – khalifah bumi, serta melebihkan sebahagian dari kamu
atas sebagian yang lain bertingkat – tingkat untuk menguji kamu dalam hal – hal yang telah
diuraikan kepada kamu. Sesungguhnya Tuhan cepat siksanya (akibat buruk daripadanya perbuatan
manusia yang salah) dan dia pastilah Maha Pengampun dan Maha Penyayang (memberikan akibat
baik atas perbuatan manusia yang benar).”
14. Al – qur’an, S. Hud (XI) : 16 artinya : “Dia (Tuhan) menumbuhkan kamu (umat islam) dari bumi
dan menyuruh kamu memakmurkannya.
15. Al – qur’an, S. Al – Ahzab (XXXIII) : 72, artinya : “Sesungguhnya kamu (Tuhan) menawarkan
semua amanah (akal pikiran) kepada langit, bumi dan gunung – gunung, maka mereka itu menolak
untuk menanggungnya dan merasakan keberatan atas amanah itu, manusialah yang
menanggungnya, sesungguhnya manusia mempersulit diri sendiri dan bodoh.”
214
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
16. Al – qur’an, S. Al – Ankabut (XXVII) : 20, artinya : “Katakanlah : mengembaralah kamu ke muka
bumi, kemudian perhatikanlah olehmu bagaimana Allah memulai penciptaan-Nya kemudian
mengembangkan pertumbuhan yang pertumbuhan sesungguhnya Allah itu Maha Kuasa atas segala
sesuatu.”
17. Al – qur’an. S. Al – Qashash (XXVII) : 20, artinya : “Katakanlah : Mengembaralah kamu ke muka
bumi, kemudian perhatikanlah olehmu bagaimana Allah memulai penciptaan-Nya kemudian
mengembangkan pertumbuhan yang kemudian, sesungguhnya Allah itu Maha Kuasa atas segala
sesuatu.”
18. Al – qur’an, S. Al – Isra (XVII) : 72, artinya : “Dan barang siapa disini (dunia) buta (tidak
berilmu), maka di akhirat nanti akan buta pula dan lebih sesat lagi jalannya.”
19. Al – qur’an, S. Al – Isra (XVII) : 36, artinya : “Dan janganlah engkau mengikuti sesuatu yang
tidak engkau mempunyai pengertian tentang hal itu, sebab sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati nurani itu semuanya pertanggung jawab atas hal tersebut.”
20. Al – qur’an, S. Al – Mujaadalah (LVII) : 11, artinya : “Allah mengangkat orang – orang beriman
diantara kamu dan berilmu bertingkat – tingkat.”
21. Al – qur’an, S. Fushilat (1) : artinya : “Janganlah kamu bersujud kepada matahari ataupun bulan
tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakan.”
22. Al – qur’an, S. Al – Fatihah (1) : artinya : “Janganlah kamu bersujud kepada matahari ataupun
bulan tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakan.”
23. Al – qur’an, S. Al – Hajj (XXII) : 56, artinya : “Kerajaan pada hari itu hanyalah bagi Allah, Dia
mengadili antara manusia (suatu lukisan simbolis). “Bagi siapakah pekerjaan hari ini ? bagi Allah
Yang Maha Esa dan Maha Perkasa.”
24. Al – qur’an, S. Al – Baqarah (11) : 48, artinya : “Dan berjaga – jagalah kamu sekalian terhadap
massa dimana seseorang tidak sedikitpun membela orang – orang lain dan dimana tidak di terima
suatu pertolongan dan tidak suatu tebusan serta tidak pula itu akan dibantunya.”
25. Al – qur’an, S. Al – A’raf (II) : 187, artinya : “Mereka bertanya kepada engkau (Muhammad)
tentang hari kiamat kapan akan terjadi ? Jawablah : sesungguhnya pengetahuan tentang hari
kiamat itu hanya ada pada Tuhan. Tidak seorangpun dapat menjelaskan selain dari Dia Sendiri.”
PENGERTIAN DASAR TENTANG KEMANUSIAAN
1. Al – qur’an, S. Ar – Rum (XXX) 30, artinya : “Hadapkan dengan seluruh dirimu itu kepada agama
(Islam) sebagaimana engkau adalah hanief (secara kodrat melihat kebenaran, itulah fitrah Tuhan
yang telah memfitrahkan manusia padanya).”
2. Al – qur’an, S. Adz – Dzariyat (XVL) 56, artinya : “Aku (Tuhan) tidaklah menciptakan jin dan
manusia hanyalah untuk berbakti kepada-Ku.”
3. Al – qur’an, S. At – Taubah (IX) 105, artinya : “Katakanlah, bekerjalah kamu sekalian ! Tuhan
akan melihat kerjamu demikian juga Rasul-nya dan orang – orang beriman (masyarakat).”
215
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
4. Al – qur’an, S. At – Taubah (IX) 2 – 3, artinya : “Hai orang – orang yang beriman, mengapakah
kamu mengadakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan ? besar dosanya bagi Tuhan jika kamu
mengatakan sesuatu yang tidak baik kamu kerjakan.”
5. Al – qur’an, S. An – Nahl (IV) 3, artinya : “Barang siapa siap berbuat baik lelaki maupun
perempuan sedangkan ia beriman, maka pastikan kami (Tuhan) berikan kepadanya hidup yang
bahagia dan pasti kami berikan pahala bagi mereka dengan sebaik – baiknya apa yang telah
mereka perbuat.”
6. Al – qur’an, S. Al – Ankabut (XXIX) 6, artinya : “Barang siapa berjuang, maka sebenarnya dia
berjuang untuk dirinya sendiri.”
7. Al – qur’an, S. An – Nisa (IV), 125 artinya : “Siapakah yang lebih baik agama daripada orang
yang menyerahkan diri dengan agama dari dengan seluruh pribadinya kepada Tuhan yang dan dia
berbuat baik (cinta kabikan) serta mengikuti ajaran Ibrahim secara Hanief.”
8. Al – qur’an, Az – Zumar (XXXIV) 18, artinya : ‘Mereka yang mendengarkan perkataan
(pendapat) berusaha mengikuti yang terbaik (benar) daripadanya, mereka itulah yang mendapatkan
petunjuk dari Tuhan dan mereka itulah yang orang – orang yang mempunyai fikiran.
9. Al- qur’an, S. Al-Baqarah (II) 28 artinya : “Tuhan memberikan keijaksanaan kepada siapa saja
yang dikehendaki-Nya . Maka barang siapa yang mendapat kebijaksanaan itu sesungguhnya dia
telah memperoleh kebaikan yang melimpah . Dan tidak memikirkan hal itu kecuali orang-orang
yang berasal ”
10. Al-Qur’an . S. Al-An’am (VI) 269 . artinya : “Barang siapa yang tuhan kehendaki untuk diberikan
kepadanya petunjuk (kepada kebenaran), tetapi barang siapa yang dikehendaki Tuhan untuk
disesatkan maka dadanya dijadikan sempit dan sesak, seakan-akan dia sedang naik kelangit”.
11. Al-Qur’an S.Ali-Imran (III) 123, artinya : “ ( orang yang bertaqwa itu ) mereka yang dapat
menahan marah, suka memaafkan kepada sesama manusia dan Tuhan cinta kepada orang orang
yang selalu berbuat baik “.
12. Al-Qur’an. S. Baiynah ( XCVIII) 5. artinya : “ Mereka tidaklah diperintahkan kecuali untuk
berbakti kepada Tuhan dengan mengikhlaskan agama (kebatinan) sematamata kepada-Nya secara
Hanief (mencari kebenaran) menegakkan sembahyang mengeluarkan zakat,itulah jalan (agama)
yang benar.”
13. Al-qur’an, S. Al-Baqarah (II) 28 ,artinya : ’’Tuhan memberikan kebijaksanaan kepada siapa saja
yang dikenhendaki-Nya. Maka barang siapa yang mendapat kebijaksanaan itu sesungguhnys dia
telah memperoleh kebaikan yang melimpah. Dan tidak memikirkan hal itu kecuali orang-orang
yang berasal “.
14. Al-Qur’an,S. Al-Insan (LXXVI) 8-9, artinya : “ Dan mereka itu memberikan makan kepada orang
miskin Anak-anak yatim dan orang tertawa atas dasar sukarela mereka berkata : Kami memberi

