Anda di halaman 1dari 9

Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN 2723-4274

Vol.2, No.1, Mei 2021

ANALISIS STRUKTUR INTRINSIK PADA NOVEL


BYAR-BYUR RING PESISI SANUR KARYA NYOMAN
MANDA
Ni Luh Eka Arya Suci Ratna Dewi
SMP Dharma Wiweka Denpasar
Email: aryasuci93@gmail.com

I Gusti Agung Rai Jayawangsa


STAHN Mpu Kuturan Singaraja
Email: gunganang@gmail.com

Abstrak
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan
kecintaan masyarakat Bali terhadap kesusastraan Bali. Secara khusus penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis struktur intrinsik didalam Novel Biyar – Biyur
ring Pasisi Sanur . Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan analisis struktur
intrinsik pada Novel Biyar – Biyur ring Pasisi Sanur yaitu tema kepahlawanan,
dengan tokoh – tokoh diantaranya I Wayan Sadia, Luh Renji, Kwee Tek Tjiang.
Dengan penokohan Tokoh tokoh tersebut adalah Wayan Sadia bersifat rajin, Luh
Renji bersifat tepat akan janji, Kwee Tek Tjiang bersifat licik. Alur yang
digunakan adalah alur lurus (progresif) dengan latar tahun 1904 dan tempat di
Desa Sanur. Amanat yang didapatkan adalah berhati hatilah pada orang asing dan
tunaikanlah tugas untuk membela negara dari serangan penjajah
Kata kunci: Analisis, Struktur Intinsik, Novel Byar-Byur ring Pesisi Sanur

Abstract
In general, this research aims to develop the love of Balinese people for Balinese
literature. Specifically, this study aims to analyze the intrinsic structure in Novel
Biyar - Biyur ring Pasisi Sanur. In this study, it can be concluded that the
intrinsic structure analysis of the novel Biyar - Biyur ring Pasisi Sanur is the
theme of heroism, with characters including I Wayan Sadia, Luh Renji, Kwee Tek
Tjiang. With the characterization of this character, Wayan Sadia is diligent, Luh
Renji is right about his promise, Kwee Tek Tjiang is cunning. The flow used is a
straight line (progressive) with a background in 1904 and a place in the village of
Sanur. The mandate that was obtained was to be careful of foreigners and fulfill
the task of defending the country from invaders
Keywords: Analysis, Intinsic Structure, Novel Byar-Byur di Pesisi Sanur

I. PENDAHULUAN diilhami oleh imajinasi dan realitas


Sastra merupakan karya seni sosial budaya pengarang serta
yang timbul dari pemikiran manusia. menggunakan media bahasa sebagai
Karya sastra lahir karena adanya penyampaiannya. Karya sastra
keinginan dari pengarang untuk merupakan fenomena sosial budaya
mengungkapkan eksistensinya yang melibatkan kreativitas manusia.
sebagai manusia yang berisi ide, Sebagai karya sastra, sastra memiliki
gagasan, dan pesan tertentu yang dunianya sendiri yang merupakan

1
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN 2723-4274
Vol.2, No.1, Mei 2021

