Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENGGANTI FINAL TEST

MATA KULIAH KEPEMIMPINAN DALAM ADMINISTRASI PUBLIK


DOSEN PENGAMPUH
Dr. Muh. Tang Abdullah, S. sos, MAP

TAUFIQURRAHMAN
E011191080
MATERI 1 TEORI KEPEMIMPINAN
Sebelum membahas tentang bagaimana itu kepemimpinan, terlebih dahulu kita harus mengetahui
alasan mengapa seorang pemimpin itu dibutuhkan, pertama adalah karena seorang figure pemimpin itu
sangat diperlukan banyak orang, kedua, karena dalam beberapa hal atau situasi, sosok pemimpin
dibutuhkan untuk tampil sebagai perwakilan sebuah kelompok, ketiga, menjadi tempat pengambilalihan
resiko jika terjadi tekanan pada kelompok yang ia pimpin, dan terakhir adalah sebagai tempat peletakan
kekuasaan dalam sebuah kelompok
Dalam kepemimpinan, terdapat tiga implikasi sebuah kepemimpinan sebagai proses mengarahkan
dan mempengaruhi aktifitas yang berhubungan dengan pekerjaan anggota kelompoknya, pertama,
bahwasanya kepemimpinan itu selalu orang lain, baik bawahan ataupun pengikutnya, kedua, dalam
kepemimpinan akan selalu ada pendistribusian atau penyaluran kekuasaan baik antara pemimpin dan
bawahan secara seimbang, karena hakikatnya atau pada dasarnya anggota kelompok juga mempunyai
pengaruh atau daya terhadap kelompok, ketiga, dalam kepemimpinan, penerapan bentuk kekuasaan
secara berbeda telah umum terjadi sebagai cara atau bentuk untuk mempengaruhi tingkah laku
pengikutnya.
Ada beberapa teori dan model dalam sebuah kepemimpinan, pertama adalah teori sifat, dalam
teori ini, seorang pemimpin dilihat dari hasil identifikasi karakter khas yang ia miliki, baik dari fisik, mental
dan kepribadian yang terkait dengan keberhasilan seorang pemimpin, kedua, teori kepribadian perilaku,
teori ini dibagi kedalam dua sudut pandang berbeda, pertama yaitu studi dari University of Michigan yang
menyatakan bahwa pemimpin adalah job center, serta pemimpin yang berpusat pada bawahan,
kemudian sudut pandang studi kedua adalah dari Ohio State University, dimana kepemimpinan berkaitan
dengan pembentukan struktur serta konsederasi, Ketiga, Teori kepribadian situasional, ini adalah
pendekatan kepemimpinan yang menekankan pada pemahaman pemimpin terkait perilakunya,
kemudian sifat dari para bawahanya serta situasi yang ia hadapi sebelum menerapkan gaya
kepemimpinan tertentu, kemudian juga beberapa teori atau pendekatan terbaru seperti Teori Atribusi
Kepemimpinan, kemudian teori kepemimpinan karismatik, serta teori kepemimpinan transaksional dan
transformasional
Dalam teori kepemimpinan situasional, ada beberapa model yang dapat diterapkan, pertama
adalah model kepemimpinan kontingensi, model ini dikembangkan oleh Fiedler yang beranggapan
bahwasanya prestasi sebuah kelompok bergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan yang
diterapkan dengan situasi yang mendukung gaya tersebut, sehingga kepemimpinan dilihat dari hubungan
yang didasarkan pada kekuatan dan pengaruh yang ada dalam kelompok. Kedua adalah model partisipasi
pemimpin oleh Vroom dan Yetton, dalam model ini, Vroom dan Yetton berasumsi bahwasanya seorang
pemimpin harus lebih luwes untuk mengubah gaya kepemimpinan yang ia pakai terhadap situasi yang ada
dalam kelompok, dengan dasar pertama, model kepemimpinan tersebut setidaknya harus bermanfaat
bagi pemimpin dalam menentukan gaya kepemimpinan yang nantinya akan diterapkan, kedua, adladah
tidak adanya gaya kepemimpinan tunggal, artinya gaya kepemimpinan sejatinya diterapkan berdasarkan
kebutuhan serta situasi kelompok, ketiga, perhatian utama harus difokuskan pada letak serta situasi
masalah, keempat, sebuah gaya kepemimpinan yang dipakai tidak boleh bertentangan dengan situasi
kelompok, dan terakhir adalah akan saelalu terdapat sebuah proses sosial yang akan berpoengaruh pada
kadar keikutsertaan bawahan dalam pemecahan masalah dalam kelompok, selanjutnya dalah model
ketiga yaitu Model Jalur-Tujuan atau Path goal model, dalam model ini, Robert J. House berpendapat
bahwasanya pemimpin akan efektif jika pengaruh motivasi yang mereka dapatkan juga positif, kemudian
pemimpin mempunyai kemampuan dalam melaksanakan fungsinya serta juga mempertimbangkan
kepuasan para pengikutnya.
