Rawat Jalan
oleh :
Kelompok 2
Sarah Nurulita F. S.
25010113120025
25010113130275
Ervina Anggiasari
25010113140305
Inna Maulina
25010113130314
Nova Listiana
25010113130396
Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan
rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa menginap di rumah sakit. Instalasi
Rawat Jalan merupakan salah satu instalasi pelayanan kesehatan langsung pada pasien meliputi
kegiatan registrasi pasien, kasir rawat jalan, serta poliklinik dimana informasi medis hasil
anamnesa, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, laboratorium, rontgen, diagnosa, terapi,
perjalanan penyakit dan tindakan poliklinik mulai diperoleh. Pada sebuah rumah sakit,
pelayanan rawat jalan (occupatient) adalah unit yang cukup strategis karena dikaitkan dengan
fungsi pelayanannya sebagai salah satu pintu masuk pada pengguna jasa layanan yang ada di
rumah sakit tersebut. Sebagian besar pasien ke unit rawat jalan memerlukan pelayanan lain
seperti apotik dan rawat inap sehingga tidak berlebihan jika dikatakan unit rawat jalan
merupakan etalase dari mutu pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.
Snook (1992) mengemukakan bahwa kebanyakan rumah sakit dewasa ini lebih
menguntungan upaya perawatan pasien pada unit rawat jalan disebabkan kemajuan teknologi
kedokteran, tuntutan pasien, segi keamanan, komplikasi penyakit, manfaat efisiensi, biaya
pihak ketiga (asuransi) kesesuaiannya akan berdampak pada efisiensi pelayanan rawat jalan dan
peningkatan jumlah kunjungan pasien rawat jalan. Pelayanan unit rawat jalan secara garis besar
terkait pada dua jenis struktur pelayanan yaitu pelayanan pada aspek administrative dan
pelayanan aspek medis.
1. Gambaran pelayanan di unit Rawat Jalan Rumah Sakit dalam aspek Sumber Daya Manusia
berdasarkan tugas masing-masing bagian seperti yang dijabarkan di bawah ini.
a.
Registrasi atau Pendaftaran
Bertugas menerima pendaftaran pasien, menyediakan aplikasi pendaftaran pasien,
melakukan pengisian form registrasi, menyediakan informasi jadwal praktik dokter,
melakukan penjadwalan pasien rawat jalan, melakukan pendaftar registrasi harian,
memberikan bukti registrasi pemeriksaan kepada pasien, memberikan kartu berobat
pasien.
b.
Bagian Pemeriksaan
Merupakan aspek fungsional medis utama yang menghubungkan tugas tenaga
medis seperti dokter dan perawat dalam melakukan pemeriksaan dan diagnose penyakit
pasien, mengisi rekam medis pasien, menganalisa data-data medis pasien serta
melakukan tindakan kesehatan terhadap pasien.
c.
Bagian Rekam Medis
Bertugas mengatur data-data dan informasi berkaitan dengan rekam medis pasien
dari pemeriksaan pasien oleh dokter, mengatur penyusunan data terapi, mengatur
catatan pasien, kode dan jenis tindakan, mengatur data hasil pemeriksaan, mengatur
data diagnosis pasien, menghubungkan dokumen rekam medis dengan hasil diagnose
dari laboratorium, radiologi dan unit lainnya, mencetak medical record, mencetak data
terapi, mencetak catatan pasien, mencetak hasil pemeriksaan, mencetak diagnose akhir,
mencetak rekap penyakit terbanyak dan menyediakan data medical records pasien.
d.
Bagian Apotik/Farmasi
Bertugas memfasilitasi kegiatan farmasi, melakukan pengisian resep, melakukan
klasifikasi pemakaian produk obat, supplier obat, kategori obat dan stok obat,
melakukan pemilihan kategori obat resep racikan, kategori dan komposisi racikan obat,
memberikan perhitungan biaya racikan, menghitung total penggunaan obat dan harga
obat, memberikan bukti pemberian obat pada pasien, memberikan bukti pembayaran
obat kepada pasien, menghubungkan penggunaan obat pasien dengan sistem rekam
medis pasien, melakukan penyimpanan data-data pemakaian obat pada pasien,
melakukan inventori stok obat yang ada.
e.
