Anda di halaman 1dari 3

Judul tesis yang dijadikan bahan analisis adalah “Politik Hukum Sistem Pemilihan Umum Di

Indonesia Pada Era Reformasi”, dengan rumusan masalah sebagai berikut,

1. Bagaimana konfigurasi politik dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang


terkait dengan pemilihan umum dengan fokus isu penyelenggara, peserta, dan sistem
pemilihan umum?
2. Bagaimana proses dan hasil pembentukan peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan pemilihan umum dengan fokus isu penyelenggara, peserta, dan sistem pemilihan
umum?
3. Bagaimana pelaksanaan ketenntuan dalam peraturan perundang-undangan tentang
pemilihan umum dengan fokus isu penyelenggara, peserta, dan sistem pemilihan umum?

Dari penelitian yang dijadikan bahan analisis, isi dalam penelitian tersebut berisi muatan politik
hukum, karena politik hukum dalam pembentukan hukum terkait dengan pemilihan umum diatur
dalam bab 3 konfigurasi politik dalam pembentukan peraturan perundang-undangan berkaitan
dengan pemilihan umum pada era reformasi. Penelitian ini terdapat Ius constitutum berupa
peraturan perundang-undangan yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003
tentang Pemilihan Umum yang merupakan hukum positif yang berlaku di Indonesia saat ini.
Dalam penelitian tersebut juga mengandung kebijakan yang diambil oleh negara dalam
membentuk peraturan hukum adalah salah satu bagian dari politik hukum. Politik hukum
merupakan arah pembangunan hukum yang berpijak pada sistem hukum nasional untuk
mencapai tujuan dan cita-cita negara atau masyarakat bangsa. Hukum di Indonesia harus
mengacu pada cita-cita masyarakat bangsa, yaitu tegaknya hukum yang demokratis dan
berkeadilan sosial. Sementara Ius Constituendum yang dapat dilihat dalam penelitian ini adalah
sistem pemilihan proporsional daftar terbuka dengan penentuan suara terbanyak, dan kebijakan
mengenai ambang batas parlemen yang proporsional sesuai dengan tingkatan agar tidak
mencederai makna demokrasi. Dalam konteks politik hukum jelas bahwa hukum adalah alat
yang bekerja dalam sistem hukum tertentu untuk mencapai tujuan negara atau cita-cita
masyarakat Indonesia. Tujuan negara kita, bangsa Indonesia, adalah membentuk masyarakat adil
dan makmur berdasarkan Pancasila. Secara definitif, tujuan negara kita tertuang di dalam alinea
keempat Pembukaan UUD 1945, yang meliputi:

1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia


2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.

Penelitian ini menjelaskan bahwa politik hukum dalam pembentukan hukum yang berkaitan
dengan pemilihan umum belum berbasis pada demokrasi dan perbaikan sistem yang lebih
didasari pada kepentingan partai politik. Dalam pengertian sederhana hukum ditempatkan
sebagai alat untuk mencapai tujuan negara sehingga pembuatan hukum baru atau pencabutan
hukum lama oleh negara harus dihitung sebagai langkah untuk mencapai tujuan negara. Meski
dalam pengertian tersebut hukum dikatakan sebagai alat tetapi didalamnya terletak hakikat
supremasi hukum atau disebut juga hukum yang tertinggi. Akan tetapi bangsa dan negara
Indonesia telah menetapkan secara final Pancasila sebagai dasar negara sehingga semua hukum
haruslah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam kaitannya dengan politik hukum maka sistem
hukum Pancasila memasang rambu-rambu dan melahirkan kaidah penuntun dalam politik hukum
nasional. Rambu-rambu tersebut diperkuat dengan adanya empat kaidah penuntun hukum yang
harus dijadikan pedoman sebagai kaidah dalam politik atau pembangunan hukum yaitu :

1. Hukum nasional harus dapat menjaga integrasi (keutuhan kesatuan) baik ideologi
maupun wilayah teritori sesuai dengan tujuan “melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia”, harus dicegah munculnya produk hukum yang berpotensi
memecah belah keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
2. Hukum nasional harus dibangun secara demokratis dan nomokratis dalam arti harus
mengundang partisipasi dan menyerap aspirasi masyarakat luas melalui prosedur dan
mekanisme yang fair, transparan dan akuntabel, harus dicegah munculnya produk hukum
yang diproses secara licik, kucing-kucingan dan transaksi ditempat gelap.
3. Hukum nasional harus mampu menciptakan keadilan sosial dalam arti harus mampu
memberi proteksi khusus terhadap golongan yang lemah dalam berhadapan dengan
golongan yang kuat baik dari luar maupun dari dalam negeri sendiri. Tanpa proteksi
khusus dari hukum golongan yang lemah pasti akan selalu kala jika dilepaskan bersaing
atau bertarung secara bebas dengan golongan yang kuat.
Adapun metode yang dapat digunakan untuk memperbaiki unsur politik hukum di dalam
penelitian ini adalah dengan membangun politik hukum yang berbasis pada demokrasi yang
substansial untuk mewujudkannya haruslah ada semangat dari pihak-pihak yang bersangkutan
dalam penelitian ini. Menyelenggarakan pemilihan umum dengan menjaga kemandirian dan
independensi penyelenggara pemilu, serta mematangkan sistem pemilihan pemilu.

Anda mungkin juga menyukai