Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA)

Volume 4, Nomor 2, Desember 2021


e-ISSN : 2598-4934
p-ISSN : 2621-119X
DOI : https://doi.org/10.31539/kaganga.v4i2.3025

PENGGUNAAN NOVEL SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT


DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS

Nahdatul Hazmi1, Sri Ramadani2


STKIP Yayasan Abdi Pendidikan1,2
nahdatulhazmi@gmail.com1

ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh peningkatan minat belajar dan hasil
belajar sejarah melalui penggunaan novel sejarah Si Bung dari Siantar (Adam Malik)
pada siswa kelas XI IPS di SMAN 1 kecamatan Situjuah Limo Nagari. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam
penelitian ini yaitu seluruh siswa yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah 137 siswa.
Teknik pengambilan sampel diambil dengan cara purposive random sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
uji-t, jika-t(1-α) < t > t(1-α) maka hipotesis diterima. Dengan hasil penelitian nya data
didapat t hitung = 3,91 dan t table = 1,68 dimana – 1,68 < 3,91 > 1,68 yang berarti
hipotesis diterima dalam taraf kepercayaan 95 % (α=0,05). Simpulan penelitian
terdapat pengaruh positif peningkatan minat belajar dan hasil belajar sejarah melalui
penggunaan novel sejarah Si Bung dari Siantar (Adam Malik) pada siswa kelas XI
IPS di SMAN 1 kecamatan Situjuah Limo Nagari.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Minat, Novel Sejarah

ABSTRACT
The purpose of the study was to determine the effect of increasing interest in learning
and learning outcomes in history through the use of the historical novel Si Bung dari
Siantar (Adam Malik) in class XI social studies at SMAN 1, Situjuah Limo Nagari
sub-district. The research method used is a quasi-experimental research. The
population in this study were all students consisting of 5 classes with a total of 137
students. The sampling technique was taken by purposive random sampling. The
results showed that the data obtained were analyzed using the t-test, if-t(1-α) < t >
t(1-α) then the hypothesis was accepted. With the results of his research data
obtained t arithmetic = 3.91 and t table = 1.68 where - 1.68 <3.91> 1.68 which
means the hypothesis is accepted within the 95% confidence level (α = 0.05). The
conclusion of the study is that there is a positive effect on increasing interest in
learning and learning outcomes of history through the use of the historical novel Si
Bung dari Siantar (Adam Malik) in class XI social studies at SMAN 1, Situjuah Limo
Nagari sub-district.

Keywords: Historical Novels, Interests, Learning Outcomes.

142
2021. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 4(2): 142-157

PENDAHULUAN bawah kriteria ketuntasan minimal.


Sejarah selalu dianggap sebelah Disitulah penulis berminat untuk
mata dikarenakan sebagian siswa mengganti metode dengan
berpendapat bila dalam ujian nasional menggunakan buku novel sebagai
tidak termasuk yang diujikan dan mata sumber belajar dan siswa bisa
pelajaran sejarah bukanlah suatu ilmu membaca buku cerita tetapi
yang harus di fahami dalam kegiatan berhubungan dengan mata pelajaran
akademik maupun non akademik. sejarah.
Banyak siswa yang berasumsi bahwa Melalui pengamatan yang telah
mata pelajaran sejarah tidaklah penting penulis lakukan, hampir semua siswa di
untuk dipelajari karena membosankan kelas XI memiliki minat belajar yang
atau dengan kata lain, mereka terbilang rendah serta hasil belajar
mengatakan bahwa sejarah hanya siswa yang belum mencapai tujuan
membahas masa lalu yang tidak hasil belajar dan bisa katakan jauh dari
menarik untuk diketahui dan dipelajari. kata memuaskan karena sesuai fakta di
Kondisi ini bisa terlihat dari lapangan yang penulis dapati nilai para
minat belajar siswa yang kurang siswa berada di bawah kriteria
dibanding minat belajar pada mata ketuntasan minimal, semua ini
pelajaran lainnya dan hasil belajar dikarenakan para siswa selalu
siswa pada mata pelajaran sejarah yang mengalami kebosanan, mengantuk
rata-rata hanya mencapai kriteria karena jam pelajaran yang terlalu siang
ketuntasan minimal. Kasus ini penting dan metode yang kurang bervariasi.
untuk diperhatikan oleh para tenaga Murid juga banyak malas untuk
pendidik agar siswa mendapatkan membaca buku cetak karena dianggap
minat belajar yang tinggi serta hasil membosankan karena terpaku akan
belajar yang maksimal pada mata masa lalu. Contohnya nilai kelas XI
pelajaran sejarah. IPS 3 hanya 10 orang yang diatas rata-
Siswa selalu mengeluhkan rata dari 28 siswa dan 18 siswa di
sulitnya mengerti dan memahami bawah kriteria ketuntasan maksimal.
materi pembelajaran sejarah Salah satu cara untuk
dikarenakan metode yang selalu meningkatkan hasil belajar siswa pada
digunakan guru mata pelajaran selalu mata pelajaran sejarah adalah
dengan menggunakan metode ceramah, menggunakan media pembelajaran
dan tanya jawab, serta latihan dan yang cocok dengan mata pelajaran
pekerjaan rumah. Kurangnya variasi sejarah salah satunya yaitu novel
media pembelajaran yang digunakan sejarah novel sejarah tersebut akan
guru mata pelajaran membuat tujuan memberi pengaruh kepada para siswa
pembelajaran sulit tercapai, semua untuk menumbuhkan minat membaca,
berimbas pada kurangnya minat belajar berfikir kritis, antusias, dan fokus.
dan hasil belajar siswa yang hanya Dengan menggunakan novel
mampu mencapai kriteria ketuntasan sejarah dalam pembelajaran akan
minimal dari setiap kelas, hanya meningkatkan minat membaca, rasa
beberapa siswa yang memiliki minat penasaran, serta pola pikir tentang mata
belajar yang tinggi dan mampu pelajaran sejarah akhirnya akan mampu
mendapatkan hasil belajar yang di

