Anda di halaman 1dari 47

1

PENJABARAN MATERI SKB PEREKAM MEDIS


CASN TAHUN 2021

Jabatan Fungsional Perekam Medis


adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan
wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan rekam medis informasi kesehatan
yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.

Jabatan Fungsional Perekam Medis Terampil


adalah jabatan fungsional yang mempunyai kualifikasi teknis yang pelaksanaan
tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis dan prosedur
kerja tertentu di bidang pelayanan rekam medis informasi kesehatan.
- berijazah paling rendah Diploma III (D-III) rekam medis informasi kesehatan
- pangkat paling rendah Pengatur, golongan II/c
- memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Perekam Medis yang masih berlaku
- nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir

Jabatan Fungsional Perekam Medis Ahli


adalah jabatan fungsional yang mempunyai kualifikasi profesional yang pelaksanaan
tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan, metodologi, dan
teknik analisis tertentu di bidang pelayanan rekam medis informasi kesehatan.
- berijazah paling rendah Sarjana (S-1) atau Diploma IV (D-IV) rekam medis
informasi kesehatan
- pangkat paling rendah Penata Muda, golongan III/a
- memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Perekam Medis yang masih berlaku
- nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir

Tugas Pokok Perekam Medis


adalah melakukan kegiatan pelayanan rekam medis informasi kesehatan yang
meliputi persiapan, pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi.

Pelayanan Rekam Medis Informasi Kesehatan


adalah kegiatan pelayanan penunjang secara profesional yang berorientasi pada
kebutuhan informasi kesehatan bagi pemberi layanan kesehatan, administrator, dan
manajemen pada sarana layanan kesehatan dan instansi lain yang berkepentingan
berdasarkan pada ilmu pengetahuan teknologi rekam medis (sintesa ilmu-ilmu
sosial, epidemiologi, terminologi medis, biostatistik, prinsip hukum medis, dan
teknologi informasi).
2

Jabatan Fungsional Perekam Medis Terampil (D-3)


Kemampuan Umum :
● Perencanaan identifikasi kebutuhan SIM rekam medis
- Membuat identifikasi kebutuhan formulir dalam penyusunan SIM rekam
medis manual (berbasis kertas).
- Menentukan butiran data dari tata cara pengisian rujukan dengan kode
jenis data, misal ketik angka 1 akan muncul data jenis kelamin laki-laki,
ketik angka 2 perempuan.
- Mengelompokkan kegiatan pelayanan rumah sakit seperti rawat jalan,
gawat darurat, dan rawat inap yang terkait dengan alur rekam medis.
- Membuat pola alur kegiatan pelayanan sesuai dengan alur rekam
medisnya.
- Mengelompokkan kegiatan pelayanan rumah sakit seperti rawat
jalan, gawat darurat, dan rawat inap yang terkait dengan alur rekam
medis.
- Membuat ketentuan data yang akan dilakukan analisa kuantitatif
seperti nomor rekam medis, jenis data yang tidak lengkap, misalnya
resume, hasil operasi, diagnosa, tindakan medis, dll secara manual.
- Mengidentifikasi data formulir dalam analisis mutu sistem
pengembalian berkas rekam medis manual.
- Menyusun jadwal retensi rekam medis dengan cara menentukan
jenis rekam medis yang akan disusutkan.
- Menyampaikan hasil pemikiran pola alur kegiatan pelayanan rekam
medis kepada atasan langsung.
- membuat rekomendasi setiap format dan keterkaitan antar format
untuk pengumpulan data.
- Membuat usulan bentuk formulir untuk pengolahan data kegiatan
pelayanan.
- Membuat identifikasi kebutuhan informasi yang dibutuhkan sebagai
dasar pengambilan keputusan internal maupun eksternal.
- Membuat usulan bentuk formulir untuk pengolahan data kegiatan
pelayanan dan juga membuat panduan cara mengisi formulir.

Kemampuan Khusus :
● Persiapan pelayanan rekam medis informasi kesehatan
- Meminta nomor rekam medis untuk dicatat, lalu petugas tempat
penerimaan pasien meminta rekam medis rawat jalan melalui telepon.
- Mengolah data casemix dengan menyiapkan dan menyerahkan
laporan hasil grouping dalam bentuk txt ke bagian akuntansi untuk
verifikasi internal.
- Koordinasi dengan SIRS untuk alur kegiatan pelayanan.

● Pelaksanaan pelayanan rekam medis informasi kesehatan


3

- Memperoleh informasi data sosial atau jati diri pasien baik melalui
metode wawancara, atau mengisi formulir oleh pihak pasien.
- Mencatat data sosial atau jati diri pasien ke dalam kartu indeks utama
pasien dan memutakhirkan KIUP apabila pasien lama berubah
datanya.
- Mendapatkan informasi data sosial atau jati diri pasien baik melalui
metode wawancara, atau mengisi formulir oleh pihak pasien yang akan
dirawat dan berkomunikasi dengan perawat ruangan untuk
menyiapkan segala sesuatunya sehubungan dengan pasien (baru)
yang akan masuk rawat.
- Membuat kartu kendali yang dibuat sebagai alat monitoring
keberadaan rekam medis yang digunakan baik ke rawat jalan
maupun ke rawat inap.
- Mencatat data pasien sesuai jenis data yang diperlukan dari buku
registrasi pendaftaran pasien rawat inap.
- Menerima rekam medis pasien pulang rawat inap.
- Membuat catatan pada buku ekspedisi penerimaan ketika menerima
rekam medis pasien selesai rawat jalan.
- Mengolah data casemix yaitu entry data demografi pasien, kode
diagnosa dan tindakan medis pasien rawat jalan dan rawat inap ke
dalam software.
- Mengolah data casemix dengan membuat grouping dalam menentukan
tarif casemix.
- Menerima kembali berkas klaim atau file txt hasil koreksi dari bagian
akuntansi rumah sakit dalam proses mengolah data casemix.
- Melakukan input ulang hasil koreksi dalam software casemix.
- Pemilahan rekam medis rawat jalan per nomor kelompok terminal digit
filing sebelum masuk ke dalam roll o’pack atau rak statis.
- Melakukan penjajaran berdasarkan sistem penyimpanan terminal
digit filing rekam medis rawat jalan dan menjaga agar penyimpanan
aman, rahasia, tidak dapat diakses oleh yang tidak berhak seperti
menjaga dari orang yang merokok dalam rak penyimpanan rekam
medis, menjaga rekam medis dari serangga, kecoa, tikus, dll.
- Menyimpan rekam medis rawat jalan inaktif yang masih mempunyai
nilai guna dengan media tertentu, misal scanning rekam medis atau
media elektronik lainnya atas instruksi dan menjaga kerahasiaannya
sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.
- Menyampaikan rekam medis ke unit terkait, baik dengan
menggendong rekam medis atau menggunakan alat distribusi.
- Melakukan kegiatan dengan memilih lalu memberi kode dan membuat
indeks diagnosa penyakit seluruh pasien rawat jalan dan rawat inap
serta dibuat dalam bentuk laporan harian sesuai dengan pedoman
yang ditentukan.
4

- Melakukan pengawasan dari sistem penyimpanan rekam medis rawat


jalan, misalnya pengawasan tracer pada outguide, kendali rekam
medis, dll untuk menjaga agar ketersediaan rekam medis baik pada
saat dibutuhkan.
- Melaksanakan pemusnahan rekam medis dengan cara membuat
bubur kertas rekam medis yang tidak bernilai guna lagi.
- Memberikan layanan jasa peminjaman rekam medis untuk berbagai
kepentingan pengobatan maupun tenaga kesehatan yang sedang
dalam proses belajar atau melakukan penelitian.
- Membuat catatan rekam medis yang dikeluarkan untuk keperluan
tersebut diatas.
- Memproses informed consent pelepasan informasi atas data medis
yang akan dikeluarkan rumah sakit, sehingga pelepasan informasi
tersebut atas sepengetahuan pasien pemilik informasi medis yang sah.

● Pelaporan pelayanan rekam medis informasi kesehatan


- Pencatatan data pasien rawat jalan yang dapat digunakan sebagai
data sensus harian untuk pelaporan rawat jalan.
- Mencatat semua rekam medis pasien pulang rawat jalan dengan jenis
data yang diperlukan untuk indeks penyakit, indeks tindakan medis,
dan indeks dokter.
- Membuat laporan rekam medis tidak lengkap berdasarkan jenis data
laporan antara lain nomor rekam medis, jenis ketidak lengkapan, nama
dokter yang bertanggung jawab melengkapi dan catatan lain yang
perlu ditambahkan sebagai laporan.
- Membuat olahan data analisis kuantitatif rekam medis secara manual
dengan cara mengumpulkan data, lalu membuat grafik agar dapat
diinterpretasikan dalam suatu laporan.
- Membuat laporan data untuk katalog jenis formulir rekam medis secara
manual.
- Mengumpulkan data untuk laporan cakupan pelayanan pada sarana
pelayanan kesehatan seperti data wilayah pasien, jaminan
pembayaran pasien, pekerjaan pasien, pendidikan pasien yang dapat
digunakan untuk pemasaran, profil, dan keperluan lain.
- Mengumpulkan data penyakit dan tindakan medis untuk bahan
laporan morbiditas rawat jalan dan rawat inap.
- Membuat proses dalam rangka memenuhi pengadilan maupun non
pengadilan.
- Mengumpulkan data untuk laporan efisiensi pelayanan pada sarana
pelayanan kesehatan misalnya dengan mengukur efisiensi distribusi
berkas rekam medis sebagai indikator mutu rekam medis.
- Mengumpulkan data penyakit dan tindakan medis untuk bahan laporan
morbiditas dan mortalitas rawat jalan serta rawat inap.
5

- Mengumpulkan rekapitulasi data untuk penyusunan laporan cakupan


pelayanan, mutu, dan efisiensi pada sarana pelayanan kesehatan
dalam bentuk statistik.
- Membuat desain formulir untuk laporan sebagai dasar pengumpulan
data.
● Evaluasi pelayanan rekam medis informasi kesehatan
- Menelaah rekam medis untuk memperoleh fakta ketidak lengkapan
rekam medis baik berupa tulisan dokter maupun lembar lepas yaitu
hasil pemeriksaan contohnya hasil laboratorium, lembar resep, dll.
- Memberi slip lembar catatan kekurangan pada halaman depan rekam
medis selesai assembling setelah mendapat fakta dari telaah rekam
medis yang tidak lengkap.
- Melakukan klarifikasi data analisa kuantitatif rekam medis secara
manual apabila diperlukan atau ada yang meragukan.
- Menyeleksi rekam medis yang akan disusutkan dengan memilah
dan memindahkan rekam medis dari rak aktif ke rak inaktif.
- Membuat daftar pertelaan rekam medis yang akan disusutkan dengan
cara mendaftar rekam medis yang akan disusutkan.
- Membuat rekapitulasi jumlah kelengkapan dan ketidaklengkapan
pengisian informed consent.
- Mengumpulkan data dalam analisis mutu sistem pengembalian berkas
rekam medis manual.
- Mengobservasi data rekam medis secara manual dalam evaluasi
keabsahan data rekam medis rawat inap.
- Mengidentifikasi keabsahan data rekam medis secara manual dalam
evaluasi keabsahan data rekam medis rawat inap.
- Mengecek kembali kebenaran entry data sosial atau jati diri pasien.
- Membuat proses dalam rangka upaya kelengkapan resume medis
dalam rekam medis.
- Membuat validasi rekam medis yang kembali dengan mengecek setiap
nomor rekam medis yang kembali.
- Melakukan analisis kuantitatif kelengkapan rekam medis atau quality
assurance dari isi berkas.
- Membuat evaluasi formulir rekam medis untuk menentukan formulir
yang tidak digunakan lagi akan diganti dalam induk formulirnya.
- Melakukan perbaikan desain formulir yang digunakan untuk
pengolahan data kegiatan pelayanan medis dan juga membuat
panduan mengisi formulir.
- Melakukan koordinasi pihak yang terkait data rekam medis secara
manual yang menyimpang atau tidak sesuai dalam evaluasi
keabsahan data rekam medis rawat jalan dan rawat inap.
- Membuat kesimpulan dan saran dalam evaluasi keabsahan data
rekam medis manual rawat jalan dan rawat inap.
6

Jabatan Fungsional Perekam Medis Ahli (S-1/ D-4)


Kemampuan Umum :
● Perencanaan meliputi :
○ Klasifikasi/ Identifikasi data
- Mengelompokkan kegiatan pelayanan rumah sakit seperti rawat
jalan, gawat darurat, rawat inap, penunjang medis, dan billing
serta yang terkait dengan alur rekam medis.
- Mengelompokkan bentuk tampilan rancangan formulir
pendaftaran rawat jalan dan rawat inap.
- Mengelompokkan rancangan tampilan analisis kualitatif rekam
medis secara manual.
- Menentukan data dalam format formulir sistem seleksi rekam
medis yang akan disusutkan.
- Menentukan aplikasi dalam format identifikasi untuk informasi
demografi pasien rawat jalan dan rawat inap.
- Menentukan aplikasi dalam format terkait dengan register rawat
jalan dan rawat inap.
- Membuat usulan katalog catatan mutu formulir rekam medis
secara komputerisasi.

○ Penyusunan pedoman dan rekomendasi


- Menentukan keterkaitan butiran data dari tata cara pengisian
rujukan (dengan kode jenis data) misal ketik angka 1 akan
muncul data jenis kelamin laki-laki, ketik angka 2 perempuan
atau jika tidak diketik tanggal lahir maka otomatis komputer
akan menghitung usia pasien.
- Menyusun kebutuhan sarana dan prasarana terkait SIM rekam
medis (komputer, printer, continuous form, printer label, fax, dll).
- Membuat TOR (term of reference) atau KAK (kerangka acuan
kerja) untuk menghitung anggaran kebutuhan sarana dan
prasarana terkait SIM rekam medis.
- Menyusun rancangan modul atau aplikasi dalam bentuk tempat
atau formulir elektronik atau rancangan tempat dalam bentuk
jenis data.
- Koordinasi dengan SIRS untuk penyusunan rancangan modul
dalam rapat atau sosialisasi.
- Membuat rancangan modul RMIK.
- Membuat rancangan program audit koding.
7

- Menyusun data kegiatan pelayanan rawat jalan dan rawat inap


seperti volume kegiatan grafik.

○ Penghitungan kebutuhan data


- Menentukan jenis data untuk aplikasi dalam format
pengembalian rekam medis.
- Mengkoordinasikan hasil perancangan bridging sistem aplikasi
dengan unit IT RS dan pihak terkait.

○ Seleksi hak akses


- Menentukan proses pengguna pemakaian modul RMIK yang
disetujui atasan.
- Melakukan pemantauan otorisasi isian RMIK secara elektronik.

○ Validasi pedoman dan rekomendasi pelaksanaan


- Validasi kode diagnosa penyakit dan tindakan medis.
- Menyempurnakan data berdasarkan rekomendasi untuk data
kegiatan penerimaan pasien rawat jalan dan rawat inap.
- Membuat usulan rekomendasi untuk evaluasi kerangka acuan
kerja SIM rekam medis.

Kemampuan Khusus :
● Pelaksanaan meliputi :
○ Analisis kode
- Membuat analisis kode penyakit rawat jalan, gawat darurat,
dan rawat inap dengan cara mengecek kebenaran atau
ketepatan pemberian kode yaitu mencocokan kode dengan
buku kodifikasi penyakit dan tindakan (ICD).
- Mengumpulkan data secara terstruktur dan berkesinambungan
tentang pengumpulan data pengkajian (kebutuhan khusus)
proyek riset klinis.
- Mengumpulkan rekam medis untuk mengambil data audit
koding.
- Membuat daftar hasil kode yang tidak sesuai untuk dilaporkan.

○ Kategori identifikasi
- Membuat pengelompokkan data untuk katalog catatan mutu
formulir rekam medis secara komputerisasi.
- Menerima, menyeleksi dan mengarahkan pasien rawat inap
dengan pemberian informasi peraturan (general consent).
8

- Mengidentifikasi pelayanan rekam medis dalam evaluasi


pelaksanaan SIM-RS atau elektronik rekam medis yang terkait
peraturan dan perundangan.

○ Klasifikasi
- Mengelompokkan format penggantian biaya atau klaim
diagnosa dan tindakan pasien rawat jalan dan rawat inap.
- Membuat klasifikasi format pendaftaran rawat jalan dan rawat
inap.

○ Monitoring resume
- Melakukan monitoring secara terstruktur dan
berkesinambungan tentang laporan hasil pemeriksaan
penunjang, transfer pasien, laporan anestesi, infeksi
nosokomial, resume keperawatan, resume pasien pulang.

○ Pengujian dan susunan identifikasi data


- Mencoba menu atau modul dalam menganalisis data untuk
tampilan modul kelengkapan pengendalian rekam medis.
- Mengoreksi ulang hasil uji coba menu atau modul dalam
menganalisis data untuk tampilan modul kelengkapan
pengendalian rekam medis.

● Pelaporan dan evaluasi


- Membuat analisa data untuk kepentingan audit klinis.
- Membuat sajian data untuk keperluan audit klinis.
- Menentukan data rekam medis dalam evaluasi keabsahan data rekam
medis.
- Verifikasi tindakan pasien rawat jalan termasuk gawat darurat dengan
cara klarifikasi pada yang berwenang tentang tindakan yang ditulis
dalam rekam medis tersebut.
- Membuat evaluasi kode penyakit rawat jalan termasuk gawat darurat
setelah divalidasi.
- Melakukan observasi jalannya setiap modul untuk mengevaluasi
kerangka acuan kerja SIM rekam medis untuk mendapat kesesuaian.
- Membuat kesimpulan dan saran (audit trail) hasil observasi dalam
evaluasi pelaksanaan SIM-RS atau elektronik rekam medis yang
terkait peraturan dan perundangan.

● Perencanaan meliputi :
9

○ Identifikasi
- Menentukan koneksi antar data atau jenis data, misal field
untuk pengisian rujukan dengan pilihan akan bermakna pada
statistik.
- Menentukan format penggantian biaya atau klaim diagnosa dan
tindakan pasien rawat jalan dan rawat inap.
- Menentukan data penggantian biaya atau klaim dalam penjamin
validitas data berbagai register sebagai sumber outcome dalam
rangka rancangan modul aplikasi.
- Menentukan rancangan tampilan formulir pendaftaran rawat
jalan dan rawat inap.
- Menentukan bentuk tampilan untuk analisis mutu sistem
pengembalian rekam medis.
- Menentukan rancangan tampilan analisis kuantitatif rekam
medis secara elektronik.
- Menentukan format formulir dalam rancangan alat bantu
monitoring keakuratan koding klinis.
- Menentukan data untuk aplikasi dalam format indeks penyakit,
kode tindakan medis, indeks dokter, dan kematian.
- Menentukan bentuk tampilan isian rekam medis secara
elektronik.
- Menentukan aplikasi dalam format pembiayaan terkait dengan
register rawat jalan dan rawat inap.

○ Pengumpulan data
- Menghimpuan nama pegawai yang bertanggung jawab jaga
shift, termasuk menginventarisasi pegawai yang cuti dan libur.

○ Kategori hasil identifikasi dan struktur data


- Melakukan koordinasi dengan SIRS dalam bentuk rapat atau
surat permohonan dalam pengajuan rancangan modul atau
aplikasi.
- Membuat usulan format atau rancangan tempat untuk
pengendalian pengembalian rekam medis terkait dengan
kendali mutu.
- Membuat usulan tampilan isian rekam medis secara elektronik.

○ Analisis klasifikasi data/ format


- Mengelompokkan rancangan tampilan analisis kuantitatif rekam
medis secara manual dan elektronik.
- Mengelompokkan bentuk tampilan untuk isian rekam medis
secara elektronik.
10

- Membuat kajian data entry misalnya memeriksa sistem


penamaan (cara mengindeks, tanggal lahir, dll) untuk pasien
rawat inap.
- Membuat kajian kegiatan pelayanan rawat jalan dan rawat inap,
misal kajian volume kegiatan dibuat trend pelayanan.
- Melakukan pemantauan autentikasi isian RMIK secara
elektronik.
- Mengoreksi dan menilai akses data dalam pemeriksaan secara
komputerisasi kegiatan pelayanan rawat jalan dan rawat inap.

○ Menguji koneksi data


- Mengoreksi dan menilai akses data dalam pengamanan
back-up data dan informasi dalam sistem pelayanan rekam
medis.

○ Penerapan alur kegiatan


- Merencanakan kegiatan sesuai SOP untuk menjadi alur
kegiatan pelayanan rumah sakit terkait dengan pelayanan
rekam medis komputerisasi hybrid.

○ Pengumpulan data tahunan/ triwulan


- Menghimpun atau mengambil dari setiap unit kerja data
triwulan, 1 tahunan, dan 5 tahunan sebagai indikator pelayanan
rumah sakit, seperti indikator efisiensi rumah sakit
menggunakan grafik Barber Johnson dalam rangka
pengumpulan data bahan perencanaan atau indikator mutu
terkait akreditasi rumah sakit.
- Menghimpun atau mengambil dari setiap unit kerja data triwulan
surveilans kasus tertentu laporan RL-RS atau SIRS Revisi 6
(morbiditas dan mortalitas) untuk Kemenkes.
- Menghimpun atau mengambil dari setiap unit kerja data triwulan
audit koding sebagai bahan perencanaan atau pembahasan
dalam rapat.
- Menghimpun atau mengambil dari setiap unit kerja data triwulan
kebutuhan logistik seperti cetakan rekam medis dari rawat jalan
dan atau rawat inap juga penunjang.

○ Kategori struktur data


- Menentukan struktur isi jenis dan macam tempat yang
dibutuhkan termasuk butiran data atau isi jenis data.

○ Rekomendasi usulan dan validasi alur kegiatan


11

- Mengusulkan hasil rancangan alur kegiatan pelayanan rekam


medis komputerisasi hybrid kepada yang berwenang.
- Berkoordinasi dengan SIRS untuk alur kegiatan pelayanan.

Sumber :
■ PermenPANRB No 30 Tahun 2013 - Jabatan Fungsional Perekam Medis
■ PMK No 47 Tahun 2015 - Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekam
Medis

MATERI BELAJAR SKB PEREKAM MEDIS


CASN TAHUN 2021

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS Online Revisi 6)


1. Formulir RL 1
- Formulir RL 1.1 Dasar Rumah Sakit
- Formulir RL 1.2 Indikator Pelayanan Rumah Sakit
- Formulir RL 1.3 Fasilitas Tempat Tidur
2. Formulir RL 2 Ketenagaan
3. Formulir RL 3 Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit
- Formulir RL 3.1 Kegiatan Pelayanan Rawat Inap
- Formulir RL 3.2 Kegiatan Pelayanan Rawat Darurat
- Formulir RL 3.3 Kegiatan Kesehatan Gigi dan Mulut
- Formulir RL 3.4 Kegiatan Kebidanan
- Formulir RL 3.5 Kegiatan Perinatalogi
- Formulir RL 3.6 Kegiatan Pembedahan
- Formulir RL 3.7 Kegiatan Radiologi
- Formulir RL 3.8 Pemeriksaan Laboratorium
- Formulir RL 3.9 Pelayanan Rehabilitasi Medis
- Formulir RL 3.10 Kegiatan Pelayanan Khusus
- Formulir RL 3.11 Kegiatan Kesehatan Jiwa
- Formulir RL 3.12 Kegiatan Keluarga Berencana
- Formulir RL 3.13 Pengadaan Obat, Penulisan dan Pelayanan Resep
- Formulir RL 3.14 Kegiatan Rujukan
- Formulir RL 3.15 Cara Bayar
4. Formulir RL 4
- Formulir RL 4a Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap
- Formulir RL 4b Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan
5. Formulir RL 5 Data Bulanan
12

- Formulir RL 5.1 Pengunjung Rumah Sakit


- Formulir RL 5.2 Kunjungan Rawat Jalan
- Formulir RL 5.3 Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Inap
- Formulir RL 5.4 Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Jalan

Indikator Pelayanan Rumah Sakit Sesuai Standar Kementerian Kesehatan

1. BOR (Bed Occupancy Rate) atau Prosentase Pemakaian TT


Rumus : HP/ (TT x Hari) x 100%
Ideal : 60-85%

2. ALOS (Average Length of Stay) atau Rerata Lama Dirawat


Rumus : LD/ Pasien Keluar (H+M)
Ideal : 6-9 Hari

3. TOI (Turn Over Interval) atau Rerata TT Tidak Dipakai


Rumus : (TT x Hari) - HP/ Pasien Keluar (H+M)
Ideal : 1-3 Hari

4. BTO (Bed Turn Over) Frekuensi Pemakaian TT


Rumus : Pasien Keluar (H+M)/ TT
Ideal : 40-50 Kali

5. NDR (Net Death Rate) Angka Kematian > 48 Jam


Rumus : Pasien Meninggal > 48 Jam/ Pasien Keluar (H+M) x 1000%
Ideal : 25 per 1000

6. GDR (Gross Death Rate) Angka Kematian Seluruhnya


Rumus : Pasien Meninggal Total/ Pasien Keluar (H+M) x 1000%
Ideal : 45 per 1000

Sumber :
■ SIRS Online Kementerian Kesehatan
■ Petunjuk Teknis Sistem Informasi Rumah Sakit 2011

Indikator Pelayanan Rumah Sakit Sesuai Standar Barber Johnson

1. BOR (Bed Occupancy Rate) atau Angka Penggunaan TT


Rumus : O/ A x 100%
Ideal : 75-85%

2. LOS (Average Length of Stay) atau Jumlah Dirawat


Rumus : O/ D x t
Ideal : 3-12 Hari
13

3. TOI (Turn Over Interval) atau Rerata hari TT tidak ditempati


Rumus : (A-O) x t / D
Ideal : 1-3 Hari

4. BTO (Bed Turn Over) Angka Perputaran TT


Rumus : D/ A
Ideal : >30 Kali

Keterangan
HP :Oxt
D : Pasien Keluar (H+M)
O : Rerata TT terisi dalam satu periode
A : TT yang ada dalam satu periode
t : Periode (Hari)

Jumlah Hari Per Bulan Dalam Tahun Non Kabisat


No Bulan Jumlah Hari

1 Januari 31

2 Februari 28

3 Maret 31

4 April 30

5 Mei 31

6 Juni 30

7 Juli 31

8 Agustus 31

9 September 30

10 Oktober 31

11 November 30

12 Desember 31

Jumlah Hari 365

Sumber :
■ Bulan dan Hari dalam Setahun (Wikipedia)

Grafik Barber Johnson


14

adalah grafik yang menyajikan efisiensi pengelolaan rumah sakit dengan


mendayagunakan statistik rumah sakit dalam rangka memenuhi kebutuhan
manajemen akan indikator efisiensi pengelolaan rumah sakit. Grafik Barber Johnson
diciptakan oleh Barry Barber, M.A., Ph.d, Finst P., AFIMA dan David Johnson
M.Sc., pada tahun 1973. Manfaatnya meliputi :
- Perbandingan dalam kurun waktu di suatu rumah sakit
- Memonitor kegiatan
- Perbandingan antar rumah sakit
- Meneliti sesudah suatu kebijakan
- Mengontrol kesalahan laporan

Makna Parameter :
- BOR semakin tinggi nilainya berarti semakin tinggi pula penggunaan TT yang
ada untuk perawatan pasien dan semakin banyak pula pasien yang dilayani
mengakibatkan semakin sibuk dan berat beban kerja petugas kesehatan.
Akibatnya, bila pasien kurang mendapat perhatian yang dibutuhkan dan
kemungkinan infeksi nosokomial juga meningkat, yang dapat mengakibatkan
kualitas kinerja tim medis serta kepuasan dan keselamatan pasien menurun.
Disisi lain, semakin rendah BOR berarti semakin sedikit TT yang digunakan
untuk merawat pasien dibandingkan dengan TT yang telah disediakan,
dengan kata lain jumlah pasien yang sedikit ini bisa menimbulkan kesulitan
pendapatan ekonomi bagi rumah sakit.
- ALOS dari aspek medis semakin panjang lama dirawat makan menunjukkan
kinerja kualitas medis yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih
lama. Dari aspek ekonomis, semakin panjang lama dirawat artinya semakin
tinggi biaya yang nantinya harus dibayar oleh pasien.
- TOI semakin besar angkanya artinya semakin lama saat “menganggurnya”
TT yang tidak digunakan oleh pasien, yaitu semakin tidak produktif yang tentu
kondisi tersebut tidak menguntungkan dari segi ekonomi bagi pihak
manajemen rumah sakit. Sebaliknya semakin kecil nilainya maka semakin
singkat waktu tunggu pasien untuk menempati TT berikutnya. Hal ini bisa
sangat menguntungkan pihak manajemen rumah sakit, namun bisa juga
merugikan pihak pasien jika tidak disiapkan dengan baik, akibatnya kejadian
infeksi nosokomial mungkin bisa meningkat, beban kerja tim medis
meningkat sehingga kepuasan dan keselamatan pasien menurun.
- BTO semakin tinggi angkanya berarti setiap TT yang tersedia digunakan oleh
pasien secara bergantian, yang membuat TT tidak “menganggur” atau
produktif dan menghasilkan pemasukan. Hal ini bisa sangat menguntungkan
pihak manajemen rumah sakit, namun bisa juga merugikan pihak pasien jika
tidak disiapkan dengan baik, akibatnya kejadian infeksi nosokomial mungkin
bisa meningkat, beban kerja tim medis meningkat sehingga kepuasan dan
keselamatan pasien menurun.

Sumber :
15

■ Materi Uji Kompetensi Rekam Medis


■ Buku Statistik Rumah Sakit (dr. Rano Indradi, M.Kes)
■ Sistem Informasi Kesehatan II (Statistik Pelayanan Kesehatan)

Audit Rekam Medis (Review)

1. Analisis Kuantitatif
Telaah atau review bagian tertentu dari isi rekam medis dengan maksud
menemukan kekurangan, kata kuncinya adalah kelengkapan, khususnya
dengan pendokumentasian rekam medis.

Komponen Analisis Kuantitatif :


● Identifikasi pasien
⁻ Nama
⁻ Nomor rekam medis
● Adanya laporan atau catatan yang penting sebagai bukti rekaman
⁻ Persetujuan umum (general consent)
⁻ Formulir pasien masuk dan keluar
⁻ Pengkajian awal dokter
⁻ Asuhan keperawatan dan catatan perkembangan
⁻ Observasi klinik, rencana pasien dan ringkasan riwayat pulang
● Review Authentication atau keabsahan rekaman
⁻ Nama atau cap atau stempel dan Inisial yang dapat diidentifikasi
⁻ Tanda tangan
⁻ Kode (barcode) dalam komputerisasi dan titel atau gelar
● Review tata cara pendokumentasian
⁻ Memeriksa catatan yang tidak lengkap dan tidak dapat dibaca
⁻ Memeriksa per-baris dan bila ada yang kosong diberi tanda
⁻ Tidak diperbolehkan menggunakan singkatan yang belum diatur
dalam Buku Pedoman Pelayanan Rekam Medis
⁻ Bila terjadi kesalahan dalam pencatatan, maka bagian yang
salah di garis dan catatan tersebut masih terbaca, kemudian
diberi keterangan di sampingnya

2. Analisis Kualitatif
Suatu review pengisian rekam medis yang berkaitan dengan kekonsistenan
dan ketidaklengkapan sehingga menunjukkan bukti bahwa rekam medis
tersebut tidak akurat dan tidak lengkap.

Komponen Analisis Kualitatif :


● Review kelengkapan dan kekonsistenan diagnosis
● Review kekonsistenan penulisan
● Review pemaparan dan alasan pengobatan
● Review pencatatan persetujuan tindakan medis
16

● Review praktik dokumentasi


● Review peristiwa yang berpotensi menyebabkan ganti rugi

Dalam melakukan analisis kualitatif, seseorang perlu memiliki pengetahuan


tentang :
⁻ Terminologi medis dan isi rekam medis
⁻ Anatomi, fisiologi dan dasar proses penyakit
⁻ Standar perizinan, akreditasi dan badan yang memberi sertifikat

Waktu Pelaksanaan Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Rekam Medis


1. Concurrent Analysis
Pelaksanaan analisis yang dilakukan saat pasien masih dalam perawatan
2. Retrospective Analysis
Pelaksanaan analisis yang dilakukan setelah pasien selesai perawatan

Hasil Analisis Kelengkapan Audit Rekam Medis


1. Incomplete Medical Record (IMR)
adalah rekam medis dengan kekurangan yang spesifik dan masih dapat
dilengkapi oleh pemberi layanan kesehatan. Pemberi pelayanan kesehatan
diberitahu untuk melengkapi rekam medis sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan sesuai aturan dari staf medis. Berdasarkan peraturan Kementerian
Kesehatan adalah 24 Jam sesudah pasien pulang atau mendapatkan
layanan medis maka rekam medis harus segera dikembalikan ke Unit Rekam
Medis dengan lengkap dan benar.
Rumus : (IMR/ Jumlah Pasien Pulang Periode Tersebut) x 100%
Contoh :
Jumlah pasien pulang 75 orang, sesudah batas waktu untuk melengkapi
ternyata terdapat 25 rekam medis pulang belum dilengkapi oleh pemberi
pelayanan kesehatan, maka IMR = (25/75) x 100% = 33,3%

2. Delinquent Medical Record (DMR)


adalah rekam medis yang telah dikirim ke pemberi pelayanan dan masih tidak
lengkap sesudah melewati batas waktu tersebut.
Rumus : (DMR/ Jumlah Pasien Pulang Periode Tersebut) x 100%
Contoh :
Ada 50 rekam medis yang masih tidak lengkap sesudah batas waktu
pengisian, rata-rata pasien pulang selama jangka waktu pengisian adalah 750
orang, maka DMR = (50/750) x 100% = 6,7%

Sumber :
■ Manajemen Mutu Informasi Kesehatan III (Pendokumentasian Rekam Medis)
17

Angka Ketidaklengkapan Pengisian Catatan Medis/ KLPCM (Medical Record


Non-Compliance Rate)

Catatan Medis disebut lengkap apabila :


Catatan medis tersebut telah berisi seluruh informasi tentang pasien, sesuai dengan
formulir yang disediakan, isi harus lengkap dan benar, khususnya Resume Medis
dan Resume Keperawatan termasuk seluruh hasil Pemeriksaan Penunjang.

Rekam Medis disebut benar apabila :


Rekam medis tersebut sudah diperiksa kelengkapannya oleh Kepala Catatan Medis
atau petugas yang ditunjuk, dan kemudian telah diperiksa juga oleh Panitia Catatan
Medis (dokter) tentang kebenaran isi Resume Medis yang dibuat, termasuk adanya
Diagnosis Akhir.

Waktu Maksimal yang diharapkan : 14 Hari


Cara penghitungan dihitung 14 hari mundur kebelakang.
Contoh : bila tanggal laporan adalah tanggal 1 (satu), maka hari 1 satu)
penghitungannya adalah tanggal 16 (enam belas) pada bulan lalu.

Sumber :
■ Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Rumah Sakit Dirjen Yanmed Tahun
2001

Kelengkapan pengisian Rekam Medis 24 Jam setelah selesai pelayanan


Rekam medis yang lengkap adalah, rekam medis yang telah diisi lengkap oleh
dokter dalam waktu ≤ 24 Jam setelah selesai pelayanan rawat jalan atau setelah
pasien rawat inap diputuskan untuk pulang, yang meliputi :
- Identitas pasien
- Anamnesis
- Rencana asuhan
- Pelaksanaan asuhan
- Tindak lanjut dan resume medis
Tujuan : Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam kelengkapan informasi
rekam medis
Periode : Triwulan (3 bulan)
Standar : 100%

Kelengkapan Informed Consent setelah mendapatkan informasi yang jelas


Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga pasien
atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
pasien tersebut.
Tujuan : Tergambarnya tanggung jawab dokter untuk memberikan informasi
kepada pasien dan mendapat persetujuan dari pasien akan tindakan
medis yang dilakukan
18

Periode : Triwulan (3 bulan)


Standar : 100%

Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan


Dokumen rekam medis rawat jalan adalah dokumen rekam medis pasien baru atau
pasien lama yang digunakan pada pelayanan rawat jalan. Waktu penyediaan
dokumen rekam medis dimulai dari pasien mendaftar sampai rekam medis
disediakan atau ditemukan oleh petugas.
Tujuan : Tergambarnya kecepatan pelayanan pendaftaran rawat jalan
Periode : Triwulan (3 bulan)
Standar : ≤ 10 Menit

Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap


Dokumen rekam medis rawat inap adalah dokumen rekam medis pasien baru atau
pasien lama yang digunakan pada pelayanan rawat inap. Waktu penyediaan
dokumen rekam medis pelayanan rawat inap adalah waktu mulai pasien diputuskan
untuk rawat inap oleh dokter sampai rekam medis rawat inap tersedia di bangsal
pasien.
Tujuan : Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam medis rawat inap
Periode : Triwulan (3 bulan)
Standar : ≤ 15 Menit

Sumber :
■ KMK No 129 Tahun 2008 - Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Tipe Format Rekam Medis


1. Source Oriented Medical Record (SOMR)
adalah berkas rekam medis disusun berdasarkan sumber atau asal-usul
dari data tersebut. Misalnya hasil pemeriksaan fisik terkumpul dalam lembar
pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dikelompokkan dalam kelompok
laboratorium, catatan perkembangan yang dibuat dokter dikelompokkan
dalam lembar sejenisnya, dst. Setiap lembar disusun berdasarkan tanggal
secara kronologis di nurse station, jadi informasi yang terbaru ada di bagian
atas dan terlama di bawah.

Keuntungan :
Laporan terorganisir berdasarkan setiap sumber pelayanan dalam suatu
bagian sehingga memudahkan untuk menentukan penilaian, pengobatan, dan
observasi pada setiap pelayanan yang dilakukan.

Kerugian :
Tidak mungkin untuk menentukan secara cepat masalah dan pengobatan
yang telah diberikan kepada pasien pada suatu waktu, karena data terkumpul
berdasarkan pelayanan yang diberikan bukan berdasarkan masalah atau
19

problem atau integrasi dari waktu berikutnya, sehingga harus ditelusuri per
tanggal pada setiap pemberi asuhan dan pelayanan.
2. Problem Oriented Medical Record (POMR)
adalah informasi dicatat dalam rekam medis menurut kelompok masalah
pasien. Jadi kunci utama dalam model ini yaitu adanya daftar masalah
(problem list). Setiap masalah diberi nomor kode khusus. Setiap laporan dan
informasi klinis yang berkaitan dengan suatu masalah akan ditempatkan pada
nomor masalah yang sama. POMR mempunyai 4 bagian :
- Database (data dasar)
- Problem list (daftar masalah)
- Initial plan (rencana awal)
- Progress notes (catatan perkembangan)

Keuntungan :
- Dokter diharapkan untuk mempertimbangkan seluruh problem pasien
dalam segala keadaan
- Catatan jelas
- Mengidentifikasikan tujuan dan metode pengobatan
- Pendidikan kesehatan (lengkapnya catatan dari dokter)
- Proses menjaga mutu lebih mudah sebab data telah tersusun

Kerugian :
- Pelatihan dan tanggung jawab tambahan bagi staf profesional dan staf
kesehatan
- Tidak banyak fasilitas pelayanan akut melaksakan POMR secara
penuh, banyak dari profesional kesehatan menggunakan SOAP dan
Progress notes

3. Integrated Medical Record (IMR)


adalah teknik pendokumentasian data dari berbagai sumber secara saling
berkaitan dan tersusun urut. Kunci dari IMR ini adalah seluruh sumber
pemberi pelayanan dijadikan satu. Dengan metode ini maka dapat
dilakukan penelusuran pemberian pelayanan dan pengobatan pasien dengan
lebih mudah. Namun demikian, masih cukup sulit untuk membandingkan
informasi yang berhubungan antara suatu masalah dengan lainnya dalam
model IMR ini.

Keuntungan :
- Perkembangan pasien dapat diketahui secara cepat, oleh karena
seluruh catatan disatukan
- Mengurangi jumlah formulir dan mendorong pelayanan kesehatan
secara tim

Kerugian :
20

- Hanya 1 (satu) orang pemberi pelayanan yang dapat mencatat


perkembangan pasien pada satu waktu
- Sulit mengidentifikasi pekerjaan perorangan, kecuali catatan yang
biasanya ada titel dari pencatat dan dokter sering merasa catatan
hanya menitik beratkan pada kebiasaan untuk membedakan dengan
profesi lain yang memberikan pelayanan kepada pasien.

Sumber :
■ Manajemen Mutu Informasi Kesehatan II (Sistem dan Sub Sistem Pelayanan
RMIK)
■ Buku Materi Pokok Rekam Medis Edisi III (dr. Rano Indradi, M.Kes)

Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) atau Master Patient Index (MPI)
Indeks pasien dalam format manual dibuat dalam bentuk kartu yang disebut Kartu
Indeks Utama Pasien (KIUP). Bila telah dibuat indeks pasien dengan media
elektronik, maka lebih memudahkan penggunanya dan tidak perlu lagi dibuat kartu
secara manual. Indeks ini merupakan Kunci untuk mengetahui data identitas sosial
pasien yang digunakan dalam pelayanan kesehatan. Indeks berfungsi sebagai
referensi identitas utama pasien yang Wajib Dibuat dalam setiap bentuk pelayanan
kesehatan (rumah sakit, puskesmas, klinik, dll) dan bersifat Permanen/ Selamanya.

Perubahan Data Dasar Pasien (KIUP)


Data pasien tidak dapat di edit atau dihapus, kecuali oleh Petugas Rekam Medis
yang berwenang untuk memperbaiki kesalahan dalam pengetikan

Jenis Pasien Datang ke Rumah Sakit


- Pasien Rawat Jalan (Poliklinik dan Gawat Darurat)
- Pasien Rawat Inap

Menurut Segi Pelayanan


- Pasien yang dapat menunggu
○ Pasien berobat jalan datang dengan perjanjian
○ Pasien yang datang tidak dalam keadaan darurat
- Pasien yang segera ditolong (Gawat Darurat)

Menurut Jenis Kedatangan Pasien


- Pasien Baru
Pasien yang pertama kali datang ke rumah sakit untuk pelayanan kesehatan
- Pasien Lama
Pasien yang pernah datang sebelumnya untuk pelayanan kesehatan

Perbedaan Pengunjung dan Kunjungan


21

Pengunjung menitikberatkan pada istilah Pasien yang pertama kali datang/ baru
atau Pasien lama yang datang di rumah sakit. Sedangkan kunjungan lebih
kepada istilah kedatangan pasien di unit pelayanan kesehatan atau poliklinik.

Menurut Sebab Kedatangan


- Dikirim oleh dokter praktek di luar rumah sakit
- Dikirim oleh rumah sakit lain, puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya
- Datang atas kemauan sendiri

Metode Penjajaran Indeks Utama Pasien


1. Alfabetis
Ditata dalam jajaran seperti lazimnya urut kata dalam kamus (A-Z)
2. Phonetic
Dijajarkan atas dasar huruf pertama dari nama keluarga yang diikuti oleh lafal
bukan ejaan
3. Phonetic Soundex
Merupakan diantara bentuk penjajaran Phonetic Filing yang dikembangkan
oleh Remington Rand

Indeks (Tabulasi)
Daftar kata atau istilah penting yang disusun dengan tata cara atau kebijakan suatu
institusi penyelenggara kesehatan baik secara manual maupun elektronik.

Tujuan
Memudahkan dalam pencarian kembali kata atau istilah tersebut

Jenis Indeks
1. Indeks Pasien
Pengertian : tabulasi kartu katalog yang berisi nama semua pasien yang
pernah berobat di rumah sakit
Kegunaan : untuk kunci menemukan rekam medis seorang penderita
Cara simpan : disusun alfabetik seperti susunan kata dalam kamus

2. Indeks Penyakit
Pengertian : tabulasi yang berisi kode penyakit pasien yang berobat di
rumah sakit atau suatu susunan ringkasan daftar data jenis
penyakit dan keadaan sakit berdasarkan suatu sistem
klasifikasi atau kode penomoran sebagai sarana komunikasi
Kegunaan :
- untuk mengambil berkas rekam medis tertentu, guna keperluan :
⁻ mempelajari kasus-kasus terdahulu dari suatu penyakit untuk
memperoleh pengertian tentang penanggulangan terhadap
penyakit-penyakit atau masalah-masalah kesehatan
22

⁻ untuk menguji teori-teori membandingkan data-data tentang


penyakit atau pengobatan dalam rangka penyuguhan
tulisan-tulisan ilmiah
⁻ menyuguhkan data menggunakan fasilitas rumah sakit untuk
menyusun keperluan alat-alat baru, tempat tidur dan lain-lain
⁻ menilai kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit
- menyuguhkan data pelayanan yang diperlukan dalam survei
kemampuan rumah sakit atau sumber data statistik rumah sakit
- menemukan berkas rekam medis dimana dokternya hanya ingat
diagnosisnya, sedangkan nama pasien yang bersangkutan lupa
- menyediakan materi pendidikan untuk mahasiswa kedokteran,
perawat, dll
Cara simpan : indeks disimpan dalam laci menurut nomor urut atau disusun
berdasarkan diagnosis atau kode penyakit

3. Indeks Operasi atau Tindakan


Pengertian : tabulasi yang berisi tindakan medis atau kode tindakan yang
dilakukan di rumah sakit
Kegunaan :
- menelusuri nomor rekam medis dan nama pasien dengan tindakan
yang sama guna berbagai keperluan, misalnya untuk audit medis oleh
komite medis
- menyusun laporan kegiatan pembedahan berdasarkan spesialisasi dan
golongan operasi
- sebagai sumber data untuk statistik rumah sakit
- sebagai sumber data untuk keputusan-keputusan manajemen setelah
data tersebut diolah, misalnya perencanaan utilisasi kamar operasi,
utilisasi peralatan medis kamar operasi dan lain-lain
Cara simpan : disusun alfabetik berdasarkan tindakan atau kode tindakan

4. Indeks Dokter
Pengertian : tabulasi data yang berisi nama dokter yang memberi
pelayanan medis kepada pasien
Kegunaan : untuk menilai kinerja dokter dan bukti pengadilan
Cara simpan : disusun alfabetik berdasarkan kode dokter atau nama dokter
5. Indeks Kematian
Pengertian : tabulasi yang berisi tentang sebab kematian penyakit tertentu
sebagai hasil pelayanan di rumah sakit
Kegunaan :
- statistik menilai mutu pelayanan dasar
- menambah dan meningkatkan peralatan atau tenaga
- menelusuri nomor rekam medis dan nama pasien dengan sebab
kematian yang sama, misalnya untuk audit medis
23

- menyusun laporan sebab kematian atau mortalitas berdasarkan umur,


jenis kelamin, wilayah, mati <48 jam dan ≥48 jam, DPJP, dll
Cara simpan : disusun menurut nomor indeks kematian atau berdasarkan
diagnosis atau kode penyakit penyebab kematian

Registrasi Pendaftaran dan Pelayanan Pasien (Register)


adalah buku pencatatan registrasi atau pendaftaran pasien yang dibuat jangka
waktu 1 (satu) tahun, dimulai dari 1 Januari s/d 31 Desember setiap tahunnya. Buku
registrasi ini disimpan sebagai alat kontrol agar tidak terjadi pemberian nomor
ganda, atau sebaliknya nomor rekam medis yang sama digunakan oleh pasien yang
berbeda-beda. Contoh buku registrasi diantaranya :
1. Registrasi Pasien Rawat Jalan
2. Registrasi Pelayanan Pasien Rawat Jalan
3. Registrasi Pasien Rawat Inap
4. Registrasi Pelayanan Pasien Rawat Inap
5. Registrasi Pembedahan
6. Registrasi Persalinan dan Abortus
7. Registrasi Tindakan, Radiologi dan Radioterapi
8. Registrasi Penerimaan Spesimen Pasien
9. Registrasi Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium
10. Registrasi Kegiatan Farmasi Rumah Sakit
11. Registrasi Pelayanan Pasien Rawat Inap Jiwa dan NAPZA
12. Registrasi Kegiatan Program Bayi Tabung
13. Registrasi Rujukan Dokter
14. Registrasi Kunjungan Rumah

Sumber :
■ Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Revisi II Tahun 2006
(Dirjen Yanmed, Depkes RI)

Pendistribusian Rekam Medis


adalah suatu tindakan mengirim rekam medis yang telah diambil dari rak penjajaran
ke tempat peminjam dengan menggunakan pencatatan (Buku Ekspedisi). Alat
bantu pendistribusian rekam medis :
- Manual (dilakukan dengan tangan dari tempat satu ke tempat lainnya)
- Trolley (bila dalam jumlah banyak)
- Dumbwaiters Elevator (menyerupai lift kecil)
- Pneumotube
merupakan alat distribusi pipa tekanan medis yang dapat mengantarkan
dengan cepat rekam medis ke berbagai bagian. Namun sistem distribusi ini
jarang dipakai sebab :
○ Bentuk pengirimannya berupa tabung, maka rekam medis harus
digulung agar bisa dikirim, hal ini akan merusak rekam medis dan tidak
bisa mengirim rekam medis yang sangat tebal.
24

○ Tabung ini sering nyangkut di tempat tertentu seperti di persikuan


(persimpangan) karena rekam medis cukup berat.
○ Perlu ketelitian petugas dalam memilih (memencet) lokasi untuk
mengirim rekam medis. Kalau salah akan terkirim ke tempat lain yang
sulit untuk dilacak.

Sistem Penyimpanan Rekam Medis (Penjajaran)

1. Straight Numerical Filing (SNF) atau Sistem Nomor Langsung


Rumus : Primer-Sekunder-Tersier (1-2-3)
Contoh : 00-00-01, 00-00-02, 00-00-03

2. Middle Digit Filing (MDF) atau Sistem Angka Tengah


Rumus : Sekunder-Primer-Tersier (2-1-3)
Contoh : 99-00-99, 00-01-00, 00-01-01

3. Terminal Digit Filing (TDF) atau Sistem Angka Akhir


Rumus : Tersier-Sekunder-Primer (3-2-1)
Contoh : 99-00-00, 00-01-00, 01-01-00

Perubahan dari Sistem Angka Tengah (MDF) ke Sistem Angka Akhir (TDF)
Kunci penjajarannya terletak pada Section Primer-nya

MDF : 11-22-33, 11-33-22, 33-44-11 (Section Primer Di Tengah)


TDF : 11-22-33, 11-33-22, 33-44-11 (Section Primer Di Akhir)

Petunjuk Keluar (Kartu Pinjam/ Tracer)


adalah suatu alat yang penting untuk mengawasi penggunaan rekam medis. Dalam
penggunaannya petunjuk keluar ini diletakkan sebagai pengganti pada tempat
rekam medis yang diambil (dikeluarkan) dari rak penyimpanan. Kartu pinjam/
petunjuk keluar tetap berada di rak tersebut sampai rekam medis yang diambil
(dipinjam) kembali ke tempat semula. Petunjuk keluar yang paling umum dipakai
berbentuk kartu yang dilengkapi dengan kantong tempel tempat menyimpan surat
pinjam. Kartu pinjam/ petunjuk keluar ini dapat diberi warna, yang maksudnya untuk
mempermudah petugas dalam mengidentifikasi dan mengembalikan rekam medis
ke dalam rak. Petunjuk keluar ini haruslah dibuat dari bahan yang keras dan kuat.

Contoh : Tracer

Kartu Kendali
adalah kertas kecil untuk mencatat data yang tidak lengkap kemudian ditempelkan
pada halaman depan folder atau sampul rekam medis. Isi datanya meliputi :
- Tanggal diterimanya rekam medis
- Nomor rekam medis
25

- Nama pasien
- Umur atau tanggal lahir pasien
- Alamat pasien
- Tanggal MRS dan KRS
- Lama dirawat
- Keadaan keluar pasien
- Diagnosis utama
- Diagnosis sekunder
- Tindakan medis atau operasi
- Sebab kematian
- Dokter yang merawat
- Ruang atau bangsal perawatan
- Kelas perawatan
- Jenis pembayaran pasien
- dll

Contoh : Kartu Kendali

Sumber :
■ Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Revisi II Tahun 2006
(Dirjen Yanmed, Depkes RI)
■ Manajemen Mutu Informasi Kesehatan II (Sistem dan Sub Sistem Pelayanan
RMIK)
■ Buku Materi Pokok Rekam Medis Edisi III (dr. Rano Indradi, M.Kes)
■ Prosedur DOREMI di Puskesmas Pucanganak Kabupaten Trenggalek

Sistem Retensi, Penyusutan, dan Pemusnahan Rekam Medis

Retensi
adalah sistem yang mengatur jangka waktu penyimpanan berkas rekam medis
(bukan sistem yang mengatur tata cara pemusnahan rekam medis). Cek di Google
Translate apa itu arti “Retention” pasti diperoleh arti Penyimpanan, ingatan, daya
ingatan.
Penyusutan
adalah suatu kegiatan pengurangan berkas rekam medis dari rak penyimpanan
dengan memindahkan berkas rekam medis in-aktif dari rak aktif serta memilih dan
memilah (memisahkan) sesuai dengan tahun kunjungan.

Tujuan :
- Mengurangi jumlah berkas rekam medis yang semakin bertambah.
- Menyiapkan fasilitas yang cukup untuk tersedianya tempat penyimpanan
berkas rekam medis yang baru.
- Tetap menjaga kualitas pelayanan dengan mempercepat penyiapan rekam
medis jika sewaktu-waktu diperlukan.
26

- Menyelamatkan rekam medis yang bernilai guna tinggi serta mengurangi


yang tidak bernilai guna atau nilai guna rendah.

Pemusnahan
adalah suatu proses kegiatan penghancuran secara fisik arsip rekam medis yang
telah berakhir fungsi dan nilai gunanya. Penghancuran harus dilakukan secara total
dengan cara membakar habis, mencacah atau daur ulang sehingga tidak dapat
dikenal lagi isi maupun bentuknya.

Penyimpanan
● Rumah sakit : 5 tahun
● Non rumah sakit : 2 tahun

Jadwal Retensi Arsip Rekam Medis


No Kode Kelompok Aktif In-Aktif

Rawat Rawat Rawat Rawat


Jalan Inap Jalan Inap

1 K Kusta 15 15 2 2

2 K Ketergantungan Obat 15 15 2 2

3 O Orthopedi 10 10 2 2

4 J Jantung 10 10 2 2

5 J Jiwa 10 5 5 5

6 M Mata 5 10 2 2

7 P Paru 5 10 2 2

8 U Umum 5 5 2 2
Keterangan :
JRA diatas disadur dari SE Dirjen Yanmed No HK.00.06.1.5.01160 Tahun 1995 -
Petunjuk Teknis Pengadaan & Pemusnahan Formulir Rekam Medis yang kemudian
diurutkan sesuai dengan JRA terlama ke yang tersingkat, serta diberikan
Akronim atau “Jembatan Keledai” untuk memudahkan dalam mengingat.

● Anak : Menurut Kebutuhan


● Bayi Lahir : 17 Tahun (Dewasa)
● KIUP, Indeks dan Register : Disimpan Selamanya
● Retensi Rekam Medis : Berdasarkan Penggolongan Penyakit
27

Tata Cara Pemindahan Rekam Medis Aktif ke In-Aktif


● Dilihat dari tanggal kunjungan terakhir
● Setelah 5 (lima) tahun dari kunjungan terakhir, rekam medis dipisahkan ke
ruang lain atau terpisah dari rekam medis Aktif
● Rekam medis In-Aktif dikelompokkan sesuai dengan tahun terakhir kunjungan

Tata Cara Penilaian


● Rekam medis yang dinilai adalah yang telah 2 (dua) tahun In-Aktif
● Indikator yang digunakan untuk menilai rekam medis In-Aktif
⁻ Seringnya rekam medis digunakan untuk pendidikan dan penelitian
⁻ Nilai guna :
■ Primer (Administrasi, Hukum, Keuangan, IPTEK)
■ Sekunder (Pembuktian dan Sejarah)
Tata Cara Pemusnahan
1. Pembentukan Tim Pemusnah dari unsur Rekam Medis dan Tata Usaha
dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit
2. Tim Pembuat Pertelaan (Daftar)
3. Pelaksanaan Pemusnahan
● Dibakar (Incinerator)
● Dicacah dibuat bubur
● Pihak ke-3 disaksikan Tim Pemusnah
4. Tim Pemusnah membuat Berita Acara Pemusnahan yang ditandatangani
Ketua dan Sekretaris dan diketahui/ disahkan oleh Direktur Rumah Sakit
5. Berita Acara Pemusnahan Rekam Medis, yang asli disimpan di Rumah
Sakit, lembar ke-2 dikirim kepada Pemilik Rumah Sakit (Vertikal kepada
Dirjen Pelayanan Medik)
6. Khusus arsip rekam medis yang sudah rusak atau tidak terbaca dapat
langsung dimusnahkan dengan terlebih dahulu membuat pernyataan diatas
kertas segel oleh Direktur Rumah Sakit

Pembuatan Berita Acara Dalam Tata Cara Pemusnahan Dokumen Perusahaan


● Setiap pemusnahan dokumen perusahaan wajib dibuatkan berita acara
pemusnahan dokumen perusahaan
● Berita acara pemusnahan dokumen perusahaan sebagaimana dimaksud
sekurang-kurangnya dibuat dalam 3 (tiga) rangkap dengan ketentuan :
⁻ Lembar pertama untuk pimpinan perusahaan
⁻ Lembar kedua untuk unit pengolahan
⁻ Lembar ketiga untuk unit kearsipan
● Pada setiap lembar berita acara dokumen perusahaan sebagaimana
dimaksud dilampirkan daftar pertelaan dari dokumen perusahaan yang
dimusnahkan
● Pelaksanaan pemusnahan dokumen perusahaan sebagaimana dimaksud
wajib disaksikan oleh 2 (dua) orang pejabat dari perusahaan yang
bersangkutan
28

● Berita acara pemusnahan dokumen perusahaan sebagaimana dimaksud


sekurang-kurangnya memuat :
⁻ Keterangan tempat, hari, tanggal, bulan dan tahun dilakukan
pemusnahan
⁻ Keterangan tentang pelaksanaan pemusnahan
⁻ Tanda tangan dan nama jelas pejabat yang melaksanakan
pemusnahan
⁻ Tanda tangan dan nama jelas saksi-saksi

Sumber :
■ PMK No 269 Tahun 2008 - Rekam Medis
■ SE Dirjen Yanmed No HK.00.06.1.5.01160 Tahun 1995 - Petunjuk Teknis
Pengadaan & Pemusnahan Formulir Rekam Medis
■ PP No 87 Tahun 1999 - Tata Cara Penyerahan & Pemusnahan Dokumen
Perusahaan
■ Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Revisi II Tahun 2006
(Dirjen Yanmed, Depkes RI)
■ Manajemen Unit Kerja Rekam Medis (Savitri Citra Budi, M.PH)
■ Sistem Retensi Rekam Medis (dr. Rano Indradi, M.Kes)
■ Sistem Penyusutan Rekam Medis (dr. Rano Indradi, M.Kes)

Prosedur Pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Tugas Pokok Unit Pencatat Data


1. TPPRJ (Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan)
- Menerima pendaftaran pasien yang akan berobat di rawat jalan
- Melakukan pencatatan pendaftaran (registrasi)
- Menyediakan formulir-formulir rekam medis dalam folder bagi pasien
baru yang pertama kali berobat (pasien baru) dan pasien yang datang
pada kunjungan berikutnya (pasien lama)
- Mengarahkan pasien ke unit rawat jalan atau poliklinik yang sesuai
dengan keluhannya
- Memberi informasi tentang pelayanan-pelayanan di rumah sakit atau
puskesmas yang bersangkutan

2. TPPRI (Tempat Penerimaan Pasien Rawat Inap)


- Menerima pasien bersama surat pengantar rawat inap (SPRI) atau
admission note. Berdasar surat tersebut, dapat diketahui jenis
penyakitnya sehingga dapat diarahkan ke bangsal mana pasien harus
dirawat
- Menjelaskan TT dan kelas perawatan yang masih kosong berdasarkan
catatan penggunaan tempat tidur (mutasi pasien)
29

- Menjelaskan tarif pelayanan rawat inap dan fasilitas yang dapat


digunakan oleh pasien dan keluarga pasien
- Bersama pasien atau keluarganya menetapkan ruang dan kelas
perawatan yang diinginkan pasien dan tersedianya TT
- Membuat surat persetujuan rawat inap
- Memberi tahu bangsal rawat inap yang bersangkutan untuk
menyiapkan ruangan
- Menyediakan kelengkapan formulir rawat inap sesuai dengan jenis
penyakitnya agar dapat digunakan pelayanan klinis di URI

3. URJ (Unit Rawat Jalan)


- Mencatat data hasil pelayanan klinis ke dalam formulir rekam medis
rawat jalan meliputi :
○ Anamnesa
○ Pemeriksaan fisik
○ Pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi, dll)
○ Diagnosis
○ Terapi
○ Tindakan medis (bila ada)
○ Hasil akhir pelayanan, dll

4. URI (Unit Rawat Inap)


- Mencatat semua hasil pelayanan ke dalam formulir rawat inap
- Mencatat mutasi pasien pada formulir Sensus Harian Rawat Inap
(SHRI) pada waktu yang telah ditentukan yang disebut cut off time
- Mencatat kegiatan rawat inap pada register pasien rawat inap
- Membuat laporan kegiatan rawat inap

5. UGD (Unit Gawat Darurat)


- Melakukan pencatatan yang meliputi :
○ Identitas pasien
○ Hasil pelayanan UGD
○ Hasil kegiatan pelayanan UGD

6. IPP (Instalasi Pemeriksaan Penunjang)


- Mencatat hasil pemeriksaan atau pengobatan penunjang berdasar
permintaan dokter
- Menyampaikan hasil pemeriksaan penunjang kepada dokter yang
meminta atau ke unit rawat jalan, gawat darurat, dan rawat inap
- Mencatat kegiatan pelayanan penunjang
- Melaporkan hasil kegiatan pelayanan penunjang

Tugas Pokok Unit Pengumpul dan Pengolah Data


1. Assembling
30

- Merakit kembali rekam medis dari rawat jalan, gawat darurat, dan
rawat inap menjadi urut atau runtut sesuai dengan kronologi penyakit
pasien yang bersangkutan
- Meneliti kelengkapan data yang seharusnya tercatat di dalam formulir
rekam medis sesuai dengan kasus penyakitnya
- Meneliti kebenaran pencatatan data rekam medis sesuai dengan kasus
penyakitnya
- Mengendalikan rekam medis yang dikembalikan ke unit pencatat data
karena isinya tidak lengkap
- Mengendalikan penggunaan nomor rekam medis
- Mendistribusikan dan mengendalikan penggunaan formulir rekam
medis

2. Coding & Indexing


- Mencatat dan meneliti kode penyakit dari diagnosis yang ditulis dokter,
kode operasi dari tindakan medis yang ditulis dokter atau petugas
kesehatan lainnya dan kode sebab kematian sesuai yang ditetapkan
oleh dokter
- Mencatat hasil pelayanan ke dalam formulir indeks penyakit, indeks
operasi atau tindakan medis, indeks sebab kematian, dan indeks
dokter sesuai dengan ketentuan mencatat indeks
- Menyimpan indeks tersebut sesuai dengan ketentuan menyimpan
indeks
- Membuat laporan penyakit (morbiditas) dan laporan kematian
(mortalitas) berdasarkan indeks penyakit, indeks operasi, dan indeks
sebab kematian

3. Filing
- Menyimpan rekam medis dengan metode tertentu sesuai dengan
kebijakan penyimpanan rekam medis
- Mengambil kembali (retrieval) rekam medis untuk berbagai keperluan
- Menyusutkan (meretensi) rekam medis sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan sarana pelayanan kesehatan
- Memisahkan penyimpanan rekam medis aktif dan in-aktif
- Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis
- Menyimpan rekam medis yang dilestarikan (diabadikan)
- Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir rekam medis

4. Analysing & Reporting


- Mengumpulkan data kegiatan rumah sakit dari sensus harian yang
dicatat oleh unit pelayanan pencatat data kegiatan rumah sakit
- Merekap sensus harian sebagai dasar laporan kegiatan rumah sakit
31

- Mengumpulkan dan mengolah data penyakit rawat jalan dan rawat


inap sebagai dasar laporan morbiditas
- Mengumpulkan dan mengolah data penyakit khusus rawat inap dan
status imunisasi sebagai dasar laporan surveilans terpadu
- Mengumpulkan dan mengolah data dasar rumah sakit sebagai dasar
laporan keadaan rumah sakit
- Mengumpulkan dan mengolah data keadaan ketenagaan sebagai
dasar laporan keadaan ketenagaan
- Mengumpulkan dan mengolah data peralatan medis dan data kegiatan
kesehatan lingkungan sebagai dasar laporan peralatan medis dan
kesehatan lingkungan
- Mengumpulkan dan mengolah data infeksi nosokomial untuk laporan
kegiatan pengendalian infeksi nosokomial
- Mengolah data rekam medis untuk laporan hasil analisis statistik RS
- Mengumpulkan dan mengolah data sebab kematian sebagai dasar
laporan mortalitas

Sumber :
■ Buku Materi Pokok Rekam Medis Edisi III (dr. Rano Indradi, M.Kes)

User Manual Aplikasi VClaim (SEP/ Surat Eligibilitas Peserta)


Aplikasi Virtual Claim (VClaim) merupakan aplikasi online berbasis Web Base
melalui jaringan VPN atau Internet. Aplikasi VClaim dikembangkan untuk menangani
proses pembuatan Surat Eligibilitas Peserta (SEP) dan penagihan klaim yang
dilakukan oleh User Rumah Sakit.
Fitur dari aplikasi ini meliputi :
- Login
- Dashboard
- SEP
- Rujukan
- Lembar Pengajuan Klaim
- Kirim File (tagihan klaim)
- Klaim
- Jaminan (penambahan fitur monitoring SEP kasus KLL)
- Referensi
- Profil Pengguna

Pembuatan SEP Rujukan Online


adalah pembuatan SEP berdasarkan rujukan yang diterbitkan oleh Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
(FKRTL) yang telah memiliki fasilitas jaringan komunikasi data atau Internet.

Langkah Kerja :
1. Login ke Aplikasi VClaim
32

2. Pilih Menu SEP > Pembuatan SEP > Option Rujukan


3. Input Tanggal SEP
4. Pilih Asal Rujukan Faskes
5. Input Nomor Rujukan
6. Klik Cari untuk menampilkan data Rujukan
7. Input data (Poli, Asal Rujukan, PPK, Tanggal, No, Rujukan, No. RM, COB,
Diagnosis, No. Telepon Pasien, Catatan Bila Ada, Opsi Penyakit Mata, KLL,
DPJP)
8. Klik Simpan untuk merekam data SEP dan klik Batal apabila tidak jadi

Selengkapnya Aplikasi VClaim bisa dipelajari di Link Materi sebagai berikut :

Sumber :
■ VClaim - User Manual
■ VClaim - Implementasi Fitur Rujukan Internal & Surat Kontrol

Pedoman Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) dalam Pelaksanaan JKN


adalah pembayaran pelayanan kesehatan dalam program JKN yang dilakukan oleh
BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).

Tugas dan Tanggung Jawab Dokter, Koder, dan Verifikator BPJS Kesehatan :
1. Dokter
Menegakkan dan menuliskan diagnosis utama, diagnosis sekunder, dan
tindakan atau prosedur yang telah dilaksanakan serta membuat resume
medis pasien secara lengkap, jelas, dan spesifik selama pasien dirawat di
rumah sakit.
2. Koder
Melakukan kodifikasi diagnosis dan tindakan atau prosedur yang ditulis oleh
dokter yang merawat pasien sesuai dengan ICD-10 dan ICD-9 CM versi
2010. Apabila dalam melakukan pengkodean diagnosis dan tindakan atau
prosedur koder menemukan kesulitan ataupun ketidaksesuaian dengan
aturan umum pengkodean, maka koder harus melakukan klarifikasi dengan
dokter.
3. Verifikator BPJS Kesehatan
Melakukan verifikasi terhadap kelengkapan berkas klaim yang diajukan dan
kesesuaian diagnosis serta tindakan yang ditulis oleh dokter di resume medis
dengan ICD-10 dan ICD-9 CM versi 2010.

Koding
adalah kegiatan memberikan kode diagnosis utama dan diagnosis sekunder sesuai
dengan ICD-10 Versi Tahun 2021 yang diterbitkan WHO serta memberikan kode
tindakan atau prosedur sesuai dengan ICD-9 CM Versi Tahun 2010. Aturan dan
pedoman koding yang digunakan dalam INA-CBG adalah aturan koding
morbiditas. Sumber data untuk mengodekan INA-CBG berasal dari resume medis
33

yaitu data diagnosis dan tindakan atau prosedur, apabila diperlukan dapat dilihat
dalam berkas rekam medis. Ketepatan koding diagnosis dan tindakan atau prosedur
sangat berpengaruh terhadap hasil grouper dalam aplikasi INA-CBG.

Diagnosis Utama
adalah diagnosis yang ditegakkan oleh dokter pada akhir episode perawatan yang
menyebabkan pasien mendapatkan perawatan atau pemeriksaan lebih lanjut.

Diagnosis Sekunder
adalah diagnosis yang menyertai diagnosis utama pada saat pasien masuk atau
terjadi selama episode perawatan. Diagnosis sekunder merupakan komorbiditas
atau komplikasi.

Komorbiditas
adalah penyakit yang menyertai diagnosis utama atau kondisi yang sudah ada
sebelum pasien masuk perawatan dan membutuhkan pelayanan kesehatan atau
tata laksana setelah masuk maupun selama perawatan.

Komplikasi
adalah penyakit yang timbul dalam masa perawatan dan memerlukan pelayanan
tambahan yang mendapatkan tata laksana sewaktu episode pelayanan, baik yang
disebabkan oleh kondisi yang ada atau muncul akibat dari pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada pasien.

Penyelenggaraan Pembayaran INA-CBG


Dasar pengelompokan dalam INA-CBG menggunakan sistem kodifikasi dari
diagnosis akhir dan tindakan atau prosedur yang menjadi output pelayanan, dengan
acuan ICD-10 Versi Tahun 2010 untuk diagnosis dan ICD-9-CM Versi Tahun 2010
untuk tindakan atau prosedur, atau disebut dengan grouping/ grouper.
Pengelompokan menggunakan sistem teknologi informasi berupa Aplikasi INA-CBG
sehingga dihasilkan 1.075 kelompok kasus yang terdiri dari 786 kelompok kasus
rawat inap dan 289 kelompok kasus rawat jalan. Setiap kelompok dilambangkan
dengan kode kombinasi alfabet dan numerik dengan contoh sebagai berikut :

Kode INA-CBG : K-4-17-I


Keterangan :
K = Digit ke-1 (alfabetik), menggambarkan kode Casemix Main Groups (CMG)
4 = Digit ke-2 (numerik), menggambarkan tipe kelompok kasus (Case Groups)
17 = Digit ke-3 (numerik), menggambarkan spesifikasi kelompok kasus
I = Digit ke-4 (romawi), menggambarkan tingkat keparahan kelompok kasus

Severity Level
34

adalah sub-group keempat yang menggambarkan tingkat keparahan kasus yang


dipengaruhi adanya komorbiditas ataupun komplikasi dalam masa perawatan.
Keparahan kasus dalam INA-CBG terbagi menjadi :
“0” = untuk rawat jalan
“I” = Ringan, untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 1 (tanpa komplikasi
maupun komorbiditi)
“II” = Sedang, untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 2 (mild komplikasi dan
komorbiditi)
“III” = Berat, untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 3 (major komplikasi dan
komorbiditi)

Sumber :
■ PMK No 26 Tahun 2021 - Pedoman Indonesian Case Base Groups
(INA-CBG) Dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional

Petunjuk Teknis Aplikasi E-Klaim INA-CBG

Aplikasi INA-CBG
merupakan aplikasi yang digunakan dalam program JKN yang dimulai pada 1
Januari 2014. Aplikasi ini sebelumnya juga telah digunakan dalam program yang
dicanangkan oleh pemerintah seperti Jamkesmas pada tahun 2010 dengan versi
sebelumnya. Aplikasi INA-CBG pertama kali dikembangkan dengan versi 1.5 yang
berkembang sampai dengan saat ini menjadi versi 5 dengan pengembangan pada
beberapa hal diantaranya :
- Interface
- Fitur
- Grouper
- Penambahan variabel
- Tarif INA-CBG
- Modul protokol integrasi dengan SIMRS serta BPJS
- Rancang bangun pengumpulan data dari rumah sakit menuju Data Center
Kemenkes RI

Tata Cara Input Data Aplikasi INA-CBG


1. Klik Menu Coding/ Grouping, masukkan nomor rekam medis/ nomor SEP/
nama apabila pasien lama atau klik pasien baru bagi pasien yang pertama
kali datang
2. Untuk pasien baru, silahkan memasukkan data sesuai variabel yang diminta
sampai dengan proses Grouping
3. Klik klaim “Baru”
- Pada rawat jalan akan ada penambahan opsi “Reguler” atau
“Ekskutif”
35

- Pada rawat inap terdapat penambahan variabel “Ada Rawat Intensif”


dan juga keterangan mengenai “Hari di Perawatan Intensif” dan
“Jam Penggunaan Ventilator”
- Pada kasus kronis terdapat penginputan nilai ADL pada “Sub Akut”
dan “Kronis”
- Masukkan rincian sesuai tarif rumah sakit
4. Setelah grouping selesai dilakukan, maka total tarif keluar, setelah data sudah
valid kemudian klik “Final Klaim”
5. Setelah final terdapat pilihan untuk langsung mengirimkan data ke pusat data
Kemenkes dengan klik tombol “Kirim Online”. Apabila berhasil akan
terdapat keterangan pada status data klaim “Terkirim”

Petunjuk Teknis Selengkapnya bisa diperoleh pada sumber Materi di bawah ini
:

Sumber :
■ EKlaim - Petunjuk Teknis Aplikasi INA-CBG

Koding Pasien COVID-19


No Diagnosis OPD/ PDP/ Suspek/ Probable Confirm

Rawat Inap dan Rawat Jalan

1 a. Diagnosis Z03.8 Observation for other B34.2 Coronavirus


Utama suspected disease infection,
unspecified

b. Diagnosis P96.8 Other specified conditions P39.8 Other


Utama Bayi originating in the perinatal period specified infections
dibawah 7 specific to perinatal
hari period

2 Diagnosis Sekunder Sesuai dengan kondisi komorbid/ Sesuai dengan


penyakit penyerta dan kondisi komorbid/
komplikasi pasien penyakit penyerta
dan komplikasi
pasien

3 Prosedur Sesuai dengan prosedur yang Sesuai dengan


dilakukan kepada pasien prosedur yang
dilakukan kepada
pasien

Ketentuan koding dalam pengajuan klaim pelayanan COVID-19 yang dimulai dirawat
sejak tanggal 1 Oktober 2021 sebagai berikut :
36

- Seluruh pasien dengan hasil pemeriksaan penunjang positif COVID-19


menggunakan kode U07.1 (COVID-19, virus identified) sebagai diagnosis
utama.
- Untuk pasien suspek/ probable menggunakan kode U07.2 (COVID-19, virus
not identified) sebagai diagnosis utama.
- Jika terdapat diagnosis selain COVID-19, dikoding sebagai diagnosis
sekunder.
- Jika terdapat prosedur atau tindakan yang diberikan kepada pasien
COVID-19 dikoding sesuai dengan ICD-9 CM Versi 2010.

Contoh :
Suspek/ Probable Konfirmasi

Diagnosis Kaidah Diagnosis Kaidah


Koding Koding

Diagnosis Utama : U07.2 Diagnosis Utama : U07.1


Suspek COVID-19 Konfirmasi COVID-19

Diagnosis Sekunder : E14.9 Diagnosis Sekunder : E14.9


Diabetes Melitus Diabetes Melitus

Sumber :
■ KMK No HK.01.07/ Menkes/ 5673 Tahun 2021 - Petunjuk Teknis Klaim
Penggantian Biaya Pelayanan Pasien COVID-19

International Statistical Classification of Disease & Related Health Problems


10th Revision (ICD-10) WHO
Sistem klasifikasi dan kategori tempat jenis penyakit yang dikelompokkan sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan

Kecepatan dan Ketepatan Kodifikasi


Pemberian kode diagnosis dan prosedur sangat tergantung kepada pelaksana yang
menanggani berkas rekam medis
● Tenaga Medis (Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis)
Sebagai yang menetapkan diagnosis dan prosedur
● Tenaga Rekam Medis (PMIK)
Sebagai yang memberikan kode
● Tenaga Kesehatan Lainnya (Perawat, Bidan, Radiologi, Laborat, Gizi)
Sebagai penunjang keakuaratan dalam mengkoding

Tujuan
● Memudahkan pencatatan data mortalitas dan morbiditas, analisis, interpretasi
dan perbandingan sistematis data antar wilayah dan jangka waktu
37

● Mengubah diagnosis penyakit dan masalah kesehatan lain menjadi


Alfa-Numerik, sehingga penyimpanan, pengambilan dan analisis data dapat
dilakukan dengan mudah
● Epidemiologi umum dan manajemen kesehatan

ICD-10
● Volume 1 : Tabular List (Daftar Tabel)
● Volume 2 : Instruction Manual (Petunjuk Penggunaan)
● Volume 3 : Alphabetical Index (Indeks Alfabetik)
⁻ Section I Alphabetical Index to Disease and Nature of Injury
⁻ Section II External Cause of Injury
⁻ Section III Table of Drugs and Chemical

Chapter (BAB), Blok dan Kategori ICD-10


1. BAB I A00-B99 Penyakit Infeksius dan Parasit
2. BAB II C00-D48 Neoplasma
3. BAB III D50-D89 Penyakit Organ Darah dan Sistem Imun
4. BAB IV E00-E90 Gangguan Endokrin, Nutrisi dan Metabolik
5. BAB V F00-F99 Gangguan Jiwa dan Perilaku
6. BAB VI G00-G99 Penyakit Sistem Saraf
7. BAB VII H00-H59 Penyakit Mata dan Adnexa
8. BAB VIII H60-H95 Penyakit Telinga dan Mastoid
9. BAB IX I00-I99 Penyakit Sistem Sirkulasi
10. BAB X J00-J99 Penyakit Sistem Pernapasan
11. BAB XI K00-K93 Penyakit Sistem Pencernaan
12. BAB XII L00-L99 Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan
13. BAB XIII M00-M99 Penyakit Sistem Muskuloskeletal
14. BAB XIV N00-N99 Penyakit Sistem Saluran Kemih dan Genital
15. BAB XV O00-O99 Kehamilan dan Kelahiran
16. BAB XVI P00-P96 Kondisi Perinatal
17. BAB XVII Q00-Q99 Malformasi Kongenital dan Kelainan Kromosom
18. BAB XVIII R00-R99 Gejala, Tanda, Kelainan Klinik Klasifikasi Lain
19. BAB XIX S00-T98 Keracunan, Cedera dan Penyebab Eksternal
20. BAB XX V01-Y98 Penyebab Eksternal Morbiditas dan Kematian
21. BAB XXI Z00-Z99 Faktor Status Kesehatan dan Jasa Kesehatan
22. BAB XXII U00-U99 Kode Tujuan Khusus

Indeks Alfabetik Neoplasma Sesuai Perangai atau Perilaku Tumor

Neoplasms Malignant In Situ Benign Uncertain or


Unknown
Primary Secondary Behaviour
38

Abdomen C76.2 C79.8 D09.7 D36.7 D48.7

Elbow C40.0 C79.5 - D16.0 D48.7

Keterangan
● Neoplasm
Pertumbuhan abnormal yang mungkin terjadi di berbagai tubuh
● Primary
Neoplasma berasal atau tumbuh pertama kali
● Secondary
Kondisi dimana tumor primer telah menyebar, baik dengan cara metastasis,
keluar direct ke organ sebelahnya atau invasi ke dalam sistem limfatik
● In Situ
Sel ganas belum menyebar ke luar struktur membran dasar neoplasma
● Benign
Kondisi dimana neoplasma atau tumor tidak menyebar atau invasif ke lokasi
lain (Jinak)
● Uncertain or Unknown Behaviour
Jika dokter atau patologis belum dapat menentukan perangai neoplasma

Blok Kategori
BAB dibagi atas Blok Kategori Tiga Karakter yang homogen

Kategori Tiga Karakter


Tersedia untuk kondisi tunggal, terpilih karena keseringannya (frekuensi), beratnya
dan kerentanannya akan intervensi kesehatan masyarakat. Kategori tiga karakter
lainnya merupakan kelompok penyakit dengan beberapa ciri yang sama.

Sub-Kategori Empat Karakter


Dipergunakan untuk menunjukkan berbagai situs atau variasi apabila kategori tiga
karakter menunjukkan penyakit tunggal atau penyakit tersendiri dalam kelompok
kondisi. Sub-divisi pada karakter ke-empat berlaku untuk semua anggota di dalam
kategori tiga karakter dan menunjukkan tempat detailnya

Sub-Divisi Tambahan Level Kelima


Karakter kelima dan seterusnya biasanya merupakan sub-klasifikasi pada sumbu
yang berbeda dengan karakter ke-empat. Bisa ditemukan pada :
BAB XIII Sub-divisi menurut situs anatomis
BAB XIX Sub-divisi untuk menunjukkan fraktur (patah tulang) terbuka dan
tertutup
BAB XX Sub-divisi untuk menunjukkan jenis aktivitas yang dilakukan di kejadian

Kode “U”
39

Digunakan sebagai tempat sementara penyakit baru yang penyebabnya tidak jelas.
Bisa dipergunakan untuk riset

Beberapa Kode Kombinasi (Gabungan)


No Diagnosis Kode

1 HT + CHF I11.-

2 HT + CKD I12.-

3 HT + CHF + CKD I13.-

4 CHF + Edema Paru I50.1

5 DM + Ulkus E11.5

6 ISK + Batu Ureter N20.1

7 Pneumonia + PPOK J44.0

8 Apendisitis + Peritonitis K35.-

9 Hidronefrosis + Striktur Uretra N13.1

10 DM + Koma E11.0

Sumber :
■ ICD-10 Online WHO
■ Kode Kombinasi ICD-10

Konvensi Tanda Baca


1. Inclusion Terms
Daftar cakupan, yaitu contoh diagnosis yang diklasifikasikan pada rubrik
tersebut. Merupakan sinonim atau kondisi yang berbeda tapi bukan
sub-klasifikasi dari rubrik tersebut
2. Exclusion Terms
Pengecualian umum untuk kategori atau semua sub-kategori di dalam
kategori tiga karakter yang mengikuti judul suatu BAB, Blok atau Kategori
3. Dagger (†) dan Asterisk (*) atau Dua Kode Kondisi Tertentu
Kode primer digunakan untuk penyakit dasar dan ditandai oleh Dagger (†),
sedangkan kode tambahan manifestasi penyakit ditandai oleh Asterisk (*)
4. Use Additional Code, If Desired atau Kode Ganda Tambahan Lainnya
Catatan pada daftar tabulasi dan kode tambahan ini hanya digunakan pada
tabulasi khusus
5. Parenthesis ( ) atau Kurung
● Mengurung kata tambahan
● Mengurung istilah rujukan eksklusi
40

● Judul blok
● Mengurung Dagger (†) dan Asterisk (*)
6. Square Brackets [ ] atau Kurung Kotak
● Mengurung sinonim, kata alternatif atau frase penjelasan
● Merujuk pada catatan sebelumnya
● Rujukan sub-divisi empat karakter yang telah disebutkan sebelumnya
7. Colon : atau Titik Dua
Digunakan untuk urutan istilah inklusi dan eksklusi pada kata yang
mendahuluinya dan bukan merupakan istilah lengkap untuk rubrik tersebut
8. Brace { } atau Kurung Kurawal
Digunakan untuk menunjukkan bahwa kata yang mendahului atau
mengikutinya bukan istilah yang lengkap. Setiap Brace (Kurung Kurawal)
harus dilengkapi oleh istilah yang mengikutinya
9. Point Dash .- atau Titik Strip
Menunjukkan bahwa ada karakter ke-empat yang harus dicari di dalam
kategori yang sesuai. Konvensi ini digunakan pada tabulasi dan pada indeks
10. NOS (Not Otherwise Specified)
Tidak dijelaskan atau tidak memenuhi syarat. Dalam terminologi medis bentuk
yang paling umum dari suatu kondisi lebih dikenal dengan nama kondisi itu
sendiri, sedangkan yang memenuhi syarat justru jenis yang kurang umum
11. NEC (Not Elsewhere Classified)
Tidak diklasifikasikan di tempat lain. Sebagai peringatan bahwa varian
tertentu dari kondisi yang ada di dalam daftar bisa muncul di bagian lain
12. And atau Dan
Berarti “Dan/ Atau”
13. Cross References (See, See Also)
Rujukan silang digunakan untuk menghindarkan duplikasi yang tidak perlu
pada istilah di dalam indeks alfabet. “See” meminta pengkode untuk merujuk
ke istilah lain, “See Also” mengarahkan pengkode untuk merujuk ke tempat
lain di dalam indeks kalau pernyataan yang sedang dikode berisi informasi
lain yang tidak ter-indentasi di bawah istilah tersebut berada

Pedoman Dasar Pengkodean


1. Tentukan jenis pernyataan yang akan dikode dan rujuk ke Section yang
sesuai pada Indeks Alfabet. Kalau pernyataan adalah penyakit, cedera, atau
kondisi lain yang bisa diklasifikasikan pada BAB I-XIX atau XXI, lihat Section I
dari Indeks. Kalau pernyataan ini adalah penyebab luar dari cedera atau
kejadian lain yang bisa diklasifikasikan pada BAB XX, lihat Section II pada
Indeks.
2. Tentukan lokasi “lead-term”. Untuk penyakit dan cedera ini biasanya berupa
sebuah kata benda untuk kondisi patologis. Namun, beberapa kondisi yang
berupa kata sifat atau eponim (nama orang atau penemu) bisa juga terdapat
disini.
3. Baca dan pedomani semua catatan yang terdapat di bawah lead-term.
41

4. Baca semua term yang dikurung oleh parenthese setelah lead-term (modifier
ini tidak mempengaruhi nomor kode), disamping semua istilah yang
ber-indentasi dibawah lead-term (modifier ini bisa mempengaruhi nomor
kode), sampai semua kata di dalam diagnosis telah diperhatikan.
5. Ikuti dengan hati-hati setiap rujukan silang “see” dan “see also” di dalam
Indeks.
6. Rujuk daftar tabulasi (Volume I) untuk memastikan nomor kode yang dipilih.
Perhatikan bahwa sebuah kode 3-karakter di dalam Indeks dengan dash (-)
pada posisi ke-4 berarti bahwa sebuah karakter ke-4 terdapat pada Volume
1. Subdivisi lebih lanjut yang digunakan pada posisi karakter tambahan tidak
diindeks, kalau ini digunakan, ia harus dicari pada Volume 1.
7. Pedomani setiap term includes dan excludes di bawah kode yang dipilih,
atau di bawah judul BAB, Blok, atau Kategori.
8. Tentukan kode.

Aturan Pedoman Pengkodean Mortalitas (Rule Pemilihan Penyebab Dasar


Kematian) dan Morbiditas (Rule MB1-MB5), selengkapnya bisa anda baca dan
pelajari di ICD-10 Volume 2 di bawah ini :

Sumber :
■ ICD-10 Volume 2 (Instruction Manual)

International Classification of Disease 9th Revision Clinical Modification


ICD-9 CM WHO
Klasifikasi kode prosedur medis dalam bentuk Numerik untuk tujuan statistik dan
penagihan

Chapter (BAB), Blok dan Kategori ICD-9 CM


0. BAB 0 00 Prosedur dan Intervensi
1. BAB I 01-05 Operasi pada Sistem Saraf
2. BAB II 06-07 Operasi pada Sistem Endokrin
3. BAB III 08-17 Operasi pada Mata
4. BAB IV 18-20 Operasi pada Telinga
5. BAB V 21-29 Operasi pada Hidung, Mulut dan Tenggorokan
6. BAB VI 30-34 Operasi pada Sistem Pernapasan
7. BAB VII 35-39 Operasi pada Sistem Kardiovaskular
8. BAB VIII 40-41 Operasi pada Sistem Hemik dan Limfatik
9. BAB IX 42-54 Operasi pada Sistem Pencernaan
10. BAB X 55-59 Operasi pada Sistem Saluran Kemih
11. BAB XI 60-64 Operasi pada Organ Kelamin Pria
12. BAB XII 65-71 Operasi pada Organ kelamin Wanita
13. BAB XIII 72-75 Prosedur Kebidanan
14. BAB XIV 76-84 Operasi pada Sistem Muskuloskeletal
15. BAB XV 85-86 Operasi pada Sistem Integument
42

16. BAB XVI 87-99 Prosedur Diagnostik dan Terapeutik

Sumber :
■ ICD-9 CM Volume 1 & 3

Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)


adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah
mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien. Hal ini penting dilakukan
karena setiap pasien berhak mengetahui risiko dan manfaat dari tindakan medis
yang akan dijalaninya.
- Setiap tindakan kedokteran yang mengandung risiko tinggi harus
memperoleh persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan.
- Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien dan atau
mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran.
- Persetujuan diberikan oleh pasien yang kompeten atau wali atau keluarga
terdekat atau penggampunya.
- Pasien dianggap kompeten berdasarkan :
○ Usia, 21 tahun atau telah/ pernah menikah, 18 tahun tidak termasuk
anak sesuai perundang-undangan
○ Sadar (mampu berkomunikasi, tidak syok)
○ Sehat Mental (tidak gangguan mental/ jiwanya)

Sumber :
■ PMK No 290 Tahun 2008 - Persetujuan Tindakan Kedokteran

Desain Formulir Rekam Medis


Merupakan media pencatatan peristiwa yang terjadi dalam organisasi dalam catatan

Aturan Desain Formulir


● Buat rancangan dengan memikirkan pengguna
● Pelajari tujuan dan pemakaian formulir
● Rancang formulir yang sederhana
● Gunakan terminologi standar untuk semua elemen data
● Urutan item data secara logis
● Masukkan pedoman untuk menjamin pengumpulan dan interpretasi data
konsisten

Komponen Utama Pada Desain Formulir Berbasis Kertas (Paper Based)


1. Heading
● Judul
● Informasi formulir
⁻ Identifikasi formulir
43

⁻ Tanggal
⁻ Penerbitan
⁻ Nomor halaman
2. Introduction
Bagian pendahuluan yang menjelaskan tujuan formulir
3. Instruction
Instruksi umum harusnya singkat dan berada pada bagian atas formulir
4. Body
Bagian formulir yang disediakan untuk kerja formulir yang sesungguhnya.
Pertimbangan mengenai susunan data atau informasi mencakup :
● Pengelompokkan
● Pengurutan
● Penyusunan Tepi (Aligning)
● Pertimbangan Margins, Spacing, Rules, Type Styles
● Cara pencatatan
5. Close
● Komponen utama terakhir formulir kertas
● Tanda tangan (Authentication)
● Persetujuan
Sumber :
■ Manajemen Informasi Kesehatan III (Desain Formulir)

Langkah Kewaspadaan dan Perlindungan Perekam Medis dan Informasi


Kesehatan dalam situasi wabah infeksi virus COVID-19 dalam menjalankan
pekerjaan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
1. Prosedur Perlindungan Alat Pelindung Diri (APD) bagi Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan
- Bagi seluruh perekam medis dan informasi kesehatan dianjurkan untuk
menggunakan APD selama menjalankan pekerjaan, minimal
menggunakan :
○ Masker (dianjurkan menggunakan masker bedah)
○ Sarung tangan (dianjurkan menggunakan sarung tangan
bedah)
○ Tersedia hand sanitizer dan selalu mencuci tangan baik
dengan menggunakan sabun dan air mengalir ataupun hand
sanitizer. Sebelum dan sesudah melakukan aktifitas
- Bagi petugas pendaftaran perlu untuk diperhatikan hal berikut ini :
○ Pengisian formulir identitas pasien baru harap diisi oleh pasien
atau keluarga pasien di meja khusus untuk pengisian formulir
pasien baru. Atau lebih baik jika fasyankes sudah dapat
memfasilitasi pendaftaran dengan menggunakan sistem online
atau dapat disediakan komputer khusus untuk pasien atau
keluarga pasien untuk mengisi identitas pasien baru.
44

○ Jarak antara petugas pendaftaran dan pasien adalah minimal 1


meter. Akan lebih baik jika ruang pendaftaran pasien diberikan
penutup ruangan dari kaca yang diberikan lubang kecil sebagai
alat komunikasi bertatap muka dan lubang untuk penyerahan
formulir yang dibutuhkan pada saat pendaftaran.
2. Prosedur terhadap pemeliharaan berkas rekam medis
- Rekam medis selama masa perawatan di rawat inap

- Rekam medis pasien pulang
3. Hal-hal lain yang perlu untuk diperhatikan selama bertugas sebagai petugas
perekam medis dan informasi kesehatan adalah sebagai berikut :

JAWABAN DARI FR SKB PEREKAM MEDIS YANG TELAH BEREDAR

DAFTAR REFERENSI MATERI POKOK SKB PEREKAM MEDIS


SESUAI MENPANRB NO 1625 TAHUN 2021
45

1. Pedoman Pelayanan Rekam Medis Informasi Kesehatan


● Health Information Management (Edna K. Huffman, RRA)
● IFHIMA Education Modules
● Medical Records Manual (A Guide for Developing Countries WHO)
● Modul Bahan Ajar RMIK BP2SDMK Kemenkes (All Modul)
● Manajemen Unit Kerja Rekam Medis (Savitri Citra Budi, M.PH)
● Dasar Pengelolaan Rekam Medis (dr. Bambang Shofari, MMR)
● Dasar Organisasi & Manajemen Unit Kerja Rekam Medis (Eka Wilda
Faida, SKM, M.Kes & Muhadi, SKM, M.Kes)
● Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Revisi II 2006
● Pedoman Manual Rekam Medis Konsil Kedokteran Indonesia
● Panduan Rekam Medis Kedokteran Gigi
● Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Saranan Pelayanan
Kesehatan (Dr. Dra. Gemala Rabi'ah Hatta, MRA., M.Kes)
● Buku Materi Pokok Rekam Medis (dr. Rano Indradi, M.Kes)
● Manajemen Informasi Kesehatan Pengelolaan Dokumen Rekam Medis
(Irmawati Mathar, SKM, M.Kes)
● Statistik Rumah Sakit (dr. Rano Indradi, M.Kes)

2. Peraturan Perekam Medis & Informasi Kesehatan


● PMK No 269 Tahun 2008 - Rekam Medis
● Permenpan No 30 Tahun 2013 - Jabatan Fungsional Perekam Medis
dan Angka Kreditnya
● PMK No 47 Tahun 2015 - Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Perekam Medis dan Angka Kreditnya
● PMK No 55 Tahun 2013 - Penyelenggaraan Perekam Medis
● KMK No 312 Tahun 2020 - Standar Profesi PMIK
● Perpres No 114 Tahun 2016 - Tunjangan Jabatan Fungsional PMIK
● SE Dirjen Yanmed No HK.00.06.1.5.01160 Tahun 1995 - Petunjuk
Teknis Pengadaan dan Pemusnahan Formulir Rekam Medis
● SE Dirjen Yanmed No HK YM.02.04.3.5.2504 Tahun 1997 - Pedoman
Hak & Kewajiban Pasien Dokter & Rumah Sakit
● SK Dirjen Yanmed HK.00.05.1.4.00744 Tahun 1996 - Penggunaan
Klasifikasi Internasional Mengenai Penyakit (ICD-10) di Rumah Sakit
● PP No 10 Tahun 1966 - Wajib Simpan Rahasia Kedokteran
● PMK No 36 Tahun 2012 - Rahasia Kedokteran
● UU No 29 Tahun 2004 - Praktik Kedokteran
● PMK No 290 Tahun 2008 - Persetujuan Tindakan Kedokteran
● PMK No 21 Tahun 2021 - Juknis Sistem INA-CBG
● PMK No 1171 Tahun 2011 - Petunjuk Teknis Sistem Informasi Rumah
Sakit
46

“SHARING IS CARING”
LIFELONG LEARNING
47

"Dengan Atau Tanpa Penghargaan Tetaplah Berkontribusi,


Karena Kamu Adalah Harapan Bangsa Ini"

#PMIK_KITA_BISA

Trenggalek
15 November 2021, Pukul 19.00 WIB

SIGIT PRABOWO

Website : https://rekam-medis.id
Instagram : https://instagram.com/sigit.prabowo
Facebook : https://facebook.com/groups/koder.indonesia.bersatu

Anda mungkin juga menyukai