I
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN
JL. RAYA GANDUL CINERE DEPOK 16512
TELEPON (021) 7538421
Tugas :
Anda diminta membuat Resume materi Kinerja dari referensi-referensi buku. Cantum kan
referensi sdr.
Jawaban :
KINERJA
A. PENGERTIAN KINERJA
Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).
Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2005) bahwa istilah kinerja berasal dari
kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Secara umum kinerja (performance) didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan
seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Robbins (2001) menjelaskan bahwa kinerja
merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerjaan dalam pekerjaannya menurut kriteria
tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan. Bastian (2001) menyatakan bahwa, kinerja
adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang
dalam perumusan skema strategis suatu organisasi. Anwar Prabu Mangkunegara (2000)
berpendapat bahwa, kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Byar dan Rue (1984) mendefenisikan kinerja merupakan
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN
JL. RAYA GANDUL CINERE DEPOK 16512
TELEPON (021) 7538421
derajat penyeselesaian tugas yang menyertai pekerjaan seseorang. Kinerja adalah yang
merefleksikan seberapa baik seseorang individu memenuhi permintaan pekerjaan.
Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja karyawan merupakan suatu
bentuk kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau terget tertentu yang berasal dari
perbuatannya sendiri. Kinerja seseorang dikatakan baik apabila hasil kerja individu
tersebut dapat melampaui peran atau target yang ditentukan sebelumnya. Dengan
demikian, kinerja ditentukan oleh faktor – faktor kemampuan, motivasi dan kesempatan.
C. PENILAIAN KINERJA
Penilaian kinerja digunakan untuk memberitahukan pada karyawan sejauh mana kinerja
mereka dan imbalan yang akan mereka dapatkan. Penilaian kinerja juga bertujuan untuk
mengevaluasi dan memberikan umpan balik pada karyawan yang akan mengembangkan
karyawan dan juga keefektifan organisasi. Menurut Mangkuprawira (2002), tujuan
penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
1. Perbaikan prestasi kerja. Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan,
manajer, dan departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka
untuk memperbaiki prestasi.
2. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi. Evaluasi kinerja membantu para pengambil
keputusan untuk menentukan kenaikan upah, pemberian bonus, dan bentuk
kompensasi lainnya.
3. Keputusan-keputusan penempatan. Promosi, transfer, dan demosi biasanya
didasarkan pada kinerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan
bentuk penghargaan terhadap kinerja masa lalu.
4. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Kinerja yang jelek mungkin menunjukan
kebutuhan akan latihan demikian juga prestasi yang baik, mungkin mencerminkan
potensi yang harus dikembangkan.
5. Perencanaan dan pengembangan karier. Umpan balik prestasi mengarahkan
keputusan-keputusan karier yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti.
6. Penyimpangan proses staffing. Kinerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan
atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia.
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN
JL. RAYA GANDUL CINERE DEPOK 16512
TELEPON (021) 7538421
Menurut Schuler dan Jackson (2006), terdapat tiga kriteria dalam penilaian kinerja, yaitu:
1. Kriteria berdasarkan sifat, yaitu memusatkan diri pada karakteristik pribadi seorang
karyawan, loyalitas, keandalan, kemampuan berkomunikasi, dan keterampilan
memimpin. Jenis kriteria ini memusatkan diri pada bagaimana seseorang, bukan apa
yang dicapai atau tidak dicapai seseorang dalam pekerjaannya.
2. Kinerja berdasarkan perilaku, yaitu terfokus pada bagaimana pekerjaan dilaksanakan.
Kriteria ini penting bagi pekerjaan yang membutuhkan hubungan antar personal.
3. Kinerja berdasarkan hasil. Kriteria ini berfokus pada apa yang telah dicapai atau
dihasilkan ketimbang bagaimana sesuatu dicapai atau dihasilkan. Kriteria ini sering
dikritik karena meninggalkan aspek kritis pekerjaan yang penting seperti kualitas.
Jadi Ukuran kinerja dapat dikelompokkan dalam salah satu dari enam kategori berikut:
efektivitas, Efisiensi, Kualitas, Waktu, Produktivitas, Safety.
a. Bias penilai
Kesalahan yang sering terjadi adalah pada si penilai. Bias penilai tersebut
biasanya tidak ada pekerjaan, akan tetapi biasanya pada karakteristik pribadi, seperti
usia, jenis kelamin, senioritas, suku/agama, kedekatan dengan pimpinan dan lainnya.
Manajemen perlu menghilangkan bias-bias pengawas terhadap individu bawahan atau
menangkal bias tersebut selama proses penilaian.
b. Hallo effect
Hallo effect adalah opini pribadi atau subyektifitas penilaian terhadap yang di
nilai. Hal ini dapat terjadi karena penilaian performance yang sesaat. Sebagai contoh,
jika seorang penilai menyukai seorang karyawan, maka opini tersebut bisa jadi
mengalami distorsi estimasi terhadap kinerja karyawan itu. Masalah ini sering
meringankan atau memberatkan ketika para penilai harus menilai karakter kepribadian
teman-teman mereka, atau seseorang yang sangat tidak disukainya.
c. Central tendency
d. Leniency (kelunakan)
Leniency adalah penilaian yang di berikan terlalu lunak/murah, dengan
memberikan nilai yang tinggi kepada yang dinilai. Bias kemurahan hati ini seperti itu
tidak di kehendaki karena hasilnya para pegawai bakal terlihat lebih dari kenyataan
yang sesungguhnya. Pada akhirnya kekurangan keakuratan penilaian ini mengarah
kepada perputaran para pegawai yang pindah ke organisasi lain yang sanggup menilai
kinerja mereka secara akurat dan memberikan mereka pengakuan yang mendasar.
e. Strictness (keketatan)
Strictness adalah penilaian kinerja dilakukan secara ketat. Kadang-kadang penilai
akan memberikan penilaian yang rendah terhadap kinerja seseorang, meskipun
sebenarnya beberapa karyawan kinerjanya di atas rata-rata. Bias-bias keketatan dan
kemurahan hati ini dapat di kendalikan atau di hitung dengan 2 cara : (1) dengan
mengalokasikan nilai-nilai kedalam distribusi yang dipaksakan (forced distribution),
dimana bawahan-bawahan di bagi menurut distribusi nomor, atau (2) dengan
mengurangi ambiguitas skala-skala penilaian itu sendiri. Pengurangan ambiguitas ini
dilakukan dengan memperbaiki definisi-definisi dari dimensi-dimensi dan menyediakan
definisi-definisi untuk berbagai poin skala.
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN
JL. RAYA GANDUL CINERE DEPOK 16512
TELEPON (021) 7538421
f. Recency
Recency adalah penilaian yang di lakukan pada saat-saat tertentu, atau sesaat saja.
Penilaian ini biasanya dilakukan hanya pada saat-saat yang di anggap oleh tim penilai
saat yang tepat untuk di lakukan penilaian. Sehingga penilaian ini tidak di lakukan
secara teratur atau rutin, melainkan sesempatnya tim penilai untuk melakukan penilaian.
Akibat dari penilaian ini, maka akan sulit untuk menetapkan karyawan yang potensial
atau tidak.
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN
JL. RAYA GANDUL CINERE DEPOK 16512
TELEPON (021) 7538421
DAFTAR PUSTAKA
Byars, L.L. dan Rue, L.W. 2006. Human Resource Management. Ney York. MCGraw Hill.
Dessler, Gary. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Mathis, R.L. & Jackson, J.H. 2006. Human Resource Management: Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jilid 1, Edisi
8, Prenhallindo, Jakarta.
Sani, Achmad dan Masyhuri, M. 2010. Metodologi Riset Manajemen Sumber Daya
Manusia. Malang: UIN-Maliki Press.
Schuler, R.S., dan Jackson, S.E. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Erlangga.