143
2021. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 4(2): 142-157

meningkatkan hasil belajar siswa pada Amerika, karya fiksi menunjuk pada
mata pelajaran sejarah. novel dan cerita pendek. Dengan
Novel sejarah yang sejalan demikian, dapat ditarik kesimpulan
dengan materi yang disampaikan, bahwa pengertian fiksi dan novel adalah
tentunya memudahkan siswa untuk hal yang sama. (Nurgiyantoro, 2007;
memahami jalan peristiwa sejarah. Heri, 2019)
Dan, para siswa mampu merasakan Menurut Pujiharto (2012) dalam
tahap demi tahap sebuah peristiwa. Kurniwan (2017) karya fiksi dalam
Novel yang dimaksud disini tentunya bahasa Indonesia merupakan terjemahan
adalah novel sejarah yang memuat dari kata Inggris yaitu fiction. Kata fiction
materi sesuai dengan kurikulum dalam bahasa Inggris merupakan serapan
pembelajaran. Novel sejarah akan lebih dari bahasa latin yaitu fictio. Kata fictio
mudah dimengerti daripada sejarah sendiri berasal dari kata kerja fingere,
nonfiksi yang ilmiah karena bahasa fictum. Dalam pengertian yang diambil
yang digunakan lebih mudah dalam dari asal-usul kata tersebut, Pujiharto
dipahami (Howell, 2014; Kurniawan, mengatakan bahwa kata fiksi adalah
2017). karya yangd itulis dalam bentuk prosa.
Ibarat melempar dua burung Prosa sendiri bisa berbentuk novel atau
dengan satu batu, dengan cerita pendek.
menggunakan media pembelajaran Menurut Aminudin (2004) dalam
novel sejarah tidak hanya akan Kurniwan (2017) prosa adalah kisah atau
mempengaruhi hasil belajar siswa saja cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku
namun banyak aspek lain yang akan tertentu dengan pemeranan latar serta
terpangaruh juga. Sesuai dengan SK tahap dan rangkaiaan cerita tertentu yang
KD yang berlaku di sekolah pada bulan bertolak dari hasil imajinasi
maret 2021 yaitu peran dan tokoh pengarangnya sehingga mejalin suatu
nasional dan tokoh daerah dalam cerita. Definisi kata fiksi juga terdapat
memperjuangkan kemerdekaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Indonesia untuk itu saya memilih novel yang memiliki arti: 1). Cerita rekaan
yang berjudul Si Bung dari Siantar (roman, novel, dsb); 2). Rekaan,
(Adam Malik) yang mana novel khayalan, dan tidak berdasar pada
tersebut menceritakan kisah perjuangan kenyataan; 3). Pernyataan yang hanya
Adam Malik melawan Kolonial berdasarkan pada khayalan atau pikiran.
Belanda dengan mendirikan sebuah Pendapat di atas juga sejalan
pergerakan untuk mencapai dengan pendapat dari Nurgiyantoro
kemerdekaan Indonesia. (2000) merupakan cerita rekaan yang
Kita mengenal karya sastra berupa dibuat oleh pengarangnya. Karya fiksi
novel dan cerita pendek. Novel dan cerita dengan demikian menyaratkan kepada
pendek merupakan dua karya sastra yang suatu karya yang menceritakan sesuatu
sekaligus disebut sebagai fiksi. Pada yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu
perkembangannya, bahkan antara novel yang tidak ada dan terjadi sungguh-
dengan fiksi dianggap bersinonim. Hal sungguh sehingga tidak perlu dicari
ini bisa kita lihat dari karya fiksi seperti kebenarannya. Hal inilah yang
halnya dalam kesastraan Inggris dan membedakan fiksi dengan karya ilmiah.
Amerika. Di kesastraan Inggris dan Karya ilmiah harus bisa

144
2021. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 4(2): 142-157

dipertanggungjawabkan kebenarannya sebut sebagai cerpen. Cerpen merupakan


berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh. cerita pendek yang panjang ceritanya
Karya fiksi merupakan karya imajiner terbagi menjadi tiga yaitu shor short
yang secara bebas dituangkan dalam story yang berkisar 500-an kata, midle
bentuk cerita dan tidak bisa short story yang jumlahnya kisaran
dipertanggungjawabkan kebenarannya. 1000-an kata dan long short story yang
Kebenaran karya fiksi terdapat panjangnya bahkan hingga mencapai
pada pengarangnya. Seorang pengarang puluhan ribu kata. Cerpen yang terdiri
dengan pengarang lainnya belum tentu dari puluhan ribu kata tersebut tentu
memiliki pengertian kebenaran yang sangat panjang sebagai sebuah cerpen,
sama, dalam hal ini kebenaran namun masih belum bisa disebut sebagai
merupakan sesuatu yang subyektif. novel, oleh karena itu, cerita yang
Kebenaran yang ada dalam cerita fiksi panjangnya mencapai puluhan ribu kata
bahkan bisa saja bertentangan dengan tersebut bisa dikategorikan sebagai
kebenaran hukum-hukum yang ada di novelet (Nurgiyantoro, 2000).
dunia nyata. Penjelasan tersebut membuat Dari segi panjang cerita, tentu saja
kita bisa menyimpulkan bahwa fiksi novel memiliki cerita yang lebih panjang
merupakan cerita yang tidak nyata dan daripada cerpen. Oleh karena itu, novel
tidak bisa dipertanggungjawabkan dapat mengemukakan sesuatu secara
kebenarannya. Meskipun begitu, bebas, menyajikan sesuatu yang lebih
pengarang tentu tidak lepas dari banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih
kehidupan dunia nyata yang menjadi banyak melibatkan berbagai
objek ceritanya. permasalahan yang kompleks. sSebuah
Seperti yang telah dijelaskan di novel bisa saja terdiri dari 100 halaman
atas bahwa novel dapat juga disebut saja, namun juga ada novel yang
sebagai fiksi yang termasuk bagian dari panjangnya hingga mencapai 1000
prosa. Oleh karena itu, pengertian novel halaman lebih. Sebagai contoh adalah
juga merupakan cerita rekaan, cerita novel dengan judul Musashi karya Eiji
khayal yang tidak dapat dipertanggung Yoshikawa (2012) yang mengajak kita
jawabkan kebenarannya. Menurut kembali ke masa abad ke-16 di Jepang.
Nurgiyantoro (2000) novel sebagai karya Novel ini memiliki tebal sekitar 1200
fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia halaman. Begitu juga dengan novel
yang berisikan model kehidupan yang Senopati Pamungkas yang menceritakan
diidealkan, dunia imajinatif, yang mengenai masa kerajaan Majapahit karya
dibangun melalui berbagai unsur Arswendo (2010) Novel tersebut bahkan
interinsiknya seperti peristiwa, plot, memiliki tebal hingga 1600 halaman.
tokoh (dan penokohan), latar, sudut (Kurniawan, 2017)
pandang, dan lain-lain. Kesemuanya itu Novel biasanya juga dihubungkan
tentu saja dibangun dengan dasar dengan roman. Beberapa ahli bahkan ada
imajinatif. yang menyamakan novel dengan roman.
Perbedaan antara novel dan cerita Sebenarnya terdapat perbedaan anatara
pendek sebagai sebuah karya fiksi dapat novel dengan roman. Menurut Pujiharto
kita lihat dari segi panjangnya cerita. (2012) Novel adalah gambaran dari
Sebuah cerita yang panjangnya hingga kehidupan dan perilaku yang nyata dari
ratusan halaman tentu saja tidak bisa kita zaman pada saat novel itu ditulis.