pengalaman dari imajinasi pengarang berbahasa Bali yang diterbitkan oleh


maupun hasil dari pengelihatan pondok tebawutu tahun 2010. Novel
pengarang. Hal ini sejalan dengan Byar Byur ring Pasisi Sanur ( Ribut
pendapat Pradodpo (Pratama 2011:1) – Ribut di Pantai Sanur)merupakan
yang mengemukakan bahwa karya novel pertama dari tiga buah novel
sastra lahir di tengah – tengah berseri, novel pertama berjudul Biyar
masyarakat sebagai hasil dari – Biyur ring Pasisi Sanur, novel
imajinasi pengarang serta refleksinya kedua berjudul Kulkul Bulus
terhadap gejala – gejala sosial yang (Kentongan Bertalu – Talu), novel
ada di sekitarnya.Dari sekian banyak ketiga berjudul Tyaga Wanti Mati (
karya sastra , genre prosa novel Siaga Sampai Mati). Peneliti sangat
merupakan genre yang dianggap tertarik meneliti Novel Biyar Biyur
paling dominan dalam menampilkan ring Pasisi Sanur dikarenakan novel
gejala - gejala sosial jika ini berlatar sejarah yaitu memuat
dibandingkan dengan genre puisi, latar belakang terjadinya perang
dan drama, sejalan dengan Puputan Badung. Tentunya interaksi
pernyataan (Ratna, 2003: 335-336) interaksi masyarakat pada novel ini
bahwa karya sastra novel dikatakan sangat menarik untuk diteliti karena
genre yang paling sosiologis dan kerangka cerita novel ini diangkat
responsive sebab sangat peka dari kisah nyata yaitu kisah perang
terhadap fluktuasi sosiohistoris. puputan Badung dan dengan
Novel merupakan karya fiksi menganalisis novel tersebut secara
yang mengungkapkan aspek – aspek tidak langsung pembaca akan
kemanusiaan yang lebih mendalam mendapatkan informasi mengenai
dan disajikan secara halus interaksi masyarakat bali khususnya
Nurgiyantoro (dalam Amalia desa Sanur dalam bermasyarakat dan
2010:7). Di Bali karya sastra novel dalam menyikapi konflik perang
termasuk ke dalam Kesusastraan Bali puputan badung.
modern sama halnya dengan puisi, Penelitian ini merupakan
cerpen maupun derama. Beberapa penelitian kualitatif yang
contoh karya sasta Bali modern yang menggunakan metode kepustakaan.
berbentuk novel misalnya Metode kepustakaan adalah teknik
,Melancaran ke Sasak, Buah menggunakan sumber – sumber
Sumagane, Gitaning Nusa Alit, tertulis untuk memperoleh data.
Tresnane Lebur Ajur Satonden Metode dan Teknik Penyajian Hasil
Kembang, Biyar – biyur ring pasisi Analisis Data. Pada tahap ini, data
Sanur, Kulkul Bulus, Tiyaga Wanti yang telah dianalisis disajikan
Mati dan masih banyak lagi yang dengan metode informal. Metode
lainnya. informal artinya perumusan
Memperhatikan bentuk karya penyajian hasil penelitian dilakukan
sastra Bali modern khususnya karya dengan mengunakan kata-kata biasa
sastra novel di atas, penelitian ini termasuk terminologi yang bersifat
akan mengkaji salah satunya , yakni teknik Kutha Ratna (dalam Pratama
karya sastra novel Byar Byur ring 2010:24) Data yang telah didapatkan
Pasisi Sanur karya Nyoman Manda. akan melalui proses
Novel Byar Byur ring Pasisi Sanur pengidentifikasian melalui metode
karya Nyoman Manda ( Ribut – kepustakaan dan diolah dengan
Ribut di Pantai Sanur ) adalah novel teknik deskriptif yang akan disajikan

2
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN 2723-4274
Vol.2, No.1, Mei 2021

dalam bentuk uraian data yang mapupul bakal subakti


tentunya akan mudah dimengeti dan nindihin gumi. Eling Luh Renji
dipahami. enu lantang masesambatan
nugtug pajalan muanene
nganggar tombak nyelet
kadutan nantang Welanda ane
suba natarin Pasisi Sanure.
(Novel Biyar – Biyur ring
II. PEMBAHASAN Pasisi Sanur hal 125)
2.1 Analisis Struktur Intrinsik Terjemahan:
Pada Novel Biyar – Biyur ring Wayan Sadia dan teman –
Pasisi Sanur temannya telah berjalan
Teori struktur khususnya menuju ke balai desa
sturktur intrinsik telah dibicarakan berkumpul akan berbakti
pada pendahuluan. Analisi unsur membela tanah air. Ingat Luh
intrinsik pada penelitian ini berfungsi Renji masih panjang berbicara
untuk memberikan gambaran kepada mengikuti perjalanan suaminya
pembaca mengenai isi dari novel membawa tombak
Biyar Biyur ring Pasisi Sanur. mensisipkankeris menantang
Strukturr intrinsik yang dibicarakan belanda yang sudah merapat
pada pembahasan ini akan mengacu pantai sanur .
pada permasalahan dan jangkauan Dari kutipan novel di atas
yakni hanya akan menyangkut Unsur diceritakan tokoh Wayan Sadia
– Unsur intrinsik seperti Tema, alur, dijemput oleh temannya yang
latar , tokoh dan penokohan. bernama Nyoman Tagtag untuk
2.1.1 Tema berkumpul di Balai Desa guna
Pengarang dalam mempersiapkan diri melawan
menciptakan sebuah karya sastra Belanda yang telah mendarat di
pastilah memiliki maksud dan tujuan pantai sanur dan akan menyerang
tertentu. Sehingga apa yang tertulis kerajaan Badung.
dalam karya sastra tersebut
memberikan manfaat bagi para 2.1.2 Tokoh dan Penokohan
pembaca. Tema yang merupakan ide A. Tokoh
yang mendasari suatu cerita sehingga Tokoh terdiri dari tokoh
berperan juga sebagai pangkal tolak sentral dan tokoh bawahan maka
pengarang dalam memaparkan karya penjabarannya sebagai berikut.
sastra yang diciptakan, maka tema 1. Tokoh Sentral
yang diangkat pada Novel Biyar a. Tokoh sentral protagonis
Biyur ring Pasisi Sanur adalah I Wayan Sadia adalah sentral
kepahlawanan. Pada novel protagonis pada novel ini.
diceritakan kesiapan masyarakat Alasan Wayan Sadia masuk ke
sanur dalam dalam mebela tanah dalam tokoh sentral protagonist
airnya. Hal ini tercermin dari kisah akan dijabarkan pada
Wayan Sadia membela tanah airnya pembahasan penokohan
seperti terdapat pada kutipan berikut: b. Tokoh sentral antagonis
Wayan Sadia ajaka timpal – Kwee Tek Tjiang adalah tokoh
timpalne suba majalan sentral antagonis pada novel
gangsar nuju ka bale desa ini. Alasan Kwee Tek Tjiang

3
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN 2723-4274
Vol.2, No.1, Mei 2021

