Anda di halaman 1dari 28

FARMAKOTERAPI

MULTIPLE
SKLEROSIS
L.VITA INANDHA.D

DIVISI FARMAKOLOGI, FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS


UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
OUTLINE
DEFINISI PENYAKIT

GEJALA

TIPE PENYAKIT

TERAPI FARMAKOLOGI

TERAPI NON FARMAKOLOGI

2/18/23 vitainandha@gmail.com 2
DEFINISI
MULTIPEL SKLEROSIS (MULTIPLE
SCLEROSIS) MERUPAKAN PENYAKIT
DE-MYELINISASI SISTEM SYARAF
PUSAT YANG DIAKIBATKAN OLEH
ADANYA AUTOIMUN.

2/18/23 vitainandha@gmail.com 3
Neurodegeneratif dan inflamasi pada MS. (Dendrou CA, 2015), dalam Kurniawan, S. N.
2016

2/18/23 vitainandha@gmail.com 4
GEJALA

Gejala MS, YMSI, 2019


CLINICALLY ISOLATED SYNDROME ( CIS )

Merupakan tahap awal gangguan syaraf akibat demyelinisasi


SSP yang muncul dan dapat dikaitkan dengan MS ataupun
tidak.
✔ Menurunnya ketajaman penglihatan
✔ Nyeri pada pergerakan mata
✔ Pandangan ganda
✔ Gangguan sensorik / kelemahan
✔ Gangguan keseimbangan

2/18/23 vitainandha@gmail.com 6
JENIS MULTIPLE SKLEROSIS
( TIPE PENYAKIT )

Relapsing Remitting MS (RRMS)

Secondary Progressive MS (SPMS)

Primary Progressive MS ( PPMS)

Progressive Relapsing MS (PRMS)

2/18/23 vitainandha@gmail.com 7
FARMAKOTERAPI

TUJUAN TERAPI :

1. Menyembuhkan fase eksaserbasi kasus


2. Menurunkan jumlah serangan atau jumlah lesi
pada pemeriksaan MRI
3. Memperlambat progress / perburukan penyakit
4. Modifikasi penyakit dan menurunkan keluhan
(terapi simptomatik)

2/18/23 vitainandha@gmail.com 8
TERAPI pada MS pada awalnya berupa terapi paliatif, kemudian
berkembang dengan farmakologi terapi === terapi ini dapat
mengurangi kekambuhan dan keparahan lesi MRI, keduanya
berperan dalam progresifitas penyakit.

DISEASE
MODIFYING
TERAPHY (DMT)

2/18/23 vitainandha@gmail.com 9
Mekanisme kerja obat injeksi pada MS, Oh,J, 2013 dalam Kurniawan, S. N. 2016

2/18/23 vitainandha@gmail.com 10
TERAPI RELAPS
Kortikosteroid

TERAPI
SIMPTOMATIK
Kortikosteroid, dll
FARMAKOLOGI
(DENGAN OBAT)
TERAPI JANGKA
PANJANG
CIS
FARMAKOTERAPI RRMS
SPMS
PPMS

STEM CELL
NON
FARMAKOLOGI REHABILITASI
MEDIK

2/18/23 vitainandha@gmail.com 11
Terapi Pada kasus
Relapse
Relaps adalah suatu periode gangguan neurologis akut
yang berlangsung lebih dari 24 jam dan tidak disebabkan
oleh sebab lain seperti infeksi ataupun perubahan suhu.
Atau terjadinya perburukan gejala neurologis yang
sebelumnya sudah stabil selama minimal 30 hari

✔ Metilprednisolon (MP) 500 – 1000 mg, 3-5 hari


✔ Metylprednisolon 0,5-1 gr/ hari iv 3-7 hari
✔ Metilprednisolon oral 500-1000mg selama 3-5
hari
✔ Neuritis optika juga mendapat terapi MP
500-1000 mg 3-5 hari
✔ Prednison 0.5-1 mg/kg BB in tapering doses;
after 3-6 weeks, 5-10 mg maintenance dose
✔ IVIG (Intravenous Imunoglobulin) 2.0-0.4 g/kg
body weight 2-5 days

2/18/23 vitainandha@gmail.com 12
Antinyeri NSID,
ibuprofen, PCT

kortikosteroid

Muscle
relaxan Terapi
(baclofen)
Simptomatik

Antispasme :
Antikonvulsan : diazepam
karbazepin ( tremor, botulinum
spasme, dll)