216
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
makan kepadamu semata-mata hanya karena diri Tuhan (mencari ridho-Nya) bukan karena
mengharapkan balasan atau ucapan terima
15. kasih.
16. Dari kesimpulan dari gambaran surat Al-qura’an, S Al-baqarah (II) 263, artinya :’’hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu menggugurkan sedekahnya dengan cacian dan celaan, sebagaimana
orang yang mendarmakan hartanya karena pamrih kepada sesama manusia serta tidak percaya
kepada Tuhan dan hari kemudian. Maka perumpamaan baginya adalah seperti batu yang di atasnya
ada debu dan kemudian di sapu oleh hujan dan batu itu tertinggal licin. Mereka itu sedikitpun
menguasai apa yang telah mereka kerjakan.’’
17. Disimpulkan dari Al-qur’an, S. Fatir (XXXV), artinya : “ Barang siapa menghendaki kemudian itu
aada pada Tuhan, kpada-Nya ucapan yang baik menuju pekerjaan yang diangkat-nya.
KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN UNIVERSAL (TAQDIR)
1. Tersimpul dalam Al-qur’an, S. Al-Anfal (VIII) 23, artinya : “Berhati-hatilah kau terhadap
malapetaka yang benar-benar tidaknya mnimpa orang-orang jahat diantara
2. kamu.”
3. Al-qur’an, S. Al-Baqarah (II) 46, artinya : “ Berhati-hatilah kamu sekalian akan hari ( akhirat)
dimana seseorang tidak dapat membela orang lain sedikitpun dan tidak pula diterima pertolongan
dan tebusan daripadanya serta tidak pula orang-orang itu dibantu.”
4. Al-qur’an, S. Lukman (XXXI) 46, artinya : “Ingatlah selalu akan hari (kiamat) dimana seorang
ayah tidak menanggung anaknya dan tidak pula seorang anak mennggung ayahny sedikitpun.”
5. Al-qur’an, S. Al-hadid (XVII) 22, artinya : “Tidaklah terjadi sesuatu kejadianpun dimuka bumi ini
dan pada diri kamu sekalian (masyarakat) melainkan ada dalam catatan sebelum kamu beberkan.
Sesungguhnya hal itu bagi Tuhan prkara yang mudah.”
6. Al-qur’an, S.Ar-Ra’d (XII), artinya : “ Sesungguhnya Tuhan tidak merubahsesuatu (nasib) yang
ada pada suatu bangsa sehingga mereka merubah sendiri apayang ada pada diri (jiwa) mereka.”
7. Al-qur’an, S. Al-Hadid, artinya : “ Agar kamu tidak putus asa kemalangan yng menimpa dan tidak
pula terlalu bersuka ria dengan kemajuan yang akan datang padamu.”
KETUHANAN YANG MAH ESA DAN PERIKEMANUSIAAN
1. Al - qur’an, S. Lukman (XXXI) 30, artinya : “Demikianlah sebab sesungguhnya Tuhan itulah
kebenaran, sedang apa yang mereka suka selain-Nya adalah kepalsuan dan sesungguhnya Tuhan
itu Maha Tinggi dan Maha Agung.
2. Al – qur’an, S. Ali – Imran (III) 6, artinya : “Tidak lagi seorangpun suatu kebahagiaan itu
dianugerahkan oleh-Nya (Tuhan) kecuali (Amal perbuatan) semata – mata untuk mencari (ridho)
Tuhan Yang Maha Tinggi, dan tentulah ia akan meridhoinya.”
3. Al – qur’an, S. Ali – Imran (III) 19, artinya : “Sesungguhnya agama itu bagi Tuhan adalah
penyerahan diri (Islam).”
217
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
4. Al – qur’an, S. Al – Ahzab (XXXIII) 49, artinya : “Mereka yang menyampaikan ajaran – ajaran
Tuhan dan tidak menghambakan dirinya kepada siapapun selain kepada Tuhan dan cukuplah
Tuhan yang memperhitungkan (amal mereka).”
5. Al – qur’an, S. Asy – Syu’ara (XXVI) 226, artinya : “Dan sesungguhnya mereka itu mengatakan
hal – hal yang mereka tidak kerjakan.”
6. Tentang rangkaian tak terpisahkan dari pada iman dan amal saleh dapat dilihat dari pengulangan
tidak kurang dari lima puluh kali kata – kata Aamu wa’amilus shaihat dan terdapat dimana – mana
di dalam Al – qur’an.
7. Al – qur’an, S. Ann – Nur (XXVI) 39, artinya : ‘Orang – orang kafir itu amal dan perbuatannya
bagaikan fata morgana di satu lembah. Orang yang kehausan mengirimnya air, tetapi setelah
ditanda tanganinya tidak didapatnya suatu apapun.”
8. Al – qur’an, S. Al – Baqarah (II) 109, artinya : “Apakah orang yang mendirikan bangunannya di
atas dasar taqwa kepada Tuhan dan mencari ridho-Nya itu lebih baik, ataukah orang yang
mendirikan bangunannya pada tepi jurang yang retak kemudian roboh bersamanya masuk neraka
jahanam.”
9. Al – qur’an, S. Lukman (XXXI) 13, artinya : “Sesungguhnya syirik itu kesalahan yang besar.”
10. Imam tidak mungkin bercampur dengan kejahatan, sebagai mana tersimpul dalam Al– qur’an, S.
Al – An’am (VI) 84, artinya : ‘Mereka yang beriman dan tidak mencampur iman mereka dengan
kejahatan, mereka itulah yang mendapat petunjuk.”
11. Hadist, artinya : “Sesungguhnya yang paling khawatirkan sekalian ialah syirik kecil yaitu ria
(pamrih).”
12. Disimpulkan dari titik perpisahan antara orang – orang kafir pemegang Kitab Suci (Kristen dan
Yahudi) dalam al – Qur’an, S. Ali Imran (111) 64, artinya : “Katakanlah : Hai orang pemegang
Kitab Suci Kristen dan Yahudi marilah kamu sekalian menuju titik persamaan antara kami (ummat
Islam0 dan kamu, yaitu bahwa kita tidak mengabdi kecuali pada Tuhan Yang Maha Esa kita tidak
sedikitpun membuat syirik kepada-Nya dan tidak pula sebagian kita mengangkat sebagian yang
lain menjadri Tuhan – tuhan (dengan kekuasaan dan wewenang seperti dan Tuhan Yang Maha
Esa) selain Tuhan Yang Maha Esa, Kemudian jika mereka mengejak katakanlah : Jadilah kamu
sekalian sebagai saksi kepada Tuhan saja”.
13. Al – Qur’an, S. An – Nahl (XVI) 90, artinya : “Sesungguhnya Tuhan memerintahkan untuk
menegakkan keadilan dan menguasahakan perbaikan.”
INDIVIDU DAN MASYARAKAT
1. Al – Qur’an, S. Az – Zkhruf (XLII), artinya : “Kami (Tuhan) membagi – bagi di antara mereka
manusia kehidupan mereka di dunia.”
2. Al – Qur’an, S. Al – Maidah (V) : 48, artinya : “Bagi setiap golongan diantara kamu ialah kami
tetapkan suatu cara dan jalan hidup tertentu.”
218
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
3. Al – Qur’an, S. Al – Lail (XCII) : 4, artinya : “Sesungguhnya usahamu sekalian (manusia) sangat
beraneka ragam.”
4. Al – Qur’an, S. Al – Isra’ (XVII) : 84, artinya : “Katakanlah : Setiap orang bekerja sesuai dengan
pembawaannya. Sebenarnya Tuhanmulah Pula yang lebih mengetahui siapa yang lebih benar
kalau hidupnya.”
5. Al – Qur’an, S. Az – Zumar (XXXIX) 39, artinya : “Katakanlah : Hai Kaumku, bekerjalah sesuai
dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (Pula), maka kelak kamu akan mengetahuinya
juga.”
6. Al – Qur’an, S. Yusuf (XII) 53, artinya : “Bengotong – royonglah kamu sekalian dalam kebaikan
dan taqwa dan janganlah kamu bergotong – royong dalam kejahatan dan permusuhan.”
7. Al – Qur’an, SYAI – Maidah (V) 2, artinya : “Bergotong – royonglah kamu sekalian dalam
kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu bergotong – royong daam kejahatan dan permusuhan.”
8. Al – Qur’an, S. ZakZalah (XCIX) 7 – 8, artinya : “Barang siapa mengerjakan seberat atom
kebaikan dan akan menyaksikan (akibat baiknya) dan barang siapa mengerjakan seberat atom
kejahatan diapun akan menyaksikan (akibat buruknya)”.
9. Al – Qur’an, S. At – Taubah (IX) : 75, artinya : “Dan jika orang – orang (Jahat) itu bertaubat maka
kebaikan bagi mereka, tetap jika mereka membanggakan maka Tuhan akan menyiksa mereka
dengan siksaan yang pedih di dunia dan akhirat.”
10. Al – Qur’an, S. An – Nahl 30, artinya : “Dan mereka yang be ang dijalan-Ku (kebenaran), maka
pasti Aku tunjukkan jalannya (mencapai tujuan) sesungguhnya Tuhan itu cinta kepada orang –
orang yang selalu berbuat baik (progresif).”
11. Al – Qur’an, S. Al – Hujarat (XLIX) 13, artinya : “Hai sekalian ummat manusia, sesungguhnya
Kami (Tuhan) telah menciptakan kamu dari laki – laki dan perempuan dan kami jadikan berbangsa
– bangsa dan bersuku – suku ialah agar kami saling mengenal, sesungguhnya yang paling mulia
diantara kamu bagi Tuhan ialah yang paling bertaqwa (cin kebenaran) sesungguhnya Tuhan itu
Maha Mengetahui dan Maha Meneliti.”
12. Al – Qur’an, S. Al – Hujarat (XLIX) 10, artinya : “Sesungguhnya orang – orang yang beriman
(cinta kebenaran) itu bersaudara, maka usahakanlah adanya kerukunan dan diantara golongan
saudaramu.”
KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI
, S. Al-An’am (VI) 57, artinya : “Sesungguhnya hukum atau nilai itu hanya kepunyaan Allah, Dia
menerangkan keberatan dan Dia adalah sebaik-baiknya pemutus perkara.”
1. 4. Al – Qu’ran, S. Al-Isra (XVII), artinya : “Dan janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak
mempunyai pengertian akan dia, sebab sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani itu
semuanya 1. Al - Qur’an, S. Al – lail (XCII) 8 – 9 – 10, artinya : “Adapun orang – orang kafir
tidak mau mengorbankan sedikitpun (dari haknya) dan merasa cukup sendiri (engoistis) serta
219
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
mendustakan (mencemoohkan) kebaikan, maka ia kami licinkan jalan kearah kesukaran
(kekacauan).”
2. Al – Qur’an, S. Al – Maidah (V) 8, artinya : “Janganlah sekali – kali kebencian segolongan orang
itu membuat kamu menyeleweng dan tidak menegakkan keadilan, tegakkan keadilan itulah yang
lebih mendekati taqwa (kebenaran) dan bertaqwalah kamu kepada Tuhan.”
3. Al – Qur’an, S, Al – imran (11) 104 artinya : “Hendaklah diantara kamu suatu kelompok yang
mengajak kebaikan, memerintahkan yang maruf (baik) sesuai dengan prikemanusiaan dan
melarang yang munkar (Uahat) dan bertaqwalah kamu kepada Tuhan.”
4. Hadist : “Tiap – tiap kamu adalah pemimpin dan tiap – tiap kamu bertanggung jawab atas
pimpinannya.”
5. Ditarik kesimpulan dari keterangan orang – orang beriman Al – Qur’an, S. AS – Syura (XLII),
artinya : “Urusan mereka diselesaikan melalui musyawarah di antara mereka.”
6. Al – Qur’an, S. An – Nisa (IV) 59, artinya : “Sesungguhnya kesalahan terletak pada mereka yang
mendalami (bertindak tidak adil) kepada manusia dan berbuat kekecauan di muka bumi tanpa ada
alasan kebenaran.”
7. Al – Qur’an, S. An – Nisa (IV) 59 : “hai orang – orang yang beriman, taatlah kamu sekalian pada
Tuhanmu agar kamu menunaikan amanat – amanat kepada yang berhak dan jika kamu
memerintahkan diantara manusia, maka memerintahkan kamu dengan keadilan.”
8. Al – Qur’an, S. An – Nisa (IV) 59, artinya : “Hai orang – orang yang berimanm, taatlah kamu
sekalian kepada Rasul-Nya serta kepada yang berhak dan jika’ kamu memerintah diantara
manusia, maka memerintahkan kamu dengan keadilan.”
9. Al – Qur’an, S. Al – Maidah (V) 59, artinya : “Barang siapa yang tidak menjalankan hukum
dengan apa yang diturunkan oleh Tuhan (ajaran kebenaran), maka mereka itu adalah orang – orang
yang jahat.
10. Al – Qur’an, S. Al – Hadid (LVII) 20, artinya : “Ketahuilah bahwa sesungguhnya hidup di dunia
(sejarah) ini adalah permainan kesenangan dan perhiasan serta saling memegang urusan
(pemerintah) diantara kamu.”
11. Al – Qur’an, S. Al – Isra (XVII) 16, artinya : “Dan jika kami hendak membinasakan negeri, maka
kami perintahkan kepada orang – orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah)
tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berfaku
terhadapnya perkataan (ketentuan kami) kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur –
hancurnya.”
12. Ditarik kesimpulan firman Tuhan tentang orang – orang Yahudi yang terkutuk (karena sifat – sifat
kapitalis mereka yaitu Al – Qur’an, S. An – Nisa 160 – 161, artinya : “Maka karena kejahatan
orang – orang Yahudi itulah kami menghalangi jalan kepada