Pembayaran atau Kasir
Bertugas untuk menyediakan proses pembayaran dan penagihan, pengisian biayabiaya perawatan, memberikan informasi tariff dokter, memberikan tarif asisten dan tarif
jasa administrasi, menerima uang pembayaran biaya perawatan pasien tunai maupun
non tunai, menerima uang pembayaran pembelian obat tunai maupun non tunai,
pengisian resep online, mengalihan tagihan perawatan, update saldo kas/bank, mencetak
daftar kas dan bank, mencetak daftar uang muka, mencetak daftar bon sementara,
mencetak transaksi mutase bank, mencetak ulang kwitansi perawatan, mencetak tagihan
perawatan, mencetak penerimaan perawatan, mencetak pembayaran hutang, mencetak
pengalihan biaya perawatan, mencetak pendapatan per tindakan juga per jasa medis,
memberikan bukti tanda pembayaran kepada pasien, memberikan bukti tanda penagihan
pada pihak yang berkepentingan.
2. Gambaran pelayanan di unit Rawat Jalan Rumah Sakit dalam aspek Material adalah sebagai
berikut:
a. Data
- Data sosial pelanggan atau pasien
- Data pemeriksaan pada tenaga profesi (data medis) seperti data diagnose, data
tindakan, hasil laboratorium, data hasil radiologi, dan lain-lain.
- Data pendukung pelayanan rawat jalan seperti data dari poliklinik yang ada
dalam pelayanan (Poli gigi, Poli ibu dan anak).
b.
Formulir
- Formulir identitas berobat
- Formulir rawat jalan
medis
Rasio kunjungan pasien dengan tenaga profesi medis pada unit pelayanan
rawat jalan
Rasio kunjungan pasien dengan tenaga staff administrasi pada unit
rediagnosis(Pasien-dokter).
Dari aprasi pasien yang dianalisa oleh Schulz, maka urutan proses pelayanan
pasien adalah sebagai berikut:
- Registrasi pasien
- Menunggu pelayanan
- Pemeriksaan pasien
- Pengobatan
- Penyuluhan pasien dan keluarganya
- Sistem perjanjian dan penjadwalan kunjungan
- Sistem pembayaran jasa
- Pelayanan informasi
4.
Pengawasan dan Evaluasi
- Pengawasan
Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen untuk memantau apakah
semua kegiatan telah dilaksanakan sesuai ketentuan atau kebijaksanaan yang
berlaku, agar sumber daya digunakan secara optimal.
5.
Evaluasi
Evaluasi adalah fungsi manajemen yang dilaksanakan secara sistematis dan
berlanjut untuk menilai apakah kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, serta
mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pelaksanaan tersebut. Agar
evaluasi bisa berjalan dengan baik, maka pada saat membuat rencana disamping
ditetapkan target, juga harus ditetapkan indikator keberhasilan.
Beberapa langkah evaluasi terhadap sistem pelayanan dirumuskan oleh Grant
(1985) adalah sebagai berikut:
- Peer Review, Clinical Review, Medical Audit yang merupakan evaluasi
kecocokan tindakan yang dilaksanakan, dibanding standar. Pelaksanaannya biasanya
oleh dokter spesialis yang dianggap mampu.
- Telaah departemental yaitu evaluasi oleh departemen atas aktifitas klinik dalam
skala kecil di rumah sakit.
- Telaah oleh staf medik yaitu evaluasi dilakukan oleh staf medik yang tidak
merawat pasien, misalnya dilakukan oleh dokter yang telah pensiun yang dikontrak
untuk menelaah sejumlah rekam medik yang diambil sampel
- Telaah kematian yaitu biasanya dilaksanakan oleh bagian kamar jenazah.
- Evalusi dan komite farmasi dan terapi, komite pengelian infeksi nasokomial dan
lain-lain.
- Audit perawat yang dilaksanakan oleh staf perawat senior
- Paramedical review
yaitu
telaah
terhadap
pelayanan
penunjang
baik
Dalam perencanaan yang perlu dipertimbangkan dengan baik adalah sebagai berikut:
Sumber daya yang digunakan misalnya fasilitas pelayanan, peralatan, bahandana
untuk pengembangan, informasi tentang jenis pelayanan baru dan staf
Metode yang akan ditempuh, proses dan prosedur
Tugas,standart dan tujuan yang akan dicapai
Tahapan yang akan ditempuh
Pelaksanaan pengimplementasian rencana
Proyeksi tujuan
Lokasi penerapan rencana
Penjadwalan pelaksanaan rencana secara rinci
Rencana pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana
Penetapan alat dan cara pengukuran dan penilaian kemampuan danpencapaian
sasaran.
Bittel(1995) membagi tahapan perencanaan menjadi dua rencana yaiturencana
jangka panjang dan jangka pendek. Rencana jangka pendek biasanya dengan
mempertimbangkan sasaran-sasaran jangka pendek (misal : rencana tahunan). Adapun
rencana jangka panjang adalah rencana strategik yang menyususnnya diperlukan
melihat keluar organisasi untuk mengantisipasi kebutuhandan peluang dimasa depan,
dan menginventarisir sumber daya dan kemampuan yngada didalam organisasi. Oleh
karena terjadinya percepatan perubahan di dalam masyarakat maka rencana jangka
panjang biasanya di buat dalam rencana lima tahunan.
2.
Pengorganisasian
Taurany (1994) mengemukakan ciri organisasi rawat jalan yang harus
memperhatikan proses pelayanan pasien yang dipengaruhi oleh 3 unsur penting berikut:
Tenaga yang melaksanakan, terdiri dari medis, paramedis dan non medisyang
saling bergantung.
Bentuk pelayanan yang tailor-made
Ciri dan cara kerja team-work
Dengan ketiga ciri di atas maka perlu kejelasan tugas masing-masing sehingga
tidak timbul gap dan tumpang tindih dalam pelayanan.
3.
Penggerakan
Dalam manajemen rawat jalan, Schultz (1976) menganalisa proses yang
dijalanipasien meliputi:
Pasien diterima (petugas penerima-pasien)
Diagnosis ditegakkan (dokter-lab-penunjang)
Menerima obat (dokter-apoteker)
Merasakan hasil pengobatan (Pasien)
Berhenti
berobat
karena
sembuh,
rediagnosis(Pasien-dokter)
Dari aprasi
oleh schulz,
maka
urutan proses
Registrasi pasien
Menunggu pelayanan
Pemeriksaan pasien
Pengobatan
Penyuluhan pasien dan keluarganya
Sistm perjanjian dan penjadwalan kunjungan
Sistem pembayaran jasa
Pelayanan informasi
4.
a.
sebaik mungkin
Merasa yakin yang lain juga diawasi, sehingga mengurangi frustasi
di bagian kering
Evaluasi
Evaluasi adalah fungsi manajemen yang dilaksanakan sercara sistematis dan
berlanjut untuk menilai apakah kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana,
serta mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pelaksanantersebut.
Agar evaluasi bisaberjalan dengan baik,
maka pada
nasokomial,dan lain-lain.
Audit perawat : dilaksanakan oleh staf perawat senior.
Paramedical review: telaah
terhadap pelayanan penunjang baik menyangkut
bagian
pelayanan
sekaliselama dirawat dan sekali setelah pulang. Walaupun kita tidak bisa
berharapbanyak masukan dari evaluasi. (Hario Utomo, sistem antrian
pelayanan rawat jalan di poliklinikpenyakit dalam RSUD TKII Bekasi hal 2342)
Semua proses pelayanan ini dilakukan secara kontinyu dan terkoordinir,adanya
mekanisme rujukan, penjadwalan yang konsekwen, seleksi pasien tepat,dan pelayanan waktu.
Sehingga memperoleh out put berupa kepuasaan pasiendalam bentuk adanya penurunan angka
kematian dan kesakitan di rumah sakit.
ALUR RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT
Pelayanan unit rawat jalan secara garis besar terkait pada dua jenis struktur pelayanan,
yaitu pelayanan pada aspek administratif dan pelayanan apek medis. Berikut ini
menggambarkan pelayanan di unit rawat jalan rumah sakit secara global atau umum
berdasarkan proses dan tugas masing-masing.
1.
Regristasi atau Pendaftaran
Pada saat pasien akan melakukan kegiatan rawat jalan harus mendaftarkan diri
terlebih dahulu ke loket pendaftaran. Hal ini ditujukan agar pasien terdaftar dalam buku
register dan agar pasien mendapatkan hal-hal yang diperlukan untuk mendapatkan
pelayanan kesehtan, baik itu berupa formulir rekam medis ataupun kartu kunjungan
pasien seperti Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) dan Kartu Identitas Berobat (KIB).