145
2021. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 4(2): 142-157

Romansa menggambarkan apa yang (Adam Malik) yang diterbitkan oleh Fa.
tidak pernah terjadi dan tidak mungkin Aries Lima.Yang menceritakan tentang
terjadi. Novel bersifat realistis, perjuangan Adam Malik melawan
sedangkan romansa bersifat epik dan kolonial belanda beserta tiga temannya
puitis. Dari definisi ini kita akan bisa yang membangun pergerakan pemuda-
membedakan sebuah cerita rekaan, pemuda indonesia. Adam Malik disini
apakah cerita itu masuk novel atau adalah pahlawan yang berdiri maju
roman. kedepan di Siantar. Peran Adam Malik
Penulisan sebuah novel tentu tidak dalam novel Si Bung dari Siantar adalah
bisa dilepaskan dari pendekatan yang ada sebagai pemimpin pergerakan yang akan
dalam dunia sastra. Menurut Abrams memerdekakan daerahnya yang dijajah
(1981), terdapat empat pendekatan dalam oleh Belanda yaitu daerah Siantar. Adam
penulisan sastra, yaitu: (1). Pendekatan Malik adalah wakil presiden kedua
mimetic; (2). Pendekatan pragmatic; (3). Indonesia. (Kurniawan, 2017)
Pendekatan ekspresif, dan (4). Setelah tahun 1920an tersebut,
Pendekatan objektif. Sebelum menulis terdapat periodesasi untuk menandai cirri
novel (yang dalam hal ini juga setiap karya sastra. Menurut Mujiyanto
merupakan karya sastra) tentu kita tidak & Fuadi (2014) periodesasi penulisan
bisa terlepas dari pemilihan pendekatan sastra di Indonesia secara umum dibagi
tersebut. menjadi enam. Periodesasi tersebut
Karangan berbentuk novel ternyata adalah karyasastra angkatan Balai
sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Pustaka dan Pujangga Baru, Angkatan
Novel yang tercatat dan diketahui saat itu Masa Jepang dan Angkatan ’45,
adalah novel dengan judul Rojo Angkatan Generasi Kisah, Manifes
Pirangun karangan T. Rooda yang terbit Kebudayaan Dekade 50an dan Angkatan
tahun 1844. (Jatha,1984) Dalam jurnal ’66, Angkatan Sastra 1970/1980,
sejarah dan budaya tahun kesebelas Angkatan Sastra dekade 90an serta
karya Ramilury Kurniawan, membagi 2000an.
karya sastra modern Indonesia sebelum Kebenaran dari novel adalah
tahun 1928 menjadi 3 jalur. Jalur kebenaran yang diciptakan oleh si
kesusastraan modern di Indonesia pengarang. Meskipun begitu, kita juga
tersebut adalah Sastra Jawa, Sastra tidak bisa memungkiri bahwa dalam
Sunda, dan Sastra Melayu. Sebagai dunia sastra, khusunya mengenai novel
contoh, pada tahun 1914 terbit novel terdapat bentuk-bentuk karya sastra yang
berbahasa Sunda dengan judul berdasar pada fakta. Abrams (1981)
Baharuang KaKu Ngaroar yang menyebut bahwa karya fiksi yang
dikarang oleh Daeng Kanduruhan mendasarkan ceritanya pada fakta yang
Ardiwinata. Pada tahun 1920, diterbitkan terjadi sebenarnya adalah karya sastra
novel berbahasa Jawa dengan judul Serat fiksi nonfiksi (non fiction dan fiction).
Riyanto yang dikarang oleh Raden Mas Karya sastra fiksi nonfiksi dapat dibagi
Sulardi. Jika dianalisis, maka pembagian menjadi tiga macam yaitu karya fiksi
jalur yang dilakukan oleh Jatha ini lebih historis, karya fiksi biografis, dan
didasarkan pada kedaerahan dan karyafiksi sains. Karya fiksi historis jika
kebahasaan dimana novel tersebut dibuat. yang menjadi dasar penulisan adalah
Sama seperti novel sibung dari siantar fakta sejarah.

146
2021. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 4(2): 142-157

Menurut Howell (2014) dilihat Minat dapat diartikan sebagai rasa


dari format dan gaya, fiksi historis ini senang atau tidak senang dalam
bisa juga disebut sebagai novel sejarah. menghadapi suatu objek. (Mohamad
Karya fiksi biografis jika yang menjadi Surya, 2003). Minat berkaitan dengan
dasaradalah fakta biografis. Karya fiksi perasaan suka atau senang dari
sains jika yang menjadi dasar adalah seseorang terhadap sesuatu objek. Hal
fakta ilmu pengetahuan. Jika dilihat dari ini seperti dikemukakan oleh Slameto
pengertian di atas, maka kita bisa (2003) yang menyatakan bahwa minat
menarik kesimpulan bahwa sebenarnya sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa
ada karya sastra berupa novel yang keterikatan pada suatu hal atau
kajiannya mengunakan dasar fakta aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
sejarah. Sebuah karya fiksi biografis juga Minat pada dasarnya adalah
bisa disebut sebagai karya sastra historis penerimaan akan suatu hubungan
karena penulisan biografi seseorang juga antara diri sendiri dengan sesuatu di
termasuk karya sejarah. Menurut luar diri. Semakin kuat atau dekat
Kuntowijoyo (2013) dalam Kurniwan hubungan tersebut, semakin besar
(2017) biografi juga merupakan karya minat.
sejarah. Hal ini menunjukkan kepada kita Minat merupakan 9 momen dan
bahwa pembagian karya fiksi nonfiksi kecenderungan yang searah secara
seperti yang dikatakan oleh Abrams intensif kepada suatu objek yang
tersebut bisa menggabungkan antara dianggap penting. Menurut Ana laila
unsur historis dengan unsur sastra. Soufia dan Zuchdi (2004) menjelaskan
Minat seseorang terhadap suatu bahwa minat merupakan kekuatan
objek akan lebih kelihatan apabila pendorong yang menyebabkan
objek tersebut sesuai sasaran dan seseorang menaruh perhatian pada
berkaitan dengan keinginan dan orang lain, pada aktivitas atau objek
kebutuhan seseorang yang lain.
bersangkutan (A. M. 1990). Menurut Sedangkan menurut Slameto
Tampubolon (1991) mengatakan (2003), menjelaskan bahwa minat
bahwa minat adalah suatu perpaduan adalah kecenderungan yang tetap untuk
keinginan dan kemauan yang dapat memperhatikan dan mengenang
berkembang jika ada motivasi. beberapa kegiatan.Lebih lanjut Slameto
Sedangkan menurut Djali (2008) mengemukakan bahwa suatu minat
bahwa minat pada dasarnya merupakan dapat diekspresikan melalui suatu
penerimaan akan sesuatu hubungan pernyataan yang menunjukkan bahwa
antara diri sendiri dengan sesuatu di siswa lebih menyukai suatu hal dari
luar diri. Minat sangat besar pada hal lainnya, dapat pula
pangaruhnya dalam mencapai prestasi dimanifestasiakan melalui partisipasi
dalam suatu pekerjaan, jabatan, atau dalam satu aktivitas. Siswa yang
karir. Tidak akan mungkin orang yang memiliki minat terhadap subjek
tidak berminat terhadap suatu tertentu cenderung untuk memberikan
pekerjaan dapat menyelesaikan perhatian yang lebih besar terhadap
pekerjaan tersebut dengan baik. subjek tersebut.
(Kurniwan, 2017)

147
2021. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 4(2): 142-157

Menurut Sudirman (2003) minat Keengganan belajar mengakibatkan


seseorang terhadap suatu objek akan tidak adanya kepuasan dari pelajaran
lebih kelihatan apabila objek tersebut tersebut.Namun sebaliknya, pelajaran yang
sesuai sasaran dan berkaitan dengan menarik siswa, lebih mudah direncanakan
keinginan dan kebutuhan seseorang karena minat menambah aktivitas belajar.
Jika terdapat siswa yang kurang berminat
yang bersangkutan. Dari beberapa terhadap belajar, maka dapatlah
pendapat para ahli di atas dapat diusahakan agar mempunyai minat yang
disimpulkan bahwa Minat merupakan lebih besar yaitu dengan cara menjelaskan
kecenderungan pada seseorang yang hal-hal yang menarik dan berguna bagi
ditandai dengan rasa senang atau kehidupan serta 11 hal-hal yang
ketertarikan pada objek tertentu disertai berhubungan dengan cita-cita kaitannya
dengan adanya pemusatan perhatian dengan materi pelajaran yang dipelajari.
kepada objek tersebut dan keinginan
untuk terlibat dalam aktivitas objek Faktor-faktor yang Mempengaruhi
tertentu, sehingga mengakibatkan Minat
seseorang memiliki keinginan untuk Minat yang timbul dalam diri
terlibat secara langsung dalam suatu seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor,
baik faktor yang berasal dari dalam diri
objek atau aktivitas tertentu, karena individu itu sendiri (faktor intrinsik)
dirasakan bermakana bagi dirinya dan maupun faktor yang yang berasal dari luar
ada harapan yang dituju. individu itu sendiri (faktor ekstrinsik).
Dari pendapat para ahli di atas Menurut Sri Rumini (1998) menjelaskan
peneliti mengambil kesimpulan bahwa bahwa minat dipengaruhi oleh faktor
timbulnya minat seseorang itu disebabkan pekerjaan, sosial ekonom, bakat, umur,
oleh beberapa faktor penting yaitu faktor jenis kelamin, pengalaman, kepribadian
intern dan ekstern. Adapun faktor intern dan lingkungan. Menurut Siti Rahayu
terdiri dari perhatian, tertarik, dan aktifitas, Haditomo (1998) menjelaskan bahwa ada
sedangkan faktor ekstern terdiri dari 2 faktor yang mempengaruhi minat
keluarga, sekolah, dan lingkungan. seseorang yaitu: (1). Faktor dari dalam
Elizabeth B. Hurlock (1993), (intrinsik), yaitu sifat pembawaan, dan (2).
mengatakan bahwa pada semua usia, minat Faktor dari luar (ekstrinsik), diantaranya
memainkan peran yang penting dalam keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar.
kehidupan seseorang dan mempunyai Minat yang terjadi dalam individu
dampak yang besar atas perilaku dan sikap, dipengaruhi dua faktor yang menentukan,
terutama selama masa kanak-kanak. yaitu faktor keinginan dari dalam dan
Karena jenis pribadi anak sebagian besar faktor keinginan dari luar.
ditentukan oleh minat yang berkembang Minat dari dalam terdiri dari tertarik
selama masa kanak-kanak.Di samping itu atau rasa senang pada kegiatan, perhatian
pengalaman belajar dari anak juga sangat terhadap suatu kegiatan dan adanya
berpengaruh terhadap perkembangan minat aktivitas atau tindakan akibat rasa senang
anak. Minat mempunyai pengaruh yang maupun perhatian”.Dengan demikian dapat
besar terhadap proses dan pencapaian hasil disimpulkan bahwa secara garis besar
belajar. Apabila materi pelajaran yang minat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, faktor yang berasal dari dalam diri individu
maka siswa tidak akan tertarik untuk itu sendiri (faktor intrinsik) dan faktor
belajar dengan sebaik-baiknya. Tidak ada yang berasal dari luar individu tersebut
daya tarik bagi siswa mengakibatkan (faktor ekstrinsik). Faktor instrinsik terdiri
keengganan belajar. atas rasa tertarik, perhatian dan aktivitas.