220
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
13. Tuhan (jalan kebenaran). Demikian juga karena mereka mengambil riba padahal sudah dilarang,
dan karena mereka merampas harta kekayaan manusia dengan cara yang tidak benar (batil).
Demikianlah juga dapat disimpulkan dari seruan Nabi Syu’ib kepada rakhatnya Nabi Syu’ib
adalah suatu prototype dari masyarakat yang tidak adil atau kapatalis) tersebut di tiga tempat,
antara lain ialah Al – Quran, Surat Asy-Syu’ara (XXVI) 182 –183, artinya : “Dan timbanglah
dengan ukuran yang betul (adil) serta janganlah merampas harta milik sesama manusia dan
janganlah kamu melakukan kejahatan di muka bumi ini sambil membuat kekacauan.” Terjadinya
tindakan – tindakan atas sesama manusia (exploitation del’homeper I’home) dipahamkan dari
firman Tuhan dalam Al – Qur’an, Surat Al – Baqarah (11) 279, artinya : “ ....... Dan jika kami
tau’bat (berhenti menjalankan riba atau penindasan kapitalis) maka kamu memperoleh kembali
capital – capitalmu kami tidak boleh mendalami (memerlukan secara tidak adil, menindas) dan
tidak pula boleh didzalimi (diperlukan tidak adil, ditindas).” “Jaminan kemenangan bagi kaum
miskin dalam (Al – Quran juga disebut secara khusus dengan Al– Mustaz afun adapun, artinya
orang – orang yang dilemahkan atau dijadikan hina – dina, ditindas), tersebut dalam rangkaian
cerita Fieaun yaitu S. Al Qashahs (XXVII) 5, artinya : “Dan Kami (Tuhan) menghendaki untuk
memberikan pertolongan kepada kaum tertindas di bumi, untuk menjadikan pula mereka itu
pewaris – pewaris.”
14. Pemberantasan kapitalisme harus dilakukan dengan konsekuen, bila perlu dengan menyatakan
perang kepada kaum kapitalis, sesuai dengan perintah. Tuhan dalam Al – Qu’ran, S. Al – Baqarah
(11) 278, artinya : “Hai orang – orang yang beriman bertaqwalah kamu benar – benar beriman.
Jika tidak kamu kerjakan (perintah meninggalkan riba) maka bersiaplah kamu sekalian terhadap
adanya perang dari Tuhan dan Rasul-Nya (perang suci jihad. Tetapi jika kamu taubat (berhenti
dari penindasan kapitalis) maka kamu dapat memperoleh kembali capital – Kapitalmu.
15. Kamu tidak menindas dan tidak pula ditindas.”
16. Al – Qur’an, S. Humazah (CIV) 1-2-3, artinya : Celakalah bagi setiap pencerca (kaum sinis kepada
kebenaran) yang suka mengumpulkan harta dn menghitung-hitungnya, dia mengira hartanya itu
bakal mengekekalkannya.
17. Kaum muslimin yang seharusnya mempelopori tugas suci itu. Kaum musimin digambarkan dalam
Al – Qu’ran, S. Ali Imran (111) 110, artinya : “Kamu adalah sebaik-baiknya golongan yang
diketengahkan diantara manusia karena kamu selalu menganjurkan pada kebaikan dan mencegah
daripada kejahatan dan kamu semua beriman kepada Tuhan.”
18. Al – Qu’ran, S. Ash-Shaf (LXI) 2-3, artinya : “Hai orang yang beriman, mengapakah kamu
mengatakan sesuatu yang kamu tidak kerjakan.”
19. Al – Qu’ran, S. Al-Ankabut (XXIX) 45, artinya : “Sesungguhnya sembahyang itu mencegah
kekejian-kekejian dan sungguh selalu ingat kepada Tuhan itu merupakan suatu Yang Agung.”

221
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
20. Hadist : “Sembahyang adalah tiang agama, barang siapa mengerjakan berarti menegakkan agama
dan barang siapa meninggalkannya berarti merobohkan agama.”
21. Al – Qu’ran, S. Lukman (XYXI) 30, artinya : “Demikianlah, sebab sesungguhnya Tuhan itulah
dan sesungguhnya apa yang mereka pula selain-Nya adalah kepalsuan dan sesungguhnya Tuhan
itu Maha Tinggi dan Maha Agung.”
22. Al – Qu’ran, S. Ar-Rum (XYX) 37, artinya : “Tidaklah mereka mellihat bahwa Tuhan
melapangkan rizki (ekonomi) bagi siapa saja yang Ia kehendaki dan menyempitkannya,
sesungguhnya dalam hal itu ada pelajaran-pelajaran bagi orang yang beriman.”
23. Al – Qu’ran, S. At-Taubah (IX) 60, artinya : “Sesungguhnya sedekah (zakat) itu untuk fakir
miskin.’
24. Al – Qu’ran, S. Al-Baqarah (11) 188, artinya : “Dan janganlah kamu memakan harta dengan cara
yang batil (tidak benar) diantara kamu, dan kamu mengadakan hal itu kepada hakim-hakim
(pemerintah) agar kamu dapat mengambil bagian dari harta orang lain dengan dosa, pada hal kamu
mengetahui.”
25. Al – Qu’ran, S. Furqan (XXV) 67, artinya : “Dan mereka yang apabila mempergunakan hartanya
tidak berlebihan dan tidak pula kekurangan, melainkan kepada dalam keseimbangan antara
keduanya.”
26. Al – Qu’ran, S. Al-Isra (XVII) 67, artinya : “Berikanlah kepada keluarga itu haknya (dari harta
yang kami miliki) demikian juga kepada orang miskin dan kepada orang terlantar dan janganlah
berlebihan itu adalah kawan-kawan setan sedangkan setan ingkar kepada Tuhannya.”
27. Al – Qu’ran, S. Al-Isra (XVII) 16, artinya : “Apabila Kami (Tuhan) menghendaki untuk
menghancurkan suatu negeri. Kami berikan kesempatan kepada orang-orang yang mewah di
negeri itu untuk memerintah, kemudian mereka membuat kecurangankecurangan di negeri itu
maka benar-benar terjadilah keputusan kata (vonis) atas negeri itu, lalu kami hancurkan.”
28. Al – Qu’ran, S. Muhammad (XLVII) 38, artinya : “Demikianlah kamu orang-orang yang
diserukan untuk mempergunakan hartamu di jalan Tuhan (untuk kebaikan kepentingan umum),
maka diantara kamu ada yang kikir dan barang siapa kikir maka sesungguhnya ia kikir pada
dirinya sendiri. Tuhan tidak memerlukan sesuatupun tetapi kamulah yang memerlukan dan kalau
kamu berpaling tidak mau mempergunakan harta untuk kebaikan umum. Tuhan akan
menggantikan kamu dengan golongan lain kemudian mereka tidak lagi seperti kamu.”
29. Al – Qu’ran, S. Thaha (XX) 6, 63, 4, 123, 131, 132 artinya : “Ingatlah bahwa sesungguhnya
kepunyaan Tuhanlah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumu.”
30. Al – Qu’ran, artinya : “Adalah Kami (Tuhan) yang sesungguhnya menempatkan kamu ke bumi
dan membuat untuk kami sekalian di dalamnya prikehidupan mata pencaharian.”
31. Al – Qu’ran, S. Al-Hadid (LVII) 7, artinya : “Berimanlah kamu kepada Tuhan dan Rasulnya dan
dermakanlah dari harga kamu jadikan oleh Tuhan untuk mengurusnya.”
222
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
32. Al – Qu’ran, S. Al-Isra (XVII) 67, artinya : “Dan berikanlah kepada mereka (orangorang miskin)
itu dari harta Tuhan yang telah diberkahkan-Nya kepadamu.”
33. Al – Qu’ran, S. Al-Ma’aridi (LXX) 24-25, artinya : “Dan orang-orang pada harta mereka terdapat
hak yang pasti bagi orang miskin yang meminta-minta maupun yang tidak minta-minta.
KEMANUSIAAN DAN ILMU PENGETAHUAN
1. Al – Qu’ran, S. At-Tien (XCV) 6, artinya : “Kecuali mereka yang beramal saleh.”
2. Al – Qu’ran, S. Al-Qashash (XXVII) 8, artinya : “Segala sesuatu itu rusak (berubah) kecuali dari
padanya.”
3. Al – Qu’ran bertanggung jawab atas hal tersebut”
4. Al – Qu’ran, S. Fathir (XLI), artinya : “Akan perhatikan kepada mereka (manusia) tanda-tanda
Kami diuar angkasa dan dalam diri mereka sendiri sehingga menjadi jelas bahwa Al – Qur’an itu
benar. Tidaklah cukup dengan Tuhan bahwa Dia menyaksikan segala sesuatu”
5. Al – Qu’ran, S. Fathir (XXXV) 287, artinya : “Sesungguhnya yang bertaqwa tidak hanya Tuhan
melainkan Allah begitu pula pada Malaikat dan orang-orang yang berilmu pengetahuan dengan
tegak pada kejujuran”
6. Al – Qu’ran, S. Muhaddalah (LVIII) 11, artinya : “Allah mengangkat orang-orang diantara kamu
dan yang berilmu pengetahuan yang bertingkat-tingkat”
7. Al – Qu’ran, S. Al-Jatsiyah (XLV) 134, artinya : “Dan Dia (Tuhan) menyediakan bagi kamu apa
yang ada dilangit dan di bumi”
8. Al – Qu’ran, S. Al-Imran (III) 137, artinya : “Telah lewat setelah kamu hukum-hukum sejarah,
maka menggambarkan di muka bumi kamu kemudian perhatikanlah olehmu bagian akibat orang-
orang yang mendustakan-Nya”
9. Al – Qu’ran, S. As Syam (XCI) 9-10, artinya : “Sungguh berbahagialah dia yang
membersihkannya, (sisinya) dan sungguh celakalah bagi mereka yang mengotorinya (dirinya)”
10. Al – Qu’ran, S. Yusuf (XI) 111, artinya : “Sungguh dalam riwayat mereka itu terdapat pelajaran
bagi orang-orang yang berfikir

223
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI

Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh
berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu
proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang
saling berhubungan tugasnya.
Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
Pertama, Kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan
mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu
menentukan status/ kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapatberjalan.
Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang manajer akan menjadi tidak relevan.
Kedua, Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang
diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk
mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak
dapat mengarahkan kegiatan- kegiatan pemimpin secara langsung, meskip[un dapat juga melalui
sejumlah cara secara tidak langsung.
Ketiga, Selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut,
pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya
dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi
bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sebagai contoh, seorang manajer dapat
mengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi dia dapat juga
mempengaruhi bawahan dalam menentukan cara bagaimana tugas itu dilaksanakan dengan tepat.
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetap tidak sama dengan manajemen.
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang
lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan, tetapi juga
mencakup fungsi- fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
Tujuan Kepemimpinan
Nampaknya sukar dibedakan antara tujuan dan fungsi kepemimpinan, lebih-lebih kalau dikaji secara
praktis kedua-duanya mempunyai maksud yang sama dalam menyukseskan proses kepemimpinan
namun secara definitif kita dapat menganalisanya secara berbeda. Tujuan kepemimpinan
224
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
merupakan kerangka ideal / filosofis yang dapat memberikan pedoman bagi setiap kegiatan
pemimpin, sekaligus menjadi patokan yang harus dicapai. Sehingga tujuan kepemimpinan agar setiap
kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang inginkan secara efektif dan efisien.
Fungsi kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama ; (1)
fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (“task-related”) atau pemecahan masalah, dan
(2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (“group-maintenance”) atau sosial.
Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi
kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar-
persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perberdaan pendapat, dan sebagainya.
Manajemen dan Organisasi
1) Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Atau lebih jelasnya manajemen dapat
didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterpretasikan,danpengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian
(staffing),pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).
Pola Umum Manajemen
 Manajemen pada dasarnya adalah alat atau sarana daripada administrasi;
 Sebagai alat administrasi fungsi manajemen adalah menggerakkan unsur statik daripada
administrasi yaitu organisasi ;
 Dalam fungsinya menggerakkan organisasi, manajemen merupakan suatu proses
dinamika yang meliputi fungsi planning, organizing, actuating dan lain-lain ;
 Proses manajemen selalu diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu ;
 Dalam mencapai tujuan tersebut manajer sebagai pelaksana manajemen menggunakan
berbagai unsur yang tersedia dalam organisasi ;
 Penggunaan unsur-unsur manajemen tersebut selalu dilaksanakan dengan seefisien
mungkin berdasarkan prinsip-prinsip manajemen.
2) Organisasi
Menurut Chester Bernard, Organisasi adalah sistem kegiatan kerjasama (cooperative activities)
dari dua orang atau lebih. Menurut Dwight Waldo, Organisasi adalah struktur antar hubngan
pribadi yang berdasarkan atas wewenang formal dan kebiasaan-kebiasaan di dalam suatu system
adminstrasi.
Menurut G.R. Terry, Organisasi adalah berasal dari kata organism yaitu suatu struktur dengan

