Anda di halaman 1dari 9

p-ISSN: 1411-3597

e-ISSN: 2527-7286 374


DOI: 10.35965/eco.v21i2.1126

Penggunaan Edible Coating Dalam Pengawaten Buah Kelengkeng


Dimocarpus longan Lour
Using Edible Coating To Preserve Longan Fruit Dimocarpus longan Lour

Suriana Laga1*, Saiman Sutanto1, Fatmawati1, Abd. Halik1, Aylee Christine Alamsyah
Sheyoputri2
*
Email: suriana.laga@universitasbosowa.ac.id
1
Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Bosowa
2
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Bosowa
Diterima: 1 April 2021 / Disetujui: 20 Agustus 2021

ABSTRAK
Masalah yang sering muncul pada buah-buahan adalah adalah cepatnya mengalami kerusakan
karena proses respirasi dan transpirasi sehingga akan memperpendek umur simpan. Salah satu upaya
memperpanjang kesegaran buah Kelengkeng dengan pemakaian Edible Coating. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan Edible Coating sebagai pengemas buah Kelengkeng selama
penyimpanan. Perlakuan penelitian terdiri atas aplikasi Edible Coating (Kontrol) dan lama
penyimpanan (1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari, 5 hari dan 6 hari). Parameter yang diamati adalah susut
berat, kadar air dan warna. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
pola faktorial dengan dua kali ulangan. Pengaruh perlakuan aplikasi Edible Coating dan lama
penyimpanan berpengaruh sangat nyata terhadap susut berat, kadar air dan warna buah Kelengkeng.
Penggunaan Edible Coating sebagai pelapis mampu mengurangi susut berat buah Kelengkeng,
mempertahankan kadar air dan warna buah Kelengkeng selama penyimpanan.
Kata Kunci: Buah Kelengkeng, Edible Coating, Lama Penyimpanan

ABSTRACT
The problem that often arises in fruits is that they are quickly damaged due to the respiration and
transpiration processes so that they will shorten their shelf life. One of the efforts to extend the
freshness of Longan fruit is by using Edible Coating. This study aims to determine the ability of
Edible Coating as a packaging for longan fruit during storage. The research treatment consisted of
Edible Coating application (Control) and storage time (1 day, 2 days, 3 days, 4 days, 5 days and 6
days). Parameters observed were weight loss, moisture content and color. The experimental design
used was a completely randomized design with a factorial pattern with two replications. The effect of
Edible Coating application treatment and storage time had a very significant effect on weight loss,
moisture content and color of Longan fruit. The use of Edible Coating as a coating is able to reduce
the weight loss of longan fruit, maintain water content and color of longan fruit during storage.
Keywords: Longan Fruit, Edible Coating, Storage Time
This work is licensed under Creative Commons Attribution License 4.0 CC-BY International license

A. PENDAHULUAN Kelengkeng termasuk bahan pangan yang


Buah-buahan merupakan salah satu mempunyai sifat mudah rusak karena
bahan pangan yang ekonomis dan walaupun setelah dipanen, masih melakukan
menyehatkan dengan kandungan bermacam aktivitas respirasi dan adanya perubahan
vitamin, mineral, dan serat pangan yang fisik, kimia dan biokimia. Kelengkeng
tinggi. Seperti buah pada umumnya, buah merupakan salah satu buah yang digemari

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 21 Nomor 2, Hal. 374-382, Mei - Agustus 2021
375

oleh masyarakat namun cepat mengalami limbah kulit buah kedondong dapat
kerusakan dan bahkan pembusukan, hal ini bermanfaat untuk memperpanjang umur
diakibatkan adanya respirasi pasca simpan pada buah-buahan dan menjaga
pemetikan. Sehingga berdampak umur kualitas produk.
simpanannya lebih pendek. Oleh karena itu Jenis kemasan yang banyak digunakan
diperlukan metode perlakuan agar umur adalah plastik, karena memiliki beberapa
simpan Kelengkeng lebih lama. keunggulan yaitu ringan, kuat dan
Salah satu metode untuk ekonomis. Namun memiliki kelemahan
memperpanjang kesegaran buah yaitu sukar dirombak secara biologis
Kelengkeng adalah melalui pemakaian sehingga dapat mencemari lingkugan. Selain
Edible Coating. Konsep dasar metode itu transfer senyawa-senyawa dari kemasan
perpanjangan umur simpan hasil pertanian plastik seperti hasil samping dari degradasi
pada umumnya dilakukan dengan menekan polimer, residu pelarut dan biopolimerisasi
laju respirasi dan metabolisme lain yang ke bahan pangan yang dikemas dapat terjadi
terjadi pasca pemetikan. Penghambatan laju sehingga menimbulkan resiko toksikologi
respirasi dapat dilakukan dengan cara dan off flavour. Untuk itu perlu dicari
penggunaan bahan pengemas/pelapis alternatif bahan kemasan lain yang memiliki
(Mchugh & Krochta, 1994). Hasil penelitian sifat unggulan seperti plastik dan bersifat
yang dilakukan O'Connor – Shaw et al. biodegradable bahkan dapat dikonsumsi
(1994) dengan menggunakan Edible manusia (edible) agar beban cemaran
Coating sebagai pengemas/pelapis dapat terhadap lingkungan dapat dikurangi. Edible
memperpanjang masa simpan terhadap buah Coating merupakan alternatif untuk
kiwi & melon. Laga (2007) penggunakan menggantikan plastik karena sifatnya
Edible Coating sebagai pelapis dapat biodegradable (Krochta et al. , 1994).
memperpanjang masa simpan buah Pepaya Sekaligus bertindak sebagai barrier
terolah minimal. Lebih lanjut Susilowati et (penghalang) dalam mengendalikan transfer
al. (2017) menyatakan bahwa buah Tomat uap air, oksigen, komponen volatile dan
yang dilakukan Edible Coating lipid dari dan kedalam bahan pangan.
menggunakan pektin 3% penyimpanan 21 Edible Coating didefinisikan sebagai
hari menunjukkan secara visual masih segar. lapisan tipis yang melapisi bahan pangan
Hasil penelitian Clarissa et al. (2019) dan aman untuk dikonsumsi. Bahan
bahwa Edible Coating yang dihasilkan dari penyusun Edible Coating adalah protein,

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 21 Nomor 2, Hal. 374-382, Mei - Agustus 2021
376

karbohidrat, lemak dan campurannya. Sifat-sifat fisik Edible Coating


Sebagai sumber karbohidrat adalah pektin, meliputi sifat mekanik dan sifat
pati, alginat, selulosa dan derivatnya. penghambatan. Sifat mekanik menunjukkan
Sedangkan lemak yang digunakan adalah kekuatan Edible Coating menahan
gliserol, asam lemak dan lilin (Mchugh & kerusakan selama proses pengolahan bahan
Krochta, 1994) makanan yang dikemasnya. Sifat
Kester & Fennema (1986) menyatakan penghambatannya menunjukkan
bahwa Edible Coating mempunyai banyak kemampuan Edible Coating melindungi
fungsi, yaitu memperlambat migrasi uap air, produk yang dikemas.
transfer gas oksigen, migrasi lemak dan Edible Coating berfungsi
minyak, serta transper pelarut. Menurut memperlambat migrasi uap air, lemak dan
Kinzel (1992) Edible Coating dapat minyak, dan transfer gas. Memperbaiki
memperbaiki sifat-sifat mekanik bahan sifat-sifat mekanik bahan pangan, dan
pangan, dan menahan komponen aroma menahan komponen aroma yang mudah
yang mudah menguap. menguap. Keuntungan penggunaan Edible
Beberapa keuntungan Edible Coating Coating sebagai pengemas adalah dapat
dengan pengemas sintetis, yaitu Edible melindungi produk, penampakan asli produk
Coating dapat dimakan bersamaan dengan dapat dipertahankan, aman bagi lingkungan
produk yang dikemas, dapat di daur ulang, serta dapat langsung dimakan (Kinzel,
dapat memperbaiki sifat-sifat organoleptik 1992). Bahan penyusun Edible Coating
makanan yang dikemas, dapat berfungsi adalah protein, karbohidrat, lemak dan
sebagai suplemen gizi dan agensia anti campurannya. Sebagai sumber karbohidrat
mikrobia serta anti oksidan, dapat digunakan adalah pektin (Mchugh & Krochta, 1994).
sebagai pengemas individu atau diterapkan Pektin adalah heteropolisakarida yang
pada sistem pengemasan berlapis-lapis tersusun oleh rangkaian asam D-
(Gennadios & Weller, 1991). Kinzel (1992) galakturonat yang dihubungkan dengan
menambahkan keuntungan penggunaan ikatan glikosidik α, 14 (Whistler & Daniel,
Edible Coating sebagai pengemas adalah 1985). Pektin terdapat dalam buah-buahan
dapat melindungi produk, penampakan asli dan sayur-sayuran dalam bentuk protopektin
produk dapat dipertahankan, aman bagi yang tidak larut. Propptopektin dapat
lingkungan serta dapat langsung dimakan, terhidrolisis menjadi pektin yang larut
dalam air oleh asam, alkali dan pemanasan

