REVIEW: BIOAVAILABILITY
Istilah dari dari makanan yaitu sesuatu yang mengalami kerusakan selama
proses (pemanasan, pengemasan, dll.), mengalami penurunan nutrisi, dikonsumsi,
dicerna, dan ada yang diserap (Bioavailability). Bioavailability merupakan
presentase/fraksi dari suatu senyawa yang diserap oleh tubuh sebagai fungsi fisiologis,
yang memberikan kebermanfaatan efek kesehatan bagi tubuh, biasanya 1-3% yang
diserap. Bioavailability dinilai bukan dari jumlah yang dikonsumsi, namun dari
seberapa banyak yang diserap di dalam tubuh. Tidak ada satu senyawa pun
(gizi/senyawa bioaktif) yang diserap 100%. Semakin tinggi jumlah yang diserap maka
semakin tinggi efek kesehatannya. Misalkan 1 ml flavonoid yang terkandung dalam
minuman, yang diserap hanya 1% (0,01 mL), maka konsentrasi itu lah yang akan
memberikan efek.
Berikut ini proses Bioavailability:
Digestion → *Absorption → Blood Transport → Liver and kidney excretion →
Membrane transport → Intracellular movement* → Functional site (Otak)
Kondisi penyerapan (absorption) merupakan titik kritisnya karena jumlah besar
kecilnya nutrisi yang diserap, diukur dari proses ini.
*Kehilangan akibat kerusakan
Dalam proses penyerapan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya
baik dari faktor ekstrinsik maupun faktor intrinsik. Faktor ekstrinsik yang
mempengaruhi penyerapan diantaranya yaitu daya cerna sumber makanan, kelarutan
(contoh: mineral larut dan tidak larut), adanya komponen lain yang bisa
menghambat/meningkatkan penyerapan. Sementara itu, faktor intrinsik yang
mempengaruhi penyerapan yaitu umur (penyerapan usia muda dan usia tua akan
berbeda), kondisi kesehatan, kondisi nutrisi, kondisi fisiologis (Stres atau tidak), jenis
kelamin, tahap pertumbuhan, dan spesies. Komponen Bioavailability terbagi atas fase
absorpsi (digestion, absorption) dan asimilasi (liver surveillance, transport,
transmembrane movement, intracellular movement, target binding. Berikut ini,
contoh faktor yang mempengaruhi penyerapan,
1. Asam pikolenat + Zn: penyerapan Zn meningkat sampai 60%
Tetapi jumlah Zn yang dikeluarkan sama, dalam artian jumlah zat yang
masuk/diserap akan sama dengan jumlah zat yang keluar. Sehingga yang diretensi
(ditahan oleh tubuh) sama atau rendah. Maka tidak menyehatkan untuk tubuh.
Senyawa bioaktif yang diharapkan memiliki ekskresi yang rendah dan retensi
yang tinggi. Namun, jika senyawa toksik jumlah yang diekskresikan tinggi.
2. Keberadaan senyawa lain mempengaruhi penyerapan
Penyerapan Zn pada kedelai lebih rendah dibandingkan pada daging sapi karena
pada kedelai terdapat asam fitat yang mampu mengkelat Zn, sehingga penyerapan
menjadi lebih rendah.
KESIMPULAN
- Asam askorbat penyerapannya akan lebih tinggi jika kondisi volunteer
tersebut memiliki kandungan awal vit. C nya sedikit.
- Penyerapan karotenoid tergantung banyak faktor.
- Flavonoid dalam plasma cenderung sedikit penyerapannya, dipengaruhi
struktur asam fenolat pada produk, tetapi paling tinggi penyerapannya pada
kedelai.
TUGAS PANGAN FUNGSIONAL
REVIEW: FARMAKOKINETIK
Half life orde 0 = dipengaruhi konsentrasi, jika Co makin kecil -> half life
semakin cepat.
- Orde 1:
Pada saat eliminasi, absorpsi, dan distribusi. Besarnya laju reaksi berbanding lurus
dengan konsentrasi.
r = k [C]1
.𝑑𝑐
= −𝑘𝑐
𝑑𝑡
. 𝑑𝑐
∫ 𝑑𝑡 = −𝑘 ∫ 𝑑𝑡
. 𝑐𝑡
𝑙𝑛 = −𝑘𝑡
𝑐𝑜
𝑐𝑡
.𝑐𝑜 = 𝑒 −𝑘𝑡
Ct = Co. e-kt
Jika, t = ½
½ Co = Co. e-kt½
ln ½ = -kt½
1 ln 2
,𝑡 2 = 𝑘
- Obat-obatan, senyawa bioaktif biasanya 5 cycle half life. Oleh karena itu, obat
dikonsumsi lagi setelah 5 cycle half life, kalau di bawah itu dikhawatirkan
overdosis.
- Apabila diasumsikan half life 2 jam, dengan orde 1, maka 5 cycle x 2 jam = 10
jam. Kandungan zat obat atau senyawa bioaktif dapat dikatakan habis setelah 10
jam.
Plasma Concentration Time Profile
- Senyawa dalam tubuh ada dalam 3 kondisi (side effect, safe, dan low effect).
- Contoh: senyawa flavonoid (1 μm) akan memberikan efek bagi tubuh, tetapi
jika di bawah itu tidak berefek, namun apabila lebih dari 5 μm akan
memberikan efek samping pada tubuh. Sehingga batas aman 1-5 μm.
- Garis merah = memberikan efek sebentar, dan menimbulkan efek samping.
- Garis hijau = memberikan efek lebih lama, dan tidak ada efek samping.
- Nanomedicine = untuk mempertahankan dosis konsentrasi pada daerah safe,
dicernanya perlahan, konsentrasi tinggi pada obat -> berbahaya (side effect).
- Tetapi kalau untuk konsumsi makanan tidak masalah, frekuensi seberapa
sering dikonsumsi.
- Pangan fungsional = tidak hanya claim saja, tetapi harus terbukti
keterserapannya (kandungan, seberapa lama di dalam tubuh, dsb).
Faktor Fisiologis yang Mempengaruhi Penyerapan:
1. pH lambung (1 – 6), contoh: antosianin, pH asam -> penyerapan semakin
meningkat.
2. Luas permukaan usus halus -> microvilli
3. Keadaan protein carrier untuk absorpsi dan ekskresi
4. Enzim
5. GI blood flow
6. Kecepatan pengosongan lambung
Faktor Fisikokimia yang Mempengaruhi Penyerapan:
1. pKa
2. Kelarutan air dan lemak
3. Ukuran molekul
4. pH
5. Adanya protein dan ezim carrier (Pgp atau MDR1)
TUGAS PANGAN FUNGSIONAL
REVIEW: PENGARUH ANTIOKSIDAN BAGI KESEHATAN