Tumor Mandibula
Tumor Mandibula
TUMOR MANDIBULA
Pembimbing :
Disusun Oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
ini. Adapun judul yang akan dibahas adalah mengenai case report tumor
mandibula
Ucapan terima kasih ditujukan kepada semua pihak yang tidak bisa
dalam penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun kami
Penulis
DAFTAR ISI
2
BAB I Pendahuluan ....................................................................................... 1
.........................................................................................................................2
...................................................................................................................2
2.2 Definisi Tumor Mandibula ................................................................. 7
2.3 Etiologi Tumor Mandibula .................................................................
...................................................................................................................10
2.4 Klasifikasi Tumor Mandibula .............................................................
...................................................................................................................11
.........................................................................................................................18
...................................................................................................................18
...................................................................................................................19
32
Lampiran....................................................................................................... 35
3
BAB I
PENDAHULUAN
bicara dan menguap. Seperti organ tubuh lainnya, tulang mandibula dapat
mengalami kelainan antara lain tumor jinak maupun ganas. Diantara tumor jinak
defek besar
besifat infltratif, tumbuh lambat, tidak berkapsul, berdiferensiasi baik. Lebih dari
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
paling besar dan kuat. Mandibula merupakan satu – satunya tulang pada
tengkorak yang dapat bergerak. Mandibula dapat ditekan dan diangkat pada waktu
membuka dan menutup mulut. Dapat ditonjolkan, ditarik ke belakang dan sedikit
digoyangkan dari kiri ke kanan dan sebaliknya sebagaimana terjadi pada waktu
mengunyah. Pada perkembangannya tulang ini terdiri dari dua belahan tulang
yang bersendi di sebelah anterior pada simpisis mental, persatuan kedua belahan
tulang ini terjadi pada umur dua tahun membentuk sebuah korpus yang letaknya
horizontal dan berbentuk seperti tapal kuda, menonjol ke muka serta mempunyai
dua buah cabang yang menonjol ke atas dari ujung posterior korpus (gambar 1).1
Bagian – bagian mandibula, yaitu :
A. Korpus
Korpus juga mempunyai dua permukaan, yaitu :
1) Permukaan eksternus
Permukaan eksternus kasar dan cembung. Pada bagian ini terdapat suatu
linea oblikum yang meluas dari ujung bawah pinggir anterior ramus menuju ke
bawah dan ke muka serta berakhir pada tuberkulum mentale di dekat garis tengah.
Dan terdapat juga foramen montale yang terletak di atas linea oblikum dan
simpisis menti yang merupakan rigi di garis tengah yang tidak nyata di bagian
atas pada tengah pada tempat persatuan dari kedua belahan foetalis dari korpus
mandibula.
2) Permukaan internus
2
Permukaan internus agak cekung. Pada permukaan ini terletak sebuah
linea milohyodea, yang meluas oblik dari di bawah gigi molar ke tiga menuju ke
bawah dan ke muka mencapai garis tengah, linea milohyodea ini menjadi origo
masing – masing belahan mandibula ( dua untuk gigi seri, satu untuk gigi taring,
dua untuk gigi premolar dan tiga untuk gigi molar). Pada orang tua setelah gigi –
gigi tanggal lekuk – lekuk ini tidak tampak karena atropi tulang yang
dengan pinggir bawah ramus. Sambungan kedua pinggir bawah ini terletak pada
batas gigi molar ke tiga, di tempat ini basis disilang oleh arteri fasialis. Fossa
digastrika yang merupakan lekukan oval terletak pada masing – masing sisi dari
Sepanjang seluruh basis dilekatkan lapis dari fasia kolli dan tepat di atasnya
3
Pada permukaan ini terletak foramen mandibulare yang merupakan awal
dari kanalis mandibularis serta dilalui oleh nervus dentalis dan pembuluh –
pembuluh darahnya.
Pinggir – pinggir pada ramus, yaitu :
Pinggir superior, merupakan insisura – insisura tajam dan cekung
kondiloideus.
Pinggir anterior, melanjutkan diri ke bawah dengan garis oblik.
Pinggir posterior, tebal dan alur – alur merupakan permukaan medialis dari
glandula parotis.
Pinggir inferior, melanjutkan diri dengan pinggir inferior korpus dan
basis kranii dengan adanya temporo mandibula joint dan disangga oleh
masing sisi pada angulus mandibula. Pada permukaan luar digaris tengah
korpus mandibula terdapat sebuah rigi yang menunjukkan garis fusi dari
Gasseri. Saraf keluar dari cranium melalui foramen ovale, dan bercabang menjadi
4
Gambar 1
Gambar 2
5
Gambar 3
Gambar 4
Nervus yang
pandangan lateral
yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan
jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Pada rongga mulut, tumor atau
di sekitar rongga mulut yang pertumbuhannya tidak dapat dikembalikan dan tidak
berguna bagi tubuh. Jaringan tersebut dapat tumbuh pada bibir, pipi, dasar mulut,
6
palatum, lidah, dan didalam tulang rahang. Jaringannya dapat terdiri dari jaringan
epitel, jaringan ikat, jaringan otot, jaringan saraf, jaringan tulang, pembuluh darah.
atau kanker). Tumor jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna atau kanker)
a. Pertumbuhannya ekspansif
sehingga jaringan sehat yang terdesak membentuk simpai atau kapsul dari
menimbulkan kekambuhan.
c. Tidak bermetastase
7
Dengan pertumbuhan yang lambat tumor tidak cepat membesar
bila tumor tersebut tumbuh didaerah vital maka tumor tersebut dapat
mengancam jiwa.
a. Pertumbuhan infiltratif
disebut kanker. Karena itu tumor ganas biasanya sulit digerakkan dari
dasarnya.
b. Residif
c. Metastase
8
d. Pertumbuhan yang cepat
sehingga dari sebuah sel dapat menjadi tiga atau empat anak sel.
karsinogenik kimia dan virus. Trauma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa
tahun setelah terjadinya trauma. Walaupun demikian trauma ini tidak dapat
dianggap sebagai penyebab utama karena tulang yang fraktur akibat trauma ringan
dosis juga diduga merupakan penyebab terjadinya tumor ini. Ada dugaan lain
9
menyebabkan tumor baru dilakukan pada hewan, sedangkan sejumlah usaha untuk
Walaupun beberapa laporan menyatakan adanya partikel seperti virus pada sel
tumor.
Tumor ini tumbuh dari berbagai asal, walaupun rangsangan awal dari
proses pembentukan tumor ini belum diketahui. Tumor ini dapat berasal dari sisa
sel dari enamel organ atau sisa-sisa dental lamina. Struktur mikroskopis dari
beberapa spesimen dijumpai pada area epitelial sel yang terlihat pada perifer
odontogenik.7,8
faktor usia, faktor genetik, terkena paparan sinar matahari atau ultraviolet, dan
polusi udara.
2.4 Klasifikasi
10
Karsinoma sel squamosa (KSS)
Gambar 5
Gambaran klinis :
berlebihan.
11
• Lesi terlihat menonjol dengan bagian tengah lesi mengalami ulserasi.
Gambar 6
Fibrosarkoma :
Gambaran klinis :
Predileksi tempat : dapat terjadi dimana saja dalam rongga mulut. Lebih
Neurosarkoma :
Gambaran klinis :
12
Juga disebut malignant schwannoma atau fibrosarkoma dari
selubung saraf.
Tumor yang berkembang dari sel schwann atau dari saraf perifer
Biasanya lesi primer terjadi sepanjang proksimal batang saraf
utama
Tumor biasanya asimtomatis sampai terjadi adanya neuropraksia
Pemeriksaan menunjukan massa fusiform yang besar
Tumor yang berasal dari jaringan otot adalah : Leiomyoma, Granular cell
myoblastoma
Gambaran klinis :
ludah parotis.
Sebagian kecil dapat timbul dari kelenjar ludah minor, dan yang
13
• Penderita wanita mempunyai resiko lebih tinggi daripada laki-laki.
Gambaran klinis:
• Tumbuhnya lambat.
• Berpotensi metastasis.
Enameloma, Ameloblastoma/Adamantinoma.
g. Tumor jinak tepi jaringan periodontal
Tumor jinak yang berasal dari tepi jaringan periodontal contohnya adalah
14
Sistem yang dipakai adalah American Join Commite For Cancer Staging
and End Result reporting (AJCCS). Sistem yang dipakai adalah T.N.M yaitu:
T – Tumor primer
T4 : Tumor telah melibatkan struktur di sekitarnya seperti tulang kortikal atau otot
– otot lidah
dari 3 cm
cm atau bilateral atau melibatkan kelenjar getah bening multiple dengan ukuran
kurang dari 6 cm atau melibatkan kelenjar getah bening kontra lateral dengan
15
N2a : Metastatis ke kelenjar getah bening unilateral tunggal dengan ukuran 3 - 6
cm
N2b : Metastatis ke kelenjar getah bening multiple dengan ukuran kurang dari 6
cm
N2c : Metastatis ke kelanjar getah bening kontra lateral dengan ukuran kurang
dari 6 cm
Dari TNM sistem di atas, maka derajat tumor dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Stage 1 : T1 N0 M0
Stage 2 : T2 N0 M0
Stage 4 : T4 N0 M0
BAB III
PENATALAKSANAAN
16
3.1 Penatalaksanaan
rahang, bridging plate titanium dapat digunakan untuk mengganti sebagian tulang
yang hilang dan berfungsi sebagai alat rekonstruksi. Dapat juga rekonstruksi
yang terlibat, struktur histologis dari tumor dan keuntungan yang didapat.
Menurut Ohishi indikasi perawatan konservatif adalah pada penderita usia muda
ameloblastoma tipe solid dengan tepi yang tidak jelas, lesi dengan gambaran soap
bubble, lesi yang tidak efektif dengan penatalaksanaan secara konservatif dan
bagian bawah yang masih intak.Reseksi enblok ini dilakukan secara garis lurus
dengan bor dan atau pahat atau gergaji, 1-2 cm dari tepi batas tumor secara
dilakukan secara intra oral maupun ekstra oral, hal ini tergantung pada seberapa
17
besar untuk mendapat eksposure yang adekuat sampai ke ekstensi tumor.
Rekontruksi mandibula adalah ditinjau dari fungsi dan kosmetik, organ ini
cara yang dapat dipakai antara lain dengan menggunakan bahan aloplastik,
misalnya bridging plate titanium dan autogenous bone grafting misalnya tandur
tulang iga, krista iliaka dan tibia serta dapat juga secara kombinasi aloplastik
dan analgetik. Hindarkan trauma fisik pada muka atau rahang karena dapat
menyebabkan fraktur mandibula. Jaga oral hygiene hingga luka operasi sembuh
No RM : 802909
Usia : 47 tahun
I. Anamnesa
18
Pasien datang ke RS Bhayangkara TK.1 R.Said Sukanto pada hari Jumat
tanggal 4 Maret 2016 dengan keluhan pipinya membengkak sejak 5 tahun lalu
A. Extra Oral
Inspeksi
Lokasi/ regio : Pipi kanan
Bentuk Kelainan : Pembengkakan
Warna : Normal
Palpasi
Suhu : Normal
Batas : jelas
Mudah digerakkan/tidak : Mudah digerakkan
Permukaan : Bengkak
Konsistensi : Keras
Nyeri tekan :-
Fluktuasi :-
Ukuran : P 6 cm x L 4 cm x T 6 cm
Kelenjar Getah Bening : kanan teraba, keras, tidak sakit
kiri teraba, lunak, tidak sakit
Gambar 7
19
Foto extra oral pasien di ruang Nuri 30 Maret 2016
B. Intra Oral
Inspeksi
Trismus :-
Kelainan : Pembengkakan posterior regio 4
Lokasi : kanan bawah sepanjang regio 4
Warna : Kemerahan
Palpasi
Suhu : Normal
Batasnya : Tidak jelas
Permukaan : irregular
Mudah digerakkan/tidak: Mudah digerakkan
Konsistensi : Keras
Fluktuasi :-
Nyeri tekan :-
Ukuran : P 6 cm x L 3 cm x T 4 cm
Keterangan Lain
Lidah : Normal
Dasar mulut : Normal
20
III. Pemeriksaan penunjang
A. Ro Foto : CT-Scan kepala
Gambar 8
Rontgen CT-Scan pasien
tulang-tulang normal.