masuk ke dalam tokoh sentral B. Penokohan


antagonis akan dijabarkan pada 1. Wayan Sadia
pembahasan penokohan Secara fisiologis (fisik) misalnya
2. Tokoh Bawahan jenis kelamin , tampang, cacat
a. Tokoh andalan tubuh dan lain sebagainya. Dalam
Tokoh andalan adalah tokoh cerita novel dengan judul Biyar-
bawahan yang menjadi Biyur Ring Pasisi Sanur ini dapat
kepercayaan tokoh sentral bisa diketahui bahwa tokoh utama
bersifat antagonis maupun dalam cerita ini adalah I Wayan
protagonis .Tokoh andalan Sadia karena I Wayan Sadia
pada novel ini adalah Luh mendapat posisi dan porsi
Renji dikarenakan Luh Renji penceritaan yang paling banyak .
berperan sebagai kekasih Secara fisiologis Wayan Sadia
sekaligus orang yang adalah seorang lelaki remaja,
dipercayaan Wayan Sadia. tinggi besar ini tergambar pada
b. Tokoh tambahan kalimat halaman 35 :
Tokoh tambahan adalah tokoh Luh Renji :“Mara tiang inget” .
yang sedikit sekali memegang Makenyem ia nolih anak truna
peran dalam peristiwa. Tokoh ganggas polos ento (Novel Biyar-
tambahan pada novel ini adalah Biyur ring Pasisi Sanur)
I Jegor, I Gangsar, Men Terjemahan:
Krumpung, I Regog, Pan Luh Renji :“Baru Saya ingat”.
Gangsar, Ni latri, Ida Bagus Dia tersenyum melihat remaja
Aji Jaya, Ketut Dira,Ni tinggi besar dan santun itu.
sukarni, Ida Bagus Ngurah, Dari kutipan kalimat di atas tetulis
Pan Bakat,Ketut Serog, dia yang dimaksud adalah Wayan
Dadong Serog, Men sukarni, Sadia ,bahwa Wayan Sadia adalah
Ni Klemeng, Men Renji. seorang lelaki remaja yang
Tokoh tokoh yang disebutkan memiliki tubuh kekar dilihat dari
di atas masuk ke dalam kata Ganggas yang memiliki arti
kategori tokoh tambahan tinggi besar.
karena tokoh – tokoh tersebut 2. Kwee Tek Tjiang
sangat sedikit sekali Apabila dilihat dari sudut
memegang peran. psikologis, perwatakan Kwee Tek
c. Tokoh Lataran Tjiang adalah orang yang cerewet,
Tokoh lataran adalah tokoh pelit. Penggambaran Kwee Tek
yang menjadi bagian atau Tjiang seorang yang cerewet ini
berfungsi sebagai latar cerita bisa dilihat pada kotipan novel
saja. Tokoh lataran pada novel seperti dibawah ini:
ini adalah Encik Sik Bo yang I Gangsar :“Sing tawang
berperan sebagai syah Bandar nanging ane ngelah barange
dan I Gusti Ngurah Denpasar madan Kwee Tek Tjiang,”
berperan sebagai raja Badung. I Jegor :“Beh jelema
Kedua tokoh tersebut hanya totonan buin, pidan raga taen
berperan sebagai latar cerita makuli mondong karung baasne,”
yang tidak pernah melakukan I Gangsar :“Suba pepes ia
dialog . mai?”

4
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN 2723-4274
Vol.2, No.1, Mei 2021

I Jegor :“Pepes Luh Renji”tiang satia wacana


pesan, munyine liu pesan bedik Beli (Novel Biyar – Biyur ring
sing dadi kucil barangne, ada Pasisi hal 27)
karung baasne uek aeng liu Terjemahan :
munyine malah kanti matbat Wayan Sadia :“Kamu
ia,”.(Novel Biyar - Biyur ring menjanjikan ku memberisenteng
Pasisi Sanur hal 14-15) hijau,” Dia semakin mendesak
Terjemahan: wanita itu.
I Gangsar :“Tidak tau Luh Renji :Soal itu saya tidak
tapi pemilik barangnya bernama pernah lupa” senyum sembari
KweeTek Tjiang” menjawab pertanyaan pria itu.
I Jegor :“Beh Wayan Sadia :”Kamu
orang itu lagi, dulu Saya pernah sekarang bersenteng hijau
bekerja memikul karung lumut”Wayan Sadia melihat
berasnya,” senteng wanita itu.
I Gangsar :“sudah sering Luh Renji :”Saya setia pada pada
dia kesini ?“ ucapan.
I Jegor : “Sering sekali, Pada kutipan cerita di atas dapat
cerewet sekali sedikitpun dilihat Luh renji adala orang yang
barangnya tidak boleh disentuh, satia wacana atau setia pada
ada karung berasnya robek ucapan atau dalam arti luas
cerewet sekali malah sampai disebut tepat janji. Luh Renji
mengata ngatai,” begitu temannya disini berperan sebagai kekasih
menegaskan. (orang kepercayaan) dari Wayan
Dari kutipan di atas Kwee Tek Sadia. Pengertian tokoh andalan
Tjiang adalah orang yang cerewet, adalah tokoh bawahan yang
barang barang dagannya tidak menjadi kepercayaan tokoh
boleh disentuh oleh buruh pikul, sentral .
bila ada karung berasnya robek
maka buruh yang di maki - maki. 2.1.3 Alur
3. Luh Renji Berdasarkan hubungan setiap
Apabila dilihat dari sudut cerita memiliki plot/alur cerita
psikologis, Luh Renji memiliki sebagai berikut Putra (2009:11)
karakter yang tepat akan janji, ini 1. Eksposisi (Tahap Pengenalan)
terlihat pada kutipan cerita seperti Tahapan perkenalan ialah tahap
berikut permulaan suatu cerita dimulai
Wayan Sadia :“Luh dengan suatu kejadian, tetapi
Nyanjiang Beli maang ngidih belum ada ketegangan. Pada tahap
senteng gadang,”Ia ngancan ini berisi pengenalan tokoh, reaksi
mepet anak bajange ento. antar pelaku, penggambaran fisik
Luh Renji: Baanentone tiang sing dan penggambaran tempat. Pada
taen engsap,’makenyem ia novel Biyar –Biyur ring Pasisi
nyautin patakon anak trunane Sanur tahap eksposisi dapat
ento. dilihat pada kutipan novel berikut:
Wayan Sadia: “Luh jani
masenteng gadang lumut” Wayan Kantun ngeremeng Wayan Sadia
Sadia nengneng senteng anak sampun lunga ka pasisi. Geginane
bajange ento. sekadi bendega ngranayang tan