MATERI 2 DINAMIKA DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN
Dinamika dapat diartikan sebagai sebuah gerak ataupun kekuatan yang dimiliki sekelompok orang
dimasyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam hidup masyarakat yang bersangkutan,
setidaknya ada beberapa hal atau faktor yang mempengaruhi dinamika dalam sebuah kepemimpinan,
pertama adalah hubungan manusiawi dalam kepemimpinan, yang dimaksudkan adalah hubungan
pemimpin, bawahan dan lingkungan baik secara positif ataupun sebaliknya yakni negatif, kedua adalah
proses pengambilan keputusan yang terjadi di dalam kelompok, seperti penghimpunan data, analisis data,
penetapan keputusan serta pengoperasionalan keputusan, dan ketiga yakni pengendalian dalam sebuah
kepemimpinan, artinya bagaimana seorang pemimpin mengendalikan dinamika yang ada dalam
kelompok. Baik dalam hal evaluasi ataupun pemecahan masalah, ataupun dalam mencapai informasi
serta dalam hal diskusi dalam kelompok.
Dalam fungsi kepemimpinan, ada dua dimensi yang dimiliki, pertama adalah dimensi yang
berkenaan dengan tingkat kemampuan seorang pemimpin menagrahkan dalam tindakan atau aktifitas
pemimpin, kemudian yang kedua adalah dimensi yang berkenaan dengan bagaimana tingkat dukungan
support atau keterlibatan orang orang yang dipimpin dalam hal ini bawahannya dalam melaksanakan
tugas tugas pokok yang diamanhkan dalam organisasi atau kelompok
Kemudian secara umum, fungsi kepemimpinan dibagi kedalam lima fungsi, pertama adalah fungsi
instruksi, artinya pemimpin mempunyai fungsi dalam kelompok sebagai pemberi instruksi atau perintah
kepada bawahanya, kemudian kedua, fungsi konsultasi, artinya pemimpin menjadi tempat atau wadah
bagi bawahannya untuk berkonsultasi terkait dinamika yang ada dalam kelompok atau organisasi, ketiga
dalah fungsi partisipatif, artinya pemimpin tetap berpartisipasi dalam setiap dinamika atau kegiatan yang
ada dalam organisasi baik berpartisipasi secara langsung ataupun tidak, kemudian keempat adalah fungsi
delegasi yaitu pemimpin menjalankan fungsinya sebagai perwakilan atas suara kelompok atau organsasi
yang ia pimpin baik, delegasi antar kelompok dalam organisasi atau pun di luar organisasi, kemudian
terakhir adalah fungsi pengendalian atau pengontrol, artinya pemimpin mempunyai fungsi dalam
pengontrol segala hal yang ada dalam kelompok atau organisasi, baik dalam hal pengambilan keputusan,
diskusi pemecahan masalah atau dalam hal teknis seperti pengumpulan dan pendistribusian data.