2/18/23 vitainandha@gmail.com 13
TERAPI JANGKA Natalizuma
PANJANG b Mitoxantron
Merupakan suatu e
antibodi
Interfero Glatiamer Fingolimo monoklonal yang Obat antikanker
n Acetat diberikan pada ini dapat
d
Berdasarkan Obat ini Obat ini kasus-kasus MS menurunkan
guideline NICE, berkompetisi merupakan yang agresif. Pada frekuensi
pasien RRMS kasus RRMS yang kekambuhan dan
dengan myelin satu-satunya
direkomendasikan tidak memberikan menghambat
basic protein. obat MS dalam hasil optimal
mendapatkan Pemberian sediaan oral. dengan Interferon
keparahan /
terapi Interferon Glatiramer Fingolimod Beta, GA maupun progresivitas
Beta, 1a atau 1b Asetat 20mg/hari diindikasikan Fingolimod maka Mitoxantrone
karena dapat subkutan dapat untuk tipe aktif terapi dapat direkomendasika
mengurangi jumlah menurun- kan RRMS. Atau dialihkan ke n pada RRMS
lesi inlamasi Natalizumab, atau yang sangat aktif
frekuensi relaps dapat menjadi
50-80% yang pada kasus-kasus atau SPMS yang
pada RRMS pilihan yang intoleran
terlihat pada MRI. berikutnya terhadap
sangat progresif.
Tipe SPMS juga apabila obat-obat Mitoxantrone
direkomendasikan pengobatan sebelumya. tergolong dalam
untuk RRMS dengan Natalizumab obat lini ke 3
mendapatkan Interferon beta tergolong dalam dalam terapi MS
terapi Interferon obat lini kedua
tidak
Estiasari,2014
Beta dalam terapi MS
memberikan
hasil yang
memuaskan
2/18/23 vitainandha@gmail.com 14
TERAPI JANGKA IMUNOMODULATOR
PANJANG
obat yang dapat mengembalikan dan memperbaiki sistem
imun yang fungsinya terganggu atau untuk menekan yang
fungsinya yang berlebihan melalui mekanisme :
Imunorestorasi, Imunostimulasi, Imunosupresi

Imunostimulan === Interferon ( menghambat


replikasi virus DNA, RNA, sel normal, sel ganas dan
memodulasi sistem imun

Imunosupresan === menekan respon imun (


peradangan), contoh obat :
- Kortikosteroid
- Cyclophosphamide atau cytoxan dan chlorambucil
- Fingolimod
- Glatiramer

2/18/23 vitainandha@gmail.com 15
Antibody Monoklonal
TERAPI JANGKA
PANJANG antibodi monoklonal merupakan protein yang dibuat di
laboratorium yang bekerja dengan cara meniru
kemampuan sistem kekebalan tubuh manusia untuk
melawan infeksi virus (imunoterapi) dan patogen
berbahaya lainnya.

Contoh obat : Natalizumab

natalizumab blocks the alpha4-beta1 integrin


receptor that lines the blood-brain barrier, blocking
leukocytes from entering the central nervous system
(CNS) of the patient.Several studies have shown a
significant reduction in the number of lesions in
multiple sclerosis patients taking natalizumab

2/18/23 vitainandha@gmail.com 16
The normal process of leukocyte migration out of blood vessels into tissue
involves interactions between leukocytes and endothelial cells including
rolling (A), adhesion (B), and extravasation (C). The adhesion molecules
α4β1 and α4β7 found on leukocytes are integral in the adhesion process
to endothelial cells
Babaesfahani, et al, 2022

2/18/23 vitainandha@gmail.com 17
A, Natalizumab blocks the adhesion of leukocytes to endothelial
cells by blocking the interaction of the α4-integrin subunit of α4β1
with VCAM-1 and of α4β7 with mucosal MAdCAM-1. B, This
prevents autoreactive leukocytes from exiting blood vessels and
entering target organs to cause inflammation.

Babaesfahani A, et al, 2022

2/18/23 vitainandha@gmail.com 18
the patient was started on a course of natalizumab
(Tysabri), 300 mg administered intravenously every
4 weeks. Repeat MR imaging after 6 months was
performed. A, FLAIR-weighted sagittal FSE image
of the brain shows improvement in the patchy
high-signal-intensity area of the corpus callosum
with resolution of lesions involving the brain stem
structures and cerebellum. B, FLAIR-weighted
axial FSE image shows marked improvement in the
areas of demyelination involving the corpus
callosum and bilateral periventricular white
matter. C, Postcontrast T1-weighted axial FSE
image shows only 1 small area of enhancement in
the right periventricular white matter, with lack of
enhancement of the rest of the enhancing lesions.