148
2021. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 4(2): 142-157

Menurut Nana Sudjana (2005) sikap dan bertambahlah ilmu


mendefinisikan hasil belajar siswa pengetahuan. Jadi hasil belajar itu
adalah perubahan tingkah laku sebagai adalah suatu hasil nyata yang dicapai
hasil belajar dalam pengertian yang oleh siswa dalam usaha menguasai
lebih luas mencakup bidang kognitif, kecakapan jasmani dan rohani di
afektif, dan psikomotorik. (Sujana, sekolah yang diwujudkan dalam bentuk
2009). Hasil belajar menurut Udin S raport pada setiap semester.
Winataputra, merupakan bukti reward Untuk mengetahui
yang telah dicapai siswa dimana setiap perkembangan sampai di mana hasil
kegiatan belajar dapat menimbulkan yang telah dicapai oleh seseorang
suatu perubahan yang khas. Dalam hal dalam belajar, maka harus dilakukan
ini belajar meliputi ketrampilan proses, evaluasi.Untuk menentukan kemajuan
keaktifan, motivasi juga prestasi yang dicapai maka harus ada kriteria
belajar. Prestasi adalah kemampuan (patokan) yang mengacu pada tujuan
seseorang dalam menyelesaikan suatu yang telah ditentukan sehingga dapat
kegiatan. (Winataputra, 2007). diketahui seberapa besar pengaruh
Menurut Dimyati dan Mudjiono strategi belajar mengajar terhadap
hasil belajar merupakan hasil dari suatu keberhasilan belajar siswa. Hasil
interaksi tindak belajar dan tindak belajar siswa menurut W. Winkel
mengajar. Dari sisi guru, tindak adalah keberhasilan yang dicapai oleh
mengajar diakhiri dengan proses siswa, yakni prestasi belajar siswa di
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, sekolah yang mewujudkan dalam
hasil belajar merupakan berakhirnya bentuk angka (Winkel, 1983). Menurut
pengajaran dari puncak proses belajar Winarno Surakhmad hasil belajar siswa
(Mujiono, 2006). bagi kebanyakan orang berarti ulangan,
Forijad mendefinisikan bahwa ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut
hasil belajar adalah suatu proses mental ialah untuk memperoleh suatu indek
yang mengarah pada penguasaan dalam menentukan keberhasilan siswa
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap (Surakhmad, 1980 ).
dengan ketrampilan proses dan Dari definisi di atas, maka dapat
dilaksanakan agar menimbulkan diambil kesimpulan bahwa hasil belajar
tingkah laku progresif dan adaptif adalah prestasi belajar yang dicapai
(Forijad, 1998). siswa dalam proses kegiatan belajar
Hasil belajar menurut Surtinah mengajar dengan membawa suatu
Tirtonegoro yaitu penilaian hasil usaha perubahan dan pembentukan tingkah
kegiatan belajar yang dinyatakan dalam laku seseorang. Untuk menyatakan
bentuk simbol, angka, huruf maupun bahwa suatu proses belajar dapat
kalimat yang dapat mencerminkan hasil dikatakan berhasil, setiap guru
yang sudah dicapai oleh setiap siswa memiliki pandangan masing-masing
dalam periode tertentu (Tirtonegoro, sejalan dengan filsafatnya. Namun
2001). untuk menyamakan persepsi sebaiknya
Masalah belajar adalah masalah kita berpedoman pada kurikulum yang
bagi setiap manusia, dengan belajar berlaku saat ini yang telah
manusia memperoleh keterampilan, disempurnakan, antara lain bahwa
kemampuan sehingga terbentuklah suatu proses belajar mengajar tentang

149
2021. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 4(2): 142-157

suatu bahan pembelajaran dinyatakan Wisnu Adi Wibowo (2011)


berhasil apabila tujuan pembelajaran dalam penelitiannya yang berjudul
khususnya dapat dicapai. implementasi model pembelajaran ular
Untuk mengetahui tercapai tangga untuk meningkatkan minat dan
tidaknya tujuan pembelajaran khusus, prestasi belajar sejarah melalui
guru perlu mengadakan tes formatif penerapan penilaian instan pada siswa
pada setiap menyajikan suatu bahasan kelas XI IPS 3 SMAN Tempel dari
kepada siswa.Penilaian formatif ini Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
untuk mengetahui sejauh mana siswa berkesimpulan bahwa pembelajaran
telah menguasai tujuan pembelajaran sejarah dengan teknik model ular
khusus yang ingin dicapai. Fungsi tangga pada siswa kelas XI IPS SMAN
penelitian ini adalah untuk memberikan Banguntapan mampu meningkatkan
umpan balik pada guru dalam rangka minat belajar siswa. Perbedaan yaitu,
memperbaiki proses belajar mengajar penulis tidak menggunakan metode
dan melaksanakan program remedial pembelajaran yang sama namun
bagi siswa yang belum berhasil. Karena penulis menggunakan media
itulah, suatu proses belajar mengajar pembelajaran yaitu novel sejarah,
dinyatakan berhasil apabila hasilnya sedangkan persamaannya yaitu variabel
memenuhi tujuan pembelajaran khusus yang diteliti berupa minat dan prestasi
dari bahan tersebut. belajar sejarah. Penelitian ini
Beberapa hasil penelitian menggunakan media power point
terdahulu yang terdapat kaitannya dalam meningkatkan minat dan prestasi
dengan penelitian ini di antranya. Dian belajar.
Andriani (2010) dalam penelitiannya Theresia Anugrah Hutabarat
yang berjudul Upaya meningkatkan (2019) dalam penelitiannya yang
minat dan prestasi belajar sejarah berjudul Pengaruh novel sejarah
melalui penerapan penilaian instan sebagai sumber belajar terhadap hasil
pada siswa kelas XI IPS SMAN belajar siswa kelas XI MIPA di SMAN
Tempel dari Fakultas Ilmu Sosial dan 7 Banjarmasin berkesimpulan bahwa
Ekonomi berkesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran sejarah dengan teknik novel sejarah dapat meningkatkan hasil
penilaian instan pada siswa kelas XI belajar siswa. Perbedaan yaitu
IPS SMAN Tempel mampu penelitian ini hanya mencari hasil
meningkatkan minat belajar siswa. belajar sedangkan penulis mencari
Perbedaan nya adalah penulis tidak minat belajar dan hasil belajar dan
menggunakan teknik penilaian yang persamaan nya adalah sama-sama
sama pembelajaran yang sama dan menggunakan novel sejarah.
penulis menggunakan media yaitu
novel sejarah, sedangkan METODE PENELITIAN
persamaannya yaitu variabel yang Jenis penelitian yang digunakan
diteliti berupa minat dan prestasi dalam penelitian ini adalah penelitian
belajar sejarah. Penelitian ini kuantitatif dengan metode Quasi
menggunakan media power point Eksperimen. Penelitian ini dilakukan di
dalam meningkatkan minat dan prestasi SMAN 1 Lareh Sago Halaban pada
belajar. kelas XI1 dan XI2. Penelitian ini di