Gaya kepemimpin secara umum dapat digolongkan kedalam tiga jenis, pertama adalah gaya
kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan ini mempunyai ciri khusus yakni perintah satu arah, artinya
pemimpin yang menetapkan dan memutuskan segala hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
dalam organisasi, serta tidak adanya intervensi atau campur tangan dari bawahannya, kemudian kedua
adalah gaya kepemimpinan kendali bebas, gaya kepemimpinan ini biasanya diterpakna pada lingkup
kelompok yang rasa percaya antara pemimpin dan bawahan itu sangat tinggi, dimana pemimpin
memberikan kebebasan kepada para bawahannya untuk melakukan apa saja yang dia inginkan dengan
dasar rasa percaya dengan tanggung jawab yang diberikan, dan terakhir adalah gaya kepemimpinan
demokrasi, artinya setiap keputusan yang akan dibuat dan diputuskan selalu melibatkan partisipasi para
bawahannya
Dalam kepemimpinan, ada beberapa Batasan yang dimiliki seorang pemimpin, pertama adalah
keterbatasan manusiawi, keterbatasan ini berdasar pada tiga aspek diantaranya, keterbatasan norma
Spiritual, kemudian keterbatasan fisik atau jasmani, dan keterbatasan psikis atau rohani, kemudian
selanjutnya adalah keterbatasan yang berasal dari ekternal pemimpin itu sendiri, meliputi keterbatasan
pada misi organisasi, yang artinya ada batas tertentu yang telah ditetapkan dalam misi organisasi,
kemudian ada Batasan posisi dalam kelompok atau organisasi, misalkan ada hierarki atau struktur yang
lebih di atas atau lebih dibawah yang tidak bisa untuk dilewati atau dilanggar seorang pemimpin.
MATERI 3 PROFIL KEPEMIMPINAN
Ada sebuah bentuk leadership kepemimpinan yang mungkin masih asing didengar, yakni
superleadership, kepemimpinan ini bisa diartikan secara sederhana yaitu memimpin orang lain untuk
memimpin diri mereka sendiri, sehingga focus utama dalam kepemimpinan ini terletak pada
pemberdayaan orang lain, bagi seorang superleader ada beberapa ciri atau karakteristik seperti, lebih
banyak mendengarkan serta sedikit berbicara, kemudian lebih sering bertanya tetapi hanya memberikan
sedikit jawaban, tidak takut pada konsekuensi, lebih berfokus pada memperikan pemecahan masalah
dengan orang lain, dibandingkan dipecahkan sendiri, membuat teamwork serta berkolaborasi,
mengembangkan kemampuan self leader, memimpin orang lain untuk memimpin diri mereka sendiri,
membangun system penginformasian yang lebih modern dengan memanfaatkan layanan serta aplikasi
berbasis online serta senantiasa membangun budaya self leading di dalam kelompok atau organisasi.
Superleadership bisa dikatakan sebagai bentuk kepemimpinan yang senantiasa menekankan pada
pengembangan self-leading di tataran pengikut atau bawahannya, self leadership sendiri dapat dimaknai
sebagai perluasan strategi yang berfokus pada perilaku, pola pikir serta perasaan yang digunakan dalam
mempengaruhi diri sendiri dalam bekerja, atau secara sederhananya adalah apa yang dilakukan oleh
seseorang dalam memimpin diri mereka sendiri, selain itu, self leaderhip juga dapat diartikan sebagai
bentuk dari kepengikutan atau lebih tepatnya focus pada diri sendiri yang mampu untuk membatasi
kembali kepengikutan tradisional.
Kemudian ada beberapa karakteristik yang dimiliki organsasi abad ini, pertama yaitu kebijakan
tempat kerja serta perencanaan kerja digunakaan sebagai pusat dari produksi atau penghasil kekayaan
empiris dalam organisasi, kemudian kedua yaitu adanya pengaruh yang kuat pada tempat kerja, orang
orang serta bagaimana ia bekera di dalamnya, serta yang menjadi focus utama dalah pengetahuan sebagai
sumber dari kemajuan kemampuan dan kompetisi, selanjtunya yaitu ketiga, organisasi masa kini selalu
berupaya memanfaatkan potensi layanan internet kepada para karyawannya sebagai Langkah awal dalam
transformasi budaya menuju era modern.