Kesan : Gambaran abses mandibula kanan
21
B. Ro Foto : Thorax :
Hasil interpretasi :
Sinus/diafragma baik
Cor normal
Iga-iga, trachea dan mediastinum baik
Tidak tampak kelainan paru
C. Pemeriksaan Lab : :
Hematologi III:
22
Hb : 14.2 g/dl
Leukosit : 7.800 u/l
Hematokrit : 41%
Trombosit : 288.000 u/l
Basofil: 1
Eosinofil: 5
Segmen: 45
Limfosit: 47
Monosit: 2
LED: 10
Eritrosit: 4.53
Masa pendarahan: 2'30"
Masa pembekuan: 12'
Kimia klinik:
GDS: 79
Pasien masuk ruang rawat inap tanggal 16 Maret 2016 (Jam 17.30), pasien
direncanakan operasi pada tanggal 28 Maret 2016 (jam 7.00), akan tetapi karena
30 Maret 2016
23
Gambar 9
T : 130/70 mmHg
N : 88x/menit
S : 36º C
RR : 20x/ menit
24
Gambar 10
B. Pre Operasi
C. Operasi
Laporan Operasi
25
Tindakan :
Tahapan :
tounge retractor.
7. Insisi di bagian perlekatan tumor, pada kasus ini dekat dengan gingiva
impaksi.
14. Pembuangan tulang yang mengalami penyebaran tumor.
15. Penghalusan tulang yang tajam.
16. Spooling dengan betadine.
17. Penjahitan dengan interrupted dan continous locking pada daerah yang
diinsisi.
18. Pembuangan karang gigi menggunakan bein.
19. Spooling dengan betadine.
20. Spooling dengan NaOCl.
21. Bersihkan daerah asepsis betadine dan darah menggunakan alkohol.
22. Melepaskan alat anestesi.
26
23. Pasien dibangunkan.
24. Pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
25. Instruksi pasca operasi :
Diet lunak
26. Resep post op :
Inj.Rantin 3x1gr
D. Post Operasi
TTV :
BP : 120/90
N : 82x/menit
RR : 22x/menit
Sh : 37 C
27
Gambar 11
Foto extra oral pasien setelah operasi di ruang Nuri 31 Maret 2016
TTV :
N : 86x/menit
S : 36 C
RR : 20x/menit
T:120/80mmHg
7 April 2016
Dexamethasone 3x1
Ceftriaxone 2x1
28
BAB IV
KESIMPULAN
bagian, yaitu sepertiga atas wajah, sepertiga tengah wajah dan sepertiga bawah
N.Bucalis.
epitelium yang terlibat dalam proses pembentukan gigi, akan tetapi pemicu
transformasi neoplastik pada epitel tersebut belum diketahui dengan pasti. Tumor
Etiologi tumor mandibula sampai saat ini belum diketahui dengan jelas,
tetapi beberapa ahli mengatakan bahwa tumor mandibula dapat terjadi setelah
mulut.tumor mandibula dapat terjadi pada segala usia, namun paling banyak
menjadi:
1. Tahap pertama merupakan inisiasi yatu kontak pertama sel normal dengan
29
mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas.
karena itu tumor ini jarang terdiagnosa secara dini.Terapi utama pada tumor
dan besarnya jaringan yang terlibat, struktur histologis dari tumor dan keuntungan
yang didapat.
DAFTAR PUSTAKA
30
1. Ajmal S, Khan MA, Jadoon H, Malik SA. 2007. Management Protocol of
Pakistan: J Ayub Med Coll Abbottabad Vol 19, issue 3; Hal 51-55.
2. Andi Sb, Masykur R. 2010. Trauma Oral & Maksilofacial. EGC; Hal 91-116.
3. Soepardi EA, Iskandar N. 2006. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
133.
5. Pederson GW. 1965. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut (terj). EGC. Jakarta; Hal
179-180.
6. Gde Rastu Adi Mahartha, Sri Maliawan, Ketut Siki Kawiyana.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=14484&val=970. Hal 1-
14.
7. Sri Rahayu. 2012. Titanium Bone Screw: Alternatif Fiksasi Intermaksilar
Hal 141-142.
Lampiran Dokumentasi :
31
Hasil laboratorium pasien
32
Anestesi umum oleh Dokter anestesi
33
Operasi pengangkatan tumor mandibula oleh drg. M. Toto Sugiharto, Sp. BM
34
Pengangkatan tumor mandibula dan ekstraksi gigi regio 4 yang terinfeksi
35
Spooling daerah kerja
36
Hasil operasi
37