5
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN 2723-4274
Vol.2, No.1, Mei 2021

sida ipun lempas ring jukung lan Kutipan kedua di ceritakan


jarring nyane. Ipun ngantungang sebagai berikut.
jaring di pondokne di pasisi Utusan Raja Badung: “Patut
sareng para bendega sane tiosan. pisan asapunika mawinan Ida
(Novel Biyar – Biyur ring Pasisi Dewa Agung ngutus titiang
Sanur hal 3) sareng sami meriki pacang
Terjemahan : nureksain indik laporan I Kwee
Masih pagi Wayan Sadia sudah Tek tjiang punika kocap barang
pergi ke pantai. Pekerjaannya ipun akeh sane ilang, panjake
seperti nelayan menyebabkan sampun nyolong 3700 ringgit,
tidak bisa dia lepas dari perahu Lan 2300 kepeng bolong,” sada
dan jarring. Dia menggantung duka utusan Raja Badung punika
jarring di rumahnya di pantai mabaos, boya ja duka ring Ida
bersama para nelayan yang Bagus Ngurah panguasa desa
lainnya. Sanur puniki lan panjak
Pada kutipan novel di atas bisa Sanure.“Wawu ipun kasaksiang
disebutkan kutipan tersebut encik Sik Bo ngaturang laporan
adalah alur yang masuk kedalam puniki ring titian,” kenten malih
alur eksposisi (perkenalan) karena baos panua utusan Raja Badung
pada kutipan cerita novel di atas punika,”
memperkenalkan tokoh utama Utusan Raja Badung: “Titiang
yaitu Wayan Sadia yang bekerja nenten percaya ring laporan
sebagai nelayan. Kwee Tek Tjiang, jlema ngendah
2. Complication (Tahap Peristiwa) pelag,” mabaos malih utusan
Complication adalah tahap sane tiosan,”
munculnya suatu peristiwa Peisisi Sanur hal 54-55)
sebagai penggerak cerita. Pada Terjemahan :
Novel Biyar - Biyur ring Pasisi Utusan Raja Badung :“Memang
Sanur tahap complication bisa benar seperti itu makannya Ida
digambarkan pada tiga kutipan Dewa Agung mengutus kami
novel berikut. semua kesini yang akan
Semengan pesan yur satuane di memeriksa laporan Kwee Tek
pasisi karena ada kapal skunar, Tjiang itu, katanya dia banyak
kapal dagang mabendera Belanda kehilangan barang, para bawahan
kampih di pasisi. Kapal ento katanya sudah mencuri 3700
madan Sri Komala. Kapal ento ringgit, dan 2300 uang kepeng
malayar uli Banjarmasin bolong.” “ bersedih utusan Raja
(Novel Biyar Biyur ring Pasisi Badung menjelaskannya,
Sanur hal 13) bukannya kecewa pada Ida Bagus
Terjemahan : Ngurah penguasa desa Sanur dan
Pagi – pagi sekali ramai masyarakat sanur.”“Tadi dia
pembicaraan di pantai karena ada didampingi saksi Sik bo
kapal sekunar, kapal dagang memberikan laporan ini kepada
berbendera Belanda karam di saya,” begitu lagi penjelasan tetua
Pasisir pantai. Kapal itu bernama utusan Raja Badung itu,”
Sri Komala. Kapal itu berlayar Utusan Raja Badung :“Saya
dari Banjarmasin. tidak percaya pada laporan Kwee
Tek Tjiang, orang maunya