Superleadershp sendiri pada dasarnya berusaha merangsang dan memberikan kemudahan
kemampuan serta praktik yang membuat self-leading menjadi target utama dari pengaruh ekternal, serta
memberikan otonomi dan tanggung jawab untuk lebih menguasakan pekerjaan yang diemban atau
diamanhkan, berbanding terbalik dengan bentuk kepemimpinan tradisional, setidaknya ada empath al
yang menjadi tantangan bagi seorang pemimpin di abad ini yang menjadi sebuah nilai inti, pertama dalah
bertindak dengan penuh integritas, artinya seorang pemimpin harus mempunyai kualitas untuk bersaing
saat ini, perilaku, nilai, metode, sarana, prinsip serta harapan menjadi factor kunci dalam penilaian
integritas seorang pemimpinan, kedua adalah berlaku adil, artinya sikap adil seorang pemimpin
mencirikan ia menjadi layak atau tidak dalam memimpin sebuah kelompok, dengan rasa adil, bawahan
akan lebih mudah tergerak untuk mengikuti perintah atau Amanah yang diberikan seorang pemimpin,
kemudian ketiga adalah bertindak dengan penuh kegembiran atau memimpin dengan senag hati, artinya
dalam mempimpin sebuah kelompok harus didasari oleh keinginan sendiri tanpa adannya intervensi dari
pihak lain, dan terakhir adalah adanya tanggung jawab sosial, tanggung jawab sosial artinya akan selalu
ada rasa untuk memberikan nilai kebermanfaatan dalam setiap Langkah seorang pemimpin, baik kepada
para bawahannya, serta juga bagi lingkungan disekitarnya
Seorang pemimpin yang mempunyai sifat superleadership akan selalu mendorong para
pengikutnya untuk berani berinisiatif serta bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri, selalu
memberikan stimulus untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka, serta senantiasa menyebarkan
pemikiran pemikiran positif kepada para bawahannya.
MATERI 4 KADERISASI DAN KUALITAS KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan dapat dimaknai sebagi peranan serta proses untuk memengaruhi orang lain, dalam
sebuah kelompok, pemimpin adalah seorang anggota yang secara khusus diberikan kedudukan atau
Amanah lebih dibandingkan anggota lainnya yang diharapkan mampu untuk mengemban tugas yang
diberikan sesaui dengan kedudukannya sebagai seorang pemimpin, kemudian dalam kepemimpinan,
salah satu nilai penting dan mendasar yang ahrus dimiliki adalah kejujuran, artinya ia sepenuhnya
menjalaskan tugasnya layaknya seorang pemimpin, bukan sebagai orang yang menggunakan kedudukan
yang diterimanya. Ada beberapa aspek kepribadian yang harus dimiliki dalam kepemimpinan yang efektif,
pertama yaitu mempunyai tingkat intelegensi yang mumpuni, kedua yaitu mempunyai kemampuan
analisis situasi dalam mengambil keputusan, ketiga adalah mempunyai kemampuan mengaplikasikan
hubungan manusiawi yang efektif agar keputusan yang ditetapkan dapat dikomunikasikan.
Dalam organisasi pada umumnya akan selalu didapati istilah kaderisasi, sederhananya kaderisasi
dapat diartikan sebagai proses pencetakan akder baru untuk kepentingan regenerasi dalam sebuah
organisasi, kaderisasi menjadi penting dikarenakan beberapa hal, pertama, dalam sebuah organisasi akan
selalu ada masa jabatan sehingga akan selalu ada akhir jabatan yang membuthkan pemangku jabatan
baru, kedua, dalam situasi tertentu, jika terjadi keadaan dimana pemimpin organisasi ingin digantikan baik
dalam situasi atau kondisi wajar atau tidak, maka kaderisasi hadir sebagai jembatan antar kedua belah
pihak, ketiga kaderisasi sejatinya adalah proses alamiah dan mutlak ada dalam sebuah organisasi,
keempat, kaderisasi hadir untuk mencegah terjadinya stagnasi kepengurusan dalam organisasi, dan
terakhir adalah organisasi akan selalu membuat perkiraan analisis ,engenai jumlah jenis serta kualitas
pemimpin yang dibutuhkannya dimasa depan
Umumnya, proses kaderisasi terbagi kedalam dua jenis, pertama adalah kaderisasi informal, dan
kedua yaitu kaderisasi formal, pada kaderisasi formal dapat diklasifikasikan lagi menjadi kaderisasi formal
yang bersifat intern diantaranya, pertama yakni memberi kesempatan menduduki jabatan pemimpin
pembantu, kedua yaitu pengadaan Latihan kepemimpinan baik di dalam organisasi ataupun di luar