Dalam proses pendafaran ini dibagi menjadi beberapa prosedur yang memang harus
dilakukan, diantaranya adalah:
a.
Penerimaan Pasien Baru
2.
Pasien Menunggu Panggilan pada Poliklinik yang di Tuju
Disaat pasien menunggu panggilan untuk menerima pelayanan kesehatan di poli
yang ditujunya, ada hal yang dilakukan oleh petugas rekam medis, yaitu
mendistribusikan rekam medis yang sudah diisi pada saat pendaftaran tadi ke poli-poli
yang dituju oleh pasien yang sudah terdaftar, agar rekam medis tersebut dapat diisi oleh
dokter atau perawat. Dalam prosedur kedua ini untuk pasien baru, petugas
mempersiapkan rekam medis yang sudah diisi tadi untuk diberikan pada poli yang
dituju pasien tadi dengan memberikan rekam medis tersebut ke bagian distribusi yang
bertugas untuk mengantarkan rekam medis tersebut. Sedangkan untuk pasien lama, ada
juga hal yang perlu diperhatikan yaiyu pengambilan atau peminjaman rekam medis, ada
beberapa prosedur yang harus diperhatikan dalam pengambilan rekam medis, yaitu:
a. Petugas menerima perohonan peminjaman rekam medis
b. Petugas membuat bon peminjaman denganrangkap 3 (1 untuk peminjam, 1
utuk di out guide, 1 untuk di bagian penyimpanan)
c. Petugas mencatat identitas peminjam, keperluan, tanggal peminjaman dan
harus kembali, no. rekam medis dan nama pasien yang akan disimpan,
petugas yang meminjamkan dan petugas yang memberi rekomendasi pada
bon peminjaman dan buku regristasi peminjaman
d. Petugas meminta peminjam untuk menandatangani bon peminjaman
e. Petugas mengambil out guide dan memasukkan bon peminjaman yang ada
di out guide
f. Petugas mencari dan mencocokkan no rekam medis yang akan dipinjam
g. Setelah menemukan no atau rekam medis yang diperlukan, maka petugas
mengambil rekam medis dan memasukkan out guide
h. Petugas menyerahkan rekam medis ke peminjam atau bagian distribusi
3.
Pasien Menuju Ruang Pemeriksaan
Setelah mendapatkan giliran dipanggil oleh petugas, pasien diarahkan langsung
menuju tempat pemeriksaan dokter (poliklinik) sesuai keluhan yang dialami pasien.
Pada prosedur ini pasien mulai mendapat pelayanan berupa pelayanan medis, sesuai
dengan poli yang dituju dengan ditangani oleh ahlinya.
klinik kanker
4.
Pasien perlu layanan penunjang
Jika dokter merasa pasien perlu menerima tindakan lanjutan, maka pasien
diharuskan untuk mengikuti tindakan lanjutan. Dimana dalam hal ini pasien menerima
pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis dengan tindakan medis spesialistik
sesuai dengan indikasi medis termasuk tindakan operasi OCD (One Day Care). Dalam
hal ini dikenal juga beberapa prosedur yag harus dilakukan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan tindak lanjut, yaitu:
a. Pasien memerlukan rawat jalan tingkat lanjut mendaftar di loket rawat jalan
spesialist di tempat penyedia layanan kesehatan yang ditunjuk dengan membawa
surat rujukan dari poli yang ditujunya
b. Pasien akan menunggu panggilan pada poli dokter spesialis sesuai rujukan
c. Pasien akan mendapat pemeriksaan atau tindakan sesuai indikasi medis dan
menerima resep dari dokter spesialis untuk diambil pada apotek
d. Bila pasien memerlukan pemeriksaan penunjang diagnostik, maka akan berlaku
prosedur pelayanan pemeriksaan penunjang diagnostik
e. Setiap pemriksaan penunjang diagnostik, maka dokter spesialis akan mengisi
formulir jawaban rujukan, yang berupa:
Diagnostik peyakit yang sudah ditegakkan
Obat atau tindakan yang sudah diberikan
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
Tanggal kembali bila masih diperlukan kontrol ulang
Paraf dokter beserta stempel RS
Dalam prosedur ini, juga untuk pasien mendapat resep obat, yang harus
ditembus di ruang apotek pelayanan kesehatan.
5.
Pasien ke ruang Farmasi dan kasir
Pasien datang ke ruang farmasi atau apotek untuk pengesahan obat, kemudian
membayar biaya pengobatan di kasir. Setelah pasien selesai melakukan pembayaran,
pasien dapat mengambil obat di ruang farmasi atau apotek.
6.
Pasien Pulang
Setelah pasien pulang, maka rekam medis yang dibawa ke poli yang di tuju pasien
diambil kembali oleh bagian distribusi untuk dilakukan penganalisaan ketidaklengkapan
baik itu yang harus diisi oleh dokter, perawat, ataupun petugas rekam medis. Setelah
semua selesai, maka rekam medis dikembalikan pada tempat penyimanan secara teratur.
OUTCOME
Pelayanan rawat jalan merupakan rangkaian kegiatan pelayanan medis yang berkaitan
dengan kegiatan poliklinik. Proses pelayanan rawat jalan dimulai dari pendaftaran, ruang
tunggu,pemeriksaan dan pengobatan di ruang periksa, pemeriksaan penunjang bila diperlukan,
pemberian obat di apotek, pembayaran ke kasir lalu pasien pulang. Pelayanan yang baik bagi
pasien berobat jalan tidak bergantung pada jumlah orang yang selesai dilayani setiap hari atau
dalam jam kerja, melainkan efektivitas pelayanan itu sendiri (Silalahi dalam Gultom,
2008).
Output dalam hal ini adalah hasil pelaksanaan pelayanan medis oleh petugas kesehatan
telah sesuai dengan standar. Outcome adalah seluruh akibat dari pelayanan kesehatan terhadap
status kesehatan pasien dan masyarakat termasuk peningkatan dari pengetahuan pasien dan
perubahan dari perilaku pasien yang berpengaruh terhadap status kesehatan juga derajat
kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan. Outcome secara tidak langsung dapat
digunakan sebagai pendekatan untuk manilai pelayanan kesehatan. Hasil pelayanan tidak
bermutu apabila berbeda atau tidak seperti yang diharapkan atau tidak sesuai dengan standar
hasil yang ditetapkan. Pada dasarnya penilaian hasil ini untuk menjawab pertanyaan apakah
hasil dari pelayanan medis yang dikerjakan telah sesuai dengan standar hasil sebagaimana
seharusnya.
Jasa pelayanan rawat jalan mempunyai 2 aspek penting yang berkaitan dengan kepuasan
pasien yaitu manusia dan alat. Karena itu untuk memuaskan pasien diperlukan petugas yang
bukan hanya dapat melaksanakan prosedur kerja yang baik, tetapi ramah, simpatik, penuh
pengertian, luwes, dan terampil. Aspek manusia terdiri dari tenaga medis, paramedis, petugas
non medis merupakan faktor yang menentukan tingkat kepuasan pasien (Badiah dalam Gultom,
2008).
Aspek-aspek alat merupakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam menunjang
kegiatan pemberian pelayanan kesehatan terbaik bagi pasien. Lingkungan fisik mempengaruhi
kepuasan pasien. Lingkungan terkait dengan pelayanan rawat jalan adalah kontribusi bangunan
dan desain ruangan seperti ruangan tunggu dan ruangan periksa. Sarana dan prasarana
lingkungan fisik tersebut diharapkan akan membentuk lingkungan rumah sakit yang
menyenangkan, bersih, rapi, serta memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi pasien
(Gultom, 2008)
Menurut Kotler (2005), terdapat beberapa metode dalam pengukuran kepuasan pelanggan
yaitu :
1.
Daftar Pustaka
Gultom, Jenny Rumondang. 2008. Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rawat
Jalan di Poliklinik Rumah Sakit Azra Tahun 2008. Universitas Indonesia, Peminatan
Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Skripsi.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks
Piandani,
D.
2010.
Manajemen
Rawat
Jalan
dan
Unit
Gawat
https://id.scribd.com/doc/231082363/Pedoman-Rawat-Jalan-IGD-pdf.
Darurat.
Diakses
pada
I.
2010.
Prosedur
Pelayanan
Rawat
Jalan.
julaiha,
pasca
sarjana
teknologi
biomedis
ui.