150
2021. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 4(2): 142-157

lakukan secara eksperimen dan penyebaran angket. Oleh karena itu,


partisifatif, eksperimen dilakukan minat belajar siswa meningkat sesuai
secara bersama atau bekerja sama dengan indikator keberhasilan yang
antara peneliti dengan guru mata ditetapkan lebih dari 70% dan
pelajaran yang bersangkutan di tempat dikategorikan sangat kuat.
peneliti akan melaksanakan penelitian,
sedangkan partisipatif peneliti dibantu Kelas Eksperimen
oleh teman sejawat atau mahasiswa Pada penelitian ini yang
lainnya yang bertugas mengikuti dan menjadi kelas eksperimen adalah kelas
mengamati proses pembelajaran selama XI IPS 3 terdiri dari 28 siswa
tindakan dilakukan. diantaranya 16 perempuan dan 12 laki-
laki. Sebelum dilakukan perlakuan
HASIL & PEMBAHASAN pada kelas eksperimen ini terlebih
Data Angket dahulu dilihat dari minat dan hasil
Penilain minat belajar siswa belajar siswa disemester ganjil tahun
pada pelajaran sejarah dengan ajaran 2020/2021. Setelah diketahui
menggunakan novel sejarah adalah skor hasil belajar siswa kelas XI IPS 3
dilihat dari penyebaran angket. pada mata pelajaran sejarah wajib dari
guru mata pelajaran yaitu Ruzi
Tabel 1. Minat Belajar Sejarah Wahyudi, S.Pd adalah 74.75 dengan
No Aspek Item Presen Ket
KKM 75. Dilihat distribusi frekuensi
Soal tase
1 Perasaan 1-5 80,7% Sangat hasil belajar siswa kelas eksperimen
Senang kuat sebelum diterap kan dengan
2 Ketertari 6-10 86,7% Sangat menggunakan novel sejarah sebagai
kan kuat sumber belajar dalam proses
3 Perhatian 11-15 82% Sangat pembelajaran seperti dib awah ini
Siswa kuat
4 Keterliba 16-20 88% Sangat Tabel 2. Hasil Ujian Semester
tan Siswa kuat Kelas interval Frekuensi Persen (%)
Jumlah 20 337,4% 60 - 70 7 25%
81,70% Sangat 71 - 80 19 67,86%
Rata-rata kuat 81 - 90 2 7,14%
91 - 100 0 0%
Keterangan : Kriteria Interpretasi skor
Total 28 100%
0% - 20% = Sangat Lemah
21% - 40% = Lemah
41% - 60% = Cukup Dari data table di atas, distribusi
61% - 80% = Kuat frekuensi hasil ujian ganjil tahun ajaran
81% - 100% = Sangat Kuat 2020/2021 yaitu nilai 60 frekuensi 4
Jumlah soal angket adalah 20 soal, orang, nilai 64 frekuensi 2 orang, nilai
setiap soal memiliki aspek-aspek 68 frekuensi 1 orang, nilai 71 frekuensi
tertentu. 12 orang, nilai 72 frekuensi 4 orang,
Berdasarkan table di atas nilai 73 frekuensi 4 orang, nilai 75
terlihat setelah melalui proses frekuensi 1 orang, nilai 76 frekuensi 1
pembelajaran dengan metode orang, nilai 78 frekuensi 2 orang, nilai
mengguanakan novel sejarah, minat 80 frekuensi 1 orang, nilai 86
siswa mencapai 81,7% pada frekuensi 1 orang, dan nilai 89

151
2021. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 4(2): 142-157

frekuensi 1 orang. Jadi yang mendapat Gambar. 1. Kelas Eksperimen


nilai terendah adalah 60 yaitu 4 orang
Histogram kelas eksperimen
disebabkan karena kurangnya perhatian
tentang pelajaran sejarah dan yang 10
mendapat nilai tertinggi adalah 89 8
dikarenakan adanya perhatian terhadap 6
pelajaran sejarah. 4
Dapat disimpulkan bahwa
2
kurang nya minat siswa dengan
0
pembelajaran sejarah karena metode
57 78 85 90
yang kurang bervariasi membuat siswa
bosan. Salah satunya metode bervariasi
dengan menggunakan novel sejarah. Dari Histogram di atas bisa
Secara keseluruhan hasil belajar dilihat yang mendapat nilai terbanyak
kelas eksperimen adalah rata-rata: adalah 85.Dapat disimpulkan sudah
78,43, simpang baku: 12,57, variansi banyak yang sudah mencapai KKM.
158,03. Untuk melihat distribusi
frekuensi hasil belajar kelas Kelas Kontrol
eksperimen disajikan table 4 di bawah Secara keseluruhan hasil belajar
siswa XI 4 yang menggunakan metode
Table 3. Hasil Belajar Siswa Kelas XI. 3 konvensional di poreleh rata: 74,90,
Kelas interval frekuensi Persen (%) simpang baku: 13,56 dan variansi:
52-61 4 14,82 % 183,88. Untuk melihat distribusi
62-79 9 33,33 %
frekuensi pada kelas kontrol ini
80-89 9 33,33 %
90-100 5 18,52 % disajikan table VII dibawah ini:
Jumlah siswa 27 100 %
Tabel. 4. Hasil Belajar Siswa Kelas XI. 4
Kelas Interval Frekuensi Persen %
Dapat juga dilihat bahwa 45 – 57 4 13,79 %
setelah dilakukan perlakuan terhadap 58 – 67 4 13,79 %
kelas eksperimen dengan penerapan 68 – 77 7 27,59%
model pembelajaran dengan 78 – 87 6 20,69%
menggunakan novel sejarah dapat 88 – 100 7 24,14 %
disimpulkan nilai rata-rata siswa Total 29 100 %
banyak diatas Kriteria Ketuntasan Gambar 2. Kelas Kontrol
Minimal (KKM) yaitu 75.
Berdasarkan data di atas, dapat Histogram Kelas Kontrol
dilihat histogram hasil belajar kelas 8
eksperimen total. Seperti histogram
dibawah ini: 6

0
48 60 68 80 90

152
2021. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 4(2): 142-157

Dapat dilihat dari histogram di PEMBAHASAN


atas, yang mendapat nilai terendah Minat Belajar
adalah 48 dan yang mendapat nilai Berdasarkan deskripsi data hasil
tertinggi adalah 90.Menurut histogram penelitian, kelompok siswa yang
diatas nilai terbanyak yaitu 68, dan mengikuti pembelajaran dengan
dapat dikatakan masih dibawah Kriteria metode konvensional membuat minat
Ketuntasan Minimal. siswa yang kurang, mengakibatkan
Setelah dilakukan penelitian siswa bosan, mengantuk dan kurang
pada kedua kelas sample maka serius mengikuti pembelajaran sejarah.
diperoleh hasil belajar siswa kelas Mengakibatkan nilai siswa banyak
eksperimen dan kelas kontrol, seperti yang dibawah KKM (Kriteria
table dibawah ini : ketuntasan maksimal). Untuk itu
penulis mencoba untuk memakai
Table 5. Hasil Belajar Kelas Eksperimen metode yang bervariasi dengan
Dan Kelas Control
Keteran
menggunakan novel sejarah. Siswa
Kelas dituntut untuk membaca dan
Parameter gan
Eksperimen Kontrol memahami serta menjelaskan tentang
Rata-rata
X2=
isi novel tersebut. Dengan rasa
nilai tes X1= 78,43 X1 > X2 penasaran dengan novel membuat
74,90
akhir siswa berminat untuk membaca novel
Lo=
Lo= 0,0706
0,0693 Berdistri
tersebut. Di sanalah ketertarikan siswa
Uji dalam pembelajaran sejarah. Dilihat
busi
Normalitas
L1= normal dari hasil dari pembagian angket minat
L1 = 0,173
0,173 siswa menjawab pertanyaan sebagai
Uji Varians berikut saya senang apabila guru
Fh = 1,16
Homogenit Homoge
as
Ft = 1,88
n
mengajar menggunakan novel sejarah,
Uji Th = 3,91 H1 saya dapat dengan mudah
Hipotesis Tt = 1,68 diterima menggunakan materi yang disampaikan
guru, saya memiliki minat untuk
Dari data pada table di atas membaca, saya menyukai novel
terdapat perbandingan yang signifikan sejarah, saya memiliki koleksi novel
dari kelas eksperimen dengan sejarah dirumah, saya senang jika harus
penerapan model menggunakan novel mencari materi didalam novel sejarah,
sejarah memperoleh skor hasil belajar saya lebih paham jika materi belajar
siswa 78,43 sedangakan pada kelas sama dengan isi novel sejarah, saya
control yang hanya menerapkan dapat memahami dengan mudah
pembelajaran konvensional pembelajaran sejarah walaupun novel
memperoleh skor hasil belajar 74,90. sejarah yang digunakan selalu berubah-
Sehingga dapat disimpulkan adanya rubah, saya selalu bersemangat jika
pengaruh positif dari penerapan model novel sejarah digunakan sebagai media
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran, saya tidak keberatan
novel sejarah dibandingkan dengan selama kegiatan pembelajaran novel
pembelajaran konvensional. sejarah digunakan sebagai media
pembelajaran, saya senang dan
semangat bila mengerjakan tugas yang

153
2021. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 4(2): 142-157

diberikan guru untuk membuat siswa yang menerapkan model


ringkasan dari novel sejarah, guru tidak pembelajaran konvensional adalah
pernah menjelaskan di luar dari 74,90.
konteks materi yang terkandung dalam Perbedaan hasil belajar sejarah
novel sejarah, saya lebih semangat yang signifikan antara siswa yang
ketika mengerjakan tugas jika mengikuti pembelajaran dengan model
menggunakan novel sejarah, saya pembelajaran menggunakan novel
merasa nyaman jika membaca materi sejarah dan siswa yang mengikuti
sejarah dalam bentuk novel, novel pelajaran dengan menggunakan model
sejarah yang menceritakan peprangan pembelajaran konvensional disebabkan
adalah favorit saya, novel sejarah dapat karena perbedaan perlakuan pada
membangkitkan minat belajar, langkah-langkah pembelajaran dan
ketersediaan novel sejarah penyampaian materi. Model
diperpustakaan sangat memadai, saya pembelajaran menggunakan novel
selalu membaca novel sejarah dirumah, sejarah lebih menekankan pada
saya selalu membaca novel sejarah di perkembangan daya ingat siswa dalam
handphone dan computer. Itulah sebulir mengikuti pembelajaran dan melatih
pertanyaan angket dan siswa banyak siswa untuk berani mengungkapkan
yang menjawab sangat setuju, pendapat dan novel sejarah yang
mendapatkan minat semakin meningkat digunakan membuat siswa menjadi
yaitu 81,70 persen dengan kriteria penasaran untuk membacanya. Novel
sangat kuat. Disanalah penulis sejarah yang berjudul Si Bung dari
mengambil kesimpulan adanya Siantar menceritakan sosok Adam
pengaruh terhadap minat siswa dengan Malik yang berperan sebagai peminpin
menggunakan Metode Penggunaan pergerakan pemuda yang berjuang
Novel Sejarah Si Bung Dari Siantar untuk memerdekakan daerah nya yaitu
(Adam Malik) Di SMAN 1 Kec. Siantar dari jajahan Belanda yang ingin
Situjuah Limo Nagari. merebut dan mengusai daerah yang
kaya akan hasil alamnya sedangkan
Hasil Belajar model pembelajaran konvensional
Berdasarkan deskripsi data hasil menekankan pada hafalan. Dengan
penelitian, kelompok siswa yang adanya perbedaan perlakuan pada
mengikuti pembelajaran dengan model langkah-langkah ini dikontribusikan
pembelajaran menggunakan novel dapat berpengaruh baik dalam
sejarah memiliki skor rata-rata skor meningkatkan hasil belajar siswa.
hasil belajar sejarah yang lebih tinggi Pembelajaran dengan model
dibandingkan dengan kelompok siswa menggunakan novel sejarah memiliki
yang mengikuti pembelajaran dengan langkah-langkah yaitu, tahap persiapan
menerapkan model pembelajaran (menyiapkan media pembelajaran dan
konvensional. Tinjauan ini didasarkan novel), penyampaian tujuan
pada rata-rata skor hasil belajar sejarah pembelajaran dan penyampaian
siswa. Rata-rata skor hasil belajar siswa materi), pelaksanaan (tanya jawab dan
yang menerapkan model pembelajaran pemberian tugas) dan penutup
menggunakan novel sejarah adalah (kesimpulan, refleksi dan evaluasi).
78,43. Dan rata-rata skor hasil belajar Dari keempat langkah-langkah

