Anda di halaman 1dari 5

No Indikator Perbedaan Positivisme Hukum Hukum Alam

1 Pengertian Para Ahli • Ilmu Hukum menurut • Thomas Aquinas


H.L.A. HART: membagi hukum
1. Hukum itu adl menjadi 4 (empat)
perintah dari golongan :
manusia 1. Lex Aeterna
(command of (rasio Tuhan
human being). sumber dari
Manusia yang di segala hukum,
maksud adalah tak dapat
penguasa. ditangkap
2. Analisa konsepsi panca indra
hukum adalah manusia).
penting. Analisa 2. Lex Divina
yang dibedakan (bagian rasio
dengan Tuhan yang
penyeledikan. dapat
Analisis yang ditangkap oleh
demikian manusia/Kitab
berbeda dengan Suci).
studi historis, 3. Lex Naturalis
sosiologis dan (penjelmaan
berlainan pula dari lex aeterna
dari suatu di dalam rasio
penilaian kritis. manusia).
3. Tidak ada 4. Lex Positivis
hubungan mutlak (pelaksanaan
antara hokum dari hukum
dengan moral. alam oleh
Keputusan manusia
tersebut dapat di dengan syarat
deduksikan khusus yang
secara logis dari diperlukan
peraturan yang manusia oleh
sudah ada lebih keadaan
dahulu, tanpa dunia).
menuju kepada • Lon L. Fuller,
tujuan sosial, hubungan antara
kebijakan serta hukum dan moralitas
moralitas. adalah suatu keharusan
 Menurut John Austin untuk di bicarakan.
law is a command of law Peraturan-peraturan
giver. Dikatakan juga hukum perlu tunduk
bahwa hukum adalah pada internal morality
suatu sistem yang logis, yaitu usaha untuk
tetap dan bersifat menundukkan tingkah
tertutup (closed logical laku manusia ke
system), hukum bawah peraturan.
dipisahkan dari keadilan.
 Aliran Hukum murni
dari Hans Kelsen:
a. Bahwa hukum
harus
dibersihkan dari
anasir-anasir
yang tidak
yuridis seperti
etis, sosiologis,
politis, dan
sebagainya.
b. Stufenbau des
Rechts. Suatu
sistem hukum
adalah
merupakan suatu
hierarkir dari
hukum di mana
suatu ketentuan
hukum tertentu
bersumber pada
ketentuan hukum
lainnya yang
lebih tinggi.
Ketentuan yang
tertinggi adalah
Grundnorm atau
norma dasar.
c. Hukum sebagai
sollen yuridis
(das “Sollen”)
terlepas dari “das
Sein”.
2 Sumber Bersumber pada Peraturan Bersumber pada akal pikiran
Perundang-Undangan yang di manusia, hati nurani, dan
buat berdasarkan perintah kepercayaan (Tuhan).
penguasa.
3 Moral Order Menyatakan bahwa tidak ada Menyatakan bahwa Undang-
hubungan antara hukum dan Undang harus mencerminkan
tatanan moral. tatanan moral.
4 Hukum Yang Baik Hukum yang baik adalah Hukum yang baik adalah
hukum yang diundangkan oleh hukum yang mencerminkan
otoritas hukum yang tepat, moral alam melalui akal
mengikuti peraturan& prosedur. pikiran dan pengalaman.
Kesimpulan

Hukum alam adalah hukum yang berlaku abadi dan universal. Melihat dari sumbernya,
hukum alam ada yang bersumber dari Tuhan dan ada yang bersumber dari akal pikiran. Hukum
alam sebenarnya bukan suatu jenis hukum, tetapi penamaan untuk berbagai ide yang di
kelompokkan menjadi satu nama yaitu Hukum Alam. Salah satu yang menjadi cirri khas dari
pemikiran hukum alam adalah tidak di pisahkan secara tegas antara hukum, dan moral. Hukum
alam berjalan di luar fenomena yang dapat diamati, dengan kata lain hukum alam adalah hukum
yang berlaku mutlak bagi siapapun, dimanapun, dan dimanapun. Hukum alam tidak dapat di
batasi oleh manusia, waktu dan tempat.

Hukum alam merupakan lawan dari positivism hukum, akan tetapi banyak dogmatism
hukum yang dikaitkan dengan teori hukum alam. Di dalam hukum alam terdapat keyakinan
bahwa suatu sistem hukum ideal yang diciptakan oleh Tuhan, alam, dan alam pikiran manusia itu
sendiri.1 Positivisme hukum berpendapat sumber hukum harus menjadi hukum yang ditetapkan
oleh beberapa otoritas hukum yang diakui secara sosial. Aliran hukum ini berpandangan bahwa
tidak terdapat hubungan antara hukum dan moral karena penilaian moral tidak dapat di tetapkan
oleh argumen yang rasional. Positivisme hukum beranggapan bahwa hukum yang baik adalah
hukum yang diundangkan otoritas yang berwenang dalam hukum atau berdasarkan perintah
penguasa. Dalam positivisme hukum, hukum hanyalah aturan yang mengatur kehidupan
masyarakat secara konkrit yang sifatnya empiris. Hukum tidak mencakup norma agama, norma
susila,dan norma kesopanan.2

Menurut pendapat penulis, hukum yang baik di terapkan di Indonesia adalah positivisme
hukum. Karena di dalam positivism hukum diatur secara jelas batasan-batasan dalam sistem
hukumnya. Dalam positivisme hukum pembentukan dan pemberlakuan hukum terlihat jelas,
bentuknya peraturan tertulis disertai dengan sanksi yang tegas, yang disahkan oleh kekuasaan
yang berdaulat, dan terpisah dari nilai-nilai moral (baik dan buruk) yang ada. Hukum positif di
Indonesia adalah hukum yang berlaku sah di Indonesia saat hukum yang telah dibuat dan

1
Lon L.Fuller, Anatomy of the law (New York: The New American Library, 1969).
2
Lili Rasyidi dan B. Arief Sidarta, Filsafat Hukum: Mazhab dan Refleksinya, Cetakan kedua, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994), hlm.23.
disahkan oleh badan yang berwenang untuk diberlakukan. Istilah hukum positif tersebut adalah
bukti konkrit dari konsep positivisme dalam hukum positif di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai