Anda di halaman 1dari 1

Penyusunan Model Penanggulangan Stunting di Kota Semarang

Najib, SE., MM.(1), Nawawi, S.E., M.A., PhD.(1), Dadang Suhenda, S.K.M., M.A.P.(1), Prof. Dr. Sri Rum
Giyarsih, S.Si., M.Si.(2), Dr. Umi Listyaningsih, S.Si., M.Si (2), Efa Nugroho, S.K.M., M.Kes.(3)

1
Pusat Riset Kependudukan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
2
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada (UGM)
3
Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES)

Abstrak

Permasalahan stunting merupakan salah satu target penanganan pembangunan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang menjadi skala prioritas Pemerintah Indonesia saat ini. Berdasarkan data
Pemantauan Status Gizi (PSG) pada 2019, prevalensi stunting Indonesia tercatat sebesar 27,67
persen. Angka itu masih di atas standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu tidak boleh melebihi 20
persen, sementara prevalensi stunting di Kota Semarang sebesar 21,0 persen sehingga harus
diturunkan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting, namun belum
memperoleh hasil yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model penanggulangan
stunting di Kota Semarang sehingga didapatkan model yang efektif dan efisien dalam meningkatkan
status gizi keluarga berisiko stunting di Kota Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode campuran sekuensial atau bertahap (sequential mixed method).
Metode kuantitatif dan kualitatif digunakan secara bersama-sama dalam satu penelitian sehingga
diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif. Populasi pada penelitian ini
adalah keluarga berisiko stunting yang mempunyai Balita/Baduta di Kota Semarang yang berjumlah
83.397 keluarga. Data kuantitatif di analisis deskriptif dan analisis korelasi (correlational research),
sedangkan data kualitatif dianalisis menggunakan pendekatan tematik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian stunting di Kota semarang itu bermula dari
kemiskinan yang mempengaruhi ketahanan pangan keluarga berisiko stunting, dan dibarengi dengan
buruknya perilaku pemberian makan pada anak serta sanitasi yang kuran baik, sehingga
penanggulangan stunting di Kota Semarang harus menggunakan model atau strategi penggarapan
secara konvergen dan terintegrasi dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Holistik,
Integratif, Tematik, dan Spatial.

Kata kunci : Keluarga berisiko stunting, Kemiskinan, Pangan, Perilaku, Sanitasi.

Anda mungkin juga menyukai