organisasi, selanjutnya ketiga yakni memberikan tugas belajar atau pelatihan, dan terakhir adalah
penguasaan sebagai pucuk pimpinan dalam suatu unit atau kelompok. Kemudian selanjutnya adalah
pengaderan formal yang bersifat ekstern, yaitu pertama menyelesaiakan sejumlah generasi muda dari
spesifikasi lulusan tertentu untuk diangkat sebagai seorang pemimpin di dalam suatu kelompok yang
sesuai, kemudian kedua yaitu menyelesaikan sejumlah generasi muda yang nantinya akan difokuskan
pada penugasan belajar di Lembaga Pendidikan tinggi baik didalam negeri maupun di luar negeri, ketiga,
yaitu meminta sejumlah generasi muda dari lulusan tertentu dengan program dan spesialisasi khusus,
selanjutnya yaitu keempat, yakni menerima generasi muda dari Lembaga atau instansi Pendidikan untuk
melakukan kerja praktik di lingkungan organisasi, dan terakhir yakni memberi beasiswa pada pihak atau
anak anak yang tergolong kurang mampu secara finansial ataupun yang menjadi yatim-piatu.
Kemudian dalam kepemimpinan juga terdapat peningkatan kualitas kepemimpinan, peningkatan
ini dapat diartikan sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas serta kompetensi yang
dimiliki seorang pemimpin dalam memimpin organisasi dan lainnya, setidaknya ada beberapa usaha yang
dapat dilakukan dalam peningkatan kualitas seorang pemimpin, pertama adalah selalu berfikir efektif
salam menetapkan suatu keputusan baik secara interpersonal atau berlangsung dalam diri seseorang atau
intrapersonal berfikir dengan tetap mempertimbangkan dampak yang akan terjadi pada orang lain, kedua
adalah senantiasa mengomunikasikan hasil berfikir yang sebelumnya telah dirasionalkan, dikritisi dan
bersifat objektif, kemudian ketiga, yakni meningkatkan partisipasi dalam memecahkan maslah baik secara
fisik atau tenaga maupun non fisik meliputi sumbangsi pemikiran, dan terakhir yang keempat adalah
senantiasa menggali dan meningkatkan kreatifitas.
MATERI 5 PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN
Pendekatan dalam kepemimpinan pada dasarnya bisa dilakukan pada berbagai aspek dalam
kepemimpinan, salah satunya pada sifat kepemimpinan, setidaknya ada empat sifat umum yang
berpengaruh pada keberhasilan seorang pemimpin dan mengarahkan bawahannya, pertama yakni
kecerdasan, kecerdasan seorang pemimpin sangat dibuthkan dalam keberhasilan seorang pemimpin
dalam organisasi, kecerdasan juga menjadi salah satu factor penetu layak tidaknya seseorang menjadi
seorang pemimpin dalam unit atau kelompok, kedua adalah kedewasaan, sikap dewasa seorang
pemimpin akan sangat berpengaruh pada proses keberhasilan pemimpin dalam organisasi, khusunya
bagaimana seorang pemimpin selalu dapat bersikap tenang dan mengendalikan diri serta bawahannya
dalam menangani suatu permasalahan yang terjadi sebagai konsekuensi dinamika di dalam proses
berorganisasi, ketiga yakni motivasi diri dan dorongan berprestasi, setiap pemimpin selain memotivasi
orang lain juga harus mempu memotivasi diri sendiri serta selalu berorientasi pada sebuah pencapaian
atau prestasi bagi organisasinya, dan terakhir keempat yakni sikap huibungan kemanusiaan, rasa peduli
terhadap sesama tanpa adanya penggolongan tertentu atau perbedaan sikap terhadap satu golonngan
atau latar belakang menjadi sebuah sikap yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Pendekatan lain yang bisa digunakan untuk melihat sebuah kepemimpinan yakni pendekatan
tingkah laku, pendekatan ini melihat kepemimpinan efektif dari dua aspek diantaranya, pertama aspek
fungsi kepemimpinan yang didalamnya terdiri dari fungsi yang berkaitan dengan tugas serta pemecahan
suatu maslah, dan fungsi pemeliharaan kelompok atau fungsi sosial, selanjutnya kedua adalah aspek gaya
kepemimpinan, dalam hal ini pemimpin dikatakan berhasil dan efektif dalam memipin sebuah organisasi
jika memenuhi beberapa kriteria atau syarat syarat seperti pertama, memiliki kecerdasan yang mumpuni
atau cukup tinggi, kedua yaitu mempunyai emosi atau pengendalian diri yang stabil, ketiga, cakap dalam
menghadapi bawahannya, keempat adalah mempunyai keahlian dalam mengorganisir dan menggerakkan
bawahannya, dan terakhir kelima yakni mempunyai keterampilan manajemen yang baik.
Pendekatan tingkah laku menurut Kouzes Posner yang dikenal dengan keterlibatan dinamis
menjabarkan beberapa indicator diantaranya yaitu pertama, menentang proses, artinya selalu mencari
kesempatan dan melakukan percobaan untuk mengambil resiko, kedua yakni memberi inspirasi visi
Bersama, artinya memberikan gambaran mengenai masa depan serta membantu orang lain, ketiga,
memungkinkan orang lain bertindak, yakni mempererat kerja sama serta memperkuat orang lain,
selanjutnya keempat yaitu membuat model pemecahan, artinya memberikan contoh serta merencanakan
keberhasilan, dan terakhir adalah memberi semangat dalam bentuk pengakuan terhadap kontribusi orang
lain atau individu serta merayakan prestasi kerja.
Untuk mengukur efektifitas kepemimpinan, pertama yaitu teori x dan teori y dari Douglas
McGregor, anggapan teori x menyatakan bahwa rata rata sifat alami atau bawaan manusia adalah malas
dan tidak menyukai pekerjaan dan akan melakukan tindakan penghindaraan jika memungkinan,
kemudian orang orang harus dipaksa, diawasi, diarahkan dan diancam agar bertindak atau melakukan
sesuatu serta menghindari tanggung jawab dan mempunyai ambisi yang relative kecil, kemudian asumsi
teori y menyatakan bahwa penggunaan usaha fisik dan mental dalam bekerja sejatinya adalah kodrat
manusia seperti bermain dan istirahat, kemudian pengawasan dan pengancaman hukum ekternal
bukanlah satu satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi, serta ketertarikan
pada tujuan merupakan fungsi dari penghargaan yang berhubungan dengan pencapaian yang mereka
dapatkan.pada kondisi rata rata, manusia tidak hanya belajar menerima tetapi juga mencari tanggung
jawab, ada kapasitas besar untuk melakukan imajinasi kecerdikan serta kreatifitas dalam menyelesaikan
masalah, terakhir adalah potensi intelektual manusia pada dasarnya hanya digunakan sebgaian saja dalam
kondisi kehidupan industry modern.
MATERI 6 PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN, MENGEMBALIKAN KONFLIK
DAN MEMBANGUN TIM
Menurut Covey, ada 3 peran kepemimpinan, pertama adalah pathfinding (pencari alur) dalam hal
ini pemimpin mempunyai peran dalam menetukan visi dan misi dari unit kerja atau organisasi yang pasti,
kedua peran untuk penyarasan atau aligning yakni pemimpin mempunyai peran memastikan sturktur,
system, dan proses operasional organisasi memberikan dukungan pada pencapaian visi dan misi, dan
peran terakhir yakni peran emporing atau pemberdayaan dimana pemimpin mempunyai peran dalam
menggerakkan semangat dalam diri orang orang dalam mengungkapkan bakat, kecerdikan serta
kreatifitas yang dimiliki oleh bawahannya untuk mampu mengerjakan apapun dari konsistensi dengan
prinsip prinsip yang telah disepakati sebelumnya.
Dalam menjalankan perannya sebagai pengambil keputusan, pemimpin setidaknya perlu
memahami apa yang dimaksud dengan teori keputusan, teori ini merupakan metodologi atau cara untuk
menstrukturkan serta menganalisis situasi yang tidak pasti atau beresiko, setidaknya keputusan yang
diambil harus bersifat perspektif bukan deskriptif, selanjutnya pengambilan keputusan adalah bagian dari
proses mental seorang pemimpin dalam memperoleh data dan menggunakan data disertai pertanyaan
mengenai hal lainnya, serta harus memilih diantara berbagai alternatif keputusan yang ada.