6
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN 2723-4274
Vol.2, No.1, Mei 2021

sendiri,” berbicara lagi utusan Wayan Sadia: “Ya tunggu saya


yang lain,” mau menganti pakaian.
3. Rising Action (Tahap munculnya Luh Renji: “Bli”
konflik) Wayan Sadia:“Jangan sedih Luh
Rising action adalah tahap biasakan saja, bakti kita pada Ibu
timbulnya konflik, ketegangan Pertiwi patut diutamakan.
dirasakan mulai semakin .Berdasarkan kutipan novel di atas
berkembang. Pada tahap ini cerita Wayan Sadia dijemput oleh
Biyar – Biyur ring Pasisi Sanur temannya yang bernama Wayan
timbul ketegangan/ konflik batin Tagtag untuk berkumpul di balai
tokoh utama ketika tokoh utama desa dalam rangka untuk mebela
yaitu Wayan Sadia berangkat ke tanah airnya.
peperangan untuk membela tanah
airnya namun hatinya merasa Klimaks yang merupakan puncak
berat meninggalkan istri dan dari ketegangan dan ending yang
anaknya namun karena tugas dan merupakan penyelesaian, tahap
untuk membela Negara hal akhir cerita tidak diceritakan pada
tersebut tetap dilakukannya. novel Biyar – Biyur Ring Pasisi,
Cerita tersebut bisa dilihat pada klimaks dan ending cerita
kutipan novel berikut. peperangan ini terdapat pada
Nyoman Tagtah :“Welanda novel seri ke dua dan ketiga.
ngancan ngedenang nenda Ida Seperti yang telah di jabarkan
Dewa Agung sesuhunan ragane.” pada latar belakang masalah pada
Nyoman Tagtag majujuk bab I, novel ini terdiri dari tiga
didiaepan bataran bale dangine seri novel yaitu novel pertama
sing nyak negak karena ia berjudul Biyar- Biyur Ring Pasisi
magesoan. Sanur, novel kedua berjudul
Nyoman Tagtag :“Enggalin Kulkul Bulus novel ketiga dan
yan,” terakhir berjudul Tiyaga Wanti
Wayan Sadia :“Nah Mati.
antosang tiang malu bakal
mesalin. 2.1.4 Latar
Luh Renji :“Bli,” Latar pada Novel Biyar -
Wayan Sadia :“Eda Biyur ring Pasisi Sanur apabila
sebet Luh biasaang duen, bakti dilihat dari :
iraga teken gumi patut utamaang. 1. Latar Tempat
(Novel Biyar – Biyur ring Pasisi Novel Biyar - Biyur ring Pasisi
Sanur hal 119-120) Sanur apabila dilihat dari latar
Terjemahan : tempat adalah bertempat di pulau
Nyoman Tagtag: “Belanda Bali tepatnya Pasisir pantai Sanur
semakin membesarkan denda Ida ini terlihat jelas dari judulnya
Dewa Agung junjungan Pesisi Sanur atau dalam bahasa
kita,”Nyoman Tagtag berdiri Indonesianya Pesisir Sanur.
dihadapan lantaibalai dangin 2. Latar Waktu
(timur) tidak mau duduk karena ia Apa bila dilihat dari latar waktu
terburu – buru. Novel Biyar - Biyur ring Pasisi
Nyoman Tagtag: “Cepat Yan” Sanur memiliki latar waktu masa
lalu tepatnya pada tahun 1904

7
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN 2723-4274
Vol.2, No.1, Mei 2021

yaitu pada masa masa menjelang pemblokadean Pantai Sanur oleh


puputan Badung . Latar tersebut belanda. Selain itu sebagai warga
tersirat pada kutipan novel Negara hendaklah membela tanah
berikut. air dari serangan penjajah demi
Utusan Raja Badung:“Inggih menegakkan kebenaran.
puniki titah Ida Dewa Agung
sesuhunan iraga ring Puri III. SIMPULAN
Badung mangda digelis uning Berdasarkan uraian yang telah
ring parindikan kapal bencah dibahas di atas, maka berikut ini
puniki,” baos panyawis utusan dikemukakan simpulan sebagai
punika.“I Ratu sinamian pacang berikut Struktur intrinsik pada novel
macecigak ring kawentenan kapal Novel Biyar – Biyur ring Pasisi
sane kampih duk pananggal 27 Sanur. Tema Novel Biyar Byur Ring
mei 1904,” Pasisi Sanur adalah kepahlawanan.
(Novel Biyar – Biyur ring Pasisi Tokoh sentral protagonist pada
Sanur hal 54-55) Novel Biyar – Biyur ring Pasisi
Terjemahan : Sanur adalah Wayan Sadia. Tokoh
Utusan Raja Badung :“Iya sentral antagonis adalah Kwe Tek
ini titah Ida Dewa Agung Tjiang. Yang menjadi tokoh andalan
penguasa kita di Puri Badung adalah Luh Renji. Yang menjadi
supaya secepatnya tau tentang tokoh tambahan adalah I Jegor, I
kapal karam ini,” jawab balasan Gangsar, Men Krumpung, I Regog,
utusan itu. Pan Gangsar, Ni latri, Ida Bagus Aji
“ Yang mulia mau melihat lihat Jaya, Ketut Dira,Ni sukarni, Ida
keberadaan kapal yang karam Bagus Ngurah, Pan Bakat,Ketut
tanggal 27 mei 1904,” Serog, Dadong Serog, Men sukarni,
Ni Klemeng, Men Renji. Yang
2.1.5 Amanat menjadi tokoh lataran adalah Enci
Adapun amanat dari Novel Biyar - Sik Bo dan I Gusti Ngurah Denpasar
Biyur ring Pasisi Sanur adalah (Raja Badung). Dari segi penokohan
hendaknya selalu waspada kepada tokoh, Wayan Sadia Dilihat dari segi
semua orang terlebih lagi kepada fisiologis Wayan Sadia seorang
orang asing. Ini bisa dipetik dari lelaki remaja, tinggi besar. Dari segi
pembelajaran Novel Biyar - Biyur psikologis Wayan Sadia seorang
ring Pasisi Sanur dimana pekerja keras, teliti. Dari segi
kedatangan orang asing yaitu sosiologis Wayan Sadia adalah
Kwee Tek Tjiang meminta tolong seseorang yang tinggal dan dekat
kepada Ida Bagus Ngurah dengan ibunya . Luh Renji Dilihat
(penguasa desa Sanur ) untuk dari segi fisiologis Luh Renji seorang
mengamankan barang – barang gadis cantik, langsing. Dilihat dari
dagangan pada kapalnya yang segi psikologis Luh Renji seorang
tenggelam namun, kebaikan Ida yang tepat janji. Secara sosiologis
Bagus Ngurah dibalas oleh Kwee Luh Renji adalah seorang sekaa sutri
Tek Tjiang dengan kebohongan, (kelompok wanita yang disucikan
berbohong mengSaya barang unuk melayani upacara dewa
barangnya telah dicuri oleh kuli yadnya). Kwee Tek Tjiang Dilihat
panggul orang – orang Sanur yang dari segi fisiologis Kwee Tek Tjiang
pada akhirnya berujung pada adalh orang berkepala botak , dilihat