225
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
bagian-bagian yang demikian dintegrasi hingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh
hubungan mereka dengan keseluruhan orang terdiri dua bagian pokok yaitu bagian-bagian dan
hubungan-hubungan.
Jadi Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait dalam
hubungan formal dalam rangkaian hirarki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari beberapa pengertian di atas ada tiga unsur yang menonjol dan perlu diperhatikan, yakni :
 Bahwa organisasi bukanlah tujuan, melainkan hanya alat untuk mencapai tujuan atau alat
untuk melaksanakan tugas pokok. Berhubungan dengan itu susunan organisasi haruslah selalu
disesuaikan dengan perkembangan tujuan atau perkembangan tugas pokok.
 Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terikat dalam
hubungan formal.
 Dalam organisasi selalu terdapat rangkaian hirarki, artinya dalam suatu organisasi selalu
terdapat apa yang dinamakan atasan dan apa yang dinamakan bawahan.
Fungsi-Fungsi Organisasi :
 Mengatur tugas dan kegiatan kerjasama sebaik-baiknya ;
 Mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang dihadapi ;
 Mencegah kesimpangan kerja ;
 Menentukan pedoman-pedoman kerja.
Keuntungan-keuntungan Organisasi :
Organisasi yang baik memberikan keuntungan sebagai berikut :
 Setiap orang akan mengerti tugasnya masing-masing ;
 Memperjelas hubungan kerja para anggota organisasi ;
 Terdapat koordinasi yang tepat antar unit kerja ;
 Menggunakan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan dan minat ;
 Agar kegiatan administrasi dan manajemen dapat dilakuakn secara efektif dan efisien.
Unsur-unsur Organisasi :
Pada hakikatnya organisasi terbentuk dari sekelompok orang, kerjasama dan tujuan bersama.
KHARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN
Sifat-Sifat Rasul sebagai Etos Kerja
Dalam Islam kepemimpinan adalah bagian dari kepribadian Islam, sabda Rasulullah
Saw. “ Setiap orang dari kamu adalah pemimpin dan kamu bertanggngjawab terhadap
kepemimpinan itu” (Shahih Bukhari & Muslim). Setiap manusia pasti memerankan suatu
kepemimpinan. Hadis Rasulullah mengatakan, “ Setiap anda adalah pengasuh dan
bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Pemimpin adalah pengasuh dan bertanggungjawab terhadap
rakyat. Laki-laki adalah pengasuh dikeluarganya dan bertanggungjawab terhadap asuhannya.

226
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Wanita adalah pengasuh di rumah suaminya dan bertanggungjawab pada asuhannya, pembantu adalah
pengasuh harta majikannya dan bertanggungjawab pada asuhannya”.
(H.R. Imam Bukhari & Muslim).
Dimensi Moral Kepemimpinan
Akhlak seorang muslim adalah tidak mengejar kepemimpinan untuk dirinya. Tidak merebut
kepemimpinan dari orang yang layak memiliki kepemimpinan itu.
Apabila diberi tanggungjawab kepemimpinan, sementara dia lemah dan sanggup memikul, hendaknya
dia menolak tanggungjawab itu. Kecuali, pabila dia yang harus memegangnya maka dia wajib
melaksanakannya. Bila menghindar berarti berdosa, dan bila dia melaksanakan kewajiban itu dia
mendapat pahala. Nash- nash berikut ini menjelaskan hal tersebut di atas :
 Jangan meminta dan jangan memberikan amanah kepada orang yang berambisi /
meminta dijadikan pemimpin.
Dari Abu Hurairah, rasulullah Saw bersabda “ Sesungguhnya kalian akan berambisi
memperoleh kepemimpinan dan itu akan menjadi penyesalan nanti pada hari kiamat.
Alangkahnya bahagianya orang yang terus menyusui (melaksanakan tugasnya) dan
alangkah buruknya orang yang menyapinya (melalaikan tugasnya) “ (H.R Bukhari & Nasai)
 Jangan menolak bila diberi amanah / kepercayaan
Dari Abu Dzar katanya “Aku masuk menemui Nabi bersama-sama dengan dua orang anak,
pamanku, satu diantaranya” Wahai Abu Dzar Sesungguhnya kammu lemah dan tugas itu
amanah dan (dapat mengakibatkan) kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat. Kecuali
bagi orang yang mengambil dengan benar dan melaksanakan amanah yang diberikan
kepada” (H.R. Muslim)
Kepemimpinan yang Efektif
 Menciptakan wawasan untuk masa depan dengan mempertimbangkan kepentingan
jangka panjang organisasi.
 Mengembangkan strategi yang rasional untuk menuju ke arah wawasan tersebut.
 Memperoleh dukungan dari pusat kekuasaan dan seluruh anggota.
 Memberi motivasi yang kuat kepada kelompok inti dan seluruh anggota untuk mencpai tujuan
organisasi.
Ciri-ciri Pemimpin Islam
 Setia ; pemimpin dan orang yang dipimpinnya terkait kesetiaan kepada Allah
 Tujuan Islam secara menyeluruh
 Berpegang pada syariat dan Akhlak Islam
 Pengemban amanat / bertanggungjawab.
Prinsip Dasar Operasional Kepemimpinan Islam

227
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
 Musyawarah
 Adil
 Kebebasan berfikir
Karakter Kepemimpinan Islam
 Tahu kemana harus diarahkan, kuasai waktu dan jangan biarkan waktu mengontrol anda
dengan menjadikan setiap saat bekerja untuk Islam.
 Mengarah pada hasil yang kongkrit, memusatkan perhatian diri pada hasil, ketimbang
pada pekerjaannya itu sendiri.
 Membangun kekuatan bukan kelemahan, termasuk diri anda dan para sahabat anda,
akui kelebihan orang lain tanpa merasa kedudukan anda
 terancam.
 Memusatkan perhatian pada beberapa bidang utama, dimana kerja keras secara terus
menerus yang akan memberikan hasil yang cemerlang.
 Bertawakal kepada Allah dengan meletakkan cita-cita yang tinggi, jangan batasi diri anda
pada persoalan yang mudah dan aman.
Sifat “mutu” yang harus dimiliki pemimpin
 Akhlak yang baik
 Memiliki daya imajinasi
 Berfikir menurut fungsinya
 Mampu bersikap adil kepada semua
 Memiliki banyak minat
 Bersikap sebagai pendidik
 Memiliki emosional yang matang
 Bersikap sebagai perencana
 Mampu menghormati diri dan orang lain
 Tekun, tegas, mampu mengorganisir dengan rapi
 Bersemangat, energik, bersifat sebagai pelatih
 Ekspresif (berbicara dan menulis)
 Logis, berpikir selalu tajam dan selalu siap
 Bertanggungjawab, kreatif dan pekerja keras
 Setia kepada semua kepentingan
Tipe-tipe Kepemimpinan
Dilihat bagaimana pemimpin itu menggunakan kekuasaannya, ditentukan tiga buah tipe dasar,
yakni :

228
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
a. Tipe Otoriter (autocratic)
Pemimpin yang bertipe demikian dipandang sebagai orang yang memberikan perintah dan
mengharapkan pelaksanaannya secara dogmatis dan selalu positif. Dengan segala
kemampuannya, ia berusaha menakut-nakuti bawahannya dengan jalan memberikan hukuman
tertentu bagi yang berbuat negatif, dan hadiah untuk seorang bawahan yang bekerja dengan
baik (correct).
b. Tipe Demokratis atau Partisifasi
Pemimpin demikian mengadakan konsultasi dengan para bawahannya mengenai tindakan-
tindakan dan keputusan-keputusan yang diusulkan / dikehendaki oleh pimpinan serta
berusaha memberikan dorongan untuk turut serta aktif melaksanakan semua keputusan dan
kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan itu.
c. Sedang pada tipe yang terakhir,
Pemimpin sangat sedikit menggunakan kekuatannya, bahkan memberikan suatu tingkatan
kebebasan yang tinggi terhadap para bawahannya atau bersifat “Free rein” (Laissez
Faire) di dalam segal tindakan mereka. Pemimpin demikian biasanya mempunyai
ketergantungan yang besar pada anggota kelompok untuk menetapkan tujuan-tujuan dan
alat-alat / cara mencapainya. Mereka (para pemimpin ‘ laissez faire’) menganggap bahwa
peranan meraka sebenarnya sebagai orang yang berusaha memberikan kemudahan (fasilitas)
kerja para pengikut, umpama dengan jalan menyampikan informasi kepada
orang-orang yang dipimpinnya, serta sebagai penghubung dengan lingkungan yang ada di luar
kelompok.
Unsur-unsur Manajemen
Unsur dasar yang merupakan sumber yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dalam
manajemen adalah :
 Man (manusia)
 Material (bahan)
 Machine (mesin / alat)
 Methods (tata kerja)
 Money (uang)
 Market (pasar)
Unsur Manusia dalam Manajemen
Manusia salah satu dari unsur manajemen yang merupakan motor penggerak bagi sumber-sumbe
dan lat-alat baik yang bersifat “ Human Resources “ maupun
“Non Human Resources” dalam suatu organisasi.
Tingkatan Manajemen

229
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Manajemen dalam organisasi, Pemimpin (manajer) dapat dibedakan menurut tingkatan dan jenis
pekerjaannya, yakni :
Menurut tingkatannya (hierarchie), pimpinan dalam organisasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
 Manajemen Puncak (Top Management)
 Manajemen Media (Middle Management)
 Manajemen Rendah (Lower Management)
Apabila dilihat dari Pembagian Kerjanya,. Yaitu antara kerja “pikir” dan kerja “fisik”, dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a) Admistrative Management, pada tingkat “Top Management “
b) Middle Management, pada tingkat “Pimpinan Menengah”
c) Supervisory Management, ada di tingkat “Paling Bawah”
Pada tingkatan Admistrative Pemimpin lebih banyak menggunakan kerja pikir daripada kerja fisik
dalam memipin organisasinya, misalnya menentukan tujuan organisasi, perumuan kebijakan,
penggerakkan kelompok pimpinan pada tingkat lebih rendah dan memikirkan hal-hal yang sifatnya
lebih menyeluruh. Untuk itu “Manajerial Skill” lebih dibutuhkan.
Pada tingkat Middle Management, dalam tugas kegiatannya sehari-hari antara kegiatan pikir dan
fisik hampir sepadan ; kedua-duanya dilaksanakan hampir serentak dan bersama-sama.
Sebaliknya pada tingkat Supervisory Management, dalam tugasnya sehari-hari pimpinan lebih
banyak mempergunakan kerja fisik dari pada kerja pikir. Untuk itu ia lebih banyak
membutuhkan “technical Skills” daripada “Managerial Skills”.
ORGANISASI SEBAGAI ALAT PERJUANGAN
Ada berbagai macam tipe organisasi, yang umum dikenal yakni :
a. Bentuk Lini
Yang pertama ini sering pula dinamakan :bentuk lurus”, “bentuk jalur” dan “bentuk
militer”. Bentuk lini ini mula-mula diperkenalkan oleh seorang ahli adminstrasi berkebangsaan
Perancis, Henry Fayol. Bentuk lini dipandang sebagai bentuk yang paling tua dan dipergunakan
secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi ini banyak dipergunakan di
lingkungan militer dan perusahaan-perusahaan kecil.
Ciri-cirinya :
 Garis komando langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan tertinggi ke
berbagai tingkat operasional.
 Masing-masing pekerja bertanggungjawab penuh terhadap semua kegiatannya.
 Otoritas dan tangungjawab tertinggi pada puncak makin lama makin berkurang menurut
jenjang.
 Organisasinya kecil, begitu pula karyawannya sedikit.