154
2021. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 4(2): 142-157

pembelajaran dengan menggunakan menambah pengetahuan siswa. Dalam


novel sejarah terdapat dua tahapan penerapan model menggunakan novel
penting dalam pembelajaran ini yang sejarah ini siswa dapat lebih mudah
dapat mengkontribusikan memahami isi dari novel dan bisa
meningkatkannya semangat belajar menjawab pertanyaan yang didberikan
siswa dalam mengikuti guru.
pembelajaran.Tahapan tersebut adalah Kelebihan dari model
tahapan pelaksaan dan penutup. pembelajaran dengan menggunkan
Tahap pelaksanaan, pada tahap novel sejarah adalah siswa lebih
pembelajaran ini guru bersama siswa memiliki rasa penasaran dan
melaksanakan tanya jawab terkait bersemangat dalam mengikuti
materi yang telah disampaikan melalui pelajaran yang diberikan oleh guru
media pembelajaran, dalam tahap ini karena mereka diberikan sebuah buku
pula kegiatan pembelajaran novel secara individu.Sehingga sudah
diterapkandengan model menggunakan langsung memahami tentang isi dari
novel sejarah dimana siswa diberikan novel tersebut dan dapa menjawab
novel sejarah dan membacanya setelah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
itu guru menyuruh siswa guru. Hal ini dapat menambah
menyimpulkan hasil dari novel yang pengetahuan siswa dan memudahkan
dibacanya dan menjawab pertanyaan siswa dalam mengimgat materi yang
dari guru. Pada kegiatan ini melatih diajarkan. Dibandingkan dengan
siswa dalam pemahaman dalam pembelajaran konvensional yang
menerima pembelajaran.Setelah siswanya hanya mendengarkan
sebagian siswa mendapat bagian untuk penjelasan guru tentang materi yang
menjawab pertanyaan yang diberikan diberikan, sehingga siswa akan merasa
guru, kegiatan selanjutnya mengerjakan bosan dan menmgantuk mendengarkan
soal latihan yang diberikan guru. guru menerangkan materi. Karena
Pada proses pembelajaran ini siswa tidak diberikan suatu rangsangan
siswa lebih aktif dan tertarik untuk yang bisaa merangsang ingatan mereka
belajar sejarah karena bisa membaca dalam memahami materi pembelajaran.
cerita yang berkaitan dengan Oleh sebab itu, maka
pembelajaran sejarah. Hal ini sesuai pemahaman antara kedua kelas tersebut
dengan pernyataan Howell (2014) yang sanagt berbeda, hal ini dapat dilihat
menyatakan bahwa novel sejarah akan dari aktifitas siswa kelas eksperimen
lebih mudah dimengerti daripada dengan penerapan model pembelajaran
sejarah nonfiksi yang ilmiah karena menggunakan novel sejarah
bahasa yang digunakan lebih mudah pemahaman siswa lebih baik
dalam dipahami. dibandingkan siswa kelas kontrol
Maka dengan penerapan model dengan penerapan model pembelajaran
pembelajaran dengan menggunakan konvensional yang hanya menjelaskan
novel sejarah pada kelas XI IPS 3 dapat penjelasan guru saja sehingga siswa
mendorong siswa untuk rajin hanya terpaku pada guru saja.
membaca, hal ini akan menumbuhkan
rasa penasaran tentang apa isi dan akhir
dari novel tersebut dan dapat

155
2021. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 4(2): 142-157

KESIMPULAN Apresiasi Sastra. Bandung.


Setelah dilihat minat dan hasil Sinar Baru Algesindo
belajar dari kedua kelas sampel ini Bank, J., A. (1985). Sejarah Peristiwa
terdapat perbandingan hasil belajar Masa Lalu. Dalam buku Ilmu
antara kelas eksperimen dengan model Sejarah dan Historiografi, Arah
pembelajaran menggunakan novel dan Perspektif
sejarah lebih tinggi dibandingkan Heri, E. (2019). Menggagas Sebuah
dengan kelas control dengan metode Cerpen. Semarang. Alprin
konvensional yang masih rendah. Howell, J. (2014). Popularising
Oleh karena itu, dapat dilihat History: Re-igniting Pre-
bahwa penerapan model pembelajaran Service Teacher and Student
menggunakan novel sejarah dapat Interest in History via
berpengaruh positif terhadap minat dan Historical Fiction. Austral-ian
hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 Journal of Teacher Educa-tion.
dalam mata pelajaran sejarah wajib 39(12): 1-12
dengan materi peristiwa dan tokoh- 10.14221/ajte.2014v39n12.1
tokoh sekitar proklamasi dibandingkan I, G. Wijaya. (1988). Pengantar Ilmu
dengan kelas XI IPS 4 pada materi Sejarah dalam Perspektif
yang sama dengan metode Pendidikan. Semarang. Satya
konvensional. Wacana
Dapat disimpulkan penerapan Fiksi. (2016). Pada KBBI Daring. Diambil
model pembelajaran dengan 05 Sep 2020, dari
menggunakan novel sejarah menjadi https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/
siswa aktif dalam pembelajaran fiksi
sehingga proses pembelajaran menjadi Kardiawarman, K. (2007). Penelitian
lebih bermakna. Pembelajaran bermakna Tindakan Kelas. Jakarta. Ditjen
mendorong siswa untuk lebih PMPTK Depdiknas
termotivasi dalam belajar, apabila telah Khotimah, K. (2018). Minat Belajar
termotivasi akan berdampak positif Siswa. Lampung. Skripsi.
terhadap hasil belajar. Pelajaran sejarah Kurniawan, R. (2017). Antara Sejarah
membutuhkan banyak variasi metode, dan Sastra: Novel Sejarah
contohnya saja perbandingan antara Sebagai Bahan Ajar
memakai metode konvensional dan Pembelajaran Sejarah. Sejarah
memakai metode menggunakan novel dan Budaya: Jurnal Sejarah,
sejarah sangat jauh berbeda minat dan Budaya dan Pengajaran. 11(1)
hasil belajarnya. http://dx.doi.org/10.17977/um0
20v11i12017p055
DAFTAR PUSTAKA Margono, M. (2010). Metodologi
A, M., Sardiman. (1990). Interaksi Dan Penelitian Pendidikan. Jakarta.
Motivasi Belajar Mengajar. Rineka Cipta
Jakarta. Raja Grafindo Persada Mujiyanto, Y & Fuady, A. (2014).
Abrams, M. H. (1981). A Glossary of Kitab Sejarah Sastra Indonesia.
Lit-erary Terms. New York: Yogyakarta. Ombak
Holt, Renehart and Winston Nurgiyantoro, B. (2007). Teori Pengkajian
Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Aminuddin, A. (2004). Pengantar

156
2021. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 4(2): 142-157

Universitas Press
Pujiharto, P. (2012). Pengantar Teori Fiksi.
Yogyakarta. Ombak.
Ridwan, R. (2005). Belajar Mudah
Penelitian Untuk Guru,
Karyawan, dan Peneliti Pemula.
Bandung. Alfabeta
Sudjana, N. (2005). Dasar-Dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung. Sinar
Baru Algensindo
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung. PT Remaja
Rosdakarya
Sugiyono, S. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&B.
Bandung. Alfabeta
Sugiyono, S. (2012). Statistika Untuk
Pendidikan, Bandung. Alfabeta
Tampubolon, T. (1991).
Mengembangkan Minat dan
Kebiasaan Membaca. Bandung.
Angkasa
Tirtonegoro, S. (2001). Anak Super
Normal dan Program
Pendidikannya. Jakarta. Bina
aksara
Winkel, W. S. (1983). Psikologi
Pengajaran. Jakarta. PT.
Gramedia Widia Sarana
Indonesia
Sardiman, S. (2001). Interaksi dan
Motivasi dalam Belajar
Mengajar. Jakarta. Raja
Grafindo Persada

157

Anda mungkin juga menyukai