8
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN 2723-4274
Vol.2, No.1, Mei 2021

dari segi psikologis Kwee Tek Arikunto,S. 2000. Metodelogi


Tjiang orang yang cerewet, pelit, Penelitian. Jakarta: Rineka
rakus. Dilihat dari sudut sosiologis Cipta
Kwee Tek Tjiang adalah orang yang Dharma, Y. S., & Jayawangsa, A. R.
tidak disukai masyarakat dan dari (2020). Lontar Taru Premana
sudut kebangsaan maka Warisan Jenius Lokal Bali
berkebangsaan Kwee Tek Tjiang Kajian Etnopedagogi.
adalah berbangsa cina. Subasita: Jurnal Sastra Agama
Alur dalam Novel Biyar – dan Pendidikan Bahasa Bali,
Biyur ring Pasisi Sanur ceritannya 1(2), 49-60.
disampaikan dengan lima sudut Luxemburg, Jan van. 1984.
pandang dimensi meliputi : Exposisi Pengantar Ilmu Sastra
(tahap awal) ,menceritakan awal (diterjemahkan oleh Dick
cerita tokoh utama yaitu Wayan Hartoko).
Sadia. Complication, menceritakan Jakarta: Gramedia.
terdamparnya perahu milik Kwee Nurgiantoro, Burhan. (2005). Teori
Tek Tjiang, masyarakat dituduh Pengkajian Fiksi. Jogjakarta:
mencuri barang barang Kwee Tek Gajah Mada
Tjiang dan Kwee Tek tjiang University Press.
melaporkan kehilangan barang – Pramana, I. B. B. S. A., Ardiawan, I.
barangnya pada pihak Belanda. K. N., Lestari, N. G. A. M. Y.,
Ressing action, menceritakan konflik Ekaningtyas, N. L. D., Psi, S.,
batin wayan sadia yang akan menuju Diari, K. P. Y., ... & Andayani,
medan peperangan, sedangkan K. Y. (2020). Adaptasi di Masa
Turning Point, dan Ending Pandemi: Kajian
diceritakan pada novel seri kedua Multidisipliner. Nilacakra.
dan ketiga. Ratna, Nyoman Khuta. 2003.
Latar yang ditampilkan pada Paradigma Sosiologi Sastra.
Novel Biyar – Biyur ring Pasisi Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sanurdilihat dari tiga sudut latar Suari, A. P., & Jayawangsa, I. G. A.
yaitu : Latar tempat yaitu di Bali R. (2020). Nilai Edukatif Satua
tepatnya di desa Sanur. Latar waktu I Ubuh Sebagai Sumber
pada tahun 1904.Adapun amanat Pendidikan Karakter
yang ingin disampaikan pengarang Anak. Widya Kumara: Jurnal
pada Novel Biyar – Biyur ring Pasisi Pendidikan Anak Usia
Sanur adalah hendaknya selalu Dini, 1(2), 40-47.
berhat hati dan waspada kepada Surachmad, Winarno.
semua orang terlebih lagi kepada 1990.Pengantar Penelitian
orang asing dan sebagai warga Ilmiah. Bandung; Tarsito.
Negara hendaknya selalu membela
tanah air demi mempertahaan kan
kedaulatan Negara.

DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir, Muhammad.2005. Ilmu
Sosial Budaya Dasar. Pt. Cita
Adita Bakti.

Anda mungkin juga menyukai