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 21 Nomor 2, Hal. 374-382, Mei - Agustus 2021
377

(Hodgson & Kerr, 1991). Pektin dari buah- memanfaatkan limbah kulit buah markisa
buahan dapat di manfaatkan setelah diisolasi sebagai bahan dasar pembuatan Edible
dan diektrak terlebih dahulu. Pembuatan Coating sebagai pengemas untuk
pektin kering secara garis besar meliputi memperpanjang masa simpan buah
perlakuan pendahuluan, ekstraksi, Kelengkeng.
pengendapan, pemurnian, pengeringan, dan
B. METODE PENELITIAN
penggilingan (Shi et al. , 1996). Bahan utama yang digunakan untuk
Salah satu buah yang dapat diambil isolasi pektin adalah limbah kulit buah
pektinnya adalah buah markisa. Menurut markisa, dan buah Kelengkeng. Bahan
Morton (1987) kulit buah markisa kimia yang digunakan adalah etanol, NaCl,
mengandung pektin. Penelitian yang indikator pp, indikator pm, gliserol, NaOH,
dilakukan Laga et al. (2000 & 2001) HCl, Aquadest, CaCl2 dan sodium
tentang ekstraksi pektin dari kulit buah heksametaphosfat. Alat yang digunakan
markisa pada berbagai pH, suhu, lama adalah grinder, oven pengering, pH meter,
ekstraksi dan penggunaan jenis pengendap. Universal Testing Mekanik (Lioyd),
Dari hasil penelitian tersebut, diperoleh thermometer, plate pencetak film, mangku
pektin kulit buah markisa 14,08% pada pH aklirik, hote plate stirer, ayakan dan
ekstraksi 2,5 dengan suhu 90oC selama 90 peralatan-peralatan gelas.
menit untuk penggunaan jenis pengendap Penelitian dilaksanakan di
alkohol. Keunggulan kulit buah markisa jika Laboratorium Teknologi Pangan Universita
ingin digunakan sebagai sumber pektin
Bosowa Makassar. Waktu penelitian selama
adalah ketersediannya sepanjang tahun.
delapan bulan. Penelitian dilakukan dalam
Selain itu kulit buah markisa merupakan tahapan sebagai berikut:
limbah pengolahan sari markisa.
1. Pembuatan Bubuk Kulit Buah
Diharapkan dengan penggunaan Markisa
Edible Coating sebagai pengemas buah akan Kulit buah markisa yang diperoleh
dihasilkan Kelengkeng segar dengan masa dari limbah pengolahan sari buah markisa
simpan lebih lama. disortir untuk memisahkan dari kulit yang
Penelitian ini bertujuan untuk rusak. Kulit buah markisa kemudian dicuci
mengetahui kemampuan Edible Coating dengan air bersih, lalu ditiriskan,
sebagai pengemas buah Kelengkeng selama selanjutnya dipotong-potong dengan ukuran
penyimpanan. Manfaat penelitian adalah 2 x 2 cm. Kemudian dilakukan inaktivasi

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 21 Nomor 2, Hal. 374-382, Mei - Agustus 2021
378