Selain pengambil keputusan, pemimpin juga mempunyai peran dalam mengendalikan konflik yang
ada dalam organisasi baik intern maupun ekstern organisasi, konflik pada dasarnya dapat dimaknai
sebagai sebuah pertentangan antara dua belah pihak atau lebih, dalam organisasi ketidaksesuaian antara
dua kelompok yang timbul karena adanya kenyataan yang biasanya tidak sesuai dengan harapan atau
keinginan salah satu belah pihak menjadi akar dari munculnya sebuah konflik, dalam konflik, setidaknya
memuat beberapa komponen, pertama adalah interest atau kepentingan, biasanya adalah sesuatu yang
mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, kemudian kedua adalah emotion
atau emosi, yang biasanya terwujud melalui perasaan yang disertai nteraksi sifat atau perilaku seperti
penolakan, ras marah dan kebencian serta ras takut, dan terakhir adalah ketiga yakni values atau nilai,
nilai menjadi komponen konflik yang biasnya paling rumit untuk dipecahkan karena tidak berbentuk atau
tidak mampu diraba dan dilihat secara nyata.
Dalam mengendalikan konflik, pemimpin dapat melakukan beberapa cara diantaranya, pertama
yakni memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk mengemukakan terlebih dahulu
mengenai pendapatnya masing masing tentang posisi atau apa yang diinginkan, yang kemudian dicarikan
jalan tengah atau solusinya, kemudian kedua, pemimpin dapat meminta salah satu pihak yang berkonflik
untuk menposisikan diri mereka terhadap kubu lawan dan sebalinya untuk memikirkan ulang poertanyaan
atau statement penolakan mereka, dan cara ketiga atau terakhir yakni dengan menggunakan otoritas
pemimpin sebagau sumber kekuasaan terhadap kelompok.
Kemudain selain dua peran lainnya pemimpin juga mempunyai satu peran yang tak kalah
pentingnya pembentukan tim dengan tujuan agar unit kerja yang mempunyai identifikasi keanggotaan
maupun Kerjasama yang kuat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan tim,
eprtama aldalah proses pembentukan tim, seperti mengadakan pertemuan pertemuan serta menanmkan
rasa kepentingan Bersama yang diwujudkan dalam seremonial dan penggunaan symbol sebagai
indentitas, kedua adalah anggota tim, harus memiliki ras ketergantungan serta saling memiliki, serta
mampu bekerja sama secara terbuka dan mengepresikan gagasan amupun opini juga ketidaksepakatan
mereka. Ketiga adalah studi kepemimpinan dan terakhir yaitu peranan pemimpin dalam tim, seperti
memberikan dukungan timbal balik, proaktif, mempertahankan komitmen tim serta mengakui prestasi
yang didapatkan anggota tim dll.
MATERI 7 KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL, TRANSFORMASIONAL, DAN VISIONER
Kepemimpinan transaksonal adalah kepemimpinan dengan karakteristik penekanan pada tugas
yang diemban bawahannya, serta lebih berfokus pada peran peran manajerial, serta adanya kontrak yang
bersifat reward dan punishment, dalam pola kepemimpinan transaksioonal, hubungan seperti gaya laissez
faire tidak diterapkan dengan pertimbangan bahwa bawahan sejatinya masih membutuhkan
pendampingan atau pembinaan, karena dapat memunculkan perilaku malas dan ketidakjelasan kerja.
Dalam kepemimpinan Transaksinal, pemimpin harus senantias mengontrol, mengarahkan dan jika
diperlukan memberikan ancaman dalam bentuk punishment kepaa bawahan agar bekerja secara
produktif, karakteristik bawahan yang memerlukan penerapan gaya kepemimpinan transaksional adalah
bawahan yang masih mempunyai sifat senang diarahkan menjadi pekerja yang mengacu pada prosedur
dan pemecahan masalah dibandingkan harus memikul tanggung jawab tersebut atas segala tindakan dan
keputusan yang diambil, sehingga bawahan tidak cocok untuk diberikan Amanah atau tanggung jawab
merancang pekerjaan mereka sendiri secara inisiatif.