230
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
 Hubungan kerja antara pimpinan dan bawahan bersifat langsung.
 Tujuan, alat-alat yang digunakan dan struktur organisasinya masih sederhana.
 Pemilik organisasi biasanya menjadi pimpinan tertinggi.
Keuntungan organisasi yang berbentuk lini :
 Kekuasaan dan tanggungjawab dapat ditetapkan secara definitif.
 Orang yang mempunyai kekuasaan dan tanggungjawab diketahui oleh semua pihak.
 Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat, karena jumlah orang yang perlu
diajak berembuk tidak begitu banyak.
 Disiplin mudah dipertahankan.
 Solidaritas para anggota masih besar, karena masih saling kenal mengenal.
 Tersedianya kesempatan yang baik bagi pimpinan organisasi untuk mengembangkan
bakat-bakat pemimpin.
b. Bentuk Lini dan Staf
Di dalam organisasi-organisasi kecil, semua karyawan supervisor adalah merupakan
orang-orang lini (line personnel). Tetapi ketika organisasi melai membesar, maka semakin terasa
pentingnya penyediaan tenaga spesialis mampu memberikan nasihat-nasihat teknis dan
memberikan jasa-jasa kepada unit-unit operasional lainnya. Orang-orang inilah yang biasanya
disebut “staf personnel” (orang-orang staf yang melaksanakan fungsi-fungsi staf). Dan orang-orang
staf ini dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
(1) para penasihat dan (2) “auxilliary personnel”, bertugas melakukan kegiatan-kegiatan
penunjang demi lancarnya meknisme organisasi.
Ciri-ciri Pokok :
 Organisasinya besar dan kompleks.
 Jumlah karyawannya banyak.
 Terdapat dua kelompok karyawan (lini dan staf) sebagaimana dijelaskan di atas.
 Karena organisasi sudah semakin besar / kompleks, maka hubungan
 langsung di sini sudah tidak mungkin lagi terjadi antar anggota maupun antara pemimpin dan
bawahan.
 Nampak adanya spesialisasi yang dikembangkangkan dan dipergunakan secara optimal.
Kebaikan-kebaikannya :
 Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang melaksanakan
tugas pokok organisasi, dan kelompok staf yang melaksanakan kegiatan penunjang.
 Asas spesialisasi dapat dijalankan, menurut bakat bawahan yang berbeda-beda.
 Prinsip “the right man in the right place” dapat diterapkan dengan mudah.
 Koordinasi mudah dijalankan dalam setiap unit kegiatan.
231
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Tipe organisasi demikian dapat dipergunakan oleh organisasi-organisasi yang lebih besar / kompleks.
Keburukannya :
 Pemimpin lini sering mengabaikan advis staf.
 Pimpinan staf sering mengabaikan gagasan-gagasan.
 Ada kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya.
 Perintah-perintah lini, nasihat-nasihat dan perintah-perintah staf sering agak
membingungkan anggota. Hal ini dapat terjadi, karena kedua jenis hirarki ini tidak selalu
seirama dalam memandang sesuatu. Meskipun terdapat kelemahan-kelemahan organisasi
tipe lini dan staf ini, namun untuk organisasi yang semakin kompleks seperti dewasa
ini lebih cenderung menggunakan bentuk lini dan staf.
c. Bentuk Fungsional
Organisasi Fungsional adalah suatu organisasi dimana kekuasaan dari pimpinan
dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan-satuan dibawahnya dalam suatu bidang
pekerjaan tertentu. Tiap-tiap kepala dari satuan ini mempunyai kekuasaan untuk memerintah semua
pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya (The Liang Gie, dkk., 1981, hal. 136). Ciri lain
dari organisasi demikian adalah bahwa didalam organisasi tidak terlalu menekankan pada hirarki
struktural, akan lebih banyak didasarkan pada sifat dan macam fungsi yang harus dijalankan.
Sebenarnya bentuk ini tidak populer, dan kebanyakan hanya dipergunakan dalam lingkungan
usaha swasta seperti toko serba ada, dan yang sejenisnya.
Kebaikan-kebaikannya :
 Ada pembagian yang tegas antara kerja pikir dan fisik.
 Dapat dicapai spesialisasi yang baik.
 Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama pada umumnya tinggi.
 Moral serta disiplin kerja tinggi.
 Koordinasi antara orang-orang yang ada dalam satu fungsi mudah dijalankan.
Kelemahannya :
 Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu
bidang saja.
 Koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar diadakan, karena orang orang yang bergerak
dalam satu bidang mementingkan fungsi saja.
 Inisiatif perorangan mudah tertekan, karena sudah dibatasi pada suatu fungsi.
c. Organisasi Tipe Panitia
Bentuk organisasi ini adalah suatu tipe di mana pimpinan dan para pelaksana dibentuk dalam
kelompok-kelompok yang bersifat panitia. Maksudnya, pada tingkat pimpinan, keseluruhan unsur
pimpinan menjadi panitia dan para pelaksana dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang disebut

232
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
“task force” atau satuan tugas.
Ciri-cirinya :
 Struktur organisasinya tidak begitu kompleks. Biasanya hanya terdiri dari ketua, sekretaris,
bendahara, ketua seksi dan para petugas.
 Struktur organisasinya secaa relatif tidak permanen. Organisasi tipe panitia hanya dipakai
sewaktu-waktu ada kegiatan khusus (proyek-proyek tertentu), dan setelah kegiatan-kegiatan
itu selesai dikerjakan, maka panitia dibubarkan.
 Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif.
 Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggungjawab yang
sama.
 Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam bentuk satuan tugas
(task force).
Keuntungan Tipe Panitia :
 Keputusan yang diambil selalu berhasil dengan baik dan tepat, karena sudah dibicarakan
secara kolektif.
 Kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari pimpinan kecil sekali.
 Usaha kerjasama bawahan mudah digalang.
Kelemahannya :
 Proses pengambilan keputusan agak lambat karena segala sesuatunya harus
dibicarakan lebih dulu dengan para anggota organisasi.
 Apabila ada kemacetan kerja, tak seorang pun yang mau diminta
pertanggungjawabannya melebihi dari yang lain.
 Para pelaksana sering bingung karena perintah tidak datang dari satu orang pimpinan
saja.
 Kreativitas nampaknya sukar dikembangkan, karena pelaksanaan didasarkan pada
kolektifitas.

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN DAN ORGANISASI
Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan, yang mana untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan manajemen
untuk mengatur orang-orang tersebut, yang mana manajemen tidak akan berhasil apabila
tidak ada pemimpin di dalamnya dan seorang pemimpin pun harus memiliki ilmu
kepemimpinan, jadi antara Kepemimpinan, manajemen dan organisasi merupakan suatu
sistem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak dapat dipisahkan

233
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

BAB VII
PSIKOLOGI TRAINING
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari
mengenai perilaku dan fungsi mentalmanusia secara ilmiah. Para praktisi dalam bidang
psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental
dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang
proses fisiologis danneurobiologis yang mendasari perilaku. Pembahasan kepribadian
manusia yang ada di dalam psikologi pada dasarnya tidaklah mutlak, karena segala sesuatu
yang ada hanyalah kecenderungan.

Psikologi memiliki fungsi:

 Menjelaskan, yang mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu
terjadi. Hasil penjelasan atau diskusi dalam bentuk deskripsi yang bersifat deskriptif.

 Memprediksi, yaitu mampu meramalkan atau memprediksi apa, bagaimana, dan


mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi yang prognosis, prediksi atau estimasi.

 Control, yaitu mengendalikan perilaku seperti yang diharapkan. Manifestasi dalam


bentuk tindakan yang preventif, intervensi, atau pengobatan dan rehabilitasi atau
perawatan.

Beberapa aspek yang akan dijabarkan dibawah, merupakan psikologi yang lazimnya
digunakan dalam pentrainingan di HMI Cabang Padang yang memiliki fungsi/
kegunaan psikologi pada umumnya seperti yang disebutkan diatas.

A. KEPRIBADIAN
Dalam mengelola sebuah training atau pelatihan, Tim Pengelola terlebih dahulu
hendaknya memahami diri dan kepribadiannya. Karena yang akan dikelola atau di training
ialah manusia, yang memiliki pikiran dan perasaan. Sehingga di dalam pentrainingan yang
dilakukan, mampu berbuat dan melakukan sesuatu sesuai dengan kebutuhan pentriningan.
Oleh sebab itu, mutlak kiranya untuk dapat memahami dan mengenali diri dan kepribdian,
agar tidak salah langkah nantinya. Di dalam dunia psikologi (menurut Hipocrates dan
Galenus), dikenal yang namanya 4 tipe kepribadian manusia dengan kekuatan (kelebihan) dan
kekurangan (kelemahan) yang dimilikinya, yakni:
234
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
1. Sanguinis atau di HMI Cabang Padang dikenal dengan istilah Ekspressif.
2. Melankolis atau di HMI Cabang Padang dikenal dengan istilah Analitis.
3. Koleris atau di HMI Cabang Padang dikenal dengan istilah Driver.
4. Plegmatis atau di HMI Cabang Padang dikenal dengan istilah Amiabel.
Atau ada juga yang langsung mengkategorikannya sesuai dengan sifat dominan
masing-masing tipe, yaitu: Sanguinis si Populer, Melankolis si Sempurna, Koleris si Kuat, dan
Plegmatis si Damai.
1. KOLERIS pada umumnya mempunyai:
a. KEKUATAN:
* Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
* Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
* Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
* Bebas dan mandiri
* Berani menghadapi tantangan dan masalah
* "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini".
* Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
* Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
* Membuat dan menentukan tujuan
* Terdorong oleh tantangan dan tantangan
* Tidak begitu perlu teman
* Mau memimpin dan mengorganisasi
* Biasanya benar dan punya visi ke depan
* Unggul dalam keadaan darurat

b. KELEMAHAN:
* Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
* Senang memerintah
* Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
* Menyukai kontroversi dan pertengkaran
* Terlalu kaku dan kuat/ keras
* Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
* Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
* Sering membuat keputusan tergesa-gesa
* Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
* Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
* Workaholics (kerja adalah "tuhan"-nya)
* Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
* Mungkin selalu benar tetapi tidak popular

2. MELANKOLIS pada umumnya mempunyai:


235
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
a. KEKUATAN:
* Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
* Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
* Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
* Sensitif
* Mau mengorbankan diri dan idealis
* Standar tinggi dan perfeksionis
* Senang perincian/ memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
* Hemat
* Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)
* Kalau sudah mulai, dituntaskan.
* Berteman dengan hati-hati.
* Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
* Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
* Sangat memperhatikan orang lain

b. KELEMAHAN:
* Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
* Mengingat yang negatif & pendendam
* Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
* Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
* Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
* Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan (if..if..if..)
* Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
* Hidup berdasarkan definisi
* Sulit bersosialisasi
* Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
* Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
* Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
* Memerlukan persetujuan

3. PLEGMATISpada umumnya mempunyai:


a. KEKUATAN:
* Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
* Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
* Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
* Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
* Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
* Penengah masalah yg baik
* Cenderung berusaha menemukan cara termudah
* Baik di bawah tekanan
* Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
* Rasa humor yg tajam
236
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
* Senang melihat dan mengawasi
* Berbelaskasihan dan peduli
* Mudah diajak rukun dan damai

b. KELEMAHAN:
* Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
* Takut dan khawatir
* Menghindari konflik dan tanggung jawab
* Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
* Terlalu pemalu dan pendiam
* Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
* Kurang berorientasi pada tujuan
* Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
* Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
* Tidak senang didesak-desak
* Menunda-nunda / menggantungkan masalah.

