Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN KEBAHAGIAAN TERHADAP

PERSEPSI KINERJA KARYAWAN DINAS


PERHUBUNGAN KABUPATEN PASURUAN

Disusun oleh:
MOCHAMMAD MAROMY
(202169110056)

JURUSAN ILMU PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu pemerintahan
daerah yang bergerak di sektor perhubungan. Dalam rangka mewujudkan tujuan
pembangunan daerah diperlukan perencanaan pembangunan yang SMART
(specific/khusus, measurable/dapat diukur, attainable/dapat dicapai,
realistic/realities, timebound/memiliki batas waktu untuk mencapai target). Untuk
mendukung keberlangsungan pekerjaan ini, instansi ini merekrut sebanyak 150
karyawan. Adanya SDM yang handal, profesional, dan terampil dibutuhkan oleh
instansi, hal ini karena berkaitan dengan kinerja dari instansi tersebut. Keperluan
SDM yang handal, profesional, dan terampil ini menunjukan bahwa karyawan
merupakan sebuah elemen penting dalam penggerak instansi. Proses untuk
mencapai sebuah kinerja yang optimal karyawan kemudian harus memiliki
semangat dan motivasi yang tinggi dalam melakukan aktivitas pekerjaannya
dalam berperan serta kembali memulihkan ekonomi, pariwisata dengan menata
dan meningkatkan kembali aksebilitas transportasi di Kabupaten Pasuruan akibat
masa pandemi COVID-19.
Kinerja karyawan sendiri adalah output dari beberapa fungsi atau indikator
suatu pekerjaan (Wirawan, 2009). Kurniawan, Lubis, dan Adam (2012)
menjelaskan bahwa setiap adanya motivasi kerja maka secara relatif akan
meningkatkan kinerja karyawan. Lebih lanjut Sharifzadeh dan Almaraz (2014)
menjelaskan dalam penelitiannya, alasan umum yang diberikan untuk
membenarkan adanya kinerja yang tinggi karena adanya motivasi yang tinggi,
lebih banyak energi, dan antusiasme yang lebih besar. Sharifzadeh dan Almaraz
(2014) juga menemukan hal lain yang kemudian yang lebih dominan dalam
konteks kinerja, seorang karyawan yang tidak bahagia atau tidak puas bisa
menjadi masalah, namun kebanyakan karyawan merasa bahwa mereka lebih
bahagia, apabila diperlakukan dengan baik, dibayar dengan baik, dan menikmati
pekerjaan dan lingkungan (Sharifzadeh & Almaraz, 2014).

1
I.2 Identifikasi Masalah
Adapun untuk idenitifkasi masalah, antara lain:
1. Adanya pengaruh kebahagian relasi dengan orang lain
2. Adanya pengaruh kebahagian dengan prestasi
3. Adanya pengaruh kebahagian dengan lingkungan kerja
4. Adanya pengaruh kebahagian dengan kompensasi
5. Adanya pengaruh kebahagian dengan Kesehatan.

I.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah, antara lain:
1. Mengenali pengaruh-pengaruh kebahagian
2. Memberikan pemahaman hubungan kebahagian terhadap persepsi kinerja
karyawan
3. Memberikan pemahaman dalam mengatasi pengaruh masalah kebahagian
terhadap persepsi kinerja karyawan.

I.4 Rumusan Masalah


Apakah terdapat hubungan kebahagiaan terhadap persepsi kinerja karyawan
Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan ?

I.5 Tujuan Penelitian


Melihat hubungan kebahagiaan ditempat kerja pada persepsi kinerja
karyawan Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan.

I.6 Manfaat Penelitian


1. Bahan diskusi mengenai peningkatan kinerja karyawan
2. Evaluasi kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan
3. Sumber Pustaka bagi instansi yang ingin meningkatkan kinerja karyawannya.

2
BAB II

3
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Teori Kinerja


III.1.1 Pengertian
Menurut Mangkunergara dalam Rahardi (2010) kinerja
merupakan hasil kerja dari segi kualitas maupun kuantitas yang dicapai
oleh karyawan sesuai dengan tanggung jawab yang dia terima. Peneliti
lainnya memberikan definisi kinerja karyawan sebagai hasil dari
beberapa fungsi atau indikator suatu pekerjaan (Wirawan, 2009).
Kinerja secara umum memiliki artian adalah pencapaian sesorang
terhadap suatu hal. “Dalam bahasa Inggris istilah kinerja adalah
performance. Performance merupakan kata benda. Salah satu entry-nya
adalah “thing done” (sesuatu hasil yang telah dikerjakan). Jadi arti
Performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral maupun etika” (Rahardi, 2010).
Berdasarkan beberapa definisi diatas kemudian dapat disimpulkan
bahwa kinerja merupakan hasil dari kesuluruhan fungsi yang
dibebankan pada seseorang yang berkaitan dengan pekerjaannya.

III.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja


Berikut adalah faktor yang mempengaruhi kinerja (Wirawan, 2009):
a. Faktor internal pegawai merupakan faktor dari dalam diri
karyawan.
b. Faktor-faktor lingkungan internal organisasi. Merupakan
dukungan organisasi dapat membantu produktivitas karyawan.
c. Faktor lingkungan eksternal organiasi adalah kejadian diluar
organiasi. Adanya inflasi di daerah pabrik, jika inflasi tidak

5
diikutidengan kenaikan upah atau gaji para karyawan yang
sepadan dengan tingkat inflasi, maka kinerja mereka akan
menurun.

III.1.3 Dimensi Kinerja


Wirawan (2009) membagi kinerja menjadi beberapa dimensi.
Dimensi ini kemudian menjadi bahan penyusunan alat ukur :
a. Hasil Kerja. Hasil kerja berada dalam bentuk laporan LKjIP
Dinas (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah), LKJiP Individu,
SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dan masih banyak lagi
b. Perilaku Kerja. Ada dua perilaku pada saat berada di lingkungan
kerja yaitu perilakunya sendiri dan saat kerja. Perilaku kerja
sudah diatur sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh Sesuai
dengan Peraturan Bupati Pasuruan No 155 Tahun 2021 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata
Kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan maka Dinas
Perhubungan Kabupaten Pasuruan mempunyai tugas membantu
Bupati untuk melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah dibidang perhubungan dan tugas
pembantuan

III.1.4 Persepsi Kinerja


Persepsi adalah sekumpulan tindakan mental yang mengatur
implus - implus sensorik menjadi suatu pola yang bermakna (Wade &
Travis, 2007). Definisi lain mengatakan bahwa persepsi adalah proses
kognitif yang memungkinkan kita menafsirkan dan memahami
lingkungan sekitar kita (Kreitner & Kinicki, 2001). Berdasarkan definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah dimana implus-implus
sensorik diatur dan diterjemahkan oleh otak.

6
Kinerja sendiri menurut Wirawan (2009) adalah hasil dari
beberapa fungsi atau indikator suatu pekerjaan. Persepsi kinerja sendiri
adalah proses mental seseorang untuk mengenali stimulus atau
memahami informasi tentang hasil kerja yang dapat dicapai yaitu berupa
perilaku-perilaku atau tindakan - tindakan yang relevan terhadap
tercapainya tujuan organisasi (Pratiwi & Himam, 2014). Berdasarkan
definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa, persepsi kinerja adalah
bagaimana individu menerima informasi tentang hasil kinerjanya sendiri.
Penilaian kinerja dapat dinilai dengan menggunakan dua sisi
yaitu objektif dan subjektif. Ukuran objektif dapat dinilai secara langsung
karena sudah memiliki satuan tertentu. Pada peniliaian secara subjektif
memang lebih sulit karena proses evaluasi sulit diukur (Rahardi, 2010).
Berdasarkan pengertian diatas maka, persepsi kinerja dapat dikategorikan
kedalam jenis penilaian kinerja secara subjektif.

III.2 Teori Kebahagiaan


III.2.1 Pengertian
Kebahagiaan pada umumnya adalah sebuah emosi positif dari
seseorang dalam menghadapi kehidupan. Menurut Biswas, Diener
dan Dean dalam Wulandari dan Widyastuti (2012) kebahagiaan kualitas
hidup yang membuat ranah kehidupan menjadi baik secara keseluruhan.
Adapun definisi lain mengatakan bahwa orang yang bahagia adalah
seseorang yang selalu merasakan emosi positif (Boehm & Lyubormirsky
dalam (Wijayanto, 2017).

Lebih lanjut Seligman (2002) menjelaskan kebahagiaan memiliki


beberapa sumber. Ada tiga hal yang telah teridentifikasi sebagai sumber
kebahagiaan, pemberian makana mendalam atau things we find deeply
meaningful, semua dapat membuat lebih engage atau things that are
deeply engaging, dan semua hal lebih baik atau things that simply feel
good. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan
7
adalah suatu emosi positif yang muncul dalam diri manusia ketika dia
dapat merasakan kualitas hidup yang baik

III.2.2 Indikator Kebahagiaan


Hills dan Argyle (2002) menemukan indikator yang dapat dijadikan
dasar pengukuran kebahagiaan. Penelitian awal Hills dan Argyle (2002)
untuk mengukur tingkat kebahagiaan mahasiswa di Universitas Oxford
dengan jumlah peserta yang sebelumnya digunakan adalah sebanyak 172
mahasiswa. Skala penelitian Hils dan Argyle ini sebelumnya telah
digunakan lintas-budaya untuk membandingkan siswa di Australia,
Kanada, Inggris, Amerika Serikat dan Cina. Terdapat delapan indikator
dalam mengukur kebahagiaan, yaitu (Hills & Argyle, 2002):
1. Hidup adalah anugerah atau life is rewarding
2. Kewaspadaan mental atau mentally alert
3. Hidup yang menyenangkan atau pleased with life
4. Menemukan hal-hal indah dalam segala hal atau find
beauty in things
5. Selalu merasa puas atau satisfied in life
6. Dapat mengatur waktu atau can organized time
7. Tampil menarik atau look attractive
8. Kenangan-kenangan indah atau happy memories

8
BAB IV
METODE PENELITIAN

IV.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian adalah penelitian lapang yang menggunakan analisis data
kuantitatif dan memiliki sebuah hipotesi yang kemudian akan diuji
kebenarannya. Metode analasis penelitian ini adalah korelasi, korelasi adalah
salah satu teknik analisis dalam statistik yang digunakan untuk mencari
hubungan antara dua variabel yang bersifat kuantitatif (Azwar, 1998).
Variabel penelitian ini ada 2 yaitu kebahagian sebagai variabel independen
(X) dan kinerja sebagai variabel dependen (Y). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara kebahagiaan (X) dan kinerja (Y)

IV.2 Definisi Operasional


1. Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah suatu perasaan atau emosi yang dirasakan
atau dialami oleh seseorang jika mereka merasa evaluasi hidup
mereka baik dan dapat merasakan emosi postif secara dominan
dibandingkan dengan emosi negatif. Menurut Peter Hills dan Michael
Argyle (2001), ada 8 (delapan) indikator dalam aspek kebahagiaan,
diantaranya :

Variabel Indikator
1. Hidup adalah anugerah atau life is rewarding
2. Kewaspadaan mental atau mentally alert
3. Hidup yang menyenangkan atau pleased with
life
4. Menemukan hal-hal indah dalam segala hal
atau find beauty in things
Kebahagiaan 5. Selalu merasa puas atau satisfied in life
6. Dapat mengatur waktu atau can organized
time
7. Tampil menarik atau look attractive
8. Kenangan-kenangan indah atau happy
memories

9
Tabel 2. Penjabaran variabel Kebahagiaan dan indikatornya
Sumber : Peter Hills dan Michael Argyle (2002)

2. Persepsi Kinerja
Persepsi adalah sekumpulan tindakan mental yang mengatur
implus - implus sensorik menjadi suatu pola yang bermakna (Wade &
Travis, 2007). Kinerja adalah output yang dihasilkan oleh fungsi dan
indikator tertentu pada sebuah pekerjaan (Wirawan, 2009). Didalam
kinerja terdapat dimensi Hasil Kerja, Perilaku Kerja, dan Sifat
Pribadi. Pada penelitian ini kinerja dilihat dari persepsi, artinya
bagaimana keadaan mental seseorang ketika menerima impuls-implus
sensorik kemudian dioalah dalam suatu pekerjaan. Artinya penilaian
kinerja pada penelitian ini bersifat subjektif. Berikut adalah
penjabaran ketiga variabel tersebut beserta indikatornya.

Hasil Kerja a. Kualitas dan kuantitas


b. Ketepatan dalam bekerja
c. Efektvitas dalam Pekerjaan
Perilaku a. Perilaku sesuai prosedur kerja
Persepsi
Kerja b. Perilaku sesuai kode etik
Kinerja
c. Perilaku sesuai peraturan organisasi
Sifat a. Sikap saat bekerja
Pribadi b. Kecerdasan pada emosionalnya
c. Kecerdasan pada sosial
Tabel 3. Penjabaran variabel persepsi kinerja beserta indikatornya
Sumber : Wirawan (2009)

IV.3 Populasi
Populasi penelitian ini adalah karyawan Dinas Perhubungan Kabupaten
Pasuruan sejumlah 150.

IV.4 Teknik Pengambilan Sampel


Pemilihan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis non-
probabilitas sampling. Artinya elemen dalam populasi tidak memiliki peluang
10
yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Silalahi, 2009). Pada pemilihan
secara non-probabilitas sendiri terdapat beberapa cara yang dapat digunakan
peneliti dalam pengambilan sampel yaitu accidental sampling, purposive
sampling, quota sampling, dan snowball sampling (Silalahi, 2009). Peneliti
sendiri menggunakan teknik sampling accidental sampling, dimana pemilihan
sampling dilakukan secara acak tergantung siapa yang ditemui oleh peneliti
(Silalahi, 2009). Teknik ini dipilih karena melihat kesibukan dari masing-
masing karyawan Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan yang sangat padat
serta jajaran manajerial yang tidak mau ikut mengisi kuesioner dari peneliti.

11
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL PELAKSANAAN PENELITIAN SKRIPSI
DI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PASURUAN

1. Nama Instansi : DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PASURUAN


Alamat : Jalan Raya Wonorejo Km. 17 Ds. Pakijangan Kec.
Wonorejo, Kab. Pasuruan, Jawa Timur 67173
Telepon : (0343) 614141

Penelitian skripsini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2021 – Selesai

2. Nama Mahasiswa : MOCHAMMAD MAROMY (202169110056)


3. Jurusan : Ilmu Psikologi

Pasuruan, Januari 2021


Mengetahui dan Menyetujui
Dosen Pembimbing

Dr. Laurensius Laka, M.Psi.

12

Anda mungkin juga menyukai