Kemudian kepemimpinan trasnformasional, burn (1978) mengartikan gaya kepemimpinan ini “para
pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi”,
kepemimpinan ini didasarkan pada kebutuhan akan self-reward, tetapi juga menumbuhkan kesadaran
pada pemimpin untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan kajian perkembangan manajemen dan
kepemimpinan yang senantiasa memandang manusia, kinerja serta pertumbuhan sebagai suatu sisi yang
saling berpengaruh satu sama lain.
Ada beberapa ciri pemimpin transformasional, pertama, yakni memiliki wawasan atau pandangan
jauh kedepan serta senantiasa berupaya melakukan perbaikan dalam pengembangan organisasi bukan
untuk mas sekarang tetapi untuk persiapan di masa yang akan datang, kedua yakni pemimpin sebagai
agen perubahan dan berfungsi sebagai seorang katalisator agen perubahan kearah yang lebih baik, ketiga
yaitu mempunyai visi jelas terkait gamabran holistic mengenai masa depan organisasi jika semua tujuan
serta sasaran telah tercapai, kemudain keempat adalah memandang nilai nilai luhur sebagai nilai luhur
yang perlu dirancang serta diterapkan oleh seluruh bawahan agar mempunyai rasa memiliki dan tetap
berkomitmen, dan kelima yakni memiliki keahlian dalam mendiagnosa masalah, serta senantiasa focus
untuk meluangkan waktu dan perhatian terhadap pemecahan masalah.
Selanjutnya alah kepemimpina visioner, kepemimpinan ini dibuthkan sejalan dengan perubahan
paradigma dalam mpendidikan dari sentralistis menjadi desentralisasi, kemudian adanya pelimpahan
wewenang yang luas kepada sekolah atas dasar pertimbangan professional dan pertanggungjawaban
public, selain itu juga terjalinnya hubungan kerja sama anatar pejabat pemerintah dengan pemimpin
Pendidikan dalam upaya pembangunan Pendidikan yang bermutu, ada beberapa konsep yang harus
dipahami seorang pemimpin yang visioner diantaranya, harus memahamni konsep visi, kemudian
memahami karakteristik dan unsur visi, serta harus memahami tujuan dari visi yang dibuat.
Visi sendiri dapat diartikan sebagai pandangan kedepan, mendalam serta luas yang berbentukdaya
pikir abstrak tetapi mempunyai daya yang luar biasa dalam mendorong aktivitas kerja serta mampu
menembus batas batas fisik, waktu, dan tempat, selain itu visi juga kadang dianggap sebagai hsil dari
kristalisasi dari intisari kemampuan, kebolehan, kebiasaan dalam melihat, kemudian menganalisis dan
menafsirkan, ada beberapa unsur dalam sebuah visi, pertama adalah basic value atau nilai dasar atau
falsafah yang akan dianut organisasi, kemudian mission atau misi atau perwujudan tindakan dari visi
sebagai hasil; sebuah pemikiran yang dijabarkan kedalam bebberapa pertanyaan, seperti mau seperti apa
organisasi ini?, kemudian akan berperan seperti apa nantinya?, selanjutnya yang terakhir adalah objektif
atau tujuan yang merupakann arah organisasi ini nantinya diantarkan dan berlabuh.
KESAN KESAN
Menurut saya, apa yang telah disampaikan serta dipaparkan mengenai materi dalam mata kuliah
kepemimpinan dalam administrasi public ini sangat menarik bagi saya dalam memperluas wawasan dan
pengetahuan yang saya memiliki mengenai kepemimpinan, terlepas dari itu, saya sangat bersyukur
terhadap apa saja yang telah saya dapatkan dan pahami selama mengikuti mata kuliah ini, juga menjadi
sumber referensi serta bacaan bagi saya dalam mengerjakan beberapa tugas dari dosen lainnya yang
mengambil tema kepemimpinan, seperti dalam mata kuliah metode penelitian dan seminar kebijakan
public, khusus dalam mengerjakan tugas final proposal, dimana tema yang saya angkat terkait dengan
kepemimpinan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai