JabatanFungsionalPerekamMedis
adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan pelayanan rekam medis informasi kesehatan yang diduduki oleh Pegawai
Negeri Sipil.
JabatanFungsionalPerekamMedisTerampil (D-3)
Kemampuan Umum :
● Perencanaan identifikasi kebutuhan SIM rekam medis
- Membuat identifikasi kebutuhan formulir dalam penyusunan SIM rekam medis
manual (berbasis kertas).
- Menentukan butiran data dari tata cara pengisian rujukan dengan kode jenis
data, misal ketik angka 1 akan muncul data jenis kelamin laki-laki, ketik angka
2 perempuan.
- Mengelompokkan kegiatan pelayanan rumah sakit seperti rawat jalan, gawat
darurat, dan rawat inap yang terkait dengan alur rekam medis.
- Membuat pola alur kegiatan pelayanan sesuai dengan alur rekam medisnya.
- Mengelompokkan kegiatan pelayanan rumah sakit seperti rawat jalan,
gawat darurat, dan rawat inap yang terkait dengan alur rekam medis.
- Membuat ketentuan data yang akan dilakukan analisa kuantitatif seperti
nomor rekam medis, jenis data yang tidak lengkap, misalnya resume,
hasil operasi, diagnosa, tindakan medis, dll secara manual.
- Mengidentifikasi data formulir dalam analisis mutu sistem
pengembalianberkasrekammedis manual.
- Menyusun jadwal retensi rekam medis dengan cara menentukan jenis
rekam medis yang akan disusutkan.
- Menyampaikan hasil pemikiran pola alur kegiatan pelayanan rekam medis
kepada atasan langsung.
- membuat rekomendasi setiap format dan keterkaitan antar format untuk
pengumpulan data.
- Membuat usulan bentuk formulir untuk pengolahan data kegiatan pelayanan.
- Membuat identifikasi kebutuhan informasi yang dibutuhkan sebagai dasar
pengambilan keputusan internal maupun eksternal.
- Membuat usulan bentuk formulir untuk pengolahan data kegiatan pelayanan
dan juga membuat panduan cara mengisi formulir.
Kemampuan Khusus :
● Persiapan pelayanan rekam medis informasi kesehatan
- Meminta nomor rekam medis untuk dicatat, lalu petugas tempat penerimaan
pasien meminta rekam medis rawat jalan melalui telepon.
- Mengolah data casemix dengan menyiapkan dan menyerahkan laporan
hasil grouping dalam bentuk txt ke bagian akuntansi untuk verifikasi internal.
- Koordinasi dengan SIRS untuk alur kegiatan pelayanan.
- Memperoleh informasi data sosial atau jati diri pasien baik melalui metode
wawancara, atau mengisi formulir oleh pihak pasien.
- Mencatat data sosial atau jati diri pasien ke dalam kartuindeksutama
pasien dan memutakhirkan KIUP apabila pasien lama berubah datanya.
- Mendapatkan informasi data sosial atau jati diri pasien baik melalui metode
wawancara, atau mengisi formulir oleh pihak pasien yang akan dirawat dan
berkomunikasi dengan perawat ruangan untuk menyiapkan segala sesuatunya
sehubungan dengan pasien (baru) yang akan masuk rawat.
- Membuat kartu kendali yang dibuat sebagai alat monitoring keberadaan
rekam medis yang digunakan baik ke rawat jalan maupun ke rawat inap.
- Mencatat data pasien sesuai jenis data yang diperlukan dari buku registrasi
pendaftaran pasien rawat inap.
- Menerima rekam medis pasien pulang rawat inap.
- Membuat catatan pada buku ekspedisi penerimaan ketika menerima rekam
medis pasien selesai rawat jalan.
- Mengolah data casemix yaitu entry data demografi pasien, kode diagnosa
dan tindakan medis pasien rawat jalan dan rawat inap ke dalam software.
- Mengolah data casemix dengan membuat grouping dalam menentukan tarif
casemix.
- Menerima kembali berkas klaim atau file txt hasil koreksi dari bagian
akuntansi rumah sakit dalam proses mengolah data casemix.
- Melakukan input ulang hasil koreksi dalam software casemix.
- Pemilahan rekam medis rawat jalan per nomor kelompok terminal digit filing
sebelum masuk ke dalam roll o’pack atau rak statis.
- Melakukan penjajaran berdasarkan sistem penyimpanan terminal digit
filing rekam medis rawat jalan dan menjaga agar penyimpanan aman, rahasia,
tidak dapat diakses oleh yang tidak berhak seperti menjaga dari orang yang
merokok dalam rak penyimpanan rekam medis, menjaga rekam medis dari
serangga, kecoa, tikus, dll.
- Menyimpanrekammedis rawat jalan inaktif yang masih mempunyai nilai
guna dengan media tertentu, misal scanning rekam medis atau media
elektronik lainnya atas instruksi dan menjaga kerahasiaannya sesuai peraturan
dan perundangan yang berlaku.
- Menyampaikan rekam medis ke unit terkait, baik dengan menggendong
rekam medis atau menggunakan alat distribusi.
- Melakukan kegiatan dengan memilih lalu memberikode dan membuat
indeks diagnosa penyakit seluruh pasien rawat jalan dan rawat inap serta
dibuat dalam bentuk laporan harian sesuai dengan pedoman yang ditentukan.
4
medis, dll untuk menjaga agar ketersediaan rekam medis baik pada saat
dibutuhkan.
- Melaksanakan pemusnahan rekam medis dengan cara membuat bubur
kertas rekam medis yang tidak bernilai guna lagi.
- Memberikan layanan jasa peminjaman rekam medis untuk berbagai
kepentingan pengobatan maupun tenaga kesehatan yang sedang dalam proses
belajar atau melakukan penelitian.
- Membuat catatan rekam medis yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut
diatas.
- Memproses informed consent pelepasan informasi atas data medis yang
akan dikeluarkan rumah sakit, sehingga pelepasan informasi tersebut atas
sepengetahuan pasien pemilik informasi medis yang sah.
Kemampuan Khusus :
● Pelaksanaan meliputi :
○ Analisis kode
- Membuat analisis kode penyakit rawat jalan, gawat darurat, dan
rawat inap dengan cara mengecek kebenaran atau ketepatan pemberian
kode yaitu mencocokan kode dengan buku kodifikasi penyakit dan
tindakan (ICD).
- Mengumpulkan data secara terstruktur dan berkesinambungan tentang
pengumpulan data pengkajian (kebutuhan khusus) proyek riset klinis.
- Mengumpulkan rekam medis untuk mengambil data audit koding.
- Membuat daftar hasil kode yang tidak sesuai untuk dilaporkan.
○ Kategori identifikasi
- Membuat pengelompokkan data untuk katalog catatan mutu formulir
rekam medis secara komputerisasi.
- Menerima, menyeleksi dan mengarahkan pasien rawat inap dengan
pemberian informasi peraturan (general consent) .
- Mengidentifikasi pelayanan rekam medis dalam evaluasi pelaksanaan
SIM-RS atau elektronik rekam medis yang terkait peraturan dan
perundangan.
8
○ Klasifikasi
- Mengelompokkan format penggantian biaya atau klaim diagnosa dan
tindakan pasien rawat jalan dan rawat inap.
- Membuat klasifikasi format pendaftaran rawat jalan dan rawat inap.
○ Monitoring resume
- Melakukan monitoring secara terstruktur dan berkesinambungan
tentang laporan hasil pemeriksaan penunjang, transfer pasien, laporan
anestesi, infeksi nosokomial, resume keperawatan, resume pasien
pulang.
● Perencanaan meliputi :
○ Identifikasi
- Menentukan koneksi antar data atau jenis data, misal field untuk
pengisian rujukan dengan pilihan akan bermakna pada statistik.
9
○ Pengumpulan data
- Menghimpuan nama pegawai yang bertanggung jawab jaga
shift, termasuk menginventarisasi pegawai yang cuti dan libur.
Sumber :
■ PermenPANRB No 30 Tahun 2013 - Jabatan Fungsional Perekam Medis
■ PMK No 47 Tahun 2015 - Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekam
Medis
Sumber :
■ SIRS Online Kementerian Kesehatan
■ Petunjuk Teknis Sistem Informasi Rumah Sakit 2011
Keterangan
HP :Oxt
13
1 Januari 31
14
2 Februari 28
3 Maret 31
4 April 30
5 Mei 31
6 Juni 30
7 Juli 31
8 Agustus 31
9 September 30
10 Oktober 31
11 November 30
12 Desember 31
Jumlah Hari 365
Sumber :
■ Bulan dan Hari dalam Setahun (Wikipedia)
GrafikBarber Johnson
adalah grafik yang menyajikan efisiensi pengelolaan rumah sakit dengan mendayagunakan
statistik rumah sakit dalam rangka memenuhi kebutuhan manajemen akan indikator efisiensi
pengelolaan rumah sakit. Grafik Barber Johnson diciptakan oleh Barry Barber, M.A.,
Ph.d, Finst P., AFIMA dan David Johnson M.Sc., pada tahun 1973. Manfaatnya
meliputi :
- Perbandingan dalam kurun waktu di suatu rumah sakit
- Memonitor kegiatan
- Perbandingan antar rumah sakit
- Meneliti sesudah suatu kebijakan
- Mengontrol kesalahan laporan
MaknaParameter:
- BOR semakin tinggi nilainya berarti semakin tinggi pula penggunaan TT yang ada
untuk perawatan pasien dan semakin banyak pula pasien yang dilayani mengakibatkan
semakin sibuk dan berat beban kerja petugas kesehatan. Akibatnya, bila pasien kurang
mendapat perhatian yang dibutuhkan dan kemungkinan infeksi nosokomial juga
meningkat, yang dapat mengakibatkan kualitas kinerja tim medis serta kepuasan dan
keselamatan pasien menurun. Disisi lain, semakin rendah BOR berarti semakin sedikit
TT yang digunakan untuk merawat pasien dibandingkan dengan TT yang telah
disediakan,
15
dengan kata lain jumlah pasien yang sedikit ini bisa menimbulkan kesulitan
pendapatan ekonomi bagi rumah sakit.
- ALOS dari aspek medis semakin panjang lama dirawat makan menunjukkan kinerja
kualitas medis yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama. Dari aspek
ekonomis, semakin panjang lama dirawat artinya semakin tinggi biaya yang nantinya
harus dibayar oleh pasien.
- TOI semakin besar angkanya artinya semakin lama saat “menganggurnya” TT yang
tidak digunakan oleh pasien, yaitu semakin tidak produktif yang tentu kondisi tersebut
tidak menguntungkan dari segi ekonomi bagi pihak manajemen rumah sakit.
Sebaliknya semakin kecil nilainya maka semakin singkat waktu tunggu pasien untuk
menempati TT berikutnya. Hal ini bisa sangat menguntungkan pihak manajemen
rumah sakit, namun bisa juga merugikan pihak pasien jika tidak disiapkan dengan
baik, akibatnya kejadian infeksi nosokomial mungkin bisa meningkat, beban kerja
tim medis meningkat sehingga kepuasan dan keselamatan pasien menurun.
- BTO semakin tinggi angkanya berarti setiap TT yang tersedia digunakan oleh pasien
secara bergantian, yang membuat TT tidak “menganggur” atau produktif dan
menghasilkan pemasukan. Hal ini bisa sangat menguntungkan pihak manajemen
rumah sakit, namun bisa juga merugikan pihak pasien jika tidak disiapkan dengan
baik, akibatnya kejadian infeksi nosokomial mungkin bisa meningkat, beban kerja
tim medis meningkat sehingga kepuasan dan keselamatan pasien menurun.
Sumber :
■ Materi Uji Kompetensi Rekam Medis
■ Buku Statistik Rumah Sakit (dr. Rano Indradi, M.Kes)
■ Sistem Informasi Kesehatan II (Statistik Pelayanan Kesehatan)
AuditRekamMedis (Review)
1. AnalisisKuantitatif
Telaah atau review bagian tertentu dari isi rekam medis dengan maksud menemukan
kekurangan, kata kuncinya adalah kelengkapan, khususnya dengan
pendokumentasian rekam medis.
2. AnalisisKualitatif
Suatu review pengisian rekam medis yang berkaitan dengan kekonsistenan dan
ketidaklengkapan sehingga menunjukkan bukti bahwa rekam medis tersebut tidak
akurat dan tidak lengkap.
Sumber :
■ Manajemen Mutu Informasi Kesehatan III (Pendokumentasian Rekam Medis)
Sumber :
18
Standar : ≤15Menit
Sumber :
■ KMK No 129 Tahun 2008 - Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Keuntungan :
Laporan terorganisir berdasarkan setiap sumber pelayanan dalam suatu bagian
sehingga memudahkan untuk menentukan penilaian, pengobatan, dan observasi pada
setiap pelayanan yang dilakukan.
Kerugian :
Tidak mungkin untuk menentukan secara cepat masalah dan pengobatan yang telah
diberikan kepada pasien pada suatu waktu, karena data terkumpul berdasarkan
pelayanan yang diberikan bukan berdasarkan masalah atau problem atau integrasi dari
waktu berikutnya, sehingga harus ditelusuri per tanggal pada setiap pemberi asuhan
dan pelayanan.