4. SANGUINIS pada umumnya mempnyai:


a. KEKUATAN:
* Suka bicara
* Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
* Antusias dan ekspresif
* Ceria dan penuh rasa ingin tahu
* Hidup di masa sekarang
* Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
* Berhati tulus dan kekanak-kanakan
* Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
* Umumnya hebat di permukaan
* Mudah berteman dan menyukai orang lain
* Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
* Menyenangkan dan dicemburui orang lain
* Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
* Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan
* Menyukai hal-hal yang spontan

237
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

b. KELEMAHAN:
* Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
* Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
* Susah untuk diam
* Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-Gank)
* Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
* RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)
* Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
* Mudah berubah-ubah
* Susah datang tepat waktu jam kantor
* Prioritas kegiatan kacau
* Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
* Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
* Egoistis
* Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
* Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to earn/save money".

Gambar skema kepribadian

238
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

B. WARNA
Banyak sekali manfaat dari memahami psikologi dari warna-warna.Kitabisa mengenali
tipe kepribadian seseorang ataupun kondisi emosi seseorang dari warna-warna yang ia sukai
atau gunakan. Karena warna juga melambangkan kepribadian yang dimiliki oleh seseorang.
Warna terdiri atas warna primer, sekunder dan warna tersier. Untuk warna primer ada
tiga, yakni: merah, kuning, hitam, dan biru. Sedangkan warna sekunder adalah hasil
pencampuran dari dua warna primer, yakni: orange (merah dicampur kuning), ungu, (merah
dicampur biru), dan hijau (kuning dicampur biru). Sedangkan warna tersier diperoleh dengan
mencampur warna sekunder dan warna disebelahnya pada lingkaran warna.
Adapun warna-warna tersebut ialah:
1. Putih
Putih, melihat warna ini akan memberikan pengertian tentang keaslian, kemurnian,
kesucian, tentang kesan ringan, kepolosan, dan kebersihan. Dalam makna negatifnya, kita bisa
merasakan perasaan dingin, steril, atau terisolasi dengan penggunaan warna putih.
Secara psikologis, putih bisa memberikan efek meredakan rasa nyeri, steril,
menghadirkan aura kebebasan dan keterbukaan. Alasan ini salah satu yang mendasari
kebanyakan rumah sakit dan pekerja rumah sakit menggunakan warna putih. Disisi lain,
warna putih yang berlebihan dapat pula memberi efek rasa sakit kepala dan kelelahan mata,
karena cahaya yang dipantulkan warna ini.
2. Coklat
Coklat selalu identik dengan stabilitas, dan keadaan dimana kita dapat meletakkan
kepercayaan pada obyek-obyek berwarna coklat. Warna yang menjadi simbol warna Bumi
atau biasa juga bersanding dengan warna hijau sebagai warna alam, memberikan kehangatan,
dukungan, rasa nyaman, dan rasa aman. Selain itu kesan sederhana sering muncul pada

239
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
penggunaan warna ini.
Coklat sering mengesankan kondisi matang atau tua, sehingga bisa menimbulkan
kesan dapat diandalkan, elegan, akrab dan kuat.Sedangkan pada pemaknaan negatifnya, coklat
yang terlalu banyak sering kali dimaknai sebagai tidak berperasaan, kurang toleran,
menguasai, berat, kaku, malas, kolot, dan pesimis.
3. Merah
Merah, bersemangat, enerjik, dinamis, komunikatif, aktif, kegembiraan, dan mewah.
Itulah beberapa sifat yang tergambar dengan penggunaan warna merah. Warna merah
melambangkan warna api, mentari pagi, dan warna darah. Memberi kesan kehangatan,

bahagia, keberanian, semangat, kekuatan, dan kegairahan.


Khusus untuk warna merah terang, warna ini bisa menggambarkan kerasnya cita-cita
atau keinginan. Disisi negatifnya, penggunaan terlalu banyak warna merah cenderung
menunjukkan sifat agresif dan menuntut. Kemarahan dan nafsu juga adalah emosi lain
yang umumnya tergambarkan dari penggunaan warna merah. Beberapa pemaknaan negatif
lain yang bisa muncul dari penggunaan warna merah adalah dominasi, teriakan, persaingan,
kekerasan dan penolakan/ pertentangan.
4. Biru
Ketenangan, kepercayaan, keyakinan, keseriusan, dan professional menjadi gambaran
yang nampak dari penggunaan warna biru, hal ini membuatnya menjadi salah satu warna
yang sering kali dikaitkan dengan dunia bisnis, khususnya bisnis-bisnis yang mengedepankan
keseriusan dalam pekerjaannya. Penggunaan warna biru yang lebih muda akan memberikan
efek kepercayaan yang lebih dominan, sedangkan warna biru gelap lebih cenderung
meningkatkan kesan cerdas pada penggunaannya.
Biru adalah warna langit yang mampu memberikan kesan stabil. Secara umum,
biru akan diasosiasikan dengan Kecerdasan, komunikasi, kepercayaan, efisiensi, ketenangan,
tugas, logika, kesejukan, protektif, refleksi, kooperatif, integritas, dan sensitif.
Gambaran negatif yang cenderung digambarkan dari penggunaan warna ini adalah
sikap dingin, keras kepala, bangga diri, acuh tak acuh, tak ramah, kurang emosi. Meski
demikian, biru adalah warna yang paling banyak di sukai di dunia.
5. Ungu
Warna yang sering bermakna magis, terasa memancarkan aura spiritualitas, misterius,
menarik perhatian, memancarkan kekuatan, meningkatkan daya imajinasi, sensitivitas dan
240
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
obsesif. Arti yang dapat dimunculkan dari penggunaan warna ini adalah ambisius, martabat,
kebenaran, kualitas, independen, kebijaksanaan, kesadaran, visioner, orisinalitas, kekayaan,
dan kemewahan.
Ungu adalah warna yang unik, salah satunya karena jarang ditemukan di alam.
Penggunaan warna ini menggambarkan pengharapan yang besar dan kepekaan. Disisi
negatifnya, ungu cenderung menampakkan kesan kurang teliti dan kesendirian.
6. Kuning
Kuning adalah warna yang ceria, melukiskan kegembiraan, suasana penuh suka cita,
berenergi, dan antusiasme. Secara alami kuning mampu memberikan efek psikologi
berupa kegembiraan, kegembiraan yang ditimbulkan warna ini sendiri adalah yang paling

besar jika dibandingkan dengan warna lainnya. Warna ini juga mampu menarik perhatian,
meskipun tidak sebesar warna merah. Childish atau kekanak-kanakan adalah
perlambangan berikutnya yang sesuai dengan warna ini. Warna ini mampu memancarkan
kehangatan, memberi inspirasi, mendorong pengekspresian diri, dan kemampuan intelektual.
Warna kuning secara umum dapat mencakup makna kekeluargaan, persahabatan,
keleluasaan, santai, spontanitas, sosial, mendominasi, toleran, rasa ingin tahu, hingga cita-cita,
optimisme, kepercayaan diri, harga diri, ekstraversi, kekuatan emosional, keramahan,
kreativitas, imajinatif, masa muda, kedermawanan, dan semangat yang tinggi.
Sedangkan disisi negatifnya, kuning akan memberikan penilaian berupa sikap yang
berubah-ubah, dan kurang dapat dipercaya. Makna-makna negatif lain yang bisa timbul dari
warna ini adalah antara lain: Irasionalitas, ketakutan, kerapuhan, emosional, depresi,
kecemasan, bunuh diri.
7. Abu-abu.
Sebuah warna yang menggambarkan keseriusan, kemandirian, dan keluasan. Warna
abu-abu yang merupakan salah satu warna alam ini cenderung memiliki pemaknaan abstrak,
atau tidak menyatakan tujuan dengan jelas. Namun, penggunaan warna ini akan
memberikan keyakinan bahwa pengguna warna dapat diandalkan dan memiliki sifat stabil.
Secara umum, abu-abu bermakna netral, tidak memihak.
Kesan bertanggung jawab dapat ditunjukkan juga dengan penggunaan warna ini.
Namun, pada sisi negatifnya, warna Abu yang digunakan dengan terlalu mendominasi akan
memberikan kesan tidak komunikatif atau membosankan. Selain itu, beberapa makna negatif

241
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
yang bisa ditimbulkan dari penggunaan warna ini adalah kurang percaya diri, kelembaban,
depresi, hibernasi, dan kekurangan energi.
8. Hijau
Hijau adalah salah satu warna alam, sehingga membuatnya selalu nampak bersahabat
dengan alam. Memancarkan kesegaran, ketenangan, dan kesejukan. Warna ini mampu
menurunkan stress, dan melambangkan penyembuhan atau kesehatan. Di sisi lain warna ini
jua mendorong perasaan empati. Secara umum warna ini bisa diartikan sebagai
keberuntungan, kehidupan, fertilitas, uang, harmoni, keseimbangan, cinta universal, istirahat,
pemulihan, jaminan, kesadaran, lingkungan, keamanan, kedamaian, keinginan, ketabahan dan
kekerasan hati.
Sedangkan, disisi negatif, warna ini mampu menimbulkan rasa terperangkap/tersesat,
kebosanan, stagnasi, superior, ambisi, keserakahan, dan kelemahan.
9. Orange
Merupakan simbol interaksi yang bersahabat, penuh percaya diri, keramahan, penuh
harapan, dan kreativitas. Warna orange yang merupakan gabungan antara merah dan kuning
ialah warna yang kuat dan hangat, membuat penggunaan warna ini memberi rasa nyaman.
Secara umum, penggunaan warna ini akan menampakkan makna berupa kenyamanan,
makanan, kehangatan, keamanan, gairah, kelimpahan, dan kesenangan.
Orange yang berlebihan mampu merangsang perilaku hiperaktif, atau menampakkan
makna gaduh. Selain itu, sisi negatif yang bisa muncul dengan penggunaan warna orange
adalah perampasan, frustrasi, kesembronoan, kurangnya intelektualisme, dan ketidak
dewasaan.
10. Merah muda atau Pink
Merupakan warna yang feminin, dalam kondisi normal warna ini hampir selalu
berkaitan dengan sesuatu yang bersifat kewanitaan. Warna ini menampakkan sifat
kelembutan, dan mampu menenangkan. Secara umum, merah muda bisa berarti cinta atau
kasih sayang, romantisme, ketenangan fisik, memelihara, kehangatan, kewanitaan, simbol
kelangsungan hidup manusia. Disisi negatifnya, warna ini kurang bersemangat
dan menyebabkan melemahnya energi.
11. Hitam
Adalah warna yang merepresentasikan kekuatan, percaya diri, glamor, keamanan,
emosional, efisiensi, substansi, maskulin, keabadian, sifat dramatis, melindungi,

242
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
kemisteriusan, klasik, dan kecanggihan. Meskipun sering nampak suram dan menakutkan,
namun hitam dengan penggunaan yang tepat akan mampu menimbulkan kesan elegan.
Jika digunakan dalam intensitas besar warna ini mampu menimbulkan perasaan
tertekan. Disisi lain, hitam jua melambangkan berhentinya kehidupan, yang bisa memberikan
pemaknaan kondisi hampa, kematian, kegelapan, kebinasaan, kerusakan, duka, kemurungan,
atau kepunahan.

Lingkaran Warna

C. Anak ke/ urutan kelahiran


Setiap anak memiliki kepribadian yang unik, karena Tuhan pasti menciptakan setiap
manusia spesial dengan kemampuan dan karakter yang berbeda-beda. Namun setiap orang
tentu memiliki karakter manusia yang cenderung sama berdasarkan pengelompokan tertentu,
dan untuk sekarang ini akan dibahas kepribadian seseorang berdasarkan urutan kelahiran.
Menurut ahli psikologi Alfred Adler karakteristik dari kepribadian anak bisa dikenal melalui
urutan kelahirannya, berikut penjelasannya:
1. Anak Sulung
Sifat anak pertama/ sulung biasanya memiliki sosok pemimpin, karena dia adalah
anak tertua. Karea ia adalah anak tertua, maka ia cenderung memiliki beban atau tekanan yang
besar terhadap harapan orang tua. Ia merasa memiliki tanggung jawab yang besar akan segala
sesuatu yang menjadi keinginan orang tua. Biasanya anak sulung lebih banyak mendapatkan

243
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
perhatian dari orang tua dariapada adik-adiknya, karena orang tua untuk pertama kalinya
melakukan peran penting dalam mengurus anak adalah kepada anak pertama bukan?
Jadi seluruh perhatian orang tua tercurah kepada anak sulung. Pada umumnya anak
sulung adalah seorang yang memiliki prestasi yang tinggi karena ia adalah seorang yang
memiliki harga diri yang tinggi sehingga tidak mau menjadi orang yang biasa-biasa saja.
Anak sulung juga cenderung untuk terikat pada aturan-aturan, karena merasa sebagai
pemimpin, ia cenderung untuk menertibkan keadaan sehingga terkesan dominan dan otoriter.
2. Anak Tengah
Pada umumnya anak tengah umumnya memiliki perasaan tidak dianggap. Begini
alasannya, karena anak sulung diperlakukan lebih istimewa sebagai anak pertama dan anak
bungsu dimanjakan karena merasa paling kecil. Sehingga seringkali kejadian bahwa anak
tengah menggunakan barang bekas dari kakaknya yang pertama. Sehingga ia memiliki
perasaan yang sedikit iri dengan saudara-saudaranya, dan ia cenderung lebih tertutup serta
ingin berusaha menjadi berbeda dari kakak dan adiknya. Tidak sedikit juga anak tengah yang
berusaha menyaingi kakaknya, apalagi jika usianya berdekatan. Anak tengah juga umumnya
juga suka melawan dan tidak mau mengikuti aturan.
Namun anak tengah memiliki jiwa yang mandiri dan memiliki motivasi yang tinggi dalam
mencapai prestasi. Ia juga memiliki jiwa yang suka bertualang dan memiliki banyak teman.
Anak tengah juga memiliki kelebihan dalam hal menyesuaikan diri terhadap situasi dan
kondisi orang lain, ia juga menyukai persahabatan dan cinta damai.
3. Anak Bungsu
Karena dilahirkan paling akhir maka anak bungsu tentunya memiliki sifat manja yang
paling tinggi. Tanggung jawab dari orang tua jauh lebih kecil daripada yang diberikan oleh
kakak-kakaknya. Karena orang tua sudah lebih percaya diri dalam mengasuh anak,
maka orang tua juga tidak lagi terlalu memperhatikan perkembangan anak bungsu.
Sehingga anak bungsu cenderung lebih ceria, santai, mudah bergaul, dan spontan. Tidak
jarang juga orang tua sering memaafkan kesalahan anak bungsu daripada kesalahan kakak-
kakaknya.
Karena hal itu, anak bungsu lebih besar berpotensi untuk melanggar peraturan dan
sangat bergantung pada orang lain. Orang tua juga perlu waspada dengan sikap anak
bungsu yang suka santai dalam menghadapi apapun, jika ia bersikap terlalu santai di kondisi
yang tidak tepat, maka hal itu akan berpengaruh buruk pada keluarga. Misalnya karena anak

244
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
bungsu suka bergurau dan spontan, akan sangat mengkhawatirkan jika ia menggaanggap
sesuatu yang serius menjadi hal yang lucu.

D. Golongan Darah
Sama halnya dengan kepribadian, darah manusia dibagi menjadi 4 golongan yaitu ; A,
B, O dan AB. Keempat golongan tersebut memiliki keunikan dan karakteristik masing-masing
yang melambangkan salah satu dari empat kepribadian tersebut. Seperti dilansir sciencedaily,
Jepang lantas melakukan penelitian untuk mengetahui lebih dalam mengenai sifat keempat
golongan darah manusia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa sifat golongan darah sebagai berikut:
- GOLONGAN DARAH A
Orang-orang dengan golongan darah A di percaya memiliki sifat terorganisir,
konsisten, sangat mudah bekerja sama tapi selalu cemas (terlalu perfeksionis) sehingga mudah
membuat orang lain tidak suka.Mereka juga  diketahui memiliki ketenangan saat situasi kritis
bahkan saat semua orang panik.
Namun, mereka cenderung menghindari konfrontasi dan tidak nyaman di dekat orang
yang tidak cocok.Golongan darah A yang pemalu, cenderung sangat sopan. Tapi semua orang
dengan golongan darah A memiliki kesamaan yaitu tidak pernah benar-benar merasa cocok
dengan orang lain.
Mereka sangat bertanggung jawab. Jika ada pekerjaan yang harus dilakukan, mereka
lebih memilih untuk mengurus sendiri. Mereka termasuk orang-orang mendambakan
kesuksesan dan perfeksionis.Orang-orang bergolongan darah A juga sangat kreatif dan paling
artistik dari semua tipe darah. Kemungkinan besar karena sensitivitas mereka. Orang dengan
golongan darah A juga dianggap klasik karena mudah stres.
a. Berkepala dingin, serius, sabar dan tenang.

245
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
b. Mempunyai karakter yang tegas, bisa di andalkan dan dipercaya tetapi keras kepala.
c. Sebelum melakukan sesuatu orang bergolongan darah A biasanya memikirkannya terlebih
dahulu dan mempunyai perencanaan yang matang. Mereka mengerjakan segalanya dengan
sungguh-sungguh dan secara konsisten.
d. Berusaha membuat diri mereka sewajar dan seideal mungkin.
e. Bisa kelihatan menyendiri dan jauh dari orang-orang.
f. Mencoba menekan perasaan mereka dan kelihatan tegar. Walaupun sebenarnya mereka
mempunyai sisi yang lemah seperti gugup dan lain sebagainya.
g. Cenderung keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat. Makanya mereka cenderung
berada di sekitar orang-orang yang bertemperamen sama.
- GOLONGAN DARAH B
Orang dengan darah tipe B berkarakter paling santai. Mereka cenderung kurang kooperatif
karena lebih suka mengikuti aturan dan ide-ide mereka sendiri. Mereka adalah individualis.
Memperhatikan pikiran mereka lebih sedikit daripada perasaan mereka.Oleh sebab itu
terkadang tampak dingin dan serius. Orang dengan darah tipe B sering dianggap tidak
konvensional daripada jenis golongan darah lainnya.
a. Pemilik golongan darah B ini suka penasaran dan tertarik terhadap segala hal baru.
b. Mempunyai terlalu banyak kegemaran dan hobi. Kalau sedang suka dengan sesuatu
biasanya mereka menggebu-gebu namun cepat juga bosan.
c. Tapi biasanya mereka bisa memilih mana yang lebih penting dari sekian banyak hal yang di
kerjakannya.
d. Ingin menjadi nomor satu dalam berbagai hal dan tidak mau hanya dianggap rata-rata.
Cenderung melalaikan lain hal jika sedang terfokus pada satu hal. Dengan kata lain, mereka
tidak bisa mengerjakan sesuatu secara berbarengan alias kurang bisa multi-tasking.
e. Terlihat cemerlang, riang, bersemangat dan antusias dari luar tetapi sebenarnya semuanya
ternyata sama sekali berbeda dengan yang ada di dalam diri mereka.
- GOLONGAN DARAH O
Orang dengan golongan darah O orang yang terbuka, enerjik dan sosial. Mereka yang
paling fleksibel dibandingkan dengan semua golongan darah.Mereka mudah memulai proyek
tetapi sering mengalami kesulitan berikutnya karena mereka mudah menyerah.
Mereka bertingkah dan tidak terlalu dapat diandalkan. Golongan darah O selalu
mengatakan apa yang ada di pikiran mereka.Mereka menghargai pendapat orang lain dan suka
menjadi pusat perhatian. Juga, orang dengan darah O sangat percaya diri.
246
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
a. Golongan darah O biasanya berperan dalam menciptakan gairah untuk suatu grup dan
berperan dalam menciptakan suatu keharmonisan diantara para anggota grup tersebut.
Biasanya mereka berjiwa leadership sebagai seorang pemimpin.
b. Figur mereka terlihat sebagai orang yang menerima dan melaksakan sesuatu dengan tenang
c. Apabila kesal terhadap seseorang, mereka susah marah terhadap orangnya langsung.
d. Biasanya pemurah (baik hati), senang berbuat kebajikan. Mereka dermawan dan tidak
segan-segan mengeluarkan uang untuk orang lain.
e. Disukai oleh semua orang meski keras kepala dan secara rahasia mempunyai pendapatnya
sendiri tentang berbagai hal.
f. Di lain pihak, mereka sangat fleksibel dan gampang menerima hal-hal yang baru.
g. Gampang di pengaruhi oleh orang lain dan lingkungan.
h. Mereka terlihat berkepala dingin dan terpercaya tapi mereka sering tergelincir dan membuat
kesalahan yang besar karena kurang berhati-hati.
- GOLONGAN DARAH AB
Orang dengan golongan darah AB sulit diprediksi. Mereka dapat memiliki
karakteristik di kedua ujung spektrum pada waktu yang sama. Misalnya, mereka bisa pemalu
dan bisa tiba-tiba sebaliknya. Mereka dengan mudah beralih dari satu berlawanan dengan
yang lain.
Orang yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab, tetapi tidak dapat menangani
terlalu banyak. Mereka tidak keberatan membantu asalkan kondisi mereka sendiri mampu.
Orang dengan tipe darah ini tertarik dalam seni dan metafisika.
AB dianggap sebagai tipe darah terburuk di Jepang. Mereka hengkang dari pekerjaan
ketika terdapat hal-hal tidak memenuhi harapan mereka. Dikenal sensitif dan ingin mendapat
perhatian untuk mengimbangi kekurangan dari jenis darahnya.Dalam beberapa kasus,
sejumlah perusahaan mencoba membagi karyawan mereka kedalam kelompok kerja
berdasarkan golongan darah dan tak seorang pun ingin bekerja dengan kelompok golongan
darah AB:

a. Memiliki perasaan yang sensitif, lembut.


b. Penuh perhatian dan menjaga perasaan orang lain dan selalu menghadapi orang lain dengan
kepedulian serta kehati-hatian.
c. Di samping itu mereka keras dengan diri mereka sendiri juga dengan orang-orang yang
dekat dengannya.
247
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
d. Mereka jadi cenderung kelihatan mempunyai dua kepribadian.
e. Mereka sering menjadi orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu terlalu panjang dan
dalam.
f. Punya banyak teman, tapi membutuhkan waktu dan tempat untuk menyendiri dalam
memikirkan persoalan-persoalan mereka.

