Anda di halaman 1dari 2

Havidz Barack Alano

Melihat Sejarah Benteng Pendem ‘Van Den Bosch’


Pada zaman penjajahan Belanda, Ngawi merupakan salah satu pusat perdagangan dan pelayaran yang
cukup penting karena letaknya yang strategis. Berada di pertemuan sungai Bengawan Solo dan Sungai
Madiun. Oleh karena itu, Ngawi dijadikan pusat pertahanan Belanda di wilayah Madiun dan sekitarnya
ketika Perang Diponegoro berlangsung.

Benteng Van Den Bosch


Untuk mempertahankan posisi dari
perlawanan rakyat Madiun, Ngawi, dan
pengikut Pangeran Diponegoro, Belanda
pun akhirnya mendirikan Benteng Van
Den Bosch yang selesai pembangunannya
pada tahun 1845. Jenderal Johannes Van
Den Bosch merupakan orang dibalik
pembangunan Benteng Van Den Bosch.
Jenderal ini juga merupakan orang yang
membuat ide sistem tanam paksa di
Indonesia. Benteng di Ngawi ini sebagai
markas besar dalam menyusun rencana-
rencana Van Den Bosch.

Benteng ini juga dihuni oleh 250 tentara Belanda yang memiliki 250 senjata bedil, 6 meriam api dan 60
pasukan berkuda. Sayangnya, keberadaan benteng ini tak utuh lagi, ketika Jepang datang ke Indonesia dan
membom benteng Van Den Bosch ini. Di beberapa bagian tampak rusak.

Benteng Van Den Bosch saat ini, benteng


Van Den Bosch dijadikan lokasi wisata
sejarah dan lebih dikenal dengan sebutan
benteng pendem. Struktur bangunannya
yang kokoh, megah dan karismatik seperti
ciri khas bangunan Belanda umumnya.
Bentuk pintu dan jendela yang
melengkung-lengkung mirip Colosseum
yang ada di Roma, Italia. Tak heran
tempat ini menjadi daya tarik untuk
wisatawan dalam negeri maupun luar
negeri. Apalagi, banyak spot foto yang
keren-keren.
Halaman tengahnya cukup lapang dan
ditumbuhi rerumputan. Pada halaman
depannya terdapat labirin pepohonan. Sebagian orang menganggap beberapa spot disana cukup angker.
Seperti sebuah sumur yang konon dahulu digunakan untuk membuang para tahanan atau pekerja rodi.
Kemudian ada sudut-sudut bangunan yang dilihat saja sudah menakutkan, serta area bekas pengeboman
jepang yang dibiarkan apa adanya, ditumbuhi semak belukar yang memberi kesan tanda kekelaman masa
lalu.
Benteng Van Den Bosch
Di sana juga terdapat makam KH.
Muhammad Nursalim yang merupakan
utusan Pangeran Diponegoro. Beliau juga
dipercaya sebagai penyebar agama Islam di
Ngawi.

Benteng Van Den Bosch atau yang dikenal


warga dengan nama benteng pendem
merupakan benteng peninggalan zaman
penjajahan belanda yang terletak di
Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi,
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Benteng ini
memiliki ukuran bangunan 165 m x 80 m
dengan luas tanah 15 Hektar. Kenapa
Namanya benteng pendem? Karena benteng
ini memang sengaja dibuat lebih rendah dari tanah sekitar yang dikelilingi oleh tanah tinggi. Tanah tinggi
ini merupakan tanggul untuk menghalau luapan air Bengawan Solo juga sebagai penghalau lawan. (DT/Nil)

Sumber: https://indonesiatraveler.id/melihat-sejarah-benteng-pendem-van-den-bosch/

Anda mungkin juga menyukai