Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN

“MEMAHAMI DAN MENERAPKAN KONSEP


PERENCANAAN PENYUSUNAN EVALUASI HASIL
BELAJAR”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. Muhammad Rahman NIM 20.1584


2. Sanstya Fatma Melati NIM 20.1425

Dosen Pengampu : Vastha Vusvitha M. Pd. I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SULTAN ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU

2022/2023
A. Pembahasan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
Indikator atau TPU dan TPK

Standar kompetensi adalah deskripsi pengetahuan,


keterampilan, sikap yang harus dikuasai setelah peserta didik
mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu
pula.1 Menurut Abdul Majid standar kompetensi merupakan kerangka
yang menjelaskan dasar pengembangan program pembelajaran yang
terstruktur.2 Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap minimal yang harus dicapai oleh peserta didik untuk
menunjukkan bahwa peserta didik telah menguasai standar
kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itulah maka
kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi.3

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar


yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan pada level
pembelajaran (Instruktional) dirumuskan secara khusus/spesifik dan
mendalam. Pada level ini tujuan dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran umum dan khusus.

1. Tujuan Pembelajaran Umum

Tujuan umum yang menurut Robert H. Davis (1974: 29)


adalah An instructional goal descrives in general terms, the new
knowledge, skill, activities and attitudes that the teacher esfects the
student to aqquire as a result of his instruction some example of
instructional goal are to understand the theory of evaluation, to know
the principles of administration, to have a feeling matematics.

1
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2008), hlm. 170
2
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm.
42
3
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2008), hlm. 171
Tujuan pembelajaran umum lebih luas karena perlu dan harus
dijabarkan lagi pada tujuan-tujuan yang lebih spesifik. Tujuan
pembelajaran umum tingkat pencapaiannya mungkin memerlukan
beberapa kali proses ajar dan mungkin dapat dicapai setelah dua atau
tiga kali mengajar.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus

Istilah TPK menurut Briggs dan RF. Mager adalah Behavioral


Objectives dan menurut Groudhud Outcaames, Measurable
Objectives, Performanace Learning. Tujuan pembelajaran khusus
adalah tujuan yang dirumuskan oleh guru. Tujuan tersebut harus dapat
dicapai siswa setelah mengikuti satu kali kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran khusus yang oleh Robert H. Davis (1974:29)
disebut "Learning Objectives" adalah "A learning objective is
description of the behavior espected of a learner after instruction".

Lebih lanjutnya Davis menggambarkan bahwa tujuan


pembelajaran khusus memiliki komponen-komponen yaitu:

a) Temrinal Behavior, menggambarkan pernyataan atau deskripsi


hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

b) Condition, menggambarkan kondisi yang diperlukan siswa untuk


mendemonstrasikan perilakunya.

c) Standar, menggambarkan tingkatan minimal dari performance


yang dapat diterima sebagai bukti bahwa siswa telah mencapai tujuan.

B. Pembahasan Metode Pemilihan Bahan Evaluasi

Menurut Anas Sudijono (2011), evaluasi dapat dilaksanakan


tepat pada waktu yang diharapkan dan hasilnya tepat guna dan tepat
arah, perlu mengikuti langkah-langkah berikut ini :
1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar. Perencanaan evaluasi
hasil belajar itu umumnya mencakup:

a. Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini


disebabkan evaluasi tanpa tujuan maka akan berjalan tanpa
arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan
fungsinya.

b. Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya


aspek kognitif, afektif atau psikomotorik.

c. Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan


didalam pelaksanaan evaluasi misalnya apakah menggunakan
teknik tes atau non tes.

d. Menyusun alat-alat pengukur yang dipergunakan dalam


pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik, seperti
butir-butir soal tes.

e. Menentukan tolok ukur, norma atau kriteria yang akan


dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan
interpretasi terhadap data hasil evaluasi.

f. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu


sendiri (Sawaluddin, 2018).

2. Menghimpun data

Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan


menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya
dengan menyelenggarakan tes pembelajaran.

3. Melakukan verifikasi data

Verifikasi data adalah proses penyaringan data sebelum diolah


lebih lanjut. Verifikasi bertujuan untuk memisahkan data yang dapat
menjelaskan gambaran yang akan diperoleh mengenai peserta didik
yang sedang dievaluasi dengan data yang tidak baik atau dapat
mengaburkan gambaran yang akan diperoleh (Anas Sudijono, 2011).