Babaesfahani A, et al, 2022


2/18/23 vitainandha@gmail.com 19
Algoritma
Terapi CIS RRM
S

Interfero Fingolimod
n Glatimer
ganti terapi pada respon tidak sesuai
kelompok yg sama

Agresif Progresif MS
Fingolimod
Natalizumab
respon tidak sesuai

Mitoxantrone atau terapi lain

Algoritma Terapi, Estiasari et al,


2015

2/18/23 vitainandha@gmail.com 20
Algoritma
pemantauan Terapi Disease Modifying
terapi Evaluasi 6 – 12
Drug

bulan

Tidak ada lesi Ada lesi aktf


aktif
Lanjutkan Relaps / Tidak ada
evaluasi klinis/ peningkatan Relaps /
MRI berkala disabilitas peningkatan
disabilitas

Pertimbangkan
ganti terapi Pemantaua
n ketat
klinis/MRI
Algoritma pemantauan terapi, Estiasari et al,
2015
2/18/23 vitainandha@gmail.com 21
Relapsing-Remitting Multiple Sclerosis
(RRMS)
LINI 1
INTERFERON (IFNβ ) 1a maupun 1b
GLATIRAMER ACETAT (GA)
FINGOLIMOD

Nama Obat Dosis


IFNβ-1b (Betaferon) 250 mg selang 1 hari, sc
IFNβ-1a (Avonex) 30 g 1x seminggu , im
IFNβ-1a (Rebif) 22 atau 44 mg 3 hari/minggu, sc
Glatimer Acetat (Copaxone) 20 mcg 1x1/hari sc
Fingolimod (Gilenya) 0,5 mg 1x1/hari po

2/18/23 vitainandha@gmail.com 22
LINI 2

Nama Obat Dosis

Mitoxantrone hydrocloride 12 mg/m2 LPT, iv


Natalizumab (Tysabri) 300 mg setiap 4 minggu, iv
Fingolimod (Gilenya) 0,5 mg 1x /hari po

2/18/23 vitainandha@gmail.com 23
Secondary Progressive MS
(SPMS)
memperlambat atau
menstabilkan disabilitas dan
meningkatkan kualitas hidup.
Pasien pada fase ini biasanya Nama Obat Dosis
lebih sulit diterapi dibandingkan
dengan RRMS. IFNβ-1b (Betaferon) 250 mg selang 1 hari, sc
Beberapa studi menunjukkan
IFNβ-1a sc bermakna dalam
IFNβ-1a (Avonex) 30 g 1x seminggu , im
menurunkan kejadian relaps
dan lesiMRI pada pasien IFNβ-1a (Rebif) 22 atau 44 mg 3 hari/minggu, sc
SPMS.
Obat lain yang dapat Mitoxantrone hydrocloride 12 mg/m2 LPT, iv
dipergunakan pada SPMS
adalah Mitoxantron. Studi
MIMS memperlihatkanefikasi
Mitoxantron untuk SPMS
(Etiasari, 2015)

2/18/23 vitainandha@gmail.com 24
Primary Progressive MS
(PPMS)

Tujuan pengobatan untuk PPMS =


✔ stabilisasi penyakit
✔ Suportif
✔ meningkatkan kualitas hidup
✔ Belum ada terapi yang direkomendasikan baik
IFNβ maupun Glatiramer Asetat

2/18/23 vitainandha@gmail.com 25
NON FARMAKOLOGI TERAPI PADA
MULTIPEL SKLEROSIS

PLASMAPARESIS TERAPI FISIK OCCUPATIONAL


THERAPY
Terapi menggantikan ✔ Latihan Fisik
plasma ✔ Fisioterapi ✔ Latihan Fisik
✔ Fisioterapi

TERAPI WICARA IMMUNOTERAPI


DAN FISIK

2/18/23 vitainandha@gmail.com 26
Daftar Pustaka

Arezou Babaesfahani; Niloufar R. Khanna; Brianne Kuns, National Library of Medicine,Natalizumab,


last update April 2022, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534201/#:~:text=In%20patients%20with%20multiple%20sclerosis%2C
%20natalizumab%20blocks%20the,of%20lesions%20in%20multiple%20sclerosis%20patients%20taking%20natalizumab.

D.T. Selewski G.V. Shah B.M. Segal P.A. Rajdev S.K. Mukherji , Selewski AJNR 31 Oct 2010 www.ajnr.org , Natalizumab (Tysabri)
Natalizumab (Tysabri) , page 1588

Handayani, GN, AL-FIKR Volume 14 Nomor 1 Tahun 2010, Imunomodulator

Riwanti Estiasari, Muhammad Hasan Machfoed, Jan Purba, dkk, Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Multipel Sklerosis di Indonesia, Perhimpunan Dokter
Spesialis Syaraf Indonesia, 2015

Riwanti Estiasari, Sklerosis Multipel, CDK-217/ vol. 41 no. 6, th. 2014

Kurniawan, S. N. 2016. Multipel Sklerosis dalam ContinuingNeurological Education 5, Update on Neuroscience and ClinicalNeurology.
UB Media, Universitas Brawijaya, Malang. p1-25

Oh J, Calabresi PA. 2013. Emerging injectable therapies for multiple sclerosis.Lancet Neurol. Nov;12(11):1115-26.

Dendrou CA, Fugger L, Friese MA. 2015. Immunopathology of multiple sclerosis.Nat Rev Immunol. Sep 15;15(9):545-58.

2/18/23 vitainandha@gmail.com 27
THANK YOU

2/18/23 vitainandha@gmail.com 28

Anda mungkin juga menyukai