Keuntungan :
- Dokter diharapkan untuk mempertimbangkan seluruh problem pasien dalam
segala keadaan
- Catatan jelas
- Mengidentifikasikan tujuan dan metode pengobatan
- Pendidikan kesehatan (lengkapnya catatan dari dokter)
20
Kerugian :
- Pelatihan dan tanggung jawab tambahan bagi staf profesional dan staf
kesehatan
- Tidak banyak fasilitas pelayanan akut melaksakan POMR secara penuh,
banyak dari profesional kesehatan menggunakan SOAP dan Progress notes
Keuntungan :
- Perkembangan pasien dapat diketahui secara cepat, oleh karena seluruh
catatan disatukan
- Mengurangi jumlah formulir dan mendorong pelayanan kesehatan secara tim
Kerugian :
- Hanya 1 (satu) orang pemberi pelayanan yang dapat mencatat perkembangan
pasien pada satu waktu
- Sulit mengidentifikasi pekerjaan perorangan, kecuali catatan yang biasanya ada
titel dari pencatat dan dokter sering merasa catatan hanya menitik beratkan
pada kebiasaan untuk membedakan dengan profesi lain yang memberikan
pelayanan kepada pasien.
Sumber :
■ Manajemen Mutu Informasi Kesehatan II (Sistem dan Sub Sistem Pelayanan
RMIK)
■ Buku Materi Pokok Rekam Medis Edisi III (dr. Rano Indradi, M.Kes)
Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) atau Master Patient Index (MPI)
Indeks pasien dalam format manual dibuat dalam bentuk kartu yang disebut Kartu Indeks
Utama Pasien (KIUP). Bila telah dibuat indeks pasien dengan media elektronik, maka lebih
memudahkan penggunanya dan tidak perlu lagi dibuat kartu secara manual. Indeks ini
merupakan Kunci untuk mengetahui data identitas sosial pasien yang digunakan dalam
pelayanan kesehatan. Indeks berfungsi sebagai referensi identitas utama pasien yang
WajibDibuat dalam setiap bentuk pelayanan
21
kesehatan (rumah sakit, puskesmas, klinik, dll) dan bersifat Permanen/Selamanya. Ukuran
umumnya adalah 3x5inci atau 7,5cmx12,5cm.
PerubahanDataDasarPasien(KIUP)
Data pasien tidak dapat di edit atau dihapus, kecuali oleh PetugasRekamMedis
yangberwenang untuk memperbaiki kesalahan dalam pengetikan
Menurut SegiPelayanan
- Pasien yang dapat menunggu
○ Pasien berobat jalan datang dengan perjanjian
○ Pasien yang datang tidak dalam keadaan darurat
- Pasienyangsegeraditolong(GawatDarurat)
Menurut SebabKedatangan
- Dikirim oleh dokter praktek di luar rumah sakit
- Dikirim oleh rumah sakit lain, puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya
- Datang atas kemauan sendiri
Indeks (Tabulasi)
22
Daftar kata atau istilah penting yang disusun dengan tata cara atau kebijakan suatu institusi
penyelenggara kesehatan baik secara manual maupun elektronik.
Tujuan
Memudahkan dalam pencarian kembali kata atau istilah tersebut
Jenis Indeks
1. IndeksPasien
Pengertian : tabulasi kartu katalog yang berisi nama semua pasien yang
pernah berobat di rumah sakit
Kegunaan : untuk kuncimenemukanrekammedis seorang penderita
Cara simpan : disusun alfabetik seperti susunan kata dalam kamus
2. IndeksPenyakit
Pengertian : tabulasi yang berisi kode penyakit pasien yang berobat di rumah
sakit atau suatu susunan ringkasan daftar data jenis penyakit dan
keadaan sakit berdasarkan suatu sistem klasifikasi atau kode
penomoran sebagai sarana komunikasi
Kegunaan :
- untuk mengambil berkas rekam medis tertentu, guna keperluan :
⁻ mempelajari kasus-kasus terdahulu dari suatu penyakit untuk memperoleh
pengertian tentang penanggulangan terhadap penyakit-penyakit atau
masalah-masalah kesehatan
⁻ untuk menguji teori-teori membandingkan data-data tentang penyakit
atau pengobatan dalam rangka penyuguhan tulisan-tulisan ilmiah
⁻ menyuguhkan data menggunakan fasilitas rumah sakit untuk menyusun
keperluan alat-alat baru, tempat tidur dan lain-lain
⁻ menilai kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit
- menyuguhkan data pelayanan yang diperlukan dalam survei
kemampuan rumah sakit atau sumber data statistik rumah sakit
- menemukan berkas rekam medis dimana dokternya hanya ingat
diagnosisnya, sedangkan nama pasien yang bersangkutan lupa
- menyediakan materi pendidikan untuk mahasiswa kedokteran,
perawat, dll
Cara simpan : indeks disimpan dalam laci menurut nomor urut atau disusun
berdasarkan diagnosis atau kodepenyakit
3. IndeksOperasiatauTindakan
Pengertian : tabulasi yang berisi tindakan medis atau kode tindakan yang
dilakukan di rumah sakit
Kegunaan :
23
- menelusuri nomor rekam medis dan nama pasien dengan tindakan yang sama
guna berbagai keperluan, misalnya untuk audit medis oleh komite medis
- menyusun laporan kegiatan pembedahan berdasarkan spesialisasi dan
golongan operasi
- sebagai sumber data untuk statistik rumah sakit
- sebagai sumber data untuk keputusan-keputusan manajemen setelah data
tersebut diolah, misalnya perencanaan utilisasi kamar operasi, utilisasi
peralatan medis kamar operasi dan lain-lain
Cara simpan : disusun alfabetik berdasarkan tindakan atau kodetindakan
4. IndeksDokter
Pengertian : tabulasi data yang berisi nama dokter yang memberi
pelayanan medis kepada pasien
Kegunaan : untuk menilai kinerja dokter dan bukti pengadilan
Cara simpan : disusun alfabetik berdasarkan kode dokter atau namadokter
5. IndeksKematian
Pengertian : tabulasi yang berisi tentang sebab kematian penyakit tertentu
sebagai hasil pelayanan di rumah sakit
Kegunaan :
- statistik menilai mutu pelayanan dasar
- menambah dan meningkatkan peralatan atau tenaga
- menelusuri nomor rekam medis dan nama pasien dengan sebab kematian
yang sama, misalnya untuk audit medis
- menyusun laporan sebab kematian atau mortalitas berdasarkan umur, jenis
kelamin, wilayah, mati <48 jam dan ≥48 jam, DPJP, dll
Cara simpan : disusun menurut nomor indeks kematian atau berdasarkan
diagnosis atau kode penyakit penyebab kematian
1. RegistrasiPasienRawatJalan
adalah buku register yang dibuat untuk meregistrasikan setiap pasien rawat jalan yang
mendaftar di TPPRJ, baik pengunjung baru maupun pengunjung lama.
Tujuan :
24
2. RegistrasiPelayananPasienRawatJalan
adalah buku register yang dibuat di unit rawat jalan (poliklinik) pada unit masing-
masing pelayanan bagi setiap pasien rawat jalan yang dilayani baik pengunjung baru
maupun pengunjung lama.
Tujuan :
- Untuk memperoleh informasi mengenai identitas pasien, cara kunjungan, asal
pasien, keadaan pasien, cara pembayaran dari setiap pasien rawat jalan yang
dilayani di masing-masing unit pelayanan
Kegunaan :
- Untuk mengetahui beban kerja unit rawat jalan masing-masing termasuk UGD
- Untuk mengetahui kunjungan baru dan jumlah kunjungan masing-masing
poliklinik, serta menjadi dasar pembuatan laporan kegiatan unit rawat jalan
- Untuk mengetahui cara pembayaran pasien rawat jalan dan sebagai dasar
pembuatan laporan tentang tingkat pemanfaatan rumah sakit oleh masyarakat
- Sebagai arsip unit rawat jalan atau poliklinik yang harus selalu disimpan
Tanggung jawab pelaksanaan :
- Kepala Perawat pada masing-masing poliklinik bertanggung jawab dalam
pengisian buku register pelayanan pasien rawat jalan
- Perawat atau bidan yang ditunjuk oleh kepala perawat poliklinik
melaksanakan buku register sesuai pedoman yang telah ditetapkan
- Buku register ini disediakan oleh bidang perawatan sesuai dengan format
yang telah ditetapkan
25
3. RegistrasiPasienRawatInap
adalah buku registrasi yang dibuat untuk mencatat setiap pasien rawat inap yang
mendaftar di TPPRI. Untuk pasien rawat inap tidak dibedakan atas pengunjung baru
dan lama, kunjungan baru dan lama maupun kasus baru dan lama. Tetapi dibutuhkan
informasi terkait cara penerimaan pasien dan asal pasien serta mobilisasi pasien
selama dirawat (perpindahan pasien).
Tujuan :
- Untuk memperoleh informasi semua pasien yang dirawat (masuk, pindah
ruang rawat dan keluar rumah sakit) sehingga informasi dari pasien yang
bersangkutan dapat bermanfaat untuk rumah sakit maupun pasien.
Kegunaan :
- Merupakan catatan yang digunakan untuk memonitor keadaan pasien masuk
setiap hari ke ruang rawat inap, pindahan intern rumah sakit sampai pasien
tersebut keluar rumah sakit yang dirincikan jenis pelayanan yang ada
- Mengetahui tempat tidur yang belum terisi pada masing-masing ruang rawat
inap agar memudahkan penempatan pasien yang akan masuk rumah sakit
- Mengetahui ruangan tempat seorang pasien dirawat, serta untuk mengetahui
apakah seorang pasien masih dirawat atau sudah pulang
- Merupakan data dasar dari jumlah pasien yang ada di ruang rawat inap yang
perlu dicatat dan dilaporkan setiap hari ke unit rekam medis yang angkanya
akan di cek silang (cross check) dengan sensus harian yang dibuat masing-
masing ruang rawat inap
- Merupakan catatan yang selalu berada di TPPRI dan dipakai selama 24 jam
Tanggung jawab pelaksanaan :
- Kepala TPPRI bertanggung jawab dalam pengisian buku register pasien
rawat inap
- Petugas yang ditunjuk oleh kepala TPPRI melaksanakan pengisian buku
register sesuai yang ditetapkan (petugas perekam medis)
- Buku register ini disediakan oleh unit rekam medis
4. RegistrasiPelayananPasienRawatInap
adalah buku yang dibuat untuk mencatat setiap pasien rawat inap yang dirawat pada
suatu ruang atau bangsal inap.
Tujuan :
- Untuk memperoleh informasi semua pasien yang masuk dan keluar ruang
rawat inap agar mudah dilihat dan dapat digunakan pada setiap saat diperlukan
Kegunaan :
- Sebagai informasi tentang jumlah pasien yang masuk dan keluar setap hari
26
5. Registrasi Pembedahan
6. Registrasi Persalinan dan Abortus
7. Registrasi Tindakan, Radiologi dan Radioterapi
8. Registrasi Penerimaan Spesimen Pasien
9. Registrasi Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium
10. Registrasi Kegiatan Farmasi Rumah Sakit
11. Registrasi Pelayanan Pasien Rawat Inap Jiwa dan NAPZA
12. Registrasi Kegiatan Program Bayi Tabung
13. Registrasi Rujukan Dokter
14. Registrasi Kunjungan Rumah
Sumber :
■ Buku Materi Pokok Rekam Medis Edisi III (dr. Rano Indradi, M.Kes)
■ Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Revisi II Tahun 2006
(Dirjen Yanmed, Depkes RI)
PendistribusianRekamMedis
adalah suatu tindakan mengirim rekam medis yang telah diambil dari rak penjajaran ke tempat
peminjam dengan menggunakan pencatatan (Buku Ekspedisi). Alat bantu pendistribusian
rekam medis :
- Manual (dilakukan dengan tangan dari tempat satu ke tempat lainnya)
- Trolley (bila dalam jumlah banyak)
- Dumbwaiters Elevator (menyerupai lift kecil)
- Pneumatic Tube
merupakan alat distribusi pipa tekanan medis yang dapat mengantarkan dengan cepat
rekam medis ke berbagai bagian. Namun sistem distribusi ini jarang dipakai sebab :
27
○ Bentuk pengirimannya berupa tabung, maka rekam medis harus digulung agar
bisa dikirim, hal ini akan merusak rekam medis dan tidak bisa mengirim rekam
medis yang sangat tebal.
○ Tabung ini sering nyangkut di tempat tertentu seperti di persikuan
(persimpangan) karena rekam medis cukup berat.
○ Perlu ketelitian petugas dalam memilih (memencet) lokasi untuk mengirim
rekam medis. Kalau salah akan terkirim ke tempat lain yang sulit untuk
dilacak.
Perubahan dari Sistem Angka Tengah (MDF) ke Sistem Angka Akhir (TDF)
Kunci penjajarannya terletak pada Section Primer - nya
Contoh: Tracer
KartuKendali
28
adalah kertas kecil untuk mencatat data yang tidak lengkap kemudian ditempelkan pada
halaman depan folder atau sampul rekam medis. Isi datanya meliputi :
- Tanggal diterimanya rekam medis
- Nomor rekam medis
- Nama pasien
- Umur atau tanggal lahir pasien
- Alamat pasien
- Tanggal MRS dan KRS
- Lama dirawat
- Keadaan keluar pasien
- Diagnosis utama
- Diagnosis sekunder
- Tindakan medis atau operasi
- Sebab kematian
- Dokter yang merawat
- Ruang atau bangsal perawatan
- Kelas perawatan
- Jenis pembayaran pasien
- dll
Sumber :
■ Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Revisi II Tahun 2006
(Dirjen Yanmed, Depkes RI)
■ Manajemen Mutu Informasi Kesehatan II (Sistem dan Sub Sistem Pelayanan
RMIK)
■ Buku Materi Pokok Rekam Medis Edisi III (dr. Rano Indradi, M.Kes)
■ Prosedur DOREMI di Puskesmas Pucanganak Kabupaten Trenggalek
Retensi
adalah sistem yang mengatur jangka waktu penyimpanan berkas rekam medis (bukan sistem
yang mengatur tata cara pemusnahan rekam medis). Cek di Google Translate apa itu arti
“Retention” pasti diperoleh arti Penyimpanan, ingatan, daya ingatan.
Penyusutan
adalah suatu kegiatan pengurangan berkas rekam medis dari rak penyimpanan dengan
memindahkan berkas rekam medis in-aktif dari rak aktif serta memilih dan memilah
(memisahkan) sesuai dengan tahun kunjungan.
Tujuan :
- Mengurangi jumlah berkas rekam medis yang semakin bertambah.
29
Pemusnahan
adalah suatu proses kegiatan penghancuran secara fisik arsip rekam medis yang telah berakhir
fungsi dan nilai gunanya. Penghancuran harus dilakukan secara total dengan cara membakar
habis, mencacah atau daur ulang sehingga tidak dapat dikenal lagi isi maupun bentuknya.
Penyimpanan
● Rumah sakit : 5 tahun
● Non rumah sakit : 2 tahun
No Kode
Medis Kelompok Aktif In-Aktif
1 K Kusta 15 15 2 2
2 K Ketergantungan Obat 15 15 2 2
3 O Orthopedi 10 10 2 2
4 J Jantung 10 10 2 2
5 J Jiwa 10 5 5 5
6 M Mata 5 10 2 2
7 P Paru 5 10 2 2
8 U Umum 5 5 2 2
Keterangan :
JRA diatas disadur dari SE Dirjen Yanmed No HK.00.06.1.5.01160 Tahun 1995 -
Petunjuk Teknis Pengadaan & Pemusnahan Formulir Rekam Medis yang kemudian
diurutkan sesuai dengan JRA terlama ke yang tersingkat, serta diberikan Akronim
atau “Jembatan Keledai” untuk memudahkan dalam mengingat.
Sumber :
■ PMK No 269 Tahun 2008 - Rekam Medis
■ SE Dirjen Yanmed No HK.00.06.1.5.01160 Tahun 1995 - Petunjuk Teknis
Pengadaan & Pemusnahan Formulir Rekam Medis
■ PP No 87 Tahun 1999 - Tata Cara Penyerahan & Pemusnahan Dokumen
Perusahaan
■ Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Revisi II Tahun 2006
(Dirjen Yanmed, Depkes RI)
■ Manajemen Unit Kerja Rekam Medis (Savitri Citra Budi, M.PH)
■ Sistem Retensi Rekam Medis (dr. Rano Indradi, M.Kes)
■ Sistem Penyusutan Rekam Medis (dr. Rano Indradi, M.Kes)
- Menerima pasien bersama surat pengantar rawat inap (SPRI) atau admission
note. Berdasar surat tersebut, dapat diketahui jenis penyakitnya sehingga dapat
diarahkan ke bangsal mana pasien harus dirawat
- Menjelaskan TT dan kelas perawatan yang masih kosong berdasarkan catatan
penggunaan tempat tidur (mutasi pasien)
- Menjelaskan tarif pelayanan rawat inap dan fasilitas yang dapat digunakan
oleh pasien dan keluarga pasien
- Bersama pasien atau keluarganya menetapkan ruang dan kelas perawatan yang
diinginkan pasien dan tersedianya TT
- Membuat surat persetujuan rawat inap
- Memberi tahu bangsal rawat inap yang bersangkutan untuk menyiapkan
ruangan
- Menyediakan kelengkapan formulir rawat inap sesuai dengan jenis
penyakitnya agar dapat digunakan pelayanan klinis di URI
Tingkat Ketidak Lengkapan Rekam Medis, menurut rumus dari Buku Statistik
Kesehatan dr. Rano Indradi, M.Kes adalah sebagai berikut :
JumlahRekamMedisYangTidakLengkap
--------------------------------------------------------------- x 100%
JumlahSeluruhRekamMedisYangDiterima
2. BukuCatatanPenggunaanNomorRekamMedis
- Prosedur penerimaan sensus harian dan rekam medis dari unit pencatat
data rekam medis
- Prosedur perakitan dan penelitian rekam medis
- Prosedur pengembalian rekam medis ke unit pencatat data rekam
medis untuk dilengkapi
- Prosedur penyimpanan kartu kendali untuk mengendalikan rekam
medis tidak lengkap
3. Filing
- Menyimpan rekam medis dengan metode tertentu sesuai dengan kebijakan
penyimpanan rekam medis
- Mengambil kembali (retrieval) rekam medis untuk berbagai keperluan
35
Sumber :
■ Buku Materi Pokok Rekam Medis Edisi III (dr. Rano Indradi, M.Kes)
- Klaim
- Jaminan (penambahan fitur monitoring SEP kasus KLL)
- Referensi
- Profil Pengguna
Langkah Kerja :
1. Login ke Aplikasi VClaim
2. Pilih Menu SEP > PembuatanSEP > Option Rujukan
3. Input Tanggal SEP
4. Pilih Asal Rujukan Faskes
5. Input NomorRujukan
6. Klik Cari untuk menampilkan data Rujukan
7. Input data (Poli, Asal Rujukan, PPK, Tanggal, No, Rujukan, No. RM, COB,
Diagnosis, No. Telepon Pasien, Catatan Bila Ada, Opsi Penyakit Mata, KLL, DPJP)
8. Klik Simpan untuk merekam data SEP dan klik Batal apabila tidak jadi
Sumber :
■ VClaim - User Manual
■ VClaim - Implementasi Fitur Rujukan Internal & Surat Kontrol
Tugas dan Tanggung Jawab Dokter, Koder, dan Verifikator BPJS Kesehatan :
1. Dokter
Menegakkan dan menuliskan diagnosis utama, diagnosis sekunder, dan tindakan atau
prosedur yang telah dilaksanakan serta membuat resume medis pasien secara
lengkap, jelas, dan spesifik selama pasien dirawat di rumah sakit.
2. Koder
Melakukan kodifikasi diagnosis dan tindakan atau prosedur yang ditulis oleh dokter
yang merawat pasien sesuai dengan ICD-10 dan ICD-9 CM versi 2010. Apabila
dalam melakukan pengkodean diagnosis dan tindakan atau prosedur koder
menemukan kesulitan ataupun ketidaksesuaian dengan
37
aturan umum pengkodean, maka koder harus melakukan klarifikasi dengan dokter.
3. VerifikatorBPJSKesehatan
Melakukan verifikasi terhadap kelengkapan berkas klaim yang diajukan dan
kesesuaian diagnosis serta tindakan yang ditulis oleh dokter di resume medis dengan
ICD-10 dan ICD-9 CM versi 2010.
Koding
adalah kegiatan memberikan kode diagnosis utama dan diagnosis sekunder sesuai dengan
ICD-10 Versi Tahun 2010 yang diterbitkan WHO serta memberikan kode tindakan atau
prosedur sesuai dengan ICD-9 CM Versi Tahun 2010. Aturan dan pedoman koding yang
digunakan dalam INA-CBG adalah aturan koding morbiditas. Sumber data untuk
mengodekan INA-CBG berasal dari resume medis yaitu data diagnosis dan tindakan atau
prosedur, apabila diperlukan dapat dilihat dalam berkas rekam medis. Ketepatan koding
diagnosis dan tindakan atau prosedur sangat berpengaruh terhadap hasil grouper dalam
aplikasi INA-CBG.
DiagnosisUtama
adalah diagnosis yang ditegakkan oleh dokter pada akhir episode perawatan yang
menyebabkan pasien mendapatkan perawatan atau pemeriksaan lebih lanjut.
DiagnosisSekunder
adalah diagnosis yang menyertai diagnosis utama pada saat pasien masuk atau terjadi selama
episode perawatan. Diagnosis sekunder merupakan komorbiditas atau komplikasi.
Komorbiditas
adalah penyakit yang menyertai diagnosis utama atau kondisi yang sudah ada sebelum pasien
masuk perawatan dan membutuhkan pelayanan kesehatan atau tata laksana setelah masuk
maupun selama perawatan.
Komplikasi
adalah penyakit yang timbul dalam masa perawatan dan memerlukan pelayanan tambahan
yang mendapatkan tata laksana sewaktu episode pelayanan, baik yang disebabkan oleh
kondisi yang ada atau muncul akibat dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.
rawat inap dan 289 kelompok kasus rawat jalan. Setiap kelompok dilambangkan dengan
kodekombinasialfabet dan numerik dengan contoh sebagai berikut :
SeverityLevel
adalah sub-group keempat yang menggambarkan tingkat keparahan kasus yang dipengaruhi
adanya komorbiditas ataupun komplikasi dalam masa perawatan. Keparahan kasus dalam
INA-CBG terbagi menjadi :
“0” = untuk rawatjalan
“I” = Ringan, untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 1 (tanpa komplikasi
maupun komorbiditi)
“II” = Sedang, untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 2 (mild komplikasi dan
komorbiditi)
“III” = Berat, untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 3 (major komplikasi dan
komorbiditi)
Sumber :
■ PMK No 26 Tahun 2021 - Pedoman Indonesian Case Base Groups (INA-
CBG) Dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional
Aplikasi INA-CBG
merupakan aplikasi yang digunakan dalam program JKN yang dimulai pada 1 Januari
2014. Aplikasi ini sebelumnya juga telah digunakan dalam program yang dicanangkan oleh
pemerintah seperti Jamkesmas pada tahun 2010 dengan versi sebelumnya. Aplikasi INA-CBG
pertama kali dikembangkan dengan versi 1.5 yang berkembang sampai dengan saat ini
menjadi versi 5 dengan pengembangan pada beberapa hal diantaranya :
- Interface
- Fitur
- Grouper
- Penambahan variabel
- Tarif INA-CBG
- Modul protokol integrasi dengan SIMRS serta BPJS
39
- Rancang bangun pengumpulan data dari rumah sakit menuju Data Center
Kemenkes RI
TataCaraInputDataAplikasiINA-CBG
1. Klik Menu Grouping, masukkan nomor rekam medis/ nomor SEP/
Coding
nama apabila pasien lama atau klik pasien baru bagi pasien yang pertama kali datang
2. Untuk pasien baru, silahkan memasukkan data sesuai variabel yang diminta sampai
dengan proses Grouping
3. Klik klaim “Baru”
- Pada rawat jalan akan ada penambahan opsi “Reguler” atau
“Eksekutif”
- Pada rawat inap terdapat penambahan variabel “Ada Rawat Intensif” dan
juga keterangan mengenai “Hari di Perawatan Intensif” dan “Jam
Penggunaan Ventilator”
- Pada kasus kronis terdapat penginputan nilai ADL pada “Sub Akut”
dan “Kronis”
- Masukkan rincian sesuai tarif rumah sakit
4. Setelah grouping selesai dilakukan, maka total tarif keluar, setelah data sudah valid
kemudian klik “FinalKlaim”
5. Setelah final terdapat pilihan untuk langsung mengirimkan data ke pusat data
Kemenkes dengan klik tombol “Kirim Online”. Apabila berhasil akan terdapat
keterangan pada status data klaim “Terkirim”
Pada akun “Administrasi Klaim” terdapat menu Coding/ Grouping, Kirim Klaim dan
laporan, dengan keterangan sebagai berikut :
- Coding/ Grouping
merupakan menu untuk melakukan entri data pasien
- Kirim Data Online
merupakan menu untuk mengirimkan secara online ke pusat data Kemenkes
- Laporan
merupakan menu untuk mengeluarkan data untuk keperluan pelaporan per Kode
INA-CBG maupun Diagnosis, dengan submenu :
○ Laporan Klaim Individual
Adalah menu dimana txt file yang akan digunakan untuk mengirim data
klaim ke pusat data Kementerian Kesehatan dan verifikasi klaim dapat diunduh
txt un-encrypted
○ Laporan per CBG
Untuk keperluan internal rumah sakit
○ Laporan per Diagnosis
Untuk keperluan internal rumah sakit
40
BPJS Kesehatan sebagai Badan Pelaksana merupakan badan hukum publik yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tujuan diberlakukannya program Jaminan Kesehatan Nasional ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
Masyarakat sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan dan stakeholder terkait tentu perlu mengetahui prosedur dan kebijakan pelayanan
dalam memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan haknya. Untuk itu diperlukan
pemahaman tentang hak dan kewajiban stakeholder terkait baik Dokter atau Dokter Gigi
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan, Peserta BPJS Kesehatan maupun pihak-pihak yang memerlukan informasi
tentang program Jaminan Kesehatan Nasional.
Ketentuan Umum
- Fasilitas Kesehatan mengajukan klaim setiap bulan secara reguler paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya, kecuali kapitasi, tidak perlu diajukan klaim oleh
Fasilitas Kesehatan.
41
Sumber :
■ EKlaim - Petunjuk Teknis Aplikasi INA-CBG
■ Panduan Praktis - Administrasi Klaim Faskes BPJS Kesehatan
KodingPasienCOVID-19
No Diagnosis OPD/ PDP/ Suspek/ Probable Confirm
Ketentuan koding dalam pengajuan klaim pelayanan COVID-19 yang dimulai dirawat sejak
tanggal 1Oktober2021 sebagai berikut :
- Seluruh pasien dengan hasil pemeriksaan penunjang positif COVID-19
menggunakan kode U07.1 (COVID-19, virus identified) sebagai diagnosis utama.
- Untuk pasien suspek/probable menggunakan kode U07.2 (COVID-19, virus not
identified) sebagai diagnosis utama.
- Jika terdapat diagnosis selain COVID-19, dikoding sebagai diagnosis sekunder.
42
Contoh :
Suspek/ Probable Konfirmasi
Diagnosis Kaidah Diagnosis Kaidah
Koding Koding
Sumber :
■ KMK No HK.01.07/ Menkes/ 5673 Tahun 2021 - Petunjuk Teknis Klaim
Penggantian Biaya Pelayanan Pasien COVID-19
Tujuan
● Memudahkan pencatatan data mortalitas dan morbiditas, analisis, interpretasi dan
perbandingan sistematis data antar wilayah dan jangka waktu
● Mengubah diagnosis penyakit dan masalah kesehatan lain menjadi Alfa-Numerik,
sehingga penyimpanan, pengambilan dan analisis data dapat dilakukan dengan mudah
● Epidemiologi umum dan manajemen kesehatan
ICD-10
● Volume 1 : Tabular List (Daftar Tabel)
43
Keterangan
● Neoplasm
Pertumbuhan abnormal yang mungkin terjadi di berbagai tubuh
44
● Primary
Neoplasma berasal atau tumbuh pertama kali
● Secondary
Kondisi dimana tumor primer telah menyebar, baik dengan cara metastasis, keluar
direct ke organ sebelahnya atau invasi ke dalam sistem limfatik
● In Situ
Sel ganas belum menyebar ke luar struktur membran dasar neoplasma
● Benign
Kondisi dimana neoplasma atau tumor tidak menyebar atau invasif ke lokasi lain
(Jinak)
● Uncertain or Unknown Behaviour
Jika dokter atau patologis belum dapat menentukan perangai neoplasma
Blok Kategori
BAB dibagi atas Blok Kategori Tiga Karakter yang homogen
Kode “U”
Digunakan sebagai tempat sementara penyakit baru yang penyebabnya tidak jelas. Bisa
dipergunakan untuk riset
BeberapaKodeKombinasi(Gabungan)
No Diagnosis Kode
1 HT + CHF I11.-
45
2 HT+CKD I12.-
5 DM+Ulkus E11.5
6 ISK + Batu Ureter N20.1
Sumber :
■ ICD-10 Online WHO
■ Kode Kombinasi ICD-10
Digunakan untuk urutan istilah inklusi dan eksklusi pada kata yang mendahuluinya
dan bukan merupakan istilah lengkap untuk rubrik tersebut
8. Brace {} atau Kurung Kurawal
Digunakan untuk menunjukkan bahwa kata yang mendahului atau mengikutinya
bukan istilah yang lengkap. Setiap Brace (Kurung Kurawal) harus dilengkapi oleh
istilah yang mengikutinya
9. Point Dash .- atau Titik Strip
Menunjukkan bahwa ada karakter ke-empat yang harus dicari di dalam kategori yang
sesuai. Konvensi ini digunakan pada tabulasi dan pada indeks
10. NOS (Not Otherwise Specified)
Tidak dijelaskan atau tidak memenuhi syarat. Dalam terminologi medis bentuk yang
paling umum dari suatu kondisi lebih dikenal dengan nama kondisi itu sendiri,
sedangkan yang memenuhi syarat justru jenis yang kurang umum
11. NEC (Not Elsewhere Classified)
Tidak diklasifikasikan di tempat lain. Sebagai peringatan bahwa varian tertentu dari
kondisi yang ada di dalam daftar bisa muncul di bagian lain
12. And atau Dan
Berarti “Dan/ Atau”
13. Cross References (See, See Also)
Rujukan silang digunakan untuk menghindarkan duplikasi yang tidak perlu pada
istilah di dalam indeks alfabet. “ See ” meminta pengkode untuk merujuk ke istilah
lain, “See Also” mengarahkan pengkode untuk merujuk ke tempat lain di dalam
indeks kalau pernyataan yang sedang dikode berisi informasi lain yang tidak ter-
indentasi di bawah istilah tersebut berada
PedomanDasarPengkodean
1. Tentukan jenis pernyataan yang akan dikode dan rujuk ke Section yang sesuai pada
Indeks Alfabet. Kalau pernyataan adalah penyakit, cedera, atau kondisi lain yang bisa
diklasifikasikan pada BAB I-XIX atau XXI, lihat Section I dari Indeks. Kalau
pernyataan ini adalah penyebab luar dari cedera atau kejadian lain yang bisa
diklasifikasikan pada BAB XX, lihat Section II pada Indeks.
2. Tentukan lokasi “lead-term” . Untuk penyakit dan cedera ini biasanya berupa sebuah
kata benda untuk kondisi patologis. Namun, beberapa kondisi yang berupa kata sifat
atau eponim (nama orang atau penemu) bisa juga terdapat disini.
3. Baca dan pedomani semua catatan yang terdapat di bawah lead-term.
4. Baca semua term yang dikurung oleh parenthese setelah lead-term (modifier ini
tidak mempengaruhi nomor kode), disamping semua istilah yang ber-indentasi
dibawah lead-term (modifier ini bisa mempengaruhi nomor kode), sampai semua
kata di dalam diagnosis telah diperhatikan.
5. Ikuti dengan hati-hati setiap rujukan silang “see” dan “see also” di dalam
Indeks.
47
6. Rujuk daftar tabulasi (Volume I) untuk memastikan nomor kode yang dipilih.
Perhatikan bahwa sebuah kode 3-karakter di dalam Indeks dengan dash (-
)
pada posisi ke-4 berarti bahwa sebuah karakterke-4 terdapat pada Volume
1. Subdivisi lebih lanjut yang digunakan pada posisi karakter tambahan tidak
diindeks, kalau ini digunakan, ia harus dicari pada Volume 1.
7. Pedomani setiap term includes dan excludes di bawah kode yang dipilih,
atau di bawah judul BAB, Blok, atau Kategori.
8. Tentukan kode.
Sumber :
■ ICD-10 Volume 2 (Instruction Manual)
Sumber :
■ ICD-9 CM Volume 1 & 3
adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapatkan
penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan
dilakukan terhadap pasien. Hal ini penting dilakukan karena setiap pasien berhak mengetahui
risiko dan manfaat dari tindakan medis yang akan dijalaninya.
- Setiap tindakan kedokteran yang mengandung risiko tinggi harus memperoleh
persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan
persetujuan.
- Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien dan atau
mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran.
- Persetujuan diberikan oleh pasien yang kompeten atau wali atau keluarga terdekat atau
penggampunya.
- Pasien dianggap kompeten berdasarkan :
○ Usia, 21 tahun atau telah/ pernah menikah, 18 tahun tidak termasuk anak
sesuai perundang-undangan
○ Sadar (mampu berkomunikasi, tidak syok)
○ Sehat Mental (tidak gangguan mental/ jiwanya)
Sumber :
■ PMK No 290 Tahun 2008 - Persetujuan Tindakan Kedokteran
DesainFormulirRekamMedis
Merupakan media pencatatan peristiwa yang terjadi dalam organisasi dalam catatan
Instruksi umum harusnya singkat dan berada pada bagian atas formulir
4. Body
Bagian formulir yang disediakan untuk kerja formulir yang sesungguhnya.
Pertimbangan mengenai susunan data atau informasi mencakup :
● Pengelompokkan
● Pengurutan
● Penyusunan Tepi (Aligning)
● Pertimbangan Margins, Spacing, Rules, Type Styles
● Cara pencatatan
5. Close
● Komponen utama terakhir formulir kertas
● Tandatangan (Authentication)
● Persetujuan
InventarisasiFormulir
adalah proses pengumpulan dan strategis penamaan dan penomoran semua dokumen atau
formulir yang ditujukan untuk menjadi bagian dari catatan kesehatan legal. Sehingga setiap
professional MIK harus melestarikan setiap dokumen formulir tersebut. Penyusunan
inventarisasi formulir kertas perlu dilestarikan dan tetap dijaga agar formulir selalu up to
date setiap waktu. Inventarisasi formulir berisi dokumen riwayat sebuah formulir dan file
subjek atau judul formulir meliputi :
1. Dokumen Riwayat Formulir
- Salinan edisi terakhir formulir yang dibuat dengan seluruh edisi pembuatan
formulir sebelumnya (disimpan secara berurutan sesuai kronologisnya)
- Setiap rancangan yang menunjukkan tingkat perkembangan formulir disertai
korespondensi atau catatan-catatan yang berkaitan dengan pengembangan
formulir
- Salinan surat perintah atau rekomendasi yang mengesahkan penggunaan
formulir tersebut
- Surat permohonan asli untuk persetujuan pembuatan formulir dan setiap
permintaan atau permohonan untuk revisi disertai nama-nama semua unit yang
terkait menggunakan formulir tersebut beserta frekuensi penggunaannya
- Bukti yang berhubungan dengan persetujuan akhir untuk pencetakan atau
perbanyakan dan penerbitan formulir baru
- Catatan semua tindakan yang dilakukan terhadap formulir, termasuk referensi
silang yang merujuk ke file subjek atau judul
AnalisisdanEvaluasiFormulirRekamMedis
Analisis dan evaluasi merupakan penilaian yang menunjukkan suatu kondisi akhir saat ini
dalam rangka melakukan revisi kearah perbaikan organisasi. Kegiatan analisis merupakan
suatu telaah/review bagian-bagian tertentu dari suatu kegiatan untuk menemukan kekurangan
khusus yang berkaitan dengan kegiatan organisasi. Sedangkan evaluasi merupakan penilaian
terhadap suatu aktivitas yang telah dilakukan selama periode tertentu.
Tujuan dari hasil analisis formulir agar perancangan formulir sesuai dengan tujuannya
dan menghindari kesalahan fatal. Perlunya telaahan atau analisis untuk formulir khusus agar
memenuhi 3 (tiga) tujuan penting :
- Untuk menjamin keutuhan informasi
- Menghindari pencatatan redundansi
- Serta menjamin kontinuitas pendokumentasian yang baik
Evaluasi perancangan formulir perlu dilakukan secara kontinyu untuk menjaga agar
setiap perancangan formulir terkendali dengan baik dan tidak menyimpang dari kesepakatan
bersama.
Analisis formulir terdiri dari review dan revisi formulir, konfirmasi data, dan mengangkat
formulir dengan mengajak pengguna memikirkan kebutuhan dan biaya-biaya masing-masing
item dengan rincian sebagai berikut :
1. Review dan Revisi Formulir
2. Konfirmasi Data
3. Mencetak formulir dengan mengajak pengguna memikirkan kebutuhan dan biaya
perancangan formulir
Sumber :
■ Manajemen Informasi Kesehatan III (Desain Formulir)
■ Edna K. Huffman, RRA - Health Information Management
Sumber :
■ SE PORMIKI No HM.01.01/002/III/2020 - Prosedur Kerja Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan dalam situasi wabah COVID-19
Jaringan Komputer
adalah jaringan telekomunikasi yang memungkinkan antar komputer untuk saling
berkomunikasi dengan bertukar data, tujuannya untuk dapat meminta dan memberikan
layanan (service). Pihak yang meminta atau menerima layanan disebut klien (client) dan
yang memberikan atau mengirim layanan disebut peladen (server). Desain ini disebut sistem
client-server , dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.
Sumber :
■ Kartu Jaringan (Wikipedia)
■ Sistem Informasi Kesehatan I
“SHARING IS CARING”
LIFELONG LEARNING
#PMIK_KITA_BISA
Trenggalek
15 November 2021, Pukul 19.00 WIB
Update (29/11/2021, 13.35 WIB)
SIGITPRABOWO
Website : https://rekam-medis.id
Instagram : https://instagram.com/sigit.prabowo
Facebook : https://facebook.com/groups/koder.indonesia.bersatu