Anda di halaman 1dari 2

MODEL COLLABORATIVE GOVERNANCE PENTAHELIX DISASTER DALAM MENGHADAPI KESIAPSIAGAAN

BENCANA DI DAERAH TERTINGGAL

Oleh TIM KERJA DAERAH TERTINGGAL 2023

M. YANI MARSIDIK

Eksekutif Summary

Gempa di daerah tertinggal menurut data dan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG) pada tahun 2023, menunjukkan eskalasi meningkat karena perubahan iklim yang
terjadi secara ekstrim. Daerah tertinggal di Indonesia sebagian besar berada di daerah rawan bencana
seperti di daerah NTT yang pernah mengalami bencana di tahun 2021. Dengan Demikian potensi gempa
di daerah tertinggal Indonesia relatif cenderung meningkat. Oleh sebab itu kesiapsiagaan bencana perlu
diantisipasi bersama dengan para stakeholder secara holistic.

Model Collaborative Governance pada implementasinya, melibatkan Pemerintah, swasta, masyarakat


dan Perguruan tinggi serta Media. Secara empirik pelaksanaannya karena melibatkan 5(lima)
stakeholder yang berperan secara holistic di bencana, maka disebut sebagai Pentahelix Disaster.

Strategi Kesiapsiagaan bencana di daerah tertinggal diperlukan, mengingat daerah sangat


berkepentingan untuk mempersiapkan hal tersebut dalam program kegiatan kesiapsiagaan bencana bila
hal tersebut terjadi.

Kondisi Aktual
Penjelasan Umum

Kondisi Negatif

Kondisi Positif

Masalah Khusus

Rekomendasi

Anda mungkin juga menyukai