E. KOKOLOGI
Kokologi adalah sebuah permainan untuk mengetahui karakter sesorang. Secara
harfiah, kokologi berasal dari gabungan bahasa Jepang, kokoro yang berarti pikiran,
semangat, dan perasaan, juga dari bahasa Yunani, logia yang berarti ilmu. Jadi dapat diartikan
bahwa kokologi adalah permainan psikologi yang digunakan untuk mengetahui emosi dan

tingkah laku seseorang. Wah pasti keren tuh bermain sambil tahu karakter seseorang. Fokus
dari permainan ini adalah menganalisis kondisi psikis seseorang berdasarkan teori psikologi
Freud dan Jung. Mengapa kokologi ini bisa disebut permainan? Soalnya pertanyaan-
pertanyaan yang ada di dalam kokologi ini sifatnyafun atau menyenangkan.Tes psikologi yang
populer di Jepang ini telah menjadi metode psikotes yang juga digunakan di negara-negara di
Amerika, Australia, dan Asia. Seri buku kokologi diciptakan oleh Tadahiko Nagao dan Isamu
Saito, profesor di Universitas Rissho dan Waseda di Jepang.
Dalam training (Basic Training)/ LK I yang diselenggarakan di HMI Cabang Padang,
ada banyak kokologi yang dipergunakan dan tergantung kepada Tim Pengelola ( Tim Master
dan jajaran, dalam hal ini di handle oleh Wakil Master of Training II ) sesuai dengan
kebutuhan pentrainingan yang dilaksanakan.

248
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang

BAB VIII
ATRIBUT BADAN PENGELOLA LATIHAN (BPL)

1. Lambang BPL

Makna Lambang

a. Arah mata angin bermakna bahwa BPL menjaga arah perkaderan HMI sesuai landasan
perkaderan dan men-support perkaderan ke segala arah Himpunan.
249
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
b. Garis putih yang melingkari hijau hitam, bulan bintang, bermakna bahwa BPL menjaga
independensi etis dan independensi organisatoris sebagaimana pasal 6 AD HMI.
c. Tiga garis melingkar di tengah: tipis, agak tebal, dan tebal, bermakna jenjang perkaderan
HMI Latihan Kader I, Latihan Kader II, dan Latihan Kader III. Semakin naik jenjang
perkaderan, semakin tebal pula watak dan karakter HMI dalam diri individu kader HMI.
d. Integrasi tiga lingkaran di sebelah kanan bermakna integrasi iman, ilmu, dan amal.
e. Integrasi tiga lingkaran di sebelah kiri bermakna integrasi iman, islam, dan ihsan.

f. Tulisan BADAN PENGELOLA LATIHAN di tengah bagian atas bermakna bahwa


lambang ini milik BPL dan tulisan HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM di tengah bagian
bawah bermakna bahwa BPL adalah bagian dan merupakan badan khusus di HMI.
g. Bentuk bulat menandakan bahwa BPL telah membulatkan tekad untuk senantiasa
mengawal perkaderan di Himpunan.
h. Bulan, bintang, warna hijau, hitam, putih, keseimbangan warna hijau dan hitam, maknanya
sebagaimana dalam lambang HMI.

Penggunaan Lambang
a. Lambang BPL tidak dipergunakan sebagai lambang pada bendera dan stempel,
b. Lambang BPL dipergunakan pada kop surat (kiri; lambang HMI, nama BPL, kanan;
lambang BPL), lencana/pin, dan atribut kegiatan-kegiatan BPL, seperti pada banner, ID Card,
stempel kegiatan, dan sertifikat kegiatan.

Pencipta Lambang
Lambang BPL ini digagas oleh BPL HMI Cabang Ciamis yang diterbitkan dan
disosialisasikan pada 8 Maret 2016 dan disahkan pada MUNAS Ke IV BPL HMI di Masjid
Raya Dompak, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, tepat pada sidang paripurna dalam Sidang
Pleno III tanggal 19 Maret 2016.
2. Mars BPL

Badan Pengelola Latihan Himpunan . . Mahasiswa Islam

250
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Bersatu padu bergerak untuk maju . . mencipta kader berilmu
Badan Pengelola Latihan Himpunan . . Mahasiswa Islam
Bekerja keras dengan profesionalisme mencipta kader yang berkualitas

Reff:
Bersama BPL ayo berjuang „tuk ciptakan sebuah perubahan
Bersama BPL ayo hapuskan penindasan intelektual
Bersama BPL ayo kita gapai masa depan Islam yang gemilang
Badan Pengelola Latihan Himpunan . . Mahasiswa Islam
Bertekad bulat dengan semangat jihad wujudkan iman, ilmu, dan amal

Reff:
Bersama BPL ayo berjuang „tuk ciptakan sebuah perubahan
Bersama BPL ayo hapuskan penindasan intelektual
Bersama BPL ayo kita gapai masa depan Islam yang gemilang
Bersama BPL ayo kita gapai masa depan Islam yang gemilang
Islam yang gemilang . . Islam yang gemilang . .

251
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
BAB IX
PENUTUP

Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang ini merupakan sebuah
pegangan yang disusun dan dibuat oleh, Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI Cabang Padang, apabila ikut serta di dalam sebuah
pentrainingan yang diselenggarakan yakninya Basic Training/ Latihan Kader I/ LK I), dan
juga merupakan salah satu program kerja (proker) dari Bidang Litbang sendiri.
Di dalamnya berisikan hal- hal pokok yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh
seorang instruktur yang ada dilingkungan HMI Cabang Padang dalam turut serta
menyelenggarakan pentrainingan. Hal-hal tersebut diantaranya ialah: Landasan Perkaderan,
Kode Etik Pengelola, Pedoman Dasar Instruktur, Materi LK I, Psikologi, serta Teknik-teknik
yang harus dikuasai oleh seorang instruktur, agar dapat mencapai tujuan pentrainingan yang
dilakukan dan insya Allah mencapai tujuan pribadi serta tujuan organisasi. Sekalipun begitu,
panduan ini masih jauh dari kata sempurna, dan butuh kritikan, saran, dan juga masukan bagi
penyempurnaan panduan ini kedepannya
Akhir kata terkait penutup dari Panduan Basic Training untuk Instruktur HMI Cabang
Padang, Bersyukur dan Ikhlas, Yakin Usaha Sampai.

252
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU:

Ata Ujan, Andre, Keadilan dan Demokrasi Telaah Filsafat Politik John Rawls,
Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2001
Arianto, Joeni, Hukum Adat dan Problematika Hukum Indonesia, Majalah Hukum
Yuridika Volume 23, FH Unair, Surabaya, 2008
Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2008
C.F. Strong, Konstitusi-konstitusi Politik Modern Kajian Tentang Sejarah dan Bentuk-
bentuk Konstitusi Dunia, Penerbit Nusamedia, Bandung, 2004
Darmodiharjo, Darji dan Shidarta, Pokok-pokok Filsafat Hukum Apa Bagaimana
Fisafat Hukum Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006
Huda, Ni’matul, UUD 1945 dan Gagasan Amandemen Ulang, Rajawali Pers, Jakarta,
2008
Huijbers, Theo, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta, 1982
John Rawls, Teori Keadilan Dasar-dasar Filsafat Politik untuk Mewujudkan
Kesejahteraan Sosial dalam Negara (diterjemahkan oleh Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo),
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2006
K. Harman, Benny & Hendardi ed, Konstitusionalisme Peranan DPR dan Judicial
Review, YLBHI dan JARIM, Jakarta, 1991
Rahardjo, Satjipto , Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000
Riyanto, Astim, Teori Konstitusi, Penerbit Yapemdo, Bandung, 2000
Hasil-hasil kongres HMI Palembang 2008
Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP), Tim Delapan
Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP), Nurcholish Madjid, dkk
Pedoman Perkaderan HMI, PB HMI
The Coaching Pocketbook, Ian Fleming & Alan J.D. Taylor
The Trainer’s Pocketbook, John Townsend

253
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
B. Situs Internet:
http://loop.co.id/articles/kokologi-bermain-sambil-belajar-mengenal-karakter-
seseorang
http://www.psychoshare.com/file-1927/psikologi-kepribadian/4-tipe-kepribadian-
manusia-plegmatis-melankolis-sanguinis-koleris.html
https://www.wedaran.com/7824/kepribadian-berdasarkan-urutan-kelahiran?
http://www.katalogibu.com/perkembangan-anak-2/ketahui-kepribadian-anak-
berdasarkan-urutan-kelahiran.html
http://www.si-pedia.com/2014/12/psikologi-warna-arti-warna-dan-dampak-nya.html

TIM PENYUSUN
PANDUAN BASIC TRAINING HMI CABANG PADANG

254
Panduan Basic Training Instruktur HMI Cabang Padang
Created by Bidang Penelitian dan Pengembangan ( Litbang )
Badan Pengelola Latihan ( BPL ) HMI Cabang Padang
Bidang Litbang dengan susunan:
- Petryk Anggara (Ketua Bidang)
- Noval Prasetyo (Wakil Sekretaris Umum)
- Haldi Patra (Departemen)
- Sulaiman (Departemen)

STRUKTUR KEPENGURUSAN
BADAN PENGELOLA LATIHAN (BPL) HMI CABANG PADANG
PERIODE 2016 - 2017

Ketua Umum : Andrianto Efendi


Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan : Petryk Anggara
Ketua Bidang Pendidikan dan Latihan : Rahmat Hidayat
Ketua Bidang Pembinaan Instruktur dan Kurikulum : Rayza Thipanna
Sekretaris Umum : Rahmi Layli
Wasekum Bidang Penelitian dan Pengembangan : Noval Prasetyo
Wasekum Pendidikan dan Latihan : Rifki Saputra
Wasekum Pembinaan Instruktur dan Kurikulum : Mahendra Setya Jatmiko
Bendahara Umum : Jusmanila Mustika
DepartemenBidang Penelitian dan Pengembangan : Sulaiman
Haldi Patra
Departemen Pendidikan dan Latihan :Nofrian Rahmat
Miftahur rizki
Departemen Pembinaan Instruktur dan Kurikulum : Febriansyah Putra
M. Aripin Siregar

255

Anda mungkin juga menyukai