enzim dengan cara blanching pada suhu 3. Pembuatan Larutan Edible Coating
o
90 C selama 10 menit. Kulit buah markisa Larutan Edible Coating dibuat dengan
yang sudah di blanching dikeringkan dengan melarutkan pektin kulit buah markisa1,5 %
sinar matahari selama 3 – 5 hari sampai (b / v), gliserol 1 % (berat /volum) dan
kadar air 7 – 8 %. Kulit buah markisa kering CaCl2 2 % (berat pektin) dalam aquadest.
kemudian dihaluskan dengan grinder, lalu Pektin, gliserol, dan CaCl2 dicampur
diayak dengan ukuran 100 mesh, kemudian homogen. Selanjutnya dilakukan pemanasan
dikemas dalam plastik dan dilapisi dengan dengan hot plate stirer pada suhu 80 °C
aluminium foil lalu dimasukkan dalam selama 30 menit. Kemudian didinginkan
taperware. Selanjutnya disimpan pada suhu - sampai suhu kamar. Selanjutnya dilakukan
20oC untuk digunakan lebih lanjut. degassing.
2. Ekstraksi dan Isolasi Pektin 4. Aplikasi Edible Coating
Pektin dari bubuk kulit buah markisa Aplikasi Edible Coating dapat
kering diekstrak dengan memasukkannya dilakukan dengan metode perlakuan sebagai
dalam larutan HCl 0,25 N pada pH 2.5 dan berikut:
suhu 90oC selama 90 menit sambil a. Tanpa penggunaan larutan coating:
dilakukan pengadukan cairan kemudian buah Kelengkeng disimpan selama (1,
disaring dengan kertas saring. Pektin yang 2, 3, 4, 5 dan 6 hari). Buah
terdapat dalam filtrat diendapkan Kelengkeng kemudian dikarakterisasi
menggunakan alkohol dengan perbandingan pada masing-masing penyimpanan.
1:1. Proses pengendapan berlangsung 60 b. Penggunaan Edible Coating: buah
menit. Endapan dipisahkan dari larutan Kelengkeng dicelupkan ke larutan
dengan kain saring, kemudian endapan coating selama 5 menit kemudian
dicuci dengan alkohol 95 % sebanyak 2 kali. ditiriskan selama 5 menit dan
Selanjutnya endapan (pektin basa) dilanjutkan pencelupan untuk kedua
dikeringkan dalam oven pengering pada kalinya kedalam larutan coating
suhu 50oC selama 24 jam. Pektin kering selama 5 menit dan dilanjutkan
yang diperoleh dimasukkan dalam wadah penirisan selama 5 menit. Selanjutnya
yang kedap udara untuk digunakan lebih buah Kelengkeng berlapis Edible
lanjut. Coating disimpan dengan variasi lama
penyimpanagn (1, 2, 3, 4, 5, dan 6
hari). Kemudian dilakukan

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 21 Nomor 2, Hal. 374-382, Mei - Agustus 2021
379

karakterisasi buah Kelengkeng pada Kelengkeng selama penyimpanan. Hal ini


masing-masing penyimpanan. disebabkan karena adanya pelapis pada
Parameter yang diamati adalah susut permukaan buah Kelengkeng sehingga laju
berat (AOAC, 1996), kadar air (AOAC, transmisi air tertahan sementara tidak keluar
1996) dan penentuan Warna dengan dari Kelengkeng. Hal ini menunjukkan
lovibon. bahwa pengemasan dapat berfungsi untuk
Rancangan percobaan yang digunakan mengurangi banyaknya air yang hilang dari
adalah rancangan acak lengkap yang suatu bahan. Menurut Wills et al. (1981)
disusun secara faktorial (2 x 6) dengan dua salah satu cara untuk mengurangi berat
kali ulangan. suatu bahan dapat digunakan pengemas
karena pengemas bersifat menahan uap air.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Susut Berat 5
Susut Berat (%)

4
Rata-rata susut berat buah Kelengkeng 3
berkisar antara 1,16 – 4,76 %. Susut berat 2
1
terkecil diperoleh pada buah Kelengkeng
0
dengan perlakuan coating dengan 1 2 3 4 5 6
Lama Penyimpanan (hari)
penyimpanan selama 1 hari, sedangkan Coating Kontrol

terbesar pada perlakuan tanpa coating Gambar 1. Pengaruh Aplikasi Edible Coating
(kontrol) dengan penyimpanan selama 6 dan Lama Penyimpanan Terhadap Susut Berat
Buah Kelengkeng
hari.
Hasil uji statistik pengaruh lama
Pada Gambar 1 terlihat selama
penyimpanan terhadap susut berat buah
penyimpanan, terjadi penyusutan berat buah
Kelengkeng terlihat bahwa penyimpanan 1
Lengkang baik pada kontrol maupun
hari berbeda nyata dengan penyimpanan 2
dicoating. Dari slope persamaan garis yang
hari, 3 hari, 4 hari, 5 hari dan 6 hari. Hasil
menghubungkan antara lama penyimpanan
uji statistik pengaruh aplikasi Edible
dan besarnya susut berat, terlihat bahwa
Coating terhadap susut berat terlihat bahwa
susut berat pada perlakuan kontrol sebesar
control berbeda nyata dengan coating.
0,80% per hari dan 0,35% perhari untuk
2. Kadar Air
perlakuan coating. Dari data tersebut terlihat
Rata-rata kadar air buah Kelengkeng
bahwa adanya perlakuan coating dengan
berkisar antara 74,18%-80,64%. Kadar air
film pektin kulit buah markisa dapat
terendah diperoleh pada buah Kelengkeng
memperkecil terjadinya susut berat buah