4. Mengolah dan menganalisis data

Mengolah dan menganalisis data bertujuan untuk memberikan


makna terhadap data yang telah dihimpun dalam kegiatan evaluasi.
Cara mengolah dan menganalisis data dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik statistik, misalnya dengan menyusun dan
mengatur data lewat tabel grafik atau diagram, perhitungan rata-rata,
standar deviasi, pengukuran korelasi, dsb.

5. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan

Interpretasi merupakan verbalisasi makna yang terkandung


dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan.
Atas dasar interpretasi tersebut akan ditemukan kesimpulan yang
mengacu kepada tujuan dilaksanakan evaluasi tersebut.

6. Tidak lanjut hasil evaluasi

Dari hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah,


dianalisis dan disimpulkan sehingga diketahui maknanya, maka
elevator dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan
yang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut (Anas
Sudijono, 2011).4

C. Pembahasan Metode Penyusunan Kisi-Kisi Evaluasi


Hasil Belajar

Tabel spesifikasi membantu guru dalam mengadakan


penilaian terhadap murid-muridnya juga berguna untuk dirinya
sendiri supaya lebih profesional dalam menyusun tes. Untuk menjaga

4
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Cetakan Ke-11 Jakarta ; PT. Raja Grafindo
Persada , 2011
agar tes yang kita susun tidak menyimpang dari bahan (materi) serta
aspek kejiwaan (tingkah laku) yang akan dicakupi dalam tes,
dibuatlah tabel spesifikasi.

Tabel spesifikasi dapat disebut juga sebagai grid, kisi-kisi atau


blueprint. Wujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang
perincian materi dan tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang
dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi dengan bilangan yang
menunjukkan jumlah soal (Suharsimi, 2007:185).5

Dalam pembuatan tabel spesifikasi ini langkah pertama yang


harus dilakukan adalah mendaftar pokok-pokok materi yang akan di
teskan kemudian memberikan imbangan bobot untuk masing-masing
pokok materi.

Contoh: Akan membuat tes untuk evaluasi. Pokok-pokok materinya


adalah:

a. Pengertian (2)
b. Fungsi Evaluasi (3)
c. Macam-macam cara evaluasi (5)
d. Persyaratan evaluasi (4)

5
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2007, hlm
185
Angka-angka yang tertera dalam kurung merupakan imbangan
bobot untuk masing-masing pokok materi. Langkah kedua yaitu
memindahkan pokok-pokok materi ke dalam tabel dan mengubah
indeks menjadi persentase.

Langkah ketiga yaitu merinci banyaknya butir soal untuk tiap


pokok-pokok materi, dan angka ini ditulis pada kolom paling kanan.
Caranya yaitu dengan membagi jumlah butir soal (disini ada 50 buah)
menjadi 4 bagian berdasarkan imbangan bobot yang tertera sebagai
persentase.

Dalam contoh ini dimisalkan akan disusun tes berbentuk


objektif dengan jumlah 50 butir soal berbentuk pilihan ganda, karena
waktu yang disediakan adalah 75 menit, maka sebagai ancar-ancar
waktu adalah bahwa untuk mengerjakan satu buah soal tes objektif
membutuhkan waktu 1 menit untuk membaca dan menjawabnya
sehingga jika disediakan waktu 75 menit untuk tes, maka dapat
disusun butir soal sejumlah: 50 buah soal berbentuk objektif (50
menit), dan 5 buah soal berbentuk uraian (25 menit). Jadi banyaknya
butir soal sangat ditentukan oleh waktu yang tersedia dan bentuk soal.
Tindak lanjut sesudah penyusunan tabel spesifikasi untuk
memperoleh seperangkat soal tes yaitu:

a. Menentukan bentuk soal. Ada dua hal yang harus dipertimbangkan


dalam menentukan bentuk soal yaitu waktu yang tersedia dan sifat
materi yang diteskan.

b. Menuliskan soal-soal Langkah terakhir dalam penyusunan tes


adalah penulisan soal-soal tes (item writing). Langkah ini merupakan
langkah penting karena kegagalan dalam hal ini dapat berakibat fatal.
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Kencana Prenada


Media Group, 2008)
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2012)
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi
Aksara, 2007

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Cetakan Ke-11 Jakarta ;


PT. Raja Grafindo Persada , 2011

Anda mungkin juga menyukai