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 21 Nomor 2, Hal. 374-382, Mei - Agustus 2021
380

dengan perlakuan kontrol dengan 82


80

Kadar Air (%)


penyimpanan selama 6 hari, sedangkan 78
76
kadar air tetinggi diperoleh pada perlakuan 74
coating dengan penyimpanan selama 1 hari. 72
70
Selama penyimpanan, terjadi 1 2 3 4 5 6
Lama Penyimpanan ( hari )
penurunan kadar air buah Kelengkeng baik Kontrol Coating

pada kontrol maupun yang dicoating Gambar 2. Pengaruh Aplikasi Edible Coating
(Gambar 2). Terjadinya penurunan kadar dan Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Air
Buah Kelengkeng
buah Kelengkeng selama penyimpanan
Hasil uji statistik pengaruh lama
disebabkan terjadinya transpirasi pada buah
penyimpanan terhadap susut berat buah
yaitu kehilangan air dari dalam buah. Dari
Kelengkeng terlihat bahwa penyimpanan 1
Gambar 2 terlihat bahwa buah Kelengkeng
hari berbeda nyata dengan penyimpanan 2
yang dicoating dengan film pektin kulit
hari, 3 hari, 4 hari, 5 hari dan 6 hari. Hasil
buah markisa menunjukkan penurunan
uji statistik pengaruh aplikasi Edible
kadar air lebih kecil dibandingkan dengan
Coating terhadap susut berat terlihat bahwa
buah Kelengkeng yang tidak dicoating
control berbeda nyata dengan coating.
(kontrol). Hal ini menunjukkan bahwa
3. Warna
coating dengan film pektin kulit buah
Warna kuning buah Kelengkeng
Markisa dapat merkecil kehilangan air buah
berkisar antara 8 - 12,6. Nilai warna
Kelengkeng selama penyimpanan. Hal ini
terendah diperoleh pada buah Kelengkeng
disebabkan karena adanya pelapis film pada
dengan perlakuan tanpa Edible Coating
permukaan buah Kelengkeng sehingga laju
dengan penyimpanan 6 hari, sedangkan nilai
transmisi air tertahan sementara tidak keluar
warna kuning tertinggi diperoleh pada
dari Kelengkeng. Hal ini menunjukkan
perlakuan coating dengan penyimpanan
bahwa pengemasan dapat berfungsi untuk
selama 1 hari.
mengurangi banyaknya air yang hilang dari
Selama penyimpanan, terjadi
suatu bahan. Menurut Wills et al. (1981)
penurunan nilai warna buah Kelengkeng
salah satu cara untuk mengurangi berat
baik pada kontrol maupun yang dikoating
suatu bahan dapat digunakan pengemas
(Gambar 3). Dari Gambar 3 terlihat bahwa
karena pengemas bersifat menahan uap air.
buah Kelengkeng yang dicoating dengan
film pektin kulit buah markisa
menunjukkan penurunan nilai warna kuning

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 21 Nomor 2, Hal. 374-382, Mei - Agustus 2021
381

lebih kecil dibandingkan dengan buah pektin dengan isolat protein dari kacang-
Kelengkeng yang tidak dicoating (kontrol). kacangan sebagai pengemas buah-buahan.
Hal ini menunjukkan bahwa coating dengan
DAFTAR PUSTAKA
film pektin kulit buah Markisa dapat A.O.A.C., 1996. Official Methods of
memperkecil kehilangan warna kuning buah Analysis, 16th (ed) Assn Offic. Chem
Inc, Washington, D.C.
Kelengkeng selama penyimpanan. Hal ini Clarissa, Claudia, g., Putri, m. W., dan
disebabkan karena adanya pelapis film pada Handoyo, C. C., 2019. Review:
Ekstraksi Pektin dari Limbah Kulit
permukaan buah Kelengkeng sehingga Kedondong (Spondias dulcis) dan
pigmen tertahan sementara tidak keluar dari Pemanfaatannya sebagai Edible
Coating Pada Buah. J. Chemm. Anal.
Kelengkeng. Vo; 02 No 01.
14 Gennadios and Weller, 1991. Edible Film
12 and Coating From Whelt and Corn
10 Proteins, Food Tech, 44 (10) : 63 – 69.
Warna

8 Hodgson, A.S. and Kerr, L.H., 1991.,


6
Tropical Fruit Products In. R.H.
4
2
Walter. The Chemistry and
0
Technology of Pectin. Press, Inc., San
1 2 3 4 5 6 Diego, California.
Lama Penyimpanan (hari)
Kertesz, J.J. and O.R. Fennema, 1986.
Kontrol Coating
Edible Film and Coating : A Review,
Gambar 3. Pengaruh Aplikasi Edible Coating Food Tech. 12 : 47 – 59.
dan Lama Penyimpanan Terhadap Warna Buah Kinzel, B., 1992. Protein Rich Edible
Kelengkeng Coating for Foods Agriculture
Research.
D. KESIMPULAN DAN SARAN Krochta, J.M., E.A. Baldwin and M.O.
Hasil penelitian dapatdisimpulkan Nisperos – Carriedo. 1994. Edible
Coating and Films to Improve Food
bajwa pengaruh perlakuan aplikasi Edible Quality. Technomic Public Co. Inc.,
Coating dan lama penyimpanan USA.
Laga, S., 2007. Aplikasi Edible Coating
berpengaruh sangat nyata terhadap susut Untuk Mempertahankan Umur
berat, kadar air dan warna buah Kelengkeng. Simpan Buah Pepaya Terolah
Minimal. Jur, Ecosysttim. Vol ½.
Penggunaan Edible Coating sebagai Laga, S., Marseno, D.W., dan Haryadi,
pengemas mampu mengurangi susut berat 2000. Varing Temperature Extraction,
Coagulant and Characterization of
buah Kelengkeng, mempertahankan kadar Passion Fruit Rind Pectin, Proceeding
air dan warna buah Kelengkeng selama of National Seminar on Food Science
and Technology, Surabaya, 10 – 11
penyimpanan. Perlu dilakukan penelitian Oktober 2002. ISBN : 979 – 95249 – 4
lebih lanjut dengan mengkompositkan – 6.
Laga, S., Marseno, D.W., Haryadi, 2001.
Ekstraksi dan Isolasi serta

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 21 Nomor 2, Hal. 374-382, Mei - Agustus 2021
382

Karakterisasi Pektin dari Kulit Buah


Markisa. Agrosains. Vol. 14 (2) : 121
– 127.
Mchugh, T.H., J.F. Aojard and J.M.
Krochta, 1994. Plasticized Edible
Films : Water Vapor Permeabilities
Properties, J. Food Sci. 59 (2) : 416 –
419.
Morton, J.F., 1987. Fruits of Warm
Climates. Creative Resource System
S, Inc. Winterville.
O’Connor-Shaw, R.E., R. Robert, A.L.
Ford, dan S.M. Nottingham. 1994.
Shelf life of minimally processed
honeydew, kiwifruit, papaya,
pineapple, and cantaloupe. J. Food
Sci. 59 (1) : 1202
Park, H.J., Chinnen, M.S., and Shewfelt
R.I., 1994.Edible Coating Effects on
Storage Like and Quality of
Tomatoes. J. Food Sci Vol. 59, No :
568 – 570.
Rowat, R.J. 1993. The Plastics Waste
Problem. Chem. Tech. 23 : 56.
Susilowati, E.P., Fitri, a., dan Nasir,M.
2017. Penggunaan Pektin Kulit Buah
Kakao Sebagai Edible Coating pada
Kualitas Buah Tomat dan Masa
Simpan. J. Aplikasi Teknologi Pangan
6(2).
Whistler, R.L. and Daniel, J.R., 1985,
Carbohydrates In. O.R. Fennema.
Food Chemistry. 2 th (ed). Marcel Inc.,
New York.
Wills, R.B.H., Graham, D.T., Mc
Glasson,W.B. dan Halls, E.G.,
1981.Postharvest an Introduction to
the Physiology and Hakndling of
Fruits and Vegetable. AVI Publising,
Co. New York

Jurnal Ilmiah Ecosystem Volume 21 Nomor 2, Hal. 374-382, Mei - Agustus 2021

Anda mungkin juga menyukai